Anda di halaman 1dari 22

iii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii


BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………. 2
A. Gambaran Umum dan Definisi Organisasi…………………….. 2
B. Bentuk dan Prinsip Organisasi………………………………….. 4
C. Hubungan Manajemen dan Organisasi………………………… 14
D. Fungsi-Fungsi Manajemen……………………………………… 15
E. Tingkatan dan Tipe Manajer…………………………………… 16
BAB III PENUTUP……………………………………………………… 19
A. Kesimpulan………………………………………………………. 19
B. Saran……………………………………………………………… 20
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...... 21
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama masa hidupnya orang lebih banyak berada dalam saling


berhubungan dengan orang lain daripada menyendiri. Pada dasarnya rang tidak
mampu hidup sendiri, hampir sebagian besar tujuannya hanya dapat terpenuhi
apabila yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain. Organisasi merupakan
kumpulan orang-orang yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
tertentu. Kerja di bagi antara orang-orang tersebut dan kemudian di koordinasikan
untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi akan terus eksis melaksanakan
berbagai fungsinya lewat kegiatan-kegiatan yang terkoordinasi untuk mencapai
tujuan tertentu.

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan


bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen merupakan proses
mengkoordinir kegiatan pekerjaan secara efisien dan efektif, dengan dann melalui
orang lain. Manajemen tidak hanya mencakup kegiatan untuk mencapai dan
memenuhi sasaran organisasi, tetapi juga menjalankan kegiatan tersebuut dengan
seefisien mungkin. Pada dasarnya sewaktu manajer menjalankan pekerjaan mereka,
mereka akan selalu melakukan sejumlah perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, maupun pengendalian.

Pendekatan manajemen merupakan suatu keniscayaan, apalagi jika


dilakukan dalam suatu organisasi atau lembaga. Dengan organisasi yang rapi, akan
di capai hasil yang lebih baikdaripada yang di lakukan secara individual.
Kelembagaan itu akan berjalan dengan baik jika dilakukan dengan baik. Organisasi
apapun senantiasa membutuhkan manajemen yang baik.
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Definisi Organisasi


Organisasi merupakan suatu system yang terdiri dari sub-sistem atau
bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam melakukan
aktivitasnya. Aktiviktas ini bukanlah merupakan suatu kegiatan yang kontemporer
atau sesaat saja, akan tetapi merupakan kegiatan yang memiliki pola atau urut-
urutan yang dilakukan secara relative teratur dan berulang-ulang.
Organisai dapat di definisikan sebagai hubungan-hubungan yang terpolakan
di antara orang-orang berurusan dengan aktivias-aktivitas ketergantungan yang
diarahkan pada suatu tujuan tertentu.
Handoko (2000:6) mendefinisikan organisasi sebagai suatu proses
perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan dan pemeliharaan suatu
struktur atau pola-pola hubungan kerja dari orang-orang dalam suatu kelompook
kerja. Artinya organisasi juga merupakan kumpulan dari peranan, hubungan dan
tanggung jawab yang jelas dan tetap, paling tidak Hicks dalam Sutarto (1998:2)
berpendapat bahwa hamper setiap orang di pengaruhi secara mendalam oleh
kelompok. Melibatkan diri dalam beberapa macam kelompok atau organisasi
menempatkan kedudukan penting dari kehidupan kebanyakan orang. Artinya,
banyak keuntungan dapat di peroleh dari penyempurnaan antara individu-individu
dan kelompok. Sebagai contoh, berhasilnya suatu usaha sering tergantung dari
produktivitas perilaku para individu dalam kelompok kerja. Juga seseorang
pengusaha harus membagi keberhasilannya dengan para pelanggan, para pembeli
sumber dana, material, satuan organisasi pemerintah dan masyarakat umum.
Anthony (995:1) menjelaskan bahwa organisasi merupakan suatu kelmpok
manusia yang berinteraksi melalui berbagai kegiatan secara koordinasi untuk
mencapai tujuan, dimana pada dasarnya bahwa individu tidak dapat mencapai
tujuan secara sendiri-sendiri.
Pengertian organisasi seperti yang di kemukakan oleh beberapa tokoh di
bawah ini (Sutarto, 1998:22-23):
3

Organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang para individu atau


kelompok-kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang di perlukan untuk
melakukan tugas-tugas, sedemikian rupa memberikan saluran terbaik untuk
pemakaian yang efisien, sistematis, positif dan terkoordinasi dari usaha yang
tersedia.
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu
tujuan bersama, organisasi merupakan bantuan bagi manajemen. Ini mencakup
kewajiban-kewajiban merancang satuan-satuan organisasi pejabat yang harus
melakukan pekerjaan, menentukan fungsi-fungsi mereka dan merinci hubungan-
hubungan yang harus ada di antara satuan-satuan dan orang-orang. Organisasi
sebagai suatu aktivitas, sesungguhnya adalah cara kerja manajemen.
Organisasi sebagai fungsi manajemen (organisasi dalam pengertian
dinamis) adalah organisasi yang memberikan kemungkinan bagi manajemen dapat
bergerak dalam batas-batas tertentu. Organisasi dalam arti dinamis berarti
organisasi ini mengadakan pembagian kerja. (Drs.Soekarno K)
Organisasi adalah suatu system perserikatan formal, berstruktur dan
terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan
tertentu. (Drs. Malayu S.P. Hasibuan)
Organisasi adalah setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama. (James D Mooney). Organisasi adalah pembinaan hubungan
wewenang dan di maksudkan untuk mencapai koordinasi yang structural, baik
secara vertical maupun secara horizontal di antara posisi-posisi yang telah di serahi
tugas-tugas khusus yang di butuhkan untuk mencapai tujuan bersama.
(Koontz&O’Donnel).
Berdasarkan beberapa pengertian tentang organisasi yang telah di
kemukakan sebelumnya bahwasanya hakekat dari organisai itu adalah manusia dan
kerja sama dalam suatu struktur organisasi yang menciptakan pembagian tugas dan
jabatan serta meletakkan batas-batas kebebasan seseorang dalam organisasi. Untuk
itu Handoko (2000:5) mengatakan bahwa “pengakuan” terhadap pentingnya suatu
tenaga kerja dalam suatu organisasi. Hal itu dapat di artikan bahwa sumberdaya
manusia merupakan unsur yang vital bagi pencapaian tujuan organisasi, maka
4

pemanfaatan sebagai fungsi dan kegiatan personalia secara efektif dan bijak dapat
mendukung pencapaian tujuan organisasi.

Unsur-Unsur Organisasi

1. Manusia (human factor), artinya organisasi baru ada jika ada unsur manusia
yang bekerja sama, ada pemimpin da nada yang di pimpin (bawahan)
2. Tempat kedudukan, artinya organisasi baru ada, jika ada tempat kedudukannya
3. Tujuan, artinya organisasi baru ada jika ada tujuan yang ingin di capai
4. Pekerjaan, artinya organisasi baru ada jika ada pekerjaan yang akan di kerjakan
serta adanya pembagian pekerjaan
5. Struktur, artinya organisasi baru ada jika ada hubungan dan kerja sama antara
manusia yang satu dengan yang lainnya
6. Teknologi, artinya organisai baru ada jika terdapat unsur teknis
7. Lingkungan, artinya organisasi baru ada jika ada lingkungan yang saling
mempengaruhi misalnya ada system kerjasama social.
B. Bentuk dan Prinsip Organisasi
1. Tipe-Tipe/Bentuk Organisasi
Bentuk organisasi ada lima, yaitu: organisasi lini, organisasi lini dan staf,
organisasi fungsional, organisasi lini, staf dan fungsional, dan organisasi komite.
a. Organisasi Lini
Organisasi lini ini di ciptakan oleh Henry Fayol dan biasanya organisasi ini
di pakai perusahaan-perusahaan kecil saja. Dalam organisasi lini ini pendelegasian
wewenang di lakukan secara vertical melalui garis terpendek dari seorang atasan
kepada bawahannya. Pelaporan tangggung jawab dari bawahan kepada atasannya
juga di lakukan melalui garis vertical yang terpendek. Perintah-perintah hanya di
berikan seorang atasan saja dan pelaporan tanggung jawab hanya kepada atasan
bersangkutan. Dalam tipe organisasi lini ini, kekuasaan berjalan secara langsung
dari atasan ke bawahan, langsung dari manajer kepada orang-orang, sampai setiap
orang tercakup di dalamnya. Perintah berasal dari atasan ke bawahan dalam garis
langsung. (Walters).
5

Organisasi lini pada pokoknya adalah suatu bentuk organisasi yang di


dalamnya terdapat garis wewenang yang menghubungkan secara langsung antara
atasan dengan bawahan. Dari pucuk pimpinan sampai pada setiap orang yang
berada pada jabatan yang terendah, antara eselon yang satu dengan eselon yang
lainnya, masing-masing di hubungkan dengan suatu garis wewenang/garis perintah.
Ciri-ciri organisasi lini:
1) Organisasi relative kecil dan masih sederhana
2) Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung melalui garis
wewenang terpendek
3) Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan
4) Jumlah karyawan relative sedikit dan saling kenal mengenal
5) Tingkat spesialisasinya belum begitu tinggi dan alatalatnya tidak beraneka
macam
6) Pucuk pimpinan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan dan
kebijaksanaan dari organisasi
7) Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh
atas segala bidang pekerjaan yang ada dalam unitnya, artinya di samping
pekerjaan pokoknya,ia masih berkuasa dan bertanggung jawab pula dalam
tugas-tugas tambahan, seperti urusan kepegawaian, keuangan, administrasi dan
lain sebagainya.

Direktur

Kepala Bagian Produksi Kepala Bagian


Pemasaran

Pekerja A Pekerja B Pekerja C Pekerja D


6

Kebaikan organisasi lini


1) Kesatuan pimpinan dan asa kesatuan komando tetap di pertahankan sepenuhnya
2) Garis komando dan pengendalian tugas, tidak mungkin terjadi kesimpangsiuran
karena pimpinan langsung berhubungan dengan karyawan
3) Proses pengambilan keputusan, kebijaksanaan dan instruksi-instruksi berjalan
cepat tidak bertele-tele
4) Pengawasan melekat secara ketat terhadap kegiatan-kegiatan karyawan dapat di
laksanakan
5) Kedisiplinan dan semangat kerja karyawan umumnya baik
6) Kooordinasi relative mudah di laksanakan
7) Rasa solidaritas dan esprit de corp para karyawan pada umumnya tinggi, karena
masih saling kenal mengenal

Keburukan organisasi lini

1) Tujuan pribadi pucuk pimpinan dan tujuan organisasi seringkali tidak dapat di
bedakan
2) Ada kecendrungan dan kesempatan pucuk pimpinan untuk bertindak secara
otoriter/dictator
3) Maju/mundurnya organisasi bergantung kepada kecakapan pucuk pimpinan
saja, karena wewenang menetapkan keputusan, kebijaksanaan dan
pengendalian di pegang sendiri
4) Organisasi secara keseluruhan bergantung pada satu orang
5) Kaderilisasi dan pengembangan bawahan kurang mendapat perhatian karena
mereka tidak diikutsertakan dalam perencanaan, pengambilan keputusan dan
pengendalian
6) Rncana, keputusan, kebijaksanaan dan pengendalian relative kurang baik
karena adanya keterbatasan manusia
b. Organisasi fungsional
Organisasi fungsional adalah organisasi yang di susun berdasarkan sifat dan
macam pekerjaan yang harus di lakukan. Pada tipe organisasi fungsional ini
masalah pembagian kerja mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Pembagian
7

kerja di dasarkan pada spesialisasi yang sangat mendalam dan setiap pejabat hanya
mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan spesialisasinya. Direktur
utama mendelegasikan wewenang kepada para direktur dan para direktur ini
memerintahkan tugas/ spesialisasinya kepada pelaksananya. Dengan demikian
makna para bawahan akan mendapat perintah dari beberapa orang atasan yang
masing-masing hanya menguasai satu keahlian saja dan bertanggung jawab
sepenuhnya atas bidang masing-masing, jelasnya pelaksan/bawahan mempunyai
beberapa orang atasan langsungnya. F.W.Taylor yang menciptakan organisasi
fungsiuonal ini.

Ciri-ciri organisasi fungsional

1) Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat di bedakan


2) Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan
3) Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya
4) Koordinasi menyeluruh biasanya hanya di perlukan pada tingkat atas
5) Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang fungsi

Kebaikan organisasi fungsional

1) Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal


2) Keuntungan adanya spesialisasi dapat di peroleh seoptimal mungkin
3) Para karyawan akan terampil di bidangnya masing-masing
4) Efisiensi dan produktivitas dapat dapat di tingkatkan
8

5) Solidaritas, moral dan kedisiplinan karyawan yang mengerjakan pekerjaan


sama tinggi
6) Direktur utama tugasnya ringan, karena para direkturnya adalah spesialisai di
bidang masing-masing

Keburukan organisasi fungsional

1) Para bawahan sering bingung, karena mendapat perintah dari beberapa orang
atasan
2) Pekerjaan kadang-kadang sangat membosankan karyawan
3) Para karyawan sulit mengadakan alih tugas akibat spesialisasi yang mendalam
kecuali mengikuti pelatihan terlebih dahulu
4) Karyawan terlalu mementingkan bidangnya sehingga koordinasi secara
menyeluruh sulit di lakukan
5) Sering timbul solidaritas kelompok yang berlebihan sehingga dapat
menimbulkan pengotak-ngotakan ikatan karyawan yang sempit
c. Organisasi lini dan staf
Organisasi lini dan staf ini pada dasarnya merupakan kombinasi dari
organisasi lini dan organisasi dan organisasi fungsional. Kombinasi ini di lakukan
dengan cara memanfaatkan kebaikan-kebaikan dan meniadakan keburukan-
keburukannya.
Asas kesatuan komando tetap di pertahankan dan pelimpahan wewenang
berlangsung secara vertical dari pucuk pimpinan kepada pimpinan di bawahnya.
Pucuk pimpinan tetap sepenuhnya yang berhak untuk menetapkan keputusan,
kebijaksanaan dan merealisasikan tujuan perusahaan.
Dalam membantu kelancaran tugas pimpinan ia mendapat ia mendapat
bantuan dari para staf. Tugas para staf hanya untuk memberikan bantuan, pemikiran
saran-saran, data, informasi dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan
pertimbangan untuk menetapkan keputusan dan kebijaksanaannya.
Garis wewenang tetap berada pada pimpinan, sedangkan staf hanya
memiliki wewenang staf saja; di pakai atau tidaknya saran-saran data dan informasi
para staf, sepenuhnya tergantung pada pimpinan sendiri. Tipe organisasi lini dan
9

staf ini umumnya di gunakan untuk organisasi yang besar, daerah kerjanya luas dan
pekerjaannya banyak.

Ciri-ciri organisasi lini dan staf

1) Pucuk pimpinannya hanya satu orang dan di bantu oleh para staf
2) Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staf
3) Kesatuan perintah tetap di pertahankan
4) Organisasi besar
5) Hubungan antara atasan dan para bawahan tidak bersifat langsung
6) Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling kenal mengenal
7) Spesialisasi yang beraneka ragam di perlukan dan di gunakan secara optimal

Kebaikan organisasi lini dan staf

1) Asas kesatuan pimpinan tetap di pertahankan


2) Adanya pengelompokan wewenang
3) Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara pimpinan staf
dan pelaksana
4) Pimpinan mempunyai bawahan tertentu, sedangkan bawahan mempunyai
hanya seorang atasan tertentu saja
5) Pelaksanaan tugas-tugas pimpinan relative lebih lancer
10

6) Bawahan hanya mendapat perintah dan memberikan tanggung jawab kepada


seorang atasan tertentu saja
7) Keuntungan dari spesialisasi dapat di peroleh seoptimal mungkin
8) Perintah dan pertanggungjawaban melalui garis vertical terpendek, dll.

Keburukan organisasi lini dan staf

1) Kelompok pelaksana sering bingung untuk membedakan perintah atau bantuan


nasihat
2) Solidaritas dan esprit de cops karyawan kurang, karena tidak saling kenal
mengenal
3) Persaingan kurang sehat sering terjadi, sebab setiap unit/bagian menganggap
tugas-tugasnyalah yang terpenting.
d. Organisasi lini, staf dan fungsional
Organisasi tipe ini merupakan kombinasi dari organisasi “lini, lini dan staf,
fungsional” dan biasanya di terapkan pada organisasi besar serta kompleks. Pada
tingkat Dewan Komisaris (Board of Directur) di terapkan tipe organisasi lini dan
staf, sedangkan pada tingkat middle manajer di terapkan tipe organisasi fungsional.
Organisasi lini, lini dan staf serta fungsional ini di lakukan dengan cara
menggabungkan kebaikan dan menghilangkan keburukan dari pada ketiga tipe
organisasi terebut. Dengan demikian cocok untuk di pakai pada suatu organisasi
yang besar dan kompleks.
11

e. Organisasi komite
Organisasi komite adalah suatu organisasi yang masing-masing anggotanya
mmempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi kmite
mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat pimpinan
“kolektif/presidium/plural e×ecutive” dan komite ini bersifat manajerial. Komite
dapat juga dapat bersifat formal atau informal; komite-komite ini dapat di bentuk
sebagai suatu bagian dari struktur organisasi formal, dengan tugas-tugas dan
wewenang yang di bagikan secara khusus.
Organisasi komite ini ada yang bersifat tetap dan ada juga yang bersifat
sementara. Organisasi komite yang bersifat tetap jika para anggotanya di tetapkan
berdasarkan fungsi/jabatan. Organisasi komite yang bersifat sementara jika para
anggotanya di tetapkan berdasarkan orangnya.

Ciri-ciri organisasi komite

1) Pembagian tugasnya jelas dan tertentu


2) Wewenang semua anggota sama besarnya
3) Tugas pimpinan di laksanakan secara kolektif dan tanggung jawabnya pun
secara kolektif
4) Para pelaksana di kelompokkan menurut bidang/komisi tugas tertentu yang
harus di laksanakan dalam bentuk gugus tugas
5) Keputusan merupakan keputusan semua anggotanya

Kebaikan organisasi komite

1) Keputusan yang di ambil relative lebih baik


2) Kecenderungan untuk bertindak secara otoriter/dictator dapat di cegah
3) Pembinaan dan partisipasi dapat di tingkatkan

Keburukan organisasi komite

1) Penanggung jawab keputusan kurang jelas


2) Waktu untuk mengambil keputusan lama dan biayanya besar
3) Adanya tirani mayoritas yang dapat memaksakan keinginannya melalui voting
suara
12

2. Prinsip Organisasi
Untuk terwujudnya suatu organisasi yang baik, efektif, efisien serte sesuai
dengan kebutuhan secara selektif harus di dasarkan pada asas-asas (prinsip-prinsip)
organisasi sebagai berikut:
a. Principle of organizational (asas tujuan organisasi)
Menurut asas ini tujuan organisasi harus jelas daan rasional, apakah
bertujuan untuk mendapatkan laba ataukah untuk memberikan pelayanan.
b. Principle of unity of objective (asas kesatuan tujuan)
Menurut asas ini di dalam suatu organisasi harus ada kesatuan tujuan yang
ingin di capai. Organisasi secara keseluruhan dan tiap-tiap bagiannya harus
berusaha untuk mencapai tujuan tersebut. Organisasi akan kacau jika tidak ada
kesatuan.
c. Principle of unity of command (asas kesatuan perintah)
Menurut asas ini hendaknya setiap bawahan menerima perintah ataupun
memberikan pertanggungjawaban hanya kepada satu orang atasan tetapi seorang
atasan dapat memerintah beberapa orang bawahan.
d. Principle of the span of management (asas rentang kendali)
Menurut asas ini seorang manajer hanya dapat memimpin secara efektif
sejumlah bawahan tertentu
e. Principle of delegation of authority (asas pendelegasian wewenang)

Menurut asas ini hendaknya pendelegasian wewenang dari seseorang atau


sekelompok orang kepada orang lain jelas dan efektif, sehinggaia mengetahui
wewenangnya

f. Principle of delegation of authotority and responsibility (asas keseimbangan


wewenang dan tanggung jawab)
Menurut asas ini hendaknya wewenang dan tanggung jawab harus sesuai.
Wewenang yang di delegasikan dengan tanggungjawab yang timbul karenanya
harus sama besarnya, hendaknya wewenang yang di delegasikan tidak meminta
pertanggung jawaban yang lebih besar dari wewenang itu sendiri atau sebaliknya
g. Principle of responsibility (asas tanggung jawab)
13

Menurut asas ini hendaknya pertanggungjawaban dari bawahan terhadap


atasan harus sesuai dengan garis wewenang dan pelimpahan wewenang; seseorang
hanya bertanggungjawab kepada orang yang melimpahkan wewenang tersebut
h. Principle of departmentation (principle of devision of work=asas pembagian
kerja)
Menurut asas ini pengelompokan tugas-tugas, pekrjaan-pekerjaan atau
kegiatan-kegiatan yang sama ke dalam satu unit kerja hendak di dasarkan atas
eratnya hubungan pekerjaan tersebut
i. Principle of personnel placement (asas penempatan personalia)
Menurut asas ini, hendaknya penempatan orang-orang pada setiap jabatan
harus di dasarkan atas kecakapan, keahlian dan keterampilannya
j. Principle of scalar chain (asas jenjang berangkai)
Menurut asas ini hendaknya saluran perintah/wewenang dari atas ke bawah
harus merupakan mata rantai vertical yang jelas dan tidak terputus-putus serta
menempuh jarak terpendek. Sebaliknya pertanggung jawaban dari bawahan
keatasan juga melalui mata rantai vertical, dan menempuh jarak terpendeknya
k. Principle of efficiency (asas efisiensi)
Menurut asas ini suatu organisasi dalam mencapai tujuannya harus dapat
mencapai hasil yang optimal dengan pengorbanan yang minimal
l. Principle of continuity (asas kesinambungan)
Organisasi harus mengusahakan cara-cara untuk menjamin kelangsungan
hidupnya
m. Principle of coordination (asass koordinasi)
Asas ini merupakan tindak lanjut dari asas-asas organisasi lainnya.
Koordinasi di maksudkan untuk mensinkronkan dan mengintegrasikan segala
tindakan, supaya terarah kepada sasaran yang ingin dicapai.
Ma× Weber dengan teori birokrasinya mengemukakan enam macam prinsip
organisasi, yaitu:
1) Pembagian pekerjaan di dasarkan pada prinsip spesialisasi
2) Perlu adanya kejelasan tentang hierarki wewenang
14

3) Perlu adanya suatu peraturan yang menyangkut hak dan kewajiban sesuai
dengan jabatan masing-masing
4) Organisasi perlu mempunyai prosedur dalam melaksanakan pekerjaan
5) Hubungan yang terjadi dalam organisasi bersifat impersonality
6) Promosi dan seleksi karyawan harus didasarkan pada kemampuan teknisi, baik
untuk karyawan operasional maupun pimpinan.
C. Hubungan Manajemen dan Organisasi
Organisasi sangat penting dalam manajemen, karena:
1) Organisasi adalah syarat utama adanya manajemen, tanpa organisasi
manajemen tidak ada.
2) Organisasi merupakan wadah dan alat pelaksanaan proses manajemen dalam
mencapai tujuan
3) Organisasi adalah tempat kerja sama formal dari sekelompok orang dalam
melakukan tugas-tugasnya
4) Organisasi merupakan tujuan yang ingin dicapai

Apakah organisasi membutuhkan manajemen?

Pendekatan manajemen merupakan suatu keniscyaan apalagi jika di lakukan


dalam suatu organisasi atau lembaga. Dengan organisasi yang rapi akan di capai
hasil yang baik daripada yang di lakukan secara individual. Kelembagaan itu akan
berjalan dengan baik jika di kelola dengan baik. Organisasi apa pun, senantiasa
membutuhkan manajemen yang baik.

Ali bin Abi Thalib r.a menggambarkan betapa kebatilan yang di organisasi
dengan rapi akan mengalahkan kebaikan yang tidak di organisasi dengan baik.
Intinya Ali bin Abi Thalib r.a ingin mendorong kaum muslimin agar jika melakukan
sesuatu yang hak, hendaknya di tata dan di susun dengan rapi agar tidak terkalahkan
oleh kebatilan yang di susun secara rapi. Dominasi kemungkaran sering kali terjadi,
bukan karena kuatnya kemungkaran itu, akan tetapi karena tidak rapinya kekuatan
hak.
15

D. Fungsi-Fungsi Manajemen
Manajemen oleh para penulis di bagi atas beberapa fungsi. Pembagian
fungsi-fungsi manajemen itu tujuannya adalah:
1) Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur
2) Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam
3) Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer

Fungsi-fungsi manajer menurut menurut para ahli:


1) G.R.TERRY: Planning, Organizing, Actuating, dan Controling
2) JOHN F.MEE: Planning, Organizing, Motivating, dan Controling
3) LOIS A. ALLEN: Leading, Planning, Organizing, dan Controling
4) MC. NAMARA: Planning, Programming, Budgeting, dan Sistem
5) HENRY FAYOL: Planning, Organizing, Commanding, Coordinating, dan
Controlling
6) HORLD KONTZ&CYRIL O’DONNEL: Planning, Organizing, Staffing,
Directing, dan Controlling
7) DR.S.P.SIAGIAN: Planning, Organizing, Motivating, Controlling, dan
Evaluating
8) PROF. DRS. EOY. LING LEE: Perencanaan, Pengorganisasian, Pengarahan,
Pengkooordinasian, dan Pengontrolan
9) W.H.NEWMAN: Planning, Organizing, Assembling Resources, Directing,
dan Controlling
10) LUTHER GULLICK: Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Coordinating, Reporting, dan Budgeting
11) LYNDALL F. URWICK: Forecasting, Planning, Organizing, Commanding,
Coordinating, dan Controlling
12) JOHN D. MILLET: Directing dan Facilitating
Kenapa fungsi-fungsi manajemen yang di kemukakan para penulis tidak sama?
Robert Tanembaum mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:
1) Kompleknya perusahaan karena jumlahnya sangat banyak, maupun karena
perkembangan lapangan usaha dan organisasi yang berbeda-beda
16

2) Tidak adanya persamaan terminology di antara ratusan pengarang yang


menyangkut konsep yang sama
3) Pemakaian kata-kata tanpa memeperhatikan dengan serius arti dan nilainya
4) Oleh masing-masing pengarang kurang di uraikan fungsi—fungsi manajemen
lainnya
5) Kadang-kadang di selipkan soal teknik, kemahiran di antara fungsi-fungsi
manajer
6) Mencampur adukkan fungsi dan proses
7) Mendeskripsi fungsi-fungsi sangat subjektif
8) Mencampur adukkan fungsi dan kegiatan pekerjaan

Perencanaan (Planning)

Adalah proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan dan pedoman


pelaksanaan, dengan memilih yang terbaik dari alternatifalternatif yang ada

Pengorganisasian (Organizing)

Adalah suatu proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam


aktivitas yang di perlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan rang-orang pada
aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang di perlukan, menetapkan wewenang secara
relative di delegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-
aktivitas tersebut. (Drs. Malayu S.P.Hasibuan)

Pengarahan

Adalah mengarahkan semua bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif
untuk mencapai tujuan (Drs. Malayu S.P. Hasibuan)

E. Tingkatan dan Tipe Manajer


1. Tingkatan Manajer
Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi manajer menjadi
tiga golongan yang berbeda:
a) Manajer Lini
17

Merupakan tingkatan apaling rendah dalam suatu organisasi yang


memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional, di sebut manajemen
lini/garis. Para manejer ini sering di sebut dengan kepala atau pimpinan, mandor
dan penyelia.
b) Manajer Menengah
Manajemen menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu
organisasi. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-
kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional.
Sebutan lain bagi manajer menengah adalah manajer departemen, kepala
pengawasan dan sebagainya
c) Manajer Puncak
Klasifikasi manajer tertinggi ini terdiri dari sekelompok kecil eksekutif.
Manajemen puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.
Sebutan khas bagi manajer puncak adalah direktur, presiden, kepala divisi, wakil
presiden senior, dan sebagainya.
2. Tipe Manajer
Menurut tingkatan “manajer” atau pimpinan organisasi dapat di
klasifikasikan ke dalam tiga jenis manajer, yaitu:
a) First line managers (para manajer level bawah)
First line managers atau lower managers adalah para manajer yang
bertangggung jawab terhadap operasional kegiatan karyawan dan tidak
mensupervisi “manajer” lain.first line manajer adalah level manajerial
terendah. Contoh first line managers adalah mandor, supervisor, dsb.
b) Middle managers (manajer level menengah)
Middle managers adalah para manajer yang levelnya berada di tengah dalam
hierarki organisasi. Mereka bertangggungjawab mensupervisi “manajer”level
di bawahnya dan bertanggungjawab kepada manajer yang lebih senior. Contoh
middle managers adalah para manajer pemasaran, manajer pabrik, manajer
SDM, manajer keuangan, dsb. Seorang manajer pemasaran biasanya
mensupervisi “manajer” pada tingkatan di bawahnya, misalnya supervisor atau
18

asisten manajer. Di sisis lain manajer pemasaran juga memiliki pimpinan,


misalnya direktur pemasaran atau general manajer.
c) Top managers (manajer level atas)
Top managers merupakan yang bertanggung jawab terhadap kinerja manajemen
secara keseluruhan. Top manager sering kali di sebut sebagai eksekutif. Nama
jabatannya antara lain chief e×ecutive officer (CEO), president, vice president,
dsb.
19

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi merupakan suatu system yang terdiri dari sub-sistem atau
bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam melakukan
aktivitasnya. Aktiviktas ini bukanlah merupakan suatu kegiatan yang kontemporer
atau sesaat saja, akan tetapi merupakan kegiatan yang memiliki pola atau urut-
urutan yang dilakukan secara relative teratur dan berulang-ulang. Organisai dapat
di definisikan sebagai hubungan-hubungan yang terpolakan di antara orang-orang
berurusan dengan aktivias-aktivitas ketergantungan yang diarahkan pada suatu
tujuan tertentu.

Bentuk-bentuk organisasi ada lima, yaitu: Organisasi lini, Organisasi Lini


dan Staf, Organisasi fungsional, Organisasi lini, staf dan fungsional, serta
organisasi komite. Untuk terwujudnya suatu organisasi yang baik, efektif, efisien
serta sesuai dengan kebutuhan, secara selektif harus di dasarkan pada asas-asas
(prinsip-prinsip).

Ali bin Abi Thalib r.a menggambarkan betapa kebatilan yang di organisasi
dengan rapi akan mengalahkan kebaikan yang tidak di organisasi dengan baik.
Intinya Ali bin Abi Thalib r.a ingin mendorong kaum muslimin agar jika melakukan
sesuatu yang hak, hendaknya di tata dan di susun dengan rapi agar tidak terkalahkan
oleh kebatilan yang di susun secara rapi. Dominasi kemungkaran sering kali terjadi,
bukan karena kuatnya kemungkaran itu, akan tetapi karena tidak rapinya kekuatan
hak.

Manajemen oleh para penulis di bagi atas beberapa fungsi. Pembagian-


pembagian fungsi-fungsi manajemen ini tujuannya adalah supaya sistematika
urutan pembahasannya lebih teratur, agar analisis pembahasannya lebih mudah dan
lebih mendalam, untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi
manajer.
20

Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi manajer menjadi


tiga golongan yang berbeda, yaitu: manajer lini, manajer menengah, dan manajer
puncak. Menurut tingkatannya, “manajer” atau pimpinan organisasi dapat di
klasifikasikan ke dalam tiga jenis manajer, yaitu: first line managers (para manajer
level bawah), middle managers (manajer level menengah), top managers (manajer
level atas).
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan
kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan kami mohon maaf, karena kami
adalah hamba allah yang tak luput dari khilaf. Tidak ada yang sempurna di dunia
ini, karena kesempurnaan hanyalah milik allah SWT.
21

DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Malayu, S.P. Hasibuan. 2005. Organisasi & Motivasi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hafidhyddin, Didin dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Syariah dalam Praktik.
Jakarta: Gema Insani.
Handoko, T. Hani. 2009. Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Kenneth, N. Wekley. Ph. D. dan Gary A.Yuki. Ph. D. 2005. Perilaku Organisasi
dan Psikolog Personalia. Jakarta: Rineka Cipta.
Priyono. 2007. Pengantar Manajemen. Surabaya: Zifathama Publisher
Wijayanto, Dian. 2012. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Zakiyudin, Ais. 2013. Teori dan Praktik Manajemen. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Anda mungkin juga menyukai