Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam pelayanan kesehatan tenaga kesahatan melakukan

pemberdayaaan masyarakat dan keluarga yang menghasilkan

pemberdayaan kesehatan untuk menciptakan masyarakat sehat,bersih dan

jauh dari penyakit.

Dalam sistem kesehatan nasional menyebutkan bahwa cara

masyarakat berperan serta dalam bentuk mengikuti

penelaahan,perencanaan dan pelaksanaan pemecahan masalah kesehatan,

SKN dalam dasar-dasar pembangunan kesehatan nasional menyebutkan

bahwa pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara

dan mempertinggi derajat kesehan masyarakat.

Peran serta masyarakat (PSM) merupakan keikut sertaan

individu,keluarga dan kelompok masyarakat dalam setiap menggerakan

upaya kesehatan yang juga merupakan tanggung jawab sendiri,keluarga

dan masyarakatnya.peran serta masyrakat adalah proses ketika individu

dan keluarga dan serta lembaga swadaya masyarakat,termasuk swasta

bertanggung jawab atas kesejahteraan kesehatan diri sendiri, keluaga dan

masyarakat.

1
1.2 Rumusaan Masalah

Dari pembahasan di atas, adapun rumusan masalah pada makalah ini

yaitu bagaimana peran serta masyarakat, model peran serta masyarakat dan

kebijakan pemerintah dalam peran serta masyarakat?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan peran serta

masyarakat.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep peran serta masyarakat.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep berbagai model upaya

pengembangan masyarakat dalam intervensi keperawatan

komunitas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PSM

Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan

dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta

bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan

masyarakat lingkungannya ( Dep Kes RI, 1997, hal 5 ).

Peran serta masyarakat menurur D.A. Setyawan, 2008 adalah proses

dimana individu, keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta:

mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri, keluarga, dan masyarakat,

mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, keluarga, dan

masyarakat, menjadi pelaku perintis kesehatan dan pemimpin yang

menggerakkan kegiatan masyarakat di bidang kesehatan berdasarkan atas

kemandirian dan kebersamaan.

2.2 Tujuan PSM

Tujuan program peran serta masyarakat (tanpa dibagi menjadi umum

& khusus) adalah meningkatkan peran dan kemandirian, dan kerjasama

dengan lembaga-lembaga non pemerintah yang memiliki visi sesuai;

meningkatkan kuantitas dan kualitas jejaring kelembagaan dan organisasi

non pemerintah dan masyarakat; memperkuat peran aktif masyarakat

3
dalam setiap tahap dan proses pembangunan melalui peningkatan jaringan

kemitraan dengan masyarakat.

2.2.1 Tujuan umum

Untuk meningkatkan jumlah dan mutu upaya masyarakat di bidang

kesehatan.

2.2.2 Tujuan Khusus

1. Meningkatkan kemampuan pemimpin/pemuka masyarakat

dalam menggerakkan upaya kesehatan.

2. Meningkatkan kemampuan organisasi masyarakat dalam

menyelenggarakan upaya kesehatan

3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menggali,

menghimpun dan mengelola dana/sarana masyarakat untuk

kesehatan.

2.3 Sasaran PSM

Adapun sasaran peran serta masyarat yaitu:

1. Tokoh Masyarakat ( To-Ga )

2. Organisasi Masyarakat dan Organisasi Profesi

3. Keluarga dan Dasa Wisma.

4. Keluarga dan Dasa Wisma.

5. Kelompok Masyarakat dengan KebutuhanKhusus

6. Masyarakat Umum di Desa, Kota danPemukiman/kelompok khusus.

4
2.4 Tahapan

Peran serta masyarakat meiliki tahapan – tahapan sebagai berikut:

1. Pendekatan Tingkat Desa.

2. Survey Mawas Diri (Community Self Survey / CS).

3. Musyawarah Masyarakat Desa.

4. Pelatihan Kader.

5. Pelaksanaan Upaya Kesehatan Oleh Masyarakat.

6. Pembinaan Pelestarian Kegiatan.

7. Pengenalan Sosio–Budaya Masyarakat Setempat

2.5 Model PSM

2.5.1 Polindes

Pondok bersalin Desa (POLINDES) adalah salah satu bentuk

peran serta masyarakat dalam menyediakan tempat pertolongan

persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasukKB

didesa (Depkes RI, 1999) polindes dirintis dan dikelola oleh

pamong desa setempat.

1. Tujuan Umum :

memperluas jangkauan peningkatan mutu dan mendekatkan

pelayanan KIA/KB oleh Bidan.

2. Tujuan Khusus:

a. Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan

b. Sebagai tempat pertolongan persalinan

5
c. Sebagai tempat pelayanan kesehatan lain

d. Sebagai tempat untuk konsultasi/pendidikan kesehatan

3. Fungsi Polindes:

a. Ada tenaga bidan yang bekerja penuh sebagai pengelola

polindes

b. Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas dan fungsi

bidan

c. Lokasi dapat dicapai dengan mudah oleh penduduk

sekitarnya dan mudah dijangkau oleh kendaraan roda

empat.

d. Ada tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dan

perawatan post partum(minimal satu tempat tidur)

4. Kegiatan polindes:

a. Memeriksa kehamilan, termasuk memberikan imunisasi TT

pada ibu hamil dan mendeteksi dini resiko tinggi

kehamilan.Menolong persalinan normal dan persalinan

dengan resiko sedang.

b. Memberikan pelayanan kesehatan ibu nifas dan ibu

menyusui.

c. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal,bayi,anak balita

dan anak prasekolah serta imunisasi dasar pada bayi.

6
d. Memberikan pelayanan KB.Mendeteksi dan memberikan

pertolongan pertama pada kehamilan dan persalinan yang

berisiko tinggi baik ibu maupun bayinya.

e. Menampung rujukan dari dukun bayi dan dari kader.

f. Merujuk kelainan kefasilitas kesehatan yang lebih mampu.

g. Melatih dan membina dukun bayi maupun kader.

h. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang gizi ibu hamil

dan anak serta peningkatan penggunaan ASI dan KB.

i. Mencatat serta melaporkan kegiatan yang dilaksanakan

kepada puskesmas setempat.

2.5.2 Pos Obat Desa

Pos Obat Desa adalah salah satu bentuk peran serta

masyarakat berupa upaya pengobatan sederhana bersumber daya

masyarakat.

Pos obat desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal

pengobatan sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai

perluasan kuratif sederhana.

1. Tujuan umum:

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong sendiri

dibidang kesehatan melalui penyediaan obat obatan dan

pengobatan sendiri sebagai pertolongan pertama secara aman

dan tepat.

2. Tujuan Khusus:

7
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang obat dan

upaya pengobatan sederhana terhadap penyakit ringan

didaerah setempat, terutama di daerah yang jauh dari pusat

kesehatan

b. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong

dirinya sendiri di bidang kesehatan, melalui penyediaan obat

dan pengobatan sendiri sebagai pertolongan peratama secara

aman dan tepat.

c. Tersedianya obat yang bermutu dengan harga terjangkau bagi

masyarakat.

2.5.3 Tabulin

Tabungan ini sifatnya insidensial, keberadaannya terutama

pada saat mulainya kehamilan dan dapat berakhir pada saat seorang

ibu sudah melahirkan. Tabungan ini akan sangat membantu

terutama bagi ibu hamil dan keluarganya pada saat menghadapi

persalinan terutama masalah kendala biaya sudah dapat teratasi.

Secara psikologis ibu akan merasa tenang menghadapi saat

persalinan dan karena pengelolaan. Tabulin ini biasanya oleh tokoh

masyarakat atau petugas kesehatan, maka akan menjamin akses ibu

kepada petugas kesehatan. Perlindungan pembiayaan kesehatan

sendiri seharusnya dimiliki setiap orang pada setiap fase

kehidupannya.

Tujuan umum:

8
1. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia

2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama ibu hamil

3. Memotivasi masyarakat terutama ibu hamil, menyisihkan

sebagian dananya untuk ditabung sebagai persiapan persalinan

Keberhasilan pemberdayaan perempuan di sektor kesehatan juga

terlihat pada indikator persalinan yang ditolong medis. Intervensi

yang dilakukan adalah menggiatkan penyuluhan ke tengah

masyarakat, khususnya di pedesaan dan menyediakan lebih banyak

lagi pusat “Pelayanan Kesehatan Masyarakat”, bersama tenaga

medisnya. Pemberdayaan perempuan di sektor kesehatan telah

berhasil meningkatkan usia harapan hidup perempuan.

Salah satu kegiatan isi adalah membuat tabungan ibu bersalin

(Tabulin), Tabulin adalah salah satu Program Kesehatan yang

dinilai sangat positif langsung menyentuh masyarakat. Tabungan

yang bersifat sosial ini sangat membantu warga, terutama mereka

yang berekonomi lemah. Program ini sangat tepat dan efektif dalam

upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Warga tidak akan

merasa terbebani dalam mendukung program tersebut karena

penggalangan dana tabungan dilakukan melalui pola jimpitan

(sejenis iuran sukarela)

Melalui Tabulin, bumil diharapkan bisa menabung sehingga saat

melahirkan tidak mengalami kesulitan biaya persalinan karena

9
sudah ada dana tabungan tersebut. Tabulin merupakan upaya yang

sangat baik untuk menurunkan angka kematian ibu. Meskipun

demikian, cara ini belum 100 % menjamin ibu hamil selamat dari

maut.

2.5.4 Dosolin

Dasolin adalah untuk masyarakat yang pasangan usia subur,

juga ibu yang mempunyai balita dianjurkan menabung yang

kegunaan untuk membantu ibu tersebut saat hamil lagi. Sedangkan

Tabulin hanya untuk ibu hamil saja. Tapi kalau misalkan

Tabulinnya sedikit, bisa dibantu dengan Dasolin tersebut.

Dasolin merupakan suatu upaya pemeliharaan kesehatan diri, oleh,

dan untuk masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan azas

usaha bersama dan kekeluargaan dengan pembiayaan secara pra

upaya dan bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan

masyarakat terutama ibu hamil.

Ciri khas Dasolin adalah dana yang berasal dari masyarakat dalam

bentuk uang atau modal dan benda yang dikelola oleh masyarakat

untuk kepentingan dan kesehatan masyarakat terutama ibu hamil.

Tujuan dasolin:

1. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi

2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama ibu

hamil

10
3. Memotivasi masyarakat, untuk menyisihkan sebagian

dananya untuk ditabung, yang kegunaannya untuk

membantu ibu tersebut saat hamil lagi.

4. Terselenggaranya pemeliharaan kesehatan yang bermutu,

berhasil guna dan berdaya guna.

5. Tersedianya dana yang dihimpun secara pra upaya atu azas

gotong royong

6. Terwujudnya pengelolaan yang efisien dan efektif oleh

lembaga organisasi masyarakat yang melindungi

kepentingan peserta

Dasolin merupakan salah satu bentuk peran serta dan kemandirian

masyarakat dalam bidang kesehatan. Penyelenggaraan dipelihara

melalui kelompok masyarakat yang terorganisasi seperti RT/RW.

LKMD/PKK, Paguyuban, Pengajian, Koperasi dan lain-lain.

2.5.5 Poskestren

Poskestren adalah Pesantren yang memiliki kesiapan dan

kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi

masalah- masalah kesehatan, secara mandiri sesuai dengan

kemampuannya.

Tujuan:

Terwujudnya pesantren yang sehat, serta peduli dan tanggap

terhadap permasalahan kesehatan diwilayah pesantrennya.

2.5.6 Posyandu

11
Posyandu merupakan upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan dasar

dan peningkatan status gizi masyarakat.

1. Tujuan:

a. Menunjang percepatan penurunan angka kematian

ibu(AKI)atau angka kematian bayi(AKB) di indonesia.

b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak

c. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang

peningkatan kemampuan hidup sehat.

d. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan

kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak

e. Meningkatkan dan membina PSM dalam rangka alih

tecnologi untuk mampu mengelola usaha-usaha kesehatan

masyarakat secara mandiri.

f. Meningkatkan peran lintas sektor dalam penyelenggaraan

posyandu terutama berkaitan dengan penurunan AKI da AKB

2. Fungsi Posyandu

a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih

informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat

dan antar sesama.

b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan

dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

12
2.6 Kebijakan PSM

1. Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

Bab 1

Ketentuan Umum

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1) Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

produktif secara sosial dan ekonomis.

2) Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana,

tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan

serta fasilitas pelayanan kesehatan dan teknologi yang

dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang

dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau

masyarakat.

3) Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat

yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan

13
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif

yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau

masyarakat.

Bab 3

Hak dan Kewajiban

Bagian 1

Hak

Pasal 4

Setiap orang berhak atas kesehatan.

Pasal 5

1) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses

atas sumber daya di bidang kesehatan.

2) Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan

kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.

3) Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab

menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi

dirinya.

Pasal 6

14
Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi

pencapaian derajat kesehatan.

Pasal 7

Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang

kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab.

Pasal 8

Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan

dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang

akan diterimanya dari tenaga kesehatan.

Bagian Kedua

Kewajiban

Pasal 9

1) Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1); pelaksanaannya

meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya kesehatan

masyarakat, dan pembangunan berwawasan kesehatan.

Pasal 10

Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya

memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial.

Pasal 11

15
Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan,

mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.

Pasal 12

Setiap orang berkewajiban menjaga dan meningkatkan derajat

kesehatan bagi orang lain yang menjadi tanggung jawabnya.

Pasal 13

1) Setiap orang berkewajiban turut serta dalam program jaminan

kesehatan sosial.

2) Program jaminan kesehatan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Bab 4

Tanggung Jawab Pemerintah

Pasal 14

Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur,

menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya

kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat.

2. Undang-Undang Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan

Bab I

16
Ketentuan Umum

Pasal 1

1) Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan keperawatan

kepada individu, keluarga, kelompok,atau masyarakat, baik dalam

keadaan sakit maupun sehat.

2) Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional

yang merupakan bagian integral dari pelaynan kesehatan yang

didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada

individu, keluarga, kelompok,atau masyarakat baik sehat mapun

sakit.

3) Asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi perawat dengan

klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan

kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya.

Pasal 2

Praktik Keperawatan berasaskan:

1) perikemanusiaan;

2) nilai ilmiah

3) etika dan profesionalitas;

4) manfaat;

5) . keadilan;

6) pelindungan; dan

7) kesehatan dan keselamatan Klien.

17
Pasal 3

Pengaturan Keperawatan bertujuan:

1) meningkatkan mutu Perawat

2) . meningkatkan mutu Pelayanan Keperawatan;

3) memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada Perawat

dan Klien; dan

4) meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Bab 6

Hak Dan Kewajiban

Bagian Kesatu

Hak dan Kewajiban Perawat

Pasal 36

Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berhak:

1) memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas

sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur

operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

2) memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari Klien

dan/atau keluarganya.

3) menerima imbalan jasa atas Pelayanan Keperawatan yang telah

diberikan;

18
4) menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan dengan

kode etik, standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur

operasional, atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan; dan

memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar.

Pasal 37

Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berkewajiban:

1) melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan Keperawatan sesuai

dengan standar Pelayanan Keperawatan dan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan;

2) memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode etik,

standar Pelayanan Keperawatan, standar profesi, standar prosedur

operasional, dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;

3) merujuk Klien yang tidak dapat ditangani kepada Perawat atau

tenaga kesehatan lain yang lebih tepat sesuai dengan lingkup dan

tingkat kompetensinya;

4) mendokumentasikan Asuhan Keperawatan sesuai dengan standar;

5) memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas, dan mudah

dimengerti mengenai tindakan Keperawatan kepada Klien dan/atau

keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya;

6) melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga

kesehatan lain yang sesuai dengan kompetensi Perawat; dan

19
7) melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Bagian Kedua

Hak dan Kewajiban Klien

Pasal 38

Dalam Praktik Keperawatan, Klien berhak:

1) mendapatkan informasi secara, benar, jelas, dan jujur tentang

tindakan Keperawatan yang akan dilakukan;

2) meminta pendapat Perawat lain dan/atau tenaga kesehatan lainnya;

3) mendapatkan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan kode etik,

standar Pelayanan Keperawatan,

4) standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan

Peraturan Perundang-undangan;

5) memberi persetujuan atau penolakan tindakan Keperawatan yang

akan diterimanya; dane. memperoleh keterjagaan kerahasiaan

kondisi kesehatannya.

Pasal 39

20
1) Pengungkapan rahasia kesehatan Klien sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 38 angka 5 dilakukan atasdasar:

a) kepentingan kesehatan Klien;

b) pemenuhan permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka

penegakan hukum;

c) persetujuan Klien sendiri;

d) kepentingan pendidikan dan penelitian; dan

e) ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

2) Ketentuan lebih lanjut mengenai rahasia kesehatan Klien diatur

dalam Peraturan Menteri.

Pasal 40

Dalam Praktik Keperawatan, Klien berkewajiban:

1) memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur tentang masalah

kesehatannya;

2) mematuhi nasihat dan petunjuk Perawat;

3) mematuhi ketentuan yang berlaku di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;

dan

4) memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 Puskesmas

Bab I

Ketentuan Umum

Pasal 1

21
1) Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang di gunakan

untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,

preventif, kuratif,maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh

pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.

2) Pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas

adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat

pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan

preventif,untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setingi-

setinginya di wilayah kerjanya.

3) Upaya kesehatan masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM

adalah kegiatan untuk melihata dan meningkatkab kesehatan serta

mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan

sasaran keluarga, keluarga,dan masyarakat.

4) Upaya kesehatan perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP

adalah suatu kegiatan dan /atau serangkaian kegiatan pelayanan

kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,

penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit

dan memulihkan kesehatan perorangan.

Pasal 2

1) Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas

bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:

22
a) memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat;

b) mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;

c) hidup dalam lingkungan sehat;dan

d) memiliki derajad kesehatan yang optimal, baik individu,

keluarga, kelompok,dan masyarakat.

2) Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mendukung terwujudnya

kecamatan sehat.

Bab II

Prinsip Penyelenggaraan, Tugas, Fungsi, dan Wewenang

Pasal 4

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam

rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Pasal 5

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4,

Puskesmas menyelenggarakan fungsi:

1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya;dan

2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya

23
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2016 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan

Pendekatan Keluarga (PIS-PK)

Pasal 1

Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan

Keluarga bertujuan untuk:

1) Meningkatkan akses keluarga beserta anggotanya terhadao

pelayanan kesehatan yang komperenshif,meliputi pelayanan

promotif dan preventif sert pelayanan kuratif dan rehabilitatif

dasar.

2) Mendukung pencapaian standar pelayanan minimal

kabupaten/kota; melalui peningkatan akses dan skrining kesehatan;

3) Mendukung pelaksanaan jaminan kesehatan nasional dengan

meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta

Jaminan Kesehatan Nasional;dan

4) Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam

rencana strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019.

Pasal 2

1) Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga terdiri atas

4 (empat) area prioritas yang meliputi:

a) Penurunan angka kematian ibu dan bayi;

b) Penurunan prevalensi balita pendek (Stunting);

c) Penanggulangan penyakit menular;dan

24
d) Penanggulangan penyakit tidak menular.

2) Area prioritas sebagaimana diamksud pada ayat (1) dilaksanakan

dengan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya

kuratif dan rehabilitatif oleh tenaga kesehatan sesuai kompetensi

dan kewenangannya.

3) Area prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

sesuai dengan standar, pedoman, dan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 3

1) Dalam rangka penyelengaraan Program Indonesia Sehat dengan

Pendekatan Keluarga, ditetapkan 12 (dua belas) indikator utama

sebagai penanda status kesehatan sebuah keluarga sebagai

berikut:

a) Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB);

b) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan;

c) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;

d) Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif;

e) Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan;

f) Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai

standar;

g) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur;

h) Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak

diterlantarkan;

25
i) Anggota keluarga tidak ada yang merokok;

j) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN)

k) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih ;dan

l) Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.

2) Pemerintah daerah dapat menetapkan indikator tambahan selain

indikator utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai

dengan kondisi dan kebutuhan daerah.

Pasal 4

Ketentuan labih lanjut mengenai penyelenggaraan Program

Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga diatur dalam pedoman

sebagaimana tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 5

1) Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan

Keluarga dilaksanakan oleh Puskesmas.

2) Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan

Keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

untuk memperkuat fungsi Puskesmas dalam penyelenggaraan

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan

Perorangan (UKP) di tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Pasal 6

26
1) Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan

Keluarga di tingkat Puskesmas dilakukan melalui kegiatan:

a) melakukan pendataan kesehatan seluruh anggota keluarga;

b) membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas;

c) menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan,

dan menyusun rencana Puskesmas;

d) melaksanakan kunjungan rumah dalam upaya promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitatif

e) melaksanakan pelayanan kesehatan (dalam dan luar

gedung) melalui pendekatan siklus hidup; dan

f) melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas.

2) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diintegrasikan ke

dalam langkah-langkah penguatan manajemen Puskesmas.

3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Petunjuk Teknis Penguatan

Manajemen Puskesmas dengan Pendekatan Keluarga tercantum

dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 7

1) Pembiayaan penyelenggaraan program Indonesia sehat dengan

pendekatan keluarga dibebankan pada Anggaran Belanja dan

Pendapatan Daerah (APBD), Anggaran Belanja dan Pendapatan

Negara (APBN), dan dana lain yang sah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

27
2) Pelaksanaan pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 8

1) Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan

pengawasan terhadap penyelenggaraan program Indonesia Sehat

dengan pendekatan keluarga sesuai dengan kewenangan masing-

masing.

2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) ditujukan untuk meningkatkan akses keluarga terhadap

pelayanan kesehatan yang komprehensif dan mencapai tujuan

program Indonesia sehat.

3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilaksanakan melalui:

a) advokasi dan sosialisasi;

b) pendidikan dan pelatihan; dan

c) pemantauan dan evaluasi.

28
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan

dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta

bertanggung jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan

masyarakat lingkungannya ( Dep Kes RI, 1997, hal 5 ).

Peran serta masyarakat memiliki beberapa bentuk upaya untuk

meningkatkan jumlah dan mutu pelayanan masyarakat di bidang kesehatan

yaitu unit kesehatan bersumberdaya masyarakat yang merupakan wujud serta

pengembaangunan masyarakat dalam kesehatan yang diharapkan

berkembang kearah bentuk ideal yaitu kegiatan posyandu, Polindes, Pos Obat

Desa, Poli Gizi, Pos KB Desa, Pos Kesehatan Pesantren, Saka Bakti Husada

dan lain-lain.

Yang memiliki kebijakan pemerintah dibidang kesehatan dengan

praktek keperawatan komunitas yang berdasarkan UUD 1945,Undang-

Undang Kesehatan no.23 tahun 1992, KepMenPan no 94 tahun 2001, sistem

kesehatan 2004 yang meliputi unit kegiatan masyarakat dan perorangan,

perkesmas, peran perawat minimal dengan pendekatan nursing process atau

asuahan keperawatan.

29

Anda mungkin juga menyukai