Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGAMATAN GERAK BAKTERI

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi


yang diampu oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd

Oleh:
Kelompok 2/Offering I 2017
1. Alfi Nur Faizah 170342615558
2. Delia Wahyu Pangesti 170342615524
3. Farida Ariyani 170342615518
4. Indah Fitriyah 170342615519
5. Moch. Sholeh 170342615546
6. Nur Fadlilah Hasyim 170342615545

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2019
A. TANGGAL PRAKTIKUM
19 Februari 2019
B. TOPIK
Pengamatan Gerak Bakteri
C. TUJUAN
1. Untuk menentukan ada atau tidak adanya kemampuan gerak bakteri
2. Untuk mengamati gerak bakteri.
D. DASAR TEORI
Bakteri dapat bergerak dengan berbagai cara. Gerakan bakteri dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu gerak dengan flagel (aktif) dan gerak tanpa flagel, yang bergerak
aktif disebabkan oleh gerakan rotasi flagel. Kemampuan untuk bergerak tanpa flagel
dimiliki oleh bakteri-bakteri meluncur, diantaranya miksobakteri, sianobakteri dan
kelompok bakteri lain, maupun Spirochaeta. (Schlegel, 1994).

Gambar 1. Macam-macam flagel


Sumber: Ferawati, 2012

Penyusunan Flagel
Penyusunan flagel (cemeti) pada sel bakteri merupakan ciri khas bagi
eubakteria yang bergerak. Flagela-falgela tersebut disematkan secara polar atau lateral
pada bakteri-bakteri yang berbentuk batang. Diantara bakteri yang berflagel
monopolar, hanya sedikit yang dilengkapi dengan flagel tunggal (“monotrich”)
sehingga flagelnya tebal sekali, misalnya pada Vibrio metshnikovii. Flagel yang
nampak dan berfungsi sebagai flagel tunggal pada kebanyakan bakteri yang berflagel
monopolar atau bipolar adalah berkas berkas flagel yang terdiri dari 2-50° flagel
(“politrich”). Bakteri yang berflagel monopolar “politrich” disebut juga “ophotrich”,
misalnya pada Pseudomonas dan Chromatium. Yang berfalgel bipolar “politrich”
dinamakan flagel “amphitrich”, misalnya pada Spirillum. Flagel pada bakteri
peritrich”, misalnya pada Enterobacteriaceae, Bacillaceae dan lain-lain, tersemat di
sepanjang sel atau pada semua sisi. (Schlegel, 1994).

Gambar 2. Bakteri berflagel “politrich” - Pseudomonas


Sumber: Manson, 1977

Gambar 3. Bakteri berflagel “politrich”


Sumber: Manson, 1977

Mengenali Flagel
Pada sejumlah kecil bakteri, flagelnya dapat dilihat dengan mikroskop
lapangan terang atau kontras fase, misalnya pada Chromatium okenii, Bdelovibrio,
Thiospirillium. Pad banyak bakteri lain, flagel dan ruang renangnya harus nampak
pada penyinaran lapangan gelap. Untuk menampakkan flagel secara paling sederhana,
yaitu menempelinya dengan endapan pewarna atau endapan logam atau diamati
dibawah mikroskop elektron. (Schlegel, 1994).
Fungsi Flagel
Pada kebanyakan bakteri yang berflagel polar, flagel dapat bertindak sebagai
pendorong (seperti baling-baling pada perahu) dan mendorong sel melintasi medium.
Flagelnya merupakan benang-benang yang terpintal dalam bentuk heliks, yang
digerakkan oleh “mesin rotasi” yang terdapat pada tempat penyematan di dalam
sitoplasma dna flagel berputar mengelilingi sebuah poros fiktif seperti garis sekrup.
Gerakan ini dapat dilakukan oleh flagel tunggal atau oleh ikat flagel.
Flagel dapat membalikkan arah putar secara spontan atau oleh rangsangan dari
luar. Pada beberapa bakteri yang berflagel polar, pembalikkan arah putar flagel
berakibat membaliknya arah gerakan badan sel. Pada spiril yang berflagel
“amphitrich”, kadang-kadang berkas flagel terlipat balik diatas badan sel. (Schlegel,
1994).
Susunan Halus Flagel
Flagel adalah benang-benang yang terikat secara heliks. Flagel berbagai
bakteri dapat dibedakan berdasarkan tebalnya, panjangnya, maupun panjang dan
amplitudo garis putar sekrup. Filamen flagel terdiri dari protein khas, yaitu flagelin.
Protein ini terdiri subunit dengan massa moleku relatif rendah. Komponen-komponen
ini tersusun secara heliks mengelilingi ruang rongga aksial. Flagel terdiri atas tiga
bagian, yaitu :filamen flagel, sebuah cantelan flagel dekat permukaan sel dan sebuah
benda basal. (Schlegel, 1994).
Pergerakan flagella membutuhkan energi dari sel. Organisme yang mempunyai
flagella peritrik pada umumnya pergerakannya lurus dan lambat, sedangkan yang
mempunyai flagel polar bergerak lebih cepat, berputar-putar dan berpindah-pindah
arah. (Fardiaz, 1992)
Beberapa organisme prokariot dapat bergerak namun tidak memiliki organ
pergerakan atau flagella. Organisme tersebut bergerak dengan cara meluncur atau
gliding, dan akan bergerak jika mengalami kontak dengan suatu permukaan padat,
tetapi tidak akan bergerakjika terdapat dalam bentuksuspensi di dalam cairan. (Fardiaz,
1992)
Dalam mengamati pergerakan bakteri di bawah mikroskop harus dibedakan
antara pergerakan sejati yang disebabkan oleh flagella dengan pergerakan Brown
(Brownian motion) yang terjadi juga pada sel yang telah mati. Pergerakan brown
adalah pergerakan yang terjadi pada semua benda kecil di dalam air, disebabkan oleh
pergerakan molekul air yang dipindahkan ke benda-benda kecil tersebut. (Fardiaz,
1992)
Bakteri yang memperlihatkan pergerakan Brown, gerakannya tidak teratur dan
tidak terarah. Hanya benda-benda kecil yang memperlihatkan pergerakan Brown
sedangkan bakteri yang berukuran besar dan khamir pergerakannya kecil sekali atau
tidak ada sama sekali. (Fardiaz, 1992).
E. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
 Mikroskop
 Kaca benda cekung
 Jarum inokulasi ujung lurus
 Jarum inokulasi ujung berkolong
 Kaca penutup
 Lampu spiritus
2. BAHAN
 Biakan bakteri yang diperoleh dari kegiatan ke-II
 Aquades steril
 Kertas penghisap
 Alcohol 70%
 Ledium miring 2 buah
 Lap
 Korek api
 Sabun cuci
 Lisol
 Tissue
 Minyak imersi
 Xylol
 Kertas Lensa
F. CARA KERJA

Diambil sebuah kaca benda Diambil sebuah kaca penutup


cekung yang bersih, lalu yang bersih, lalu dilewatkan di
dilewatkan di atas api lampu atas api lampu spiritus.
spiritus.

Secara aseptik diambil sedikit


inokulum yang berasal dari
koloni bakteri yang akan Di teteskan satu ose aquades
diperiksa. Cara ini dilakukan steril di atas kaca penutup.
dengan menggunakan jarum
inokulasi ujung lurus.
Disentuhkan inokulum pada Ditelungkupkan bagian
cekung dari kaca benda
tetesan aquades steril pada kaca
cekung tepat di atas kaca
penutup, lalu diratakan perlahan-
lahan. penutup yang telah diberi
inokulum.

Dibalikkan dengan cepat kaca


benda dan kaca penutup,
Diamati preparat dibawah diusahakan agar tetesan
mikroskop. aquades tersebut
menggantung dan terkurung
di dalam cekungan kaca
benda.

Dicatat bentuk sel dan


kemampuannya untuk bergerak.
Dimasukkan data ke dalam tabel
hasil pengamatan.

G. DATA

Koloni 1 Koloni 2

Tidak Bergerak (pasif) Tidak Bergerak (pasif)

Tabel 1. Pengamatan gerak bakteri


H. ANALISIS DATA
Pengamatan macam gerak bakteri kali ini menggunakan sampel bakteri yang
dibiakkan dalam medium agar yang berumur lebih dari dua minggu. Bakteri yang diamati
diambil dari dua koloni yang berbeda. Masing-masing bakteri pada dua koloni memiliki
bentuk yang sama, yaitu bacil pada koloni 1 dan koloni 2. Dari kedua koloni menunjukkan
bahwa bakteri menunjukkan gerak negative atau tidak bergerak.
I. PEMBAHASAN
Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop. Dalam praktikum ini
digunakan metode “tetesan bergantung”. Metode ini bertujuan untuk mengamati gerak
bakteri yang bebas bergerak (tidak berimpit kaca benda dan kaca penutup). Dalam
praktikum ini, digunakan aquades steril. Dari sediaan preparat “tetesan bergantung” hanya
dapat mengamati bakteri selama aquades saat bergantung pada kaca penutup. Melalui
preparat tersebut dapat dilihat bakteri yang bergerak.
Dari hasil praktikum didapatkan bakteri pada kedua koloni tersebut yaitu koloni 1
dan koloni 2 tidak dapat bergerak (pasif). Gerakan pasif bakteri diakibatkan oleh adanya
tumbukan antara molekul substrat dengan bakteri. Tumbukan molekul tersebut
mengakibatkan timbulnya gaya kinetic yang menggerakan molekul substrat dan molekul
bakteri akibat timbukan yang terjadi secara lenting sempurna. Gerakan pasif tersebut
dinamakan dengan gerak brown (Volk & Margareth, 1988). Dari hasil bentuk bakteri pada
kedua koloni yaitu koloni 1 dan koloni 2 streptobasil. Hal ini tidak sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa kebanyakan bakteri yang berbentuk basil bersifat motil dan
bakteri coccus bersifat non-motil (Volk & Margareth,1988). Sehingga pengamatan gerak
bakteri pada koloni A dan B seharusnya menunjukkan gerak aktif. Beberapa kemungkinan
kesalahan dalam proses pengamatan dapat terjadi, salah satunya dimana dalam mengambil
koloni bakteri jarum inokulasi yang digunakan terlalu panas sehingga dapat mematikan
bakteri yang akan diamati.

J. KESIMPULAN
1. Mekanisme pergerakan bakteri dapat didasarkan pada ada tidaknya alat gerak. Bakteri
yang memmiliki alat gerak dapat bergerak menggunakan flagel dan beberapa tidak dapat
bergerak karena tidak mempunyai flagel. Bakteri yang berbentuk basil bersifat motil dan
bakteri coccus bersifat non-motil.
2. Gerak bakteri dapat diamati dengan metode “tetesan bergantung”.

K. Diskusi
1) Keuntungan apakah yang diperoleh melalui penggunaan metode “tetesan bergantung”
dalam pengamatan gerak bakteri?
2) Bagaimanakah ciri-ciri gerakan bakteri?
Jawab:
1) Keuntungan yang diperoleh melalui penggunaan metode “ tetesan bergantung” dalam
pengamatan gerak bakteri adalah :
a. Sel bakteri lebih leluasa dalam bergerak, karena dalam media aquadest steril yang
menggantung memberikan ruangan yang lebih luas untuk pergerakan bakteri,
sedangkan apabila tidak menggantung akan membuat bakteri terhimpit sehingga
tidak dapat bebas bergerak.
b. Melalui “tetesan bergantung”, kaca benda yang digunakan adalah kaca benda
yang cekung pada bagian tengahnya, sehinga sel bakteri tidak terhimpit.
c. Lebih mudah mengamati pergerakan bakteri.
2) Cara gerak bakteri ada dua, yaitu gerak aktif dan gerak brown. Pada gerak aktif yaitu
gerak berpindah tempat dengan menggunakan flagel. Sedangkan gerak brown yaitu
gerak pada bakteri yang tidak mempunyai flagel, tetapi gerakannya disebabkan oleh
pergerakan molekul air yang saling bertumbukan.\

L. DAFTAR RUJUKAN
Fardiaz, Srikandi.1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Pelczar, M. J., 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI (Universitas Indonesia) Press.
Schlegel, H. G., 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sri Hastuti, Utami. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press.
Tarigan, J., 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Depdikbud.
Volk, S. A. & Margareth, F. W., 1988. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai