Tabel 3.1 Frekuensi Tipe Plasenta dan Fetal Membran pada Monozigotik (MZ) dan
Dizigotik (DZ)
SINGLE KORION TWO KORIONS
ZYGOSITY SINGLE TWO AMNION FUSED TWO
AMNION PLACENTAS PLACENTAS
MZ Very rare 65% 25% 10%
DZ - - 40%* 60%
Sumber: Moore & Persaud (2007)
Note: * kembar Dizigotik (DZ) termasuk jenis yang paling umum, memiliki kantong amnion
dan korion, tetapi plasenta menyatu (fused)
Gambar 3.2 Ilustrasi Bagaimana sekitar 65% dari Monozigotik Berkembang dari 1 Zigot
Berdasarkan gambar 3.2 dan tabel 3.1 diketahui bahwa kembar MZ ini selalu memiliki
amnion terpisah, kantong korion tunggal, dan plasenta tunggal (fused). Kembar MZ ini
dihasilkan dari pembuahan satu oosit dan berkembang menjadi satu zigot, lalu terbentuk
menjadi 2 sel yang mana nantinya akan menjadi 2 embryoblast dalam satu embrio cavity.
Kembar ini juga memiliki jenis kelamin yang sama, identik secara genetik, dan sangat mirip
dalam penampilan fisik.
Gambar 3.3 Ilustrasi Bagaimana sekitar 35% dari Monozigotik Berkembang dari 1 Zigot
Pemisahan blastomer dapat terjadi di mana saja dari tahap dua sel ke tahap morula,
menghasilkan dua blastokista yang identik. Setiap embrio kemudian mengembangkan
kantung amnion dan korioniknya sendiri. Plasenta mungkin terpisah atau menyatu. Dalam
25% kasus, ada satu plasenta yang dihasilkan dari fusi sekunder, dan dalam 10% kasus, ada
dua plasenta. Dalam kasus terakhir, pemeriksaan plasenta akan menunjukkan bahwa mereka
kembar.
Gambar 3.4 Ilustrasi Bagaimana Beberapa Monozigotik Berkembang
Simpulan
3. Mekanisme bayi kembar dibagi menjadi 2 yaitu dizigotik (2 sel ovum yang terovulasi
sehingga dibuahi 2 sperma) dan monozigotik (terjadi pembelahan ganda setelah embrio). DZ
kembar memiliki 2 korion, 2 amnion, dan plasenta (separate or fused), sedangkan MZ kembar
memiliki 2 amnion, 1 korion, dan satu plasenta.
Moore, K. L. & Persaud, T. V. N., 2007. The Developing Human: Clinically Oriented
Embryology 8th Edition. Philadelphia: Saunders.