Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan “Kegiatan
pemeriksaan Frambusia pada anak usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Waho” dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai frambusia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Frambusia adalah infeksi kronis yang menyerang kulit, tulang dan kartilago.
Organisme penyebab penyakit ini adalah bakteri Treponemapertenue, subspecies dari
Treponemapallidum yang menyebabkan sifilis genital. Namun frambusia sendiri adalah
infeksi non-veneral atau infeksi non-seksual. Penularan penyakit ini terutama melalui kontak
langsung dengan lesi dari penderita. Lesi tunggal pada kulit akan menjadi tempat masuk
kuman dengan masa inkubasi 2 – 4 minggu. Tanpa pengobatan lesi ini dapat berkembang
menjadi lesi yang multipel di seluruh tubuh dan menyebab kan disabilitas dan kecatatan.
Frambusia terutama ditemukan pada Negara miskin dengan iklim hangat, lembab
yaitu pada daerah tropis Afrika, Asia dan Amerika latin. Diperkirakan 75% dari penderitanya
adalah anak berusia kurang dari 15 tahun (dengan insiden tertinggi pada usia 6 – 10 tahun),
menyerang baik pria maupun wanita dan tidak dipengaruhi oleh ras tertentu.1 Indonesia
sendiri merupakan salah satu negara di Asia dengan tingkat kejadian penyakit frambusia yang
masih tinggi. Pada tahun 2003 angka kejadian kasus frambusia di Indonesia sebanyak 4012.
Usaha eradikasi frambusia telah dilakukan oleh WHO sejak tahun 1950an dan terus
dilanjutkan sampai tahun 2000an. Namun, di Indonesia, upaya ini tidak membawa hasil yang
memuaskan karena masih kurang focus dan kurangnya sumber daya.
Penyakit frambusia di Indonesia sampai saat ini belum dapat dieliminasi dari seluruh
wilayah, walaupun secara nasional angka prevalensi kurang dari 1 per 10.000 penduduk.
Pada tahun 2006 terdapat lima provinsi di Indonesia dengan angka prevalensi yang cukup
tinggi yaitu Papua barat (15,00), Papua (10,01), Sulawesi Tenggara (7,92), Nusa Tenggara
Timur (2,80) dan Maluku (1,08)
Oleh karena itu Puskesmas Waho melakukan pemeriksaan frambusia yang fokuskan
pada anak usia 1-5 tahun untuk mencegah bias dengan kasus sifilis, dilakukan pada seluruh
desa yang ada diwilayah kerja UPTD Puskesmas Waho.
II. TUJUAN
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
IV. SASARAN
Sasaran pada kegiatan frambusia ini adalah anak usia 1-5 tahun yang berada di
seluruh desa Distrik Kambrauw.
Adapun penanggung jawab Frambusia ini adalah Herman Amd.kep dan memiliki
3 Anggota diantaranya.
1. Dokter umum
2. Kepala Puskesmas
3. Analis
1. Meja 1 : Pendaftaran
Di meja ini. Petugas mencatan nama anak dan usia kelahiran hingga nama Kepala
kerluarga yang bertanggung jawab terhadap anak yang akan dilakukan
pemeriksaan.
2. Meja2 :Pemeriksaan Fisik anak, untuk menilai ada tidaknya gambaran luka
koreng yang disebabkan bukan karena cedera.
3. Meja 3 : Pemeriksaan Laboratorium (RDT)
VIII. HASIL
Data hasil pengambilan sempel Frambusia Piskesmas Waho
70
60
50 Waho
Wamesa
40 Kooy
Bahumia
30
Werafuta
20 Ubia
Rauna
10
0
Data Real Cakupan Data Hasil
Dari tabel diatas didapatkan hasil Puskesmas Waho, Kampung Waho data real 66
anak, data cakupan 46 anak sedangkan data hasil yang didapatkan dilapangan adalah 50 anak.
Kampung Wamesa dara real 31 anak. Cakupan 20 anak sedangkan data hasil yang ditemukan
dilapangan berjumlah 21 anak. Kampung Kooy data real berjumlah 56 anak, cakupan 35
anak, sedangkan data hasil yang ditemukan dilapangan berjumlah 33 anak. Kampung
Bahumia data real berjumlah 41 anak, cakupan 25 anak sedangkan data hasil yang ditemukan
dilapangan berjumlah 26 anak. Kampung Ubia data real berjumlah 66 anak, cakupan 33 anak,
sedangkan data hasil yang ditemukan dilapangan berjumlah 31, kampung Werafuta data real
berjumlah 41 anak, cakupan 35 anak sedangkan data hasil yang ditemukan dilapangan
berjumlah 32 anak. Kampung Rauna data Rill 37, cakupan 25 orang, data hasil 33orang.
Yang sudah mencapai target hanyalah kampung Waho, Wamesa dan Rauna.
Kampung Waho
Dari tabel diatas dijelaskan bahwa umur terbanyak yang diambil sempel adalah usia
2-3 tahun. Yaitu berjumlah 21 orang, umur 0-1 tahun berjumlah 9 orang dan umur 4-5 tahun
berjumlah 19 orang. Dimana sesuai dengan data balita yang ada di kampung waho terbanyak
umur 2-3 tahun
Jenis Kelamin
40
20 Laki-laki
Perempuan
0
Laki-laki Perempuan
Dari tabel diatas didapatkan hasil jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari jenis
kelamin perempuan yaitu laki-laki berjumlah 28 orang dan perempuan berjumlah 22 orang.
60
40
(+)
20
(-)
0
RDT
Dari tabel diatas pada Kampung Waho seluruh anak yang ambil sempelnya untuk
pemeriksaan didapatkan hasil negatif yaitu berjumlah 50 orang dan positif berjumlah 0 orang.
Kampung Wamesa
5 2-3 tahun
0 4-5 tahun
0-1 tahun 2-3 tahun 4-5 tahun
Dari data tabel diatas didapatkan umur 0-1 tahun berjumlah 4 anak, 2-3 tahun
berjumlah 10 anak dan umur 4-5 tahun berjumlah 7 anak.
Tabel 1.6 Data Pengambilan sempel Kampung Wamesa Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
20
10 Laki-laki
0 Perempuan
Laki-laki Perempuan
Dari tabel diatas didapatkan hasil laki-laki berjumlah 13 anak dan perempuan
berjumlah 8 anak.
Dari Tabel diatas didapatkan hasil Negatif untuk semua anak yang diambil
sempelnya. Tidak ada anak yang positif di kampung Wamesa.
Kampung Kooy
Dari tabel diatas didapatkan hasil anak umur 0-1 tahun berjumlah 10 anak, umur 2-3
tahun berjumlah 13 anak dan 4-5 tahun berjumlah 10 anak.
Tabel 1.9 Data Pengambilan Sempel Kampung Kooy Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
18
17
Laki-laki
16
Perempuan
15
Laki-laki Perempuan
Dari tabel diatas didapatkan hasil perempuan berjumlah 17 anak dan laki-laki
berjumlah 16 anak.
40
20 Positif
Negatif
0
RDT
Dari Tabel diatas didapatkan hasil Negatif untuk semua anak yang diambil
sempelnya. Tidak ada anak yang positif di kampung Kooy.
Kampung Bahumia
Dari tabel diatas didapatkan hasil, anak yang diambil sempelnya usia 0-1 tahun
berjumlah 2 anak, umur 2-3 tahun berjumlah 15 anak, dan umur 4-5 tahun berjumlah 9 anak.
Tabel 1.12 Data Pengambilan Sempel Kampung Bahumia Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
20
10 Laki-laki
0 Perempuan
Laki-laki Perempuan
Dati tabel diatas didapatkan laki-laki berjumlah 18 anak dan perempuan berjumlah 8
Anak.
30
20
Positif
10 Negatif
0
RDT
Dari Tabel diatas didapatkan hasil Negatif untuk semua anak yang diambil
sempelnya. Tidak ada anak yang positif di kampung Bahumia.
Kampung Ubia
Dari tabel diatas didapatkan hasil umur 0-1 tahun berjumlah 8 anak, umur 2-3
tahun berjumlah 11 anak dan umur 4-5 tahun berjumlah 12 anak.
Tabel 1.15. Data Pengambilan sampel Kampung Ubia Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
20
Laki-laki
0 Perempuan
Laki-laki Perempuan
Dari tabel diatas didapatkan hasil jenis kelamin laki-laki berjumlah 17 anak dan jenis
kelamin perempuan berjumlah 14 anak.
40
30
20 Positif
10 Negatif
0
RDT
Dari Tabel diatas didapatkan hasil Negatif untuk semua anak yang diambil
sempelnya. Tidak ada anak yang positif di kampung Ubia.
Kampung Werafuta
Dari tabel diatas didapatkan hasil anak umur 0-1 tahun berjumlah 5 anak, umur 2-3
tahun berjumlah 12 anak, umur 4-5 tahun berjumlah 15 tahun.
Tabel 1.18 Data Pengambilan Sempel Kampung Werafuta Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
20
10 Laki-laki
Perempuan
0
Laki-laki Perempuan
Dari tabel diatas didapatkan jumlah jenis kelamin laki-laki berjumlah 18 anak,
perempuan berjumlah 14 anak.
50
Positif
0 Negatif
RDT
Dari Tabel diatas didapatkan hasil Negatif untuk semua anak yang diambil
sempelnya. Tidak ada anak yang positif di kampung Werafuta.
Kampung Rauna
Dari tabel diatas didapatkan hasil anak umur 0-1 tahun berjumlah 2 anak, umur 2-3
tahun berjumlah 15 anak, umur 4-5 tahun berjumlah 16 tahun.
Tabel 1.21. Data Pengambilan Sampel Kampung Rauna Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
25
20
15
Laki-laki
10
Perempuan
5
0
Laki-laki Perempuan
Dari tabel diatas didapatkan jumlah jenis kelamin laki-laki berjumlah 22 anak,
perempuan berjumlah 11 anak.
RDT
50
RDT
0
Negatif Positif
Dari Tabel diatas didapatkan hasil Negatif untuk semua anak yang diambil
sempelnya. Tidak ada anak yang positif di kampung Rauna.
Mengetahui
IX. KESIMPULAN
Hasil kegiatan Frambusia dapat disimpulkan bahwa dari total 219 cakupan yang
terdaftar di wilayah kerja Puskesmas Waho, pada pemeriksaan hanya didapatkan 193 anak
yang dilakukan pengambilan sempel, hal ini disebabkan karena belum adanya pertemuan
dengan aparat kampung sebelumnya, sehingga masyarakat tidak mengetahui informasi, dan
lebih banyak berada di kebun dari pada di kampung.
X. SARAN
TAHUN 2018