Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur
kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam,
nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Beberapa usur logam dan nonlogam, dalam bentuk
unsur maupun senyawa, banyak dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan
beberapa unsur logam dan nonlogam meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik
sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber energi.Unsur-unsur logam umumnya diperoleh
sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih
logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang
dibutuhkan.
Boron merupakan salah satu unsur logam golongan IIIA. Boron adalah suatu unsur kimia
dalam tabel periodik yang memiliki lambang B dan nomor atom 5. Elemen metaloid trivalen,
boron banyak terdapat di batu borax. Ada dua alotrop boron; boron amorfus adalah serbuk
coklat, tetapi boron metalik berwarna hitam. Bentuk metaliknya keras (9,3 dalam skala Moh)
dan konduktor yang buruk dalam suhu ruang

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kelimpahaan Boron di alam ?


2. Bagaimana sifat Fisik Boron ?
3. Jelaskan ikatan dan senyawa yang di bentuk dari unsur boron?
4. Jelaska jenis reaksi dalam Boron !
5. Jelaskan kegunaan Boron !

1.3 Tujuan

1. Mengetahui kelimpahaan Boron di alam


2. Mengetahui sifat Fisik Boron
3. Mengetahui ikatan dan senyawa yang di bentuk dari unsur boron
4. Mengetahui jenis reaksi dari Boron
5. Mengetahui kegunaan Boron

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelimpahan Boron di Alam

Turki dan Amerika Serikat adalah penghasi boron terbesar di dunia. Turki memiliki
hampir 63% dari potensi boron dan cadangan boron dunia. Boron tidak muncul di alam
dalam bentuk unsur tetapi ditemukan digabungkan dalam boraks, asam borat, colemanite,
kernite, ulexit dan borat. Asam borat kadang-kadang ditemukan di mata air gunung berapi.
Ulexite adalah mineral borat yang secara alami memiliki sifat serat optik.

Sumber yang penting secara ekonomi berasal dari bijih rasorit (kernite) dan tincal
(bijih boraks) yang keduanya ditemukan di Gurun Mojave California, dengan boraks menjadi
sumber yang paling penting di sana. Endapan borax terbesar ditemukan di Turki Tengah dan
Barat termasuk provinsi Eskisehir, Kutahya dan Balikesir. Bahkan antibiotik alami boron
yang mengandung, boromisin, yang diisolasi dari streptomyces, diketahui.

Boron banyak terdapat di batu burax. Ada dua alotrop boron, boron amorfus adalah
serbuk coklat, tetapi boron metalik berwarna hitam. Bentuk metaliknya keras (9,3 dalam
skala Moh) Boron tidak hadir di alam dalam bentuk elemen. Hal inditemukan digabungkan
dalam boraks, asam borat, kernite, ulexite, colemanite dan borates. Berapi kadang mata air
mengandung asam borat. Boron mempunyai dua isotop yang stabil yaitu B-11 (80,1%) dan
B-10 (19,9%). Boron adalah unsur golongan IIIA dengan nomor atom lima. Warna dari unsur
boron adalah hitam. Boron memiliki sifat diantara logam dan nonlogam (semimetalik). Boron
lebih bersifat semikonduktor daripada sebuah konduktor logam lainnya. Secara kimia boron
berbeda dengan unsur- unsur satu golongannya. Boron juga merupakan unsur metaloid dan
banyak ditemukan dalam bijih borax. Boron adalah unsur golongan IIIA dengan nomor atom
lima. Warna dari unsur boron adalah hitam. Boron memiliki sifat diantara logam dan
nonlogam (semimetalik). Boron lebih bersifat semikonduktor daripada sebuah konduktor
logam lainnya. Secara kimia boron berbeda dengan unsur- unsur satu golongannya. Boron
juga merupakan unsur metaloid dan banyak ditemukan dalam bijih borax.

2
2.2 Sifat Fisik Boron

         Sifat fisika dari Boron


Simbol : B
Phasa : Padat
Berat Jenis : 2,34 g/cm3
Volume atom : 4.6 cm3/mol
Titik Leleh : 2349 K (2076°C, 3769°F)
Titik Didih : 4200 K (3927°C, 7101°F)
Kalor Peleburan : 50,2 kJ/mol
Kalor Penguapan : 480 kJ/mol
Kapasitas Panas : (25°C) 11.087 J/(mol-K)
Struktur Kristal : Rombohedral
Elektronegativitas : 2,04 (skala pauling)
Radius Kovalen : 82 pm
Afinitas electron : 26.7 kJ mol-1
Struktur : rhombohedral; B12 icosahedral.

Boron mempunyai kimiawi yang unik dengan sedikit keistimewaan di bandingkan Al dan
Silikon adalah sebagi berikut :

1. Oksida B2O3 dan B(OH)3 adalah asam. Al(OH)3 adalah hidroksida yang bersifat basa
meskipun menunjukkan sifat – sifat amfoter lemah , larut dalam NaOH kuat.
2. Boron dan Silikat dibangun dengan prinsip dan struktur yang sama dengan
penggunaan bersama – sama atom oksigen sehingga di hasilkan rantai, cincin atau
struktur lain yang rumit.
3. Halida B dan Si (kecuali BF3) mudah terhidrolisis. Halida Al adalah padatan dan
hanya terhidrolisis sebagian dalam air. Semuanya bertindak sebagai asam Lewis.
4. Hidrida B dan Si mudah menguap , menyala secara spontan dan mudah terhidrolisis.
Alumenium hidrida adalah suatu polimer (AlH3)n.

Keistimewaan kimiawi boron yang paing menonjol adalah adanya sejumlah besar
senyawaan yang mengandung atom – atom boron dalam polihedra rapat atau terbuka tatanan
mirip keranjang. Seringkali kerangka suatu molekul mencakup atom – atom selain boron

3
misalnya karbon, dan banyak diantaranya membentuk kompleks dengan logam transisi
dimana terdapat perlekatan multi pusat dar ligan karboran kepada atom logam.

2.3 Ikatan dan Senyawa – Senyawa yang dibentuk oleh Unsur Boron

Golongan boron terdiri dari unsur-unsur: Boron 5B, Aluminium 13Al, Galium 13Ga,
Indium 41In, dan Talium 81Ti. Dalam golongan ini, boron merupakan satu-satunya unsur
non-logam dan diklasifikasikan sebagai unsur semilogam, sedangkan anggota yang lain
diklasifikasikan sebagai unsur logam.

Boron bersifat semilogam, menyukai pembentukan senyawa kovalen. Selain itu boron
mirip dengan karbon dalam memiliki kapasitas membentuk jaringan molekul dengan ikatan
kovalen. Namun demikian, kovalen juga umum terjadi pada unsur-unsur logam dalam
golongan ini. Hal ini dikaitkan dengan tingginya muatan (+3) dan pendeknya jari-jari atom
tiap ion logam yang bersangkutan sehingga menghasilkan rapatan muatan yang sangat tinggi,
yang pad gilirannya mampu mempolarisasi setiap anion yang mendekatinya untuk
menghasilkan ikatan kovalen.

Beberapa persenyawaan yang dapat dibentuk boron dengan halogen( yang disebut
dengan halida), dengan oksigen(yang dikenal dengan oksida), dengan hidrogen(yang dikenal
dengan hidrida) dan beberapa senyawa boron lainnya. Untuk setiap senyawa, bilangan
oksidasi boron sudah diberikan, tetapi bilangan oksidasi tersebut kurang berguna untuk
unsur-unsur blok p khususnya. Tetapi umumnya dari senyawa boron yang terbentuk, bilangan
oksidasinya adalah 3.

Hidrida

Istilah hidrida digunakan untuk mengindikasikan senyawa dengan jenis MxHy.


Walaupun boron terletak sebelum karbon dalam sistem periodik, hidrida boron sangat
berbeda dari hidrokarbon.

Karena berbagai kesukaran sehubungan dengan titik didih boran yang rendah, dan juga
karena aktivitas, toksisitas, dan kesensitifannya pada udara, maka mengembangkan metoda
experimen baru untuk menangani senyawa ini dalam vakum. Dengan menggunkan teknik ini,
ia mempreparasi enam boran B2H6, B4H10, B5H9, B5H11, B6H10, dan B10H14 dengan reaksi
megnesium borida, MgB2, dengan asam anorganik, dan menentukan komposisinya.

4
Tidak hanya diboran, boran yang lebih tinggi juga merupakan senyawa yang tuna
elektron yang sukar dipperlukan dengan struktur lewis yang berbasiskan ikatan kovalen 2c-
3c.

Reaksi antara magnesium borida dan air akan menghasilkan diboran B2H16. Nampaknya
senyawa ini tidak dapat dijelaskan dengan teori valensi sederhana, dan banyak sekali usaha
telah dilakukan untuk mengelusidasu anomali ini

Mg3B2 + 6H2O →3Mg(OH)2 + B2H6

Kerangka molekulnya adalah jajaran genjang yang terbentuk dari dua atom boron dan
dua atom hidrpgen, dan atom hidrogen terikat pada dua atom boron disebut dengan hidrogen
jembatan. Empat ikatan B-H terminal secara esensi terbentuk dari tumpang tindih orbital
hibrida boron. Sebaliknya, ikatan jembatan B-H-B adalah ikatan tiga pusat, dua elektron yang
terbentuk dari hibridisasi hidrogen 1s dan dua orbital hibrrida oron. Keberadaan ikatan
seperti ini dikonfirmasi dengan mekanika kuantum.

Decaborane (14) : B10H14

Hexaborane (10) : B6H10

Pentaborane (9) : B5H9

Pentaborane (11) : B5H11

Tetraborone (10) : B4H10

 Senyawa Boron Flourida

Senyawa – senyawa boron yang terbentuk dengan flourida adalah sebagai berikut :

Boron triflourida : BF3

Diboron tetraflourida : B2F3

Boron triflourida berupa gas. Molekul BF3 tersusun oleh ikatan boron – florin yang
sangat tinggi energi ikatnya. Apabila boron triflourida bereaksi dengan flourida membentuk
ion tetrafloborat. BF4- , dalam hal ini terjadi pemanjangan ikatan karena atom boron dalam
ion BF4- menggunakan semua orbital p untuk pembentuk orbital hibridisasi sp3sehingga

5
tidak tersedia lagi orbital p untuk membentuk ikatan π. Dengan demikian semua ikatan B – F
dalam ion BF4- adalah murni ikatan tunggal σ.

 Senyawa Boron Klorida

Boron Klorida BCl3

Diborn tetraklorida :B2Cl4

BCl3 mempunyai bangun geometri segitiga samasisi, tingginya energi ikatan B – Cl


dalam BCl3 mungkin dapat dikaitkan dengan adanya ikatan ekstra π. BCl3 dalam air
menghasilkan asam borat dan asam hidroklorida menurut persamaan reaksi :

BCl3 (g) + 3H2O H3BO3 (aq) + 3HCl (aq)

 Senyawa Boron Nitrida

Ketika boron dipanaskan dengan unsur nitrogen hasilnya adalah senyawa putih padatan
dengan bentuk empiris BN yang disebut dengan nama boron nitrida.

Reaksi :

B2O3 (s) + 2NH3 (g) 2BN (s) + 3H2O (g)

Beberapa alasan yang menarik tentang boron nitrida adalah kemripan strukturnya dengan
grafit. Pada tekanan tinggi, boron nitrida berubah menjadi lebih padat , lebih keras
(kekerasannya mendekati intan). Nitrida juga berperan sebagai penghambat elektrik tetapi
mengalirkan haba (kalor)seperti logam. Unsur ini juga mempunyai sifat pelincir sama seperti
grafit.

2.4 Reaksi Boron

a. Reaksi Boron dengan udara

Kemampuan boron bereaksi dengan udara bergantung pada kekeristalan sampe


tersebut, suhu, ukuran partikel dan kemurniannya. Boron tidak bereaksi dengan udara pada
suhu kamar. Pada temperatur tinggi boron terbakar membentuk Boron (III) Oksida B2O3.

4B + 3O2 (g) 2B2O3

6
b. Reaksi Boron dengan air

Boron tidak bereaksi dengan air pada kondisi normal.

c. Reaksi Boron dengan asam

Kristal boron tidak bereaksi dengan pemanasan asam hidroklorida (HCl) atau
pemanasan asam hidroflourida (HF). Boron dalam bentuk serbuk mengoksidasi dengan
lambat ketika ditambahkan dengan asam nitrat.

d. Reaksi Boron dengan Halogen

Boron bereaksi dengan hebat pada unsur – unsur halogen seperti flourin (F2), klorida
(Cl2), bromine (Br2) membentuk trihalida menjadi boron (III) bromida, boron (III) klorida.

2B + 3F2 (g) 2BF3

2B + 3Cl2 (g) 2BCl3

2B + 3Br2 (g) 2BBr3

Boron Halida

Boron trihalida adalah monomer dalam kondisi biasa, memiliki struktur planal
trigonal. dan jauh lebih tidak stabil daripada senyawa Al. Boron trifluoride adalah gas tidak
berwarna (bp 172 K), BCl3 dan BBr3 adalah cairan tidak berwarna (BCl3, mp 166 K, bp 285
K; BBr3, mp 227 K, bp 364 K), sementara BI3 adalah padatan putih (mp 316 K). Data difraksi
sinar-X suhu rendah untuk BCl3 dan BI3 menunjukkan bahwa molekul planar trigonal diskrit
hadir dalam keadaan padat.

Persamaan 12.28 menunjukkan sintesis biasa BF3; kelebihan menghilangkan H2O


yang terbentuk. Asap boron trifluorida kuat di udara lembab dan sebagian dihidrolisis oleh

7
kelebihan H2O (persamaan 12.29). dengan jumlah H2O pada suhu yang rendah , penambahan
yang diperoleh adalah BF3 . H2O dan BF3 . 2H2O.

Asam tetrafluoroboric murni, HBF4, tidak dapat dipisahkan tetapi tersedia secara
komersial dalam larutan Et2O, atau sebagai larutan dirumuskan sebagai [H3O][BF4] . 4H2O.
Itu juga bisa dibentuk oleh reaksi 12.30.

Asam tetrafloroboron adalah asam yang sangat kuat, dan campuran HF dan BF3
adalah donor proton yang sangat kuat, meskipun demikian tidak sama kuatnya dengan HF
dan SbF5.

Garam yang mengandung ion [BF4] sering dijumpai dalam kimia sintetik; ion [BF 4]- (seperti
struktur [PF6]- ). koordinat sangat lemah, jika semua ke pusat-pusat logam dan sering
digunakan sebagai anion 'murni' untuk mengendapkan kation. Untuk diskusi tentang stabilitas
KBF4 sehubungan dengan KF + BF3, lihat bagian 5.16 .

Boron trifluorida membentuk berbagai kompleks dengan eter, nitril dan amina. Ini
tersedia secara komersial mengemukakan sebagai Et 2O . BF3 (12.11) Menjadi cairan pada
298 K, cara yang sesuai untuk penanganan BF3 yang memiliki banyak aplikasi seperti katalis
dalam reaksi organik, misalnya dalam Friedel – Crafts alkilasi dan asilasi.

Reaksi antara B dan Cl2 atau Br2 berturut – turut menghasilkan BCl3 atau BBr3,
sementara BI3 disiapkan oleh reaksi 12,31 atau 12,32. Ketiga trihalida terurai oleh air
(persamaan 12.33), dan bereaksi dengan senyawa anorganik atau organik
mengandung proton yang labil untuk dihilangkan HX (X Cl, Br, I). Sementara BF3
terbentuk dengan penambahan NH3, BCl3 bereaksi dalam bentuk NH3 cair. BCl3 bereaksi
dengan NH3 cair membentuk B(NH2)3. Penambahan H3N . BCl3 dapat diisolasi dalam hasil
rendah dari reaksi BCl3 dan NH4Cl, produk mayor menjadi (ClBNH)3 (liat persamaan
12.58). Adisi stabil pada suhu kamar dalam atmosfir inert. Dalam keadaan padat, H3N .
BCl3 mengadopsi sejenis etana, pembentukan bergiliran dan ada ikatan hidrogen
intermolekular yang melibatkan interaksi N - H ...... Cl.

8
Tidak seperti [BF4]- , ion [BCl4]- , [BBr4]- , dan [BI4]- hanya stabil dengan kehadiran
kation besar seperti [nBu4N].

Dalam campuran yang mengandung dua atau tiga BF3, BCl3, dan BBr3 terjadi
pertukaran atom halogen untuk menghasilkan BF2Cl, BFBr2, BFClBr, dll. dan
pembentukannya bisa dipantau dengan menggunakan spektroskopi 11B atau 19F NMR (lihat
masalah akhir bab 2.32).

Gambar 12.10 . (a) pembentukan sebagian ikatan π molekul trigonal planar BX3 dapat
dipertimbangkan dalam hal menyumbangkan kerapatan elektron diisi dari orbital atom p pada
atom X ke orbital kosong atom 2p di boron. (b) Reaksi dari BX 3 dengan basa Lewis,
menghasilkan perubahan dari trigonal planar (pusat boron sp2) ke molekul tetrahedral (pusat
boron sp3).

Urutan ini adalah kebalikan dari yang diprediksi berdasarkan elektronegativitas dari
halogen, tetapi dengan mempertimbangkan perubahan ikatan selama pembentukan adisi, kita
dapat merasionalisasi pengamatan eksperimental. Pada BX3 ikatan B – X mengandung
sebagian sifat π. (gambar 12.10a) (lihat bagian 4.3). reaksi dengan basa lewis menyebabkan
perubahan dalam stereokimia di pusat B dari trigonal planar ke tetrahedral dan sebagai hasil,
sumbangan terhadap ikatan B – X hilang. (gambar 12.10b). ini ditunjukkan oleh pengamatan
yang meningkat pada ikatan B – F dari 130 pm BF3 ke 145 pm dalam [BF4]-. Kita dapat
9
secara resmi mempertimbangkan pembentukan adisi yang terjadi dalam dua langkah : (i)
mengorganisasi ulang trigonal planar ke piramida B dan (ii) pembentukan ikatan kordinat

L B. Langkah pertama bersifat endotermik, sementara langkah kedua bersifat


eksotermik. Menengah piramida BX3 tidak bisa di isolasi dan hanya contoh keadaan. Yang
diamati sekarang menunjukkan pemesanan stabilitas yang dapat dipahami perbedaan energi
antara yang terkait dengan hilangnya sifat – π (yang terbesar daru BF 3) dan itu terkait dengan
pembentukan dari ikatan L B. Bukti untuk jumlahh dari sifat – π pada BX 3 diikuti
urutan dari BF3 > BCl3 > BBr3 berasal dari fakta bahwa peningkatan jarak ikatan B – X pada
BX3 (130, 176 dan 187pm untuk BF3, BCl3 dan BBr3) lebih besar dari peningkatan nilai-
nilai pada rcov untuk X (71, 99 dan 114pm untuk F, Cl dan Br). Telah disarankan bahwa
kehadiran ikatan-phi pada boron trihalida adalah alasan mengapa molekul-molekul ini
monomer, sedangkan halida yang sesuai dengan yang lebih berat unsur kelompok 13 adalah
oligomer (misalnya Al2Cl6); ikatan π selalu lebih kuat dalam senyawa yang melibatkan
elemen baris pertama (mis. membandingkan unsurC dan Si, atau N dan P, di Bab 13 dan 14).
Penjelasan alternatif untuk kekuatan relatif dasar Lewis BF3, BCl3 dan BBr3 adalah
sumbangan ionik pada ikatan di BX3 (lihat Gambar 4.10) yang terbesar untuk BF3 dan paling
sedikit untuk BBr3. energi reorganisasi yang terkait dengan perpanjangan ikatan B-X untuk
pergi dari BX3 ke L.BX3 diikuti dengan urutan BF3 > BCl3 > BBr3, membuat pembentukan
L. BF3 yang paling tidak menguntungkan dari L.BF3, L.BCl3 and L.BBr3. ini signifikan
bahwa untuk basa Lewis sangat lemah seperti CO, kecil Perubahan geometri terjadi pada BX3
ke OC.BX3. Dalam hal ini, urutan stabilitas kompleks yang diamati adalah OC.BF 3>
OC.BCl3, sesuai dengan Kekuatan asam Lewis BX3 yang dikendalikan oleh polaritas
Molekul BX3.

2.5 Kegunaan Boron

Boron merupakan salah satu elemen minor dilarutkan dalam air alami dan salah satu
dari tujuh unsur mikronutrien penting yang diperlukan untuk pertumbuhan normal
kebanyakan tanaman. Ini memiliki efek yang ditandai pada tanaman baik dari segi gizi dan
toksisitas. Boron juga merupakan mikronutrien penting bagi hewan dan manusia, Tapi
kisaran antara defisiensi dan kelebihan sangat sempit. Kesehatan Dunia Organisasi
10
mendefinisikan tingkat boron dari 0.3mg / l sebagai non-diamati efek tingkat (NOEL) untuk
drinkingwater. tingkat boron tinggi dalam air minum bisa menjadi racun bagi manusia.

Tidak ada metode yang mudah tersedia untuk penghapusan boron dari air dan air
limbah. Satu atau lebih metode dapat diterapkan sesuai dengan konsentrasi boron dalam
medium. Untuk penghapusan boron, proses utama yang telah dipelajari adalah: (1) curah
hujan-koagulasi, (2) reverse osmosis, (3) elektrodialisis, (4) ekstraksi pelarut, (5) membran
filtrasi, dan (6) adsorpsi (termasuk ion pertukaran adsorpsi) .Di ods, adsorpsi adalah teknik
yang sangat berguna dan ekonomis pada konsentrasi boron rendah. Dalam metode ini,
konvensional pertukaran ion adsorpsi, atau adsorpsi menggunakan adsorben umum, suchas
oksida, tanah liat, karbon andactivated, tidak begitu effectivedue ke ionisasi miskin asam
borat dan lowselectivity dari adsorben. Adsorben boron yang paling menjanjikan adalah
boron-selektif adsorben hidroksil yang mengandung, seperti Amberlite XE 243 dan
Amberlite IRA743,Poliol dan N methylglucamine graftedmesoporous SBA-15 dan MCM-41.
adsorpsi selektif boron oleh adsorben tersebut disebabkan oleh kompleksasi.

Dilaporkan bahwa hidup bersama garam tidak secara berarti mengganggu boron
adsorptionwhen diserap melalui kompleksasi. Meskipun adsorben boron-selektif yang
disebutkan di atas efektif untuk menghilangkan boron, mereka biasanya sulit untuk
mempersiapkan dan juga mahal, yang membatasi aplikasi mereka dalam proses penghapusan
boron praktis. Magnetik pemisahan adsorpsi dibantu adalah teknologi yang menjanjikan
digunakan dalam pengolahan air. adsorben magnet dapat digunakan untuk menyerap

kontaminan dari air uents ef fl. Setelah adsorpsi adsorben dapat dipisahkan dari
medium dengan proses magnetik sederhana. adsorben magnetik biasanya disiapkan oleh
fungsionalisasi yang ofmagnetic partikel melalui kondensasi uap organik, lapisan polimer,
adsorpsi surfaktan, dan silanation langsung dengan agen silanecoupling. partikel magnetik
difungsikan telah digunakan dalam medan pemisahan dibantu magnetik.

Untuk membedakan bagian-bola permukaan kompleksasi dari satu outer-sphere di


adsorpsi, dan karenanya, untuk memberikan beberapa informasi yang berguna tentang
interaksi antara adsorben adsorbat. Dalam inner-sphere permukaan Kompleks molekul
teradsorpsi atau ion dan kelompok fungsional permukaan membangun ikatan kovalen.
kompleks dalam-bola tidak mengandung molekul air antara molekul teradsorpsi atau ion dan
kelompok fungsional permukaan, sedangkan, di kompleks permukaan bola luar, molekul air
tetap antara molekul teradsorpsi atau ion kelompok fungsional permukaan .

11
Dalam hal ini, tidak ada ikatan kovalen membentuk antara adsorben dan adsorbat.
Dengan demikian, interaksi lainnya, seperti tarik elektrostatik, ikatan

hidrogen, atau tarik hidrofobik bertanggung jawab untuk adsorpsi. Ketidakpekaan untuk
kekuatan ion telah diambil sebagai indikasi untuk inner-sphere permukaan kompleksasi.
Penurunan adsorpsi dengan meningkatnya kekuatan ion telah ditafsirkan sebagai

outersphere kompleksasi permukaan.

Boron terserap dapat membentuk baik inner-sphere dan permukaan luar-bola


kompleks dengan adsorben yang berbeda. Untuk adsorpsi boron oleh hydroxylcontaining
adsorben boron-selektif, adsorpsi biasanya independen dari solusi kekuatan ionik.
Menunjukkan bahwa innersphere permukaan kompleks formandboron adalah
covalentlybondedonto adsorben. Dalam studi ini, bagaimanapun, adsorpsi boron umumnya
menurun dengan meningkatnya

Kekuatan ion. Ini berarti bahwa interaksi antara asam borat / borat dan partikel yang
tidak spesifik. Artinya, kompleksasi mungkin tidak bertanggung jawab untuk adsorpsi.
Dalam lingkungan berair alam di mana konten boron rendah, boron hadir terutama sebagai
asam borat dan sebagian sebagai B (OH) 4 - menurut reaksi disosiasi (p K a = 9.1). Ketika
solusi pH <9.1, boron ada terutama sebagai H 3 BO 3, sedangkan,

ketika solusi pH> 9.1, boron ada terutama sebagai B (OH) 4 -. Asam borat B (OH) 3 dan
yang anion borat OH) 4 - memiliki solusi kimia yang cukup berbeda dari kebanyakan
oksianion lainnya. bentuk borat dengan penambahan gugus hidroksil pada molekul planar
asam borat trigonal, membentuk anion tetrahedral. asam borat dan borat baik biasanya ada
sebagai monomer dalam larutan pada konsentrasi rendah (di bawah 25 mm), tetapi pada
konsentrasi yang lebih tinggi banyak polimer poli-borat dikenal untuk membentuk.

Dalam penelitian ini, konsentrasi asam borat awal dalam

semua solusi yang lebih rendah dari 5mm, sehingga boron ada terutama sebagai B (OH) 3
dan B (OH) 4 .Untuk murni Fe 3 HAI 4 dan partikel komposit, di solutionpH <PZC,
permukaan partikel bermuatan positif, sedangkan pada pH larutan> PZC, permukaan partikel
bermuatan negatif. Oleh karena itu ada harus interaksi elektrostatik yang berbeda antara borat
dan theparticlesunder adsorptionconditions yang berbeda. Hasil Theexperimental
menunjukkan bahwa boron adsorpsi dalam larutan pada pH 11,7 jauh lebih rendah dari itu

12
pada pH 2,2 atau 6,0 karena tolakan elektrostatik antara borat dan permukaan partikel. Con fi
rming pentingnya interaksi elektrostatik inboron adsorpsi. Menunjukkan bahwa adsorpsi
umumnya menurun dengan meningkatnya kekuatan ion. ketika MgCl 2 perubahan
konsentrasi from0 ke 2,0 m, namun, jumlah adsorpsi tidak menurun ke nilai yang sangat
rendah, menunjukkan bahwa interaksi elektrostatik hanya sebagian bertanggung jawab untuk
adsorpsi.

Dari sifat fisikokimia asam borat, borat, dan permukaan partikel, bisa ditarik
kesimpulan bahwa ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik mungkin memainkan peran
dalam adsorpsi. Semua partikel memiliki kelompok fungsional yang cocok dan atom pada
permukaan mereka untuk pembentukan ikatan hidrogen dengan asam borat atau borat
(termasuk ikatan hidrogen ion ), Yang dapat mempromosikan adsorpsi. interaksi hidrofobik
merupakan kecenderungan kelompok nonpolar untuk mengasosiasikan dalam larutan air.
Mereka umumnya terjadi dalam larutan air dari zat organik berat molekul rendah serta
makromolekul biologis . Dalam studi ini, dalam solusi dengan nilai pH lebih rendah dari 9,1,
boron ada terutama sebagai asam borat non-poplar yang dapat menyajikan beberapa atraksi
hidrofobik dengan rantai karbon hidrofobik dari partikel komposit. Jadi diharapkan atraksi
hidrofobik harus berperan dalam adsorpsi asam borat dengan partikel komposit.

Dilaporkan bahwa berdasarkan nilai-nilai kapasitas adsorpsi relatif, adsorpsi boron ke


tanah liat (bentonit dan sepiolit) ditingkatkan dengan mengubah permukaan tanah liat dari
hidrofilik ke hidrofobik dengan nonylammonium klorida , Con fi rming pentingnya atraksi
hidrofobik. Berdasarkan analisis di atas, interaksi antara asam borat / borat dan Fe 3 HAI 4 -
TSPA partikel komposit secara skematis ditunjukkan dalam. Ada tiga jenis interaksi: (1)
interaksi elektrostatik; (2) hydrogenbonding; (3) interaksi hidrofobik. Dalam larutan netral
adsorpsi boron ditingkatkan oleh ikatan hidrogen, elektrostatik dan atraksi hidrofobik (tarik
hidrofobik hanya untuk partikel komposit).

Dalam larutan dasar, namun, adsorpsi ditekan oleh tolakan elektrostatik. Dalam
larutan asam jumlah adsorpsi boron lebih kecil dari yang dalam larutan netral mungkin
karena kurangnya daya tarik elektrostatik. Untuk penghapusan boron solusi fromaqueous
oleh hidroksida layereddouble (LDHs), hasil eksperimen menunjukkan bahwa pertukaran
anion adalah mekanisme penting untuk adsorpsi. Karena sifat kimia pertukaran anion
interaksi elektrostatik, B (OH) 4 - adalah salah satu spesies boron untuk teradsorpsi. bukti
eksperimental langsung keberadaan kedua trigonal dan tetrahedral B pada permukaan amorf

13
Fe oksida diberikan oleh Total dilemahkan re fl ectance Fourier transform infrared
(ATRFTIR) spektroskopi. pertukaran ligan dengan kelompok hidroksil permukaan telah
dipanggil sebagai mekanisme boron adsorpsi pada Al dan Fe mineral oksida dan mineral
lempung.

Boron dapat digunakan sebagai :

1. Boron digunakan dalam kembang api dan flare untuk menghasilkan warna hijau.
2. Boron juga telah digunakan dalam beberapa roket sebagai sumber pengapian.
3. Boron-10, salah satu isotop alami dari boron, adalah penyerap yang baik neutron dan
digunakan dalam batang kendali reaktor nuklir, sebagai tameng radiasi dan sebagai
detektor neutron.
4. Filamen boron yang digunakan dalam industri penerbangan karena mereka kekuatan
tinggi dan ringan.
5. Boron membentuk beberapa senyawa penting secara komersial. Senyawa boron yang
paling penting adalah natrium borat pentahidrat (Na2B4O7 · 5H2O). Sejumlah besar
senyawa ini digunakan dalam pembuatan isolasi fiberglass dan natrium perborate
pemutih.
6. Senyawa yang paling penting kedua adalah asam borat (H 3BO3),  yang digunakan
untuk memproduksi fiberglass tekstil dan digunakan dalam isolasi selulosa sebagai
flame retardant.
7. Natrium borat dekahidrat (Na2B4O7 · 10H2O), , lebih dikenal sebagai boraks, adalah
senyawa boron ketiga yang paling penting. Borax digunakan dalam produk laundry
dan sebagai antiseptik ringan. Senyawa boron lain digunakan untuk membuat gelas
borosilikat, enamel untuk menutup baja dan sebagai obat yang potensial untuk
mengobati arthritis.

BAB III

PENUTUP

14
3.1 Kesimpulan

1. Boron banyak terdapat di batu burax. Ada dua alotrop boron, boron amorfus adalah
serbuk coklat, tetapi boron metalik berwarna hitam. Bentuk metaliknya keras (9,3
dalam skala Moh) Boron tidak hadir di alam dalam bentuk elemen.
2. Boron memiliki simbol B , berwujud padat dan memiliki titik titik tetapan yang sudah
tertera di atas makalah.
3. Ikatan dan senyawa yang terbentuk dari unsur boron adalah boron fluorida, boron
klorida, senyawa boron nitrida dan boron hidrida
4. Boron tidak dapat bereaksi dengan air dalam kondisii noremal, bereaksi udara dalam
temperatur tinggi Boron tidak terbakar,Boron akan bereaksi baik dengan ion-ion
halogen dan tidak bereaksi dengan asama yang terlalu kuat dan asam lemah..
5. Kegunaan sangat banyak yang dapat dimanfaat kan, tetapi boron tidak dapat bereaksi
dengan air, jadi apabila kita ingin memanfaatkannya dengan air kita harus
menambahkannya dengan zat lain.

3.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan, penjelasan mengenai tugas makalah kelompok


tentang logam boron mungkin banyak kekurangan ataupun kesalahan yang dibuat oleh
penulis. Hal ini disebabkan kurangnya referensi yang ada. Untuk itu penyusun
mengharapkan saran dari pembaca demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. 

DAFTAR PUSTAKA

15
Catherine,E,Housecroft and Alan G.Sharpe., 2001,Inorganic Chemistry,Pearson Prentice
Hall,England.

Catton,F,Albert.,1989,Kimia Anorganik Dasar,UI Press,Jakarta.

Liu, Haining.dkk., 2009, Boron adsorption by composite magnetic particles, Chemical

Engineering Journal, vol : 151

Simatupang, Lisnawati.,2011,Kimia Anorganik 1, Unimed, Medan

Yusuf,Muhammad.,2016, Kimia Anirganik I Dengan Pemodelan Periodic Table,FMIPA


UNIMED,Medan.

16

Anda mungkin juga menyukai