4.1.1 Biodata
Nama : Tn.D
Umur : 8 hari
Pendidikan :-
Agama : Islam
No. RM :
1. Ayah
Umur : 25 Tahun
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Alamat : Jl. Imam Bonjol Gg. Harapan No. 7 Metro Barat
2. Ibu
Umur : 25 Tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Bayinya panas, tidak mau menyusu dan mulut bayinya mencucu seperti mulut ikan disertai kejang.
Ibu mengatakan bayinya panas, kejang dan mulut bayi mencucu seperti mulut ikan. anak tampak
lemah dan gelisah, Kesadaran composmentis .Tanda-tanda vital, Nadi: 124 x/mnt , Temp: 38,60C,
RR : 48 x/mnt, PB/BB: 49 cm/2600 gr. Bayi lahir pada tanggal 8 November 2007 didukun desa
dengan keadaan normal.
Lama dan
Hamil Thn Penolong Keadaan
jenis BBL
ke lahir dan tempat anak
persalinan
4.1.2.5 Imunisasi
Ibu mengatakan anaknya telah diimunisasi pada hari ke-2 setelah persalinan
4.1.2.6 Aktivitas
Ayah dan ibu mengaku tidak pernah menderita penyakit menular ataupun penyakit keturunan.
4.1.3.1 Nutrisi
4.1.3.2 Eliminasi
4.1.3.4 Istirahat
4.1.3.5 Aktivitas
Sebelum sakit : bayi aktif tampak bugar
1. Keadaan umum : anak tampak lemah, gelisah dan nangis terus menerus
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital :
4.1.4.2 Kepala
1. UUK : cekung
2. UUB : datar
4. Lingkar kepala : 32 Cm
4.1.4.3 Mata
2. konjungtiva pucat
4.1.4.4 Hidung
4.1.4.5 Mulut
4. Gusi : merah
5. Reflek : lemah
4.1.4.6 Telinga
4.1.4.7 Leher
Pergerakan : lemah
4.1.4.8 Dada
1. Posisi : simetris
4.1.4.9 Perut
4.1.4.10 Punggung
Bentuk : normal
4.1.4.11 Ekstermitas
2. Pergerakan : lemah
3. Lila : 9 cm
5. Posisi : simetris
4.1.4.12 Genetalia
1. Jenis kelamin : perempuan
3. Keadaan : bersih
- Adanya kekakuan
Spasme otot respirasi
otot rahang
- RR : 48 x/mnt
Kelelahan otot
respirasi
- Periksa lab:leukosit
5400µl
Efek toksin
4.3.2 Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan efeks toksin (bakterimia)
4.3.3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks
menghisap bayi tidak adekuat
KH : 2. Iklim lingkungan
N : atur suhu dapat mempengaruhi
K : Ibu Klien
lingkungan yang kondisi dan suhu
mengerti tentang
nyaman tubuh individu sebagai
tetanus neonatorum
suatu proses adaptasi
A : Ibu klien dapat melalui proses
mengerti tindakan evaporasi dan
yang dapat konveksi
menurunkan
3. Kompres dingin
hipertermia
merupakan salah satu
P : Ibu klien dapat cara untuk
melakukan tindakan N : berikan
menurunkan suhu
yang diajarkan oleh kompres dingin bila tubuh dengan cara
perawat terjadi ekternal
konduksi
rangsangan kejang
P:
- Klien tidak 4. Dapat
menangis terus memberikan
E : berikan
menerus pemahaman ke oratng
informasi ke orang
tua klien dan dapat
- Klien tampak tua klien tentang
kompres dingin dapat
sehat penyakit tetanus
menurunkan suhu
neonatorum dan
- Suhu : 36,50C tubuh
ajarkan kompres
- Leukosit dingin
normal (5000-
C : kolaborasi 5. Untuk mengetahui
10.000/mm3)
dengan petugas lab kadar leukosit klien
pemeriksaan lab
leukosit
C : kolaborasi
dengan dokter 6. Untuk
dalam pemberian mempercepat
obatdiazepam menurunkan suhu
tubuh klien
- K : Klien
mengerti kenapa
terjadi kelemahan N : anjurkan ibu 2. Untuk memenuhi
otot tubuh kebutuhan nutrisiklien
klien menyusui
- K : ibu klien bayinya setiap 2 3. Ibu klien dapat
mengerti penyebab jam sekali mengerti tentang
bayi tidak mau penyakit bayinya
E : berikan edukasi
menyusu
tentang penyebab
- A : ibu klien bayinya tidak mau
dapat mengerti menyusu dan
tentang kebutuhan kabutuhan nutrisi 4. Untuk memenuhi
nutrisi bayinya bayi kebutuhan nutrisi klien
- P:
- Bayi dapat
menyusu
- Bayi tampak
sehat
- Intake dan
output klien
seimbang
- Bb optimal
(naik 0,5kg)
4.5 Implementasi
No.
Tgl/jam Implementasi Respon Ttd
dx
- RR : 48X/menit
- Temp : 38,60C
- Pasien belum
menyusu, BAK, BAB
- Bb : 2600gr
Do :
Do : pasien menangis
- Pasien rewel
- Irama irreguler
- RR : 48x/menit
- Temp : 38,60C
- leukosit 5400 µl
- Intake 300cc
sedangkan output 150cc
- BB: 2600gram
4.6 Evaluasi
1 Senin/ Gangguan pola nafas S : Ibu pasien mengatakan mengerti dan bayinya
b.d kelelahan otot- masuh rewel
16
otot respirasi
November O:
2015
- Orang tua pasien dapat menjawab
pertanyaan perawat
- Pasien rewel
P : intervensi dilanjutkan
- Temp : 38,60C
P : intervensi dilanjutkan
3 Senin/ Ketidakseimbangan Ds : Ibu pasein mengatakan mulut bayinya masih
nutrisi kurang dari mecucu dan tidak mau menyusu
16
kebutuhan tubuh
November Do :
berhubungan dengan
2015
refleks menghisap - Pasien tampak lemah
- BB: 2600gram
P : intervensi dilanjutkan
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonates (bayi berusia 0-1bulan).
Tetanus sendiri merupakan penyekit toksemia akut yang menyerang susunan saraf pusat, oleh
karena adanya tetanospasmin dari clostridium tetani. Tetanus juga dikenal dengan nama lockjaw,
karena salah satu gejala penyakit ini adalah mulut yang sukar dibuka (seperti terkunci) (Surasmi,
Handayani, & Kusuma, 2006).
Menurut (Maryunani, Anik, & Nurhayati, 2008), Tetanus Neonatorum merupakan tetanus yang
terjadi pada bayi yang data disebabkan adanya infeksi melalui tali pusat yang tidak bersih. Masih
merupakan masalah di Indonesia dan di Negara berkembang lain, meskipun beberapa tahun
terakhir kasusnya sudah jarang di Indonesia. Angka kematian tetanus neonatorum tinggi dan
merupakan 45-75% dari kematian seluruh penderita tetanus.
5.2 Saran
Makalah ini sangat berguna bagi mahasiswa keperawatan, bacalah dengan seksama dan teliti
sehingga bisa mendapat manfaat yang baik. Semoga makalah dapat menjadi bacaan yang berguna
bagi pembaca
Daftar Pustaka
Bibliography
Deslidel, H. (2011). Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. A. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data . Jakarta:
Salemba Medika.
Ismoedijanto, & Darmowandowo. (2006). Pediatrik . Retrieved april 8, 2016, from Pediatrik Web
site: http//www.pediatrik.com
Maryunani, Anik, & Nurhayati. (2008). Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit pada Neonatus.
Jakarta : Trans Info Media.
Surasmi, A., Handayani, S., & Kusuma, H. N. (2006). Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta:
EGC.