Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HITUNG JENIS LEKOSIT

Disusun oleh :
NAMA : Muhamad Rinaldi
NIM : AK816048
SHIFT :2

YAYASAN BORNEO LESTARI

AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI

BANJARBARU

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Hitung Jenis Leukosit”.
makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah hematologi. Tujuan yang lebih
khusus dari penulisan makalah ini ialah untuk menambah pengetahuan tentang apa hitung jenis
leukosit yang kami sajikan berdasarkan berbagai sumber informasi, referensi, dan
berita.
Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas
untuk menulis makalah ini, serta kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah
memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah
ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala
yang penulis hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Akademi Analis
Kesehatan Borneo Lestari. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat kami harapkan.

Banjarbaru, April 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

2.1 Pengertian Leukosit......................................................................................... 3


2.2 Pengertian Hitung Jenis Leukosit .................................................................. 3
2.3 Pengertian basofil, eosinofil, neutrofil, monosit, dan limfosit ..................... 4
2.4 Cara Kerja Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit .......................................... 8

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 9

3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 9


3.2 Saran ............................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi
sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh,
pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halny adengan
tumbuhan, manusia dan hewan level tinggi punya sistem transportasi dengan darah.
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena
berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya
untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami
gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan
45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu
sekitar sepertiga belas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter. Jenis sel
darah manusia terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (lekosit) dan
trombosit (keping darah).
Sel darah putih (lekosit) merupakan unit yang aktif dari system pertahanan
tubuh. Lekosit berfungsi menyediakan pertahanan yang cepat dankuat terhadap
setiap agen infeksi yang ada. Terdapat beberapa jenis lekosit, yaitu netrofil,
eosinofil, basofil, monosit, limfosit dan megakarosit. Pada orang dewasa terdapat
kira-kira 7000 sel darah putih per millimeter kubik. Peran sel darah putih (lekosit)
yang begitu penting, sehingga seorang manusia perlu dilakukan pengecekan kadar
sel darah putih (lekosit).
Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada dalam
darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit.
Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif
(%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/µl). Sebagai contohnya, dengan limfosit
30% dan leukosit 10.000, limfosit mutlak adalah 30% dari 10.000 atau 3.000.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa pengertian leukosit?
1.2.2. Apa pengertian hitung jenis leukosit ?
1.2.3. Apa yang dimaksud dengan basofil, eosinofil, neutrofil, monosit, dan
limfosit?
1.2.4. Bagaimana cara pemeriksaan hitung jenis leukosit?

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1. Untuk mengetahui pengertian leukosit
1.3.2. Untuk mengetahui pengertian hitung jenis leukosit
1.3.3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan basofil, eosinofil, neutrofil,
monosit, dan limfosit
1.3.4. Untuk mengetahui bagaimana cara pemeriksaan hitung jenis leukosit
BAB II
TINJAUN TEORITIS

2.1. Pengertian Leukosit


Lekosit (White Blood Cell) adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel
darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit
infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak
berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus
dinding kapiler/diapedesis.
Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik
yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai
bagian dari sistem kekebalan tubuh. Leukosit adalah sel heterogen yang memiliki
fungsi yang sangat beragam. Walaupun demikian sel sel ini berasal dari suatu sel
bakal (stem cell) yang berdifferensiasi (mengalami pematangan) sehingga fungsi-
fungsi tersebut dapat berjalan. Maturasi / hematopoesis dari sel leukosit adalah
sebagai berikut :
Stem cell (myeloid)→myeloblast→promyelocyte→metamyelocyte→band
granulocyte→segmented granulocyte (neutrofil, eosinofil, basofil).
Nilai normal leukosit :
Bayi baru lahir 9000 -30.000 /mm3
Bayi/anak 9000 - 12.000/mm3
Dewasa 4000-10.000/mm3
2.2. Pengertian Hitung Jenis Leukosit
Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada dalam
darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit.
Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif
(%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/µl). Sebagai contohnya, dengan limfosit
30% dan leukosit 10.000, limfosit mutlak adalah 30% dari 10.000 atau 3.000.
Hasil pemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses
penyakit dalam tubuh, terutama penyakit infeksi. Tipe leukosit yang dihitung ada
5 yaitu basofil, eosinofil, neutrofil, monosit, dan limfosit.
Untuk melakukan hitung jenis leukosit, pertama membuat sediaan apus darah
yang diwarnai dengan pewarna Giemsa, Wright atau May Grunwald. Amati di
bawah mikroskop dan hitung jenis-jenis leukosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap
jenis sel darah putih dinyatakan dalam persen (%).
2.3. Pengertian basofil, eosinofil, neutrofil, monosit, dan limfosit
2.3.1. Basofil
Basofil adalah jenis leukosit yang terlibat dalam reaksi alergi jangka
panjang seperti asma, alergi kulit, dan lain-lain. Nilai normal dalam tubuh:
0 - 1%. Sel ini jarang ditemukan dalam darah tepi normal. Sel ini
mempunyai banyak granula sitoplasma yang gelap menutup inti serta
mengandung heparin dan histamin. Pada reaksi antigen-antibodi basofil
akan melepaskan histamin dari granulanya. Di dalam jaringan basofil
berubah menjadi sel mast basofil mrmpunyai tempat perlekatan
immunoglobulin E (IgE) dan degranulasinya disertai dengan pelepasan
histamin. Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi
dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan
peradangan.
Basofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah basofil lebih dari 100/µl
darah. Peningkatan basofil terdapat pada proses inflamasi(radang),
leukemia, dan fase penyembuhan infeksi. Penurunan basofil terjadi pada
penderita stress, reaksi hipersensitivitas (alergi), dan kehamilan.
2.3.2. Eosinofil
Eosinofil merupakan jenis leukosit yang terlibat dalam alergi dan
infeksi (terutama parasit) dalam tubuh. Nilai normal dalam tubuh: 1 - 3%.
Sel ini mirip dengan neutrofil kecuali granula sitoplasmanya lebih kasar,
lebih berwarana merah tua, jarang dijumpai lebih dari 3 lobus inti. Sel ini
memasuki eksudat inflamatorik dan berperan khusus dalam respon alergi,
pertahanan terhadap parasit, dan pembuangan fibrin yang terbentuk selama
inflamasi.
Eosinofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah eosinofil lebih dari
300/µl darah. Eosinofilia terutama dijumpai pada keadaan alergi, infeksi
parasit. Histamin yang dilepaskan pada reaksi antigen-antibodi merupakan
substansi khemotaksis yang menarik eosinofil. Penyebab lain dari
eosinofilia adalah penyakit kulit kronik, dan kanker tulang, otak, testis, dan
ovarium.
Eosinopenia adalah suatu keadaan dimana jumlah eosinofil kurang
dari 50/µl darah. Hal ini dapat dijumpai pada keadaan stress seperti syok,
luka bakar, perdarahan dan infeksi berat, juga dapat terjadi pada hiperfungsi
koreks adrenal dan pengobatan dengan kortikosteroid. Pemberian epinefrin
akan menyebabkan penurunan jumlah eosinofil dan basofil, sedang jumlah
monosit akan menurun pada infeksi akut. Walaupun demikian, jumlah
basofil, eosinofil dan monosit yang kurang dari normal kurang bermakna
dalam klinik. Pada hitung jenis leukosit pada pada orang normal, sering
tidak dijumlah basofil maupun eosinofil.
2.3.3. Neutrofil
Neutrofil merupakan sel yang paling cepat bereaksi terhadap radang
dan luka dibanding leukosit yang lain dan merupakan pertahanan selama
fase infeksi akut. Sel ini mempunyai inti padat khas yang terdiri atas 2-5
lobus dan sitoplasma yang pucat dengan batas tida beraturan, mengandung
banyak granula merah-biru (azurofilik) atau kelabu - biru. Granula terbagi
menjadi granula primer yang muncul pada stadium promielosit, dan
sekunder yang muncul pada stadium mielosit dan terbanyak pada neutrofil
matang. Nilai normal dalam tubuh adalah 1 – 5% untuk neutrofil batang dan
50 – 70% untuk neutrofil segmen.
Netrofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah netrofil lebih dari
7000/µl dalam darah tepi. Penyebab biasanya adalah infeksi bakteri,
keracunan bahan kimia dan logam berat, gangguan metabolik seperti
uremia, nekrosia jaringan, kehilangan darah dan radang Banyak faktor yang
mempengaruhi respons netrofil terhadap infeksi, seperti penyebab infeksi,
virulensi kuman, respons penderita, luas peradangan dan pengobatan. Pada
anak-anak netrofilia biasanya lebih tinggi dari pada orang dewasa.
Rangsangan yang menimbulkan netrofilia dapat mengakibatkan dilepasnya
granulosit muda ke peredaran darah dan keadaan ini disebut pergeseran ke
kiri atau shift to the left. Infeksi tanpa netrofilia atau dengan netrofilia
ringan disertai banyak sel muda menunjukkan infeksi yang tidak teratasi
atau respons penderita yang kurang. Pada infeksi berat dan keadaan toksik
dapat dijumpai tanda degenerasi, yang sering dijumpai pada netrofil adalah
granula yang lebih kasar dan gelap yang disebut granulasi toksik.
Netropenia adalah suatu keadaan dimana jumlah netrofil kurang dari
2500/µl darah. Penyebab netropenia dapat disebabkan karena pemindahan
netrofil dari peredaran darah misalnya umur netrofil yang memendek
karena penggunaan obat, gangguan pembentukan netrofil yang dapat terjadi
akibat radiasi atau obat-obatan dan yang terakhir yang tidak diketahui
penyebabnya. Penurunan jumlah neutrofil terdapat pada infeksi virus,
leukemia, anemia defisiensi besi, dan Iain-Iain.
2.3.4. Monosit
Monosit merupakan salah satu leukosit yang berinti besar dengan
ukuran 2x lebih besar dari eritrosit sel darah merah, terbesar dalam sirkulasi
darah dan diproduksi di jaringan limpatik. Nilai normal dalam tubuh: 2 -
8% dari jumlah seluruh leukosit. biasanya berukuran lebih besar dari
leukosit darah tepi lainnya dan mempunyai inti sentral berbentuk lonjong
atau berlekuk dengan kromatin yang menggumpal. Sitoplasmanya yang
banyak berwarna biru dan mengandung banyak vakuola halus sehingga
memberikan gambaran kaca asah (ground-glass-apperance). Granula
sitoplasma juga sering d-glass-apperance. granula sitoplasma juga sering
dijumpai. Monosit membagi fungsi 'pembersih vakum' (fagositosis) dari
neutrofil tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan yaitu
memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut
dapat dihafal dan dibunuh atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk
menjaga.
Monositosis adalah suatu keadaan dimana jumlah monosit lebih dari
750/µl pada anak dan lebih dari 800/µl darah pada orang dewasa.
Monositosis dijumpai pada beberapa penyakit infeksi baik oleh bakteri,
virus, protozoa maupun jamur. Penurunan monosit terdapat pada leukemia
limposit dan anemia aplastik.
2.3.5. Limfosit
Limfosit adalah jenis leukosit agranuler dimana sel ini berukuran
kecil dan sitoplasmanya sedikit.Salah satu leukosit yang berperan dalam
proses kekebalan dan pembentukan antibodi. Nilai normal: 20 - 40% dari
seluruh leukosit. Limfosit adalah sel yang kompeten secara imunologik dan
membantu fagosit dalam petahanan tubuh terhadap infeksi dan invasi asing
lain. Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis
limfosit, yaitu:
a. Sel B
Berfungsi membuat antbodi yang mengikat patogen lalu
menghancurkannya (sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat
mengikat patogen tetapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan
mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai
layanan sistem 'memori').
b. Sel T = CD+4 (pembantu
Berfungsi mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam
infeksi HIV) serta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD+8
(sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus
c. Sel natural killer
Sel pembunuh alami (NK, Natural Killer) dapat membunuh sel tubuh
yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibinuh karena
telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.
Limfositosis adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
jumlah limfosit lebih dari 8000/µl pada bayi dan anak-anak serta lebih dari
4000/µl darah pada dewasa. Limfositosis dapat disebabkan oleh infeksi
virus seperti morbili, mononukleosis infeksiosa; infeksi kronik seperti
tuberkulosis, sifilis, pertusis dan oleh kelainan limfoproliferatif seperti
leukemia limfositik kronik dan makroglobulinemia primer.
Pada orang dewasa limfopenia terjadi bila jumlah limfosit kurang
dari 1000/µl dan pada anak-anak kurang dari 3000/µl darah. Penyebab
limfopenia adalah produksi limfosit yang menurun yang disebabkan oleh
kortikosteroid dan obat-obat sitotoksis.
2.4. Cara Kerja Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit
2.4.1. Cara membuat sediaan apus darah tepi (SADT).
a. Pilihlah kaca obyek yang bertepi betul-betul rata untuk digunakan
sebgai "kaca penghapus" atau boleh digunakan "spreader".
b. Letakkan satu tetes kecil darah pada +- 2-3 MM dari ujung kaca
objek di depan tetes darah.
c. Tarik spreader ke belakang sehingga menyentuh tetes darah, tunggu
sampai darah menyebar pada sudut tersebut.
d. Dengan gerak yang mantap doronglah spreader sehingga terbentuk
apusan darah sepanjang 3-4 cm pada kaca objek. Darah harus habis
sebelum spreader mencapai ujung lain dari kaca objek
e. Hapusan darah tidak boleh terlalu tipis atau terlalu teba;( ketebalan
ini dapat diatur dengan menggunakan sudut antara kedua kaca objek
dan kecepatan menggeser. Makin besar sudut atau makin cepat
menggeser, makin tipis apusan darah yang dihasilkan).
f. Biarkan apusan darah mengering di udara.
2.4.2. Pewarnaan Giemsa
a. Letakkan sediaan apusan darah yang telah kering pada rak
pengecatan.
b. Genangi dengan methanol selama 2 menit.
c. Buang sisa cat dan cuci dengan air mengalir.
d. Genangi dengan larutan giemsa 5% selama 15 menit.
e. Buang sisa cat dan cuci dengan air mengalir.
f. Kering anginkan.
g. Periksa di bawah mikroskop obyektif 40 x atau 100 x + emersi oil
dalam 100 sel leukosit.
BAB II
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik
yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai
bagian dari sistem kekebalan tubuh. Berdasarkan granulasi sitoplasmanya, leukosit
dibedakan menjadi granuler meliputi Basofil, Eosinofil, dan Neutrofil serta
agranuler meliputi Limfosit dan Monosit.
Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada dalam
darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit.
3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap kepada mahasiswa agar lebih
memahami tentang cara menghitung jenis Lekosit agar kesalahan diagnosis dapat
dikurangi.
DAFTAR PUSTAKA

Bakri,Samsyul,dkk.1989.Hematologi.Jakarta:Pesat Pendidikan Tenaga Kesehatan


Departemen Kesehatan RI
Gandosoebrata,R.2010.Penuntun Laboratorium Klinik edisi keenambelas.Jakarta:Dian
Rakyat
Hoffbrand,A.V.2012.Kapita Selekta Hematologi edisi keempat.Jakarta:EGC
Price, Sylvia A & Wilson, Lorraine M. 1992. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta: Alfamedia dan
Kanal Media.
Tjokronegoro, Arjatmo & Utama, Hendra. 1992. Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi Sederhana. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
World Health Organization. 2003. Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium
Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai