Anda di halaman 1dari 7

SISTEM REPRODUKSI AVES

Moch. Sholeh (170342615546)


Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang
Email : mochamadsholeh44@gmail.com

PENDAHULUAN
Sistem reproduksi dari aves adalah heteroseksual dan yang memiliki arti
membutuhkan kedua gamet yaitu jantan dan betina. Pejantan berperan memproduksi
sperma yang dihasilkan oleh testis, dan betina berperan memproduksi sel telur atau ovum
yang dihasilkan oleh ovarium. Setelah lepas dari folikel pada ovarium, ovum yang matang
akan bergerak menuju oviduk yaitu tempat fertilisasi. Pada tahap itu juga terjadi
penambahan lapisan telur, albumen, cangkang membran, dan cangkang.
Organ reproduksi jantan terdiri dari dua testis, yang masing-masing memiliki
saluran berbeda yang bermuara pada kloaka. Aves atau unggas tidak memiliki penis
seperti hewan lain. Maka dari itu pada waktu kopulasi, proctodaea (kloaka) dari kedua
aves saling ditempelkan dengan kuat, sehingga sperma yang keluar pada saat enjakulasi
langsung masuk ke dalam proctodaeum yang betina dan akan menuju ke oviduk
(Soewasono, 1981). Penyusun sistem reproduksi aves sebagai berikut:
1. Testis
Pada testis terdapat salurang yang panjang dan berliku yang disebut dengan
tubulus seminiferus. Pada tubulus seminiferus ini terdapat proses pembelahan sel
meiosis dan pengubahan produksi sperma. Sperma membawa setengah dari kromosom
yang diperlukan untuk memproduksi sebuah embrio. Sementara itu, betina yang akan
membawa setengahnya yang lain. Pada tubulus seminiferus juga terdapat cairan semen
berisikan 3-5 juta sperma yang dihasilkan oleh pejantan. Bila diamati di bawah mikorskop
sperma dari aves akan terlihat berbentuk oval pada bagian kepalanya, dan memiliki ekor
yang panjang. Testis juga memproduksi hormone androgen yang mempengaruhi
perkembangan sperma dan tubuh individunya (Kardong, 2008). Kedua testis yang
berbentuk oval dan berwarna keputihan itu terpasang secara ventral oleh peritoneum
(mesorchium) ke ujung anterior ginjal (Kotpal, 2010).
2. Duktus defferen
Saluran ini memindahkan sperma dari testis menuju kloaka, yang nantinya akan
memasuki oviduk burung betina saat proses perkawinan. Duktus deferen berlanjut ke
vesicula seminalis kemudian melalui muara vas deferens berlanjut ke kloaka untuk
disekresikan (Soewasono, 1981).
Sistem reproduksi aves betina terdiri dari ovarium dan oviduk. Ovarium pada aves
pada awalnya terdapat 2 namun yang di sebelah kanan mengalami degenerasi dan yang

1
kiri bertumbuh dewasa. Ovarium yang berkembang tersebut terletak di depan ginjal pada
rongga perut, dan menempel pada dinding rongga perutnya. Ovarium juga memiliki
pembuluh darah yang berfungsi untuk memberikan nutrisi untuk perkembangan telur
(Kotpal, 2010). Berikut adalah penyusun sistem reproduksi aves betina:
1. Ovarium
Ovarium berisi cairan kuning, dan terdapat banyak folikel. Tetapi, hanya beberapa
yang akan berkembang hingga menghasilkan sel telur. Ovarium akan aktif saat aves
betina sudah menghasilkan sel telur. Ukuran folikel dari ovarium sangat bervariasi. Pada
umumnya tahapan perkembangan folikel pada setiap vertebrata adalah sama.
2. Oviduk
Fungsi dari oviduk untuk menghasilkan albumen, dan memproduksi membran
cangkang (shell membrane) dan cangkang telur saat telur sudah siap diovulasikan.
Struktur oviduk adalah saluran panjang yang terhubung dengan pembuluh darah untuk
menyuplai nutrisi. Terdapat banyak kelenjar yang ada di dalam dinding oviduk. Menurut
Kotpal (2010) secara berurutan oviduk terdiri dari lima bagian yang memiliki fungsi
berbeda seperti berikut:
a. Infundibulum: terletak berdekatan dengan ovarium. Infundibulum mengumpulkan
yolk setelah dilepaskan dari folikelnya. Infundibulum memiliki dinding yang tipis.
Fertilisasi sel telur oleh sperma terjadi di bagian ini.
b. Ampulla (magnum): menyekresikan lebih dari 40% albumen.
c. Isthmus: menyekresikan beberapa albumen dan membran cangkang.
d. Uterus: berdinding tipis dan mengeluarkan cangkang berkapur keras dan albumen.
e. Vagina: berdinding tebal dan berotot, mengandung kelenjar uniseluler,
mengeluarkan pigmen dan lapisan kutikula eksternal dari cangkang, serta
menghasilkan mucus (lendir) untuk peletakan telur.

Pada praktikum kali ini bertujuan untuk membandingkan sistem reproduksi aves
jantan dan betina berdasarkan struktur anatomi dan sel gamet.

METODE
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 13 September 2018 jam ke
7-9 (13.10-15.45 WIB) di Laboratorium Biologi Lantai 2 Ruang 212 FMIPA Universitas
Negeri Malang. Aves yang akan kita amati adalah burung merpati (Columba livia) jantan
dan betina. Pertama, disiapkan dahulu alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian
merpati jantan dan betina diambil untuk disembelih, kemudian dibersihkan bagian
dadanya dari bulu sambil dicuci. Diletakkan merpati tersebut pada papan bedah.
Kemudian dibedah pada bagian ventral ke arah lateral menggunakan scalpel dan pinset.

2
Diangkat bagian abdomennya, dan organ dalam yang bukan merupakan sistem
reproduksi disingkirkan. Diamati saluran reproduksinya, kemudian dibandingkan antara
jantan dan betina. Kemudian pada merpati jantan dipotong sebagian kecil testisnya
menggunakan pinset dan gunting. Begitu juga pada merpati betina diambil sebagian
folikel menggunakan pinset dan scalpel. Setelah itu, diletakkan di kaca arloji dan
direndam dengan larutan HBSS. Potongan testis tadi dikorek dengan menggunakan
jarum pentul, kemudian diambil menggunakan pipet tetes dan diletakkan pada kaca
benda dan ditutup dengan kaca penutup untuk diamati di mikroskop binokuler. Untuk
folikelnya diletakkan di kaca benda, kemudian diamati menggunakan mikroskop stereo.
Kemudian diteteskan folikel pada kaca benda dengan larutan HBSS, kemudian ditutup
dengan kaca penutup untuk diamati di mikroskop binokuler juga.

HASIL
a. Burung Merpati Jantan
Hasil Pengamatan Literasi

Testis (A), Vas Deferens (B), dan Daerah


Kotpal (2010)
Kloaka (C)

3
Keterangan:
Perbesaran 40x SGI= Spermatogonia Primer
SGII= Spermatogonia Sekunder
SCYI= Spermatosit Primer
SCYII= Spermatosit Sekunder
ST= Spermatid
SC= Sel Sertoli

Kardong (2008)

Perbesaran 40x

4
b. Burung Merpati Betina
Hasil Pengamatan Literasi

Ovarium (A), Oviduk (B), Uterus (C), Vagina


Kotpal (2010)
(D), dan Daerah Kloaka (E)

Perbesaran 100x

5
PEMBAHASAN
a. Burung Merpati Jantan
Sistem reproduksi merpati jantan pada umumnya sama seperti halnya jenis
burung (aves) pemakan biji-bijian. Berdasarkan hasil pengamatan kami, bahwa sistem
reproduksi pada merpati jantan meliputi: testis, vas deferens, dan kloaka. Tetapi menurut
Soewasono (1981) sistem reproduksi pada aves meliputi: testis, duktus epididymis, vas
deferens, vesicula seminalis, muara vas deferens, dan kloaka. Perbedaan ini disebabkan
oleh usia obyek yang dipakai, pada obyek yang kami pakai yaitu merpati yang usianya
muda. Jadi, saluran yang ada masih belum terlihat jelas atau bisa saja ketika kami
menyinkirkan organ dalam selain organ sistem reproduksi, ternyata saluran tersebut
terbawa atau ikut tersingkirkan. Bisa juga diakibatkan beda spesies.
Kelompok aves merupakan hewan ovipar, walaupun kelompok aves tidak memiliki
alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara
saling menempelkan kloaka (Soewasono, 1981).
Pada aves jantan jika kita amati, aves memiliki sepasang testis yang bulat/oval,
berwarna putih, melekat di sebelah anteriornan ren di suatu alat penggantung
(mesorchium). Testis sebelah kanan lebih kecil daripada yang kiri. Kemudian dari masing-
masing testis terjulur saluran vas deferen sejajar dengan ureter yang berasal dari ginjal
(ren). Pada sebagian besar aves memilki vesicula seminalis yang merupakan gelembung
kecil bersifat kelenjar sebagai tempat penampungan sementara sperma sebelum
dituangkan melalui papil yang terletak pada kloaka, dan pada beberapa spesies memiliki
penis sebagai alat untuk menuangkan sperma ke kloaka betina.
Struktur spermatozoa aves jantan yang telah matang (maturasi) terdiri dari kepala
(head), badan (midpiece), dan ekor (tail). Kepala mengandung inti yang diujungnya
tedapat akrosom dimana terkumpul badan golgi yang membantu dalam menembus
melalui membrane vitelline dari ovum ketika fertilisasi. Kemudian bagian tengah/badan
(midpiece) mengandung mitokondria yang menyediakan energi untuk pergerakan ekor.
Ekor (tail) sangat panjang, seperti flagellum (Kotpal, 2010). Pada pengamatan
mikroskopis kami juga menemukan spermatogonium yaitu tahap awal dari
spermatogenesis.

b. Burung Merpati Betina


Pada pengamatan kami menemukan ovarium yang terletak di sebelah kiri, pada
awalnya di bagian kanan juga ada. Tetapi tidak berkembang (mengalami athropis).
Ovarium berwarna kuning. Setelah ovarium terdapat oviduk. Seperti yang telah kami
sampaikan di pendahuluan bahwa menurut Kotpal (2010) oviduk terdiri dari 5 bagian
yaitu: infundibulum, magnum, isthmus, uterus, dan vagina. 5 bagian tersebut memiliki

6
fungsi yang berbeda. Namun, pada pengamatan kami sulit dibedakan kelima bagian
tersebut. Perbedaan ini disebabkan oleh usia obyek yang dipakai, pada obyek yang kami
pakai yaitu merpati yang usianya muda. Jadi, saluran yang ada masih belum terlihat jelas
Pada pengamatan mikroskopis kami berhasil memperoleh gambar folikel. Dari
gambar tersebut kami mengetahui bahwa terdapat oosit yang kecil hingga matang. Pada
intinya folikel aves betina mirip dengan folikel pada mamalia. Folikel primer, sekunder,
dan matang, kemudian diovulasikan.

KESIMPULAN
Pada pengamatan kali ini kami dapat menyimpulkan bahwa sistem reproduksi
pada aves jantan yaitu meliputi: testis, epididymis, vas deferen, vesikula seminalis (ada
pada beberapa spesies saja), dan kloaka. Kemudian struktur spermatozoa aves jantan
juga hampir sama terdiri dari kepala, badan, dan ekor. Apabila pada aves betina sistem
reproduksi meliputi: ovarium, oviduk, dan kloaka. Folikel yang terkandung dalam ovarium
juga memiliki struktur dan perkembangan yang sama seperti pada mamalia.

DAFTAR RUJUKAN
Kardong, K. V., 2008. Vertebrates: Comparative Anatomy, Function, Evolution Fifth
Edition. USA: McGraw-Hill.
Kotpal, R. L., 2010. Modern Text Book of Zoology Vertebrates: Animal Diversity-II. New
Delhi: Captial Offset.
Soewasono, R., 1981. Zoologi/Anatomia Comparativa. Yogyakarta: UGM.

Anda mungkin juga menyukai