Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan “Kegiatan
pemeriksaan Frambusia pada anak usia 1-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Waho” dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai frambusia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

waho, Desember 2018


I. PENDAHULUAN

Frambusia adalah infeksi kronis yang menyerang kulit, tulang dan kartilago.
Organisme penyebab penyakit ini adalah bakteri Treponemapertenue, subspecies dari
Treponemapallidum yang menyebabkan sifilis genital. Namun frambusia sendiri adalah
infeksi non-veneral atau infeksi non-seksual. Penularan penyakit ini terutama melalui kontak
langsung dengan lesi dari penderita. Lesi tunggal pada kulit akan menjadi tempat masuk
kuman dengan masa inkubasi 2 – 4 minggu. Tanpa pengobatan lesi ini dapat berkembang
menjadi lesi yang multipel di seluruh tubuh dan menyebab kan disabilitas dan kecatatan.

Frambusia terutama ditemukan pada Negara miskin dengan iklim hangat, lembab
yaitu pada daerah tropis Afrika, Asia dan Amerika latin. Diperkirakan 75% dari penderitanya
adalah anak berusia kurang dari 15 tahun (dengan insiden tertinggi pada usia 6 – 10 tahun),
menyerang baik pria maupun wanita dan tidak dipengaruhi oleh ras tertentu.1 Indonesia
sendiri merupakan salah satu negara di Asia dengan tingkat kejadian penyakit frambusia yang
masih tinggi. Pada tahun 2003 angka kejadian kasus frambusia di Indonesia sebanyak 4012.
Usaha eradikasi frambusia telah dilakukan oleh WHO sejak tahun 1950an dan terus
dilanjutkan sampai tahun 2000an. Namun, di Indonesia, upaya ini tidak membawa hasil yang
memuaskan karena masih kurang focus dan kurangnya sumber daya.

Penyakit frambusia di Indonesia sampai saat ini belum dapat dieliminasi dari seluruh
wilayah, walaupun secara nasional angka prevalensi kurang dari 1 per 10.000 penduduk.
Pada tahun 2006 terdapat lima provinsi di Indonesia dengan angka prevalensi yang cukup
tinggi yaitu Papua barat (15,00), Papua (10,01), Sulawesi Tenggara (7,92), Nusa Tenggara
Timur (2,80) dan Maluku (1,08)

Saatini Indonesia merupakan penyumbang terbesar kasus Frambusia di Asia


Tenggara. Meskipun secara nasional angka prevalensinya sudah sangat rendah, data
frambusia tahun 2009 masih ditemukan 8.309 kasus yang tersebar di provinsi wilayah timur
Indonesia yaitu NTT, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua dan Papua Barat.

Tingginya jumlah kasus tersebut menunjukkan, penularan masih terus berlangsung.


Hal itu disebabkan karena penderita frambusia banyak tinggal di daerah pedalaman yang
keadaan lingkungannya kurang mendukung dan sulit dijangkau pelayanan kesehatan.
Padahal, cara pengendaliannya sangat sederhana yaitu dengan satu kali penyuntikan benzatin
penicillin penderitanya dapat disembuhkan.
Untuk itu diperlukan strategi pengendalian dengan melibatkan seluruh sector dan
elemen masyarakat agar eradikasif rambusia bias segera tercapai. dalam rangka
penanggulangan Frambusia perlu dilakukan intensifikasi penanggulangan untuk
melaksanakan Eradikasi Frambusia Tahun 2019 sesuai dengan Roadmap Upaya Mengatasi
Dampak Penyakit Menular Tropik Terabaikan/Neglected Tropical Deseases (NTD) Tingkat
Global.

Oleh karena itu Puskesmas Waho melakukan pemeriksaan frambusia yang fokuskan
pada anak usia 1-5 tahun untuk mencegah bias dengan kasus sifilis, dilakukan pada seluruh
desa yang ada diwilayah kerja UPTD Puskesmas Waho.

II. TUJUAN

Tujuan Umum

Menilai angka kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Waho

Tujuan Khusus

- Menilai angka kejadian frambusia di wilayah kerja Puskesmas Waho


berdasarkan Umur
- Menilai angka kejadian frambusia di wilayah perka Puskesmas Waho
menurut Jenis kelamin
- Menilai angka kejadian frambusia di Puskesmas Waho berdasarkan
pemeriksaan RDT

III. JENIS KEGIATAN


Frambusia

IV. SASARAN
Sasaran pada kegiatan frambusia ini adalah anak usia 1-5 tahun yang berada di
seluruh desa Distrik Kambrauw.

V. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN :


Kegiatan frambusia ini dilaksanakan 1 kali dalam 1 bulan waktu dan tempat
sebagai berikut:

No Kegiatan Jul Ags Sep Okt Nov Des


1. Frambusia √

1. Tempat : Seluruh desa yang ada di Distrik Kambrauw


2. Waktu : Dimulai jam 09.00 sampai selesai

VI. PENANGGUNG JAWAB

Adapun penanggung jawab Frambusia ini adalah Herman Amd.kep dan memiliki
3 Anggota diantaranya.

1. Dokter umum
2. Kepala Puskesmas
3. Analis

VII. DESKRIPSI KEGIATAN

Pemeriksaan Frambusia dilaksanakan pada bulan oktober dimulai jam 09.00


WITA sampai selesai,Pada anak usia 1-5 tahun dan dilakukan di seluruh desa.

Skema pelaksanaan kegiatan Pemeriksaan Frambusia:

1. Meja 1 : Pendaftaran
Di meja ini. Petugas mencatan nama anak dan usia kelahiran hingga nama Kepala
kerluarga yang bertanggung jawab terhadap anak yang akan dilakukan
pemeriksaan.
2. Meja2 :Pemeriksaan Fisik anak, untuk menilai ada tidaknya gambaran luka
koreng yang disebabkan bukan karena cedera.
3. Meja 3 : Pemeriksaan Laboratorium (RDT)

VIII. HASIL
Data hasil pengambilan sempel Frambusia Piskesmas Waho

70

60

50 Waho
Wamesa
40 Kooy
Bahumia
30
Werafuta

20 Ubia
Rauna
10

0
Data Real Cakupan Data Hasil

Dari tabel diatas didapatkan hasil Puskesmas Waho, Kampung Waho data real 66
anak, data cakupan 46 anak sedangkan data hasil yang didapatkan dilapangan adalah 50 anak.
Kampung Wamesa dara real 31 anak. Cakupan 20 anak sedangkan data hasil yang ditemukan
dilapangan berjumlah 21 anak. Kampung Kooy data real berjumlah 56 anak, cakupan 35
anak, sedangkan data hasil yang ditemukan dilapangan berjumlah 33 anak. Kampung
Bahumia data real berjumlah 41 anak, cakupan 25 anak sedangkan data hasil yang ditemukan
dilapangan berjumlah 26 anak. Kampung Ubia data real berjumlah 66 anak, cakupan 33 anak,
sedangkan data hasil yang ditemukan dilapangan berjumlah 31, kampung Werafuta data real
berjumlah 41 anak, cakupan 35 anak sedangkan data hasil yang ditemukan dilapangan
berjumlah 32 anak. Kampung Rauna data Rill 37, cakupan 25 orang, data hasil 33orang.
Yang sudah mencapai target hanyalah kampung Waho, Wamesa dan Rauna.

Kampung Waho

Bagan 1.2 Hasil Pengambilan sempel Kampung Waho Berdasarkan Umur


Berdasarkan Umur
30
20 0-1 tahun
10 2-3 tahun
0 4-5 tahun
0-1 tahun 2-3 tahun 4-5 tahun

Dari tabel diatas dijelaskan bahwa umur terbanyak yang diambil sempel adalah usia
2-3 tahun. Yaitu berjumlah 21 orang, umur 0-1 tahun berjumlah 9 orang dan umur 4-5 tahun
berjumlah 19 orang. Dimana sesuai dengan data balita yang ada di kampung waho terbanyak
umur 2-3 tahun

Bagan 1.3. Hasil Pengambilan Sempel Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
40

20 Laki-laki
Perempuan
0
Laki-laki Perempuan

Dari tabel diatas didapatkan hasil jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari jenis
kelamin perempuan yaitu laki-laki berjumlah 28 orang dan perempuan berjumlah 22 orang.

Tabel 1.4 Hasil RDT Kampung Waho

60

40
(+)
20
(-)
0
RDT

Dari tabel diatas pada Kampung Waho seluruh anak yang ambil sempelnya untuk
pemeriksaan didapatkan hasil negatif yaitu berjumlah 50 orang dan positif berjumlah 0 orang.

Kampung Wamesa

Tabel 1.5 Data Pengambilan Sempel Kampung Wamesa Berdasarkan Umur


Berdasarkan Umur
15
10 0-1 tahun

5 2-3 tahun

0 4-5 tahun
0-1 tahun 2-3 tahun 4-5 tahun

Dari data tabel diatas didapatkan umur 0-1 tahun berjumlah 4 anak, 2-3 tahun
berjumlah 10 anak dan umur 4-5 tahun berjumlah 7 anak.

Tabel 1.6 Data Pengambilan sempel Kampung Wamesa Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
20
10 Laki-laki

0 Perempuan
Laki-laki Perempuan

Dari tabel diatas didapatkan hasil laki-laki berjumlah 13 anak dan perempuan
berjumlah 8 anak.

Tabel 1.7 Hasil RDT Kampung Wamesa


25
20
15
Positif
10
Negatif
5
0
RDT

Dari Tabel diatas didapatkan hasil Negatif untuk semua anak yang diambil
sempelnya. Tidak ada anak yang positif di kampung Wamesa.

Kampung Kooy

Tabel 1.8 Data Pengambilan Sempel Kampung Kooy Berdasarkan Umur


Berdasarkan Umur
15
10 0-1 tahun
5 2-3 tahun
0 4-5 tahun
0-1 tahun 2-3 tahun 4-5 tahun

Dari tabel diatas didapatkan hasil anak umur 0-1 tahun berjumlah 10 anak, umur 2-3
tahun berjumlah 13 anak dan 4-5 tahun berjumlah 10 anak.

Tabel 1.9 Data Pengambilan Sempel Kampung Kooy Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
18
17
Laki-laki
16
Perempuan
15
Laki-laki Perempuan

Dari tabel diatas didapatkan hasil perempuan berjumlah 17 anak dan laki-laki
berjumlah 16 anak.

Tabel 1.10 RDT Kampung Kooy

40

20 Positif
Negatif
0
RDT

Dari Tabel diatas didapatkan hasil Negatif untuk semua anak yang diambil
sempelnya. Tidak ada anak yang positif di kampung Kooy.

Kampung Bahumia

Tabel 1.11.Data Pengambilan Sempel Kampung Bahumia Berdasarkan Umur


Berdasarkan Umur
20
0-1 tahun
10
2-3 tahun
0 4-5 tahun
0-1 tahun 2-3 tahun 4-5 tahun

Dari tabel diatas didapatkan hasil, anak yang diambil sempelnya usia 0-1 tahun
berjumlah 2 anak, umur 2-3 tahun berjumlah 15 anak, dan umur 4-5 tahun berjumlah 9 anak.

Tabel 1.12 Data Pengambilan Sempel Kampung Bahumia Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
20
10 Laki-laki
0 Perempuan
Laki-laki Perempuan

Dati tabel diatas didapatkan laki-laki berjumlah 18 anak dan perempuan berjumlah 8
Anak.

Tabel 1.13. RDT Kampung Bahumia

30

20
Positif
10 Negatif
0
RDT

Dari Tabel diatas didapatkan hasil Negatif untuk semua anak yang diambil
sempelnya. Tidak ada anak yang positif di kampung Bahumia.

Kampung Ubia

Tabel 1.14. Data Pengambilan Sempel Kampung Ubia Berdasarkan Umur


Berdasarkan Umur
20
0-1 tahun
10
2-3 tahun
0
4-5 tahun
0-1 tahun 2-3 tahun 4-5 tahun

Dari tabel diatas didapatkan hasil umur 0-1 tahun berjumlah 8 anak, umur 2-3
tahun berjumlah 11 anak dan umur 4-5 tahun berjumlah 12 anak.

Tabel 1.15. Data Pengambilan sampel Kampung Ubia Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
20
Laki-laki
0 Perempuan
Laki-laki Perempuan

Dari tabel diatas didapatkan hasil jenis kelamin laki-laki berjumlah 17 anak dan jenis
kelamin perempuan berjumlah 14 anak.

Tabel 1.16 RDT Kampung Ubia

40

30

20 Positif

10 Negatif

0
RDT

Dari Tabel diatas didapatkan hasil Negatif untuk semua anak yang diambil
sempelnya. Tidak ada anak yang positif di kampung Ubia.

Kampung Werafuta

Tabel 1.17 Data Pengambilan Sempel Kampung Werafuta Berdasarkan Umur


Berdasarkan Umur
20
15
0-1 tahun
10
2-3 tahun
5
4-5 tahun
0
0-1 tahun 2-3 tahun 4-5 tahun

Dari tabel diatas didapatkan hasil anak umur 0-1 tahun berjumlah 5 anak, umur 2-3
tahun berjumlah 12 anak, umur 4-5 tahun berjumlah 15 tahun.

Tabel 1.18 Data Pengambilan Sempel Kampung Werafuta Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
20

10 Laki-laki
Perempuan
0
Laki-laki Perempuan

Dari tabel diatas didapatkan jumlah jenis kelamin laki-laki berjumlah 18 anak,
perempuan berjumlah 14 anak.

Tabel 1.19 RDT Kampung Werafuta

50
Positif
0 Negatif
RDT

Dari Tabel diatas didapatkan hasil Negatif untuk semua anak yang diambil
sempelnya. Tidak ada anak yang positif di kampung Werafuta.

Kampung Rauna

Tabel 1.20 Data Pengambilan Sempel Kampung Rauna Berdasarkan Umur


Berdasarkan Umur
20
15
0-1 tahun
10
2-3 tahun
5
4-5 tahun
0
0-1 tahun 2-3 tahun 4-5 tahun

Dari tabel diatas didapatkan hasil anak umur 0-1 tahun berjumlah 2 anak, umur 2-3
tahun berjumlah 15 anak, umur 4-5 tahun berjumlah 16 tahun.

Tabel 1.21. Data Pengambilan Sampel Kampung Rauna Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
25
20
15
Laki-laki
10
Perempuan
5
0
Laki-laki Perempuan

Dari tabel diatas didapatkan jumlah jenis kelamin laki-laki berjumlah 22 anak,
perempuan berjumlah 11 anak.

Tabel 1.22 RDT Kampung Rauna

RDT
50

RDT
0
Negatif Positif

Dari Tabel diatas didapatkan hasil Negatif untuk semua anak yang diambil
sempelnya. Tidak ada anak yang positif di kampung Rauna.

PEMERNTAH KABUPATEN KAIMANA


DINAS KESEHATAN KABUPATEN KAIMANA
UPTD PUSKESMAS WAHO
JL.SINAKOKA RT 01 KAMPUNG WAHO, DISTRIK KAMBRAUW
LAPORAN FRAMBUSIA BULAN OKTOBER TAHUN 2018

RD Jenis Kelamin % Tercapai % Tercapai


Desa/Kam Data Data RDT
No Cakupan T Laki- Perempuan berdasarkan berdasarkan
pung Rill Hasil (-)
(+) laki Data Rill data Cakupan
1. Waho 66 46 50 - 50 28 22 75,8% 108%
2. Wamesa 31 20 21 - 21 13 8 67,7% 105%
3. Kooy 56 35 33 - 33 16 17 59% 94,28%
4. Bahumia 41 25 26 - 26 18 8 63,4% 104%
5. Ubia 66 33 31 - 31 17 14 47% 93,93%
6. Werafuta 41 35 32 - 32 18 14 78% 91,42%
7. Rauna 37 25 33 - 33 22 11 89% 132%
Total 338 219 226 0 226 110 83 66,9% 103,2%

Mengetahui

Kepala UPTD Puskesmas Waho Yang Membuat Laporam


Pemegang Program

La Joni AMK Herman, AMK


NIP. 19790416 199903 1 005 NIP. 19890312 201104 1 002

IX. KESIMPULAN

Hasil kegiatan Frambusia dapat disimpulkan bahwa dari total 219 cakupan yang
terdaftar di wilayah kerja Puskesmas Waho, pada pemeriksaan hanya didapatkan 193 anak
yang dilakukan pengambilan sempel, hal ini disebabkan karena belum adanya pertemuan
dengan aparat kampung sebelumnya, sehingga masyarakat tidak mengetahui informasi, dan
lebih banyak berada di kebun dari pada di kampung.

Dari hasil pengambilan sempel didapatkan Kampung waho berjumlah 50 anak,


wamesa 21 anak, kooy 33 anak, bahumia 26, ubia 31 dan werafuta berjumlah 32 anak dan
Rauna berjumlah 33 anak

X. SARAN

Memberikan sosialisasi sebelumnya kepada petugas pustu agar dapat menyampaikan


informasi kepada kader dan masyarakat sehingga ketika dilakukan pengambilan sempel
masyarakat berada di kampung.
Dokumentasi Kegiatan
LAPORAN FRAMBUSIA PUSKESMAS WAHO

TAHUN 2018

PEMERINTAH KABUPATEN KAIMANA


DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS WAHO


Jalan Sinakoka RT 01 Kampung Waho, Distrik Kambrauw

Anda mungkin juga menyukai