Anda di halaman 1dari 11

PENGUKURAN SEL BAKTERI

Laporan Praktikum
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mikrobiologi
yang dibina oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd

Oleh :
Kelompok 2/Offering C 2017
Dorris Ningtyas Bidarsis (170341615113)
Dwi Agustin N. H (170341615074)
Farira Mujtahida (170341615011)
Hidayati Maghfiroh (170341615082)
M. Sukarno Putra (170341615063)
Vindy Arisqa (170341615006)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Februari 2019
A. Tema : Pengukuran Sel Bakteri
B. Waktu : 6 Februari 2019
C. Tujuan :
1. Untuk memperoleh keterampilan menera skala mikrometer okuler
2. Untuk mengukur sel bakteri
D. Dasar Teori
Mikroba berukuran sangat kecil dan untuk mengetahui ukurannya
diperlukan mikrometer. Mikrometer merupakan kaca berskala dan dikenal
2 jenis mikrometer yaitu mikrometer okuler dan mikrometer objektif.
Mikrometer okuler dipasang pada lensa okuler mikroskop, sedangkan
mikrometer objektif berbentuk slide yang ditempatkan pada meja preparat
mikroskop. Jarak antar garis skala pada mikrometer okuler tergantung pada
perbesaran lensa objektif yang digunakan yang menentukan lapang pandang
mikroskop. Jarak ini dapat ditentukan dengan mengkalibrasi antara
mikrometer okuler dan objektif. Mikrometer objektif memiliki skala yang
telah diketahui, menjadi tolak ukur untuk menentukan ukuran skala
mikrometer okuler. 1 skala mikrometer objektif = 0,01 mm/10 µm
(Acharya, 2007).
Berbagai jenis bakteri mempunyai ukuran yang beragam, mulai dari
1 𝜇m. Dimensi sel pada umumnya dinyatakan dalam satuan mikrometer
(𝜇m), yaitu suatu satuan ukuran yang besarnya 1/1000 mm. Pengukuran
yang tepat terhadap sel bakteri dapat dilakukan dengan menggunakan
mikrometer okuler. Namun demikian, sebelum digunakan mikrometer
okuler ini harus ditera lebih dahulu harga skalanya dengan memakai
mikrometer objektif yang memiliki harga skala yang pasti (Hastuti, 2018).
Kalibrasi dilakukan dengan menghimpitkan skala mikrometer
objektif dan okuler pada perbesaran yang diinginkan. Skala ke nol (garis
pertama) kedua mikrometer disimpulkan menjadi 1 garis kemudian dilihat
pada skala ke berapa kedua jenis mikrometer tersebut bertemu/berhimpit
kembali. Dari hasil tersebut dapat diketahui satu satuan panjang pada skala
mikrometer okuler itu berdasarkan beberapa jumlah skala kecil mikrometer
objektif yang berada di antara garis yang berhimpit tadi (Volk & Margareth,
1998).
E. Alat dan Bahan
Alat:
1. Mikroskop
2. Mikrometer okuler (occuler micrometer)
3. Mikrometer kerja (stage mikrometer)
Bahan:
1. Sediaan Bakteri yang telah diwarnai
2. Kertas penghisap
3. Kertas lensa
4. Alkohol 70%
5. Lisol
6. Sabun cuci
7. Lap
F. Prosedur Kerja
1. Menera Mikrometer Okuler

Pasanglah mikrometer okuler pada bagian mikroskop yang biasanya dipakai sebagai
tempat lensa okuler

Pasanglah mikrometer meja pada meja benda pada mikroskop

Aturlah posisi garis skala mikrometer okuler dan mikrometer meja sehingga titik nol
kedua mikrometer ini berada pada suatu garis lurus

Amatilah garis skala keberapakah dari mikrometer okuler yang berada pada sat
ugaris dengan skala mikrometer meja (selain titik nol)
2. Mengukur Sel Bakteri

Lepaskan mikrometer meja dari meja benda mikroskop, kemudian pasanglah


sediaan bakteri yang telah diwarnai pada tempat tersebut.

Aturlah posisi sel-sel bakteri sehingga berada pada bidang skala mikrometer okuler.
Hal ini dapat dilakukan dengan memutar mikrometer okuler

Ukurlah panjang sel atau diameter sel dalam millimetre, berdasarkan harga tiap
skala mikrometer okuler yang telah ditera. Pengukuran dilakukan pada sel-sel dari
masing-masing koloni yang diperiksa. Tiap preparat dipilih 3 sel untuk diukur, lalu
dihitung reratanya. Bakteri yang berbentuk kokus hanya diukur diameter selnya saja,
sedang bakteri yang berbentuk basil diukur panjang dan diameter selnya.

