Anda di halaman 1dari 17

PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)

UNTUK KESEHATNA KELUARGA

TUKIMAN

Bagian Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

A. Pendahuluan

Pemerintah telah menetapkan kebijaksanaan dalam upaya pelayanan kesehatan

yaitu Primary Health Care (PHC) sebagai suatu strategi untuk mencapai kesehatan

semua pada tahun 2000. Salah satu unmsur penting dalam PHC antara lain

penerapan teknologi tepat guna dan peran serta masyarakat.

Upaya pengobatan tradisional dengan obat-obat tradisional merupakan salah

satu bentuk peran serta masyarakat dan sekaligus merupakan teknologi tepat guna

yang potensial untuk menunjang pembangunan kesehatan. Hal ini disebabkan antara

lain karena pengobatan tradisional telah sejak dahulu kala dimanfaatkan oleh

masyarakat serta bahan-bahannya banyak terdapat di seluruh pelosok tanah air.

Dalam rangka peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat, obat

tradisional perlu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Untuk lebih meningkatkan

penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang semakin luas dan kompleks dengan

keputusan Menteri Kesehatan RI No. 99a/Menkes/SK/III/1982 tanggal 2 Maret 1982

telah di tetapkan Sistem Kesehatan Nasional yang merupakan penjabaran pola

Pembangunan Nasional dan sebagai petunjuk pelaksanaan pembangunan dibidang

kesehatan.

Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya

bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan

yang optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum. Flora dan fauna serta

mineral yang berkhasiat sebagai chat harus dikembangkan dan disebar luaskan agar
maksimal mungkin dapat dimanfaatkan dalam upaya-upaya kesehatan masyarakat.

Khususnya untuk tanaman chat penyebar luasannya dapat dilakukan melalui TOGA

(tanaman chat keluarga).

Pengertian TOGA

Toga adalah singkatan dari tanaman chat keluarga. Taman obat keluarga

pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang

yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat

dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman ohat

atau bahan ohat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat , khususnya

obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Pemanfaatan Tanaman Obat

Berbicara tentang pemanfaatan tanaman obat atau bahan obat alam pada

umumnya sebenarnya bukanlah merupakan hal yang baru. Sejak terciptanya

manusia di permukaan bumi, telah diciptakan pula alam sekitarnya mulai dari Baru

itu pula manusia mulai mencoba memanfaatkan alam sekitarnya untuk memenuhi

keper uan alam kehidupannya, termasuk keperluan akan obat-obatan dalam angka

mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Kenyataan menunjukkan

bahwa dengan bantuan obat-obatan asal bahan alam tersebut, masyarakat dapat

mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Hal ini menunjukkan

© 2004 Digitized by USU digital library 1bahwa chat yang berasal dari sumber bahan alam
khususnya tanaman telah

memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan

masyarakat. Adapun pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan

gangguan kesehatan keluarga menurut gejala umum adalah:

1. Demam panas

2. Batuk

3. Sakit perut

4. Gatal-gatal
Berbagai macam ramuan yang dapat digunakan untuk penyembuhan berbagai

penyakit menurut Depkes (1992) adalah sebagai berikut:

ad.1. Ramuan demam panas biasa

a. bahan

• Jeruk nipis 1 buah

• Bawang merah 3 biji

• Minyak kelapa 1 sendok makan

• Garam (sedikit)

b. Cara pembuatannya

• Peras jeruk nipis, ambil airnya

• Parut bawang merah, terlebih dahulu dilapisi dengan daun pisang

• Campurkan jeruk nipis dan bawang merah tersebut tambahkan

garam dengan minyak.

c. Cara pemakaian

• Dikompreskan pada ubun-ubun

Demam panas karena maria

a. Ciri – ciri penyakit

• Panas menggigil

• keringat dingin

• Nyeri otot

• Pucat, lesu

• Sakit kepala

b. Bahan yang diperlukan

• Jeruk nipis 1 buah dibelah

• Daun pepaya 1/2 pelepah

• Kencur 1 jari dipukul/dimemarkan

• Air 3 gelas
c. Cara pembuatan

• Semua bahan direbus, kalau perlu di tambah dengan gula merah

secukupnya sampai airnya tinggal 1 1/2 gelas.

d. Cara pemakaian

• Minimal diminum 3 x sehari 1/2 gelas. Diulang lagi setiap hari

sampai 1 minggu.

