Anda di halaman 1dari 7

JSIKA Vol. 5, No.

7, Tahun 2016 ISSN 2338-137X

PERENCANAAN MANAJEMEN RISIKO PENGADAAN


PROYEK IT MENGGUNAKAN ISO 31000 PADA
PT.PELABUHAN INDONESIA III
Donny Bustan Fauzi1) Haryanto Tanuwijaya2 Sri Hariani Eko Wulandari 3)
Program Studi/Jurusan Sistem Informasi
Institut Bisnis dan Informastika Stikom Surabaya
Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, 60298
Email : 1)donny.bustan@gmail.com, 2)haryanto@stikom.edu, 3) yani@stikom.edu

Abstract: PT .Pelabuhan Indonesia III (PERSERO) is the company soe which running a business
as the facilities services kepelabuhan (traffic activities ships and goods) across areas port
dikelolanya. Project run company depends on technology to be used. In project management
information technology there are risks that might happen who relating to expense, time and project
quality, in which companies should be capable of handling risk project management information
technology the. The problems faced by is PT Pelabuhan Indonesia III not take measurements of
risk to planning procurement project information technology. PT Pelabuhan Indonesia III need
planning risk management project information technology to make Standard Operation Procedure
(SOP) and instruction work (IK) based on best practices pertaining to operational system services
and tekonologi information. The results of the stage the application of the process risk
management iso 31000 use.

Keywords: Planning , Standard Operation Procedure , risk, ISO 31000

PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) memimpin Sub-Direktorat Manajemen Risiko


merupakan perusahaan BUMN yang dan Kualitas mengalami kesulitan dalam
menjalankan bisnis sebagai penyedia mengatasi risiko bahwa proyek teknologi
fasilitas jasa kepelabuhan (lalu lintas kegiatan informasi yang sedang dijalankan..
kapal dan barang) di seluruh wilayah pelabuhan Untuk membantu PT Pelabuhan
yang dikelolanya. Dari lalu lintas kunjungan Indonesia III membutuhkan perencanaan
kapal pada tahun 2013 mengalami pertumbuhan manajemen risiko proyek teknologi informasi
sebesar 1,46% dari tahun 2012. Peningkatan ini untuk membuat SOP dan Instruksi kerja (IK)
mendorong manajemen untuk mampu berdaya berdasarkan best practice yang berhubungan
saing dengan melakukan pengembangan maupun dengan operasional layanan sistem dan
pembangunan infrastruktur yang dapat Tekonologi Informasi. Standard yang digunakan
mendukung kelancaran operasional bisnisnya. adalah ISO 31000 yang dikeluarkan oleh
Dengan tersedianya fasilitas yang memadai, International Organization for Standardization
perusahaan mampu melakukan layanan dan (ISO,2009). ISO 31000 digunakan untuk
menampung peningkatan trafik. PT. Pelindo III membantu perusahaan dalam mengidentifikasi
(Persero) sebagai salah satu BUMN mampu risiko yang akan dihadapi. Karena sifatnya yang
menggerakkan dan meningkatkan kegiatan generik, framework ini dapat diaplikasikan di
perekonomian masyarakat dan pemerintah.. berbagai jenis perusahaan, grup atau individu.
Dalam melakukan pengembangan dan ISO 31000 menyediakan panduan dalam
pembangunan infrastruktur ada kemungkinan mendesain, implementasi dan memelihara proses
risiko yang berhubungan dengan biaya, kualitas pengelolaan risiko di dalam sebuah organisasi..
proyek dan waktu, perusahaan harus mampu Dengan adanya SOP untuk
mengelola risiko proyek teknologi informasi, mengidentifikasi risiko pengadaan proyek,
namun PT Pelabuhan Indonesia III saat ini diharapkan dapat membantu PT Pelabuhan
belum memiliki Standard Operation Procedure Indonesia III dalam mengatasi risiko yang
(SOP) untuk mengidentifikasi risiko dalam timbul.
setiap proyek teknologi informasi yang
dijalankan. Tidak adanya SOP standar dalam
mengidentifikasi risiko proyek pengadaan

