BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akne vulgaris (AV) merupakan kelainan dari unit
pilosebaseus yang dapat sembuh sendiri (self-limited) yang
terjadi lebih banyak pada usia remaja (Zanglein dkk, 2012).
Yang paling banyak terkena yaitu wanita dengan usia rata-
rata 24 tahun. Di Amerika Serikat (AS) rata-rata prevalensi
akne di usia kisaran 12-24 tahun adalah 85% (Zari dan
Turkistani, 2017). Usia pubertas dan orang-orang dengan usia
30 tahun juga merupakan umur predisposisi terjadinya AV,
yakni sekitar 80% kasus (Sparavigna dkk, 2015).
1
Efek Penggunaan Topikal Gel
2
Efek Penggunaan Topikal Gel
B. Rumusan Masalah
1. Apakah gel yang komposisinya terdiri dari
phytosphingosine, asam salisilat, alantoin, dan isulotrol
dapat mengurangi eritem pada pasien akne vulgaris.
2. Apakah gel yang komposisinya terdiri dari
phytosphingosine, asam salisilat, alantoin, dan isulotrol
3
Efek Penggunaan Topikal Gel
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui dan menganalisis gel yang
komposisinya terdiri dari phytosphingosine, asam
salisilat, alantoin, dan isulotrol dapat mengurangi
eritem pada pasien akne vulgaris.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis gel yang
komposisinya terdiri dari phytosphingosine, asam
salisilat, alantoin, dan isulotrol dapat menurunkan
derajat keparahan pada pasien akne vulgaris.
c. Untuk mengetahui dan menganalisis gel yang
komposisinya terdiri dari phytosphingosine, asam
salisilat, alantoin, dan isulotrol dapat mengurangi
kadar sebum pada pasien akne vulgaris.
4
Efek Penggunaan Topikal Gel
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan pengetahuan tentang efek
gel yang komposisinya terdiri dari phytosphingosine, asam
salisilat, alantoin, dan isulotrol pada pasien akne vulgaris.
2. Manfaat Aplikatif
Memberikan alternatif terapi dengan gel yang
komposisinya terdiri dari phytosphingosine, asam salisilat,
alantoin, dan isulotrol pada pasien akne vulgaris.
5
Efek Penggunaan Topikal Gel
6
Efek Penggunaan Topikal Gel
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Acne
Akne vulgaris adalah penyakit inflamasi kronik dari unit
pilosebaseus dengan manifestasi yang polimorfik (Goh, 2015).
Penyakit ini lebih sering muncul pada remaja dan dapat
sembuh tanpa pengobatan. Akne vulgaris biasanya ditandai
dengan adanya komedo, papul, pustul, nodul, dan kista
(Mannocci et al. 2010). Kelainan pilosebaseus ini dapat
meninggalkan gejala sisa berupa jaringan parut atau
hipertrofik yang dapat bertahan seumur hidup (Zaenglein,
2012).
7
Efek Penggunaan Topikal Gel
kejadian pada usia 25-34 tahun dan 3% kejadian pada usia 35-
44 tahun (Smith et al. 2007). Di Indonesia, menurut catatan
kelompok studi dermatologi kosmetika Indonesia
menunjukkan terdapat 60% penderita akne pada tahun 2006
dan 80% pada tahun 2007 dimana sebagian besar penderitanya
adalah remaja dan dewasa beruisa 11 hingga 30 tahun (Kabau,
2012).
(a) (b)
8
Efek Penggunaan Topikal Gel
9
Efek Penggunaan Topikal Gel
10
Efek Penggunaan Topikal Gel
11
Efek Penggunaan Topikal Gel
12
Efek Penggunaan Topikal Gel
13
Efek Penggunaan Topikal Gel
14
Efek Penggunaan Topikal Gel
15
Efek Penggunaan Topikal Gel
16
Efek Penggunaan Topikal Gel
3) Akne konglobata
Akne konglobata merupakan kondisi yang jarang. Akne
konglobata ditandai dengan inflamasi progresif yang
dikarakteristikkan dengan adanya komedo, kista, drainase
sinus, abses, dan skar yang ireguler. Akne konglobata lebih
cenderung terjadi pada ras kaukasian daripada ras kulit
hitam dan jarang pada wanita.
17
Efek Penggunaan Topikal Gel
18
Efek Penggunaan Topikal Gel
19
Efek Penggunaan Topikal Gel
20
Efek Penggunaan Topikal Gel
21
Efek Penggunaan Topikal Gel
22
Efek Penggunaan Topikal Gel
23
Efek Penggunaan Topikal Gel
24
Efek Penggunaan Topikal Gel
25
Efek Penggunaan Topikal Gel
26
Efek Penggunaan Topikal Gel
28
Efek Penggunaan Topikal Gel
29
Efek Penggunaan Topikal Gel
30
Efek Penggunaan Topikal Gel
31
Efek Penggunaan Topikal Gel
B. Kandungan Gel
1. Phytosphingosine
Phytosphingosine (PS) merupakan fosfolipid, dimana
fosfolipid merupakan bagian dari lipid dan komponen
utama dari seluruh membran biologis; metabolit
sfingolipid seperti sphingosine dan seramid merupakan
senyawa bioaktif yang terlibat pada berbagai proses sel,
seperti interaksi sel dengan sel, proliferasi, diferensiasi dan
apoptosis sel (Hasanovic dkk, 2009) (Fischer dkk, 2012)
(Kim dkk, 2013). Ps merupakan salah satu dari dasar
sfingoid alami yang didistribusikan secara luas, paling
banyak terdapat di jamur dan tumbuh-tumbuhan, dan juga
32
Efek Penggunaan Topikal Gel
33
Efek Penggunaan Topikal Gel
2. Asam Salisilat
Asam salisilat merupakan kelompok asam β-hidroksi
yang berasal dari kulit pohon willow Salix alba, banyak
digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit
dermatologis. Formula topikal yang mengandung asam
salisilat yang dapat diperoleh dipasaran dalam bentuk
seperti krim, lotion, salep, gel, busa, larutan shampo,
34
Efek Penggunaan Topikal Gel
35
Efek Penggunaan Topikal Gel
3. Alantoin
Alantoin merupakan komponen senyawa alami yang
berasal dari Symphytum Officinale dan telah lama diketahui
mempunyai banyak manfaat untuk kulit. Bahan ini banyak
digunakan untuk bahan kosmetik, obat-obatan topikal dan
bahan-bahan dengan khasiatnya sebagai keratolitik,
keratoplasti dan pelembab. Alantoin merupakan bahan
anti iritasi dan tidak toksik yang terdaftar resmi di United
States Pharmacopeia, European Pharmacopoeia, Merck Index
dan British Pharmacopoeial. FDA merekomendasikan
alantoin sebagai bahan aktif yang bekerja sebgai pelindung
kulit yang dapat diperjualbelikan secara umum (Akema
dkk, 2006).
4. Isolutrol
Isolutrol merupakan bahan aktif yang dikultur dari
ekstrak jaringan aqueus hati dan kantong empedu ikan
hiu, yang banyak digunakan sebagai bahan kosmetik dan
memiliki efek mengurangi sebum. Kemampuan isolutrol
untuk mengurangi kelenjar minyak yang berlebihan
menjadi alasan dapat digunakan sebagai terapi akne.
Dalam suatu penelitian menunjukkan adanya perbaikan
yang signifikan padaakne di wajah setelah perawatan
selama 2 bulan dengan isolutrol topikal (Katharine dan
Ross, 1995).
36
Efek Penggunaan Topikal Gel
DAFTAR PUSTAKA
37
Efek Penggunaan Topikal Gel
38
Efek Penggunaan Topikal Gel
Kim BH, Lee JM, Jung YG, Kim S, Kim TY. Phytosphingosine
derivates ameliorate skin inflammation by inhibiting
NF-κB and JAK/STAT signaling in keratinocytes and
mice. J Invest Dermatol. 2013; 134: 1023-32.
39
Efek Penggunaan Topikal Gel
Maes DH, Schnittger SF, Chen CW, Matsui MS, Marenus KD.
Combinatorial anti-acne compositions. 2003. Tersedia
dari www.freepatentsonline.com. (Disitasi tanggal 10
November 2017).
Ozoguz, P., Kacar, S. D., Ekiz, O., Takci, Z., Balta, I., & Kalkan,
G. (2013). Evaluation of Serum Vitamins A and E and
Zinc Levels According to The Severity of Acne
Vulgaris. Cutaneuos and Ocular Toxicology, 1-4.
40
Efek Penggunaan Topikal Gel
Saraswat, A., Lahiri, K., Chatterjee, M., Barua, S., Coondoo, A.,
Mittal, A., Panda, S., & Rajagopalan, M. (2011). Topical
Corticosteroid Abuse On The Face: A Prospective,
Multicenter Study of Dermatology Outpatients. Indian
Journal of Dermatology, Venerology, and Leprology, 160-6.
41
Efek Penggunaan Topikal Gel
Layton AM. Acne. In: Griffiths, C., Barker, J., Bleiker, T.,
Chalmers, R. and Creamer, D. editors. Rook’s Text
42
Efek Penggunaan Topikal Gel
Lee HS, Kim IH. Salicylic acid peels for the treatment of acne
vulgaris in Asian patients. Dermatologic surgery. 2003
Dec;29(12):1196-9.
43
Efek Penggunaan Topikal Gel
44