ASUHAN KEPERAWATAN
“parkinson”
Di susun oleh :
Indriani
P07120317018
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas asuhan keperawatan ini dengan
judul “PARKINSON” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan Asuhan
keperawatan ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-
mahasiswi Keperawatan poltekkes palu.
Saya sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan
segala kekurangan dalam pembuatan asuhan keperawatan ini,dan saya akan sangat
bangga apabila asuhan keperawatan yang saya susun ini mendapatkan saran
maupun kritik yang bersifat membangun. Tidak lupa saya haturkan permohonan
maaf apabila asuhan keperawatan yang saya buat terdapat suatu kesalahan.
Terakhir saya sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah
membaca asuhan keperawatan ini. Semoga ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.
Palu, 30-desember2018
Penyusu
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Parkinson adalah penyakit neurologik kronik, progresif yang
disebabkan karna hilangnya neurotrasmitter dopamine di otak sehinggah
terjadi gangguan kontrol pergerakan yang di tandai adanya tremor pada
tangan, kekuatan, bradikinesia (lambat dalam pergerakan) (Black, 2009).
B. ETIOLOGI
Penyebab parkinson adalah adanya kemunduran atau kerusakan sel-sel saraf
pada basal ganglia sehingga pembntukan serta sumber dopamin menjadi
sedikit berkurang. Faktor penybab kemunduran dari basal ganglia itu sendiri
masih belum diketahui, namun kemungkinan disebabkan karena faktor
keturunan, trauma, infeksi, pengobatan, terpapar racun, atherosklerosis dan
tumor basal ganglia.
C. PATOFISIOLOGI
Aktivitas motorik terjadi akibat koordinasi antara korteks seperti, ganglia
dan serebellum. Dalam proses aktivitas peran neurotrasmitter sangat
penting, dimana nurotrasmiter dapat bersifat eksitasi (merangsang) dan
inhibitor (penghambat) stimulus. peran neurotrasmitter Asetykoline (ACH)
brsifat merangsang dan dopamin (bersifat penghambat) sangat penting
dalam proses pergerakan. Dopamin diproduksi hanya disubtansia nigra,
seperti halnya dengan yang ada pada kelenjar adresia yang berfungsi
sebagai penghambat basal ganglia dalam mngintegrasikan aktivitas volunter
motor. Sedangkan ACH diproduksi pada ujung-ujung saraf dan mempunyai
konsentrasi tinggi pada striatum. ACH berfungsi menghambat fungsi dan
pelepasan dopamin. pada keadaan normal kedua neurotransmiter tersebut
bekerja dalam keseimbangan sistem antagonisuntuk menghasilkan
koordinasi pergerakan motorik atau keseimbangan antara penghambat dan
perangsangan kelompok neuron.
D. KLASIFIKASI
Perkinson dapat diklasifikasikan menjadi enam kategori berdasarkan proses
terjadinya yaitu :
1. Perkinson primer (Idiopatik) dimana penyebabnya tidak diketahui.
2. Parkinson postencephalitis, penyebab perkinson karena encephalitis
3. Parkinson latrogenik, parkinson karena obat-obatan seperti obat
psikotropik dan antipsikotik.
4. Parkinson juvenile, parkinson yang terjadi pada usia di bawah 40
tahun
5. Parkinson sekunder, disebabkan karena kerusakan substansia nigra
akibat trauma, iskhemik.
6. Pseudoparkinson (parkinson semu) merupakan gabungan dari
beberapa penyebab parkinson seperti pada hipoteroid.
E. TINGKATAN PARKINSON
Berdasarkan tanda dan gejalanya tingkatan parkinson dapat dibagi :
1. Tingkat awal / dini
Pada tingkat ini pasien masih dapat melakukan tugas sehari-hari
tanpa gangguan, terjadi kerusakan pada sebelah tungkai dan lengan,
kelemahan sedikit, tangan dan kaki gemetar.
2. Tingkat ringan sedang
Pada tingkat ini terjadi kerusakan pada kedua tungkai dan lengan,
wajah seperti bertopeng, gaya jalan diseret dan pelan. Pada keadaan
ini pasien sudah terasa terganggu dan sukar dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.
3. Tingkat berat
Pasien terjadi akinesia, rigiditas, dimana pasien tidak mampu
melakukan aktivitas sehari-hari sehingga pasien mengalami
ketergantungan.
F. MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda utama dari parkinson adalah :
1. Rigiditas (kekakuan)
Rigiditas selalu ada pada pasien parkinson yaitu dengan
meningkatnya tonus otot. Baik otot fleksor maupuan ekstensor
berkontraksi dengan kuat dengan menunjukan gangguan kelompok-
kelompok otot inhibitor yang bersesuaian. Rigiditas nampak pada
wajah sehingga wajah nampak seperti topeng karena terbatasnya
mimik, kedip mata menjadi jarang, sikap tubuh menjadi agak
membungkuk, lengan dan tunkai berada pada keadaan fleksi ringan,
jalan dengan langkah kecil-kecil.
2. Tremor (terutama pada saat istirahat)
Tremor disebabkan karena kontraksi yang berganti-ganti secara
teratur (empat sampai enam siklus perdetik) dari otot-otot antagonis.
Tremor makin bertambah jika pasien lelah dan mengalami
ketegangan emosi. Tremor terjadi pada jejari tangan, sendi-sendi
metakarpo-falangisi, kepala mengangguk-angguk atau menggeleng-
geleng.
