Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Kimia Anorganik yang
berjudul Golongan Boron. Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan memberikan idenya untuk makalah ini dan kami juga mengggunakan
berbagai sumber untuk digunakan sebagai data dan fakta makalah ini. Terutama kepada
dosen Kimia Anorganik yaitu Bapak Drs. Abdul Munim S, M.Si yang telah membimbing
kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa tidak semua yang kami tuangkan dalam makalah ini benar
adanya. Masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Tetapi
kami selalu berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki untuk
membuat makalah ini menjadi sempurna dan layak baca.
Oleh karena itu, masukkan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun
dan memotivasi sangat diharapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini. Kami akan
sangat berterima kasih atas saran dan kritik tersebut sebagai batu loncatan untuk memperbaiki
makalah ini di masa yang akan datang.

PalangkaRaya, 30 September 2014


Penulis ,


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Boron merupakan unsur yang jarang terdapat dalam kerak bumi, tetapi banyak
dijumpai sebagai deposit dalam senyawa garamnya, borat yaitu boraks-atau sodium
tetraborat Na
2
B
4
O
7
.10H
2
O, kernite- Na
2
B
4
O
7
.4H
2
O, dan kolemanit- Ca
2
B
6
O
11
.5H
2
O.
Deposit terbesar terdapat di Boron California.Struktur ion borat sesungguhnya lebih
rumit dari formula yang dinyatakan tersebut. Boraks, misalnya, sesungguhnya tersusun
oleh ion [ B
4
O
5
(OH)
4
]
2-
; jadi formula boraks tersebut lebih merupakan penyederhanaan
dari Na
2
[ B
4
O
5
(OH)
4
].8H
2
O.
Boron merupakan salah satu unsur yang termasuk golongan IIIA dengan nomor
atom lima. Warna dari unsur boron adalah hitam. Boron memiliki sifat diantara logam
dan nonlogam (semimetalik). Boron lebih bersifat semikonduktor daripada sebuah
konduktor logam lainnya. Secara kimia boron berbeda dengan unsur- unsur satu
golongannya. Boron juga merupakan unsur metaloid dan banyak ditemukan dalam bijih
borax. Ada dua alotrop boron; boron amorfus adalah serbuk coklat, tetapi boron metalik
berwarna hitam. Bentuk metaliknya keras (9,3 dalam skala Moh) dan konduktor yang
buruk dalam suhu kamar. Tidak pernah ditemukan bebas dalam alam.
Ciri-ciri optik unsur ini termasuklah penghantaran cahaya inframerah. Pada suhu
piawai boron adalah pengalir elektrik yang kurang baik, tetapi merupakan pengalir yang
baik pada suhu yang tinggi. Boron merupakan unsur yang kurang elektron dan
mempunyai p-orbital yang kosong. Ia bersifat elektrofilik. Sebagian boron sering
berkelakuan seperti asam Lewis yaitu siap untuk terikat dengan bahan kaya elektron
untuk memenuhi kecenderungan boron untuk mendapatkan elektron.







1.2. Rumusan Masalah
Untuk lebih terarahnya sasaran sesuai dengan judul yang telah dikemukakan maka
kami membuat batasan masalah atau identifikasi masalah agar tidak terlalu menyimpang
dari pokok bahasan. Mengacu kepada latar belakang yang telah diuraikan di atas maka
yang menjadi permasalahan pada makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa pengertian golongan Boron ?
2. Bagaimana kecenderungan golongan dan ikatan Boron ?
3. Bagaimana sifat fisik dan sifat kimia golongan Boron ?
4. Bagaimana bentuk struktur ion dan struktur senyawa Borat ?
5. Apa saja kelimpahan senyawa-senyawa Boron ?
6. Bagaimana manfaat dan kegunaan golongan Boron ?

1.3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka kami tujuan
penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui golongan Boron.
2. Bisa menjelaskan dan memahami kecenderungan atom Boron.
3. Memahami sifat fisik dan sifat kimia golongan Boron.
4. Mengetahui bentuk struktur ion dan struktur senyawa Boron.
5. Mengetahui kelimpahan senyawa-senyawa Borat di alam.
6. Memahami kegunaan dan manfaat golongan Boron

1.4. Manfaat Penulisan
Dengan mempelajari makalah ini, diharapkan dapat memahami tentang golongan
Boron seperti kecenderungan golongan Boron, titik leleh Boron, struktur ion Borat,
kelimpahan senyawa-senyawa Boron, struktur senyawa Borat, polomer anorganik
Boron, dan serat anorganik.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Boron
Boron merupakan unsur yang jarang terdapat dalam kerak bumi, tetapi banyak
dijumpai sebagai deposit dalam senyawa garamnya, borat yaitu boraks-atau sodium
tetraborat Na
2
B
4
O
7
.10H
2
O, kernite- Na
2
B
4
O
7
.4H
2
O, dan kolemanit- Ca
2
B
6
O
11
.5H
2
O.
Deposit terbesar terdapat di Boron California.Struktur ion borat sesungguhnya lebih
rumit dari formula yang dinyatakan tersebut. Boraks, misalnya, sesungguhnya tersusun
oleh ion [ B
4
O
5
(OH)
4
]
2-
; jadi formula boraks tersebut lebih merupakan penyederhanaan
dari Na
2
[ B
4
O
5
(OH)
4
].8H
2
O.
Kira-kira 35% produksi boron dipakai dipabrik pembuatan kaca boroksilat
(yang diperdagangkan dengan merek Pyrex

) yang sangat tahan pemanasan pada


temperatur tinggi. Kira-kira 20% produksi boron dipakai sebagai bahan pencuci,
detergen (yang sangat efektif pada temperature 90), yaitu sebagai senyawa natrium
peroksoborat - NaBO
3
. Formula sederhana ini sesungguhnya tersusun oleh struktur ion
yang cukup rumit, yaitu [ B
2
(O
2
)
2
(OH)
4
]
2-
; jadi lebih merupakan penyederhanaan
dari formula Na
2
B
2
O
6
.2H
2
O. ion ini berperan sebagai agen pengoksidasi yaitu dua
gugus perokso (-O-O-) yang terikat oleh kedua atom boron. Ion peroksoborat
dipreparasi dari reaksi antara boraks dalam basa dengan hidrogen peroksida menurut
persamaan reaksi :

[ B
4
O
5
(OH)
4
]
2-
(aq) + 4H
2
O
2
(aq) + 2OH
-
(aq) 2[ B
2
(O
2
)
2
(OH)
4
]
2-
(aq) + 3H
2
O (l)

Boron merupakan komponen vital dalam pembangkit tenaga nuklir karena
kemampuannya berfungsi sebagai penyerap (absorber) netron; tongkat pengaduk yang
berisi boron diturunkan ke dalam ruang reaktor untuk menjaga reaksi nuklir
berlangsung pada kecepatan sedang yang diinginkan. Borat dipakai pula sebagai bahan
pengisi kayu, pemadam api, dan sebagai fluks dalam proses pematrian (solder). Dalam
hal pemakaian yang terakhir ini, borat meleleh pada permukaan pipa panas dan bereaksi
dengan logam pelapis seperti misalnya CuO pada pipa tembaga ; senyawa metal-borat
(seperti tembaga (II) borat) dapat dihilangkan dengan mudah hingga diperoleh
permukaan logam yang bersih untuk keperluan pematrian. Di dalam unsur boron
terdapat dalam 2 macam isotope yang stabil yaitu dengan masa atom relatif 10,012939
(~19 20,3 %) dan 11,009305 (~79,69 80,9 %).
Boron merupakan unsur yang unik dan menarik, satu-satunya unsur non-
logam dalam golongan 13 Tabel Periodik Unsur, dan menunjukkan kemiripan sifat
dengan unsur-unsur tetangga, karbon, C dan silikon, Si.Kemiripan sifat ini yaitu dalam
hal pembentukan senyawa kovalen dan senyawa rantai, namun berbeda dalam hal
pembentukan senyawa kekurangan-elektron.Boron tidak pernah dijumpai sebagai
senyawa kationik karena tingginya entalpi ionisasi, melainkan membentuk senyawa
kovalen dengan pembentukan orbital hidrida sp
2
untuk menghasilkan struktur segitiga
samasisi seperti dalam senyawa BX
3
.Senyawa ini dianggap terkoordinasi belum jenuh,
oleh karena itu dalam larutan bertindak sebagai asam Lewis (akseptor pasangan elektron)
dan membentuk senyawa tetrahedron seperti pada BF
4
-
, BF
3
OEt
2
, dan BPh
4
-
. Skala
elektronegatifitas boron yaitu 2, dekat dengan Si (1,8) dan Ge (1,8), sedikit lebih rendah
dari pada H (2,1) dan C (2,5).
Sifat-sifat khusus boron dibandingkan dengan senyawa aluminium dan silikon
yaitu :
1) Oksida boron, B
2
O
3
dan hidroksida B(OH)
3
bersifat asam, sedangkan Al(OH)
3

lebih bersifat basa atau tepatnya amfoterik.
2) Borat, BO
3
3-
, dan silikat, SiO
3
2-
, keduanya mempunyai struktur dengan
susunan yang sama, yaitu dengan persekutuan atom O menghasilkan bentuk
rantai kompleks, melingkar atau yang lain dengan prinsip setiap atom pusat B
selalu dikeliling 4 atom O.
3) Boron halide, kecuali BF
3
, dan silikon halida mudah terhidrolisis sedangkan
aluminium halida berupa padatan dan hanya sebagian terhidrolisis oleh air ;
namun semuanya bertindak sebagai asam Lewis.
4) Semua hidrida boron dan silikon mudah menguap dan terbakar secara spontan
dan mudah terhidrolisis, sedangkan (AlH
3
)
n
membentuk polimer.

2.2. Kecenderungan dan Ikatan Golongan Boron
2.2.1. Kecenderungan Golongan Boron
Golongan ini terdiri dari unsur-unsur boron-
5
B, aluminium
13
Al, gallium
13
Ga,
indium
49
In, dan thalium
81
Tl. Dalam golongan ini, boron merupakan satu-satunya
unsur non-logam dan diklasifikasi sebagai unsur semilogam, sedangkan anggota yang
lain termasuk unsur logam. Golongan ini tidak menunjukkan pola titik leleh yang
teratur (bahkan termasuk unsur-unsur logamnya), tetapi menunjukkan titik didih yang
cenderung menurun dengan naikknya nomor massa (Tabel 1.1). ketidak teraturan sifat
ini disebabkan oleh perbedaan organisasi struktur fasa padatnya bagi masing-masing
unsur. Boron membentuk kluster-kluster 12 atom, tiap kluster mempunyai bangun
geometri isosahedron. Aluminium mengadopsi struktur kubus pusat muka (face-
centered cubic, fcc), tetapi gallium membentuk struktur unik yang tersusun oleh
pasangan-pasangan atom. Indium dan thalium masing-masing mempunyai struktur yang
berbeda.
Boron yang bersifat semi-logam menyukai pembentukan ikatan kovalen. Namun
demikian kovalensi juga umum terjadi pada unsur-unsur logam dalam golongan ini; hal
ini dikaitkan dengan tingginya muatan (+3) dan pendeknya jejari tiap ion logam yang
bersangkutan sehingga menghasilkan rapatan muatan yhangv sangat tinggi, yang pada
gilirannya mampu mempolarisasi setiap anion yang mendekatinya untuk menghasilkan
ikatn kovalen.
Golongan boron umumnya membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +3; Ga,
In, dan Tl membentuk tingkat oksidasi kedua yaitu +1. Ga dan In lebih dominan dengan
tingkat oksidasi +3, tetapi Tl lebih dominan dengan tingkat oksidasi +1.
Dalam golongan ini boron dan aluminium adalah dua unsur yang paling
penting untuk dipelajari. Sifat-sifat khusus boron dibandingkan dengan senyawa
aluminium dan silikon yaitu :
5) Oksida boron, B
2
O
3
dan hidroksida B(OH)
3
bersifat asam, sedangkan Al(OH)
3

lebih bersifat basa atau tepatnya amfoterik.
6) Borat, BO
3
3-
, dan silikat, SiO
3
2-
, keduanya mempunyai struktur dengan
susunan yang sama, yaitu dengan persekutuan atom O menghasilkan bentuk
rantai kompleks, melingkar atau yang lain dengan prinsip setiap atom pusat B
selalu dikeliling 4 atom O.
7) Boron halide, kecuali BF
3
, dan silikon halida mudah terhidrolisis sedangkan
aluminium halida berupa padatan dan hanya sebagian terhidrolisis oleh air ;
namun semuanya bertindak sebagai asam Lewis.
8) Semua hidrida boron dan silikon mudah menguap dan terbakar secara spontan
dan mudah terhidrolisis, sedangkan (AlH
3
)
n
membentuk polimer.

Senyawa boron sangat kompleks dan barangkali dapat dikelompokkan
menjadi metal boride ( misalnya kalsium borida CaB
6
), boron hidrida (misalnya B
2
H
6
),
boron (tri)halide, okso boron atau borat, boron karbida, B
4
C, boron nitrida, BN, dan
organoboron, namun hanya beberapa senyawa saja yang akan dibicarakan.

2.2.2. Ikatan Senyawa Boron
2.3. Sifat Fisik dan Kimia Golongan Boron
2.3.1. Sifat Fisik dan Kimia Golongan Boron
Tabel 1.1 Titik leleh dan titik didih golongan Boron
Unsur Konfigurasi Elektronik
Tingkat
Oksidasi *)
Titik Leleh
()
Titik Didih
()
5
B
13
Al
31
Ga
49
In
81
Tl
[
2
He] 2s
2
2p
1
[
10
Ne] 3s
2
3p
1
[
18
Ar]3d
10
4s
2
4p
1
[
36
Kr] 4d
10
5s
2
5p
1

[
54
Xe] 5d
10
5f
14
6s
2
6p
1

+3
+3
(+1), +3
(+1), +3
+1, (+3)
2180
660
30
157
303
3650
2467
2403
2080
1457

2.3.2. sifat keasaman Boron
2.4. Struktur Ion dan Senyawa Golongan Boron
2.4.1. Struktur Ion Borat
Borat adalah nama untuk sejumlah besar boron yang mengandung oksianion. Istilah
"borat" mungkin juga lebih luas mengacu pada senyawa kimia yang mengandung anion borat.
Borat yang lebih besar terdiri dari trigonal planar BO3 atau unit struktural BO4 tetrahedral,
bergabung bersama-sama melalui atom oksigen bersama dan mungkin siklik atau linear
dalam struktur. Boron paling sering terjadi di alam sebagai borat, seperti mineral borat dan
borosilikat
Anion borat sederhana, ion orthoborate, BO
3
3-
dikenal dalam keadaan padat, misalnya di
Ca
3
(BO
3
)
2
. Dalam ini borat mengadopsi struktur planar trigonal terdekat. Ini adalah analog
struktural dari CO32- karbonat anion, dengan yang isoelektronik. Teori ikatan sederhana
menunjuk ke struktur planar trigonal. Dalam hal teori ikatan valensi ikatan terbentuk dengan
menggunakan orbital hibrid sp2 pada boron. Beberapa senyawa disebut orthoborates tidak
selalu mengandung ion planar trigonal, misalnya gadolinium orthoborate, GdBO3 berisi
polyborate (B3O9) 9- ion, sedangkan suhu tinggi bentuk mengandung planar BO33- [3]

Bangun geometri borat
2.4.2. Struktur Ion TetrafloroBorat dalam Asam Tetrafluoroborat
Larutan asam tetrafluoroborat diperoleh dengan melarutkan asam borat kedalam
larutan asam fluorida menurut persamaan reaksi :
H
3
BO
3
(aq) + 4 HF (aq) H
3
O
+
(aq) + BF
4
-
(aq) + 2 H
2
O (l)
Asam tetrafluoroborat merupakan asam kuat dan oleh karenanya tidak dapat
diperoleh sebagai HBF
4
. Dalam perdagangan biasanya dijumpai sebagai larutan asam
tetrafluoroborat dengan kadar sekitar 40%. Ion BF
4

kekuatan dan strukturnya mirip


perklorat, ClO
4

-
, mempunyai bentuk tetrahedron dan merupakan anion yang tidak
mempunyai kecenderungan sebagai ligan (terikat secara koordinasi dengan ion logam
dalam senyawa kompleks) seperti juga halnya ion heksafluorofosfat PF
6

-
.
B
O
H
H
O
O
B
O
O
H
H
O
H
H
H



2.4.3. Struktur Senyawa Boron
Struktur lapis lingkar H
3
BO
3
dengan
penghubung ikatan hidrogen H-O
a. Boron trihalida
Boron mempunyai tiga elektron valensi, oleh karena itu setiap senyawa kovalen
sederhana yang terjadi tersusun oleh tiga pasang elektron ikatan di seputar atom pusat
boron sehingga dapat dikatakan sebagai senyawa kekurangan elketron relatif terhadap
kaidah octet (4 pasang). Senyawa demikian ini, yaitu BF
3
dan BCl
3
berupa monomer
dengan bangun segitiga samasisi (trigonal planar), dimana ketiga ikatan B-X sama
panjangnya. Atas dasar ini teori ikatan valensi menjelaskan bahwa atom pusat boron
mengalami hibridisasi sp
2
, dimana tiap orbital sp
2
berisi satu elektron ; orbital hibrida
ini mengadakan tumpang-tindih (overlapping) dengan cara ujung-ujung dengan salah
satu orbital p dari atom halogen yang hanya berisi satu elektron. Cara tumpang-tindih
demikian ini menghasilkan ikatan kovalen .
1. boron trifluorida
Boron trifluorida berupa gas (titik didih -101) dan penyimpanan dilakukan
dalam tangki. Molekul BF
3
ternyata tersusun oleh ikatan boron-fluorin yang sangat
tinggi energi ikat-nya, yaitu 613 kJ mol
-1
, jauh lebih tinggi dari pada energi ikatan
tunggal kovensional, misalnya untuk C-F yaitu 485 kJ.mol
-1
. Untuk menjelaskan
stabilitas dan juga kuatnya ikatan kovalen molekul kekurangan elektron ini, diajukan
postulat terbentuknya ikatan kovalen tambahan (pi) di samping ikatan kovalen .
Dalam molekul ini atom pusat boron masih mempunyai orbital kosong misalnya 2p
z
,
yang tentunya tegaklurus terhadap bidang molekul atau bidang orbital hibrida
berdasarkan tolakan (pasangan) elektron minimum. Sedangkan tiap atom F mempunyai
dua orbital p isi-penuh yang lain yang salah satunya tegak lurus pula terhadap bidang
molekul, misalnya orbital 2p
z
. Orbital 2p
z
kosong dari atom boron berinteraksi dengan
tiga orbital 2p
z
isi-penuh dari ketiga atom F mendelokalisasi (total 6) elektronnya
kedalam bentuk tumpang-tindih cara samping (sejajar) yaitu ikatan .
Ada bukti eksperimen yang mendukung penjelasan tersebut diatas, yaitu
apabila boron trifluorida bereaksi dengan ion fluorida membentuk ion tetrafluoroborat,
BF
4
-
, panjang ikatan B-F naik dari 130 pm dalam BF
3
menjadi 145 pm dalam ion BF
4
-
;
pemanjangan (melemahnya ) ikatan ini memang diharapkan karena atom boron dalam
ion BF
4

menggunakan semua orbital p untuk pembentukan orbital hibrida sp
3
(bangun
tetrahedron) sehingga tidak tersedia lagi orbital p untuk pembentukan ikatan . Dengan
demikian semua ikatan B-F dalam ion BF
4

adalah murni ikatan kovalen tunggal .
Reaksi antara molekul BF
3
dengan ion F
-
tersebut tidak lain adalah reaksi
asam-basa Lewis, dan spesies BF
3
ternyata merupakan asam Lewis terkuat yang pernah
ditemui ; basa Lewis yang lain seperti ammonia, eter, alkohol, amina dan air bereaksi
menghasilkan padatan. Contoh persamaan reaksi dengan amonia dan eter adalah :
BF
3
(g) + :NH
3
(g) F
3
B : NH
3
(s)
BF
3
(g) + :O(C
2
H
5
)
2
(l) (C
2
H
5
)
2
O
-
BF
3
(s)
Dietiletero-trifluoroborat
Boron trifluorida dapat disintesis dari pemanasan boron oksida, B
2
O
3
dengan
amonium tetrafluoroborat atau kalsium fluorida dan asam sulfat pekat menurut
persamaan reaksi :
B
2
O
3
+ 6 NH
4
BF
4
+ 3 H
2
SO
4

(p)
8 BF
3
+ 3 (NH
4
)
2
SO
4
+ 3 H
2
O
B
2
O
3
+ 3 CaF
2
+ 3 H
2
SO
4

(p)
2 BF
3
+ 3 CaSO
4
+ 3 H
2
O


2. Boron triklorida
Seperti halnya BF
3
, BCl
3
mempunyai bangun geometri segitiga samasisi
dengan energi ikatan B-Cl sebesar 456 kJ mol
-1
, lebih rendah dari pada energy ikatan B-
F dalam molekul BF
3
; hal ini memang diharapkan atas dasar perbedaan nilai
elektronegatifitasnya. Energi ikatan ini jauh lebih besar dari pada energi ikatan kovalen
tunggal C-C sebesar 327 kJ mol
-1
, dan dengan argumentasi yang sama seperti halnya
pada senyawa BF
3
, tingginya energi ikatan B-Cl dalam BCl
3
mungkin dapat dikaitkan
dengn adanya ikatan ekstra .
Berbeda dari metal klorida yang berupa padatan, larut dalam air membentuk
kation dan anion terhidrat, spesies kovalen boron triklorida berupa gas atau cairan pada
temperatur kamar, dan bereaksi hebat dengan air. Misalnya aliran gelembung gas BCl
3

(berupa gas di atas 12) ke dalam air menghasilkan asam borat dan asam klorida
menurut persamaan reaksi :
BCl
3
(g) + 3 H
2
O (l) H
3
BO
3
(aq) + 3 HCl (aq)
Kemudian persamaan reaksi BCl3 dengan garam natrium halide yaitu contohnya :
BCl
3
(g)

+ NaOH(aq) NaCl + B(OH)
3


b. Asam Borat H
3
BO
3

Asam orto-borat atau sering diringkas sebagai asam borat dapat diperoleh dari
hidrolisis boron halida menurut persamaan reaksi :

BX
3
(s) + 3H
2
O (l) H
3
BO
3
(s) + 3 HX (aq) .
Asam borat berupa padatan putih yang sebagian larut dalam air. Asam ini juga dapat
diperoleh dari oksidasi unsur boron dengan larutan hidrogen peroksida (~30%). Dalam
larutan air bersifat asam mono lemah dan bukan bertindak sebagai donor proton
melainkan sebagai asam lewis (akseptor pasangan elektron), misalnya hidrolisis B(OH)
3
yang menerima ion OH
-
menjadi [B(OH)
4
]
-
menurut persamaan reaksi :
B(OH)
3
(s) + H
2
O (l) [B(OH)
4
]
-
(aq) + H
+
(aq) K = 1,05 10
-9

Pemanasan asam borat secara fusi menghasilkan oksidanya B
2
O
3
seperti gelas.
Lelehan asam borat melarutkan oksida-oksida logam menghasilkan gelas borat. Gelas
pyrex mengandung senyawa boroksilat. Dehidrasi asam borat akan menghasilkan asam
metaborat, HBO
2
. Asam borat mempunyai struktur bidang lapis melingkar dengan
penghubung ikatan hidrogen.

c. Boron Hidrida
Sangat banyak senyawa hidrida boron yang dapat disintesis, dengan bentuk
ikatan khusus tri-pusat atau senyawa kekurangan elektron, dan mempunyai struktur
polyhedron. Seperti halnya senyawa hidrokarbon, boron mampu membentuk berbagai
senyawa hidrida seperti B
2
H
6
, B
4
H
10
, .. B
18
H
22
. Diborana membentuk bangun 2
bidang tetrahedron yang bersekutu pada salah satu sisinya yaitu sebagai penghubung 2
atom H yang berfungsi sebagai jembatan hidrogen, tepatnyajembatan hidridik dengan
karakteristik ikatan tri-pusat (3 atom sepasang elektron, yaitu B B
H
)
Diborana berupa gas yang tak berwarna,beracun, dan sangat reaktif. Spesies
ini menangkap api dalam udara dan meledak bila dicampur dengan oksigen. Reaksinya
sangat eksotermik dengan menghasilkan boron trioksida dan uap air menurut persamaan
reaksi :
B
2
H
6
(g) + 3 O
2
(g) B
2
O
3
(s) + 3 H
2
O (g)
Diborana dapat dibuat dari reaksi BF
3
dengan sodium hidroborat dalam pelarut
dimetileter / dietilenglikol :
3 NaBH
4
(s) + BF
3
(g) 2 B
2
H
6
(g) + 3 NaF (s)
2 NaBH
4
(s) +2 H
2
SO
4
(g) B
2
H
6
(g) + 2 NaHSO
4
(aq) + 2H
2
(g)



B
2
O
3
(s) + 2 Al (s) + 3 (g) B
2
H
6
(g) + Al
2
O
3
(s)

Diborana bereaksi dengan air membentuk asam borat menurut persamaan reaksi :
B
2
H
6
(g) + 6 H
2
O (l)

2 H
3
BO
3
(aq)+6 H
2
(g)


2.5. Kelimpahan Senyawa-senyawa Boron di Alam

2.6. Manfaat dan Kegunaan Senyawa Boron
2.6.1. Serat Polimer Anorganik
2.6.2. Polimer anorganik boron
2.6.3. Serat Anorganik Boron
Al Cl
3
Tekanan Tinggi

Anda mungkin juga menyukai