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016, ISSN 2338-137X Page 1


JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016 ISSN 2338-137X

Standard Operation Procedure mengendalikan perlakuan resiko. Implementasi


Standard Operastion Procedure (SOP) manajemen risiko dapat membantu perusahaan
dapat didefinisikan sebagai dokumen yang untuk mengidentifikasi risiko darik awal dan
menjabarkan aktivitas operasional yang dapat membantu membuat keputusan untuk
dilaksanakan sehari-hari, dengan tujuan agar mengatasi risiko. Strategi yang dapat diambil
pekerjaan tersebut dilaksanakan secara benar, antara lain adalah memindahkan risiko kepada
tepat, dan konsisten, untuk menghasilkan produk pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek
sesuai standar yang telah ditetapkan sebelumnya negatif dari risiko, dan menampung sebagian
(Tathagati, 2014: 1). atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Manajemen risiko tradisional fokus pada risiko-
Risiko risiko yang ditimbulkan oleh penyebab fisik atau
Menurut Hanafi (2006:1), Risiko adalah legal (seperti bencana alam atau kebakaran,
bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat kematian, serta tuntutan hukum). Manajemen
terjadi akibat sebuah proses yang sedang risiko keuangan, fokus terhadap risiko yang
berlangsung atau kejadian yang akan datang. dapat dikelola dengan menggunakan instrumen
Risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan keuangan.
ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu
keadaan yang tidak dikehendaki dapat ISO 31000
menimbulkan suatu kerugian. Ketidakpastian International Organization for
memiliki beberapa tinkatan, pada tabel 2.1 Standardization (ISO) mengeluarkan framework
ditunjukkan tingkatan ketidakpastian dengan standar untuk mengelola risiko yaitu ISO
karakteristiknya. 31000:2009 dengan judul “Risk Management-
Tabel 2.1. Tingkat Ketidakpastian Principles and Guidelines on Implementation”.
TINGKAT KARAKTERI CONTOH Standar ini dikeluarkan untuk membantu
perusahaan dalam mengelola risiko. Karena
KETIDAK STIK sifatnya yang generik, framework ini dapat
PASTIAN diaplikasikan di berbagai jenis perusahaan, grup
Tidak Ada Hasil pasti dan Hukum alam atau individu. ISO 31000:2009 menyediakan
(pasti) dapat diprediksi panduan dalam mendesain, implementasi dan
memelihara proses pengelolaan risiko di dalam
Ketidakpasti Probabilitas Permainan sebuah organisasi..
an Obyektif diketahui dan dadu, kartu
Hasil bisa METODE
diidentifikasi Dalam pelaksanaan penelitian ini,
dan dilakukan dengan melakukan beberapa
Ketidakpasti Probabilitas Kebakaran, tahapan penyelesaian sesuai dengan ISO
an tidak diketahui kecelakaan, 31000.
Subyektif dan Hasil bisa investasi
diidentifikasi Kerangka Manajemen Risiko ISO 31000
Kesuksesan dalam melaksanakan
Sangat Probabilitas Eksplorasi manajemen risiko tergantung pada tingkat
Tidak pasti tidak diketahui angkasa efektivitas kerangka kerja manajemen risiko yang
dan Hasil tidak merupakan dasar dalam penataan yang mencakup
seluruh proses bisnis perusahaan. Kerangka kerja
bisa
dapat membantu pengelolaan risiko secara
diidentifikasi efektif di seluruh level proses bisnis. Kerangka
kerja ini memastikan bahwa informasi yang
Manajemen Risiko lengkap dan memadai dari proses manajemen
Menurut Bramantyo (2008:43), risiko yang akan dilaporkan serta sebagai dasar
Manajemen resiko adalah proses terstruktur dan membuat keputusan. Hal ini dilakukan sesuai
sistematis untuk identifikasi, mengukur, dengan tingkat akuntabilitas pada organisasi.
memetakan, mengembangkan alternatif Pada Gambar 1 merupakan kerangka
penanganan resiko, dan memonitor dan manajemen risiko sesuai dengan ISO 31000.

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016, ISSN 2338-137X Page 2


JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016 ISSN 2338-137X

mengalami perkembangan yang sangat pesat


yang diikuti dengan semakin kompleknya risiko
yang dihadapi oleh perusahaan, dan hal ini
menuntut kebutuhan praktek tata kelola yang
sehat (Good Corporate Governance) dan kultur
sadar risiko pada semua tingkatan (level)
manajemen dan para pelaksana organisasi di
lingkungan perusahaan. Buku kebijakan dan
sistem manajemen risiko korporat ini disusun
dengan tujuan sebagai berikut:
a. Mendorong pengendalian risiko secara
berkala untuk membangun budaya (culture)
sadar risiko dilingkungan perusahaan pada
semua (tingkatan) level manajemen dan para
pelaksana organisasi, baik dalam jangka
pendek, menengah dan panjang;
b. Menetapkan keterlibatan semua infrastruktur
organisasi atau unit kerja di lingkungan
Gambar.1 Kerangka Manajemen Risiko (ISO perusahaan yang diperlukan sebagai
31000:2009) landasan dalam pengelolaan risiko korporat
di semua jajaran perusahaan, baik di tingkat
Perencanaan Kerangka Kerja Manajemen Kantor Pusat maupun tingkat Cabang dan
Risiko Unit Pengusahaan Perusahaan (UPP);
PT Pelabuhan Indonesia III menetapkan c. Menegaskan mengenai ruang lingkup risiko
kerangka kerja manajemen risiko yang menjadi korporat yang harus mendapatkan perhatian
dasar dalam pelaksanaan seluruh kegiatan secara seksama dari semua pihak yang
manajemen risiko di seluruh tingkatan berkepentingan (stakeholders) di dalam
organisasi. Kerangka Kerja Manajemen Risiko lingkungan internal perusahaan, yang
PT Pelabuhan Indonesia III membantu pengelolaannya harus dilakukan melalui
organisasi dalam mengelola risiko secara efektif proses yang terstruktur dan sistematis serta
dan memastikan informasi risiko yang lengkap harus senantiasa dilakukan perbaikan terus
dan memadai yang diperoleh dari proses menerus secara konsisten dan berkelanjutan
manajemen risiko agar dapat digunakan sebagai (continouos improvement).
acuan dalam pengambilan keputusan
Integrasi dalam proses
Memahami Organisasi dan Konteksnya ` Manajemen PT Pelabuhan Indonesia III
PT Pelabuhan Indonesia III memiliki mendukung seluruh kegiatan manajemen risiko
komitmen yang kuat dalam mewujudkan visi dan dan mengkaitkannya pada kegiatan perusahaan
misi perusahaan. Oleh karenanya, setiap meliputi proses bisnis, perencanaan strategi,
tindakan yang diambil oleh perusahaan selalu penyusunan rencana bisnis dan investasi dengan
mengacu pada tata kelola perusahaan yang baik melibatkan Subdit Manajemen risiko dan mutu.
(Good Corporate Governance). Perusahaan juga sesuai pada kebijakan manajemen risiko
menerbitkan pedoman etika dan perilaku (Code
of Conduct) sebagai acuan bagi seluruh insan PT Akuntabilitas
Pelabuhan Indonesia III mulai dari Komisaris, Manajemen PT Pelabuhan Indonesia III
Direksi, hingga Pegawai untuk beretika dan menetapkan secara jelas akuntabilitas dan
berperilaku dalam proses bisnis serta berperilaku tanggung jawab pelaksanaan manajemen risiko
dengan pihak eksternal. organisasi. Termasuk dalam tugas ini adalah
penerapan, perawatan, dan pengembangan
Kebijakan Manajemen Risiko proses manajemen risiko. Begitu juga untuk
Buku kebijakan dan sistem manajemen memastikan kecukupan tindakan pengendalian
risiko korporat ini disusun sebagai dasar dalam risiko yang ada. Proses manajemen risiko
pengelolaan risiko, mengingat kondisi melibatkan banyak pihak dalam organiasi,
lingkungan eksternal dan internal perusahaan terlebih pada awal penerapanya. Akuntabilitas

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016, ISSN 2338-137X Page 3


JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016 ISSN 2338-137X

diperlukan untuk memastikan semua proses yaitu komunikasi dan konsultasi, menentukan
dapat berjalan. konteks, asesmen risiko, perlakuan risiko,
monitoring dan review (Leo J dan Victor
Sumberdaya Riwu,2011:77). Pada Gambar 2 merupakan
Pengelolaan risiko melibatkan seluruh proses manajemen sesuai dengan ISO 31000.
tingkatan dalam organisasi PT Pelabuhan
Indonesia. Oleh karena itu dibentuk unit kerja
yang bertanggung jawab mengkoordinasikan
seluruh kegiatan manajemen risiko agar
penerapan manajemen risiko menjadi lebih
efektif, yaitu Subdit Manajemen Risiko dan
Mutu.

Sistem Komunikasi dan Mekanisme


Pelaporan
Manajemen organisasi haruslah
membangun mekanisme sistem pelaporan dan
komunikasi. Dalam mekanisme yang dibangun
ini, harus juga mencakup proses untuk
mengonsolidasikan informasi risiko dan bila
diperlukan dari berbagai sumber dalam Gambar 2 Proses Penerapan Manajernen Risiko
organisasi, dengan memerhatikan tingkat (ISO 31000:2009)
kepekaan informasi tersebut.
Sistem pelaporan atas kegiatan Penetapan konteks (Establish Context)
penerapan manajemen risiko, sebagai berikut : Penetapan konteks atau tujuan bisnis
a. Subdit Manajemen Risiko dan Mutu merupakan penetapan strategi bisnis dalam
menerima Laporan Manajemen Risiko Unit jangka panjang dan jangka pendek yang tertuang
Kerja yang disusun secara tertulis. Laporan dalam rencana kerja anggaran perusahaan
Unit Kerja setingkat Departemen harus (RKAP) yang terdapat risiko didalam
diketahui oleh General Manager terkait pencapaiannya. Dalam menyusun RKAP
sedangkan untuk Unit Kerja, laporan manajemen menyampaikan potensi risiko yang
disampaikan kepada direktur terkait dan harus dikendalikan pemilik risiko untuk
tembusan kepada Subdit Manajemen Risiko memastikan pencapaian tujuan bisnis yang
dan Mutu; disepakati manajemen dan pemilik risiko.
b. Laporan Manajemen Risiko Unit Kerja
dianalisis, dievaluasi dan dikompilasi oleh Penyusunan kriteria risiko didapat dari
Subdit Manajemen Risiko dan Mutu lalu kombinasi kriteria tingkat kemungkinan dan
disusun menjadi Laporan Manajemen Risiko keparahan. Dalam menentukan tingkatan
Perusahaan; tersebut dapat digambarkan pada Gambar 3.
c. Laporan Manajemen Risiko Perusahaan
disampaikan secara berkala oleh Subdit
Manajemen Risiko dan Mutu kepada Direksi
untuk dikaji dalam rapat Direksi,
d. Laporan Manajemen Risiko Perusahaan
dilaporkan oleh Direksi kepada Komisaris.

Proses Manajemen Risiko


Proses manajemen risiko merupakan
kegiatan kritikal dalam manajemen risiko,
karena merupakan penerapan daripada prinsip
dan kerangka kerja yang telah dibangun. Proses
manajemen risiko hendaknya merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari manajemen umum.
Proses manajemen risiko meliputi lima kegiatan, Gambar 3 Contoh Grafik Risk Appetite

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016, ISSN 2338-137X Page 4


JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016 ISSN 2338-137X

Pada Gambar 4 dijelaskan bahwa pada Tabel 5 ukuran dampak


skala nilai x ≤ 8 s risiko masih dapat diterima. Kategori Level
Sedang pada skala 8 ˂ x ≤ 25, maka diperlukan Deskripsi
Risiko
tindakan dalam menangani risiko yang timbul.
Untuk penjelasan skala risk tolerance dapat 4 Sangat Berat
dilihat pada Tabel 3.
3 Berat
Tabel 3 Risk Tolerance 2 Sedang
Kategori
Level Rating Deskripsi 1 Ringan
Risiko

Tidak perlu tindakan HASIL DAN PEMBAHASAN


Rendah x≤4 Identifikasi Risiko
(Acceptable)
Hasil wawancara dengan subdit
Disarankan diambil Teknologi Informasi dan komunikasi,
4≤x≤ tindakan jika tersedia didapatkan data mengenai risiko-risiko pada
Sedang
8 sumberdaya saat pengadaan proyek teknologi informasi. Alur
(Supplementary Issue) proses identifikasi risiko yang dapat dilihat pada
Diperlukan tindakan Gambar 4.
8≤x≤
Tinggi untuk mengelola risiko
12
(Isssue) Start

Diperlukan tindakan
12 ≤ x ≤ Mengidentifikasi semua issue risiko,
Esktrim untuk mengelola risiko sebab dan dampak pada setiap unsur
25 proses
(Unacceptable)
Membahas masing-masing issue
risiko yang teridentifikasi unutk
Dalam melakukan risk assessment, mencapai konsensus
ukuran kemungkinan (likelihood) risiko
dinyatakan dengan persentase probabilitas dan
dampak risiko dinyatakan dengan satuan ukuran
yang sama dengan satuan ukuran sasaran, maka Konsensus dari
Klarifikasi
diperlukan adanya pedoman untuk mengkonversi seluruh peserta
berbagai ukuran risiko yang diperoleh menjadi
satu ukuran yang seragam dapat dijelaskan pada
Tabel 4. Mengidentifikasi pengendalian risiko
Tabel 4 ukuran Likelihood dan menilai efektifitasnya
Kategori Level
Rating Deskripsi
Risiko Daftar Risiko

Esktrim 4 Selalu terjadi


Finish
Kadang-kadang Gambar 4 Alur proses identifikasi Risiko
Tinggi 3
dapat terjadi
Analisis risiko
Mungkin dapat Risiko yang berhasil diidentifikasi,
Sedang 2
terjadi setelah dilakukan pengukuran dan menentukan
Sangat jarang tingkat akibat yang ditimbulkan terhadap
Rendah 1 sasaran yang telah ditetapkan, kemudian
terjadi
dilanjutkan dengan menentukan tingkat
kemungkinan terjadinya, berdasarkan kriteria
Sedangkan pada ukuran dampak dapat
tingkat besarnya kemungkinan. Alur proses
dijelaskan pada Tabel 5
analisis risiko dapat dilihat pada Gambar 7.

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016, ISSN 2338-137X Page 5


JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016 ISSN 2338-137X

Start Start

Daftar Risiko Daftar Risiko


dengan Nilai
dampak dan
Kemungkinan
Menggali informasi
tentang kemungkinan
terjadinya risiko yang
teridentifikasi Menghitung tingkat
signifikan risiko dengan
mengalikan likelihood
Ada informasi dengan dampak
Likelihood

Ya Mendokumentasikan
tingkat signifikan risiko
Mengukur tingkat
tiap sasaran dari yang
kemungkinan
teringgi sampai
terjadinya
terendah
(likelihood) risiko

Daftar Risiko dengan Nilai


Risiko yang sudah di
Ada informasi tentukan tingkat risikonya
dampak risiko

Tidak Ya
Memisahkan risiko
Mengukur tingkat Kriteria Risiko
tingkat sedang,
terjadinya dampak (Pedoman
tinggi,sangat tinggi,
risiko Manajemen Risiko)
dengan risiko tingkat
rendah tiap sasaran
Daftar Risiko
Dokumentasi dengan Nilai
sebagai dampak dan Risiko Rendah Tingkat risiko
risiko dapat Kemungkinan
diterima
Risiko sedang,tinggi
, dan sangat tinggi
Finish

Gambar 5 Alur proses analisis Risiko Dokumentasi Dokumentasikan


sebagai risiko dapat sebagai risiko
diterima Inherent signifikan
Evaluasi Risiko
Risiko yang teridentifikasi atau dikenali
ditentukan tingkat eksposure risikonya. Setelah Finish
dilakukan pengukuran dan ditentukan besarnya Gambar 6 Alur proses evaluasi Risiko
tingkat akibat kerugian yang ditimbulkan
terhadap sasaran dan besarnya tingkat Perlakuan Risiko
kemungkinan terjadinya , selanjutnya ditentukan Risiko-risiko yang telah tersaring pada
tingkat eksposure suatu risiko yang telah langkah evaluasi, selanjutnya dibuat rencana
teridentifikasi atau dikenali dengan pengendalian lebih lanjut, langkah ini disebut
menggunakan formula: mitigasi risiko. Langkah mitigasi risiko meliputi
pengidentifikasian opsi untuk menangani risiko,
menaksir opsi tersebut, menyiapkan rencana
perlakuan risiko dan mengimplementasikan
rencana perlakuan risiko.
Terhadap risiko yang telah teridentifikasi, harus Setelah dilakukan perlakuan
dapat dilakukan pengukuran atau ditentukan risiko/kontrol pada risiko, kemudian dilakukan
besarnya tingkat kerugian yang ditimbulkan oleh pengukuran kembali dengan rumus perkalian
sasaran/tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan antara dampak dengan kemungkinan risiko
kriteria pemeringkatan risiko. Alur proses setelah dilakukan kontrol. Dijelaskan pada
evaluasi risiko dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 7 mengenai kontrol atau perlakuan
terhadap risiko yang ditemukakan

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016, ISSN 2338-137X Page 6


JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016 ISSN 2338-137X

Start 3. Perumusan proses manajemen risiko


proyek teknologi informasi menggunakan
Mengidentifikasi
ISO 31000 dilaksanakan melalui tahapan-
rencana tahapan penentuan konteks dan kriteria
pengendalian risiko
dan menentukan PIC
risiko, identifikasi risiko, analisa risiko,
evaluasi risiko dan penentuan perlakukan
Mengukur tingkat
risiko.
terjadinya dampak 4. Hasil dari Tahapan penerapan proses
risiko setelah dilakukan
kontrol
manajemen risiko menggunakan ISO 31000
pada pengadaan proyek teknologi informasi
Menghitung tingkat PT Pelabuhan Indonesia III menghasilkan 5
signifikan risiko dengan Standard Operation Procedur dan 20
mengalikan likelihood
dengan dampak setelah
Instruksi Kerja.
dilakukan kontrol Risiko tinggi
, dan sangat tinggi
RUJUKAN
Mendokumentasikan ISO. 2009. AS/NZS ISO 31000: 2009 Risk
tingkat signifikan risiko
tiap sasaran dari yang Management, Principles and Guidelines.
teringgi sampai ISO 2009.
terendah
Hanafi, Mamduh. 2009, Manajemen Risiko,
UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Daftar Risiko dengan Nilai
Risiko yang sudah di Susilo, Leo J. Kaho, Victor Riwu, Manajemen
tentukan tingkat risikonya Risiko Berbasis ISO 31000, PPM
Manajemen, 2009.
Djohanputro, Bramantyo. 2006. Manajemen
Tingkat risiko Risiko Korporat Terintegrasi. Penerbit
PPM, Jakarta.
Risiko Rendah, risiko rendah Tathagati, Arini. 2008. Step by Step Membuat
SOP. Jakarta: Efata Publishing
Dokumentasi
sebagai risiko dapat
diterima

Finish

Gambar 7 Alur proses perlakuan Risiko

KESIMPULAN
Tahapan untuk merancang Standard
Operation Procedure menggunakan ISO 31000
yaitu :
1. Hasil identifikasi permasalahan dianalisis
sehingga diperoleh hasil berupa Standard
Operation Procedure (SOP) dan Instruksi
Kerja (IK) yang mengacu pada ISO 31000.
2. Kerangka manajemen risiko menggunakan
ISO 31000 dilaksanakan melalui tahapan-
tahapan memahami organisasi dan
konteksnya, kebijakan manajemen risiko,
integrasi proses organisasi, akuntabilitas,
sumberdaya, sistem komunikasi dan
mekanisme pelaporan. Pada tahapan sistem
komunikasi dan mekanisme pelaporan
dihasilkan SOP Pelaporan Penerapan
Manajemen Risiko.

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016, ISSN 2338-137X Page 7

Anda mungkin juga menyukai