Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

NYERI

ZAHRAH ANNISA RAHMAH

NIPP: 20184030068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2018
LAPORAN PENDAHULUAN NYERI
1. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya,
dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya (Aziz Alimul, 2006).
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Sensori yang
tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara aktual atau potensial
kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan.
Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat
diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan
(Asosiasi Studi Nyeri Internasional), awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan
hingga berat hingga akhir yang dapat diantisipasi atau di prediksi (NANDA, 2015). Nyeri
kronis serangan yang tiba-tiba atau lambat dari intesitas ringan hingga berat dengan akhir
yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung > 3 bulan (NANDA, 2012).
2. Klasifikasi nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri
akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak
melebihi 6 bulan dan di tandai adanya peningkatan tegangan otot.
Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya
berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Termasuk dalam kategori nyeri kronis
adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis.

3. Etiologi nyeri
1. Faktor resiko
a. Nyeri akut
 Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
 Menunjukkan kerusakan
 Posisi untuk mengurangi nyeri
 Muka dengan ekspresi nyeri
 Gangguan tidur
 Respon otonom (penurunan tekanan darah, suhu, nadi)
 Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
b. Nyeri kronis
 Perubahan berat badan
 Melaporkan secara verbal dan non verbal
 Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri sendiri
 Kelelahan
 Perubahan pola tidur
 Takut cedera
 Interaksi dengan orang lain menurun
2. Factor predisposisi
a. Trauma
b. Peradangan
c. Trauma psikologis
3. Factor presipitasi
a. Lingkungan
b. Suhu ekstrim
c. Kegiatan
d. emosi
4. Manifestasi Klinik
1. Gangguam tidur
2. Posisi menghindari nyeri
3. Gerakan meng hindari nyeri
4. Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
5. Perubahan nafsu makan
6. Tekanan darah meningkat
7. Pernafasan meningkat
8. Depresi
5. Patofisiologi
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat kimia
seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut merangsang dan
merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan dihantarkan ke
hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan dipersiapkan sehingga
individu mengalami nyeri. Selain dihantarkan ke hypothalamus nyeri dapat menurunkan
stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitif pada termosensitif sehingga dapat juga
menyebabkan atau mengalami nyeri (Wahit Chayatin, N.Mubarak, 2007).
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomen
2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
3. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemefriksaan lainnya
4. Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di otak
7. Komplikasi
1. Edema Pulmonal
2. Kejang
3. Masalah Mobilisasi
4. Hipertensi
5. Hipertermi
6. Gangguan pola istirahat dan tidur
8. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan keperawatan
 Monitor tanda-tanda vital
 Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
 Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai
sedang)
 Kompres hangat
 Mengajarkan teknik relaksasi
2. Penatalaksanaan medis
 Pemberian analgesic
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang berat
dibandingkan setelah mengeluh nyeri.
 Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat analgesik seperti
gula, larutan garam/ normal saline, atau air. Terapi ini dapat menurunkan rasa nyeri,
hal ini karena faktor persepsi kepercayaan pasien.
3. Pengkajian focus
1. Perilaku non verbal
Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain ekspresi wajah,
gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll.
2. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan nyeri. Anjurkan pasien
menggunakan bahasa yang dia ketahui.
3. Factor presipitasi
Beberapa factor presipitasi yang meningkatkan nyeri antara lain lingkungan, suhu
ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba.
4. Intensitas
Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan, atau dapat menggunakan
skala dari 0-10.
5. Waktu dan lama
Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai, berapa lama, bagaimana
timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir timbul.
6. Hal yang perlu dikaji lainnya adalah karakteristik nyeri (OPQRSTUV)
O (onset) : berapa lama nyeri terjadi
P (provokatif) : factor yang mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri
Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau tersayat)
R (region) : daerah perjalanan nyeri
S (Skala nyeri) : keparahan/ intensitas nyeri
T (treatment) : usaha yang dilakukan untuk mengatasinya
U (understanding) : persepsi nyeri bagi pasien, mengganggu aktivitas atau tidak
V (values) : harapan pasien terhadap nyerinya
4. Diagnose keperawatan yang mungkin muncul
1. Diagnose : nyeri akut
Definisi : pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul
akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau sebagai kerusakan, awitan yang
tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
diatisipasi atau prediksi.
Batasan karakteristik :
a. Mengkomunikasikan descriptor nyeri (misalnya rasa tidak aman nyaman,
mual, kram otot)
b. Ekspresi wajah nyeri ( meringis)
c. Rentang perhatian terbatas
d. Pucat
e. Menarik diri
Factor yang berhubungan :
a. Biologis
b. Kimia
c. Fisik
d. Psikologis
2. Diagnose : nyeri kronis
Definisi :
Batasan karakteristik :
Subyektif
a. Depresi
b. Keletihan
c. Takut kembali cidera
Obyektif
a. Perubahan kemampuan untuk meneruskan aktivitas sebelumnya
b. Anoreksia
c. Perubahan pola tidur
d. Wajah topeng
e. Perilaku melindungi
f. Iritabilitas
g. Perilaku protektif yang dapat diamati
h. Penurunan interaksi dengan orang lain
i. Gelisah
j. Berfokus pada diri sendiri
k. Respon yang dimediasi oleh saraf simpatis (suhu, dingin, perubahan posisi
tubuh)
l. Perubahan berat badan
Factor yang berhubungan
a. Kanker metastasis
b. Cedera
c. Neurologi
d. Arthritis
3. Diagnosa : Nausea
Definisi : suatu fenomena subjektif tentang rasa tidak nyaman pada bagian belakang
tenggorokan atau lambung, yang dapat atau tidak dapat mengakibatkan muntah
Batasan karakteristik :
a. Keengganan terhadap makanan
b. Mual
c. Peningkatan menelan
d. Peningkatan salivasi
e. Rasa asam di dalam mulut
f. Sensasi muntah
Faktor yang berhubungan
Biofisik
a. Distensi lambung
b. Gangguan biokimia
c. Iritasi gastrointestinal
d. Kehamilan
e. Mabuk perjalanan
f. Penyakit esofagus, meniere, pankreas.
g. Meningitis

Situasional
a. Ansietas
b. Gangguan psikologis
c. Rasa makanan/minuman yang tidak enak
d. Stimuli lingkungan yang tidak menyenangkan
e. Takut
f. Stimuli penglihatan yang tidak menyenangkan
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar


Klien. Jakarta : Salemba Medika.

Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi


dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.

Herlman, T. Heather, dkk. 2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan :


Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.

Aziz. 2006. Nursing Interventions Classification (NIC). Solo: Mosby An Affiliate Of


Elsefer.

Wartonah. 2006.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika.

Muhammad,Wahit Iqbal dkk. 2007.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :

EGC

Anda mungkin juga menyukai