HABITAT Rongga Usus halus rongga Usus halus, tetapi mulut Caecum atau kolon Mukosa duodenum dan rongga caecum, usus
menempel pada mukosa usu asendens jejunum besar dan usus halus
halus yangberdekatan
dengan rongga sekum
(makanannya isi usus
BENTUK Telur matang Larva filariform Telur matang Larva Filariform Telur matang
INFEKTIF
CARA INFEKSI Tertelan telur matang Larva menembus kulit Tertelan telur matang Larva menembus kulit Tertelan telur matang
SIKLUS HIDUP Telur matang tertelan
↓
Menetas diusus halus
↓
Larva turun kedaerah
caecum dan menjadi
dewasa
↓
Kopulasi jantan dan
betina
↓
Jantan mati, betina
bertelur di daerah
perianal
Siklus tidak langsung: jika
↓
telur jatuh pada tanah
Dalam waktu 6 jam telur
berpasir maka dia akan
menjadi matang
menetas dan dewasa ditanah
dl baru cari hospes
Siklus Autoinfeksi:
Siklus hidup Telur di feses Telur/proglotid di feses, proglotid bisa keluar telur/proglotid difeses
↓ sendiri tanpa feses ↓
Matang (berisi embrio) diair ↓ jatuh ke rumput, dimakan babi
↓ Jatuh ke rumput, rumput di makan sapi ↓
Menetas menjadi coracidia ↓ Menetas di sal. Cerna babi larva menembus
↓ Menetas di sal. Cerna sapi larva menembus dinding usus, ikut aliran darah dan limf masuk
Coracidia dimakan oleh Cyclops atau diastomus (HP dinding usus, ikut aliran darah dan limf masuk ke semua jaringan paling sering di otot
1) akan berubah menjadi procercoid ke semua jaringan paling sering di otot paha ↓
↓ dan punggung Diotot berubah menjadi sistiserkus selulose
HP 1 dimakan oleh HP 2 (ikan salem), di tubuh HP2 ↓ ↓
berubah menjadi plerocercoid Diotot berubah menjadi sistiserkus bovis Daging babi kurang matang dimakan oleh
↓ (cacing gelembung) manusia
Manusia makan ikan salem yang kurang matang ↓ ↓
↓ Daging sapi kurang matang dimakan oleh Di usus halus sistiserkus pecah, kepala nya
Didalam usus halus menghasilkan larva, skoleknya manusia keluar dan menempel di dinding usus halus
menempel di mukosa usus halus dan menghasilkan ↓ dan menjadi dewasa
strobili Di usus halus sistiserkus pecah, kepala nya ↓
↓ keluar dan menempel di dinding usus halus Taeniasis solium
Cacing dewasa di rongga usus halus dan menjadi dewasa
telur/proglotid difeses
↓
jatuh ke rumput, termakan oleh manusia
↓
Menetas di sal. Cerna manusia larva
menembus dinding usus, ikut aliran darah dan
limf masuk ke semua jaringan paling sering di
otot
↓
Diotot berubah menjadi sistiserkus selulose
↓
sistiserkosis
Bentuk infektif Plerocercoid Sistiserkus bovis Sistiserkus selulosa/telur
Cara infeksi: Memakan ikan yang mengandung plerocercoid Memakan daging sapi mentah yang Taeniasis solium: memakan daging babi mentah
yang dimasak tdk matang mengandung sistiserkus bovis yang mengandung sistisekus bovis
Sistiserkosis: tertelan telur
Manifestasi klinis Akut: Tidak spesifik, mual muntah, nafsu makan Ileus obstrutikus bila >1 cacing taeniasis solium (gejala klinis ringan)
turun, diare, obstipasi Keluar proglotid tanpa bareng feses nyeri ulu hati, mencret, mual, obstipasi
Kronik: anemia hiperkrom makrositik karena Gejala GI track dan
cacing menyerap vit. B12, penurunan BB sakit kepala
ileus /obstruksi usus
penurunan BB dan diare
sistiserkosis (tergantung organ yang dihinggapi
da intensitas infeksi)
sistiserkosis cerebral
sistiserkosis muscular
sistiserkosis ocular
sistiserkosis subcutaneous
Diagnosis Menemukan Telur / proglotid dalam tinja Telur/Proglotid di tinja, proglotid spontan taeniasis solium : menemukan telur & proglotid
Direndam laktofenol → hitung percabangan sistiserkosis : biopsy, CT scan, serologi
uterus di proglotid bisa menderita dua2nya
Pencegahan Memasak ikan sampai matang Memasak danging sapi sampai matang
Protozoa Usus
Entamoeba Histolytica
Protozologi Hospes Definitif: manusia
Prevalensi tinggi di tropic dan subtropik, di Negara sosioekonomi rendah dan sanitasi buruk
Virulensi: enzim
Gal lectin
Cysteine proteinase menginvasi mucus
Amoebapores
Siklus hidup
Tertelan Kista matang (inti4) Keluar bersama feses
duodenum
Ekskitasi, keluar jadi Inti 4 ( u/ diagnosis)
`
Tropozoid, dan bermultiplikasi Melekat pd perm. Perbanyak Melisis perm. Jadi Membtk kista
ke kolon (dengan peristaltic) Kriptus kolon diri Epitel kolon ulkus inti 1→ inti 2
,
Gejala klinis Intestinal amebiasis: Extra intestinal amebiasis:
Inkubasi: 2-4 minggu Akut: 1 bulan, disentri amebik dgn frekuensi, urgensi, feses 1-3 bulan setelah onset (5%intestinal menjadi extraintestinal)
>90% asimptomatik berdarah sedikit, tenesmus Trofozoid masuk aliran darah dan menyebar ke bagian tubuh
Nyeri abdomen dan diare Kronik: >1bulan, diare & konstipasi lemas, BBturun lain
berdarah & lendir Ciri ulkus: seperti botol, bawahnya lebar Paling sering: liver (amebic liver abscess = ALA) → disertai
(menggaung). Karena trofozoid ada di demam, nyeri perut kanan, hepatomegali biasanya tidak ada
dinding dan dasar ulkus sehingga melisis diare
terus menerus ulkus melebar Pembentukan amebama:
Ulkus bersatu → jadi sinus → jadi Reaksi granulomatosa→ lesi pseudotumoral, nekrosis,
perforasi → bisa jadi vistula inflamasi, edema mukosa&submukosa kolon
Ulkus tersering di caecum, ileo caecal, recto sigmoid. Dapat obstruksi usus → striktur
Karena gerakan peristaltik melambat → penempelan tropozoid
makin besar
Komplikasi intestinal amebiasis:
Menyebar melalui perkontinuitatum: vistula rectovagina, ulcer
perianal, peritonitis, syok, kematian
Hematogen: extra intestinal amebiasis
Diagnosis Pada feses: trofozoid amoebic yang menelan eritrosit Entamoeba Coli Entamoeba Histolytica
Biopsi: identifikasi trofozoid di jaringan Kista matang: Inti banyak (>5), lebih Inti (>3), lebih kecil
Deteksi kista besar
Pemeriksaan penunjang: Kista Inti bersebrangan Inti berdampingan
Kolonoskopi
Aspirasi abses liver
USG
Serologi: titer AB tinggi → invasi amebiasis
Membedakan histolitika dan dispar:
Pada isoenzim: hexokinase partikel
Ag: epitop spesifik (dgn Ab monoklonal)
DNA blotting: sequence differences in the rDNA
Epidemiologi dan Epidemiologi: Pencegahan:
pencegahan - Transmisi dari makanan atau air yang terkontaminasi feses - Minum air yang dimasak
- Silent carrier (ada di usus eksitasi kista, ≠ gejala) dan sumber - Cuci dan kupas buah dan sayur
infeksi - Lindungi makanan dari lalat
- Cuci tangan setelah BAB dan sebelum menyiapkan makanan
Giardia lamblia (giardiasis)
Morfologi Habitat: usus halus 2. Kista
Hospes definitive: manusia, kera, rodentia, anjing, kucing - Oval 18-12 µ
- Dinding tipis dengan SP terpisah
1. Trofozoid - Inti 2-4
- Seperti buah pear, anterior bulat - Ada sisa makanan di median body
- Dorsal convex & sis ventral pipih dengan
diskus pengisab
- 12-15µ dengan 2 inti (mengandung
karyosome)
- 4 pasang flagel dari axonema
- Median body ditengah
- Flagel: 3 pasang, 2 atas, 2 tengah, 2
bawah
Siklus hidup Tertelan Kista pada makanan dan minuman → trofozoid membelah secara longitudinal→ membentuk kista baru → trofozoid dan kista keluar
bersama feses
Pathogenesis dan gejala Orang terinfeksi dari menelan kista giardia dari makanan dan Ringan: asimtomatik
minuman terkontaminasi Diarre dengan feses tipe steatorrheic (diare lemak)
Inkubasi 1-2minggu Kromp abdomen
≠ invasi ke jaringan Mual, muntah
Makan sekresi mucus Dehidrasi
Kronik: malabsorbsi, kegagalan absorbsi, gangguan b12
Diagnosis Trofozoid pada feses diare/aspirasi duodenal Pewarnaan:
Kista dibentul diurut - Trichoine feses tidak begitu jelas
- Kultur terlihat jelas
Siklus hidup
Kista tertelan bersama makanan/ Seksual = singami
minuman yang terkontaminasi Jadi trofozoid
Asexual= belah tranversal
ameboid
Mitosis Kista tipis
Prekista
ALBENDAZOL
Bekerja menghambat sintesis mikrotubulus M<
ambilan glukosa scr irreversibel parasit mati
perlahan2 krn kekuranngan glikogen
Spektrum lebar, efektif u/ cacing kremi, gelang,
trikuris, tambang, S.stercoralis, merusak telur cacing
gelang, tambang & trikuris
Memiliki efek larvasid hydatid, cysticercosis,
N.americanus
PO absorbsi cepat diusus, absorbsi meningkat bila
disertai makanan berlemak, T ½ 8-9 jam, distribusi
jaringan, cairan empedu, LCS, kista hydatid
Dosis dws & anak > 2 th : 400 mg SD bersama makan,
c.kremi ulangi: 2 mggu
N. americanus, S.stercoralis : 3 hr
Neurocysticercosis: 15 mg/KgBB/hr, 1 bln:
pemberian steroid (utk atasi inflamasi) M absorbsi
albendazol
Cutaneus larva migrans 200-400mg
ES terapi singkat jarang: gangg GI, mual , nyeri
kepala, lesu, insomnia.
ES terapi lama (kista hidatid 3 bln) alopesia,
leukopenia, Peningkatan enz. Aminotransferase
reversibel, nyeri abdomen
Toksisitas hewan: diare, anemia, depresi sumsum
tulang, tes fungsi hati abnormal, hipotensi,
embriotoksik & teratogenic
TOXOPLASMA GONDII
Termasuk kelas sporozoa berkembang biak dengan aseksual (skizogoni) dan seksual bergantian
Termasuk ordo coccidia perkembang biakan hanya pd 1 host definitive
Hospes definitive: Felidae (kucing)
Hospes perantara: manusia, hewan mamalia, unggas
Penyakit ini ditemukan secara kosmopolit
PREVALENSI Serologi orang yang punya antibody toxoplasma gondii sangat bervariasi
Makin bertambah usia makin tinggi
Wanita dengan riwayat aborsi
Wanita hamil
Ibu dengan riwayat bayi lahir mati
MORFOLOGI Trachizoit Hospes
Brakhizoit intermediate Hospes
Gametosit definitive
Oosit
Sporozoit
Bentuk tropozoid: spt bulan sabit satu ujung tumpul satu ujung lancip
PENULARAN