DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
pemanfaatan sebagai fungsi dan kegiatan personalia secara efektif dan bijak dapat
mendukung pencapaian tujuan organisasi.
Unsur-Unsur Organisasi
1. Manusia (human factor), artinya organisasi baru ada jika ada unsur manusia
yang bekerja sama, ada pemimpin da nada yang di pimpin (bawahan)
2. Tempat kedudukan, artinya organisasi baru ada, jika ada tempat kedudukannya
3. Tujuan, artinya organisasi baru ada jika ada tujuan yang ingin di capai
4. Pekerjaan, artinya organisasi baru ada jika ada pekerjaan yang akan di kerjakan
serta adanya pembagian pekerjaan
5. Struktur, artinya organisasi baru ada jika ada hubungan dan kerja sama antara
manusia yang satu dengan yang lainnya
6. Teknologi, artinya organisai baru ada jika terdapat unsur teknis
7. Lingkungan, artinya organisasi baru ada jika ada lingkungan yang saling
mempengaruhi misalnya ada system kerjasama social.
B. Bentuk dan Prinsip Organisasi
1. Tipe-Tipe/Bentuk Organisasi
Bentuk organisasi ada lima, yaitu: organisasi lini, organisasi lini dan staf,
organisasi fungsional, organisasi lini, staf dan fungsional, dan organisasi komite.
a. Organisasi Lini
Organisasi lini ini di ciptakan oleh Henry Fayol dan biasanya organisasi ini
di pakai perusahaan-perusahaan kecil saja. Dalam organisasi lini ini pendelegasian
wewenang di lakukan secara vertical melalui garis terpendek dari seorang atasan
kepada bawahannya. Pelaporan tangggung jawab dari bawahan kepada atasannya
juga di lakukan melalui garis vertical yang terpendek. Perintah-perintah hanya di
berikan seorang atasan saja dan pelaporan tanggung jawab hanya kepada atasan
bersangkutan. Dalam tipe organisasi lini ini, kekuasaan berjalan secara langsung
dari atasan ke bawahan, langsung dari manajer kepada orang-orang, sampai setiap
orang tercakup di dalamnya. Perintah berasal dari atasan ke bawahan dalam garis
langsung. (Walters).
5
Direktur
1) Tujuan pribadi pucuk pimpinan dan tujuan organisasi seringkali tidak dapat di
bedakan
2) Ada kecendrungan dan kesempatan pucuk pimpinan untuk bertindak secara
otoriter/dictator
3) Maju/mundurnya organisasi bergantung kepada kecakapan pucuk pimpinan
saja, karena wewenang menetapkan keputusan, kebijaksanaan dan
pengendalian di pegang sendiri
4) Organisasi secara keseluruhan bergantung pada satu orang
5) Kaderilisasi dan pengembangan bawahan kurang mendapat perhatian karena
mereka tidak diikutsertakan dalam perencanaan, pengambilan keputusan dan
pengendalian
6) Rncana, keputusan, kebijaksanaan dan pengendalian relative kurang baik
karena adanya keterbatasan manusia
b. Organisasi fungsional
Organisasi fungsional adalah organisasi yang di susun berdasarkan sifat dan
macam pekerjaan yang harus di lakukan. Pada tipe organisasi fungsional ini
masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Pembagian
7
kerja di dasarkan pada spesialisasi yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya
mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan spesialisasinya. Direktur
utama mendelegasikan wewenang kepada para direktur dan para direktur ini
memerintahkan tugas/ spesialisasinya kepada pelaksananya. Dengan demikian
makna para bawahan akan mendapat perintah dari beberapa orang atasan yang
masing-masing hanya menguasai satu keahlian saja dan bertanggung jawab
sepenuhnya atas bidang masing-masing, jelasnya pelaksan/bawahan mempunyai
beberapa orang atasan langsungnya. F.W.Taylor yang menciptakan organisasi
fungsiuonal ini.
1) Para bawahan sering bingung, karena mendapat perintah dari beberapa orang
atasan
2) Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan karyawan
3) Para karyawan sulit mengadakan alih tugas akibat spesialisasi yang mendalam
kecuali mengikuti pelatihan terlebih dahulu
4) Karyawan terlalu mementingkan bidangnya sehingga koordinasi secara
menyeluruh sulit di lakukan
5) Sering timbul solidaritas kelompok yang berlebihan sehingga dapat
menimbulkan pengotak-ngotakan ikatan karyawan yang sempit
c. Organisasi lini dan staf
Organisasi lini dan staf ini pada dasarnya merupakan kombinasi dari
organisasi lini dan organisasi dan organisasi fungsional. Kombinasi ini di lakukan
dengan cara memanfaatkan kebaikan-kebaikan dan meniadakan keburukan-
keburukannya.
Asas kesatuan komando tetap di pertahankan dan pelimpahan wewenang
berlangsung secara vertical dari pucuk pimpinan kepada pimpinan di bawahnya.
Pucuk pimpinan tetap sepenuhnya yang berhak untuk menetapkan keputusan,
kebijaksanaan dan merealisasikan tujuan perusahaan.
Dalam membantu kelancaran tugas pimpinan ia mendapat ia mendapat
bantuan dari para staf. Tugas para staf hanya untuk memberikan bantuan, pemikiran
saran-saran, data, informasi dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan
pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan kebijaksanaannya.
Garis wewenang tetap berada pada pimpinan, sedangkan staf hanya
memiliki wewenang staf saja; di pakai atau tidaknya saran-saran data dan informasi
para staf, sepenuhnya tergantung pada pimpinan sendiri. Tipe organisasi lini dan
9
staf ini umumnya di gunakan untuk organisasi yang besar, daerah kerjanya luas dan
pekerjaannya banyak.
1) Pucuk pimpinannya hanya satu orang dan di bantu oleh para staf
2) Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf
3) Kesatuan perintah tetap di pertahankan
4) Organisasi besar
5) Hubungan antara atasan dan para bawahan tidak bersifat langsung
6) Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling kenal mengenal
7) Spesialisasi yang beraneka ragam di perlukan dan di gunakan secara optimal
e. Organisasi komite
Organisasi komite adalah suatu organisasi yang masing-masing anggotanya
mmempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi kmite
mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat pimpinan
“kolektif/presidium/plural e×ecutive” dan komite ini bersifat manajerial. Komite
dapat juga dapat bersifat formal atau informal; komite-komite ini dapat di bentuk
sebagai suatu bagian dari struktur organisasi formal, dengan tugas-tugas dan
wewenang yang di bagikan secara khusus.
Organisasi komite ini ada yang bersifat tetap dan ada juga yang bersifat
sementara. Organisasi komite yang bersifat tetap jika para anggotanya di tetapkan
berdasarkan fungsi/jabatan. Organisasi komite yang bersifat sementara jika para
anggotanya di tetapkan berdasarkan orangnya.
2. Prinsip Organisasi
Untuk terwujudnya suatu organisasi yang baik, efektif, efisien serte sesuai
dengan kebutuhan secara selektif harus di dasarkan pada asas-asas (prinsip-prinsip)
organisasi sebagai berikut:
a. Principle of organizational (asas tujuan organisasi)
Menurut asas ini tujuan organisasi harus jelas daan rasional, apakah
bertujuan untuk mendapatkan laba ataukah untuk memberikan pelayanan.
b. Principle of unity of objective (asas kesatuan tujuan)
Menurut asas ini di dalam suatu organisasi harus ada kesatuan tujuan yang
ingin di capai. Organisasi secara keseluruhan dan tiap-tiap bagiannya harus
berusaha untuk mencapai tujuan tersebut. Organisasi akan kacau jika tidak ada
kesatuan.
c. Principle of unity of command (asas kesatuan perintah)
Menurut asas ini hendaknya setiap bawahan menerima perintah ataupun
memberikan pertanggungjawaban hanya kepada satu orang atasan tetapi seorang
atasan dapat memerintah beberapa orang bawahan.
d. Principle of the span of management (asas rentang kendali)
Menurut asas ini seorang manajer hanya dapat memimpin secara efektif
sejumlah bawahan tertentu
e. Principle of delegation of authority (asas pendelegasian wewenang)
3) Perlu adanya suatu peraturan yang menyangkut hak dan kewajiban sesuai
dengan jabatan masing-masing
4) Organisasi perlu mempunyai prosedur dalam melaksanakan pekerjaan
5) Hubungan yang terjadi dalam organisasi bersifat impersonality
6) Promosi dan seleksi karyawan harus didasarkan pada kemampuan teknisi, baik
untuk karyawan operasional maupun pimpinan.
C. Hubungan Manajemen dan Organisasi
Organisasi sangat penting dalam manajemen, karena:
1) Organisasi adalah syarat utama adanya manajemen, tanpa organisasi
manajemen tidak ada.
2) Organisasi merupakan wadah dan alat pelaksanaan proses manajemen dalam
mencapai tujuan
3) Organisasi adalah tempat kerja sama formal dari sekelompok orang dalam
melakukan tugas-tugasnya
4) Organisasi merupakan tujuan yang ingin dicapai
Ali bin Abi Thalib r.a menggambarkan betapa kebatilan yang di organisasi
dengan rapi akan mengalahkan kebaikan yang tidak di organisasi dengan baik.
Intinya Ali bin Abi Thalib r.a ingin mendorong kaum muslimin agar jika melakukan
sesuatu yang hak, hendaknya di tata dan di susun dengan rapi agar tidak terkalahkan
oleh kebatilan yang di susun secara rapi. Dominasi kemungkaran sering kali terjadi,
bukan karena kuatnya kemungkaran itu, akan tetapi karena tidak rapinya kekuatan
hak.
15
D. Fungsi-Fungsi Manajemen
Manajemen oleh para penulis di bagi atas beberapa fungsi. Pembagian
fungsi-fungsi manajemen itu tujuannya adalah:
1) Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur
2) Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam
3) Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer
Perencanaan (Planning)
Pengorganisasian (Organizing)
Pengarahan
Adalah mengarahkan semua bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif
untuk mencapai tujuan (Drs. Malayu S.P. Hasibuan)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi merupakan suatu system yang terdiri dari sub-sistem atau
bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam melakukan
aktivitasnya. Aktiviktas ini bukanlah merupakan suatu kegiatan yang kontemporer
atau sesaat saja, akan tetapi merupakan kegiatan yang memiliki pola atau urut-
urutan yang dilakukan secara relative teratur dan berulang-ulang. Organisai dapat
di definisikan sebagai hubungan-hubungan yang terpolakan di antara orang-orang
berurusan dengan aktivias-aktivitas ketergantungan yang diarahkan pada suatu
tujuan tertentu.
Ali bin Abi Thalib r.a menggambarkan betapa kebatilan yang di organisasi
dengan rapi akan mengalahkan kebaikan yang tidak di organisasi dengan baik.
Intinya Ali bin Abi Thalib r.a ingin mendorong kaum muslimin agar jika melakukan
sesuatu yang hak, hendaknya di tata dan di susun dengan rapi agar tidak terkalahkan
oleh kebatilan yang di susun secara rapi. Dominasi kemungkaran sering kali terjadi,
bukan karena kuatnya kemungkaran itu, akan tetapi karena tidak rapinya kekuatan
hak.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. Malayu, S.P. Hasibuan. 2005. Organisasi & Motivasi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hafidhyddin, Didin dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Syariah dalam Praktik.
Jakarta: Gema Insani.
Handoko, T. Hani. 2009. Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Kenneth, N. Wekley. Ph. D. dan Gary A.Yuki. Ph. D. 2005. Perilaku Organisasi
dan Psikolog Personalia. Jakarta: Rineka Cipta.
Priyono. 2007. Pengantar Manajemen. Surabaya: Zifathama Publisher
Wijayanto, Dian. 2012. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Zakiyudin, Ais. 2013. Teori dan Praktik Manajemen. Jakarta: Mitra Wacana Media.