Anda di halaman 1dari 7

POSISI LATERAL KIRI ELEVASI KEPALA 30 DERAJAT TERHADAP NILAI TEKANAN

PARSIAL OKSIGEN (PO2) PADA PASIEN DENGAN VENTILASI MEKANIK


(Left Lateral Positioning with Head Elevation Increase The Partial Pressure of Oxygen on
Patients with Mechanical Ventilation)

Karmiza*, Muharriza*, Emil Huriani**,


*
RSUP Dr. M Djamil. Jl Perintis Kemerdekaan Padang
** Fakultas Keperawatan Universitas Andalas. Kampus Universitas Andalas Limau Manis Padang
E-mail : mizakarmiza@yahoo.co.id

ABSTRAK
Pendahuluan: Pernapasan secara harfiah berarti pergerakan oksigen dari atmosfer menuju ke sel dan pengeluaran
karbondioksida ke udara bebas. Tekanan parsial oksigen (pO2) merupakan salah satu komponen yang penting pada proses
pernafasan terutama pada pasien terpasang ventilasi mekanik. Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam
upaya meningkatkan ventilasi yaitu perubahan posisi, salah satunya adalah posisi lateral kiri dengan elevasi kepala 30
derajat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh posisi lateral kiri dengan elevasi kepala 30 derajat terhadap
nilai tekanan parsial oksigen (pO2) pada pasien dengan ventilasi mekanik di ruang intensif RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Metodologi: Jenis penelitian adalah Pra Eksperimen dengan one group pretes posttest design. Sampel sejumlah 15 orang
yang diambil dengan metode purposive sampling. Nilai tekanan parsial oksigen (pO2) diperoleh melalui pemeriksaan
analisa gas darah. Pengumpulan data dilakukan di ruang intensif RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal tanggal 8
Mei sampai 5 Juni 2013. Data univariat disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, sedangkan data bivariat menggunakan
uji T berpasangan. Hasil: Analisis univariat menunjukkan nilai tekanan parsial oksigen (pO2) sebelum intervensi antara
119–228 mmHg, sedangkan nilai tekanan parsial oksigen (pO2) setelah intervensi antara 132–269 mmHg. Hasil uji T
berpasangan menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara nilai pO2 sebelum dan sesudah pemberian posisi lateral kiri
dengan elevasi kepala 30 derajat di mana p= 0,040 ( p < 0,05). Diskusi: Posisi lateral kiri dengan elevasi kepala 30 derajat
dapat meningkatkan tekanan parsial oksigen (pO2) pada pasien yang terpasang ventilasi mekanik. Hasil penelitian ini
dapat dijadikan masukan untuk peningkatan kualitas pelayanan pasien yang dirawat di ruang intensif dengan pemasangan
ventilasi mekanik sehingga dapat mengurangi hari rawatan pasien. Penelitian lanjutan tentang intervensi ini dapat
dikembangkan untuk pasien yang dirawat dengan masalah pernapasan atau penyakit primer paru untuk meningkatkan
nilai tekanan parsial oksigen (pO2).

Kata kunci: posisi lateral kiri, tekanan parsial oksigen (pO2), ventilasi mekanik.

