Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan pada klien secara profesional dapat membantu
klien dalam mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi klien. Salah satu
bentuk pelayanan keperawatan yang profesional tersebut dengan memperhatikan
seluruh keluhan yang dirasakan klien kemudian mendiskusikannya dengan tim
keperawatan untuk merencanakan pemecahan masalahnya. Selain itu, dalam
pemberian asuhan keperawatan profesional sebagai perawat kita harus
memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif. Meskipun sudah
diberikan asuhan keperawatan secara baik dan benar terkadang pasien memiliki
masalah keperawatan yang perlu penatalaksanaan secara multidisiplin yang
melibatkan banyak pihak. Diharapkan dari penatalaksanaan ini pencapaian
dalam pemberian asuhan keperawatan secara komprehensif dapat dicapai. Salah
satu komponen MAKP yang dilakukan untuk pencarian solusi dari permasalahan
pasien adalah ronde keperawatan.
Pelayanan keperawatan yang perlu dikembangkan untuk mencapai hal
tersebut adalah dengan ronde keperawatan. Dimana ronde keperawatan
merupakan sarana bagi perawat baik perawat primer maupun perawat assosiate
untuk membahas masalah keperawatan yang terjadi pada klien yang melibatkan
klien dan seluruh tim keperawatan termasuk konsultan keperawatan. Salah satu
tujuan dari kegiatan ronde keperawatan adalah meningkatkan kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan.
Adapun kriteria klien yang dilakukan ronde adalah klien yang
mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan dan pasien dengan kasus baru atau langka.
B. Pelaksanaan Ronde Keperawatan
Hari : Sabtu
Tanggal : 23 Februari 2019
Tempat : Ruang Rusyd Thalin
Dilakukan oleh Mahasiswa Profesi Ners STIKes Muhammadiyah Palembang

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Ronde Keperawatan
1. Pengertian
Ronde keperawatan adalah kegiatan bertujuan mengatasi masalah
keperawatan klien, dilaksanakan perawat, pasien dilibatkan untuk membahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan. Akan tetapi, pada kasus tertentu
harus dilakukan oleh perawat primer atau konsuler, kepala ruangan, perawat
associate, yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim (Nursalam, 2013).
Karateristik :
1. Pasien dilibatkan secara langsung
2. Pasien merupakan fokus kegiatan
3. PA, PP, dan konselor melakukan diskusi bersama
4. Konselor memfasilitasi kreatifitas
5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP dalam
meningkatkan kemampuan mengatasi masalah
Sementara itu menurut Paris (2014), nursing rounds adalah
pertukaran informasi diantara 2 shift dimana dilaporkan tiap –tiap kondisi
pasien dengan cara mengunjungi pasien satu persatu (berkeliling),
kemudian mendiskusikannya. Jadi pelaksanaan ronde keperawatan ini
berkaitan dengan pergantian shift dimana terjadi diskusi pada kasus-kasus
tertentu.

2. Tujuan
a) Tujuan Umum
Untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu keperawatan melalui
pelaksanaan Ronde Keperawatan.
b) Tujuan Khusus
1. Menumbuhkan cara berpikir kritis serta menumbuhkan pemikiran
tentang asuhan keperawatan yang berasal dari masalah klien
2. Meningkatkan validitas data klien
3. Menilai kemampuan justifikasi
4. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
5. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan

3. Manfaat
a) Masalah pasien dapat teratasi
b) Kebutuahna pasien dapat terpenuhi
c) Terciptanya komunitas keperawatan yang professional
d) Terjalinnya kerja sama antar tim kesehatan
e) Perawat dapat melaksanakan melakukan model asuhan keperawatan
dengan tepat dan benar

4. Kriteria Pasien
a) Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan
b) Pasien dengan kasus baru atau langka

5. Metode
Diskusi
6. Alur Ronde Keperawatan
Katim

Penetapan Pasien
Tahap Pra Ronde
katim

Persiapan pasien :

Informed Concent

Data Demografi
RPS
Askep (Pengkjian, Dignosa
Penyajian Masalah Keperawatan, Rencan Keperawatan,
Implementasi, Evaluasi)

Tahap ronde pada bed


pasien
Validasi data

Diskusi Karu, Katim,


Tahap ronde pada nurse Perawat Konselor
station
Analisa Data

Aplikasi hasil analisa dan


Masalah teratasi
diskusi

7. Alat Bantu
a) Sarana diskusi : buku, pulpen
b) Status atau dokumentasi keperawatan pasien
c) Meteri yang disampaikan secara lisan
8. Peran
1. Perawat Associate
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peran yang bisa
memaksimalkan keberhasilan.
a. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
b. Menjelaskan masalah keperawatan utama
c. Menjelaskan intervensi yang akan dilakukan
d. Menjelaskan alasan ilmiah dalam melakukan intervensi keperawatan
2. Peran Perawat Primer Lain dan atau Konsuler
a. Memberikan justifikasi
b. Memberikan reinforcement
c. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta
tindakan yang rasional
d. Mengarahkan dan koreksi
e. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

9. KRITERIA EVALUASI
a) Struktur :
1) Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
2) Menetapkan kasus yang akan di rondekan.
3) Persiapan perlengkapan ronde keperawatan (klien yang akan
dirondekan, informed concent, menghubungi konsultan, dll).
4) Pembagian peran : Karu, Katim, PA.
b) Proses
1) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama Kepala ruangan, ketua
tim, dan perawat pelaksana dan konsultan.
2) Penjelasan tentang klien oleh ketua tim dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan intervensi yang telah
dilaksanakan tetapi belum mampu mengatasi masalah pasien
3) Diskusi antar anggota tim kesehatan tentang kasus tersebut.
4) Pemberian masukan solusi tindakan yang lain yang mampu mengatasi
masalah klien tersebut.
c) Hasil
1) Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah
pasien
2) Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditindak lanjuti dan dilaksanakan.

10. Kegiatan Ronde Keperawatan


A. Pra Ronde
1) Kepala ruangan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan, katim
menyiapkan pengelolaan kasus dan pengkajian yang telah
divalidasikan sampai intervensi dan PA melaksanakan prosedur
tindakan keperawatan sesuai perencanaan.
2) Analisa data dari pengkajian
3) Menentukan nama klien, jenis penyakit serta masalah keperawatan.
4) Menelusuri literatur dan referensi pendukung untuk memperjelas
keterkaitan permasalahan.
5) Diskusi perencanaan ronde keperawatan secara sistematis.
6) Melibatkan pembimbing dalam persiapan ronde keperawatan.
7) Pemberitahuan pelaksanaan ronde keperawatan.
B. Intra Ronde
Ronde keperawatan dilaksanakan pada hari selasa tanggal 30 Januari
2018 di Ruang Penyakit Dalam Perempuan:
1) Ronde keperawatan dihadiri, pembimbing ruangan dan rumah sakit,
perawat ruangan, perawat konselor, kepala ruangan, katim dan PA.
2) Penjelasan tentang klien oleh katim dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang
akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu
didiskusikan.
3) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut di nurse station.
4) Pemberian justifikasi oleh katim atau perawat konselor/kepala ruangan
tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
5) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang
akan ditetapkan.
C. Post Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
Evaluasi dilakukan tentang :
1) Pelaksanaan masing-masing peran.
2) Proses keberhasilan ronde keperawatan.
3) Tingkat keberhasilan penyelesaian permasalan klien.

3. Penyakit
A. Definisi
Demam Berdarah dengue adalah suatu infeksi arbovirus akut yang
masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegepty. Penyakit ini
sering menyerang anak, remaja an dewasa yang ditandai oleh panas, malaise,
sakit kepala, mual, nyeri, pegal seluruh tubuh, adanya petekia. Pada pasien
rejatan berat, volume plasma dapat berkurang sampai 30% atau lebih dan
jika tak segera ditangani maka akan terjadi anoksia jaringan, asidosis
metabolic dan kematian.
Gangguan Hemostatis pada DBD menyangkut 3 faktor yaitu
perubahan vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi. Prinsip utama
dalam penatalaksanaan adalah tirah baring, pemberian makanan lunak dan
minum banyak, serta kolaborasi dokter dalam pemberian obat obatan
antipiretik, konsulti, antibiotik kortikosteroid dan anti koagulasi. (Suzanne
C. Smeltzer, 2001).

B. Etiologi
Penyebab DBD ini adalah virus dengue yang terdiri dari 4 serotipe yaitu DEN
1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. Penularan DBD ini melalui cara :

1. Manusia sebagai host virus dengue.


2. Vektor perantara : nyamuk aedes aegepty (nyamuk rumah) dan aedes
albopictus (nyamuk kebun).

C. Manifestasi Klinis
1) Panas, biasanya langsung tinggi dan terus menerus. Sebab tidak jelas dan
hampir tidak bereaksi dengan pemberian antipiretik. Panas berlangsung 2-7
hari.
2) Malaise, mual, muntah, diare, konstipasi, sakit kepala, anoreksia, kadang
batuk
3) Tanda tanda perdarahan seperti petekia, perdarahan gusi, epiktasis,
hematemesis melena
4) Muka kemerahan , leukopenia.
5) Nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati
6) Pembengkakan sekitar mata
7) Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
8) Tanda tanda rejatan adalah sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, capillary refill lebih dari2 detik, nadi cepat dan lemah.
Gambaran klinis yang tidak khas dan sering dijumpai adalah :
1) Keluhan pada saluran pernafasan : batuk, pilek, sakit waktu menelan
2) Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, anoreksia, diare,
konstipasi
3) Keluhan system tubuh yang lain : sakit kepala, nyeri otot tulang sendi,
nyeri ulu hati, nyeri perut, pegal pegal, kemerahan pada kulit, pembengkakan
sekitar mata, lakrimasi dan fotofobia
4) Pada pasien yang mengalami dialysis perifer, kulit terasa lembab,
dingin, tekanan darah menurun, nadi cepat dan lemah.
5) Adanya pembesaran hati, limpa dan pembesaran kelenjar getah bening
Tanda penting dari DBD ini adalah adanya kebocoran plasma
1) Hematokrit meningkat lebih dari 20%.
2) Pada kebocoran plasma terjadi perpindahan
aliran plasma dari kapiler masuk ke ruang interstitial seperti palpebra, perut,
skrotum, sebagian ke pleura, dengan manifestasi klinis :effusi pleura, asites,
edema palpebra, hidroproteinemia.
(Sylvia A. Price, 2005).

D. Komplikasi
1) Perdarahan usus
2) Shock/rejatan
3) Effusi pleura
4) Penurunan kesadaran

E. Penatalaksanaan
Menurut WHO, (2009) Tatalaksana DHF yaitu :
 Tatalaksana Demam Berdarah Dengue tanpa syok
Berikan anak banyak minum larutan oralit ataujus buah, air tajin, air sirup, susu,
untuk mengganti cairanyang hilang akibat kebocoran plasma, demam,
muntah/diare. Berikan parasetamol bila demam.Janganberikan asetosal atau
ibuprofen karena obat-obatan ini dapat merangsang terjadinya perdarahan.
1) Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang:
a) Berikan hanya larutan isotonikseperti Ringer laktat/asetatKebutuhan
cairanparenteral\
b) Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam Berat badan 15-40 kg : 5
ml/kgBB/jam Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
c) Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa
laboratorium(hematokrit, trombosit, leukosit dan hemoglobin) tiap 6 jam
d) Apabila terjadi penurunan hematokrit danklinis membaik, turunkan jumlah
cairan secara bertahap sampai keadaanstabil.
Cairan intravena biasanya hanya memerlukan waktu 24–48 jam sejak
kebocoran pembuluhkapiler spontan setelah pemberian cairan. Apabila
terjadi perburukan klinis berikan tatalaksana sesuai dengan tata laksana syok
terkompensasi (compensatedshock).
 Tatalaksana Demam Berdarah Dengue dengan Syok Perlakukan hal ini
sebagai gawatdarurat.
Berikanoksigen2-4 L/menit secarra nasal. Berikan 20 ml/kg larutan kristaloid
seperti Ringer laktat/asetat secepatnya.Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis,
ulangi pemberian kristaloid 20 ml/kgBB secepatnya (maksimal 30 menit) atau
pertimbangkan pemberian koloid 10-20ml/kgBB/jam maksimal 30 ml/kgBB/24
jam. Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi; berikan transfuse
darah/komponen. Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapilerdan
perfusiperifer mulai membaik, tekanan nadi melebar), jumlah cairan dikurangi
hingga 10 ml/kgBB/jam dalam 2-4 jam dan secara bertahap diturunkan tiap
4-6 jam sesuai kondisi klinis dan laboratorium. Dalam banyak kasus,
cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-48 jam. Ingatlah banyak kematian
terjadi karena pemberian cairan yang terlalu banyak daripada pemberian yang
terlalu sedikit.
 Tatalaksana komplikasi perdarahan
Jika terjadi perdarahan berat segera beri darah bila mungkin.Bila tidak, beri
koloid dan segera rujuk.

F. Patofisiologi dan Pathway


Virus dengue masuk ke dalam tubuh kemudian akan beraksi dengan antibody
dan terbentuklah kompleks virus antibody,dalam sirkulasi akan mengaktivasi
system komplemen, akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua
peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat
sebagai faktor meningginya pemeabilitas dinding pembuluh darah.
Peningkatan permeabilitas dindingkapilermengakibatkan berkurangnya volume
plasma, sehingga terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia
sertaefusi dan renjatan (syok) (Suriadi, 2010).

G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Susalaningrum R. (2013) pada pemeriksaan darah pasien DHF akan
dijumpai sebagai berikut :
1. Hb dan PCV meningkat (>20%).
2. Trmbisitopenia (<100.000/ml).
3. Leukopenia (mungkin normal ataulekositosis)
4. Ig.D denguepositif
5. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia,
hipokloremia, hiponatremia.
6. Urin dan pH darah mungkinmeningkat.
7. Asidosis metabolik: pCO2 <35-40 mmHg, HCO3rendah.
8. SGOT/SGPT mungkinmeningkat.

4. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama,
pekerjaan, pendidikan, alamat
2) Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa,
agama, pekerjaan, pendidikan, hubungan dengan pasien, alamat
b. Riwayat Kesehatan
1) Alasan utama datang ke rumah sakit
2) Keluhan utama (saat pengkajian)
3) Riwayat kesehatan sekarang
4) Riwayat kesehatan terdahulu
5) Riwayat pengobatan dan alergi
c. Riwayat Keluarga
d. Catatan Penanganan Kasus (Dimulai saat pasien di rawat di ruang rawat
sampai pengambilan kasus kelolaan)
e. Pengkajian Keperawatan (12 Domain)
1) Peningkatan kesehatan
2) Nutrisi
3) Eliminasi dan pertukaran
4) Aktivitas/Istirahat
5) Persepsi/Kognitif
6) Persepsi diri
7) Peran hubungan
8) Seksualitas dan Reproduksi
9) Toleransi/Koping Stress
10) Prinsip Hidup
11) Keselamatan/Perlindungan
12) Kenyamanan
f. Terapi
g. Pemeriksaan penunjang

5. Diagnosa Keperawatan
Menurut Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda
Nic – Noc (2015), diagnosa yang mungkin muncul pada kasua DHF yaitu :
1. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan perpindahan
cairan intravaskuler keekstravaskuler.
2. Risiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan penurunan trombosit
6. Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa NIC NOC
1 Defisit Volume Cairan NIC : NOC:
Definisi : Penurunan cairan Fluid management Fluid balance
intravaskuler, interstisial, - Timbang popok/pembalut jika diperlukan Hydration
dan/atau intrasellular. Ini - Pertahankan catatan intake dan output yang Nutritional Status : Food and Fluid Intake
mengarah ke dehidrasi, akurat Kriteria Hasil :
kehilangan cairan dengan - Monitor status hidrasi ( kelembaban membran - Mempertahankan urine output sesuai
pengeluaran sodium mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik dengan usia dan BB, BJ urine normal,
), jika diperlukan HT normal
- Monitor hasil lAb yang sesuai dengan retensi - Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam
cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin ) batas normal
- Monitor vital sign - Tidak ada tanda tanda dehidrasi,
- Monitor masukan makanan / cairan dan hitung Elastisitas turgor kulit baik, membran
intake kalori harian mukosa lembab, tidak ada rasa haus
- Kolaborasi pemberian cairan IV yang berlebihan interuksi
- Monitor status nutrisi - Berikan cairan IV pada suhu ruangan
- Berikan cairan - Dorong masukan oral
- Berikan diuretik sesuai
- Berikan penggantian nesogatrik sesuai
output
- Dorong keluarga untuk membantu
pasien makan
- Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )
- Kolaborasi dokter jika tanda cairan
berlebih muncul meburuk
- Atur kemungkinan tranfusi
- Persiapan untuk tranfusi
2 Resiko perdarahan b.d NOC: NIC :
penurunan jumlah Tak Tampak Tanda Perdarahan Infection Control (Kontrol infeksi)
trombosit - Bersihkan lingkungan setelah dipakai
Kriteria hasil: pasien lain
- Trombosit meningkat/ dalam rentang normal - Pertahankan teknik septik aseptik
- Tak ada melena, epistaksis, ekimosis, purpura, - Batasi pengunjung bila perlu
perdarahan gusi - Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
- Tak terjadi injury tindakan keperawtan
- Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
pelindung
- Pertahankan lingkungan aseptik selama
pemasangan alat
- Ganti letak IV perifer dan line central dan
dressing sesuai dengan petunjuk umum
- Tingkatkan intake nutrisi
- Berikan terapi antibiotik bila perlu
-
Infection Protection (proteksi terhadap
infeksi)
- Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
dan lokal
- Monitor hitung granulosit, WBC
- Batasi pengunjung
- Partahankan teknik aspesis pada pasien
yang beresiko
- motivasi istirahat
- Instruksikan pasien untuk minum antibiotik
sesuai resep
- Penyuluhan:
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
- Ajarkan cara menghindari infeksi, ajarkan
cuci tangan, penggunaan masker
- Laporkan kecurigaan infeksi
- Laporkan kultur positif
BAB III
RENCANA KEGIATAN DAN PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN

A. Rencana Kegiatan Ronde Keperawatan


No Waktu Kegiatan
09 :00 Pra Ronde
- Kepala ruangan bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan, katim menyiapkan pengelolaan
kasus dan pengkajian yang telah divalidasikan
sampai intervensi dan PA melaksanakan prosedur
tindakan keperawatan sesuai perencanaan.
- Analisa data dari pengkajian
- Menentukan nama klien, jenis penyakit serta
masalah keperawatan.
- Menelusuri literatur dan referensi pendukung untuk
memperjelas keterkaitan permasalahan.
- Diskusi perencanaan ronde keperawatan secara
sistematis.
- Melibatkan pembimbing dalam persiapan ronde
keperawatan.
- Pemberitahuan pelaksanaan ronde keperawatan.

Intra Ronde
- Ronde keperawatan dihadiri, pembimbing ruangan
09 : 30 dan rumah sakit, perawat ruangan, perawat konselor,
kepala ruangan, katim dan PA.
- Penjelasan tentang klien oleh katim dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan
dan rencana tindakan yang akan atau telah
dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu
didiskusikan.
- Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut di
nurse station.
- Pemberian justifikasi oleh katim atau perawat
konselor/kepala ruangan tentang masalah klien serta
rencana tindakan yang akan dilakukan.
- Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang

17
telah dan yang akan ditetapkan.

Post Ronde
- Pelaksanaan masing-masing peran.
- Kelompok berdiskusi kembali
- Kelompok melakukan evaluasi dan rekomendasi
10 : 00
intervensi keperawatan
- Penutup
Kegiatan ronde keperawatan dilaksanakan pada hari rabu tanggal 23 Februari
2019, kegiatan berlangsung di ruang Rusyd Thalib RS Muhamamadiyah
Palembang

1. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Ricky M Endermawan S.Kep.
Ketua Tim : Dinna Fransisca, S.Kep
Perawat Primer : Sari Sasmita, S.Kep
Hendra Hidayat, S.Kep
Perawat Assosciate : Rani Mutiara, S.Kep
Dila Deltalia, S.Kep
Observer : Wahyudi, S.Kep
Gebby Elfinesia, S.Kep
Fasilitator : Bayu Abby Pratama, S.Kep
Perawat Konselor : Fajar Kurniawan, S.Kep
Riki Mariansyah, S.Kep

2. Rencana Askep Pada Pasien


Tanggal MRS : 16 Febuari 2019 Jam 17.20
RM : 58.31.XX
Ruang : Rusyd Thalib
Diagnosa Medis : DBD
Pengkajian : 16 Febuari 2019 Jam : 18.00

18
A. Identitas Klien B. Identitas Penanggung
Jawab
Inisial Nama : An.A Inisial : Ny.R
Umur : 9 bulan Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam Pekerjaan : IRT
Suku/Bangsa : Indonesia Hubungan : Anak
Alamat : Sunsang

C. Alasan di rawat
Keluhan Utama Saat MRS
Demam
Keluhan Utama Saat Pengkajian
Ny. R mengatakan anakanya demam sudah 3 hari yang lalu.

D. Riwayat Penyakit Sekarang


Ny.R mengatakan anaknya sudah demam 3 hari yang lalu. Awalnya demam
biasa lalu pada pagi hari demamnya turun kemudian panas tinggi di siang
hari. Ibu sebelumnya membawa anaknya ke puskesmas terdekat dan diberi
obat sanmol, demam turun lalu kembali tinggi. Dari hasil objektif didapatkan
T 38,30C, N 141x/m, RR 28x/m, terdapat bintik bintik merah, akral teraba
hangat.
E. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada

F. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tidak ada
G. Riwayat Pengobatan dan Alergi
Tidak ada
H. Pengkajian Fisik
Keadaan Umum
 Kesadaran : E: 4 M: 6 V: 5 Composmentis
 Suhu : 38,30C
 Pulse : 141 x /menit
 Pernafasan : 28 x / menit
 BB : 7 kg
 PB : 73 cm
Masalah Keperawatan : Hipertermia

19
Fokus Pengkajian
1) Aktivitas/istirahat:
Kekuatan otot :
Ekstremitas Atas 5 5
5 5
Ekstremitas Bawah
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Keperawatan
2) Sirkulasi:
I : Bentuk dada simetris, tidak ada sianosis, CRT < 3 detik
A : BJ I lup dan BJ II dup.
P : Ictus cordis teraba, HR: 70 x/m, irama reguler.
P : Redup, batas jantung kanan atas ICS 2 di midparasterni dextra,
sebelah kanan bawah di ICS 4, kiri atas di ICS 2 parasterni sinistra,
dan kiri bawah di ICS 4 di mid klavikula sinistra.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
3) Pernafasan
I : klien tampak menggunakan otot dada
A : terdengar wheezing (-), ronki (-)
P : bentuk dada simestris
P : sonor
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
4) Integritas Kulit
Keelastisan kulit anak dalam keadaan sedang
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5) Eliminasi:
a) Klien tidak terpasang DC (dower cateter)
b) Tidak ada distensi kandung kemih
c) Warna urin kuning jernih, tidak ada darah, bau urin khas urine.
d) Jumlah BAK 1800cc/hr
Masalah keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
6) Abdomen:
I : Bentuk abdomen simestris
A : Bising usus terdengar 11 x/m

20
P : tidak ada benjolan ataupun kelainan
P :-
Diet:
Frekuensi makan : 3 x sehari
Porsi : ½ porsi dari yang di berikan Rumah sakit
Minum : ± 1.500 cc /24 jam.
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

Terapi

Nama obat/ Tindakan Cara Pemberian Dosis


KA EN 3 A IV 500mL
Paracetamol Oral 3x3 cth

ANALISA DATA
Inisial : An.A
Umur : 9 bulan
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Arbovirus (melalui nyamuk aedes) Hipertermi
Ibu mengatakan panas
anaknya naik turun
DO : Beredar dalam aliran darah
T 38,3 C
Akral hangat
Mukosa bibir kering Infeksi virus dengue (viremia)
Turgor kulit sedang
Terdapat bintik merah
Kulit kemerahan Mengaktifkan system komplemen

Membentuk & melepaskan


zat C3a, C5a

21
PGE2 Hipothalamus

Hipertermi

Masalah Keperawatan
Hipertermia
Prioritas Masalah
Hipertermia
Diagnosa Keperawatan
Hipertermia

22
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA NOC NIC
1 Hipertermia Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama - Pertahankan kepatenan akses IV
- Pertahankan pemberian cairan IV berisi
Ditandai dengan 3x24 jam diharapkan dehidrasi tidak terjadi
elektrolit dengan laju yang lambat
DS : dengan skala indikator sebagai berikut :
- Monitor kehilangan cairan yang kaya
Ibu mengatakan panas anaknya naik
Indikator Awal Tujuan
dengan elektrolit
turun Turgor kulit 2 5 - Lakukan pengukuran untuk mengontrol
DO : Membran mukosa 2 5
T 38,3 C lembab kehilangan elektrolit yang berelebihan
N 141x/m Intake cairan 2 5 dengan tepat
K.u sedang Output urin 2 5 - Instruksikan klien dan keluarga mengenai
Gelisah Haus 2 5
Akral hangat Warna urine keruh 2 5 diet secara spesifik
Mukosa bibir kering Peningkatan suhu 2 5 - Berikan lingkungan yang aman kepada
Turgor kulit sedang
tubuh klien
Terdapat bintik merah
- Ajarkan keluarga megenai jenis,
Kulit kemerahan
Keterangan : penyebab dan pengobatan apabila terdapa

1 : Berat ketidakseimbangan cairan elektrolit


- Monitor respon pasien terhadap cairan
2 : Cukup berat
elektrolit yang diresepkan
3 : Sedang - Konsultasikan kepada dokter jika ada
4 : Ringan tanda-tanda dehidrasi
5 : Tidak ada

BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

38
Inisial : An.A
Umur : 9 bulan
Waktu : Sabtu, 16 Febuari 2019
Hari/ Hari/
N
Diagnosa Tanggal/ Implementasi Tanggal/ Evaluasi
o
Waktu Waktu
1 Hipertermia 16/02/19 - Mempertahankan kepatenan 17/02/19 S:
Ditandai 21.00 akses IV 08.00 Ibu anak mengatakan anaknya masih rewel dan di malam
- Mempertahankan pemberian
dengan hari demam tinggi
cairan IV berisi elektrolit
DS : O:
Ibu dengan laju yang lambat
T 38,20C
- Memonitor kehilangan cairan
mengatakan
N 139x/m
yang kaya dengan elektrolit
panas
- Melakukan pengukuran untuk K.u gelisah
anaknya naik
mengontrol kehilangan elektrolit Hasil Lab :
turun
yang berelebihan dengan tepat - HB 11,5
DO :
- Menginstruksikan klien dan
T 38,3 C - Leukosit 7,1
N 141x/m keluarga mengenai diet secara
- Trombosit 177
K.u sedang
spesifik
Gelisah - Hematoktrik 30,4
- Memberikan lingkungan yang
Akral hangat
Akral hangat
Mukosa bibir aman kepada klien
- Mengajarkan keluarga megenai Warna kulit kemerahan
kering
Turgor kulit jenis, penyebab dan pengobatan Turgor kulit sedang
sedang apabila terdapa Mukosa bibir kering

39
Terdapat ketidakseimbangan cairan Anemis
bintik merah elektrolit Ptekie +
Kulit - Memonitor respon pasien
A
kemerahan terhadap cairan elektrolit yang
Hipetermia
diresepkan
P
Konsultasikan kepada dokter
Indikator Awal Tujuan
jika ada tanda-tanda dehidrasi
Turgor kulit 2 5
Membran mukosa 2 5
lembab
Intake cairan 3 5
Output urin 3 5
Haus 2 5
Warna urine keruh 2 5
Peningkatan suhu 3 5
tubuh

Inisial : An.A
Umur : 9 bulan
Waktu : Minggu, 17 Febuari 2019
N Diagnosa Hari/ Implementasi Hari/ Evaluasi

40
Tanggal/ Tanggal/
o
Waktu Waktu
1 Hipertermia 17/02/19 - Mempertahankan kepatenan 17/02/19 S:
Ditandai 13.00 akses IV 17.00 Ibu anak mengatakan anaknya masih rewel dan demam
- Mempertahankan pemberian
dengan sudah turun
cairan IV berisi elektrolit
DS : O:
Ibu dengan laju yang lambat
T 37,20C
- Memonitor kehilangan cairan
mengatakan
N 138x/m
yang kaya dengan elektrolit
panas
- Melakukan pengukuran untuk K.u gelisah
anaknya naik
mengontrol kehilangan elektrolit Hasil Lab :
turun
yang berelebihan dengan tepat - HB 11,5
DO :
- Menginstruksikan klien dan
T 38,3 C - Leukosit 7,1
N 141x/m keluarga mengenai diet secara
- Trombosit 177
K.u sedang
spesifik
Gelisah - Hematoktrik 30,4
- Memberikan lingkungan yang
Akral hangat
Akral tidak hangat
Mukosa bibir aman kepada klien
- Mengajarkan keluarga megenai Warna kulit kemerahan berkurang
kering
Turgor kulit jenis, penyebab dan pengobatan Turgor kulit elastis
sedang apabila terdapa Mukosa bibir lembab
Terdapat
ketidakseimbangan cairan Ptekie +
bintik merah
elektrolit Intake susu formula 800cc
Kulit
- Memonitor respon pasien
Output 1200cc
kemerahan
terhadap cairan elektrolit yang
A

41
diresepkan Hipetermia
Konsultasikan kepada dokter
P
jika ada tanda-tanda dehidrasi
Indikator Awal Tujuan
Turgor kulit 3 5
Membran mukosa 3 5
lembab
Intake cairan 4 5
Output urin 4 5
Haus 4 5
Warna urine keruh 4 5
Peningkatan suhu 4 5
tubuh

42
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ronde keperawatan adalah suatu bagian kegiatan asuhan keperawatan
dengan membahas kasus tertentu dengan harapan adanya transfer
pengetahuan dan aplikasi pengetahuan secara teoritis kedalam praktek
keperawatan secara langsung yang dilakukan oleh perawat konselor, kepala
ruangan, MA, kabid keperawatan dengan melibatkan seluruh tim
keperawatan. Karakteristik dari ronde keperawatan meliputi :pasien
dilibatkan secara langsung, pasien merupakan fokus kegiatan, perawat yang
terlibat melakukan diskusi, konselor memfasilitasi kreatifitas dan membantu
mengembangkan kemampuan perawat dalam meningkatkan kemampuan
mengatasi masalah.
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan
klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus
tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan,
perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim. Ronde
keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang
memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan
teoritis kedalam peraktik keperawatan secara langsung.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Hendaknya lebih proaktif, cepat dan tanggap dalam menghadapi segala
situasi dan kondisi yang dihadapi baik dalam teori atau kasus lapangan,
khususnya pada proses ronde keperawatan
2. Lahan Praktek
Diharapkan pada lahan lebih meningkat pelayanan. Dalam melakukan
asuhan keperawatan klien dengan. Dalam melakukan asuhan keperawatan
pada klien dengan, perawat dapat mengimplementasikan sesuai dengan
masalah yang di dapat saat ronde.
3. Perawat Ruang Penyakit Dalam (PDL)

43
Diharapkan agar dapat terus menjalankan ronde keperawatan dan
memasukan dalam jadwal kegiatan bulanan di ruang PDL.
4. Institusi Pendidikan
Dapat membimbing dalam proses ronde keperawatan dengan sabar dan
teliti serta memotivasi para mahasiswa dalam segi mental dan spiritual.

44
45

Anda mungkin juga menyukai

  • Kumpulan Diagnosa Tujuan Intervensi Keperawatan NANDA NIC NOC
    Kumpulan Diagnosa Tujuan Intervensi Keperawatan NANDA NIC NOC
    Dokumen47 halaman
    Kumpulan Diagnosa Tujuan Intervensi Keperawatan NANDA NIC NOC
    Rahmat Bugis
    89% (9)
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen20 halaman
    Bab Iii
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen28 halaman
    Bab Ii
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Pre Eklamisa
    Laporan Kasus Pre Eklamisa
    Dokumen24 halaman
    Laporan Kasus Pre Eklamisa
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen10 halaman
    Bab Iv
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen28 halaman
    Bab Ii
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen7 halaman
    Bab I
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • Abstrak Fix
    Abstrak Fix
    Dokumen1 halaman
    Abstrak Fix
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • Bab II Konsep Dasar
    Bab II Konsep Dasar
    Dokumen15 halaman
    Bab II Konsep Dasar
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen10 halaman
    Bab I
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen11 halaman
    Bab Iv
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Post Partum
    Laporan Pendahuluan Post Partum
    Dokumen24 halaman
    Laporan Pendahuluan Post Partum
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen24 halaman
    Bab Ii
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • Konsep Lansia
    Konsep Lansia
    Dokumen39 halaman
    Konsep Lansia
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • Seminar DHF
    Seminar DHF
    Dokumen26 halaman
    Seminar DHF
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • LP DBD
    LP DBD
    Dokumen9 halaman
    LP DBD
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • Sab Menebak Gambar
    Sab Menebak Gambar
    Dokumen6 halaman
    Sab Menebak Gambar
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • Laporan Dispepsia
    Laporan Dispepsia
    Dokumen6 halaman
    Laporan Dispepsia
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • Sab Menebak Gambar
    Sab Menebak Gambar
    Dokumen6 halaman
    Sab Menebak Gambar
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • Sab Menebak Gambar
    Sab Menebak Gambar
    Dokumen6 halaman
    Sab Menebak Gambar
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • Ronde Bab 1-5
    Ronde Bab 1-5
    Dokumen30 halaman
    Ronde Bab 1-5
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat
  • Sab Menebak Gambar
    Sab Menebak Gambar
    Dokumen6 halaman
    Sab Menebak Gambar
    Anonymous 6fVnBzM
    Belum ada peringkat