3. Bradikinesia dan akinesia
Bradikinesia ditandai dengan kelambatan yang abnormal pada
gerakan-gerakan yang disengaja, sedangkan akinesia ditandai
dengan berkurangnya gerakan spontan.
4. Kerusakan postural, sikap rubuh, gangguan gaya berjalan. Postur
pasien menjadi fleksi atau mmbungkuk, bahkan gerakannya seperti
kera.
5. Kerusakan otonom sprti adanya inkontinensia urine, konstipasi,
hipotensi orthostatik, berkeringat, kulit berminyak.
6. Gnagguan pnglihatan, pasin menjadi kabur karena tidak mampu
mempertahankan kontraksi otot-otot mata.
7. Rasa lelah berlebihan dan otot terasa nyeri karen rigiditas.
8. Gangguan fungsi pernapasan seperti hipoventilasi dan berkurangnya
fungsi pembersihan saluran napas.
9. Perubahan perilaku dan mental, kemungkinan trjadi demensia dan
kerusakan memori, depresi, menarik diri.
H. TEST DIAGNOSTIK
Tidak ada test diagnostik khusus pada pasien parkinson, test diagnostik
umumnya untuk mnetahui efek samping/komplikasi seprti adakah skoliasis,
kelmahan otot. Analisis cairan serebrospinalis mnunjukan adanya
penurunan kadar dopamin.
I. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan umum
Terapi fisik : mempertahankan gerak dan sendi, memperbaiki cara
jalan
Terapi kerja : membantu pasien mempertahankan aktivitas sehari-hari
(ADL)
Psikoterapi : memfalisitasi pasin status mentalnya.
2. Pengobatan
Trihexyphnidil HCL (Artan)
Bromocrytine mesilate
Levo DOPA
J. PENGKAJIAN
1. Riwayat kesehatan
Riwayat trauma, pengobatan, pembedahan.
Riwayat tanda-tanda dini parkinson seperti kellahan, tremor,
kekakuan, kesulitan dalam pergerakan.
Riwayat pekerjaan yang terpapar zat toksik.
2. Pemeriksaan fisik
a. Rigiditas otot-otot sehingga mengakibatkan :
Kesulitan pergerakan ekstermitas
Kesulitan membuka mulut dan mengunyah
Muka seperti topeng karena kurang ekspresi
Kekakuan otot-otot tubuh, ketidakmampuan duduk tegak,
mempertahankan keseimbangan dan koordinasi
b. Tremor pada ekstermitas, kepala mengangguk-angguk.
c. Bradikinesia, dimana pasien bergerak lambat atau tidak mampu
mengontrol gerakan.
d. Gangguan respiras : menurunnya bunyi napas, kekuatan otot
interkosta, ekspansi dada kurang.
e. Gangguan penglihatan, air mata dan saliva meningkat
f. Gangguan saraf outonom : postural hipotensi, kulit berminyak,
perubahan tekstur kulit, konstipasi.
3. Psikososial
Emosi pasien
Tanda-tanda depresi dan paranoid
Kerusakan kognitif
Demensia
Kriteria hasil
Kesulitan bergerakan berkurang
Tremor berkurang atau tidak ada
Pasien dapat melaakukan ADL secara mandiri
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. E
Usia : 46 tahun
Alamat : jl. Mangga
Jenis kelamin : laki-laki
pekerjaan : wiraswasta
agama : islam
Suku : kaili
Pendidikan : diploma 1 agribisnis
BAK :
Frekuensi 4-5x sehari 4x sehari
Warna Kuning Kuning
5. Pola kebersihan Diri
Mandi 2x sehari 1x sehari
Sikat gigi 2x sehari 1x sehari
Cuci tangan 3x seminggu Belum pernah
Kebersihan
kuku Bersih Bersih
6. Pola aktivitas Klien mengatakan susah Klien mengatakan susah
untuk gerak beraktivitas dan di bantu
oleh keluarga karena
kelemahan otot pada
klien.
D. PEMERIKSAAN FISIK
BB sebelum sakit : 58 Kg
BB saat sakit : 56 Kg
Tinggi badan : 155 Kg
Kesadaran : composmentis
TTV
TD : 170/100 mmhg
N : 60x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5o C
DS :
Klien mengatakan mengalami kesulitan berjalan dan berdiri tegak.
Klien mengatakan bahwa dia mengalami kesulitan menelan.
Klien mengatakan bahwa kesulitan dalam merawat dirinya sendiri.
Klien mengatakan mengeluh pusing kepala.
Klien mengatakan kesulitan untuk bicara.
DO :
Adanya tremor , akinesa (tak ada gerakan) atau bradikinesia (melambatnya
gerakan), Kekakuan yang terjadi pada ekstremitas atas dan bawah.
Artikulasi bicara pasien kurang jelas
Wajah kaku.
Konjungtiva pucat
Kurus
Leher kemerahan
TTV
2TD : 170/100 mmhg
N : 60x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5o C
ANALISA DATA
DO :
- Adanya tremor , akinesa
(tak ada gerakan) atau
bradikinesia
(melambatnya gerakan),
- Kekakuan yang terjadi
pada ekstremitas atas dan
bawah.
- TTV :
TD : 170/100 mmhg
N : 60x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5o C
DO :
- artikulasi bicara pasien
kurang jelas.
- Wajah kaku
DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH