Anda di halaman 1dari 21

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN
“parkinson”

Dosen : Iwan, S. Kep. Ns. M. Kes

Di susun oleh :

Indriani

P07120317018

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PALU
PRODI D4 KEPERAWATAN
T.A. 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas asuhan keperawatan ini dengan
judul “PARKINSON” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan Asuhan
keperawatan ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-
mahasiswi Keperawatan poltekkes palu.

Saya sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan
segala kekurangan dalam pembuatan asuhan keperawatan ini,dan saya akan sangat
bangga apabila asuhan keperawatan yang saya susun ini mendapatkan saran
maupun kritik yang bersifat membangun. Tidak lupa saya haturkan permohonan
maaf apabila asuhan keperawatan yang saya buat terdapat suatu kesalahan.

Terakhir saya sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah
membaca asuhan keperawatan ini. Semoga ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

Palu, 30-desember2018

Penyusu
BAB I
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Parkinson adalah penyakit neurologik kronik, progresif yang
disebabkan karna hilangnya neurotrasmitter dopamine di otak sehinggah
terjadi gangguan kontrol pergerakan yang di tandai adanya tremor pada
tangan, kekuatan, bradikinesia (lambat dalam pergerakan) (Black, 2009).

Parkinson (paralisis agitans) merupakan penyakit / sindrome pergrakan


yang disebabkan oleh gangguan pada ganglia basalis dan substansia nigra
dalam menghasilkan dopamin, ditandai dengan adanya tremor ritmik,
bradikinesia, kekuatan otot dan hilangnya refleks-refleks postural. Basal
ganglia adalah bagian dari sistem ekstrapiramidal dan berpengaruh untuk
mengawali, modulasi dan mengakhiri pergerakan serta pengaturan gerakan-
gerakan otomatis.

Penyakit parkinson pertama kali ditemukan oleh james parkinson tahun


1817 dengan istilah paralisis agitans dan baru baru pada tahun 1887 jean
matin Charcot memberi nama penyakit parkinson.

Angka kejadian pada penyakit parkinson meningkat seiring


meningkatnya usia. Usia yang paling banyak adalah pada usia 50 tahun ke
atas. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir seimbang (Hickey,
2003).

B. ETIOLOGI
Penyebab parkinson adalah adanya kemunduran atau kerusakan sel-sel saraf
pada basal ganglia sehingga pembntukan serta sumber dopamin menjadi
sedikit berkurang. Faktor penybab kemunduran dari basal ganglia itu sendiri
masih belum diketahui, namun kemungkinan disebabkan karena faktor
keturunan, trauma, infeksi, pengobatan, terpapar racun, atherosklerosis dan
tumor basal ganglia.

C. PATOFISIOLOGI
Aktivitas motorik terjadi akibat koordinasi antara korteks seperti, ganglia
dan serebellum. Dalam proses aktivitas peran neurotrasmitter sangat
penting, dimana nurotrasmiter dapat bersifat eksitasi (merangsang) dan
inhibitor (penghambat) stimulus. peran neurotrasmitter Asetykoline (ACH)
brsifat merangsang dan dopamin (bersifat penghambat) sangat penting
dalam proses pergerakan. Dopamin diproduksi hanya disubtansia nigra,
seperti halnya dengan yang ada pada kelenjar adresia yang berfungsi
sebagai penghambat basal ganglia dalam mngintegrasikan aktivitas volunter
motor. Sedangkan ACH diproduksi pada ujung-ujung saraf dan mempunyai
konsentrasi tinggi pada striatum. ACH berfungsi menghambat fungsi dan
pelepasan dopamin. pada keadaan normal kedua neurotransmiter tersebut
bekerja dalam keseimbangan sistem antagonisuntuk menghasilkan
koordinasi pergerakan motorik atau keseimbangan antara penghambat dan
perangsangan kelompok neuron.

Pada penyakit parkinson terjadi degnerasi sel-sel ganglion pada


substansia nigra yang mengakibatkan terhambatnya produksi atau kadar
dopamin. Penurunan kadar dopamin menyebabkan kehilangan kemampuan
gerakan volunter dan mengakibatkan terjadi kelbihan eksitasi sehingga
mengakibatkan kekuatan, tremor dan bradikinesia, sedangkan jika
kelebihan dopamine atau defisiensi kolinergik menyebabkan gerakan
involunter berlebihan.

Gambar : anatomi otak, substantia nigra pada penyakit perkinson

D. KLASIFIKASI
Perkinson dapat diklasifikasikan menjadi enam kategori berdasarkan proses
terjadinya yaitu :
1. Perkinson primer (Idiopatik) dimana penyebabnya tidak diketahui.
2. Parkinson postencephalitis, penyebab perkinson karena encephalitis
3. Parkinson latrogenik, parkinson karena obat-obatan seperti obat
psikotropik dan antipsikotik.
4. Parkinson juvenile, parkinson yang terjadi pada usia di bawah 40
tahun
5. Parkinson sekunder, disebabkan karena kerusakan substansia nigra
akibat trauma, iskhemik.
6. Pseudoparkinson (parkinson semu) merupakan gabungan dari
beberapa penyebab parkinson seperti pada hipoteroid.

E. TINGKATAN PARKINSON
Berdasarkan tanda dan gejalanya tingkatan parkinson dapat dibagi :
1. Tingkat awal / dini
Pada tingkat ini pasien masih dapat melakukan tugas sehari-hari
tanpa gangguan, terjadi kerusakan pada sebelah tungkai dan lengan,
kelemahan sedikit, tangan dan kaki gemetar.
2. Tingkat ringan sedang
Pada tingkat ini terjadi kerusakan pada kedua tungkai dan lengan,
wajah seperti bertopeng, gaya jalan diseret dan pelan. Pada keadaan
ini pasien sudah terasa terganggu dan sukar dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
3. Tingkat berat
Pasien terjadi akinesia, rigiditas, dimana pasien tidak mampu
melakukan aktivitas sehari-hari sehingga pasien mengalami
ketergantungan.

F. MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda utama dari parkinson adalah :
1. Rigiditas (kekakuan)
Rigiditas selalu ada pada pasien parkinson yaitu dengan
meningkatnya tonus otot. Baik otot fleksor maupuan ekstensor
berkontraksi dengan kuat dengan menunjukan gangguan kelompok-
kelompok otot inhibitor yang bersesuaian. Rigiditas nampak pada
wajah sehingga wajah nampak seperti topeng karena terbatasnya
mimik, kedip mata menjadi jarang, sikap tubuh menjadi agak
membungkuk, lengan dan tunkai berada pada keadaan fleksi ringan,
jalan dengan langkah kecil-kecil.
2. Tremor (terutama pada saat istirahat)
Tremor disebabkan karena kontraksi yang berganti-ganti secara
teratur (empat sampai enam siklus perdetik) dari otot-otot antagonis.
Tremor makin bertambah jika pasien lelah dan mengalami
ketegangan emosi. Tremor terjadi pada jejari tangan, sendi-sendi
metakarpo-falangisi, kepala mengangguk-angguk atau menggeleng-
geleng.
3. Bradikinesia dan akinesia
Bradikinesia ditandai dengan kelambatan yang abnormal pada
gerakan-gerakan yang disengaja, sedangkan akinesia ditandai
dengan berkurangnya gerakan spontan.
4. Kerusakan postural, sikap rubuh, gangguan gaya berjalan. Postur
pasien menjadi fleksi atau mmbungkuk, bahkan gerakannya seperti
kera.
5. Kerusakan otonom sprti adanya inkontinensia urine, konstipasi,
hipotensi orthostatik, berkeringat, kulit berminyak.
6. Gnagguan pnglihatan, pasin menjadi kabur karena tidak mampu
mempertahankan kontraksi otot-otot mata.
7. Rasa lelah berlebihan dan otot terasa nyeri karen rigiditas.
8. Gangguan fungsi pernapasan seperti hipoventilasi dan berkurangnya
fungsi pembersihan saluran napas.
9. Perubahan perilaku dan mental, kemungkinan trjadi demensia dan
kerusakan memori, depresi, menarik diri.

Gambar : karakteristik pasien dengan parkinson


G. KOMPLIKASI
 Gangguan motorik
 Kerusakan berjalan, keseimbangan dan postur
 Gangguan autonom
 Demensia
 Depresi

H. TEST DIAGNOSTIK
Tidak ada test diagnostik khusus pada pasien parkinson, test diagnostik
umumnya untuk mnetahui efek samping/komplikasi seprti adakah skoliasis,
kelmahan otot. Analisis cairan serebrospinalis mnunjukan adanya
penurunan kadar dopamin.

I. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan umum
Terapi fisik : mempertahankan gerak dan sendi, memperbaiki cara
jalan
Terapi kerja : membantu pasien mempertahankan aktivitas sehari-hari
(ADL)
Psikoterapi : memfalisitasi pasin status mentalnya.
2. Pengobatan
 Trihexyphnidil HCL (Artan)
 Bromocrytine mesilate
 Levo DOPA
J. PENGKAJIAN
1. Riwayat kesehatan
 Riwayat trauma, pengobatan, pembedahan.
 Riwayat tanda-tanda dini parkinson seperti kellahan, tremor,
kekakuan, kesulitan dalam pergerakan.
 Riwayat pekerjaan yang terpapar zat toksik.
2. Pemeriksaan fisik
a. Rigiditas otot-otot sehingga mengakibatkan :
 Kesulitan pergerakan ekstermitas
 Kesulitan membuka mulut dan mengunyah
 Muka seperti topeng karena kurang ekspresi
 Kekakuan otot-otot tubuh, ketidakmampuan duduk tegak,
mempertahankan keseimbangan dan koordinasi
b. Tremor pada ekstermitas, kepala mengangguk-angguk.
c. Bradikinesia, dimana pasien bergerak lambat atau tidak mampu
mengontrol gerakan.
d. Gangguan respiras : menurunnya bunyi napas, kekuatan otot
interkosta, ekspansi dada kurang.
e. Gangguan penglihatan, air mata dan saliva meningkat
f. Gangguan saraf outonom : postural hipotensi, kulit berminyak,
perubahan tekstur kulit, konstipasi.
3. Psikososial
 Emosi pasien
 Tanda-tanda depresi dan paranoid
 Kerusakan kognitif
 Demensia

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI


1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan tremor otot, rigiditas,
bradikinesia.
Data pendukung
 Pasien mengatakan kesulitan bergerak, kekuatan otot
 Tremor
 Kesulitan dalam pergerakan, kekakuan
 Ketidakmampuan melakukan ADL
 Kekuatan otot, tonus otot
 Perubahan tanda vital

Kriteria hasil
 Kesulitan bergerakan berkurang
 Tremor berkurang atau tidak ada
 Pasien dapat melaakukan ADL secara mandiri

Rencana tindakan Rasional


1. Kaji adanya regiditas,  Kurangnya dopamin
tremor, kesulitan menimbulkan tanda-tanda
pergerakan, bradikinesia parkinson.
setiap 8 jam.
2. Tetapkan derajat  Menentukan rencana lebih
ambulasi (ketergantungan lanjut.
atau mandiri).
3. Bantu pasien melakukan  Memenuhi kbutuhan
ambulasi aktivitas
4. Lakukan ROM aktif  Mencengah kontraktur dan
kelemahan
5. Kolaborasi dengan  Membantu dalam pelatihan
fisioterapis dalam pergerakan
penyediaan alat
pergerakan
6. Anjurkan pasien untuk  Mencegah trauma pada
merubah posisi setiap 2 daerah tertekan.
jam.
7. Lakukan program
 Membantu memulihkan
pergerakan dan observasi pergerakan
respon obat
2. Resiko injuri berhubungan dengan tremor otot, regiditas, bradikinesia.
Data pendukung
 Pasien mengatakan kesulitan bergerak, tremor
 Tremor, ketidakseimbangan berjalan
 Kesulitan dalam pergerakan, kekakuan
 Ketidak mampuan dalam melakukan ADL
 Postural hipotensi
Kritria hasil
 Kesulitan bergerakan berkurang
 Tremor berkurang atau tidak ada
 Pasin dapat melakukan ADL mandiri

Rencana tindakan Rasional


1. Monitor fungsi motorik  Menetapkan kemungkinan
dan keseimbangan jatuh
berjalan  Mencegah resiko jatuh
2. Bantu ambulasi sesuai
kebutuhan  Membantu melakukan
3. Berikan alat bantu tongkat, pergerakan dan
walkers, kursi roda sesuai mengurangi resiko jatuh
kebutuhan  Menghindari jatuh
4. Jelaskan pada pasien untuk
merubah posisi dengan
pelan-pelan  Postural hipotensi
5. Jelaskan pada pasien kemungkinan tejadi
setelah bangun tidur tidak sehingga dapat
langsung melakukan mengakibatkan pasien
pergerakan jatuh
 Menghindari resiko jatuh
6. Gunakan kursi, kamar
mandi yang ada
pengangannya
 Mengurangi resiko jatuh
7. Penerangan yang cukup
dan lantai tidak licin serta
pemakaian alat kaki tidak
licin

3. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan tremor otot, regiditas, bradikinesia dan efek
pengobatan.
Data pendukung
 Pasien mengatakan kesulitan mengunyah dan menelan, mual,
muntah
 Makan tidak habis sesuai porsi
 Kekakuan otot wajah
 Berat badan menurun
 Tanda-tanda anemia
 Pemakaian obat-obatan
 Diet yang diberikan
Kriteria hasil
 Berat badan meningkat secara bertahap
 Tanda-tanda anemia tidak ada
 Pasin dapat menghabiskan makan sesuai porsi

Rencana tindakan Rasional


1. Monitor berat badan setiap  Perubahan BB
3 hari menentukan status nutrisi
2. Catat intake makan  Menetukan asupan makan
3. Berikan makan yang  Membantu memudahkan
mudah dikunyah dan makan masuk
ditelan  Menghindari terjadinya
4. Posisi kepala ditinggikan aspirasi
saat memberikan makan  Mengurangi tremor dan
5. Brikan pengobatan kekakuan otot mengunyah
sebelum makan  Mempertahankan intak
6. Berikan makan dengan yang adekuat
tinggi kalori
 Menntukan status nutrisi
7. Monitor tanda-tanda
anemia, hasil Hb

4. Tidak efektifnya koping individu dan keluargan berhubungan dengan


perubahan gaya hidup, peran, dan konsep diri.
Data pendukung
 Adanya kesulitan dalam pergerakan, pemenuhan ADL
 Tidak nafsu makan
 Sensitif
 Kesulitan tidur
 Apatis
 Menarik diri
Kriteria hasil
 Pasien dapat mendemonstrasikan koping yang efektif
 Pasin dapat memandang secara realistik rentang penyakit
 Pasien dapat mengespresikan perasaan kehilangan dan berespon
positif terhadap dirinya
 Pasien kooperatif dan berpartisipasi dalam prawatan dirinya

Rencana tindakan Rasional


1. Kaji perikalaku dan koping  Penyakit parkinson dapat
pasien menimbulkan perilaku
dan gaya hidup
2. Gali perasaan dan  Memberikan kesempatan
ketakutan terhadap kepada pasien untuk
penyakitnya mengesprsikan
perasaannya
3. Berikan kesempatan pasien  Membantu menurunkan
untuk mengungkapkan ketegangan
secara verbal tentang
gambaran masa depan
4. Libatkan pasien untuk  Pasien merasa dihargai
berpartisipasi dalam dan meningkatkan harga
perawatan diri sesuai diri
kemampuannya
5. Hargai kemampuan yang
dimiliki pasien  Meningkatkan harga diri
6. Kolaborasi dengan pasien
psikolog/psikiater dalam  Membantu meningkatkan
meningkatkan kemampuan koping yang positif
koping pasien

5. Sindrom pererawatan diri berhubungan dengan tremor otot, regiditas,


bradikinesia.
Data pendukung
 Pasien mengatakan kesulitan bergerak
 Tremor
 Kesulitan dalam pergerakan, kekakuan
 Ketidakmampuan dalam melakukan ADL
Kriteria hasil
 Kesulitan bergerakan berkurang
 Tremor berkurang atau tidak ada
 Pasien dapat melakukan ADL secara mandiri
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. E DENGAN MASALAH
GANGGUAN SISTEM NEUROBEHAVIOUR : PARKINSON DI RUANG
RSU UNDATA PALU

A. PENGKAJIAN

Tanggal masuk : 4 agustus 2018


jam masuk : 08.35
Ruangan : Nuri atas
No. Register :-
Dx. Medis : parkinson
Tanggal Pengkajian : 5 agustus 2018

1. Identitas Pasien
 Nama : Tn. E
 Usia : 46 tahun
 Alamat : jl. Mangga
 Jenis kelamin : laki-laki
 pekerjaan : wiraswasta
 agama : islam
 Suku : kaili
 Pendidikan : diploma 1 agribisnis

2. Identitas penanggung jawab


 Nama : Ny. I
 Usia : 36 tahun
 Jenis kelamin : perempuan
 Pekerjaan : IRT
 Suku : kaili
 Hub dengan klien : istri
B. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan utama : klien mengatakan mengeluh pusing
kepala.
2. Keluhan yang menyertai : klien mengeluh sering muntah,
mual, sulit bicara,kekakuan pada ekstrimitas atas dan bawah, tremor
pada tangan kanannya dan sulit berjalan.
3. Riwayat keluhan utama : klien masuk rumah sakit pada
tanggal 4 agustus 2018 pukul 08.35 wita, dengan keluhan pusing kepala,
sering muntah selama 1 hari 5 kali, keluhan terjadi saat 1 hari yang lalu.
4. Riwayat saat pengkajian : klien mengatakan mengeluh sakit
kepala kekakuan pada ekstrimatas atas dan bawah.
5. Riwayat kesehatan masa lalu : klien mengatakan memiliki riwayat
hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, anemia, penggunaan
antikoagulan, dan penggunaan obat-obat antikolinergik dalam jangka
waktu yang lama.
6. Riwayat kesehatan keluarga : klien mengatakan dalam
kelaurganya ada memiliki riwayat penyakit hipertensi yaitu ayah dari
klien.
7. Riwayat alergi obat dan makanan : klien mengatakan tidak memiliki
laergi obat dan makanan.

C. DIGAMBARKAN DALAM GENOGRAM


No. Keterangan Sebelum sakit Sakit
1. Persepsi kesehatan Klien mengatakan selalu Klien mengatakan
percaya dengan adanya tenaga selalu percaya dengan
kesehatan tentang masalah tenaga kesehatan
penyakitnya. tentang masalah
penyakitnya.
2. Pola Nutrisi
 Frekuensi  3x sehari  2x sehari
makan
 Nafau makan  Kurang baik  Kurang baik
 Porsi makan  ½ porsi  ½ porsi di
habiskan
 pantangan  Tidak ada  Tidak ada
3. Pola istirahat tidur
 Siang  14.00 Wita  Tidak teratur
 Malam  22.00 Wita  Tidak teratur
 Gangguan tidur  Tidak ada  Sulit tidur
4. Pola Eliminasi
BAB :
 Frekuensi  1-2x sehari  1x selama di RS
 Warna  Kuning kecoklatan  Kuning
kecooklatan
 Konsistensi  Padat  Padat

BAK :
 Frekuensi  4-5x sehari  4x sehari
 Warna  Kuning  Kuning
5. Pola kebersihan Diri
 Mandi  2x sehari  1x sehari
 Sikat gigi  2x sehari  1x sehari
 Cuci tangan  3x seminggu  Belum pernah
 Kebersihan
kuku  Bersih  Bersih
6. Pola aktivitas Klien mengatakan susah Klien mengatakan susah
untuk gerak beraktivitas dan di bantu
oleh keluarga karena
kelemahan otot pada
klien.
D. PEMERIKSAAN FISIK
 BB sebelum sakit : 58 Kg
 BB saat sakit : 56 Kg
 Tinggi badan : 155 Kg
 Kesadaran : composmentis
 TTV
TD : 170/100 mmhg
N : 60x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5o C

E. PEMERIKSAAN HEAD TO TOE


a) Pemeriksaan kepala : normal
 Pemeriksaan leher :
 meningeal sign (-)
 bruzinski I (-)
 Toraks : tidak ada kelainan
b) B1 (Breathing)
 Inspeksi: Penurunan kemampuan untuk batuk efektif, peningkatan
produksi sputum, sesak napas, dan penggunaan otot bantu napas
 Palpasi: Ditemukan taktil premitus seimbang kanan dan kiri
 Perkusi: Ditemukan adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru
 Auskultasi: Ditemukan bunyi napas tambahan seperti napas
berbunyi,stridor,ronkhi
c) B2 (Blood)
 Hipotensi postural
d) B3 (Brain)
Perubahan pada gaya berjalan,tremor secara umum pada seluruh otot,dan
kaku pada seluruh gerakan.
 Tingkat kesadaran : Biasanya compos mentis.
e) B4 (Bladder)
Penurunan refleks kandung kemih perifer dihubungkan dengan disfungsi
kognitif dan persepsi klien secara
umum.Ketidakmampuanmengomunikasikan kebutuhan,dan
ketidakmampuan untuk menggunakan urinal karena kerusakan kontrol
motorik dan postural
f) B5 (Bowel)
Penurunan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi yang
kurang karena kelemahan fisik umum dan kesulitan dalam menelan,
konstipasi karena penurunan aktivitas
g) B6 (Bone)
Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena
kelemahan,kelelahanotot,tremor dan kaku pada seluruh gerakan
memberikan risiko pada trauma fisik bila melakukan aktivitas
h) Pemeriksaan fungsi serebri.
Status mental : penurunan status kognitif,penurunanpersepsi,dan penurunan
memori baik jangka pendek dan memori jangka panjang
i) Sistem motorik
 Inspeksi gaya berjalan,tremor dan kaku pada seluruh gerakan
 Tonus otot, ditemukan meningkat
 Keseimbangan dan koordinasi,ditemukan mengalami gangguan karena
adanya kelemahan otot,kelelahan,perubahan pada gaya berjalan,tremor
dan kaku pada seluruh gerakan
j) Sistem Sensorik
Mengalami penurunan terhadap sensasi sensorik secara progresif
k) Pemeriksaan saraf kranial
 Saraf I
Fungsi penciuman tidak ada kelainan
 Saraf II
Penurunan ketajaman penglihatan
 Saraf III,IV,dan VI
Sewaktu melakukan konvergensi penglihatan menjadi kabur karena
tidak mampu mempertahankan kontraksi otot-otot bola mata
 Saraf V
Adanya keterbatasan otot wajah menyebabkan ekspresi wajah klien
mengalami penurunan,saat bicara wajah .
 Saraf VII
Persepsi pengecapan dalam batas normal
 Saraf VIII
Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi yang berhubungan dengan
proses senilis dan penurunan aliran darah regional
 Saraf IX dan X
Ditemukan kesulitan dalam menelan makanan
 Saraf XI
Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius
 Saraf XII
Lidah simetris,tidak ditemukan deviasi pada satu sisi dan tidak ada
fasikulasi
PENGUMPULAN DATA

 Klien mengatakan mengalami kesulitan berjalan dan berdiri tegak.


 Klien mengatakan bahwa dia mengalami kesulitan menelan.
 Klien mengatakan bahwa kesulitan dalam merawat dirinya sendiri.
 Klien mengatakan mengeluh pusing kepala.
 Klien mengatakan kesulitan untuk bicara.
 Adanya tremor , akinesa (tak ada gerakan) atau bradikinesia (melambatnya
gerakan), Kekakuan yang terjadi pada ekstremitas atas dan bawah.
 Artikulasi bicara pasien kurang jelas
 Wajah kaku.
 Konjungtiva pucat
 Kurus
 Leher kemerahan
 TTV
TD : 170/100 mmhg
N : 60x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5o C
KLASIFIKASI DATA

DS :
 Klien mengatakan mengalami kesulitan berjalan dan berdiri tegak.
 Klien mengatakan bahwa dia mengalami kesulitan menelan.
 Klien mengatakan bahwa kesulitan dalam merawat dirinya sendiri.
 Klien mengatakan mengeluh pusing kepala.
 Klien mengatakan kesulitan untuk bicara.

DO :
 Adanya tremor , akinesa (tak ada gerakan) atau bradikinesia (melambatnya
gerakan), Kekakuan yang terjadi pada ekstremitas atas dan bawah.
 Artikulasi bicara pasien kurang jelas
 Wajah kaku.
 Konjungtiva pucat
 Kurus
 Leher kemerahan
 TTV
2TD : 170/100 mmhg
N : 60x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5o C
ANALISA DATA

No. Data Penyebab Masalah


1. DS : Tremor Gangguan
- Kilen mengatakan mobilitas fisik.
kesulitan berjalan dan
berdiri tegak.

DO :
- Adanya tremor , akinesa
(tak ada gerakan) atau
bradikinesia
(melambatnya gerakan),
- Kekakuan yang terjadi
pada ekstremitas atas dan
bawah.
- TTV :
TD : 170/100 mmhg
N : 60x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5o C

2. DS : Bahasa dan Kerusakan


- Klien mengatakan bahwa komunikasi
komunikasi verbal
dia mengalami kesulitan
berbicara.

DO :
- artikulasi bicara pasien
kurang jelas.
- Wajah kaku
DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH

1. Resiko tinggi gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan tremor.


2. Resiko tinggi kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan bahasa dan
komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai