Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan


pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap
untuk digunakan secara berdayaguna dan berhasil guna dalam mencapai tujuanpendidikan.

Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu


barang, sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan. Pemeliharaan mencakup
segala daya upaya yang terus menerus untuk mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam
keadaan baik. Pemeliharaan dimulai daripemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam
menggunakannya.

Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai
keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud. Penyimpanan sarana dan prasarana
pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan proses menampung/mewadahi hasil pengadaan
barang-barang milik sekolah demi keamanannya, baik yang belum maupun yang didistribusikan.
Kegiatan penyimpanan meliputi menerima barang, menyimpan barang dan mendistribusikan
barang.Agar terkoordinir data tentang sarana dan prasarana yang dimiliki sebuah organisasi
khususnya pada hal ini sarana dan prasarana pendidikan.

Adanya bukti tertulis terhadap sebuah kegiatan tentang pengelolaan barang sehingga
dapat dipertanggungjawabkan. Memudahkan dalam pengecekan barang, Memudahkan dalam
pengawasa, Memudahkan ketika mengadakan kegiatan mutasi/penghapusan barang.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada beberapa hal berikut ini :

1. Apa Pengertian dari Pemeliharaan dan Penyimpanan Sarana dan Prasarana?


2. Jelaskan Tujuan dari Pemeliharaandan Penyimpanan Sarana dan Prasarana?
3. Bagaimana Fungsi Pemeliharaandan Penyimpanan Sarana dan Prasarana?
4. Bagaimana cara membuat Laporan PemeliharaandanPenyimpanan Sarana dan
Prasarana yang akan diajukan?
5. Bagaimana cara Pengkodean BarangPemeliharaandanPenyimpanan Sarana dan Prasarana?

C. Tujuan

Adapun tujuan yang diharapkan dapat diketahui dari pembahasan makalah ini adalah

1. Pembaca dapat mengetahui pengertian Pemeliharaan danPenyimpanan Sarana dan Prasarana


2. Pembaca dapat mengetahui tujuan dari Pemeliharaan danPenyimpanan Sarana dan Prasarana
3. Pembaca dapat mengetahui fungsi dari Pemeliharaan danPenyimpanan Sarana dan Prasarana
4. Pembaca dapat mengetahui cara membuat laporan Pemeliharaan dan Penyimpanan Sarana
dan Prasarana
5. Pembaca dapat mengetahui cara pengkodean barangPemeliharaan dan Penyimpanan Sarana
dan Prasarana
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dari Pemeliharaan dan Penyimpanan Sarana dan Prasarana

Inventarisasi merupakan suatu proses penghitungan, pencatatan, penggolongan,


pengklasifikasian, pengkodean, terhadap barang/sarana prasarana yang dimuat dalam suatu
daftar. Karena itu Inventarisasi adalah suatu kegiatan yang meliputi pendaftaran, pencatatan
dalam daftar, penyusunan atau pengaturan barang-barang milik negara atau daerah serta
melaporkan pemakaian barang-barang kepada pejabat yang berwenang secara teratur dan tertib
menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku sehingga mempermudah dalam penyajian data
kekayaan negara baik barang-barang tetap maupun barang-barang bergerak. Kegiatan pencatatan
sampai dengan pelaporan ini disebut inventarisai, sedangkan barang sebagai obyek yang dicatat
yang berupa benda/barang tahan lama disebut barang inventaris.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Sarana adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan; alat. Prasarana adalah segala
sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan,
proyek). Antara sarana dan prasarana tidak terlalu jauh berbeda, karena keduanya saling
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk membedakannya, sarana lebih ditujukan kepada
benda-benda yang bergerak, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak
bergerak.
Pengadaan semua sarana dan prasarana kantor memerlukan biaya tinggi, termasuk semua
kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaannya. Untuk itu diperlukan kegiatan inventarisasi.
Inventarisasi sarana dan prasarana kantor adalah semua kegiatan dan usaha untuk memperoleh
data yang diperlukan mengenai sarana dan prasarana yang dimiliki. Secara singkat inventarisasi
dapat diartikan sebagai pencatatan terhadap sarana dan prasarana. Inventarisasi yang dilakukan
di setiap organisasi bisa saja berbeda, namun pada dasarnya semua dilakukan dengan tujuan yang
sama.
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari
kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan.
Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus untuk mengusahakan agar
peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang, yaitu
dengan cara hati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus
dilakukan oleh petugas yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud.
Penyimpanan sarana dan prasarana adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan kerja atau
petugas gudang untuk menampung hasil pengadaan barang atau bahan kantor baik berasal dari
pembelian, instansi lain, atau diperoleh dari bantuan.

1. Macam-macam Inventarisasi Sarana dan Prasarana

Fungsi dari penempatan barang inventaris ini adalah untuk penyelenggaraan pengurusan
pembagian atau pelayanan barang secara tepat, cepat, dan teratur sesuai dengan kebutuhan.
Kegiatan penempatan adalah menyelenggarakan penyaluran barang kepada unit kerja,
menyelenggarakan administrasi penempatan dengan tertib dan rapi.

Untuk memudahkan inventarisasi dibutuhkan buku pencatatan inventarisasi barang,


macam-macamnya yaitu :
a. Buku induk barang inventaris adalah buku yang digunakan untuk mencatat semua barang
inventaris yang sudah atau pernah dimiliki oleh suatu kantor. Buku ini digunakan untuk
mencatat barang yang tidak habis pakai.
b. Buku golongan barang inventaris adalah buku pembantu yang digunakan untuk mencatat
barang-barang inventaris menurut golongan yang ditentukan, masing-masing berdasarkan
klasifikasi kode barang yang telah ditentukan. Buku ini digunakan untuk mencatat barang
yang tidak habis pakai.
c. Buku catatan barang non inventaris adalah buku yang digunakan untuk mencatat semua
barang non inventaris (barang yang belum diketahui statusnya) yang dimiliki oleh suatu
kantor. Buku ini digunakan untuk mencatat barang yang habis pakai.
2. Macam-Macam Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Ada beberapa macam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah ditinjau
dari sifat maupun waktunya. Ditinjau dari sifatnya ada empat macam pemeliharaan sarana
prasarana pendidikan di sekolah antara lain:
a. Pemeliharaan perlengkapan bersifat pengecekan
b. Pemeliharaan yang bersifat pencegahan
c. Pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan
d. Perbaikan berat.
Sedangkan jika ditinjau dari waktu pemeliharaannya ada dua macam pemeliharaan sarana
dan prasarana pendidikan di sekolah antara lain:
a. Pemeliharaan sehari-hari, seperti menyapu, mengepel lantai, membersihkan pintu
b. Pemeliharaan berkala, misalnya pengontrolan genting, pengapuran tembok.
Jenis-Jenis Pemeliharaan Sarana dan Prasarana dapat dibedakan menjadi 3 macam,adalah
sebagai berikut :
a. Pemeliharaan Terencana
Pemeliharaan terencana adalah jenis perawatan yang diprogramkan, diorganisir, dijadwal,
dianggarkan, dan dilaksanakan sesuai dengan rencana, serta dilakukan monitoring dan evaluasi
(Sunarto 2002:4). Perawatan terencana dibedakan menjadi dua, yakni perawatan terencana yang
bersifat pencegahan atau perawatan preventif, dan perawatan terencana yang bersifat korektif.
b. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan yang bersifat pencegahan, adalah pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
yang secara sadar dilakukan melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, serta
monitoring dengan tujuan untuk mencegah terjadinya gangguan kemacetan atau kerusakan
fasilitas atau peralatan sekolah. Pemeliharaan preventif adalah perawatan yang dilakukan pada
selang waktu tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa kriteria yang
ditentukan sebelumnya dengan tujuan untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan suatu
komponen tidak memenuhi kondisi normal (Depdikbud, 1999:2).
c. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan yang bersifat memperbaiki akan berkaitan dengan deteksi kerusakan, penentuan
lokasi kerusakan, dan perbaikan atau penggantian bagian yang rusak.
1. Tahapan pemeliharaan korektif
· Deteksi:
a. Cek fungsi
b. Cek kinerja
c. Perbandingkan dengan spesifikasi alat/sistem
Menentukan Lokasi:
a. Cek fungsi tiap blok (bagian dari sistem)
b. Cek komponen pada blok yang tidak bekerja dengan baik
· Perbaikan:
a. Perbaiki atau ganti komponen yang rusak dengan yang baru

B. Tujuan Inventarisasi Pemeliharaan dan Penyimpanan Sarana dan Prasarana Sekolah

Secara umum, inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha peyempurnaan pengurusan


dan pengawasan yang efektif terhadap sarana dan prasaran yang dimiliki oleh suatu sekolah.
Secara khusus, inventarisasi dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

a) Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
suatu organisasi.

b) Untuk menghemat keuangan baik dalam pengadaan maupun untuk pemeliharaan dan
penghapusan sarana dan prasarana.

c) Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan suatu organisasi dalam bentuk
materiil yang dapat dinilai dengan uang.

d) Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
suatu organisasi.

1. Tujuan Inventarisasi Sarana dan Prasarana


a. Agar Peralatan tidak mudah hilang.
b. Adanya Bukti secara tertulis terhadap Kegiatan Pengelolaan Barang sehingga
dapatdipertanggungjawabkan.
c. Memudahkan dalam Pengecekan Barang.
d. Memudahkan dalam Pengawasan.
e. Memudahkan ketika Mengadakan KegiatanMutasi/Penghapusan Barang.

2. Tujuan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana


a. Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat penting terutama jika dilihat dari
aspek biaya, karena untuk membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan
dengan merawat bagian dari peralatan tersebut
b. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan
sehingga diperoleh hasil yang optimal
c. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pencekkan secara rutin dan
teratur
d. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.

3. Tujuan Penyimpanan Sarana dan Prasarana


a. Agar barang tidak cepat rusak.
b. Agar tidak terjadi kehilangan barang.
c. Agar barang tersusun rapi sehingga mudah ditemukan apabila barang tersebut dicari.
d. Memudahkan dalam pengawasan.
e. Memudahkan dalam analisis barang.
Manfaat Inventarisasi Menurut Sanderson (2000) inventarisasi memiliki beberapa
manfaat sebagai berikut:
a) Mencatat dan menghimpun data aset yang dikuasahi unit organisasi/ departemen.
b) Menyiapkan dan menyediakan bahan laporan pertanggungjawaban atas penguasaan
dan pengel olaan aset organisasi/ negara.
c) Menyiapkan dan menyediakan bahan acuan untuk pengawasan aset organisasi atau
Negara
d) Menyediakan informasi mengenai aset organisasi/negara yang dikuasai departemen
sebagai bahan untuk perencanaan kebutuhan, pengadaan dan pengelolaan perlengkapan
departemen.
e) Menyediakan informasi tentang aset yang dikuasai departemen untuk menunjang
perencanaan dan pelaksanaan tugas departemen.

Dasar Hukum Hal-hal yang masih relevan dengan PP Nomor. 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, adalah hal yang mengatur tentang hak kepemilikan
pengelolaan dan hak atas kuasa harta/kekayaan milik negara. Dalam PP tersebut menyebutkan
institusi dan pejabat penangnggung jawab atas kekayaan milik negara, yaitu:
a) Pembina Umum (Penum): adalah presiden, yang secara fungsional dilakukan oleh
menteri keuangan yang selanjutnya dilimpahkan kepada Direktur Jendral Moneter.
b) Pembina Barang Inventarisasi(PBI):adalah menteri, yang secara fungsional dilakukan
oleh pejabat eselon 1
c) Penguasaan Barang Inventaris: Semua semua pejabat eselonI, dan Kakanwil
(Pembantu penguasaan).
d) Unit Pengurusan Barang (UPB): Kantor atau satuan kerja, dimana barang
milik/kekayaan negara berada.
e) Penanggungjawab Pengawas Barang Inventaris (PPBI): Kepala kantor(Kuasa materi/
barang).
f) Unit Pengelola Barang (UPB): yaitu orang yang karena negara ditugasi menerima,
menyimpan dan mengeluarkan barang atas perintah Kuasa Barang. Pada umumnya bendahara
material adalah penguasa gudang.

C. Fungsi Inventarisasi Pemeliharaan dan Penyimpanan Sarana dan Prasarana Sekolah

1. Fungsi Inventarisasi Sarana dan Prasarana


a. Mencatat, menghimpun data asset yang dikuasai perusahaan/organisasi.
b. Menyiapkan dan menyediakan bahan laporan pertanggungjawaban atas penguasaan dan
pengelolaan asset perusahaan/organisasi.
c. Menyiapkan dan menyediakan bahan acuan untuk pengawasan asset perusahaan/organisasi.
d. Menyediakan informasi mengenai asset perusahaan/organisasi.

2. Fungsi Pemeliharaan Sarana dan Prasaran


a. Menghindari Adanya Kerusakan terhadap suatu barang
b. Memudahkan dalam Pengontrolan suatu barang sehingga menghindar dari Kehilangan
c. Mempertahankan agar barang atau bahan kantor tetap dalam keadaan baik atau siap untuk
dipakai.

3. Fungsi Penyimpanan Sarana dan Prasarana


a. Memudahkan dalam analisis barang
b. Memudahkan dalam pengawasan
c. Memudahkan ketika mengadakan kegiatan mutasi/penghapusan barang.

D. Pelaporan Sarana dan Prasarana

Laporan sarana dan prasarana kantor adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
melaporkan keadaan sarana dan prasarana kantor, baik persediaan, mutasi, maupun keadaan fisik
dari sarana dan prasarana tersebut dalam periode waktu tertentu (triwulan, semester, atau
setahun).

1. Fungsi laporan sarana dan prasarana kantor adalah :


a. Sebagai bahan pertanggung jawaban.
b. Sebagai pengendali persediaan.
c. Memberikan informasi tentang barang yang tersedia dan mutasi barang.
d. Sebagai dasar atau bahan dalam pengambilan keputusan pimpinan.

Dalam menyampaikan laporan secara tertulis kepada pimpinan,sebaiknya dilampiri


dengan beberapa bukti atau catatan pendukung antara lain :

1. Bukti penerimaan barang.


2. Bukti pembelian barang.
3. Bukti pengeluaran barang.
4. Kartu barang
5. Kartu persediaan.
6. Daftar inventaris.
7. Daftar rekapitulasi barang inventaris.

2. Teknik pembuatan laporan disusun sebagai berikut :


a. Memeriksa barang.
b. Menghitung persediaan barang awal tahun anggaran.
c. Menghitung penerimaan dan pengadaan barang.
d. Menghitung pengeluaran barang.
e. Menghitung sisa persediaan.
f. Mencatat mutasi barang.
g. Melaporkan kepada atasan atau pimpinan

E. Pengkodean Sarana dan Prasarana

Pada dasarnya maksud dan tujuan mengadakan penggolongan barang ialah agar terdapat
cara yang cukup mudah dan efisien untuk mencatat dan sekaligus untuk mencari dan
menemukan kembali barang tertentu,baik secara fisik maupun melalui daftar catatan ataupun
dalam ingatan orang.dengan pengolahan kode barang akan dapat ditemukan dengan barang-
barang yang dicari.
Sandi atau kode yang dipergunakan melambangkan nama atau uraian kelompok/jenis
barang adalah berbentuk angka bilangan (numerik) yang tersusun menurut pola tertentu,agar
mudah diingat dan dikenali,serta memberi petunjuk mengenai formulir nama jenis barang
tertentu.di samping itu pula,penyusunan angka nomor kode itu terdiri dari tiga dan empat
angka,yang dipisahkan oleh sebuah tanda titik.Angka pertama dari susunan tiga didepan adalah
untuk menyatakan jenis formulir yang digunakan. Dua angka berikutnya yaitu yang berada
sebelum tanda titik,merupakan sandi pokok untuk kelompok barang menurut ketentuan didalam
masing-masing formulir.
Langkah-langkah Inventarisasi
1) Menyiapkan Lembar Hasil Opnam Barang Inventaris (LHOPBI)
Contoh Lembar Hasil Opnam Barang Inventaris (LHOPBI) adalah daftar yang memuat identitas
barang saat dilakukan penghitungan periodik. Tujuannya untuk mengabdate keadaan barang
yang sesungguhnya, lihat tabel berikut:
Tabel 1. Lembar Hasil Opnam Barang Inventaris

No. Tgl Nama Merek, kuant satua Tahun Asal Kelen Kead Harga Lokas ket
uru pembu baran spesifik itas n pembu baran gkapa aan i
t kuan g asi atan g n baran
doku g
ment
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Keterangan:
Lajur 1 diisi nomor urut saat dilakukan penghitungan ulang.
Lajur 2 diisi tanggal saat melakukan penghitungan ulang.
Lajur 3 diisi nama barang inventaris
Lajur 4 diisi merek, spesifikasi barang inventaris.
Lajur 5 diisi volume/kemampuan barang/kapasitas barang.
Lajur 6 diisi satuan barang.
Lajur 7 diisi tahun pembuatan.
Lajur 8 diisi asal barang.
Lajur 9 diisi kelengkapan dokumen barang inventaris.
Lajur 10 diisi keadaan barang inventaris.
Lajur 11 diisi harga perolehan.
Lajur 12 diisi diisi lokasi keberadaan barang inventaris.
Lajur 13 diisi keterangan lain jika diperlukan
2) Menyiapkan Buku Induk Barang Inventaris (BIBI) Buku induk barang inventaris (BIBI)
adalah buku induk registrasi tempat mencatat segala macam barang inventaris baik barang
bergerak maupun barang tidak bergerak dengan segala macam dan jenisnya yang dimiliki
oleh organisasi. Berikut tabel 2 :
Tabel 2. Buku Induk Barang Inventaris
No Tanggal Kode Nama Merek Ʃ Satu an Tahun Asal Kele Keadaa Harga Ket
Urut Pembuk baran barang ,spesif pembu bara ngka n
u an g ikasi atan ng pan barang
doku
men
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Keterangan
Lajur 1 diisi nomor urut pembukuan barang inventaris
Lajur 2 diisi sesuai tanggal saat dilakukan pembukuan
Lajur 3 diisi kode klasifikasi (dari tabel daftar kode klasifikasi)
Lajur 4 diisi nama barang
Lajur 5 diisi merek, spesifikasi barang
Lajur 6 diisi volume (jenis sedan = 4 orang) atau jumlah barang nyata.
Lajur 7 diisi satuan barang (unit, set, dll)
Lajur 8 diisi tahun pembuatan
Lajur 9 diisi asal perolehan barang
Lajur 10 diis kelengkapan dokumen (faktur nomor ..., dll)
Lajur 11 diisi kondisi barang saat di bukukan (baru, baik, dll)
Lajur 12 diisi harga perolehan sesuai dengan faktur/kwitansi)
Lajur 13 diisi keterangan
3) Menyiapkan Buku Golongan Barang Inventaris (BGBI) Buku golongan barang inventaris
adalah buku pembantu tempat mencatat barang-barang inventaris menurut golongannya
masingmasing berdasarkan kode klasifikasi dan kode pokok barang. Berikut tabel 3:
Tabel 3. Buku Golongan Barang Inventaris
Golongan barang :................ Angka Sandi
Jenis Barang : .................
No No Kode Nama Merek, Ʃ Satuan Tahun Keadaan Harga lokasi ket
Urut Urut Barang Barang Spesifikasi Pembuatan Barang
BIBI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Keterangan:
Lajur 1 diisi nomor urut pembukuan barang inventaris dalam BGBI
Lajur 2 diisi DARI NOMOR URUT BIBI (lihat lajur 1 BIBI)
Lajur 3 diisi kode barang (dari daftar klasifikasi)
Lajur 4 diisi nama barang yang umum dalam istilah Indonesia
Lajur 5 diisi merek, spesifikasi barang
Lajur 6 diisi (jenis sedan = 4 orang, tangki air 1000 liter, dll)
Lajur 7 diisi dengan sebutan umum (bh, bt, butir, unit, set, dll)
Lajur 8 diisi tahun pembuatan atau barang pabrikan diisi tahun beli
Lajur 9 diisi keadaan barang waktu diterima
Lajur 10 diisi nama dokumen (faktur no,.., kwitansi no ... dll)
Lajur 11 diisi nama organisasi barang di tempatkan (SMK N ..., dll)
Lajur 12 diisi hal lain jika diperlukan

4) Menyiapkan Kode Klasifikasi Barang Inventaris


Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai dalam penggolongan barang itu ialah agar
terdapat cara yang cukup mudah dan efisien untuk mencatat dan mencari kembali barang
tertentu, baik secara fisik maupun secara administratif. Sesuai dengan tujuan tersebut maka
diwujutkan dalam bentuk lambang, sandi, atau kode, yang nantinya akan digunakan sebagai
pengganti nama atau urutan bagi tiap-tiap golongan barang, kelompok, dan atau jenis barang.
Urutan angka yang melambangkan nama, golongan dan jenis barang senantiasa harus
mempunyai sifat membantu, memudahkan dalam pengerjaannya. Kode yang akan digunakan
sebagai pedoman dalam menginventarisasi barang akan melambangkan nama atau uraian
kelompok/jenis barang dalam bentuk deretan angka (numerik) yang tersusun menurut pola
tertentu, agar mudah diingat dan dikenali, serta memberi petunjuk mengenai formulir mana yang
harus dipergunakan untuk mencatat jenis barang tertentu
Selain itu susunan angka-angka kode ini diupayakan agar memungkinkan pengembangan
yang diperlukan, terutama bagi mereka yang secara langsung menangani pencatatan barang
milik/kekayaan organisasi/negara. Pada umumnya, nomor kode itu terdiri dari 7 (tujuh) deretan
(digit)buah angka yang tersusun menjadi 4 (empat) kelompok angka yang dipisahkan dengan 3
(tiga) tanda titik (•), dengan pola susunan:
a) Angka pertama sebelum titik pertama melambangkan sandi formulir.
b) Dua angka setelah titik pertama melambangkan sandi pokok untuk kelompok barang
(main division).
c) Dua angka setelah titik kedua melambangkan sandi sub kelompok barang (sub division).
d) Dua angka setelah titik ketiga melambangkan sub-subkelompok barang (sub-sub division).
Catatan. Perlu diingat bahwa barang mungkin hanya mempunyai satu janis/macam.
Sehingga dalam hal ini tiga angka tambahan merupakan pengembangan dari bervariasinya
jenis/macam kelompok barang

5) Menyiapkan Daftar Kode


Akuntan Pengguna Barang Kode akuntan pengguna barang menunjukkan lokasi
keberadaan barang milik/kekayaan negara.

6) Menyiapkan Daftar Kode Wilayah


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemeliharaan adalah kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang.
Jadi, dalam sarana dan prasana membutuhkan kegiatan pemeliharaan sehingga sarana dan
prasarana tersebut kondisinya selalu dalam keadaan baik dan siap digunakan. Selain
pemeliharaan, sarana dan prasarana juga membutuhkan kegiatan penyimpanan sehingga terjaga
keamanannya.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari banyak kekurangan, karena


keterbatasan waktu. Dalam makalah ini penulis berharap agar pembaca bisa menambahkan isi
dari kekurangan makalah ini agar makalah ini menjadi sempurna dan dapat dijadikan sebagai
bahan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai