Anda di halaman 1dari 21

BAB I

BOR

1.1 Bor
Mata bor adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk
membuat lubang pada benda pejal. Dalam membuat diameter lubang bor dapat
disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu tergantung dari diameter mata bor yang
digunakan. Pembubutan drilling, yaitu pembubutan dengan menggunakan alat
potong yang berupa mata bor (drill), untuk pembuatan lubang pada benda
kerja.
1.2 Jenis Bor
1. Centre Drill
Bor senter adalah salahsatu alat potong pada mesin bubut yang
berfungsi untuk membuat lubang senter pada ujung permukaan benda
kerja. Jenis bor senter ada tiga yaitu; bor senter tipe standar (standar
centre driil/ plain type centre drill), bor senter tipe bell (bell type centre
drill), bor senter tipe safety (safety type centre drill) dan bor senter tipe
radius (radius form centre drill).

1
2. Bor tangkai lurus
Mata bor tangkai lurus yang pengikatanya pada saat melakukan
pengeboran pada mesin bubut menggunakan cekam bor (drill chuck).

3. Bor tangkai tirus


Mata bor tangkai tirus yang pengikaatannya pada saat melakukan
pengeboran pada mesin bubut langsung dimasukan pada lubang tirus
yang ada di kepala lepas.

2
4. Mata bor berdasarkan spiral
Apabila dilihat spiralnya mata bor terbagi menjadi tiga yaitu,
pertama: mata bor spiral normal/ normal spiral drill digunakan untuk
mengebor baja lunak, kedua: mata bor spiral panjang/ slow spiral drill
digunakan untuk mengebor baja keras dan ketiga: mata bor spiral
pendek/ quick spiral drill digunakan untuk mengebor baja liat.
5. Konterbor
Konterbor (counterbor) adalah salah satu alat potong pada mesin
bubut yang berfungsi untuk membuat lubang bertingkat. Jenis alat ini
apabila dilihat dari tangkainya terbagi menjadi dua yaitu konterbor
tangkai lurus dan konterbor tangkai tirus.
Apabila dilihat dari sisi ujung mata sayatnya, alat ini juga terbagi
menjadi dua yaitu, konterbor dengan pengarah (Gambar 2.29) dan
konterbor tanpa pengarah (Gambar 2.30). Hasil pembuatan lubang
konterbor pada mesin bubut dapat dilihat pada (Gambar 2.31).

1.3 Fungsi Bor

Mata bor merupakan suatu alat yang berfungsi untuk membuat lubang pada
kayu, plastik, dinding, besi, logam dan kaca. Banyak sekali jenis dan ukuran
lubang yang dapat dibuat dengan mesin bor, beda jenis beda pula fungsinya.
Maka dari itu kita perlu menggunakan mata bor yang tidak hanya bagus tetapi
bisa melubangi dasar apapun baik itu besi, kayu, beton dengan cepat dan
mudah.

3
1.4 Cara Penggunaan

1. Cermati gambar kerja pengeboran, khususnya pada ukuran, suaian yang


dipersyaratkan dan kualitas permukaan yang diinginkan. Pastikan
pencekaman benda kerja kuat dan center. Posisi benda kerja yang oleng
akan mengakibatkan diameter lubang yang dihasilkan menjadi lebih besar
dari diameter mata bor yang digunakan, sehingga ukuran menjadi tidak
presisi. Secara umum sebelum dilakukan pengeboran, sebaiknya
penampang benda kerja dibubut muka terlebih dahulu.
2. Pastikan pencekaman mata bor pada chuck bor juga terikat dengan kencang.
Hal ini untuk mencegah agar mata bor tidak ikut berputar saat digunakan
melakukan proses pengeboran.
3. Pembubutan pengeboran sebaiknya dilakukan secara bertahap. Tahap
pengeboran sangat disarankan untuk mengawali menggunakan bor center
terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan menggunakan mata bor dengan
diameter yang lebih kecil. Setelah itu baru menggunakan mata bor dengan
diameter yang lebih besar. Apabila diperlukan dapat dilakukan finishing
menggunakan reamer.
4. Penyayatan kedalaman lubang dengan memutar eretan kepala lepas searah
jarum jam. Untuk mengontrol penyayatan sebaiknya memanfaatkan skala
nonius yang ada di eretan kepala lepas, sebelumnya diatur terlebih dahulu
titik nol agar ukuran kedalaman lubang dapat tercapai dengan tepat. Putaran
benda kerja ditentukan berdasarkan rumus perhitungan putaran
sebagaimana dijelaskan pada bagian parameter pemesinan, dimana diamter
yang dimaksud adalah diameter mata bor yang digunakan atau diameter
lubang yang dikerjakan.
5. Sebaiknya diberikan cairan pendingin selama proses pengeboran dilakukan
agar panas akibat gesekan yang terjadi dapat diminimalkan. Sehingga benda
kerja tidak berubah sifat mekanisnya.

4
BAB II

REAMER

2.1 Bagian Reamer

Tangkai : Adalah bagian dari peluas yang dicekam.

Badan : Adalah bagian dari peluas yang mempunyai beberapa pisau dengan
alur diantaranya alur yang mungkin lurus dan sepiral.

Pengarah berguna untuk :

 Memelihara ukuran yang tetap.


 Memperhalus Permukaan.
 Memberi ukuran yang baik.

Kepala : Adala bagian yang memotong dalam perluasan

5
2.2 Jenis Reamer
1. Reamer Tangan
Sebuah alat untuk membesarkan lubang tangan yang lebih
lancip lagi atau memimpin (seperti mata bor) di depan dari pada
membesarkan lubang mesin. Hal ini untuk mengimbangi kesulitan untuk
memulai sebuah lubang dengan kekuatan tangan saja. Hal ini juga
memungkinkan alat untuk membesarkan lubang untuk memulai lurus
atau spiral dan mengurangi resiko kerusakan.
2. Reamer Mesin
Rimer mesin adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang
berfungsi untuk memperhalus dan memperbesar lubang dengan toleransi
dan suaian khusus sesuai tuntutan pekerjaan, yang prosesnya benda kerja
sebelumnyadibuat lubang terlebih dahulu.
Apabila dilihat dari fungsinya rimer mesin terbagi menjadi tiga yaitu,
reamer mesin untuk lubang pin, reamer untuk luang lurus dan reamer
untuk lubang tirus.
a. Rimer Mesin Untuk Lubang Pin
Rimer mesin untuk lubang pin apabila dilihat dari bentuk mata
sayatnya terbagi menjadi tiga yaitu, reamer pin tirus mata sayat lurus,
reamer pin tirus mata sayat spiral, dan reamer pin tirus mata sayat helik.
Rimer jenis ini berfungsi untuk membuat lubang pin tirus, yang memilki
ketirusan standar.
b. Rimer mesin untuk lubang lurus
Rimer mesin untuk lubang lubang lurus apabila dilihat dari tangkainya
terbagi menjadi dua yaitu, reamer lurus tangkai lurus, dan rimer lurus
tangkai tirus. Rimer jenis ini berfungsi untuk membuat lubang lurus yang
memilki toleransi dan suaian khusus.
c. Rimer mesin untuk lubang tirus
Rimer mesin untuk lubang tirus apabila dilihat dari fungsinya terbagi
menjadi dua yaitu, rimer tirus untuk pengasaran dan reamer tirus untuk
finising. Rimer jenis ini berfungsi untuk membuat lubang tirus standar,

6
misalnya tirus standar morse (taper morse - MT) yaitu mulai dari MT 1 s.d
6.
2.3 Fungsi Reamer
Berfungsi untuk memperluas lubang. Lubang hasil pengeboran
kadang-kadang hasilnya masih kasar atau saat hendak dimasukkan batang
atau benda pasangannya tidak cukup longgar (sesak), maka untuk
mengatasi hal seperti ini diperlukan adanya perluasan lubang
menggunakan alat reamer.Untuk mendapatkan ukuran yang pas maka
pekerja sebaiknya mengebor dengan ukuran 0,1 – 0,5 mm lebih kecil dari
diameter lubang yang telah ditentukan kemudian diperluas
menggunakan reamer.

2.4 Cara Penggunaan Reamer

Untuk mendapatkan lubang ketelitian yang tinggi dan permukaan yang


halus harus diperhatikan ukuran dalam atau diameter dalam waktu pengeboran.

1. Persink

2. Setelah dibor dengan ukuran yang sudah ditentukan, lubang harus sepusat
dengan sepindel mesin.

3. Pemasangan Peluas

 Pilih Peluas yang benar – benar baik

 Periksa sisi potong dan sisi melingkarnya

 tangkai dan lubang tirus pada spindel mesin/cak

 Lubang harus sepusat dengan sumbu spindel mesin

 Pasang peluas

 Putar spindel mesin dan periksa bahwa peluas tidak goyang.

4. Mengatur Kecepatan Potong.

7
5. Peluasan.

BAB III

8
ULIR

3.1 Definisi Ulir

Pengertian ulir (thread) adalah alur-alur yang melilit pada sebuat batang
baja / poros dengan ukuran tertentu. Ulir pada baut, dengan struktur spiral nya,
berfungsi untuk mengencangkan benda dengan mengubah gerakan rotary
menjadi linear. Jika dilihat dari bentuknya drat dapat dibedakan dengan sebutan
Male Thread (Ulir/drat luar) dan Female Thread (ulir/drat dalam).

3.2 Bagian Ulir

1. Pitch (p) adalah jarak antara titik puncak ulir yang memiliki spasi
seragam diukur sejajar dengan sumbu.
2. Diameter mayor (d), adalah diameter terluar dari ulir.
3. Diameter minor (dr atau d1), adalah diameter terkecil dari ulir.

9
4. Pitch diameter (dm atau d2), adalah diameter imaginer dimana
lebar dan tinggi alur sama besar.
5. Root adalah bagian dasar ulir.
6. Crest adalah bagian atas/puncak ulir.
7. Thread angle adalah sudut ulir diantara crest.
8. Depth– perpendicular distance from crest to root
9. Lead (kisar) adalah jarak ulir satu putaran diukur sejajar terhadap
sumbu. Lead sama dengan dua kali pitch pada ulir double atau 3 kali
pitch pada ulir triple

3.3 Jenis Ulir Berdasarkan Standar

1. Ulir Whitworth / Whitworth Standart Thread

Merupakan ulir segitiga dengan sudut puncak 55° dan keseluruhan dimensi
dalam satuan british (inchi). Simbol dari ulir ini adalah "W", contohnya W
⅜" x 20 TPI adalah ulir whitworth dengan diameter ⅜" dan terdapat 20
Thread per Inch (jumlah puncak ulir tiap jarak 1 inchi)

2. Ulir Metris / Metric Standart Thread


Merupakan ulir segitiga dengan sudut puncak 60° dan keseluruhan dimensi
dalam satuan metris. Simbol dari ulir ini adalah "M" contohnya M8 x 1,25
adalah ulir metris dengan diameter 8 mm dan pitch 1,25 mm

10
3. BSPP Connections
Tipe ulir Paralel adalah BSPP (British Standard Pipe Parallel Thread), dan
disebut juga BSPF / BSPM (British Standard Pipe Fitting / British Standard
Pipe Mechanical Thread). Dinotasikan dengan huruf G.

3.4 Jenis Ulir Berdasarkan Bentuk

Berdasarka bentuknya ulir dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai


berikut:

1. Ulir Seitiga
2. Ulir Segiempat
3. Ulir Trapesium
4. Ulir Acme
5. Ulir Bulat
6. Ulir Bola
7. Ulir Tanduk

11
BAB IV

TAP

4.1 Definisi Tap

Tap adalah suatu alat potong yang dapat digunakan untuk membuat ulir
dalam baik secara manual dengan menggunakan tangan maupun dengan
menggunakan mesin. Selain untuk membuat ulir dalam yang baru, tap dapat
juga digunakan untuk memperbaiki ulir dalam yang rusak, serta memperbesar
ulir dalam yang sudah ada, dimana ulir dalam tersebut mengalami kerusakan
yang parah atau ulir lama tersebut sudah gundul.

4.2 Bagian Tap

12
Tap terdiri dari tangkai bulat, badan dan
camfer. Pada bagian badan tap terdapat ulir-ulir
pemotong, di mana pada bagian ujung badan tap
dibuat tirus (chamfer), dengan panjang camfer
berkisar antara 1 - 10 ulir dan besarnya sudut camfer
( chamfer angle) bervariasai sesuai dengan jenis tap.
Galur atau flute dari tap berfungsi sebagai
saluran penampung tatal (beram) dan saluran bagi
minyak pemotong sehingga minyak pemotong dapat
mencapai sisi-sisi pemotong dari tap.
Tangkai tap terdiri dari bagian yang bulat dan
ujung tangkai tap yang dibuat berbentuk persegi
dengan maksud agar sewaktu tap dipegang/dijepit dengan pemegang tap, maka
ujung tangkai tap akan terjepit dengan kuat di dalam pemegang tap.

Ada dua jenis pemegang tap yang banyak digunakan, yaitu pemegang tap-
T (Tee handle tap wrench) dan pemegang tap lurus (straight tap wrench).
Pemegang tap-T terdiri dari lengan, badan dan cekam. Pada bagian badan
pemegang tap-T terdapat tiga buah belahan atau celah yang memanjang dan di
sekitar bagian tengah badan dari pemegang tap-T terdapat ulir di mana cekam
yang memiliki ulir dalam dipasang pada badan pemegang tap - T ini. Pada
pemakaiannya ujung tangkai tap dimasukkan ke dalam lubang belahan
pemegang tap-T, kemudian cekam diputarkan sehingga ujung tap dijepit oleh
belahan pemegang tap-T tersebut yang diketatkan oleh cekam.

Sementara pemegang tap lurus terdiri dari lengan, rumah, rahang gerak
dan rahang tetap. Rahang gerak dapat digerakkan atau digeserkan dengan cara
memutarkan lengan pemutar. Pada pemakaiannya, ujung tap dimasukkan ke

13
dalam rahang yang ujung-ujungnya biasanya berbentuk cowakan V. Kemudian
lengan pemutar pemegang tap ini diputarkan sehingga rahang gerak akan
bergeser dan akan menjepit ujung tap di antara rahang gerak dan rahang tetap.

4.3 Fungsi Tap

Tap adalah untuk membuat ulir dalam (mur), tap dapat juga digunakan
untuk memperbaiki ulir dalam yang rusak, serta memperbesar ulir dalam yang
sudah ada, dimana ulir dalam tersebut mengalami kerusakan yang parah atau
ulir lama tersebut sudah gundul.

4.4 Cara Penggunaan Tap

Sebelum melakukan pengetapan, benda kerja harus dibor terlebih


dahulu dengan ukuran diameter bor tertentu. Penentuan diameter lubang bor
untuk tap ditentukan dengan rumus:

D = D’– K

Dimana :

D = Diameter bor, satuan dalam mm/inchi

D = Diameter nominal ulir, satuan dalam mm/inchi

K = Kisar (gang).

Setelah dibor, kemudian kedua bibir lubang dicamfer dengan bor


persing di mana kedalamannya mengikuti standar cemper mur.Bentuk standar
mur dan baut untuk bermacam-macan jenis sudah ditentukan secara
internasional dan ini dapat ditemukan dalam buku gambar teknik mesin atau
tabel-tabel mur/baut.

Urutan pengetapan

1. Buatlah lubang pada benda kerja

2. Pilih dan ambil mata tap serta pasangkan pada tangkainya

14
3. Mulailah melakukan pengetapan dengan urutan pertama. yaitu tap no.1
(Intermediate tap) kemudian dilanjutkan dengan tap no. 2 (Tapper tap) untuk
pembentukan ulir,dan terakhir tap no. 3 (Botoming tap) dipergunakan untuk
penyelesaian

Sebelum mengetap berikan sedikit pelumas pada tap, kemudian pastikan


bahwa tap enar-benar tegak lurus terhadap benda kerja. Putar tap secara
perlahan searah jarum jam. Pemutaran tap hendaknya dilakukan ±270o maju
searah jarum jam, kemudian diputar mundur ±90o berlawanan arah jarum
jamdengan tujuan untuk memotong tatal, selanjutnya kembalikan pada posisi
awal dan putar lagi ±270o maju searah jarum jam dan mundur lagi
90o berlawanan arah jarum jam, demikian seterusnya sampai selesai.

15
BAB V

SNEY

5.1 Definisi Sney

Sney adalah suatu alat potong yang dapat digunakan untuk membuat
ulir luar baik secara manual dengan menggunakan tangan maupun dengan
menggunakan mesin. Selain untuk membuat ulir luar yang baru, sney dapat
juga digunakan untuk memperbaiki ulir luar yang rusak, serta memperbesar
ulir luar yang sudah ada, dimana ulir luar tersebut mengalami kerusakan yang
parah atau ulir lama tersebut sudah gundul.

5.2 Bagian – Bagian Sney

5.3 Fungsi Sney

Sney adalah untuk membuat ulir luar (baut), sney dapat juga digunakan
untuk memperbaiki ulir dalam yang rusak, serta memperbesar ulir dalam yang
sudah ada, dimana ulir dalam tersebut mengalami kerusakan yang parah atau
ulir lama tersebut sudah gundul.

5.4 Cara Penggunaan Sney

16
Harap diperhatikan jika ukuran diameter benda kerja akan bertolak
belakang dengan pengetapan. Jika pada pengetapan berlaku rumus Diameter
lubang D= D’- k, maka pada penyenaian rumus diameter luar adalah D= D’+
k

1. Memasang senai pada tangkai senai.

 mengendorkan sekrup pengunci pada batang senai.

 memasukkan senai pada batang, tanda ukuran berada di atas, samapi


senai terkunci oleh sekrup pengunci.

 mengencangkan sekrup pengunci.

2. Melumasi gigi senai dengan pelumas.

Memulai penyenaian.

 menempatkan senai pada ujung benda kerja yang telah dichamper.

 memberikan tekanan yang seimbang pada kedua ujung tangkai saat


senai diputar searah putaran jarum jam.

3. Memeriksa kelurusan setelah dua atau tiga kali putaran batang.

 perhatikan senai dan benda kerja harus tegak lurus.

 memperbaiki setiap ketidak lurusan dengan memberikan tekanan yang


lebih besar pada sisi batang yang lebih tinggi.

4. Melanjutkan penguliran benda kerja.

 Memberikan sedikit pelumas pada ulir setelah tangkai diputar dua atau
tiga kali putaran.

17
BAB VI

LAPORAN PRAKTEK

6.1 Langkah Persiapan

Sebelum melakukan pekerjaan alignment sediakanlah safety tools


guna menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan. Adapun langkah-
langkah kerja untuk melakukan alignment adalah:

1. Persiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan


2. Membaca gambar kerja
3. Gunakan peralatan sesuai pada tempatnya
4. Periksa setiap bagian poros, puli, chack dan sabuk penggerak padasaat
motor sebelum bekerja maupun sedang bekerja.
5. Lakukan pengukuran untuk menentukan ketegak lurusan, kebulatan
menggunakan dial indicator.
6. Lakukan pemeriksaan kebengkokan pada chack / pencekam,Gunakan
dial indicator.
7. Periksa setiap eretan, apakah terjadi gesekan antara eretan dan
kedudukan eretan.
8. Lumasi oli / pelumas pada bagian – bagian yang terjadi gesekan.
9. Lakukan penyetelan / nglepel pada kedudukan mesin agar terjadi
keseimbangan.
10. Menghitung kecepatan putaran mesin

Vc=(π.d.n)/1000 n=(Vc.1000)/πd

18
Ket:

Vc: Kecepatan potong

n: Putaran Mesin (RPM)

d: Diameter Benda Kerja

6.2 Peralatan yang digunakan

1. Jangka sorong
2. kunci chuck
3. Mata Bor
4. Pahat Ulir Luar dan Dalam
5. Kunci L
6. Kunci tool holder
7. Tool holder
8. Kunci Toll Post
9. Pahat
10. Kuas
11. Senter
12. Chuck Drill
13. Kaca Mata

19
6.3 Proses Pembubutan bahan drill chuck gambar 1

1. Facing (Muka).
2. Membuat lubang center drill.
3. Membubut memanjang 25 x diameter 43.
4. Bor tembus 43 x diameter 16.
5. Bor tidak tembus 24 x diameter 32.
6. Membubut dalam diameter 35.
7. Champer 1 x 45°.
8. Membuat ulir M 36 x 1 (ulir kanan).
9. Facing ukuran 43.

6.4 Proses Pembubutan bahan drill chuck gambar 2

20
1. Facing.
2. Membuat lubang center drill.
3. Membubut memanjang rata 33,5 x diamter 43.
4. Membubut memanjang rata 10 x diameter 36.
5. Membuat celah 3 x diameter 34.
6. Membuat ulir M 36 x 1.
7. Balik benda kerja.
8. Membubut memanjang 10 x diameter 33.
9. Champer (2 x 45° dan 3 x 45°).
10. Bor Tembus 43,5 x diameter 22.
11. Bor tidak tembus 26,5 x diameter 30.
12. Bubut dalam 17 x diameter 23.
13. Facing 43,5.

21

Anda mungkin juga menyukai