Anda di halaman 1dari 20

ASKEP TETANUS NEONATORIUM

4.1 Pengkajian Keperawatan

4.1.1 Biodata

4.1.1.1 Identitas pasien

Nama : Tn.D

Umur : 8 hari

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan :-

Tempat tanggal lahir : Metro, 8 November 2015

Agama : Islam

Alamat :Jln. Imam Bonjol Gg. Harapan No. 7 Metro Barat

Diagnosa Medis :Tetanus umum grade III

No. RM :

Tanggal Masuk : 16 November 2015

Tanggal Pengkajian : 16 November 2015

4.1.1.2 Identitas penanggung jawab

1. Ayah

Nama Ayah : Tn. R

Umur : 25 Tahun

Pekerjaan : Buruh

Agama : Islam
Alamat : Jl. Imam Bonjol Gg. Harapan No. 7 Metro Barat

2. Ibu

Nama Ibu : Ny. D

Umur : 25 Tahun

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Alamat : Jl. Imam Bonjol Gg. Harapan No. 7 Metro Barat

4.1.2 Riwayat Kesehatan

4.1.2.1 Keluhan Utama

Bayinya panas, tidak mau menyusu dan mulut bayinya mencucu seperti mulut ikan disertai kejang.

4.1.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan bayinya panas, kejang dan mulut bayi mencucu seperti mulut ikan. anak tampak
lemah dan gelisah, Kesadaran composmentis .Tanda-tanda vital, Nadi: 124 x/mnt , Temp: 38,60C,
RR : 48 x/mnt, PB/BB: 49 cm/2600 gr. Bayi lahir pada tanggal 8 November 2007 didukun desa
dengan keadaan normal.

4.1.2.3 Riwayat Kesehatan Dahulu

Bayi lahir aterm, tidak ada kelainan

4.1.2.4 Riwayat Persalinan

Lama dan
Hamil Thn Penolong Keadaan
jenis BBL
ke lahir dan tempat anak
persalinan

1 2007 8 jam Dukun, BB : 2.700 Normal


dirumah
PB : 49

4.1.2.5 Imunisasi

Ibu mengatakan anaknya telah diimunisasi pada hari ke-2 setelah persalinan

4.1.2.6 Aktivitas

Aktivitas melemah, menangis terus

4.1.2.7 Riwayat Kesehatan Keluarga

Ayah dan ibu mengaku tidak pernah menderita penyakit menular ataupun penyakit keturunan.

4.1.3 Riwayat ADL

4.1.3.1 Nutrisi

Sebelum sakit : bayi minum ASI sebanyak 6-8 x/hari

Sesudah sakit : bayi tidak mau menyusui dan rewel

4.1.3.2 Eliminasi

Sebelum sakit : BAB 3 x/hari, BAK 5-6 x/hari

Sesudah sakit : BAB 1 x/hari, BAK 2-3 x/hari

4.1.3.3 Personal Hygiene

Sebelum sakit : 2 x/hari mandi kering

Sesudah sakit : 2 x/hari mandi kering

4.1.3.4 Istirahat

Sebelum sakit : tidur 18-20 jam/hari

Sesudah sakit : tidur 5-6 jam/hari

4.1.3.5 Aktivitas
Sebelum sakit : bayi aktif tampak bugar

Sesudah sakit : bayi tampak lemah dan aktivitas terganggu

4.1.4 Pemeriksaan Fisik

4.1.4.1 Data Umum

1. Keadaan umum : anak tampak lemah, gelisah dan nangis terus menerus

2. Kesadaran : composmentis

3. Tanda-tanda vital :

a. Pols : 124 x/mnt c. Temp : 38,60C

b. RR : 48 x/mnt d. PB/BB : 49 cm/2600 gr

4.1.4.2 Kepala

1. UUK : cekung

2. UUB : datar

3. Keadaan rambut : hitam bersih

4. Lingkar kepala : 32 Cm

4.1.4.3 Mata

1. Bentuk alis tertarik keatas

2. konjungtiva pucat

4.1.4.4 Hidung

1. Bentuk : Normal, simetris

2. Lubang hidung : Normal, bersih

4.1.4.5 Mulut

1. Bentuk : mencucu seperti mulut ikan (adanya kekakuan otot rahang)

2. Bibir : bersih, mukosa bibir tampak kering, pucat


3. Palatum : normal

4. Gusi : merah

5. Reflek : lemah

4.1.4.6 Telinga

1. Posisi : normal, simetris

2. Keadaan : bersih, tidak ada serumen

4.1.4.7 Leher

Pergerakan : lemah

4.1.4.8 Dada

1. Posisi : simetris

2. Suara nafas : tidak terdengar ronchi atau wheezing

4.1.4.9 Perut

1. Bentuk : simetris, bundar

2. Tali pusat : basah

4.1.4.10 Punggung

Bentuk : normal

4.1.4.11 Ekstermitas

1. Jari tangan : lengkap

2. Pergerakan : lemah

3. Lila : 9 cm

4. Jari kaki : lengkap

5. Posisi : simetris

4.1.4.12 Genetalia
1. Jenis kelamin : perempuan

2. Lubang anus : ada

3. Keadaan : bersih

4.1.5 Pemeriksaan penunjang

Periksa lab : leukosit 5400 µl

4.2 Analisa Data

No Hari/tgl Data Etiologi Problem

1. Senin/ Ds :Ibu mengatakan Tetanospasmin Gangguan pola nafas


mulut bayinyamencucu
16 November Masuk keSSP
2015 Do :

- Bayi menangis terus


Menghambat
menerus dan rewel
pelepasan asetilkolin
- Bayi tampak gelisah

- Adanya kekakuan
Spasme otot respirasi
otot rahang

- RR : 48 x/mnt
Kelelahan otot
respirasi

2. Senin/ Ds :Ibu mengatakan Tetanospasmin Hipertermi


badan anaknya panas dan
16 November Masuk keSSP
kejang
2015
Do :
Menghambat
- Bayi gelisah
pelepasan asetilkolin
- Temp: 380C

- Periksa lab:leukosit
5400µl

Efek toksin

3. Senin/ Ds :Ibu mengatakan Tetanospasmin Keidakseimbangan


bayinya tidak mau nutrisi kurang dari
16 November Masuk keSSP
menyusu dan rewel kebutuhan tubuh
2015
Do :
Menghambat
- Keadaan umum
pelepasan asetilkolin
lemah
Spasme otot rahang
- Bibir tampak kering
trismus
dan pucat,

- BAB 1 x/hari, BAK 2-


3 x/hari Reflesk menghisap
tidak adekuat

4.3 Diagnosa Keperawatan

4.3.1 Gangguan pola nafas b.d kelelahan otot-otot respirasi

4.3.2 Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan efeks toksin (bakterimia)

4.3.3 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks
menghisap bayi tidak adekuat

4.4 Rencana Keperawatan


No Hari/tgl Diagnose Tujuan dan criteria Intervensi Rasional
keperawatan hasil keperawatan

1. Senin/ Gangguan pola Setelah dilakukan O : observasi pola 1. Indikasi adanya


nafas b.d kelelahan tindakan nafas bayi penyimpangan atau
16
otot-otot respirasi keperawatan 2X24 kelainan dari
November
pola nafas teratur pernafasan
2015
KH : 2. Jalan nafas yang
N : atur posisi bayi longgar dan tidak ada
K : Ibu Klien
luruskan jalan nafas sumbatan proses dapat
mengerti tentang
berjalan lancer
penyebab pola nafas
bayi yang tidak
teratur

A : Ibu klien dapat


mengerti tindakan
yang dapat
memperbaiki pola
E berikan 3. Dapat
:
nafas bayi
informasi ke orang memberikan
P : Ibu klien dapat tua klien tentang pemahaman ke oratng
melakukan tindakan penyebab nafas tua klien
yang diajarkan oleh bayi yang tidak
perawat teratur dan ajrkan
posisi yang tepat
P:
untuk membuka
- Pola nafas bayi jalan nafas
teratur
C : kolaborasi
- Bayi tampak dengan dokter
tenang dalam pemberian
terapi oksigen
- Pernafasan 4. Pemebrian
bayi normal (30- okseigen secara
40x/menit) adekuat dapat
mensuplai dan
memeberikan
cadangan oksigen

2. Peningkatan suhu Setelah dilakukan O : observasi suhu 1. Identifikasi


tubuh (hipertermia) tindakan tubuh tiap 2 jam perkembangan gejala-
b.d efeks toksin keperawatan 2X24 gejala kea rah syok
(bakterimia) suhu tubuh normal exhaustion

KH : 2. Iklim lingkungan
N : atur suhu dapat mempengaruhi
K : Ibu Klien
lingkungan yang kondisi dan suhu
mengerti tentang
nyaman tubuh individu sebagai
tetanus neonatorum
suatu proses adaptasi
A : Ibu klien dapat melalui proses
mengerti tindakan evaporasi dan
yang dapat konveksi
menurunkan
3. Kompres dingin
hipertermia
merupakan salah satu
P : Ibu klien dapat cara untuk
melakukan tindakan N : berikan
menurunkan suhu
yang diajarkan oleh kompres dingin bila tubuh dengan cara
perawat terjadi ekternal
konduksi
rangsangan kejang
P:
- Klien tidak 4. Dapat
menangis terus memberikan
E : berikan
menerus pemahaman ke oratng
informasi ke orang
tua klien dan dapat
- Klien tampak tua klien tentang
kompres dingin dapat
sehat penyakit tetanus
menurunkan suhu
neonatorum dan
- Suhu : 36,50C tubuh
ajarkan kompres
- Leukosit dingin
normal (5000-
C : kolaborasi 5. Untuk mengetahui
10.000/mm3)
dengan petugas lab kadar leukosit klien
pemeriksaan lab
leukosit

C : kolaborasi
dengan dokter 6. Untuk
dalam pemberian mempercepat
obatdiazepam menurunkan suhu
tubuh klien

3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan O : observasi intake 1. Untuk mengetahui


nutrisi kurang dari tindakan dan output klien seberapa parah
kebutuhan tubuh keperawatan 2X24 dan bb klien kakurangan nutrisi
b.d refleks jam, kebutuhan klien
menghisap bayi nutrisi terpenuhi
tidak adekuat
KH :

- K : Klien
mengerti kenapa
terjadi kelemahan N : anjurkan ibu 2. Untuk memenuhi
otot tubuh kebutuhan nutrisiklien
klien menyusui
- K : ibu klien bayinya setiap 2 3. Ibu klien dapat
mengerti penyebab jam sekali mengerti tentang
bayi tidak mau penyakit bayinya
E : berikan edukasi
menyusu
tentang penyebab
- A : ibu klien bayinya tidak mau
dapat mengerti menyusu dan
tentang kebutuhan kabutuhan nutrisi 4. Untuk memenuhi
nutrisi bayinya bayi kebutuhan nutrisi klien

- P : ibu klien C : kolaborasi


dapat melakukan dengan dokter
tindakan yang dalam pemeberian
diperintahkan terapi iv
perawat untuk
menyusui bayinya
tiap 2 jam

- P:

- Bayi dapat
menyusu

- Bayi tampak
sehat

- Intake dan
output klien
seimbang

- Bb optimal
(naik 0,5kg)
4.5 Implementasi

No.
Tgl/jam Implementasi Respon Ttd
dx

Senin/ 1,2,3 - Mengkaji keadaan umum pasien Ds : ibu pasien mengatakan


bayinya tidak mau menyusu
16 - Mengkaji irama pernafasan
dan rewel
November
- Menghitung RR pasien
2015 Do :
- Mengukur suhu pasien
14.00 - Pasien terlihat gelisah
WIB - Kaji intake dan output pasien dan nangis terus menerus

- Menimbang BB pasien - Irama irreguler

- RR : 48X/menit

- Temp : 38,60C

- Pasien belum
menyusu, BAK, BAB

- Bb : 2600gr

14.15 2 - Berikan lingkungan yang nyaman Ds : ibu pasien mengatakan


untuk suhu tubuh pasien bayinya masih rewel

- Atur suhu rungan klien Do : pasien terlihat gelisah

14.30 2 - berikan informasi ke orang tua klien Ds : orang tua pasien


tentang penyebab nafas bayi yang tidak mengatakan mengerti
teratur dan ajarkan posisi yang tepat
Do :
untuk membuka jalan nafas
- Pasien tampak gelisah
- berikan edukasi tentang penyebab - Keluarga tampak
bayinya tidak mau menyusu dan mengerti yang dijelaskan
kabutuhan nutrisi bayi

- berikan edukasi tentang penyebab


bayinya tidak mau menyusu dan
kabutuhan nutrisi bayi

14.45 3 - Memasang infus D 5 % 6 tetes/ Ds : pasien menangis


menit sesuai anjuran dokter
Do : pasien tampak kesakitan
- Membersihkan tali pusar pasien dan nangis

15.30 1,2,3 - Memberikan kompres dingin ke Ds : pasien rewel


pasien
Do :
- menganjurkan ibu pasien
- pasien tampak gelisah
melakukan kompres dingin ke bayinya
jika terjadi kejang - ibu klien tampak
mengerti yang diajarkan klien

16.00 2 - Memberikan kompres dingin ke Ds : pasien rewel, ibu pasien


pasien mengatakn mengerti yang
dijelaskan perawat
- menganjurkan ibu pasien
melakukan kompres dingin ke bayinya Do :
jika terjadi kejang
- pasien tampak gelisah

- ibu pasien tampak


mengerti yang diajarkan klien

16.15 3 - Menganjurkan ibu pasien untuk Ds : ibu pasien setuju dengan


menyusui bayinya tiap 2 jam anjuran perawat

Do : ibu pasien tampak setuju


18.15 1 - Menganjurkan ibu pasien untuk Ds : ibu pasien mengatakan
memposisikan bayi, kepala lebih tinggi mengerti
sedikit dari pada kaki
Do : ibu pasien tampak
mengerti

18.30 1,2,3 - Menganjurkan ibu pasien untuk Ds : ibu pasien mngetakan


menyusui bayinya agar dapat istirahat setuju

Do :

- Ibu pasien langsung


menyusui bayinya

- Bayi tampak rewel

19.00 2 - Memberikan obat antikonvulsan Ds : ibu pasien mengatakan


(diazepam) bayinya masih rewel

Do : pasien menangis

19.30 1,2,3 - Memberikan lingkungan yang aman Ds : ibu pasien tampak


dan nyaman mengerti

Do : ibu pasien tampak


mngerti dan pasien sedikit
lebih tenang

20. 15 1, - Mengkaji tingkat pengetahuan Ds : orang tua pasien


orangtua pasien tentang penyebab pola mengatakan mengerti dan
nafas tidak teratur pada bayinya bayinya masih rewel

- Mengkaji irama pernafasan Do :

- Menghitung RR pasien - Orang tua pasien dapat


menjawab pertanyaan perawat

- Pasien rewel
- Irama irreguler

- RR : 48x/menit

20.35 2 - Mengkaji keadaan pasien Ds : ibu klien mengatakan


bayinya menangis terus dan
- Mengukur suhu pasien
rewel
- Mengkaji leukosit
Do :

- Pasien menangis dan


rewel

- Temp : 38,60C

- leukosit 5400 µl

21.00 3 - Mengakaji kondisi pasien Ds : Ibu pasein mengatakan


mulut bayinya masih mecucu
- Mengkaji intake dan output pasien
dan tidak mau menyusu
- Menghitung BB
Do :

- Pasien tampak lemah

- Bibir tampak kering


dan pucat

- Intake 300cc
sedangkan output 150cc

- BB: 2600gram
4.6 Evaluasi

No Hari/tgl Diagnose Evaluasi Ttd


keperawatan

1 Senin/ Gangguan pola nafas S : Ibu pasien mengatakan mengerti dan bayinya
b.d kelelahan otot- masuh rewel
16
otot respirasi
November O:
2015
- Orang tua pasien dapat menjawab
pertanyaan perawat

- Pasien rewel

- RR : 48x/menit A : pola nafas tidak teratur

P : intervensi dilanjutkan

2 Senin/ Peningkatan suhu S : ibu klien mengatakan bayinya menangis terus


tubuh (hipertermia) dan rewel
16
berhubungan
November O :
denganefeks toksin
2015
(bakterimia) - Pasien menangis dan rewel

- Temp : 38,60C

- leukosit 5400 µl A : Resiko cedera akibat


kejang belum teratasi

A : Hipertermia belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan
3 Senin/ Ketidakseimbangan Ds : Ibu pasein mengatakan mulut bayinya masih
nutrisi kurang dari mecucu dan tidak mau menyusu
16
kebutuhan tubuh
November Do :
berhubungan dengan
2015
refleks menghisap - Pasien tampak lemah

bayi tidak adekuat - Bibir tampak kering dan pucat

- Intake 300cc sedangkan output 150cc

- BB: 2600gram

A : nutrisi belum terpenuhi

P : intervensi dilanjutkan
BAB 5

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonates (bayi berusia 0-1bulan).
Tetanus sendiri merupakan penyekit toksemia akut yang menyerang susunan saraf pusat, oleh
karena adanya tetanospasmin dari clostridium tetani. Tetanus juga dikenal dengan nama lockjaw,
karena salah satu gejala penyakit ini adalah mulut yang sukar dibuka (seperti terkunci) (Surasmi,
Handayani, & Kusuma, 2006).

Menurut (Maryunani, Anik, & Nurhayati, 2008), Tetanus Neonatorum merupakan tetanus yang
terjadi pada bayi yang data disebabkan adanya infeksi melalui tali pusat yang tidak bersih. Masih
merupakan masalah di Indonesia dan di Negara berkembang lain, meskipun beberapa tahun
terakhir kasusnya sudah jarang di Indonesia. Angka kematian tetanus neonatorum tinggi dan
merupakan 45-75% dari kematian seluruh penderita tetanus.

5.2 Saran
Makalah ini sangat berguna bagi mahasiswa keperawatan, bacalah dengan seksama dan teliti
sehingga bisa mendapat manfaat yang baik. Semoga makalah dapat menjadi bacaan yang berguna
bagi pembaca

Daftar Pustaka

Bibliography

Abrutyn, E. (2008). Harrison's Principles of Internal Medicine. America: McGrawHill.

Arnon, S. (2007). Nelsom Textbook of Pediactrics. Philadelphia: Saunders.

Deslidel, H. (2011). Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. A. (2008). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data . Jakarta:
Salemba Medika.

Ismoedijanto, & Darmowandowo. (2006). Pediatrik . Retrieved april 8, 2016, from Pediatrik Web
site: http//www.pediatrik.com

Maryunani, Anik, & Nurhayati. (2008). Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit pada Neonatus.
Jakarta : Trans Info Media.

Oman, K. S. (2008). Panduan Belajar Keperawatan Emergensi. Jakarta: EGC.

Prianhara, & Teddy, I. B. Perawatan Bayi. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Prof.dr. Ida Bagus Gde Manuaba, D. (2006). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Surasmi, A., Handayani, S., & Kusuma, H. N. (2006). Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta:
EGC.

WHO. (2006). Tetanus Vaccine. Swizeerland: WHO.

Widoyono. (2008). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya.


Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai