Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas pembuatan Laporan Kegiatan proses pengolahan minyak mentah di PT.
Pertamina (PERSERO) RU V Balik papan . Sebagai tugas khusus Termodinamika 1

Laporan Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk melengkapi nilai tugas mata kuliah
Termodinamika 1 yang disampaikan oleh bapak Imam Jajuli Faisal M.si,MM sebagai
dosen. Melalui kata pengantar ini kami menyampaikan juga kepada

1. Imam Jajuli Faisal M.si,MM sebagi dosen mata kuliah Termodinamika 1, jurusan
teknik kimia, Universitas Serang Raya
2. PT. Pertamina (PERSERO) RU V Balik papan yang telah memberikan dukungan
dan data untuk menyelesaikan tugas ini.
3. Orang tua yang telah mendukung dan mendoakan kelancaran untuk
menyelesaikan tugas ini.

Penyusun menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah


ini.Untuk itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun.Akhir kata,
semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Serang, 16 Oktober 2015

Penulis
DAFTAR ISI
COVER …………….……………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………... iii

BAB I……………………………………………………………………………….. 1

PENDAHULUAN………………………………………………………………….. 1

1.1 Sejarah Perusahaan dan Latar Belakang ………………………..…….1


1.2 Visi, Misi dan Tata Nilai Korporat ……………………………………….5

BAB II………………………………………………………………………………...6

PROSES SINGKAT PRODUKSI …………………………………………………6

2.1 Proses produksi ……………………………………………………………6


2.2 Kilang Balikpapan…………………………………………………………..7
2.3 Bahan Baku……………………………………………………………….....10

BAB III……………………………………………………………………………….12

Produk dan pemasaran………………………………………………………… 12


3.1 Produk………………………………………………………….………….. 12
3.2 Pemasaran Produk……………………………………………………….. 12
3.3 Manfaat produk ……………………………………………………………12

BAB V…………………………………………………………………………………27

KESIMPULAN …………………………………………………………………….. 14

Daftar pustaka …………………………………………………………………… 15


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Perusahaan


Sejarah Dan Latar Belakang PT Pertamina (Persero)
PT PERTAMINA (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak di bidang eksplorasi, pengolahan dan pemasaran hasil tambang minyak dan
gas bumi di Indonesia. Pada awalnya perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas
Bumi Nasional ( PN. PERTAMINA ) dibentuk pada tanggal 20 Agustus 1968
berdasarkan PP RI No 27/1968. Perusahaan tersebut menampung segala kegiatan dan
penguasaan minyak dan gas bumi dari Perusahaan Negara Pertambangan Minyak
Indonesia ( PN. PERTAMIN ) dan Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Nasional
( PN. PERMINA ). Tujuan penyatuan perusahaan Negara di bidang minyak dan gas
bumi tersebut adalah agar dapat meningkatkan produktivitas maupun efisiensi di bidang
perminyakan nasional.
PN. PERTAMINA menjadi PERTAMINA pada tanggal 15 september 1971.
PERTAMINA berubah menjadi perusahaan persero pada tanggal 17 september 2003
sehingga namanya menjadi PT PERTAMINA (Persero). PT PERTAMINA (Persero)
merupakan badan usaha yang bergerak di bidang pengolahan tambang minyak dan
gas bumi di Indonesia. Bidang usaha PT PERTAMINA (Persero) dibagi menjadi dua
kegiatan utama yaitu kegiatan hulu yang mengurusi Eksploitasi, dan kegiatan hilir yang
mengurusi pengolahan dan pendistribusian.PT PERTAMINA (Persero) saat ini memiliki
7 Refinery Unit(RU) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Tabel 1. (Refinery Unit PT Pertamina (Persero) di seluruh Indonesia)
Refinery Unit Lokasi Kapasitas (*)
I Pangkalan Brandan (Sumatera Utara)** 5
II Dumai (Riau) 170
III Plaju-Sei Gerong (Sumatera Selatan) 130
IV Cilacap (Jawa tengah) 348
V Balikpapan (Kalimantan Timur) 260
VI Balongan (Jawa Barat) 125
VII Kasim (Irian Jaya) 10
(**) Telah ditutup sejak 2007
(*) Kapasitas dalam satuan MB (Mega/1000Barrel) setiap hari (MBSD).
Barrel: 158,984 L.

Sejarah kilang minyak PERTAMINA RU V Balikpapan berawal dari


ditemukannya sumber minyak di Sanga-sanga pada tahun 1987.Dimana sebelumnya
juga telah ditemukannya sumber-sumber minyak di Tarakan (1899), Samboja (1911)
dan Bunyu(1922).Penemuan-penemuan tersebut mendorong dibangunnya kilang
minyak mentah menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri.
Kilang Unit Pengolahan RU V Balikpapan terletak di tepi teluk Balikpapan
dengan area seluas kurang lebih 2,5 km2.Menurut desainnya kilang Balikpapan
mengolah total 260 M (1000) Barrel Stream Day (MBSD) minyak mentah.Kilang
Balikpapan terdiri dari dua kilang yaitu Kilang Balikpapan I berkapasitas 60 MBSD dan
Kilang Balikpapan II berkapasitas 200 MBSD.Kilang ini mengolah minyak mentah
menjadi produk-produk yang siap dipasarkan.Produk tersebut meliputi bahan bakar
minyak (BBM) yaitu premium(motor gasoline), kerosin, avtur, solar, minyak, dan fuel
oil dan Non Bahan Bakar Minyak (NBBM) yaitu naptha, LPG, dan lilin (wax).
Kilang ini memasok kebutuhan dalam negeri khususnya Indonesia bagian
timur.Namun pada kasus-kasus statistik, produksi BBM dari Kilang PERTAMINA RU V
Balikpapan juga didistribusikan ke daerah-daerah lain yang membutuhkan.
Kilang minyak Balikpapan I didirikan pada tahun 1922. Kilang mengalami
kerusakan berat karena Perang Dunia ke-II, dan pada tahun 1948 kilang direhabilitasi
dan mulai dioperasikan pada tahun 1950. Seiring dengan perkembangan kebutuhan
BBM di Indonesia, Kilang Balikpapan I di-upgradepada tahun 1995 dan mulai
dioperasikan pada tahun 1997. Kapasitas produksi kilang Balikpapan I adalah 60
(MBSD).
Kilang Balikpapan I terdiri dari Crude Distilation Unit V (CDU V),High Vacuum
Unit III (HVU III), Wax Plant, Dehydration Plant (DHP), danEffluent Water Treatment
Plant (EWTP).
Kilang Balikpapan II mulai dibangun pada tahun 1980 dan resmi mulai
beroperasi mulai tanggal November 1983. Kilang Balikpapan II terdiri
dariHydroskimming Complex (HSC), Hydrocracking Complex (HCC).Hydroskimming
Complex (HSC) meliputi Crude Distillation Unit IV (CDU IV), Naptha
Hydrotreater (NDHT), Platformer Unit, LPG Recovery Unit, Sour Water Stripper
Unit (SWS), dan LPG Treater Unit. Sedangkan Hydrocracking Complex (HCC)
meliputi High Vacuum Unit (HVU) II, Hydrocracking Unibon (HCU), Hydrogen
Plant, Hydrogen Recovery Plant, Flare Gas Recovery Plant.
Secara kronologis, perkembangan kilang minyak PERTAMINA RU V
Balikpapan adalah sebagai berikut :
Tabel 2. (Kronologis Perkembangan Kilang Minyak RU V)
Waktu Peristiwa

Penemuan beberapa sumber minyak pada beberapa


1897 – 1922
tempat di Kalimantan Timur.

Unit CDU II didirikan oleh perusahaan minyak BMP


1922
(Bataafsche Petroleum Maatsppij).

Rehabilitasi CDU II akibat kerusakan saat perang


1946
dunia II.
HVU I selesai didirikan. Unit ini didirikan oleh PT.
Shell Indonesia dengan desain oleh Mc. Kee,
1949
kapasitas pengolahan HVU I sebesar 12 MBSD.

Wax Plant dan CDU I selesai dibangun Wax


Plantberkapasitas 110 ton per hari sedangkan CDU I
1950 berkapasitas 25 MBSD. Pembangunan unit-unit ini
sama dengan HVU I.

CDU II berkapasitas 25 MBSD selesai didirikan,


1952 dirancang oleh Alco dan dibangun oleh PT. Shell
Indonesia.

Modifikasi CDU III sehingga dicapai kapasitas


1954 sebesar 10 MBSD. Saat ini CDU III tidak dioperasikan
lagi.
Untuk mengkonsolidasi industri perminyakan dan
gas, manajemen, ekplorasi pemasaran dan distribusi
1968
maka PN. Pertamin dan PN. Permina merger menjadi
PN. Pertamina

15 Tanggal 15 September 1971 PN Pertamina diubah


september1971 menjadi Pertamina.

Modifikasi Wax Plant sehingga dicapai kapasitas


1972
produksi 175 ton per hari.

Kilang Balikpapan II mulai dibangun dengan hak


April 1981
paten desain proses dari UOP Inc.

November Peresmian kilang Balikpapan II oleh Presiden RI


1983 pada saat itu.

Proses Upgrading kilang Balikpapan I (CDU I, CDU II,


dan HVU I tidak beroperasi lagi) & di bangun CDU V
5 Desember
dan HVU III diresmikan oleh Presiden RI pada saat
1997
itu.

Perubahan status Pertamina dari BUMN menjadi PT


17 September
(Perseroan Terbatas) menurut dasar UU Migas No.22
2003
Tahun 2001

PT Pertamina (Persero) Unit Pengolahan V


9 Oktober 2008 Balikpapan berubah menjadi PT Pertamina Refinery
Unit V Balikpapan.

Pada dasarnya Kilang Balikpapan didesain untuk mengolah minyak mentah


yang berasal dari lapangan minyak mentah yaitu lapangan Minyak Attaka, Badak,
Bekapai, Handil, Sepinggan, dan Tanjung. Pada saat ini kilang minyak Balikpapan
mampu mengolah minyak mentah dari lapangan lain seperti Arjuna, Belida, Duri,
Kakap, Minas, Tepian Timur, Warukin, dan Widuri. Selain itu kilang Balikpapan mampu
mengolah minyak yang berasal dari luar negeri seperti Arabian superlight (Saudi
Arabia), Bacho (Vietnam), Escravos (Ghana), Jabiru (Australia), Nanhai dan Xi Chiang
(Cina), Nigerrian Brass dan Qua iboe (Nigeria), Sahara Blend (Timur tengah), Sarir
(Libya), Tapis (Malaysia), dan lain-lain.
1.2 Visi, Misi dan Tata Nilai Korporat

1. Visi
Menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia.
2. Misi
Menjalankan usaha minyak, gas serta energi baru dan terbaharukan secara teintegrasi,
bedasarkan prinsip-prinsip komersial kuat.
3. Tata Nilai Korporat
Dalam mencapai visi dan misinya, Pertamina berkomitmen untuk menerapkan tata nilai
sebagai berikut:
Clean (bersih) yaitu dikelolah secara proposional, menghindari benturan kepentingan
tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas, berpedoman
pada asas tata kelolakorporasi yang baik.
Competitive (kompetitif) yaitu mampu berkompetisi dalam skala regional maupun
internasional. Mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar
biaya dan menghargai kinerja.
Confident (percaya diri) yaitu berperan dalam pembanguan ekonomi nasional, menjadi
pelopor dalam reformasi BUMN dan membangun kebanggaan bangsa.
Costumer focus (focus pada pelanggan) yaitu berorientasi pada kepentingan
pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para
pelanggan.
Comercial (komersial) yaitu menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial,
mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
Capable (berkemampuan) yaitu di kelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional
dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun
kemampuan riset dan pengembangan.

Visi dan Misi PT PERTAMINA (Persero) RU V Balikpapan


a. Visi
Menjadi kilang kebanggan nasional yang mampu bersaing dan menguntungkan.
b. Misi
1. Mengelola operasional kilang secara aman, handal, efisien dan ramah lingkungan
untuk menyediakan kebutuhan energi yang berkelanjutan.
2. Mengoptimalkan flesibilitas pengolahan untuk memaksimalkanvaluable product.
3. Memberikan manfaat kepada stakeholder.
BAB 2

Proses singkat produksi

2.1 PROSE PRODUKSI


1. DISTILASI
Distilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik
didihnya. Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain
sebagai berikut :
1. Gas = 0 sampai 50°C
2. Gasolin (Bensin) = 50 sampai 85°C
3. Kerosin (Minyak Tanah) = 85 sampai 105°C
4. Solar = 105 sampai 135°C
5. Minyak Berat = 135 sampai 300°C
6. Residu = di atas 300°C

2. CRACKING
Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi
molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. cth: pengubahan minyak tanah menjadi
bensin

3. REFORMING
reforming adalah pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik menjadi
lebih baik.

4. POLIMERISASI
penggabungan molekul kecil menjadi besar.

5. TREATING
treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan menghilangkan pengotornya.

6. BLENDING
blending adalah proses penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam
rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut.
2.2 Kilang Balikpapan
Kilang Balikpapan II terdiri dari kompleks pengolahan yaitu Hydroskimming
Complex (HSC) unit ini memproduksi bahan bakar minyak dan LPG .
Hydroskimming Complex(HSC)
Bagian Hydroskiming Complex (HSC) terdiri dari beberapa Plant yaitu:

1. Crude Distilling Unit IV (Plant 1)


Crude Distillation Unit (CDU) beroperasi dengan prinsip dasar pemisahan berdasarkan titik didih
komponen penyusunnya. Kolom CDU memproduksi
produk LPG, naphtha, kerosene, dan diesel sebesar 50-60% volume feed, sedangkan produk lainnya
sebesar 40-50% volume feed berupa atmospheric residue.

Distilasi Atmosferik berfungsi memisahkan minyak mentah (crude oil) atas fraksi-fraksinya berdasarkan
perbedaan titik didih masing-masing pada keadaan Atmosferik. Atmospheric residue pada kilang lama,
yang tidak memiliki Vacum Distillation Unit/VDU, biasanya hanya dijadikan fuel oil yang value-nya sangat
rendah atau dijual ke kilang lain untuk diolah lebih lanjut di VDU. Sedangkan pada kilang modern,
atmospheric residue dikirim sebagai feed Vacuum Distillation Unit atau sebagai feed Residuel Catalytic
Cracking (setelah sebagiannya di-treating di Atmospheric Residue Hydro Demetalization unit untuk
menghilangkan kandungan metal atmospheric residue).
2. Naphta Hydrotreating Unit (Plant2)

Unit Naphtha Hydrotreating ialah pemisahan zat-zat yang dapat mengganggu dalam proses
selanjutnya. Dalam fraksi naphtha terdapat senyawa-senyawa yang apabila tidak dilengkapkan dapat
mengganggu keaktifan katalis platforming yang secara ekonomis merugikan. Pada umumnya ”zat
racun” yang perlu di buang dalam fraksi naphtha ialah belerang, nitrogen, oksigen, olefin, halida dan
logam.
3. Platforming Unit (Plant 5)

Fungsi proses adalah untuk meng-upgrade straight run naphtha dengan angka oktan rendah menjadi
komponen motor fuel ber-oktan tinggi dengan mem-promote terjadinya sejumlah reaksi kimia
tertentu. Penerapan proses reforming kemudian berkembang untuk produksi hidrokarbon aromatic
spesifik. Dengan mengkombinasikan proses reforming dengan ekstraksi aromatic dan fraksinasi,
dapat dihasilkan benzene, toluene, dan mixed xylene dengan kemurnian tinggi. Hidrogen, sebagai
produk samping dari reaksi produksi aromatic terbukti bermanfaat dalam mendukung operasi unit
preparasi feed reformer seperti Naphtha Hydrotreating. Gas-gas hidrokarbon ringan, produk samping
reaksi cracking umumnya dimasukkan ke fuel gas system. (LPG Recovery Unit )
4. LPG Recovery Unit (Plant 6)

Teknologi Pemulihan Satuan LPG memanfaatkan penyerapan non-cryogenic untuk memulihkan


C2 + C3 + atau gas alam cair (LPG) dari aliran gas alam. LPG yang diserap dalam pelarut yang
kaya dari bagian bawah kolom absorber LPG yang difraksinasi di generator solvent collum yang
memisahkan LPG di atas dan minyak diproduksi di bagian bawah. Setelah peredaan panas,
pelarut ramping adalah presaturated dengan gas di bagian atas absorber. Pelarut dingin
mengalir di atas kolom absorber. Dipisahkan gas dari pemisah presaturator membentuk gas
pipa pemgeluaran .
5. Sour Water Stripper (Plant 7)

adalah proses yang dirancang untuk menghapus H2S dan NH3 dari air asam. Air asam dapat
dihasilkan dalam berbagai cara di kilang dan pabrik petrokimia. Efektif dan baik untuk
pemisahan H2S dan NH3 baik bersama-sama atau secara terpisah adalah operasi penting.
Inovasi dalam perpindahan massa dan kontrol kontaminan meningkatkan efisiensi energi secara
keseluruhan.
6. LPG Treater Unit (Plant 9)

2.3 Bahan Baku


Bahan Baku dan Penunjang
Jenis Dan Asal Bahan Baku
Berdasarkan desainnya PT PERTAMINA RU V dirancang untuk mengolah minyak
bumi yang berasal dari Handil dan Bekapai, namun karena alasan ekonomis dan
keterbatasan sumber bahan baku ditetapkan beberapa sumber minyak bumi di luar
Kalimantan yaitu minyak mentah dalam negeri (selain dari Kalimantan), antara lain:
Widuri, Minas, Badak, Sangatta, Belida, Cinta, Lalang, Kakap, Sumatera Light Crude.
Minyak bumi yang diolah sebagian juga didatangkan dari luar negeri antara lain:
Malaysia (Tapis), Australia (Jabiru, Chalyst, dan CopperBasin),China (Nanhai dan
Xijiang), Nigeria (Nigerian Brass, Farcados, Qua-Iboe dan lain-lain).
Oleh karena jenis bahan baku yang beraneka ragam, pertama sekali bahan baku
(minyak bumi) yang akan diolah mengalami proses pencampuran (blending) untuk
mempertahankan kualitas bahan baku sedekat mungkin dengan spesifikasi bahan baku
yang dapat diolah oleh kilang PT PERTAMINA RU V.
Berdasarkan perolehan akhir, bahan baku (minyak bumi) dapat digolongkan
sebagai berikut :
1. Light crude : menghasilkan banyak LPG, light dan heavy naptha
2. Medium crude : menghasilkan banyak kerosin dan diesel oil
3. Heavy crude : menghasilkan banyak long residue

Jumlah Bahan Baku Dan Produksi


Jumlah minyak di bumi yang diolah oleh PT PERTAMINA RU V Balikpapan saat
ini adalah sebanyak 260.000 barrel/hari. Kilang Balikpapan II mengolah 200.000
barrel/hari. Penyaluran produk hasil pengolahan RU V didistribusikan untuk Indonesia
Bagian Timur dan sebagian Jawa.
Bahan Penunjang
Beberapa bahan kimia pendukung utama yang dipakai dalam proses di PT
PERTAMINA RU V Balikpapan adalah :
1. Asam sulfat (H2SO2) 98% digunakan menghilangkan senyawa tak jenuh dalam proses
pembuatan lilin (wax).
2. Active clay digunakan untuk memperbaiki warna dan bau dalam proses pembuatan lilin
(wax). Dalam hal ini clay berfungsi sebagai absorber.
3. Kapur banyak digunakan dalam upaya menjaga kestabilan pH dalam proses
pembuatan lilin terutama pada proses treating.
4. Polyethylene
5. High octane mogas component (HOMC) digunakan sebagai
komponenblending premium.
6. Demulsifier mempercepat pemecahan emulsi minyak-air dalam proses desalting
minyak mentah sebelum didestilasi pada CDU (Crude Distilling Unit)
7. Inhibitor yang dimaksud dengan inhibitor dalam hal ini adalah inhibitorkorosi yang
digunakan dalam proses-proses yang rentan terhadap gas/cairan yang bersifat korosif.
8. Ammonia digunakan untuk menjaga kestabilan pH pada berbagai unit pemroses.
BAB 3
Produk dan pemasaran
3.1 Produk
Produk yang dihasilkan oleh PT PERTAMINA RU V Balikapan terdiri dari produk
setengah jadi serta produk jadi yang siap untuk dipasarkan. Beberapa contoh produk
setengah jadi (Stream Product) yang dihasilkan oleh PT PERTAMINA RU V Balikapan
adalah Light Naphta,Heavy Naphta, Light Kero, Heavy Kero, Light Gas
Oil (LGO), Heavy Gas Oil (HGO), Residu, Short Residu, Long Residu, Stripped
Diesel, Naphta Feed, Sweet Naphta, Reformat, Light Vacuum Gas Oil (LVGO), Heavy
Vacuum Gas Oil (HVGO).
Sedangkan contoh produk jadi yang dihasilkan oleh PT PERTAMINA RU V
Balikapan adalah :
 Liquid Petroleum Gas(LPG)
 Heavy Naphta
 Wax
 Kerosene
 Avtur
 Premium
 Pertamax, ADO, IDO, LSWR dan lainnya.
Semua produk yang dihasilkan di PT PERTAMINA RU V Balikapan, dianalisa atau diuji
kualitas produknya sebelum dipasarkan dengan memperhatikan semua spesifikasi
setiap produk. Kontrol kualitas produk dilakukan di Laboratorium PT PERTAMINA RU V
Balikapan.

3.2 Pemasaran Produk


RU V Balikpapan memasok kebutuhan BBM dalam negeri khususnya
Jawa bagian timur dan Indonesia bagian timur. Namun pada kasus-kasus statistik,
produk BBM ex RU V Balikpapan juga didistribusikan ke daerah-daerah lain yang
membutuhkan. Berikut adalah daftar pendistribusian produk BBM & NBBM ex RU V
Balikpapan:

3.3 Manfaat produk :


 Sebagai bahan bakar untuk kendaraan darat , laut maupum udara .
 Kerosene di gunakan Pada suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu
minyak tanah tetapi sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin
jet
 Liquid Petroleum Gas(LPG) adalah bahan bakar hidrokarbon yang sekarang
sebagai alternative terbaru untuk memasak bahan makanan pada produksi rumah
tangga
BAB 4
KESIMPULAN
Setelah membahas semua area dan proses di
PT. PERTAMINA (PERSERO) RU V BALIKPAPAN tentang pengolahan minnyak mentah
maka kesimpulan yang dapat diambil adalah :
Proses pengolahan minyak mentah di PT. PERTAMINA (PERSERO) RU V BALIKPAPAN
terdiri dari beberapa proses yaitu :
DISTILASI
Distilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya.
CRACKING
Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi
molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. cth: pengubahan minyak tanah menjadi
bensin
REFORMING
reforming adalah pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik menjadi
lebih baik.
POLIMERISASI
penggabungan molekul kecil menjadi besar.
TREATING
treating adalah proses pemurnian minyak bumi dengan menghilangkan pengotornya.
BLENDING
blending adalah proses penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam
rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut.

Dan menghasilkan produk :


 Liquid Petroleum Gas(LPG)
 Heavy Naphta
 Wax
 Kerosene
 Avtur
 Premium
Pertamax, ADO, IDO, LSWR dan lain lain
DAFTAR PUSTAKA
Davit, ”Refinery and Processing Capasity and Demand”, Whikehart. 2007.
Nazwir. 2004. Evaluasi Kinerja Heater HCC Unibon Unit 212 H-3. Pekanbaru :
Universitas Riau.
Nevado, ”Temperature Optimization of a Naphtha Splitter Unit”, Antonio,2008.
Nur Adha, Erdha. 2004. . Evaluasi Kinerja Heater H 1 Unit 100 CDU . Pekanbaru :
Universitas Riau.
Budhiarto, ” Buku Pintar Migas Indonesia ”, Adhi, Hal 2 dan 3, 2008.

Anda mungkin juga menyukai