G. Hasil Pengamatan
1. Peneraan Mikrometer Okuler

Perbesaran 400 X Perbesaran 1000 X


Mikroskop Okuler = 40 Mikroskop Okuler = 20
Mikroskop Objektif = 5 Mikroskop Objektif = 1
2. Pengukuran Sel Bakteri (Perbesaran 1000 X)
a. Panjang
Bakteri U1 U2 U3
Koloni 1

5 5 6
Koloni 3 - - -
b. Diameter
Bakteri U1 U2 U3
Koloni 1

1 2 1
Koloni 3

1 1 1

H. Analisis Data
1. Peneraan Mikrometer Okuler
a) Pada perbesaran 400 X
40 skala mikrometer okuler = 5 skala mikrometer objektif
= 5 x 0,01 mm
= 0,05 mm
0,05
1 skala mikrometer okuler = mm
40

= 0,00125 mm
= 1,25 μm Perbesaran 400 X
b) Pada perbesaran 1000 X
20 skala mikrometer okuler = 1 skala mikrometer objektif
= 1 x 0,01 mm
= 0,01 mm
0,01
1 skala mikrometer okuler = mm
20

= 0,0005 mm
= 0,5 μm Perbesaran 1000 X
2. Pengukuran Sel Bakteri (Perbesaran 1000 X)
a) Panjang
Koloni 1
U1 5 x 0,5 = 2,5 μm
2,5 + 2,5 + 3
U2 5 x 0,5 = 2,5 μm 𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 2,67 μm
3

U3 6 x 0,5 = 3 μm
Panjang koloni 1 = 2,67 x 0,5 μm
= 1,335 μm
b) Diameter
Koloni 1
U1 1 x 0,5 = 0,5 μm
0,5+1+0,5
U2 2 x 0,5 = 1 μm 𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 0,67 μm
3

U3 1 x 0,5 = 0,5 μm
Ø Koloni 1 = 0,67 x 0,5 μm
= 0,335 μm
Koloni 3
U1 1 x 0,5 = 0,5 μm
0,5+0,5 +0,5
U2 1 x 0,5 = 0,5 μm 𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 0,5 μm
3

U3 1 x 0,5 = 0,5 μm
Ø Koloni 3 = 0,5 x 0,5 μm
= 0,25 μm
I. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis pada pengukuran sel
bakteri yang dilakukan dengan mengambil 2 jenis koloni bakteri yang
berbeda yang kemudian setiap koloni diambil 3 sel bakteri berbeda yang
diukur panjang serta diameternya. Pada praktikum kali ini menggunakan
pengamatan dari koloni 1 dan koloni 3 karena pada saat mengamati koloni
2 dalam pewarnaanya kurang sempurna sehingga menggunakan koloni 3
sebagai objek amatan.
Pengukuran panjang dan diameter sel bakteri menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 10 x 40 dan 10 x 100. Pada koloni bakteri 1
setelah dilakukan 3 kali ulangan pengukuran didapatkan hasil panjang sel
bakteri setiap skala mikrometer okuler senilai 2,67 µm, dengan diameter
0,67 µm. Pada koloni bakteri 3, pengukuran panjang dan diameter sel
bakteri menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x 40 dan 10 x 100.
Pada koloni bakteri 3 setelah dilakukan 3 kali ulangan pengukuran tidak
didapatkan hasil panjang sel bakteri dikarenakan bakteri yang berbentuk
kokus tidak memiliki panjang, melainkan hanya dapat diukur diameternya
saja, yaitu 0,5 µm.
Pada pengukuran panjang sel bakteri koloni 1 sesuai dengan teori
yang dijelaskan oleh Pelczar & Chan (1986) yang menjelaskan bahwa
bakteri yang paling umum dipelajari di dalam praktikum
mikrobiologi berukuran kira-kira 1,0 x 2,0 sampai 5,0 µm. Bentuk batang
yang berukuran rata-rata seperti bakteri tifoid dan disentri mempunyai lebar
0,5 sampai 1 µm dan panjang 2 sampai 3 µm. Sel beberapa spesies bakteri;
panjangnya dapat melebihi 100 µm dan diameternya berkisar dari 0,1
sampai 0,2 µm. (Tarigan, 1988). Namun, pada pengukuran sel bakteri
koloni 3 yang didapatkan dalam praktikum kali ini sesuai dengan teori yang
Tarigan (1988) yang menjalaskan bahwa ukuran besar bakteria bervariasi,
tergantung dari spesiesnya. Rata-rata ukuran diameter dan panjang bakteri
patogen yang berbentuk batang kira-kira 0,5 µm dan 2 µm, sedangkan
bakteri non patogen yang berbentuk batang dapat mencapai diameter 4 µm
dan panjangnya 20 µm. Sedangkan menurut Kusnadi (2003), bentuk dan
ukuran sel bakteri bervariasi, ukurannya berkisr 0,4-2,0 mm. Bentuk sel
bakteri dapat terlihat dengan mikroskop cahaya, dapat berbentuk kokus
(bulat), basil (batang), dan spiral. Pada pengamatan ini sel bakteri yang
didapatkan pada medium agar lempeng berbentuk basil pada koloni 1 dan
kokus pada koloni 3.

J. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum pengukuran sel bakteri yang telah
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Skala mikrometer okuler ditera dengan mikroskop cahaya dengan
perbesaran 40 x 10 diperoleh harga setiap satu skala mikrometer okuler
sebesar 1,25 µm, sedangkan peneraan dengan perbesaran 100 x 10
diperoleh harga setiap satu skala mikrometer okuler sebesar 0,5 µm.
2. Pengukuran sel bakteri pada koloni 1 dengan bentuk kokus diperoleh
rata-rata panjang bakteri sebesar 1,335 µm dengan rata-rata diameter
sebesar 0,67 µm. Pada koloni bakteri 3 diperoleh rata-rata diameter sel
bekteri sebesar 2,5 µm.

K. Diskusi
1. Tulislah hasil perhitungan peneraan harga skala mikrometer okuler
pada pembesaran 400 X dan 1000 X. Mengapa perlu dilakukan
peneraan pada kedua macam pembesaran tersebut?
Jawab:
a) Pada perbesaran 400 X
Mikroskop Okuler = 40
Mikroskop Objektif = 5
40 skala mikrometer okuler = 5 skala mikrometer objektif
= 5 x 0,01 mm
= 0,05 mm
0,05
1 skala mikrometer okuler = mm
40

= 0,00125 mm
= 1,25 μm Perbesaran 400 X
b) Pada perbesaran 1000 X
Mikroskop Okuler = 20
Mikroskop Objektif = 1
20 skala mikrometer okuler = 1 skala mikrometer objektif
= 1 x 0,01 mm
= 0,01 mm
0,01
1 skala mikrometer okuler = mm
20

= 0,0005 mm
= 0,5 μm Perbesaran 1000 X
Perlu dilakukan peneraan pada pembesaran 400 X dan 1000 X karena sel
bakteri pada pengamatan mikroskop minimal bisa terlihat pada perbesaran
400X dan 1000X. Peneraan harga skala mikrometer okuler perlu dilakukan
agar dapat mengetahui harga skala mikrometer pada mikroskop yang
digunakan. Hal ini disebabkan setiap mikroskop memiliki harga skala yang
berbeda. Begitu pula dengan perbesaran yang digunakan. Jika perbesarannya
berbeda maka harga skalanya juga akan berbeda. Jadi perlu diketahui masing-
masing harga skalanya, sebab kedua jenis perbesaran ini yang digunakan dalam
pengukuran.
2. Tulislah hasil pengukuran sel bakteri yang diamati dalam 3 ulangan, lalu
hitunglah nilai reratanya. Mengapa sel bakteri yang berbentuk basil harus
diukur panjang dan diameter selnya, sedang sel bakteri yang berbentuk kokus
hanya diukur diameter sel saja?
Jawab:
Pengukuran Sel Bakteri (Perbesaran 1000 X)
a) Panjang
Koloni 1
U1 5 x 0,5 = 2,5 μm
2,5 + 2,5 + 3
U2 5 x 0,5 = 2,5 μm 𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 2,67 μm
3

U3 6 x 0,5 = 3 μm
Panjang koloni 1 = 2,67 x 0,5 μm
= 1,335 μm
b) Diameter
Koloni 1
U1 1 x 0,5 = 0,5 μm
0,5+1+0,5
U2 2 x 0,5 = 1 μm 𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 0,67 μm
3

U3 1 x 0,5 = 0,5 μm
Ø Koloni 1 = 0,67 x 0,5 μm
= 0,335 μm
Koloni 3
U1 1 x 0,5 = 0,5 μm
0,5+0,5 +0,5
U2 1 x 0,5 = 0,5 μm 𝑅𝑒𝑟𝑎𝑡𝑎 = = 0,5 μm
3

U3 1 x 0,5 = 0,5 μm
Ø Koloni 3 = 0,5 x 0,5 μm
= 0,25 μm
Sel bakteri yang berbentuk basil harus diukur panjang dan diameter selnya
karena bakteri bentuk basil atau batang memiliki ukuran yang berbeda antara
panjang dan lebarnya. Sedangkan bakteri bentuk kokus hanya diukur
diameternya saja karena dari semua bidang pengukuran menunjukkan diameter
yang sama sehingga cukup dilakukan pengukuran pada diameternya saja.

Daftar Rujukan
Acharya, T. 2007. Colony Morphology of Bacteria. Nepal: Department of
Microbiology and Immunology.
Hastuti, Sri Utami. 2018. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press.
Pelczar, M, J. & Chan, E.C.S.. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Tarigan, J. 1988. Pengantar mikrobiologi. Jakarta: Depertemen Pendidikan dan
Kebudayaan Proyek pengembangan lembaga pendidikan tenaga
kependidikan.
Volk, S, A & Margareth, F, W. 1998. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai