Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN
“Parkinson”
Dosen : Iwan, S. Kep. Ns. M. Kes

Di susun oleh :
Nining
P07120317030

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PALU
PRODI D4 KEPERAWATAN
T.A. 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas asuhan keperawatan ini dengan
judul “PARKINSON” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan Asuhan
keperawatan ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-
mahasiswi Keperawatan poltekkes palu.

Saya sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan
segala kekurangan dalam pembuatan asuhan keperawatan ini,dan saya akan sangat
bangga apabila asuhan keperawatan yang saya susun ini mendapatkan saran
maupun kritik yang bersifat membangun. Tidak lupa saya haturkan permohonan
maaf apabila asuhan keperawatan yang saya buat terdapat suatu kesalahan.

Terakhir saya sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah
membaca asuhan keperawatan ini. Semoga ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

Palu, 5 Februari 2019

Penyusun
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Parkinson adalah penyakit neurologik kroni, progresif yang disebabkan
karena hilangnya neurotransmitter dopamine di otak sehingga terjadi gangguan
kontrol pergerakan yang di tandai adanya tremor pada tangan, kekakuan,
bradikinemia ( lambat dalam pergerakan) (black, 2009).

Parkinson (paralisis agintans) merupakan penyakit/ sindrome pergerakkan


yang disebabkan oleh gangguan pada ganglia basalis dan substansia nigra
dalam menghasilkan dopamin, ditandai dengan adanya tremor ritmik,
brasikinesia, kekakuan otot dan hilangnya refleks-refleks postural. Basal
ganglia adalah bagian dari sistem ekstramiramidal dan berpengaruh untuk
mengawali, modulasi dan mengakhiri pergerakan serta pengaturan gerakan-
gerakan otomatis.

Penyakit parkinson pertama kali ditemukan oleh james parkinson tahun


1817 dengan istilah paralisis agitans dan baru pada tahun 1887 Jean Matin
Charcot memberi nama penyakit parkinson.

Angka kejadian pada penyakit parkinson meningkat seiring meningkatnya


usia. Usia yang paling banyak adalah pada 50 tahun ke atas. Jenis kelamin laki-
lakidan perempuan hampir seimbang (Hickey, 2003).

B. ETIOLOGI
Penyebab parkinson adalah adanya kemunduran atau kerusakan sel-sel saraf
pada basal ganglia sehingga pembentukan serta sumber dopamine menjadi
sedikit atau berkurang. Faktor penyebab kemunduran dari basal ganglia itu
sendiri masih belum diketahui, namun kemungkinan disebabkan karena faktor
keturunan, trauma, infeksi, pengobatan, terpapar racun, atherosklosis dan
tumor basal ganglia.

C. PATOFISIOLOGI
Aktivitas motorik terjadi akibat koordinasi antara korteks seperti, basal
ganglia dan serebellum. Dalam proses aktivitas peran neurotrasmiter sangat
penting, dimana neurotrasmiter dapat bersifat eksitasi (merangsang) dan
inhibitor (penghambat) stimulus. Peran neurotrasmiter asetylkoline (ACH)
bersifat merangsang dan dopamin (bersifat penghambat) sangat penting dalam
proses pergerakkan. Dopamin diproduksi di substansia nigra, seperti halnya
dengan yang ada pada kelenjar adresia yang berfungsi sebagai penghambat
basal ganglia dalam mengintegrasikan aktivitas volunter motor. Sedangkan
ACH diproduksi pada ujung-ujung sraf dan mempunyai konsentrasi tinggi pada
striatum. ACH berfungsi menghambat fungsi dan pelepasan dopamin. Pada
keadaan normal kedua neurostransmmiter tersebut bekerja dalam
keseimbangan sistem antagonis untuk menghasilkan koordinasi pergerakan
motorik atau keseimbangan antra penghambat dan perangsangan kelompok
neuron.
Pada penyakit parkinson terjadi degenerasi sel-sel ganglion pada substansia
nigra yang mengakibatkan terhambatnya produksi atau kadar dopamin.
Penurunan kadar dopamin menyebabkan kehilangan kemampuan gerakan
volunter dan mengakibatkan terjadi kelebihan eksitasi sehingga
mengakibatkan kekakuan, tremor dan bradikinesia, sedangkan jika kelebihan
dopamine atau defisiensi kolinergik menyebabkan gerakan involunter
berlebihan.

D. KLASIFIKASI
Parkinson dapat di klasifikasikan menjadi enam kategori berdasarkan proses
terjadinya yaitu :
1. Parkinson primer (idiopatik) dimana penyebabnya tidak diketahui.
2. Parkinson postencephalitis, penyebab parkinson karena encephalitis.
3. Parkinson latrogenik, parkinson karena obat-obatan seperti obat psikotropik
dan antipsikotik.
4. Parkinson juvenile, parkinson yang terjadi pada usia di bawah 40 tahun
5. Parkinson sekunder, disebabkan karena kerusakan substansia nigra akibat
trauma, iskhemik.
6. Pseudoparkinson (parkinson semu) merupakan gabungan dari beberapa
penyebab parkinson seperti pada hipotiroid.

E. TINGKATAN PARKINSON
Berdasarkan tanda dan gejalanya tingkatan parkinson dapat dibagi :
1. Tingkat awal/dini
Pada tingkat ini pasien masih dapat melakukan tugas sehari-hari tanpa
gangguan, terjadi kerusakan pada sebelah tungkai dan lengan, kelemahan
sedikit, tangan dan kaki gemetar.
2. Tingkat ringan sedang
Pada tingkat ini terjadi kerusakan pada kedua tungkai dan lengan, wajah
seperti bertopeng, gaya jalan diseret dan pelan. Pada keadaan ini pasien
sudah terasa terganggu dan sukar dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Tingkat berat
Pasien terjadi akinesia, rigiditas, dimana pasien tidak mampu melakukan
aktivitas sehari-hari sehingga pasien mengalami ketergantungan penuh.

F. MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda utama dari parkinson adalah :
1. Regiditas (kekakuan)
Regiditas selalu ada pada pasien parkinson yatu dengan meningkatnya
conus otot. Baik otot fleksor maupun ekstensor berkontraksi dengan kuat
yang menunjukan gangguan kelompok-kelompok otot inhibitor yang
bersesuaian. Regiditas nampak pada wajah sehingga wajah seperti topeng
karena terbatanya mimik, kedip mata menjadi jarang, sikap tubh menjadi
agak membungkuk, lengan dan tungkai berada pada keadaan fleksi ringan,
jalan dengan langkah kecil-kecil.
2. Tremor (terutama pada saat istirahat)
Tremor disebabkan karena kotraksi yang berganti-ganti secara teratur
(emoat sampai enam siklus perdetik) dari otot-otot antagonis. Tremor makin
bertambah jika pasien lelah dan mengalami ketegangan emosi. Tremor
terjadi pada jejari tangan, sendi-sendi meta karpol-falangisi, kepala
mengangguk-angguk atau menggeleng-geleng.
3. Bradikinesia dan akinesia
Bradikinesia ditandai dengan kelambatan yang abnormal pada gerakan-
gerakan yang disengaja, sedangkan akinesia ditandai berkurangya gerakan
spontan.
4. Kerusakan postural, sikap tubuh, gangguan gaya berjalan. Postur pasien
menjadi fleksi atau membungkuk, bahkan terkadang gerakannya seperi
kera.
5. Kerusakan otonom seperti adanya inkontinensia urine, konstipasi, hipotensi
orthostatik, berkeringat,, kulit berminyak.
6. Gangguan penglihatan, penglihatan pasien menjadi kabur karena tidak
mampu mempertahankan kontraksi otot-otot mata.
7. Rasa lelah berlebihan dan otot terasa nyeri karena rigiditas.
8. Gangguan fungsi pernafasan seperti hipoventilasi dan berkurangnya fungsi
pembersihan saluran nafas.
9. Perubahan perilaku dan mental, kemungkinan terjadinya demensia dan
kerusakan memori, depresi, menarik diri.

Gambar : Karakteristik pasien dengan parkinson

G. KOMPLIKASI
 Gangguan motorik
 Kerusakan berjalan, keseimbangan dan postur
 Gangguan autonom
 Demensia
 Depresi

H. TEST DIAGNOSTIK
Tidak ada test diagnostik khusus pada pasien parkinson, test diagnostik
umumnya untuk mengetahui efek samping/komplikasi seperti adakah skoliasis,
kelemahan otot. Analisis cairan serebrospinalis menunjukkan adanya
penurunan kadar dopamin.
I. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan umum
 Terapi fisik : mempertahankan gerak dan sendi, memperbaiki cara
jalan.
 Terapi kerja : membantu pasien mempertahankan aktivitas sehari-
hari(ADL)
 Psikoterapi : memfasilitasi pasien status mentalnya.
2. Pengobatan
 Trihexyphenidil HCL (artan)
 Bromocryptine mesylate
 Levo DOPA
3. Pembedahan
 Stereotactic thalamotomy : pengangkatan lesi pada ventrolateral
nucleus thalamus untuk mengurangi tremor dan rigiditas.

J. PENGKAJIAN
1. Riwayat kesehatan
 Riwayat trauma, pengobatan, pembedahan
 Riwayat tanda-tanda dini parkinson seperti kelelahan, tremor,
kekakuan, kesulitan dalam pergerakan.
 Riwayat pekerjaan yang terpapar zat toksik.
2. Pemeriksaan fisik
a. Rigiditas otot-otot sehingga mengakibatkan :
 Kesulitan pergerakan ekstremitas
 Kesulitan membuka mulut dan mengunyah
 Muka seperti topeng karena kurang ekspresi
 Kekakuan otot-otot tubuh, ketidakmampuan duduk tegak,
memepertahankan keseimbangan atau koordinasi.
b. Tremor pada ekstermitas, kepala mengangguk-angguk.
c. Bradikinesia dimana pasien bergerak lambat atau tidak mampu
mengontrok gerakan.
d. Gangguan respirasi : menurunnya bunyi nafas, kekakuan otot
interkosta, ekspansi dada kurang.
e. Gangguan penglihatan, air mata dan saliva menigkat.
f. Gangguan saraf autonom : postural hipotenis, kulit berminyak,
perubahan tekstrur kulit, konstipasi.
3. Psikososial
 Emosi pasien
 Tanda-tanda depresi dan paranoid
 Kerusakan kognitif
 Demensia

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan tremor
2. Resiko injuri berhubungan dengan tremor otot, regiditas, bradikinesia.
3. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebuhan tubuh berhubungan
dengan tremor otot, regiditas, bradikinesia dan efek pengobatan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN MASALAH
GANGGUAN SISTEM NEUROBEHAVIOUR : PARKINSON DI RUANG
RSU UNDATA PALU

A. PENGKAJIAN

Tanggal masuk : 4 agustus 2018


jam masuk : 08.35
Ruangan : Nuri atas
No. Register :-
Dx. Medis : parkinson
Tanggal Pengkajian : 5 agustus 2018

1. Identitas Pasien
 Nama : Tn. M
 Usia : 46 tahun
 Alamat : jl. Mangga
 Jenis kelamin : laki-laki
 pekerjaan : wiraswasta
 agama : islam
 Suku : kaili
 Pendidikan : diploma 1 agribisnis

2. Identitas penanggung jawab


 Nama : irna
 Usia : 36 tahun
 Jenis kelamin : perempuan
 Pekerjaan : IRT
 Suku : kaili
 Hub dengan klien : istri
B. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan utama : klien mengatakan mengeluh pusing
kepala.
2. Keluhan yang menyertai : klien mengeluh sering muntah,
mual, sulit bicara,kekakuan pada ekstrimitas atas dan bawah, tremor
pada tangan kanannya dan sulit berjalan.
3. Riwayat keluhan utama : klien masuk rumah sakit pada
tanggal 4 agustus 2018 pukul 08.35 wita, dengan keluhan pusing kepala,
sering muntah selama 1 hari 5 kali, keluhan terjadi saat 1 hari yang lalu.
4. Riwayat saat pengkajian : klien mengatakan mengeluh sakit
kepala kekakuan pada ekstrimatas atas dan bawah.
5. Riwayat kesehatan masa lalu : klien mengatakan memiliki riwayat
hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, anemia, penggunaan
antikoagulan, dan penggunaan obat-obat antikolinergik dalam jangka
waktu yang lama.
6. Riwayat kesehatan keluarga : klien mengatakan dalam
kelaurganya ada memiliki riwayat penyakit hipertensi yaitu ayah dari
klien.
7. Riwayat alergi obat dan makanan : klien mengatakan tidak memiliki
laergi obat dan makanan.

C. DIGAMBARKAN DALAM GENOGRAM


No. Keterangan Sebelum sakit Sakit
1. Persepsi kesehatan Klien mengatakan selalu Klien mengatakan
percaya dengan adanya tenaga selalu percaya dengan
kesehatan tentang masalah tenaga kesehatan
penyakitnya. tentang masalah
penyakitnya.
2. Pola Nutrisi
 Frekuensi  3x sehari  2x sehari
makan
 Nafau makan  Kurang baik  Kurang baik
 Porsi makan  ½ porsi  ½ porsi di
habiskan
 pantangan  Tidak ada  Tidak ada
3. Pola istirahat tidur
 Siang  14.00 Wita  Tidak teratur
 Malam  22.00 Wita  Tidak teratur
 Gangguan tidur  Tidak ada  Sulit tidur
4. Pola Eliminasi
BAB :
 Frekuensi  1-2x sehari  1x selama di RS
 Warna  Kuning kecoklatan  Kuning
kecooklatan
 Konsistensi  Padat  Padat

BAK :  4x sehari
 4-5x sehari
 Frekuensi  Kuning
 Kuning
 Warna
5. Pola kebersihan Diri
 Mandi  2x sehari  1x sehari
 Sikat gigi  2x sehari  1x sehari
 Cuci tangan  3x seminggu  Belum pernah
 Kebersihan
kuku  Bersih  Bersih
6. Pola aktivitas Klien mengatakan susah Klien mengatakan susah
untuk gerak beraktivitas dan di bantu
oleh keluarga karena
kelemahan otot pada
klien.

D. PEMERIKSAAN FISIK
 BB sebelum sakit : 58 Kg
 BB saat sakit : 56 Kg
 Tinggi badan : 155 Kg
 Kesadaran : composmentis
 TTV
TD : 170/100 mmhg
N : 60x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5o C

E. PEMERIKSAAN HEAD TO TOE


a) Pemeriksaan kepala : normal
 Pemeriksaan leher :
 meningeal sign (-)
 bruzinski I (-)
 Toraks : tidak ada kelainan
b) B1 (Breathing)
 Inspeksi: Penurunan kemampuan untuk batuk efektif, peningkatan
produksi sputum, sesak napas, dan penggunaan otot bantu napas
 Palpasi: Ditemukan taktil premitus seimbang kanan dan kiri
 Perkusi: Ditemukan adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru
 Auskultasi: Ditemukan bunyi napas tambahan seperti napas
berbunyi,stridor,ronkhi
c) B2 (Blood)
 Hipotensi postural
d) B3 (Brain)
Perubahan pada gaya berjalan,tremor secara umum pada seluruh otot,dan
kaku pada seluruh gerakan.
 Tingkat kesadaran : Biasanya compos mentis.
e) B4 (Bladder)
Penurunan refleks kandung kemih perifer dihubungkan dengan disfungsi
kognitif dan persepsi klien secara umum.Ketidakmampuan
mengomunikasikan kebutuhan,dan ketidakmampuan untuk menggunakan
urinal karena kerusakan kontrol motorik dan postural
f) B5 (Bowel)
Penurunan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi yang
kurang karena kelemahan fisik umum dan kesulitan dalam menelan,
konstipasi karena penurunan aktivitas
g) B6 (Bone)
Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan,kelelahan
otot,tremor dan kaku pada seluruh gerakan memberikan risiko pada trauma
fisik bila melakukan aktivitas
h) Pemeriksaan fungsi serebri.
Status mental : penurunan status kognitif,penurunan persepsi,dan penurunan
memori baik jangka pendek dan memori jangka panjang
i) Sistem motorik
 Inspeksi gaya berjalan,tremor dan kaku pada seluruh gerakan
 Tonus otot, ditemukan meningkat
 Keseimbangan dan koordinasi,ditemukan mengalami gangguan karena
adanya kelemahan otot,kelelahan,perubahan pada gaya berjalan,tremor
dan kaku pada seluruh gerakan
j) Sistem Sensorik
Mengalami penurunan terhadap sensasi sensorik secara progresif
k) Pemeriksaan saraf kranial
 Saraf I
Fungsi penciuman tidak ada kelainan
 Saraf II
Penurunan ketajaman penglihatan
 Saraf III,IV,dan VI
Sewaktu melakukan konvergensi penglihatan menjadi kabur karena
tidak mampu mempertahankan kontraksi otot-otot bola mata
 Saraf V
Adanya keterbatasan otot wajah menyebabkan ekspresi wajah klien
mengalami penurunan,saat bicara wajah .
 Saraf VII
Persepsi pengecapan dalam batas normal
 Saraf VIII
Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi yang berhubungan dengan
proses senilis dan penurunan aliran darah regional
 Saraf IX dan X
Ditemukan kesulitan dalam menelan makanan
 Saraf XI
Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius
 Saraf XII
Lidah simetris,tidak ditemukan deviasi pada satu sisi dan tidak ada
fasikulasi
PENGUMPULAN DATA

 Klien mengatakan mengalami kesulitan berjalan dan berdiri tegak.


 Klien mengatakan bahwa dia mengalami kesulitan menelan.
 Klien mengatakan bahwa kesulitan dalam merawat dirinya sendiri.
 Klien mengatakan mengeluh pusing kepala.
 Klien mengatakan kesulitan untuk bicara.
 Adanya tremor , akinesa (tak ada gerakan) atau bradikinesia (melambatnya
gerakan), Kekakuan yang terjadi pada ekstremitas atas dan bawah.
 Artikulasi bicara pasien kurang jelas
 Wajah kaku.
 Konjungtiva pucat
 Kurus
 Leher kemerahan
 TTV
TD : 170/100 mmhg
N : 60x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5o C
KLASIFIKASI DATA

DS :
 Klien mengatakan mengalami kesulitan berjalan dan berdiri tegak.
 Klien mengatakan bahwa dia mengalami kesulitan menelan.
 Klien mengatakan bahwa kesulitan dalam merawat dirinya sendiri.
 Klien mengatakan mengeluh pusing kepala.
 Klien mengatakan kesulitan untuk bicara.

DO :
 Adanya tremor , akinesa (tak ada gerakan) atau bradikinesia (melambatnya
gerakan), Kekakuan yang terjadi pada ekstremitas atas dan bawah.
 Artikulasi bicara pasien kurang jelas
 Wajah kaku.
 Konjungtiva pucat
 Kurus
 Leher kemerahan
 TTV
2TD : 170/100 mmhg
N : 60x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5o C
ANALISA DATA

No. Data Penyebab Masalah


1. DS : Tremor Gangguan
- Kilen mengatakan mobilitas fisik.
kesulitan berjalan dan
berdiri tegak.

DO :
- Adanya tremor , akinesa
(tak ada gerakan) atau
bradikinesia
(melambatnya gerakan),
- Kekakuan yang terjadi
pada ekstremitas atas dan
bawah.
- TTV :
TD : 170/100 mmhg
N : 60x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5o C

2. DS : Bahasa dan Kerusakan


komunikasi
komunikasi verbal
- Klien mengatakan bahwa
dia mengalami kesulitan
berbicara.

DO :
- artikulasi bicara pasien
kurang jelas.
- Wajah kaku

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH

1. Resiko tinggi gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan tremor.


2. Resiko tinggi kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan bahasa dan
komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai