ASUHAN KEPERAWATAN
“Parkinson”
Dosen : Iwan, S. Kep. Ns. M. Kes
Di susun oleh :
Nining
P07120317030
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas asuhan keperawatan ini dengan
judul “PARKINSON” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan Asuhan
keperawatan ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-
mahasiswi Keperawatan poltekkes palu.
Saya sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan
segala kekurangan dalam pembuatan asuhan keperawatan ini,dan saya akan sangat
bangga apabila asuhan keperawatan yang saya susun ini mendapatkan saran
maupun kritik yang bersifat membangun. Tidak lupa saya haturkan permohonan
maaf apabila asuhan keperawatan yang saya buat terdapat suatu kesalahan.
Terakhir saya sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah
membaca asuhan keperawatan ini. Semoga ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.
Penyusun
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Parkinson adalah penyakit neurologik kroni, progresif yang disebabkan
karena hilangnya neurotransmitter dopamine di otak sehingga terjadi gangguan
kontrol pergerakan yang di tandai adanya tremor pada tangan, kekakuan,
bradikinemia ( lambat dalam pergerakan) (black, 2009).
B. ETIOLOGI
Penyebab parkinson adalah adanya kemunduran atau kerusakan sel-sel saraf
pada basal ganglia sehingga pembentukan serta sumber dopamine menjadi
sedikit atau berkurang. Faktor penyebab kemunduran dari basal ganglia itu
sendiri masih belum diketahui, namun kemungkinan disebabkan karena faktor
keturunan, trauma, infeksi, pengobatan, terpapar racun, atherosklosis dan
tumor basal ganglia.
C. PATOFISIOLOGI
Aktivitas motorik terjadi akibat koordinasi antara korteks seperti, basal
ganglia dan serebellum. Dalam proses aktivitas peran neurotrasmiter sangat
penting, dimana neurotrasmiter dapat bersifat eksitasi (merangsang) dan
inhibitor (penghambat) stimulus. Peran neurotrasmiter asetylkoline (ACH)
bersifat merangsang dan dopamin (bersifat penghambat) sangat penting dalam
proses pergerakkan. Dopamin diproduksi di substansia nigra, seperti halnya
dengan yang ada pada kelenjar adresia yang berfungsi sebagai penghambat
basal ganglia dalam mengintegrasikan aktivitas volunter motor. Sedangkan
ACH diproduksi pada ujung-ujung sraf dan mempunyai konsentrasi tinggi pada
striatum. ACH berfungsi menghambat fungsi dan pelepasan dopamin. Pada
keadaan normal kedua neurostransmmiter tersebut bekerja dalam
keseimbangan sistem antagonis untuk menghasilkan koordinasi pergerakan
motorik atau keseimbangan antra penghambat dan perangsangan kelompok
neuron.
Pada penyakit parkinson terjadi degenerasi sel-sel ganglion pada substansia
nigra yang mengakibatkan terhambatnya produksi atau kadar dopamin.
Penurunan kadar dopamin menyebabkan kehilangan kemampuan gerakan
volunter dan mengakibatkan terjadi kelebihan eksitasi sehingga
mengakibatkan kekakuan, tremor dan bradikinesia, sedangkan jika kelebihan
dopamine atau defisiensi kolinergik menyebabkan gerakan involunter
berlebihan.
D. KLASIFIKASI
Parkinson dapat di klasifikasikan menjadi enam kategori berdasarkan proses
terjadinya yaitu :
1. Parkinson primer (idiopatik) dimana penyebabnya tidak diketahui.
2. Parkinson postencephalitis, penyebab parkinson karena encephalitis.
3. Parkinson latrogenik, parkinson karena obat-obatan seperti obat psikotropik
dan antipsikotik.
4. Parkinson juvenile, parkinson yang terjadi pada usia di bawah 40 tahun
5. Parkinson sekunder, disebabkan karena kerusakan substansia nigra akibat
trauma, iskhemik.
6. Pseudoparkinson (parkinson semu) merupakan gabungan dari beberapa
penyebab parkinson seperti pada hipotiroid.
E. TINGKATAN PARKINSON
Berdasarkan tanda dan gejalanya tingkatan parkinson dapat dibagi :
1. Tingkat awal/dini
Pada tingkat ini pasien masih dapat melakukan tugas sehari-hari tanpa
gangguan, terjadi kerusakan pada sebelah tungkai dan lengan, kelemahan
sedikit, tangan dan kaki gemetar.
2. Tingkat ringan sedang
Pada tingkat ini terjadi kerusakan pada kedua tungkai dan lengan, wajah
seperti bertopeng, gaya jalan diseret dan pelan. Pada keadaan ini pasien
sudah terasa terganggu dan sukar dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Tingkat berat
Pasien terjadi akinesia, rigiditas, dimana pasien tidak mampu melakukan
aktivitas sehari-hari sehingga pasien mengalami ketergantungan penuh.
F. MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda utama dari parkinson adalah :
1. Regiditas (kekakuan)
Regiditas selalu ada pada pasien parkinson yatu dengan meningkatnya
conus otot. Baik otot fleksor maupun ekstensor berkontraksi dengan kuat
yang menunjukan gangguan kelompok-kelompok otot inhibitor yang
bersesuaian. Regiditas nampak pada wajah sehingga wajah seperti topeng
karena terbatanya mimik, kedip mata menjadi jarang, sikap tubh menjadi
agak membungkuk, lengan dan tungkai berada pada keadaan fleksi ringan,
jalan dengan langkah kecil-kecil.
2. Tremor (terutama pada saat istirahat)
Tremor disebabkan karena kotraksi yang berganti-ganti secara teratur
(emoat sampai enam siklus perdetik) dari otot-otot antagonis. Tremor makin
bertambah jika pasien lelah dan mengalami ketegangan emosi. Tremor
terjadi pada jejari tangan, sendi-sendi meta karpol-falangisi, kepala
mengangguk-angguk atau menggeleng-geleng.
3. Bradikinesia dan akinesia
Bradikinesia ditandai dengan kelambatan yang abnormal pada gerakan-
gerakan yang disengaja, sedangkan akinesia ditandai berkurangya gerakan
spontan.
4. Kerusakan postural, sikap tubuh, gangguan gaya berjalan. Postur pasien
menjadi fleksi atau membungkuk, bahkan terkadang gerakannya seperi
kera.
5. Kerusakan otonom seperti adanya inkontinensia urine, konstipasi, hipotensi
orthostatik, berkeringat,, kulit berminyak.
6. Gangguan penglihatan, penglihatan pasien menjadi kabur karena tidak
mampu mempertahankan kontraksi otot-otot mata.
7. Rasa lelah berlebihan dan otot terasa nyeri karena rigiditas.
8. Gangguan fungsi pernafasan seperti hipoventilasi dan berkurangnya fungsi
pembersihan saluran nafas.
9. Perubahan perilaku dan mental, kemungkinan terjadinya demensia dan
kerusakan memori, depresi, menarik diri.
G. KOMPLIKASI
Gangguan motorik
Kerusakan berjalan, keseimbangan dan postur
Gangguan autonom
Demensia
Depresi
H. TEST DIAGNOSTIK
Tidak ada test diagnostik khusus pada pasien parkinson, test diagnostik
umumnya untuk mengetahui efek samping/komplikasi seperti adakah skoliasis,
kelemahan otot. Analisis cairan serebrospinalis menunjukkan adanya
penurunan kadar dopamin.
I. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan umum
Terapi fisik : mempertahankan gerak dan sendi, memperbaiki cara
jalan.
Terapi kerja : membantu pasien mempertahankan aktivitas sehari-
hari(ADL)
Psikoterapi : memfasilitasi pasien status mentalnya.
2. Pengobatan
Trihexyphenidil HCL (artan)
Bromocryptine mesylate
Levo DOPA
3. Pembedahan
Stereotactic thalamotomy : pengangkatan lesi pada ventrolateral
nucleus thalamus untuk mengurangi tremor dan rigiditas.
