Anda di halaman 1dari 2

Nama Kelompok :

1. Jesika Citra Rezeki Panjaitan 2. Natasya Irene Yopanca Sihotang


3. Fitriani Harahap 4. Jhon Darikson Siregar
5. Shohihatun Bariyah 6. Desi Zahira Hayati

KAJIAN TERMODINAMIKA PENCAMPURAN PADA CAMPURAN BINER


BENZENE-ETANOL
ABSTRAK
Menjelaskan tujuan dari penelitian bahwa campuran biner benzene-etanol grafik
hubungan antara fraksi mol benzena dengan tekanan uap totalnya terdapat penyimpangan
positif dari kurva larutan ideal. Namun desamping tujuan dilakukan pengamatan mengenai
campuran asetonnitril-metanol dalam pembentulan molekul kompleks. Hal ini menunjukkan
bahwa tujuan dari penelitian ini bukan hanya mengenai campuran biner benzene-etanol, tatapi
penentuan fungsi-fungsi termodinamika dari campuran.
PENDAHULUAN
Dikatakan bahwa dalam pengkajian campuran biner telalh dilakukan berbagai metoda
dan menggunakan berbagai instrument. Namun pada pendhuluan tidak memberikan informaasi
mengenai penggunaan instrument yang palaing baik dalam pengkajian campuran biner. Pada
paragraph ke-8 dikatakan bahwa yang membedakan antara larutan ideal dan larutan nonidela
adalah besarnya interaksi antar molekul dalam larutan, namun tidak memberikan penjelasan
mengapa larutan ideal dapat terbentuk dan menunjukkan sifat yang berbeda dari larutan non
ideal. Suatu campuran dua zat cair non elektrollit yang dapat menguap A dan B dengan jumlah
mol masing-masing adalah nA dan nB yang berkesetimbangan dengan uapnya. Dengan asumsi
bahwa dalam fase uap hanya terdapat komponen A dan B saja, maka tekanan uap total larutan
dinyatakan oleh:
P = ζA PA0 + ζB PB
METODE PENELITIAN
Kajian utama yang diamati dari penelitian adalah pengukuran tekanan uap dari
campuran Benzene-Etanol. dalam metode penelitian hanya dipaparkan alat dan bahan yang
digunakan dalam bentuk narasi, kajian pengukuran untuk penetapan fungsi-fungsi
termodinamika dejelaskan melalui pemaparan prosedur kerja.
METODE LAIN YANG DAPAT MENJELASKAN FENOMENA CAMPURAN BINER
BENZENE-ETANOL
Selain campuran benzene-etanol, campuran biner juga terbentuk pada campuran air-
etanol. berdasarkan penelitian Istoqomah tahun 2016, dalam pembuatan bioethanol akan
dilakukan pemisahan untuk mendapatkan etanol dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Etanol-
air membentuk azeotrop yang dapat dipisahkan dengan penambahan suatu larutan elktrolit
untuk memmecahkan azeotrop tersebut, sehingga etanol dan air dapat terpisahkan. Dari
fenomena tersebut dapat disimpulkan bahwa air-etanol dapat membentuk campuran biner.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan dari campuran benzene-etanol disajikan dalam bentuk grafik yang
menunjukkan apakah campuran biner tersebut mengikuti hukum Raoult atau tidak. Maka
berdasarkan grafik terliihat bahwa campuran biner benzene-etanol mengalami penyimpangan
positif dari hukum Raoult. Oleh karena itu, untuk menentukan fungsi-fungsi termodinamika
harus mengikuti persamaan untuk larutan non ideal. Selanjutnya ditentukan karakteristik
larutan dengan menghitung nilai aktivitas (ζ) dan koefisien aktivitas (𝛾). Campuran dari
berbagai kemungkinan EB, EB2, E2B, E6B, E3B, hasil simulasi memungkinkan diperoleh
kompleks yang terbentuk sesuai dengan persamaan E4 + BE3B. Dari grafik plot van Hoff
̅ °𝑡/ R = lereng. Maka diperoleh ∆𝐻
diperoleh hasil negative untuk lerengnya yaitu: ∆𝐻 ̅ °E3B =
9,895 J/mol. Perubahan energi bebas Gibbs standar diperoleh melalui ungkapan ∆𝐺̅ °𝑡 =
𝑅𝑇 ln 𝐾. Pada suhu 298,15 K, harga ∆𝐺̅ °𝑡 tersebut adalah 4908,8899 J/mol. Kuantitas enenrgi
bebas Gibbs pencampuran per mol ∆𝐺̅ mix pada suhu 298,15 K dihitung melalui hubungan :
∆𝐺̅ mix = RT (XE4 ln ζe4 + XB ln ζB)
Maka, didapatkan ∆𝐺̅ mix sebesar -10111,4 J/mol.
Entalpi pencampuran per mol stoikiometri larutan ∆𝐻 ̅mix Dihitung dengan ungkapan :

−𝑥𝐵ζe4
Hmix = [ 3
̅ OE3B
]KE3B Δ𝐻
(𝐾𝐸3𝐵)3/4 (ζe4)4 −1

Maka didapatkan ∆𝐻̅mix sebesar -33 J/mol


Entropi pencampuran per mol stoikiometri larutan ∆𝑆̅mix dicari melalui ungkapan :
̅ mix − ∆𝐺̅ mix
∆𝐻
∆𝑆̅mix =
T
Maka didapatkan ∆𝑆̅mix sebesar -1649,9551 J/mol.

PENGEMBANGAN IDE
Campuran antara kloroform-metanol. Teorinya adalah bila dua macam senyawa murni
yang tidak saling berinteraksi dicampurkan maka ada tiga kemungkinan yang akan terjadi,
yaitu terbenntuknya larutan ideal, larutan regular, dan larutan non ideal. Proses terbentuknya
jenis-jenis larutan tersebut tergantung pada sifat-ifat senyawa yang bercampur, bila senyawa
yng bercampur memiliki sifat-sifat yang memungkinkan tidak adanya interaksi antara satu
molekul dengan molekul yang lain atau interaksinya sangat kecil akan mengakibatkan volume
campuran merupkan penjumlahan dari volume senyawa murninya, dan tidak ,mengakiabtakan
adanya perubahan entalpi. Campuran yang memiliki sifat seperti ini dinamakan larutan ideal,
menurut Alpelblat (1970), penyimpangan keadaan ideal pada sistem yang mengandung
komponen-komponen yang mampu membentuk ikatan hydrogen dapat dijelaskan oleh
pembentukan konfigurasi yang rekatif stabil (asosiasi) diantara molekul-molekul serupa
(suaasosiasi ) atau molekul-molekkul yang berbeda (kompleks).
Sifat-sifat campuran sangat bercampur dari jenis asosisasi yang terjadi ada campuran.
Sebagai contoh untuk menetukan fungsi-fungsi termodinamika campuran biner harus
ditentukan dulu jes asosiasi yang terjadi. Ada beberapa metoda yanag bisa dilakukan untuk
menentukan jenis asosisasi seperti yang telah dilakukan oleh Fletcher dan Heller (1967)
memenetuka jenis asosiasi pada senyawa alkohol yaitu 1-oktanol dan methanol. Disamping itu
Lin dan Tsay (1970) mengamati sifat-sifat campuran antara kloroform dengan beberapa pelarut
akseptor dengan mengguankan peralatan NMR. Maka dari itu, ide yang kami tuangkan dalam
materi ini terinspirasi dari penelitian Fletcher dan Heller (1967) dan Lin dan Tsay (1970) yaitu
dengan mengambil sampel campuran biner kloroform-metanol. Yang mana diharapkan
kedualarutan ini dapat membentuk campuran biner non-ideal.

Anda mungkin juga menyukai