ABSTRACT
Introduction: Breathing literally means the movement of oxygen from the atmosphere and reach the cells and carbon
dioxide into the atmosphere. Partial pressure of oxygen (pO2) is one of the important components in the process of
respiration, especially in patients with mechanical ventilation. There are several interventions that can be performed
in an effort to improve the ventilation, one of them is patients positioning: left lateral position with 30 degrees head
elevation. This study aimed to determine the effect of left lateral position with 30 degrees head elevation to the value of
partial pressure of oxygen in patients with mechanical ventilation in intensive care unit RSUP DR. M. Djamil Padang.
Method: This study was Pra Experiments with one group pretest posttest design. 15 samples taken by purposive sampling
method. Data obtained by blood gasses analysis and it was conducted since May 8th untill June 5th, 2013. Univariate data
presented in frequency distribution table, while the bivariate data using the paired T test. Result: Univariate analysis
showed the value of the partial pressure of oxygen ( pO2 ) before intervention between 119-228 mmHg , while the value of
the partial pressure of oxygen ( pO2 ) after intervention between 132-269 mmHg . Paired T test results showed a significant
difference between the value of the partial pressure of oxygen ( pO2 ) before and after intervention (p = 0.040, p < 0.05 ).
Discussion: The left lateral position with 30 degrees head elevation could increase the partial pressure of oxygen (pO2)
in patients with mechanical ventilation. The results of this study can be used for increasing the nursingcare quality of
patients with mechanical ventilation in order to reduce the time of hospitalization. Further research on these positioning
interventions can be developed for patients with primary respiratory problems or lung disease.

Keywords: left lateral position, partial pressure of oxygen (pO2), mechanical ventilation

59
Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 April 2014: 59–65

PENDAHULUAN dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan


dapat mengancam kehidupan (Brunner dan
Pernapasan secara harfiah berarti
Suddarth, 2002).
pergerakan oksigen dari atmosfer menuju ke
Kebutuhan oksigen tidak lepas dari
sel untuk proses metabolisme dalam rangka
gangguan yang terjadi pada sistem pernafasan.
menghasilkan energi dan keluarnya karbon
Untuk menilai adanya gangguan pernafasan
dioksida sebagai zat sisa metabolisme dari
dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik
seluler ke udara secara bebas. Pernapasan
(untuk gangguan pernapasan berupa sesak
dilakukan organ pertukaran gas yaitu paru
nafas, sianosis, dan lain-lain), dan melalui
dengan pompa ventilasi yang terdiri atas
pemeriksaan diagnostik, yaitu pemeriksaan
dinding dada, otot diafragma, isi dan dinding
analisa gas darah yang dapat dilakukan untuk
abdomen serta pusat pernapasan di otak
menilai tekanan parsial oksigen (pO2). Analisa
(Guyton dan Hall, 2006).
gas darah memberikan determinasi objektif
Kerja inspirasi dibagi menjadi 3 yaitu
tentang oksigenasi darah arteri, pertukaran gas
kerja compliance/elastisitas, kerja resistensi
alveoli dan keseimbangan asam basa. Analisa
jaringan dan kerja resitensi jalan nafas.
gas darah dapat menilai terjadinya ganguan
Mekanisme pernapasan terdiri dari inspirasi
pernafasan atau permasalahan ventilasi dan
dan ekspirasi melalui peranan compliance paru
difusi (Asmadi, 2008). Gangguan pernafasan
dan resistensi jalan nafas. Selama inspirasi
yang sering terjadi salah satunya kegagalan
normal, hampir semua otot-otot pernapasan
pernafasan.
berkontraksi, sedangkan selama ekspirasi
Menurut Ignatavicius dan Workman
hampir seluruhnya pasif akibat adanya
(2006), kegagalan pernapasan lebih lanjut dapat
elastisitas paru dan struktur rangka dada.
didefinisikan sebagai kegagalan ventilasi dan
Sebagian besar kerja napas dilakukan oleh
atau kegagalan oksigenasi yang disebabkan
otot-otot pernapasan untuk mengembangkan
karena gangguan pusat pernapasan, penyakit/
paru (Guyton dan Hall, 2006).
gangguan otot dinding dada, peradangan akut
Tekanan pa rsial oksigen ( pO 2 )
jaringan paru dan beberapa sebab lain seperti
merupakan indikator klinis untuk mengetahui
trauma yang merusak jaringan paru-paru
status oksigenisasi. Disamping itu terdapat
maupun organ lain seperti jantung dan otak.
beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan
Diruang intensif, untuk mengatasi
parsial oksigen (pO2), yaitu hemoglobin, jenis
kegagalan pernafasan digunakan bantuan
kelamin, umur, berat badan, tidal volume
pernafasan. Pemberian bantuan pernapasan
dan kondisi patalogis seperti penyakit paru
dengan pemasangan ventilasi mekanik dalam
(Gravenstein dan Paulus, 2004). Status
mengendalikan ventilasi paru ditujukan untuk
perbaikan ventilasi pada pasien dengan
meningkatkan oksigenasi dan mencegah
ventilasi mekanik ditunjukkan dengan adanya
kerusakan paru. Ventilasi mekanik adalah
perbaikan bunyi nafas dan nilai analisa gas
alat bantu nafas yang digunakan pada
darah (peningkatan tekanan parsial oksigen
penderita dengan gagal nafas dan penyakit
(pO2) pada konsentrasi oksigen yang sama)
lainnya. Ventilasi mekanik diberikan dengan
(Horne dan Swearingen, 2001).
ketidakmampuan fungsi pernapasan untuk
Oksigen mer upakan salah sat u
melakukan ventilasi alveolar secara optimal
komponen gas dan unsur vital dalam proses
(Sellares, 2009). Smeltzer et al. (2008)
metabolisme, unt uk memper tahan kan
menyatakan bantuan ventilasi mekanik
kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara
digunakan untuk memenuhi kebutuhan
normal elemen ini diperoleh dengan cara
oksigen tubuh, mengurangi kerja pernapasan,
menghirup udara ruangan dalam setiap kali
meningkatkan oksigenasi ke jaringan atau
bernafas. Penyampaian oksigen ke jaringan
mengoreksi asidosis pernapasan. Pada
tubuh ditentukan oleh interaksi sistem respirasi,
penggunaan ventilasi mekanik dapat timbul
kardiovaskuler dan keadaan hematologi.
komplikasi-komplikasi jika tidak dilakukan
Adanya kekurangan oksigen ditandai dengan
perawatan dengan baik.
keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut

60
Posisi Lateral Kiri Elevasi Kepala 30 Derajat (Karmiza, dkk.)

Menu r ut Hawk i ns, Stone, d a n dan terpasang ventilasi mekanik di ruang


Plummer (1999), pengaturan posisi pasien intensif. Penelitian sebelumnya menemukan
adalah tindakan keperawatan dasar. Pada bahwa beberapa pasien sakit kritis mengalami
posisi ini perawat mempunyai peran yang perubahan yang signifikan dalam variabel
penting karena yang ada disamping pasien transportasi oksigen selama reposisi. Studi
selama 24 jam ialah perawat. Peran perawat menggunakan isotop ventilasi-perfusi scan
menggunakan posisi terapi untuk mencegah pasien dengan kardiomegali dan kelainan paru
komplikasi dan immobilitas, memonitor telah menunjukkan penurunan ventilasi 40%
hemodinamik, kenyamanan serta perubahan sampai 50% di lobus kiri bawah akibat posisi
patologis selama reposisi. Diruang intensif terlentang yang berkepanjangan (Jonson,
perawat menyadari adanya komplikasi karena 2009).
perawatan yang lama pada pasien kritis, oleh Posisi lateral kiri dapat meningkatkan
karena itu perubahan posisi sangat penting ventilasi dimana anatomi jantung berada
guna memperoleh hasil terbaik untuk pasien pada sebelah kiri di antara bagian atas dan
(Mahvar et al., 2012). Posisi yang digunakan bawah paru membuat tekanan paru meningkat,
diruang intensif pada pasien yang terpasang tekanan arteri di apex lebih rendah dari pada
ventilasi mekanik cenderung tidur dengan bagian basal paru. Tekanan arteri yang rendah
posisi terlentang dimana semua pasien menyebabkan penurunan aliran darah pada
seharusnya posisi dengan elevasi kepala 30 kapiler di bagian apex, sementara kapiler
derajat (Raoof, 2009). di bagian basal mengalami distensi dan
Perubahan posisi pasien rutin digunakan aliran darahnya bertambah. Efek gravitasi
selama di unit perawatan intensif untuk mempengaruhi ventilasi dan aliran darah
profilaksis, mengutamakan kenyamanan, dimana aliran darah dan udara meningkat
mencegah pembentukan ulkus, mengurangi pada bagian basal paru (Rodney, 2001).
kejadian deep vein thrombosis, emboli paru, Pada posisi ini aliran darah ke paru bagian
atelektasis dan pneumonia (Banasik, 2001). bawah menerima 60-65 % dari total aliran
Namun untuk beberapa diutamakan untuk darah ke paru (Gullo, 2008). Pada pasien
membantu meningkatkan fungsi fisiologis yang menggunakan ventilator mekanik, efek
dan bantuan pemulihan (Evans, 1994). Horne gravitasi terhadap kapiler darah menyebabkan
dan Swearingen (2001) menganjurkan untuk peningkatan tekanan alveolar sehingga
merubah posisi pasien sedikitnya 2 jam untuk meningkatkan ventilasi (Rodney, 2001).
meminimalkan tekanan pada jaringan, seperti Penelitian Mahvar et al. (2012) tentang
tumit dan area lain diatas tonjolan tulang. efektifitas 3 jenis posisi dengan selang
Lamanya waktu dalam posisi terapi waktu perubahan posisi 30 menit terhadap
yang dipilih dapat melampaui standar dua jam peningkatan nilai tekanan parsial oksigen
atau dapat dipersingkat (30 menit), didasarkan (pO2) pada pasien bypass arteri koroner
pada efektivitas posisi yang dipilih dalam menunjukkan hasil tekanan parsial oksigen
meningkatkan fungsi pernafasan. Namun (pO2) dan saturasi oksigen pada posisi lateral
posisi lateral yang dilakukan secara rutin kiri dan lateral kanan lebih tinggi secara
mugkin tidak cocok untuk semua pasien signifikan dibandingkan dengan posisi
di ruang intensif, beberapa kontraindikasi, telentang dan posisi semi fowler, dimana
seperti pasien spondilitis, fraktur cervikal dan posisi lateral kiri memperoleh peningkatan
harus digunakan hati-hati pada pasien yang tekanan parsial oksigen (pO2) yang lebih tinggi
rentan terhadap disfungsi cardiopulmonary dibanding posisi lainnya.
dan peredaran darah (Banasik, 2001). Pasien dengan ventilasi mekanik
Penelitian oleh Glanville dan Hewitt membutuhkan oksigen untuk ventilasi (Potter
(2009) menyimpulkan bahwa meskipun posisi dan Perry, 2005). Penerapan posisi pasien di
lateral memberikan efek peningkatan perfusi ruang intensif sebaiknya dilakukan untuk
untuk peningkatan tekanan parsial oksigen meningkatkan drainase sekresi pernafasan,
(pO2) pada pasien dewasa yang sakit kritis mencega h gast ro - esophageal ref lu k ,

61
Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 April 2014: 59–65

pneumonia nosokomial dan ulkus tekanan hemoglobin lebih kurang 10 gr %. Kriteria


dan memberikan kenyamanan pasien (Mahvar eksklusi meliputi: (1) adanya komplikasi paru:
et al., 2012). Posisi lateral kiri dan kanan pada PPOK, ARDS, Asma, Tuberculosis; (2) adanya
pasien dengan ventilasi mekanik menyebabkan cedera medula spinalis; (3) post craniotomy
peningkatan nilai tekanan parsial oksigen dengan peningkatan tekanan intrakranial; dan
(pO2) yang lebih tinggi pada dari pada posisi (4) penyakit komplikasi lain. Penelitian ini
telentang (Glanville dan Hewitt, 2009; Reid telah mendapat rekomendasi dari Komite Etika
dan Chung, 2004). Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas
Berdasarkan observasi selama 3 minggu Andalas.
di ruang intensif RSUP Dr. M. Djamil Padang Prosedu r penelit ia n meliput i
diperoleh data bahwa dari total 10 pasien yang pemeriksaan analisa gas darah, yaitu tekanan
dirawat tidak ada yang memperoleh tindakan parsial oksigen (pO2) sebelum (pretest) posisi
perubahan posisi secara rutin dengan berbagai lateral kiri dan elevasi kepala 30 derajat.
sebab, yaitu belum adanya SOP khusus terkait Selanjutnya peneliti melakukan perubahan
pengaturan posisi, dan motivasi perawat terkait posisi lateral kiri dan elevasi kepala 30 derajat
tindakan perubahan posisi lebih ditujukan selama 30 menit. Posttest dilakukan (Mahvar
untuk pencegahan ulkus dekubitus dan VAP. et al., 2012). Analisa univariat menggambarkan
Tindakan perubahan posisi yang dilakukan nilai tekanan parsial oksigen (pO2): minimum,
oleh perawat belum rutin dan tidak terjadwal. maksimum dan nilai mean. Analisa bivariat
Selain itu, tindakan perubahan posisi hanya dilakukan menggunakan uji T berpasangan.
dilakukan pada pasien yang memiliki resiko
ulkus dekubitus atau bahkan yang telah
HASIL
mengalami ulkus dekubitus. Tercatat dari
2 pasien yang dilakukan perubahan posisi, Penelitian ini dilakukan di ruang
pasien tampak nyaman, hemodinamik stabil, intensif RSUP Dr. M. Djamil Padang tanggal
saturasi oksigen sebelumnya dari 96–97% 8 Mei 2013 hingga 5 Juni 2013. Dari jumlah
menjadi 99–100%, dan hasil analisa gas darah sampel yang ditetapkan, terdapat 9 orang yang
menunjukkan adanya peningkatan tekanan tidak memenuhi kriteria inklusi, sehingga
parsial oksigen (pO2). jumlah responden dalam penelitian ini menjadi
15 orang responden. Karakteristik responden
menunjukkan bahwa dari 15 responden
BAHAN DAN METODE
yang terbanyak berjenis kelamin perempuan
Jenis penelitian yang digunakan adalah (53,3%) yaitu sebanyak 8 responden,
Pra Experiment dengan desain One Group sedangkan proporsi responden berdasarkan
Pretes Posttest. Populasi dalam penelitian umur terbanyak pada rentang 41-65 tahun
ini adalah seluruh pasien yang terpasang sebanyak 6 orang (40%).
ventilasi mekanik di ruang intensif RSUP Hasil penelitian menunjukkan rerata
Dr. M Djamil Padang pada tahun 2013. Jumlah tekanan parsial oksigen (pO2) pretest (sebelum
sampel yang digunakan dalam penelitian intervensi) sebesar 177 mmHg (SD ± 30,848),
sejumlah 15 orang. Untuk menentukan dimana nilai tertinggi pO2 sebesar 228 mmHg
sampel peneliti menggunakan kriteria inklusi, dan nilai terendah pO2 adalah 119 mmHg. Hasil
yang meliputi: (1) usia 17–60 tahun; (2) ini diperoleh melalui pemeriksaan analisa
hemodinamik stabil, ditandai dengan tekanan gas darah yang diambil pada posisi pasien
darah sistole 100–130 mmHg, tekanan darah terlentang (supine) dengan elevasi kepala
diastole 70–90 mmHg, dan frekuensi nadi 70– 30 derajat, yang ditujukan untuk mencegah
90 kali/menit; (3) saturasi oksigen 96–100%, aspirasi dan pneumonia.
frekuensi pernapasan 10-24 kali/menit; (4) Data posttest menunjukkan nilai
pasien terpasang ventilasi mekanik dengan tekanan parsial oksigen (pO 2) setelah
setting ventilator Bipap/CPap, FiO2 50%, dilakukan intervensi berada pada rentang
pasien terintubasi dan Ramsay score 2–3; (5) 132–269 mmHg, dengan SD ± 33,909. Hasil

62
Posisi Lateral Kiri Elevasi Kepala 30 Derajat (Karmiza, dkk.)

uji T berpasangan diperoleh nilai p=0,040 posisi lateral kiri elevasi kepala 30 derajat
(p<0,05), artinya ada perbedaan yang pasien terlihat lebih nyaman, tidak gelisah,
bermakna antara nilai pO2 sebelum dan hemodinamik stabil, saturasi meningkat
sesudah dilakukan posisi lateral kiri dengan mencapai 100%, dan sekret mudah disuction.
elevasi kepala 30 derajat pada pasien dengan Kondisi seperti ini menyebabkan bersihan
ventilasi mekanik. jalan nafas efektif dan pasien dapat bernafas
Berdasarkan hasil observasi, posisi dengan baik sehingga oksigenasi adekuat.
supine pada pasien yang terpasang ventilasi Menurut Osborn dan Adam (2009) posisi
mekanik dapat menyebabkan penumpukan lateral kiri dapat memfasilitasi pergerakan
sekret di mulut dan ETT. Kondisi ini dapat sekret dibantu oleh gaya grafitasi dari paru-
merangsang reflek batuk, sehingga pasien paru ke saluran nafas bagian atas, sehingga
merasa tidak nyaman dan dapat meningkatkan sekret dapat dengan mudah dikeluarkan
usaha nafas (work of breathing) yang dengan tindakan suction.
mengganggu proses ventilasi (Sundana, Tekanan parsial oksigen (pO2) jaringan
2008). ditentukan oleh keseimbangan antara (a)
kecepatan transpor oksigen dalam darah ke
jaringan dan (b) kecepatan pemakaian oksigen
PEMBAHASAN
oleh jaringan (Ober, Garrison, dan Silverthorn,
Hasil penelitian pretest (sebelum 2001). Menurut Gravenstein dan Paulus (2004),
intervensi) diperoleh melalui pemeriksaan tekanan parsial oksigen (pO2) dipengaruhi
analisa gas darah yang diambil pada posisi oleh beberapa faktor, antara lain hemoglobin,
pasien terlentang (supine) dengan elevasi jenis kelamin, umur, berat badan, tidal volume
kepala 30 derajat, yang ditujukan untuk dan kondisi patalogis seperti penyakit paru.
mencegah aspirasi dan pneumonia. Menurut Diantara 15 responden terdapat 3 responden
Raoof (2009) posisi pasien yang terpasang yang mengalami penurunan nilai tekanan
ventilasi mekanik di ruang intensif adalah parsial oksigen (pO2), yaitu 2 responden
posisi supine dengan elevasi kepala sebesar dengan tumor otak, post craniotomy, serta
30 derajat. Elevasi kepala 30 derajat dapat usia > 55 tahun, dan 1 responden dengan post
memperbaiki ventilasi dan menurunkan resiko laparatomy eksplorasi luka, sepsis, serta terjadi
aspirasi pada pasien dengan ventilasi mekanik. perdarahan masif. Price dan Wilson (2006)
Namun, menurut Price dan Wilson (2006) menyatakan tumor otak dapat menyebabkan
adekuat tidaknya ventilasi paru ditentukan penekanan pada saraf pernafasan sehingga
oleh volume paru, resistensi jalan nafas, reflek batuk lemah dan terjadi retensi jalan
compliance paru dan kondisi dinding dada. nafas yang disebabkan adanya penumpukan
Penurunan compliance paru dapat terjadi sekret di jalan nafas. Selain itu, seiring dengan
pada pasien dengan posisi telentang yang penambahan usia akan terjadi penurunan
berdampak terhadap penurunan lingkar fungsi ventilasi paru. Pada kondisi normal,
dinding thorak dan peningkatan frekuensi sekitar usia 50 tahun, alveoli mulai kehilangan
pernafasan sehingga dapat menimbulkan elastisitas dan perlahan terjadi kemunduran
atelektasis (kolaps alveolus) pada pasien fungsi organ tubuh termasuk paru-paru
dengan ventilasi mekanik (Charlebois dan (Smeltze et al., 2008; Guyton dan Hall, 2006).
Wilmoth, 2004). Martin et al. (2002) juga mengatakan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian yang klien dengan usia lebih muda membutuhkan
telah dilakukan sebagian besar responden perawatan lebih singkat dan memiliki survival
mengalami peningkatan tekanan parsial lebih tinggi, sedangkan usia lebih tua memiliki
oksigen (pO2) setelah diberikan intervensi. ketergantungan terhadap ventilator lebih
Perubahan posisi lateral kiri dan elevasi kepala tinggi. Menurut Guyton dan Hall (2006) usia
30 derajat dilakukan oleh peneliti dan dibantu dan riwayat penyakit akan berdampak pada
petugas ruang intensif. Berdasarkan hasil gangguan organ dan berpengaruh terhadap
observasi yang dilakukan peneliti, selama penurunan kemampuan fungsional paru.

63
Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 April 2014: 59–65

Adanya proses perdarahan dapat penyakit primer paru untuk meningkatkan


mempengaruhi kadar hemoglobin sehingga nilai tekanan parsial oksigen (pO2).
dapat menyebabkan terganggunya proses
transportasi oksigen dalam darah. Hampir
KEPUSTAKAAN
97 % transpor oksigen dalam darah dibawa
oleh hemoglobin sehingga penur unan Asmadi, 2008. Teknik Prosedur Konsep
konsentrasi hemoglobin mempunyai efek dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien
yang sama terhadap tekanan parsial oksigen Jakarta: Salemba Medika.
(pO2). Penurunan konsentrasi hemoglobin Banasik, J.L. 2001. Effect of lateral position on
menjadi seperempat dari normal dimana tissue oxygenation in the critically ill.
aliran darah normal dapat mengurangi pO2 Heart Lung, NCBI, 30 (4), 269–276.
Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan
cairan interstisial menjadi kira-kira 13 mmHg.
Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 2.
Berdasarkan uraian diatas, 3 responden yang
Jakarta: EGC.
mengalami penurunan pO2 kemungkinan
Charlebois dan Wilmoth. 2004. Critical Care of
terjadi karena faktor usia, resistensi jalan Patients With Obesity, AACN Advanced.
nafas, penurunan compliance paru dan kondisi Crit Care Nurse; 24: 19–27.
penyulit atau penyakit seperti penekanan pusat Evans, D., 1994. The use of position during
pernafasan. Keadaan ini memperberat kerja critical illness: current practice and
pernafasan yang berpengaruh pada ventilasi review of the literature, Australian
yang tidak adekuat. Critical Care, 7 (3), 16–21.
Glanville, D dan Hewitt, N. 2009. Lateral
Position for Critically Patient Adult
SIMPULAN DAN SARAN (Protocol). Deakin research Online,
Simpulan 3, 1–13.
Gravenstein, J.S. dan Paulus, A.D., 2004.
Posisi lateral kiri dengan elevasi kepala
Capnography:Carbon Dioxide Over
30 derajat dapat meningkatkan tekanan parsial
Time and Volume. Cape Town: Canbrige
oksigen (pO2) pada pasien yang terpasang University Press.
ventilasi mekanik. Namun, kondisi penyulit Gullo, A. 2008. Anaestesi Pain Intensive Care
seperti tumor otak dan perdarahan dapat Intesive and Emergency Medicine. Italy:
menurunkan tekanan parsial oksigen (pO2) Springer.
meskipun telah diberi posisi lateral kiri dan Guyton, A.C. dan Hall, J.E., 2006. Textbook
elevasi kepala 30 derajat. of Medical Physiology. 11th edition.
Philadelphia: WB. Saunders Company,
Saran Misissipi.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Horne, M.M. dan Swearingen, L.P., 2001.
Kesimbangan Cairan Elektrolit dan
sebagai pertimbangan dalam penyusunan SOP
Asam Basa Edisi 2. Jakarta: EGC.
(Standard Operating Procedure) perawatan
Hawkins, S.K, Stone, L, dan Plummer. 1999. A
pasien dengan ventilasi mekanik sehingga
Holistic Approach to Turning Patients.
outcome pasien dapat lebih baik dan proses Nursing Standard. 14 (3), 51–2,54–6.
penyapihan ventilator menjadi lebih singkat. Ignatavicius, D. D. dan Workman, M. L. 2006.
Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan Medical Surgical Nursing: Critical
referensi atau masukan untuk peningkatan Thinking for Collaborative Care.
kualitas pelayanan pasien yang dirawat di St. Louis Missouri: Elsevier Saunders.
ruang intensif dengan pemasangan ventilasi Jonson, L.K. 2009. Physiological Rational
mekanik sehingga mengurangi hari rawatan and Current Evidence for Therapeutic
pasien dan meningkatkan pendapatan rumah Positioning of Critically Ill Patients.
sakit. Perlu adanya penelitian lanjutan tentang AACN Advanced Critical Care, 20 (3),
intervensi ini yang dikembangkan untuk pasien 228-240.
yang dirawat dengan masalah pernafasan atau

64
Posisi Lateral Kiri Elevasi Kepala 30 Derajat (Karmiza, dkk.)

Mahvar, T., et al., 2012. The Effect of Reid, W.D., dan Chung, F., 2004. Clinical
Positioning After Coronary Artery Management Notes and Case Histories
Bypass Graff. Life science Journal, 9 in Cardiopulmonary Physical Theraphy.
(3). United State of America: Slack.
Martin, A.D., Davenport, P.D., Franceschi, Rodney, R.A., 2001. Ventilasi Perfusi Apakah
A.C., dan Harman, E., 2002. Use of dipengaruhi Posisi dan Gravitasi,
inspiratory muscle strength training (online), http://dokterzarra. wordpress.
to facilitate ventilator weaning. com/.../ventilasi-perfusi-apa, diakses pada
Chest Journal, 122 (1). (online). 03 Februari 2013
(http://chestjournal.chestpubs.org / Raoof, S. 2009. Manual Critical Care. United
content/122/1/192. full.html. Diakses State of America.
tanggal 2 Pebruari 2010) Sundana, K., 2008. Pendekatan Praktis di
Osborn, S., dan Adam, K.S., 2009. Oxford Unit perawatan Kritis. Bandung: CICU
Hand Book of Critical Care Nursing. RSHS.
United State: Oxford University Press. Sellares, J., 2009. Respiratory Impedance
Ober W.C, Garrison, C.W., dan Silverthorn, A. During Weaning From Mechanical
2001. The Interactive Oxyhaemoglobin Ventilation In a Mixed Population of
Dissociation Curve. Pennsylvania: Critically Ill Patients, NCBI, 103 (6),
Department of Medicine. 32–828.
Price, S.A., dan Wilson, L.M., 2006. Smeltzer, S.C, Bare, B.G, Hincle, J.I, dan
Pathophysiology: Clinical Concepts of Cheever, K.H. 2008. Textbook of
Disease Proces. Ed. 6. USA: Elsevier Medical Surgical Nursing; Brunner &
Science. Suddart. USA: Lipincott Williams &
Potter dan Perry, 2005. Buku ajar Fundamental Wilkins.
Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktek. Vol. 2. Jakarta: EGC.

65

Anda mungkin juga menyukai