J. PENGKAJIAN
1. Riwayat kesehatan
Riwayat trauma, pengobatan, pembedahan
Riwayat tanda-tanda dini parkinson seperti kelelahan, tremor,
kekakuan, kesulitan dalam pergerakan.
Riwayat pekerjaan yang terpapar zat toksik.
2. Pemeriksaan fisik
a. Rigiditas otot-otot sehingga mengakibatkan :
Kesulitan pergerakan ekstremitas
Kesulitan membuka mulut dan mengunyah
Muka seperti topeng karena kurang ekspresi
Kekakuan otot-otot tubuh, ketidakmampuan duduk tegak,
memepertahankan keseimbangan atau koordinasi.
b. Tremor pada ekstermitas, kepala mengangguk-angguk.
c. Bradikinesia dimana pasien bergerak lambat atau tidak mampu
mengontrok gerakan.
d. Gangguan respirasi : menurunnya bunyi nafas, kekakuan otot
interkosta, ekspansi dada kurang.
e. Gangguan penglihatan, air mata dan saliva menigkat.
f. Gangguan saraf autonom : postural hipotenis, kulit berminyak,
perubahan tekstrur kulit, konstipasi.
3. Psikososial
Emosi pasien
Tanda-tanda depresi dan paranoid
Kerusakan kognitif
Demensia
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan tremor
2. Resiko injuri berhubungan dengan tremor otot, regiditas, bradikinesia.
3. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebuhan tubuh berhubungan
dengan tremor otot, regiditas, bradikinesia dan efek pengobatan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN MASALAH
GANGGUAN SISTEM NEUROBEHAVIOUR : PARKINSON DI RUANG
RSU UNDATA PALU
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Usia : 46 tahun
Alamat : jl. Mangga
Jenis kelamin : laki-laki
pekerjaan : wiraswasta
agama : islam
Suku : kaili
Pendidikan : diploma 1 agribisnis
BAK : 4x sehari
4-5x sehari
Frekuensi Kuning
Kuning
Warna
5. Pola kebersihan Diri
Mandi 2x sehari 1x sehari
Sikat gigi 2x sehari 1x sehari
Cuci tangan 3x seminggu Belum pernah
Kebersihan
kuku Bersih Bersih
6. Pola aktivitas Klien mengatakan susah Klien mengatakan susah
untuk gerak beraktivitas dan di bantu
oleh keluarga karena
kelemahan otot pada
klien.
D. PEMERIKSAAN FISIK
BB sebelum sakit : 58 Kg
BB saat sakit : 56 Kg
Tinggi badan : 155 Kg
Kesadaran : composmentis
TTV
TD : 170/100 mmhg
N : 60x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5o C
DS :
Klien mengatakan mengalami kesulitan berjalan dan berdiri tegak.
Klien mengatakan bahwa dia mengalami kesulitan menelan.
Klien mengatakan bahwa kesulitan dalam merawat dirinya sendiri.
Klien mengatakan mengeluh pusing kepala.
Klien mengatakan kesulitan untuk bicara.
DO :
Adanya tremor , akinesa (tak ada gerakan) atau bradikinesia (melambatnya
gerakan), Kekakuan yang terjadi pada ekstremitas atas dan bawah.
Artikulasi bicara pasien kurang jelas
Wajah kaku.
Konjungtiva pucat
Kurus
Leher kemerahan
TTV
2TD : 170/100 mmhg
N : 60x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5o C
ANALISA DATA
DO :
- Adanya tremor , akinesa
(tak ada gerakan) atau
bradikinesia
(melambatnya gerakan),
- Kekakuan yang terjadi
pada ekstremitas atas dan
bawah.
- TTV :
TD : 170/100 mmhg
N : 60x/menit
R : 22x/menit
S : 36,5o C
DO :
- artikulasi bicara pasien
kurang jelas.
- Wajah kaku