Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2018:8).

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel

atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan

variabel lainnya (Sugiyono, 2018:53).

Penggunaan metode kuantitatif ini dikarenakan metode ini dapat

mendeskripsikan sekaligus menginterprestasikan kondisi yang sedang

terjadi dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga dan promosi

terhadap keputusan pembelian petis udang di UD. Dua Putra Jaya Gresik.

3.2 Definisi Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,


2015:38). Berdasarkan metode penelitian yang digunakan, maka variabel

yang digunakan adalah:

1) Variabel Bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)

(Sugiyono, 2018:39). Adapun yang menjadi variabel bebas dalam

penelitian ini adalah harga (X1) dan promosi (X2).

2) Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2018:39). Yang menjadi

variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y).

3.3 Indikator Variabel Penelitian

Indikator variabel penelitian dapat diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 3.1
Operasional Variabel

Variabel Definisi Konseptual Indikator


Harga Harga adalah sejumlah uang yang 1. Keterjangkauan
(X1) ditagihkan, atas suatu produk atau jasa Harga
atau jumlah dan nilai yang ditukarkan 2. Kesesuaian
para pelanggan untuk memperoleh Harga Dengan
manfaat dan memiliki atau menggunakan Kualitas Produk
suatu produk atau jasa (Abdurrahman, 3. Kesesuaian
2015:109). Harga Dengan
Manfaat
4. Daya Saing
Harga
Promosi Promosi adalah sejenis komunikasi yang 1. Periklanan
(X2) memberi penjelasan yang meyakinkan 2. Promosi
calon konsumen tentang barang dan jasa penjualan
dengan tujuan memperoleh perhatian, 3. Penjualan
mendidik, mengingatkan, dan Perseorangan
meyakinkan calon konsumen (Alma, 4. Hubungan
2013:179). Masyarakat
5. Penjualan
Langsung

Keputusan Keputusan pembelian adalah keputusan 1. Kemantapan


Pembelian konsumen untuk membeli atau tidak Pada Sebuah
(Y) membeli suatu produk atau jasa yang Produk
merupakan alternatif pilihan penting bagi 2. Kebiasaan
pemasar (Abdurrahman, 2015:43). Dalam Membeli
Produk
3. Memberikan
Rekomendasi
Kepada Orang
Lain
4. Melakukan
Pembelian
Ulang

Sumber : (Abdurrahman, 2015:109), (Alma, 2013:179) dan (Abdurrahman,


2015:43).

3.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek

atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2018:80).

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh konsumen

yang melakukan pembelian di UD. Dua Putra Jaya Gresik. Jumlah

populasi yang didapat berdasarkan informasi dari Bapak Mujahidin


pemilik UD. Dua Puta Jaya Gresik selama 3 bulan terakhir,

terhitung Desember 2019 – Maret 2019 sebanyak 50 konsumen.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi dan harus bersifat representatif (mewakili)

(Sugiyono, 2018:81). Untuk menentukan jumlah sampel yang akan

diambil, maka digunakan rumus Slovin sebagai berikut : Rumus :


N
n =
1+Ne2

Dimana :

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Standart Eror (10%)

Diketahui jumlah populasi sebanyak 50 konsumen per tahun, maka

perhitungan jumlah sampelnya adalah sebagai berikut :

n
50

=
1+50(10%) 2

= 33,3 Dibulatkan menjadi 34

Jadi sampel yang diambil sebanyak 34 responden.

3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel

Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah non probability sampling. Non probability

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan


peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk

dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2018:84).

Teknik ini ditunjang pula dengan metode sampling insidental,

sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan

peneliti dan dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang

yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,

2018:85).

3.5 Metode Pengumpulan Data

3.5.1 Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2018:137). Data primer

dalam penelitian ini didapat dari jawaban responden melalui :

a. Observasi

Pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara

langsung pada obyek penelitian. Observasi yang dilakukan oleh

penulis adalah jenis observasi terstruktur. Observasi terstruktur

adalah observasi yang dirancang secara sistematis, tentang apa

yang akan diamati, dan dimana tempatnya (Sugiyono, 2018:194).

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila

penulis ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan


permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila penulis ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan

jumlahnya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2018:137).

c. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,

2018:142).

Skala pengukuran variabel yang dipergunakan dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial

(Sugiyono 2018:93).

Dengan skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut

dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban dari setiap pertanyaan mempunyai nilai positif sampai

negatif. Untuk pengukuran nilainya sebagai berikut :


Tabel 3.2
Skala Pengukuran Data Harga dan Promosi

Pilihan Jawaban Skor


Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Sugiyono (2018:94)
3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2018:137).

Dalam hal ini sumber data sekunder didapat dari studi pustaka, yakni

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku-

buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, yaitu sebagai

berikut:

a. Data Dokumenter

b. Data yang dikumpulkan dari pihak lain

c. Perpustakaan

3.6 Metode Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden


atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan
data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis
yang telah diajukan (Sugiyono, 2018:147).
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan

statistik. Terdapat dua macam statistik untuk analisis data dalam penelitian,

yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.

3.6.1 Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2018:63).

Uji hipotesis adalah menaksir parameter populasi berdasarkan data

sampel (Sugiyono, 2018:160).

3.6.1 Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid, dengan kata lain instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur (Sugiyono, 2018:121). Validitas adalah akurasi dari

pengukuran atau perpanjangan angka yang mewakili konsep yang

sesungguhnya (Zikmund dan Babin, 2013:24).

Hasil penelitian valid, bila terdapat kesamaan antara data yang

terkumpul dengan data yang sesungguhnya yang terjadi pada

obyek yang diteliti.

Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar

skor item instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor

faktor dengan skor total (Sugiyono, 2018:126). Bila korelasi tiap


faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut

merupakan construct yang kuat dan jika harga korelasi < 0,30,

maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak

valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka

langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk

menguji kehandalan atau kepercayaan alat pengungkapan dari data.

Suatu kuesioner atau angket dikatakan reliabel (handal) jika

jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu akan mendapatkan data yang sama

(Sugiyono, 2018:267).

Pengukuran dalam penelitian reliabilitas ini akan dibantu

dengan SPSS versi 22.00 for windows untuk menguji statistik

Cronbach Alpha(α). Hasil dari uji statistik Cronbach Alpha (α)

akan menentukan instrumen yang digunakan dalam penelitian

reliabel digunakan atau tidak. Suatu kuesioner dinyatakan reliabel

jika nilai Cronbach Alpha

( > 0,60.

3.6.3 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya


tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum

atau generalisasi (Sugiyono, 2018:147).

Termasuk dalam statistic deskriptif antara lain adalah

penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram,

perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral),

perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui

perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase

(Sugiyono, 2018:148).

3.6.4 Inteval

Interval memiliki karakteristik nominal (klasifikasi) dan

ordinal (urutan), dan ada equal intervals atau menggambarkan

equal spacing between members. Ukuran interval memiliki sifat

nominal dan ordinal, ditambah ukuran dapat menetapkan jumlah

jarak antara kategori (Silalahi, 2017: 339).

Kecenderungan dari variasi jawaban responden terhadap

variabel penelitian dapat ditentukan berdasarkan distribusi

frekuensi, dimana terlebih dahulu dapat ditentukan nilai interval

untuk menentukan kategori jawaban dengan formulasi sebagai

berikut

3.6.5 Analisis Korelasi

Analisis korelasi parsial ini digunakan untuk mengetahui

kekuatan hubungan antara korelasi kedua variabel. Dalam analisis

regresi, analisis korelasi digambarkan juga untuk menunjukan arah


hubungan antar variabel dependen dengan variabel independen

selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan). Untuk mengetahui

dan memeriksa data penelitian apakah ada hubungan maka

melakukan uji Pearson Product Moment. Besarnya koefisien

korelasi adalah -1≤r ≤+1:

− Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif

− Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif

Interpretasi dari nilai koefisien korelasi:

− Bila r = -1, maka korelasi antar kedua variabel sangat lemah dan

mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y

turun atau sebaliknya)

− Bila r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan antar kedua

variabel kuat dan mempunyai hubungan yang searah (jika X

naik maka Y naik atau sebaliknya)

Tabel 3.4
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Koefisien Interval Tingkat Hubungan

0,800 – 1,000 Sangat Kuat

0,600 – 0,799 Kuat

0,400 – 0,599 Sedang

0,200 – 0,399 Lemah

0,000 – 0,199 Sangat Lemah

Sumber : Sugiyono (2018:184).


3.6.6 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah satu ukuran dari proporsi dari

variansi dalam satu variabel dependen yang dihitung melalui

variabel independen (Silalahi, 2017:593).

Koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui

seberapa besar variasi perubahan dalam satu variabel (dependen)

ditentukan oleh perubahan dalam variabel lain (independen).

Koefisien korelasi digunakan untuk menentukan koefisien

determinasi. Dalam konteks ini, koefisien determinasi merupakan

2
kuadrat dari koefisien korelasi (misal, r ) (Silalahi, 2017:593).

Koefisien determinasi dinyatakan dalam persen (%) sehingga

harus dikalikan dengan 100%. Tepatnya jika koefisien korelasi

antara variabel X dan Y adalah 1.00, maka koefisien determinasi

2
adalah 1 atau 1x100%. Artinya 100% dari variasi perubahan

dalam variabel Y disebabkan oleh variasi perubahan dalam variabel

X. bisa juga dinyatakan bahwa 100% eror atau kesalahan dalam

peramalan satu variabel dengan pengetahuan tentang yang lain

dapat dihitung. Makin kuat koefisien korelasi semakin besar

koefisien determinasi atau sebaliknya.

3.6.7 Analisa Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi linear berganda yaitu untuk memprediksi

nilai dari variabel terikat yaitu kepuasan konsumen (Y) dengan ikut

memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yaitu harga


(X1) promosi (X2) sehingga dapat diketahui pengaruh positif atau

negatifnya. Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini

menggunakan bantuan aplikasi Software SPSS 22.00 for Windows.

Adapun model pemasaran yang digunakan (Narimawati, 2008:5)

adalah sebagai berikut :


Y=a+b 1+b1 x 1+b2 x 2+

Dimana :

Y = Variabel Kepuasan Konsumen

a = Koefisien Konstanta

X1 = Variabel Harga X2

= Variabel Promosi

b1 = Koefisien Regresi (Harga)

b2 = Koefisien Regresi (Promosi)

e = Standart Eror

3.6.8 Uji t (Uji Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Penentuan hasil pengujian

(penerimaan/penolakan H0) dapat dilakukan dengan thitung dan ttabel

atau juga dapat dilihat dari nilai signifikannya (Ghozali, 2011:98).

Untuk menguji pengaruh harga dan promosi terhadap keputusan

pembelian maka dapat dilakukan dengan pengujian statistik secara

parsial, dengan langkah-langkah sebagai berikut :


a. Merumuskan hipotesis statistik antara variabel bebas terhadap

variabel terikat.

b. Menentukan tingkat signifikansi

Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – 1, untuk

menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan

penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah

0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan

variabel-variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi

yang umum digunakan dalam suatu penelitian.

c. Mencari nilai thitung

Nilai statistik thitung yang digunakan pada pengujian parsial.

Untuk mencari thitung dapat dilakukan dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

thitung = r√ n−2

2
√1− r

Dimana :

t : nilai uji t

r : koefisien korelasi product moment

n : jumlah sampel

d. Menentukan daerah penerimaan atau penolakan hipotesis

dengan membandingkan thitung dengan ttabel dengan ketentuan

sebagai berikut:

Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan atau ditolak

(berpengaruh signifikan).
Sumber : Sugiyono, (2011:185)

Gambar 3.1
Kurva Penerimaan atau Penolakan Hipotesis Uji-t

e. Penarikan Kesimpulan Hipotesis

Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil pengolahan

data dan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan

pada hasil kriteria yang telah dijelaskan diatas, juga dari teori-

teori yang mendukung obyek dari masalah yang diteliti.

3.6.9 Uji F (Uji Simultan)

Uji Statisfik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua

variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen atau terikat (Ghozali, 2011:98). Untuk menguji harga dan

promosi terhadap keputusan pembelian maka dapat dilakukan

dengan pengujian statistik secara simultan dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Menentukan tingkat signifikansi sebesar 5%

Tingkat signifikansi 0,05% atau 5% artinya kemungkinan besar

hasil penarikan kesimpulan memiliki profibilitas 95% atau

toleransi kesalahan 5%.


2. Menghitung uji F (F-test)

Untuk mencari Fhitung dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

Fhitung = R2− K

(1− R2)/ (n−k−1)

Dimana :

2 = Koefisien Determinasi Gabungan


R

k = Jumlah Variabel Dependen

n = Jumlah Sampel

3. Kriteria Pengambilan Keputusan

a. H0 ditolak jika F statistik < 0.05 atau Fhitung> Ftabel

b. H0 diterima jika F statistik > 0.05 atau Fhitung< Ftabel

df1 (pembilang) = jumlah variabel independen

df2 (penyebut) =n–k–1

Dimana :

n = Jumlah Observasi

k = Variabel Independen

3.6.10 Uji Crosstabs

Apabila masalah dan hipotesis tentang adanya hubungan antara

dua atau lebih variabel, maka kerangka analisisnya akan menjurus

pada usaha menguji ada tidaknya hubungan antara dua atau lebih

variabel (Silalahi, 2012:334). Kerangka tabel yang digunakan untuk


tujuan ini tentu saja memuat dua atau lebih unsur atau variabel

pengamatan yang disusun dalam satu tabel yang disebut tabel silang,

kadang-kadang tabel kontigensi (contigency table).

Alat statistik yang sering digunakan dalam crosstabs adalah chi

square. Alat ini bisa diterapkan untuk menguji ada tidaknya

hubungan antara baris dan kolom dari sebuah crosstabs (Ghozali,

2016:24). Dalam pengambilan keputusan kita dapat berpedoman

pada dua hal, yakni membandingkan nilai Asymp.Sig dengan batas

kritis yakni 0,05 atau dapat dengan cara membandingkan antara chi

squarehitung dengan chi squaretabel.

1. Dasar pengambilan keputusan nilai Asymp.Sig :

a. Jika nilai Asymp.Sig < 0,05, maka terdapat hubungan yang

signifikan antara baris dan kolom.

b. Jika nilai Asymp.Sig > 0,05, maka tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara baris dan kolom.

2. Dasar pengambilan keputusan nilai Chi Square :

a. Jika nilai chi squarehitung > chi squaretabel, maka terdapat

hubungan yang signifikan antara baris dan kolom.

b. Jika nilai chi squarehitung < chi squaretabel, maka tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara baris dan kolom.

Anda mungkin juga menyukai