SINGARAJA – BALI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
Program Studi : S1 Keperawatan, D3 Kebidanan dan Profesi Ners, TERAKREDITASI
Office : Jln. Raya Air Sanih Km. 11 Bungkulan Singaraja – Bali Telp. (0362) 3435034, Fax (0362) 3435033
1. Pendahuluan
Infeksi nosokomial atau yang sekarang disebut sebagai infeksi berkaitan
dengan pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan atau Healthcare associated
infections (HAIs) dan infeksi yang didapat dari pekerjaan merupakan masalah
penting di seluruh dunia yang terus meningkat (Alvarado 2000). Sebagai
perbandingan, bahwa tingkat infeksi nosokomial yang terjadi di beberapa negara
Eropa dan Amerika adalah rendah yaitu sekitar 1% dibandingkan dengan kejadian di
Negara-negara Asia, Amerika Latin dan Sub-Sahara Afrika yang tinggi hingga
mencapai lebih dari 40% (Lynch dkk 1997).
Di Indonesia telah dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Rumah Sakit maupun fasilitas pelayanan kesehatan lain sebagai upaya untuk
memutus siklus penularan penyakit dan melindungi pasien, petugas kesehatan,
pengunjung dan masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit
atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Sedangkan petugas kesehatan termasuk
petugas pendukung seperti petugas laboratorium, rumah tangga, CSSD, pembuang
sampah dan lainnya juga terpajan pada risiko besar terhadap infeksi. Petugas
kesehatan harus memahami, mematuhi dan menerapkan Kewaspadaan Isolasi yaitu
Kewaspadaan Standar, Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi agar tidak terinfeksi.
Dengan demikian, maka perlunya penyuluhan untuk mengurangi terjadinya
infeksi nosokomial pada kawasan rumah sakit.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengertian kewaspadaan isolasi ?
b. Apa tujuan kewaspadaan isolasi ?
c. Bagaimana pengolaan kewaspadaan isolasi ?
3. Tujuan Kegiatan
a. Tujuan Umum
Penyuluhan ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan petugas
kesehatan tentang kewaspadaan isolasi.
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui gambaran petugas kesehatan tentang pengertian kewaspadaan
isolasi di RSUD Kabupaten Buleleng.
2) Mengetahui gambaran petugas kesehatan tentang pentingnya cara
mencegah kewaspadaan isolasi.
3) Mengetahui gambaran petugas kesehatan tentang bahaya yang timbul akibat
tidak tepat penanganan dalam kewaspadaan isolasi.
4. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan ini adalah sasaran kegiatan menjadi lebih tahu dan paham tentang
kewaspadaan isolasi di kawasan rumah sakit.
5. Sasaran
Sasaran kegiatan penyuluhan kewaspadaan isolasi adalah para tenaga kesehatan baik
itu medis atau pun non medis dikawasan rumah sakit.
7. Keterlibatan Mitra
Hubunganya sangat erat sekali karena dengan diadakannya kegiatan ini
mahasiswa dapat mebagikan informasi sesame tenaga kesehatan. Manfaat yang
didapat oleh institusi terkait adalah petugas kesehatan menjadi lebih tau tentang
kewaspadaan isolasi dan para petugas bisa berbagi informasi ataupun pengalaman
yang bisa dibagikan kepada mahasiswa.
8. Tema Kegiatan
“Melalui Kegiatan Penyuluhan Kewaspadaan Isolasi Kita Tingkatkan
Pengendalian Pencegahan Infeksi Nosokomial Bagi Masyarakat Rumah Sakit”
9. Rencana Evaluasi
a. Evaluasi akan dilakukan setelah kegiatan penyuluhan dilakukan.
b. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah RSUD
c. Kegiatan penyuluhan ini diaanggap berhasil jika peserta dapat memahami
materi yang disampaikan.
September Oktober
Kegiatan
14 28 1 3 6
Rapat Int
Pembentukan Panita
Rapat perdana
Rapat 2
Rapat 3 persiapan
Kegiatan Puncak
Rapat Evaluasi
Penjelasan :
1. Rapat inti : rapat dilakukan dengan kelompok II
2. Rapat pembentukan panitia : panitia dibentuk dari intern kelompok II dan di bagi
menjadi 2 kelompok.
3. Rapat perdana : rapat yang dilakukan pertama kali.
4. Rapat kedua : rapat penyusunan proposal, pembuatan surat.
5. Rapat ketiga : rapat untuk mempersiapkan kelengkapan dan segala sesuatu yang
diperlukan untuk penyuluhan.
6. kegiata puncak : waktu saat penyuluhan dilaksanakan.
7. Rapat Evaluasi : rapat yang dilaaksanakan setelah kegiatan dilakukan, bertujuan
untuk membahas jalannya penyuluhan serta mengkoreksi kekurangan dan
kelebihan dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
Ketua STIKes
dan Kepala
Sekolah
Panitia
SUMBER DANA
PEMANFAATAN DANA
Sekretaris
Ketua Kelompok
LuhPutra
Cok. Agung Indra Lusiani
Mahardika Menyetujui,