Anda di halaman 1dari 5

A.

Kecendrungan Golongan Boron


Golongan Boron terdiri atas unsur-unsur Boron – 5B, aluminium – 13Al,
galium – 31Ga, indium – 50 In, dan talium – Ti. Dalam golongan ini, Boron
11

merupakan satu-satunya unsur nonlogam dan diklasifikasi sebagai unsur semilogam,


sedangkan anggota yang lain termasuk unsur logam. Golongan ini tidak menunjukkan
pola titik leleh yang teratur bahkan termasuk unsur-unsur logamnya, tetapi
menunjukkan pola titik didih yang cenderung menurun dengan naiknya nomor massa.
Ketidakteraturan ini sering dikaitkan dengan organisasi struktur fase padatnya bagi
masing-masing unsur.
Boron membentuk kluster-kluster 12 atom, tiap kluster mempunyai bagun
geometri ikosahedron. Aluminium mengadopsi struktur kubus pusat muka, tetapi
galium membentuk struktur unik yang tersusun oleh pasangan-pasangan atom. Indium
dan talium masing-masing mempunyai struktur yang berbeda.

Sifat - Sifat Boron

Boron bersifat semi logam mempunyai pembentukan ikatan kovalen. Namun


demikian, kovalensi juga umum terjadi pada unsur-unsur logam dalam golongan ini.
Hal ini dikaitkan dengan tingginya muatan (3) dan pendeknya jari-jari tiap ion logam
yang bersangkutan sehingga menghasilkan rapatan muatan yang sangat tinggi, yang
pada gilirannya mampu mengpolarisasisetiap anion yang mendekatinya untuk
menghasilkan ikatan kovalen.
B. Boron
Boron merupakan unsur yang jarang terdapat dalam kerak bumi, tetapi banyak
dijumpai sebagai deposit dalam senyawa garamnya borat yaitu boraks atau sodium
tetraborat (Na2B4O7), Kernite (Na2B4O7. 4H4O dan kolemanit (Ca2B6O11.5H2O).
struktur ion borat sesungguhnya lebih rumit dari formula yang dinyatakan tersebut.
Misalnya, boraks sesungguhnya tersusun oleh ion [B 4O3(OH)4]-2, jadi formula boraks
tersebut lebih merupakan penyederhanaa dari Na[B4O3(OH)4]8H2O.
Boron merupakan komponen utama dalam pembangkit tenaga nuklir karena
kemampuannya berfungsi sebagai penyerap (absorber) netron; tongkat pengaduk
yang berisi boron diturunkan kedalam ruang reaktor untuk menjaga reaksi nuklir
berlangsung pada kecepatan sedang yang diinginkan. Borat dipakai pula sebagai
bahan pengisi kayu, pemadam api, dan sebagai fluks dalam proses pematrian (solder).
Boron tidak pernah dijumpai sebagai senyawa kationik karena tingginya
entalpi ionisasi, tetapi membentuk senyawa kovalen dengan pembentukan orbital
hibrida sp2 untuk menghasilkan struktur segitiga sama sisi seperti dalam senyawa BX 3
(X=halogen). Senyawa ini dianggap terkoordinasi belum jenuh; oleh karena itu dalam
larutan bertindak sebagai asam Lewis (akseptor pasangan elektron) dan membentuk
senyawa tetrahedron seperti pada BF4-, BF3Oet2, dan BPh4-. Skala elektronegatifitas
boron adalah 2, dekat dengan Si (1,8) dan Ge (1,8), dan sedikit lebih rendah daripada
H (2,1) dan C (2,5).
Senyawa boron sangat kompleks dan barangkali dapat dikelompokkan
menjadi metal borida, misalnya kalsium borida CaB6, boron hidrida misalnya B2H6,
boron (tri)halida, okso boron atau borat, boron karbida BN, dan organo Boron,
namun hanya beberapa senyawa aja yang akan dibicarakan.

Asam Borat H3BO3

Asam orto-borat atau sering diringkas sebagai asam borat dapat diperoleh dari
hidrolisis boron halida menurut persamaan reaksi:

BX3 (s) + 3H2O (l) H3BO3 (s) + 3 HX (aq)

Asam borat berupa padatan putih yang sebagian larut dalam air. Asam ini juga dapat
diperoleh dari oksidasi unsur boron dengan larutan hidrogen peroksida (-30 %).
Dalam larutan air bersifat asam mono lemah dan bukan bertindak sebagai donor
proton melainkan sebagai lewis, misalnya menerima OH-menjadi [B(OH)4]- menurut
persamaan reaksi:

B(OH)3(S) + H2O(l) [B(OH)4]-(aq) + H+(aq) K= 1,05 x 104

Asam Tetraflouroborat,HBF4

Larutan Asam Tetraflouroborat diperoleh dengan melarutkan asam borat kedalam


larutan asam hidroflourida menurut persamaan reaksi:

H3BO3(aq) + 4HF(aq) H2O+ (aq) + BF4-(aq) + 2H2O (l)

Asam Tetraflouroborat merupakan asam kuat dan oleh karenanyatidak dapat


diperoleh sebagai HBF4-. Dalam perdagangan biasanya dijumpai sebagai larutan Asam
Tetraflouroborat dengan kadar sekitar 40%. Ion BF4- kekuatan dan strukturnya mirip
perklorat, ClO4-, mempunyai bentuk tetrahedron dan merupakan anion yang tidak
mempunyai kecenderungan berperan sebagai ligan yaitu terikat secara koordinasi
dengan ion logam dalam senyawa kompleks seperti juga halnya ion
heksafluorofosfatPF6-.

Boron Trihalida

Boron mempunyai tiga elektron valensi, oleh karena itu senyawa kovalen
sederhana yang terjadi tersusun oleh tiga pasang elektron ikatan diseputar atom pusat
boron. Atas dasar ini teori ikatan valensi menjelaskan bahwa atom pusat boron
mengalami hibridisasi sp2, dan tiap orbital hibrida sp2 berisi satu elektron, orbital
hibrida ini mengadakan tumpang tindih dengan cara ujung-ujung dengan salah satu
orbital p dari atom halogen yang hanya berisi satu elektron. Cara tumpang tindih
demikian ini menghasilkan ikatan kovalen α (sigma).

Boron Triflourida

Boron triflourida berupa gas dan penyimpanan dilakukan dalam tangki. Molekul BF2,
ternyata tersusun oleh ikatan boron-flourin yang sangat tinggi tingkat energinya, yaitu
613 kJ mol-1 , jauhlebih tinggi daripada energi ikatan tunggal konvensional, misalnya
untuk C-F yaitu 485 kJ mol -1. Untuk menjelaskan stabilitas dan juga kuatnya ikatan
kovalen molekul kekurangan elektron ini, diajukan postulat terbentuknya ikatan
kovalen tambahan π (pi) disamping ikatan kovalen –α. Dalam molekul ini atom pusat
Boron masih mempunyai orbital kosong misalnya 2pz yang tentunya tegak lurus
terhadap bidang molekul atau bidang orbital hibrida berdasarkan tolakan pasangan
elektron minimum. Setiap atom F mempunyai dua orbital p isi penuh yang lain yang
salah satunya tegak lurus pula terhadap bidang molekul, misalnya orbital 2p z. Orbital
2pz kosong dari atom boron berinteraksi dengan tiga orbital 2p z isi penuh dari ketiga
atom F mendelokalisasin total 6 elektronnya kedalam bentuk tumpang tindih cara
samping yaitu ikatan π.

Boron Triklorida

Seperti halnya BF3, BCl3 mempunyai bangun geometri segitiga samasisi dengan ikatan
B-Cl sebesar 456 kJ mol-1, lebih rendah daripada energi ikatan B-F dalam molekul
BF3. Energi ikatan ini jauh lebih besar daripada energi ikatan kovalen tunggal C-Cl
sebesar 327 kJ mol-1, dan dengan argumentasi yang sama seperti halnya pada senyawa
BF3, tingginya energi ikatan B-Cl dan BCl3 mungkin dapat dikaitkan dengan adanya
ikatan π. Berbeda dari metal klorida yang berupa padatan, larut dalam air membentu
kation dan anion terhidrat, spesies kovalen boron triklorida berupa gas atau cairan
pada temperatur kamar, dan bereaksi hebat dengan air.

Boron Hidrida

Sangat banyak senyawa hidrida boron yang dapat disintesis dengan bentuk ikatan
khusus tri-pusat atau senyawa “kekurangan elektron” dan mempunyai struktur
polihedron”. Seperti halnya senyawa hidrokarbon, boron mampu membentuk
berbagai senyawa hibrida seperti B2H6, B4H10. Diborana membentuk bangun dua
bidang tetrahedron yang bersekutu pada salah satu sisinya yaitu sebagai penghubung
dua atom H yang berfungsi sebagai jembatan hidridik dengan karakteristik ikatan tri-
pusat yaitu tiga atom- sepasang elektron.

Diborana bereaksi dengan air membentuk asam borat menurut persamaan reaksi:

B2H6(g) + 6H2O(l) 2H3BO3(aq) + 6H2(g)

Boron Nitrogen

Dibandingkan dengan karbon,boron mempunyai satu elektron valensi kurang, dan


nitrogen mempunyai satu lebih. Oleh karena itu, para ahli kimia berusaha membuat
senyawa analog karbon yaitu senyawa yang terdiri atas atom-atom boron dan nitrogen
yang menyusun suatu rantai secara bergantian. Boron nitrida mempunyai struktur
lapis mirip grafit dan merupakan pelumas yang tahan secara kimiawi pada temperatur
tinggi.

Tidak seperti grafit, boron nitrida berupa padatan berwarna putih dan bahan
penghantar listrik. Perbedaan sifat ini mungkin disebabkan oleh perbedaan susunan
lapisan jaringan antara keduanya. Jarak pisah lapisan-lapisan dalam boron Nitrida
hampir persis sama dengan jarak pisah lapisan-lapisan dalam grafit,tetapi lapisan
boron nitrida terorganisasi sedemikian rupa sehingga atom-atom nitrogen dalam
satulapisan terletak persis diatas atom boron lapis bawahnya dan dibawah atom boron
lapis atasnya demikian pula sebaliknya.
Kemiripan yang lain antara boron nitrogen dengan senyawa karbon dijumpai dalam
senyawa borazina yang mempunyai struktur lingkar mirip benzena. Senyawa ini dapat
diperoleh melalui reaksi antara diborana dengan amonia menurut persamaan reaksi:

3B2H4(g) + 6NH2(g) 2B3N3H6(l) + 12H2(g)

Anda mungkin juga menyukai