Demam Panas Karena Campak (Babagen)

a. Ciri-ciri penyakit

• Panas tinggi

• Anak rewel, lemah

• Batuk-batuk

© 2004 Digitized by USU digital library 2• Mata merah

• Bintik-bintik merah coklat di kulit

b. Bahan yang diperlukan

• Daun sambiroto 4 lembar

• Pule 1 ibu jari

• Air 1 gelas

c . Cara pembuatan

• Daun sambiroto, pule dibersihkan, kemudian didihkan sampai menjadi 1/2

gelas

d. Cara pemakaian

• Diminum 2 x sehari 1/2 gelas pagi dan sore, ulangi tiap hari sampai panasnya

mereda.

ad.2. Batuk

• Ramuan Batuk biasa

a. Bahan

• Kencur 3 jari
• Garam sedikit

b. Cara pembuatan

• Kupas kencur dan parut

• Tambahkan air 3/4 cangkir

• Peras dengan kain bersih dan Baring.

c. Cara pemakaian

• Diminum 2 x sehari 1 ramuan untuk anak-anak dan dewasa.

• Batuk Pilek

a. Ciri-ciri penyakit

• Pilek , keluar lendir/cairan ingus dari hidung.

• Kadang-kadang disertai panas.

• Sakit kepala

• Hidung tersumbat

• Nyeri otot

b. Bahan yang dipergunakan

• Air teh kental 3/4 gelas

• Air jeruk nipis 3 sendok makan

• Gula batu sebesar telur ayam

c. Cara pembuatan

• Campur semua bahan, diaduk sampai larut.

d. Cara pemberian

• Orang dewasa minum 3 kali sehari 1 ramuan

• Anak-anak 3 kali sehari 1/2 cangkir

* Anak Balita jangan diberi ramuan ini.

© 2004 Digitized by USU digital library 3• Batuk asma

a. Ciri-ciri penyakit

• Napas berbunyi
• Berkeringat

• Sesak napas

b. Bahan

• Daun randu (daun kapuk) 7 helai

• Pegagan 1 genggam

• Gula batu saecukupnya.

• Air matang 1 cangkir.

c. Cara pembuatan

• Cuci daun randu dan pegagan

• Tumbuk dengan sediki t air, setelah halus tambah air matang dan saring

• Beningnya ditambah dengan gula batu dan aduk hingga larut.

d. Cara pemakaian

• Diminum 1 x sehari 1 ramuan, pagi hari sebelum makan

• Diulang tiap hari sampai sembuh

• Untuk pemeliharaan cukup 1 minggu sekali satu ramuan

ad. 3 Sakit perut

• Ramuan sakit perut biasa

a. Bahan yang diperlukan

• Gula pasir 3/4 sendok makan

• Minyak kayu putih 3 tetes

b. Cara pembuatan

• Gula pasir ditetesi dengan minyak kayu putih Dicampur

c. Cara pemakaiannya

• Campuran ini dimakan, disertai minum teh

• Ramuan sakit perut disertai mencret

a. Ciri-ciri penyakit

• Berak encer lebih 3 kali sehari


• Sakit perut saat berak

• Kadang rasa mual dan kembung.

b. Bahan yang diperlukan

• Daun jambu biji muda satu genggam.

• Adas 5 butir (1/3 sendok teh).

• Pulo sari 2 jari tangan

• Air 2 cangkir

c. Cara membuatnya

• Bahan setelah dicuci dipotong kecil-kecil kemudian didihkan sampai diperoleh

1 cangkir

d. Cara pemakaian

© 2004 Digitized by USU digital library 4• Diminum 2 x sehari 1/2 cangkir.

• Muntah mencret

Berikan ramuan mencret di tambah dengan ramuan muntah yaitu:

a .Bahan

• Parutan pala 1 sendok teh

• Garam sedikit

b. Cara pembuatan

• Kedua bahan dicampur

c. Cara pemakaian

• Makanlah ramuan tersebut.

• Sakit maag (sakit ulu hati)

a. Ciri-ciri penyakit

• Sakit terasa perih terutama daerah ulu hati.

• Mual

• Kadang-kadang disertai keringat dingin dan pusing

• Perut kembung.
b. Bahan yang dipergunakan

• Kunyit yang tua 2 jari tangan

• Air matang 1/2 cangkir

c .Cara pembuatan

• Kupas kunyi t dan bersihkan

• Parut kunyi t tambah air matang

• Peras dengan kain bersih

• Ambil beningnya

d. Cara pemakaiannya

• Minum 2 x sehari satu ramuan, pagi hari sebelum makan dan malam hari

sebelum tidur.

ad.4. Gatal

• Ramuan gatal-gatal biasa

a. Bahan yang diperlukan

• Batang Brotowali 2 sampai 3 jari

• Air 6 gelas

b. Cara pembuatan

• Campuran dididihkan selama 1/2 jam

c. Cara pemakaian

• Air brotowali gunakan untuk mencuci kulit yang gatal

• Ramuan Gatal karena Panu

• Ramuan gatal karena Panu

a. Ciri-ciri penyakit

• Bercak putih halus, berbatas tegas

• Rasa gatal pada waktu berkeringat.

b. Bahan yang diperlukan

© 2004 Digitized by USU digital library 5• Lengkuas 1 jari


• Cuka 1 sendok makan

c. Cara pembuatan

• Lengkuas dipotong miring

• Bagian ujungnya dipukul-pukul hingga berserabut seperti kuas.

d. Cara pemakaian

• Kuas lengkuas yang sudah direndam dalam cuka digosokkan pada kulit yang

sakit 2 x sehari.

• Ramuan Gatal karena kurap

a. Ciri-ciri penyakit

• Bercak-bercak bundar di kulit selebar beberapa cm dengan tepi berbatas jelas

kemerahan.

• Bersisik biasanya dibadan, tangan, kaki, lipatan paha, sela jari dan kepala.

b .Bahan yang diperlukan

• Daun landep 1 genggam.

• Jeruk nipis 1 buah

c. Cara pembuatan

• Daun landep dilumatkan

• Jeruk nipis dipotong dan diperas

• Campurkan pada daun landep yang telah dilumat.

d. Cara pemakaiannya.

• Dioleskan pada kulit yang sakit.

• Ramuan Gatal Karena Kudis

a. Ciri-ciri penyakit

• Bintik-bintik bergerombol

• Rasa amat gatal terutama diantara jari-jari tangan dan kaki.

• Pergelangan sebelah dalam dan pantat.

b. Bahan yang diperlukan


• Daun sambiloto segar 1 genggam

• Belerang sedikit

c. Cara pembuatannya

• Bahan ditumbuk bersama-sama sampai halus dan rata.

d. Cara pemakaian

• Dilumurkan pada kulit yang sakit.

D. Jenis-jenis Tanaman Untuk TOGA

Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah jenisjenis tanaman
yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Jenis tanaman disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat.

b. Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman.

c. Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah

pemukiman.

© 2004 Digitized by USU digital library 6d. Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
lain misalnya: buahbuahan dan bumbu masak

e. Jenis tanaman yang hampir punah

f. Jenis tanaman yang masih liar

Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman

adalah tanaman yang sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau tumbuh di

daerah pemukiman.

Daftar tanaman obat tradisionil yang dipergunakan dalam buku "Pemanfaatan

Tanaman Obat Dep. Kes RI Edisi III. 1983 adalah :

Adas Foeniculum Vulare Mill

Angsana Pterocarpus Indica Willd

Anyang-anyang Elaecorpus Grandiflora J. Sm

Asam Tamarindus Indica L.

Bawang merah Allium Cepa L

Bawang putih Allium Sativum L


Belimbing waluh Averrhoa Bilimbi L.

Beluntas Pluchea Indica (L) Less

Brotowali Tino Spora Crispa (L)

Cengkeh Eugenia Aromatika O.K

Dadap Serep Erythrina Subumbrans Herr

Daun sendok Plantago Hajor L

Delima Putih Punica Granatum L

Gambir Uncaria gambir Roxb

Jagung Zea Mays L

Jambu Biji Psidium Guajava L

Jarak Ricinus Communis L

Jarak Pagar Jatropha Curcas L

Jaruk Nipis Citrus Aurantifolia Suningle

Katuk Sauropus ANDROGYNUS Herr

Kayu Putih Helaleuca Leuca Dendra L

Kecubung Datura Hetel

Kelapa Cocos Nucifera

Kembang Sepatu Hibicus Rosa-Sinensis

Kemiri Aleuritis Holuccana (L)

Kencur Kaempferia Galanga L.

Urang aring Eclipta Alba (L.)

Ketumbar Coriandrum Sativum

Kumis Kucing Orthosiphon Stamineus Benth

Kunyit Curcuma Demestica Val

Labu merah Cucurbita Hoschata Duchesne

Lada Piper Nigrum L

Lengkuas Languas Galanga (L.)


Lidah buaya Aloe Vera L

Lobak Raphanus Sativus L.

Mentimun Cucumis Sativus L.

Padi Oryza Sativa L.

Pare Homordica Charantia L.

Pegagan Centella Asiatica L.

Pepaya Carica Papaya L.

Pinang Areca Catechu L.

Pisang Musa Paradisaca L.

© 2004 Digitized by USU digital library 7Pulasari Alyxia Spec

Sambiloto Andrographis Paniculata Nees

Sembung Blumea Balsamifera (L.)

Sirih Piper Betle L.

Sosor Bebek Kalanchoe Pinnata Pers

Teh Thea Sinensis L.

Tembakau Nicotiana Tabacum L.

Temu giring Curcuma Heyneana Val & V.Zip

Temu Kunci Boesenbergia Pandurata

Temu lawak Curcuma Xanthorrhiza

Ubi jalar Ipomoea Batatas Poiret

E. Kesimpulan

Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman

obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:

1. Upaya preventif (pencegahan)

2. Upaya promotif (meniungkatkan derajat kesehatan)

3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)

Selain fungsi diatas ada juga fungsi lainnya yaitu:


1. Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat, sebab banyak tanaman obat

yang dikenal sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran

misalnya lobak, saledri, pepaya dan lain-lain.

2. Sarana untuk pelestarian alam

Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya

pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu terutama

tumbuh tumbuhan akan mengalami kepunahan.

3. Sarana penyebaran gerakan penghijauan.

Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami penggundulan, dapat

dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk pohonpahon misalnya pohon
asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain.

4. Sarana untuk pemertaan pendapatan

Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat bagi

keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber pengbasilan bagi keluarga

tersebut.

5. Sarana keindahan

Dengan adanya Toga dan bila di tata dengan baik maka hal ini akan

menghasilkan keindahan bagi orang/masyarakat yang ada di sekitarnya. Untuk

menghasilkan keindahan diperlukan perawatan terhadap tanaman yang di

tanam terutama yang ditanam di pekarangan rumah-

Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan RI. Tanaman Chat Keluarga Edisi III. Jakarta 1983.

Departemen Kesehatan RI. Pemanfaatan Tanaman obat Edisi III, Jakarta. 1983.

Departemen Kesehatan RI. Misteri Modika Indonesia Jilid I dan II. Jakarta 1983.

Departemen Kesehatan RI. Pemanfaatan Tanaman Obat. Jakarta 1992.


Promosi Kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan
kontrol atas faktor-faktor penentu kesehatan, dan dengan demikian dapat meningkatkan
kesehatan mereka. Promosi kesehatan juga berarti membangun kebijakan publik yang sehat,
menciptakan lingkungan yang mendukung, memperkuat aksi komunitas, mengembangkan
keterampilan pribadi, dan mengorientasikan layanan kesehatan.
Program promosi kesehatan dan pencegahan penyakit fokus pada menjaga orang
sehat. Promosi kesehatan melibatkan dan memberdayakan individu dan masyarakat untuk
terlibat dalam perilaku sehat, dan membuat perubahan yang mengurangi risiko
pengembangan penyakit. Salah satu bentuk dari promosi kesehatan tersebut adalah
sosialisasi Tanaman Obat Keluarga (TOGA).
Tanaman obat keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang
berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di
halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman
yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.
Indonesia dikenal sebagai gudangnya tanaman obat sehingga mendapat julukan live
laboratory. Sekitar 30.000 jenis tanaman obat dimiliki Indonesia. Dengan kekayaan flora
tersebut, tentu Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan produk herbal yang
kualitasnya setara dengan obat modern. Akan tetapi, sumber daya alam tersebut belum
dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan masyarakat. Baru sekitar 1200 species
tanaman obat yang dimanfaatkan dan diteliti sebagai obat tradisional. Beberapa spesies
tanaman obat yang berasal dari hutan tropis Indonesia justru digunakan oleh negara lain
World Health Organization (WHO) tahun 2002 menduga bahwa mayoritas
masyarakat di kebanyakan negara non-industri masih mengandalkan bentuk pengobatan
tradisional untuk menjaga kesehatan sehari-hari. Upaya pengobatan tradisional dengan obat-
obat tradisional merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dan sekaligus
merupakan teknologi tepat guna yang potensial untuk menunjang pembangunan kesehatan
Tumbuhan obat dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengobatan oleh masyarakat,
karena mahal dan sulitnya akses untuk mendapatkan obat-obatan modern. Akses terhadap
obat-obatan dan pengobatan modern hanya dapat diakses oleh kalangan masyarakat yang
mampu. Untuk mengatasi mahalnya harga obat, maka dilakukan beberapa pengembangan
obat tradisional dari tanaman obat. Sehingga, selain obat kimia, banyak juga obat herbal yang
berasal dari tanaman obat yang beredar di pasaran baik jamu, obat herbal terstandar maupun
fitofarmaka. Harganya juga bervariasi.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari obat herbal tersebut. Kelebihan
beberapa obat herbal diantaranya adalah harga terjangkau, mudah dicari dan efek samping
kecil. Kekurangannya adalah tidak semua obat herbal sudah tersertifikasi atau terdaftar di
Badan POM. Hal tersebut mengakibatkan adanya keraguan untuk mengkonsumsi herbal
tersebut.
Pemanfaatan obat tradisional untuk pemeliharaan kesehatan dan gangguan penyakit
hingga saat ini masih sangat dibutuhkan dan perlu dikembangkan, terutama dengan
melonjaknya biaya pengobatan dan harga obat-obatan. Adanya kenyataan bahwa tingkat
kebutuhan masyarakat terhadap pengobatan semakin meningkat, sementara taraf kehidupan
sebagian masyarakat kita masih banyak yang pas-pasan. Maka dari itu, pengobatan dengan
bahan alam yang ekonomis merupakan solusi yang baik untuk menanggulangi masalah
tersebut (Maheswari, 2002).
Dengan kembali maraknya gerakan kembali ke alam (back to nature), kecenderungan
penggunaan bahan obat alam/herbal di dunia semakin meningkat. Gerakan tersebut
dilatarbelakangi perubahan lingkungan, pola hidup manusia, dan perkembangan pola
penyakit. Obat yang berasal dari bahan alam memiliki efek samping yang lebih rendah
dibandingkan obat-obatan kimia, karena efek obat herbal bersifat alamiah. Dalam tanaman-
tanaman berkhasiat obat yang telah dipelajari dan diteliti secara ilmiah menunjukan bahwa
tanaman-tanaman tersebut mengandung zat-zat atau senyawa aktif yang terbukti bermanfaat
bagi kesehatan (Maheswari, 2002).
Maka berdasarkan permasalahan tersebut dilakukan salah bentuk promosi kesehatan
berupa sosialisasi tentang Tanaman Obat Keluarga (TOGA)kepada masyarakat. sosialisasi
ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan ketrampilan kepada masyarakat tentang
pentingnya obat yang disediakan oleh alam dalam bentuk tanaman herbal.
Dalam kegiatan ini, sosialisasi dilakukan oleh tenaga farmasi dan apoteker yang
tergabung dalam komonitashealth plants community.
Dalam sosialisasi ini beberapa hal yang perlu dilakukan, meliputi:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahapan yang sangat penting karena perencanaan akan
menentukan keberhasilan dari pelaksanaan sosialisasi tersebut. Dalam perencanaan sosialisasi
TOGA ini meliputi rapat koordinasi, penyusunan rencana kerja, penentuan target dan sasaran
serta perencanaan pembinaan. Rapat kordinasi yang akan dilakukan berisi tentang
perlombaan yang diadsakan berkaitan dengan pemanfaatan TOGA. Target dari kegiatan ini
tentunya melibatkan semua warga dalam hal ini setuap rumah harus memanfaatkan
pekarangannya untuk menanam TOGA. Apabila pekarangan rumahnya sempit maka TOGA
dapat ditanam pada pot sehingga tidak menghasbiskan tempat. Untuk mencapai keberhasilan
rencana kerja ini tentunya kader-kader PKK perwilayah mulai dari kader PKK kecamatan
Sampai tingkat RT mengadakan pelatihan (pembinaan) secara berjenjang sehingga program
dapat dilaksanakan oleh setiap rumah.
2. Pelaksanaan
Tahap selanjutnya setelah perencanaan adalah pelaksanaan, karena perencanaan tanpa
adanya pelaksanaan hanyalah sebuah perencanaan. Pelaksanaan dalam program sosialisasi
TOGA ini meliputi beberapa tahapan. Pelaksanaan sosialisasi dimulai dengan adanya
penyuluhan kepada kader-kader Penyuluhan betujuan untuk memberikan pengetahuan yang
memadai tentang berbagai jenis TOGA, penanamanan, pemeliharaan, manfaat sampai dengan
pengolahannya. Penyuluhan sangat mempengaruhi keberhasilan dari sosialisasi, karena para
kader ini yang menjadi pelaksana program sosialiasi Pengetahuan tentang TOGA perlu
ditambah lagi dengan adanya pelatihan-pelatihan. Pelaksanaan sosialiasi berlanjut pada
penyedian sarana dan prasarana. Prasarana dan sarana tentunya memegang peranan yang
sangat penting. Penyediaan sarana dan prasarana meliputi penyedian pamflet atau referensi
yang dapat menambah pengetahuan
3. Evaluasi dan Monitoring
Tahapan terakhir dari sosialisasi TOGA adalah evaluasi dan monitoring. Tahapan ini
terdiri atas melihat hasil pemetaan dan pemanfataan serta dengar pendapat. Evaluasi
diperoleh setelah adanya kunjungan-kunjungan kader ke rumah-rumah warga. Dari
kunjungan ke rumah warga para kader dapat melihat berbagai macam masalah dan kendala
sehubungan dengan program penanaman dan pemanfaatan TOGA yang di lapangan sehingga
dapat diambil solusi supaya program sosialisasi mencapai keberhasilan
Dalam Sosialisasi Penanaman dan Pemanfaatan TOGA Sebagaimana dijelaskan oleh
Effendi bahwa strategi komunikasi merupakan metode atau langkah-langkah yang diambil
untuk keberhasilan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahu atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku, baik secara langsung maupun
tidak langsung, Dalam kasus penanaman dan pemanfaatan tanaman obat keluarga, strategi
yang digunakan adalah memperhatikan program yang dicanangkan, pelaksanaan program dan
kendala serta penanganannya.Kesuksesan program ini tentunya memerlukan kegiatan
komunikasi sebagai sarana untuk mensosialisasikan kepada warganya.
a. Agen Sosialisasi (Komunikator)
Pelaksanaan sosialisasi TOGA supaya berhasil perlu melibatkan semua kader PKK
dan tenaga farmasi serta apoteker yang tergabung dalam komonitas health plants
community. Pesan (Isi) Sosialisasi
Pesan utama dari kegiatan yang dilakukan adalah tiap pekarangan harus ditanami
TOGA. Bagi Rumah yang memilki lahan harus menanam berbagai jenis TOGA di
pekarangan rumah, apabila tidak ada lahan maka harus menanam TOGA di dalam pot.
b. Media Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi tentunya memerlukan media untuk menunjang keberhasilan.
Salah satunya dengan kegiatan pertemuan yang tidak terlalu formal, Selain itu juga
dilakukan pembagian brosur seputar TOGA.

Hasil yang diharapkan dari program sosialisasi tentang penanaman dan pemanfaatan
TOGA ini diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada masyarakat tentang tanaman obat
keluarga (TOGA). Selain itu juga diharapkan banyak warga yang menanam berbagai jenis
TOGA di pekarangan mereka serta aktif memanfaatkannya sebagai pilihan pertama dalam
mengobati sakit ataupun penyakit.

Anda mungkin juga menyukai