Anda di halaman 1dari 14

MASYARAKAT MADANI

Oleh kelompok 1

1. Ari Friandi Barus/160461201101


2. Anida Aprilia/180461201001
3. Rita Ardiyanti/180461201003
4. Noval Ardiansyah/180461201004
5. Safitri Wulandari/180461201005

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2019
i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Masyarakat Madani”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang
diberikan oleh dosen pembimbing.
Makalah ini penulis susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu. Penulis
harap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. khususnya semoga
bisa menambah wawasan mengenai masyarakat madani.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu penulis mengharapkan pembaca untuk memberi masukan, tamggapan, kritik
dalam penyempurnaan makalah ini. Demikian, apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Tanjungpinang, April 2019

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan penulisan ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3
2.1 Pengertian masyarakat madani ............................................................ 3
2.2 Karakteristik Masyarakat Madani ....................................................... 5
2.3 Pilar Penegak Masyarakat Madani ...................................................... 7
2.4 Masyarakat Madani di Indonesia ......................................................... 8
BAB III PENUTUP .................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 11
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Civil Society merupakan sebuah konsep yang pertama kali muncul didunia
barat. Pemaknaan tentang civil society oleh berbagai kalangan bervariasi.Ada
yang mengartikan sebagai masyarakat sipil, masyarakat kewargaan, masyarakat
madani, dan ada juga yang menggunakan civil society.Terjemahan tersebut
disuguhkan pada public untuk argumentasi masing-masing. Civil society
sebenarnya merupakan suatu ide atau gagasan yang terus diperjuangkan
manifestasinya agar pada akhirnya terbentuk suatu masyarakat bermoral,
masyarakat sadar hukum, masyarakat beradab, atau terbentuknya suatu tatanan
sosial yang baik, teratur, dan progresif.
Masyarakat madani akan terbentuk ketika tatanan suatu masyarakat
menjadi harmonis, bebas dari ekploitasi, dan penindasan. Suatu masyarakat
madani meimiliki kondisi komunitas yang jauh dari monopoli kebenarannyadan
kekuasaan. Konsep ini muncul akibat kesenjangan yang terjadi di
masyarakat.Oleh karena itu, perwujudan konsep masyarakat madani mebgikiskan
tekanan dari pengusa atau rezim yang berlaku dalam masyarakat.
Kuatnya tekanan pemerintah Orde Baru pada tatanan kehidupan
masyarakat Indonesia menjadi civil society mulai diperbincangkan. Hal ini
membuat cendikiawan kesulitan mencari konsep yang tepat untuk memaknai
suatu perjuangan menuju perubahan yang dicita-citakan.Ditambah dengan
muculnya sistem demokrasi, semakin mendorong terbentukntya civil society.
Setiap anggota masyarakat madani tidak bisa ditekan.Ditakut-takuti, diganggu
kebebasannya, semakin dijauhkan dari demokrasi dan sejenisnya.Hal ini terjadi
karena civil society memberi suatu kondisi dimana kesenjangan minim terjadi.
Oleh karena itu perlunya mengkaji kembali tentang civil society dalam
masyarakat. Konsep ini membawa masyarakat paham akan konsep civil society
2

yang dapat meredakan fenomena-fenomena kehidupan dalam masyarakat yang


mengalami kesenjangan. Hasilnya tercipta masyarakat ideal.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud masyarakat madani?


b. Bagaimana karakteristik masyarakat madani?
c. Apa yang dimaksud Pilar Penegak Masyarakat Madani?
d. Bagaimana masyarakat madani di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui yang dimaksud masyarakat madani?
b. Untuk mengetahui karakteristik masyarakat madani?
c. Untuk megetahui Pilar Penegak Masyarakat Madani?
d. Untuk bagaimana masyarakat madani di Indonesia?
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masyarakat Madani (Civil Society)


Masyarakat madani secara etimologi berasal dari dua suku kata;
masyarakat dan madani. Menurut KBBI masyarakat adalah sekelompok manusia
yang terikat oleh suatu kebudayaan yang sama. Sedangkan kata madani
mempunyai arti beradap dan bernorma hokum.
Perbincangan tentang masyarakat madani ( Civil Society) di negara kita
pada masa akhir-akhir ini menjadi marak dibandingkan dengam masa-masa
sebelumnya. Pembicaraannya tidak hanya muncul di kalangan akademik melalui
berbagai pertemuan ilmiah, tetapi juga dikemukakan oleh para politisi dalam
berbagai forum politik. Para pejabatan kita pun mulai latah berbicara tentang hal
ini dalam berbagai pidato dan sambutannya.
Civil society merupakan terjemahan dari istilah Latin, civilis societas.
Adapun menurut Rahardjo (1997:17-24), masyarakat madani merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris, civil society. Istilah civil society telah ada sejak
sebelum masehi. Orang yang pertama kali mencetuskan istilah civil society adalah
Marcos Tullios Cicero (106-43 SM), sebagai orator Yunani Kuno yang juga
merupakan pujangga Roma. Menurutnya, civil society adalah suatu komunitas
politik yang beradab seperti yang dicontohkan oleh masyarakat kota yang
memiliki kode hukum sendiri. Dengan konsep civility (kewargaan) dan urbanity
(budaya kota), kota bukan hanya dipahami sebagai konsentrasi penduduk,
melainkan juga sebagai pusat peradaban dan kebudayaan.
Pada zaman modern, istilah civil society dihidupkan lagi oleh John Locke
(1632-1704) dan Rousseua (1712-1778) untuk mengungkapkan pemikirannya
mengenai masyarakat dan politik. Locke mendenifisikan masyarakat sipil sebagai
“masyarakat politik” (political society). Pengertian tentang gejala tersebut
dihadapkan dengan pengertian tentang gejala “otoritas paternal” (peternal
4

authority) atau “keadaan alami” (state of nature) suatu kelompok manusia. Cirri
dari suatu masyarakat sipil, selain adanya tata kehidupan politik yang terikat pada
hukum , juga adanya kehidupan ekonomi yang didasarkan pada sistem uang
sebagai alat tukar, terjadinya kegiatan tukar menukar atau perdagangan dalam
suatu pasar bebas, terjadinya perkembangan teknologi yang dipakai untuk
menyejahterakan dan memuliakan hidup sebagai ciri masyarakat yang telah
beradab.
Masyarakat politik merupakan hasil dari perjanjian kemasyarakatan (social
contract), yang dikemukakan oleh Rousseau, seorang filsuf sosial Prancis abad ke-
18. Dalam perjanjian kemasyarakatan tersebut, anggota masyarakat telah
menerima suatu pola perhubungan dan pergaulan bersama. Masyarakat seperti ini
membedakan diri dari keadaan alami dari masyarakat lainnya.
Menurut Nurcholish Madjid, istilah “ madani” mengacu pada “madinah”
Kata ini berasal dari dasar “dana-yadinu” yang berarti tunduk, patuh, atau taat.
Dari kata dasar ini,, terambil kata “din” untuk pengertian “agama”, yaitu “ikatan
ketaatan”. Dengan demikian, istilah “masyarakat madani” yang mengacu pada kat
“madinah” (kota) mengandung konsep pola kehidupan bermasyarakat (bermukim)
yang patuh, yaitu pada hukum, dalam hal ini hukum Allah, sebagaimana dipegang
agama islam, jadi God-centered.
Pendefinisian tema masyarakat madani sangat bergantung pada kondisi
sosial cultural suatu bangsa karena konsep masyarakat madani merupakan
bangunan tema terakhir dari sejarah bangsa Eropa Barat. Sebagai titik tolak,
berikut ini dikemukakan beberapa denifisi masyarakat madani.
1. Zbigniew Rew, dengan latar belakang kajiannya pada kawasan Eropa
Timur dan Uni soviet, mengatakan bahwa masyarakat madani merupakann
suatu yang berkembang dari sejarah, yang mengandalkan ruang bagi
individu dan perkumpulkan tempat mereka bergabung untuk bersaing satu
sama lain guna mencapai nilai-nilai yang mereka yakini. Ringkasnya ,
masyarakat madani adalah sebuah ruangan yang bebas dari pengaruh
keluarga dan kekuasaan negara .
5

2. Han-Sung-Joo mengatakan bahwa masyarakat madani merupakan


kerangka hukum yang melindungi dan menjamin hak-hak dasar individu.
Perkumpulan sukarela yang terbatas dari negara suatu ruang public yang
mampu mengendalikan diri dan independen, yang secara bersama-sama
mengakui norma-norma dan budaya yang identitas dan solidaritas yang
terbentuk pada akhirnya akan terdapat kelompok inti dalam civil society.
3. Kim Sun Hyuk mengatakan bahwa masyarakat madani adalah satuan yang
terdiri atas kelompok-kelompok yang secara mandiri dihadapan penguasa
dan negara, yang memiliki ruang public dalam megemukakan pendapat,
adanya lembaga-lembaga yang mandiri yang dapat mengeluarkan aspirasi
dan kepentingan public.

2.2 Karakteristik Masyarakat Madani


Dalam perkembangannya istilah civil society dipahami sebagai organisasi
masyarakat yang terutama bercirikan kesukarelaan dan kemandirian yang tinggi
berhadapan dengan negara serta keterikatan dengan nilai-nilai atau norma hukum
yang dipatuhi masyarakat.

1. Free public sphere (ruang public yang bebas), yaitu masyakat memiliki
akses penuh terhadap setiap kegiatan public. Mereka berhak melakukan
kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat,
berkumpul, dan memublikasikan informasi kepada public.
2. Demokratis, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip demokratis
sehingga mewujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk
menumbuhkan demokratisai dibutuhkan kesiapan anggota masyakat
berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian serta kemampuan
untuk berperilaku demokratis kepada orang lain dan menerima perlakuan
demokratis dari orang lain. Demokratisasi dapat terwujud melalui
penegakan pilar-pilar demokrasi yang meliputi:
a. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
b. Pers yang bebas
6

c. Supremasi hukum
d. Perguruan tinggi
e. Partai politik
3. Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan
politik dan sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat, sikap salin
menghargai dan menghormati pendapat, serta aktivitas yang dilakukan
oleh orang atau kelompok lain.
4. Pluralisme, yaitu sikap saling mengakui dan menerima kenyataan
masyarakat yang majemuk disertai dengan sikap tulus bahwa
kemajemukan sebagai nilai positif dan merupakan rahmat dari tuhan yang
maha kuasa.
5. Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang
proporsional antara hak dan kewajiban, serta tanggungjawab individu
terhadap lingkungannya.
6. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih
dari rekayasa, intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain sehingga
masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang
bertanggungjawab.
7. Supremasi hokum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya
keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang
memiliki kedudukan dan perlakuan hokum yang sama tanpa kecuali.

Adapun kendala dalam mewujudkan masyarakat madani di Indonesia,


diantaranya:
1. Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum
merata.
2. Rendahnya pendidikan politik masyarakat,
3. Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pascakrisis moneter
4. Tingginya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja
terbatas
5. Pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar
7

6. Kondisi sosial politik yang belum pulih pascareformasi

Oleh karena itu, dalam menghadapi perkembangan dan perubahana zaman


pemberdayaan civil society perlu ditekankan, antara lain melalui perannya sebagai
berikut.
1. Pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan pendapatan dan
pendidikan
2. Advokasi bagi masyarakat yang teraniaya tidak berdaya membela hak-hak
dan kepentingan mereka
3. Kontrol terhadap negara
4. Kelompok kepentingan (Interest group) atau kelompok penekan (pressure
group).
Masyarakat madani pada dasarnya merupakan suatu ruang yang terletak
antara negara di satu pihak dan masyarakat di pihak lain. Dalam ruang lingkup
tersebut terdapat sosialisasi warga masyarakat yang bersifat sukarela dan
terbangun dari sebuah jaringan hubungan di antara asosiasi tersebut, misalnya
berupa perjanjian, koperasi,kalangan bisnis, rukun warga, rukun tetangga, dan
bentuk organisasi-organisasi lainnya.

2.3 Pilar Penegak Masyarakat Madani


Yang dimaksud dengan pilar penegak civi society adalah institusi-institusi
yang menjadi bagian dari sosial control yang berfungsi mengkritisi kebijakan-
kebijakan penguasa yang deskriminatif serta mampu memperjuangkan aspirasi
masyarakat yang tertindas. Dalam penegakan civil society pilar-pilar tersebut
menjadi prasyarat mutlak bagi terwujudnya kekuatan civil society. Pilar-pilar
tersebut antara lain :
1. Lembaga swadaya masyarakat (LSM)
Lembaga swadaya masyarakat adalah institusi sosial yang dibentuk oleh
swadaya masyarakat yang tugas esensinya adalah membantu dan
memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat yang tertindas.
8

2. Pers
Pers merupakan institusi yang penting dalam penegakan civil society,
karena memungkinkannya dapat mengkritisi dan menjadi bagian dari
social control yang dapat menganalisa serta mempublikasikan berbagai
kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan warga negaranya.
3. Supremasi Hukum
Setiap warga negara, baik yang duduk dalam formasi pemerintah maupun
sebagai rakyat, harus tunduk kepada hukum .Hal tersebut berarti bahwa
perjuangan untuk mewujudkan hak dan kebebasan antar warga negara dan
pemerintah harus dilakukan dengan cara-cara yang damai dan sesuai
dengan hukum yang berlaku.
4. Perguruan tinggi
Sebagai bagian dari pilar penegak civil society, maka perguruan tinggi
memiliki tugas utama mencari dan menciptakan ide-ide alternative dan
konstruktif untuk dapat menjawab problematika.
5. Partai politik
partai politik merupakan wadah bagi warga negara untuk dapat
menyalurkan aspirasi politiknya.

2.4 Masyarakat Madani di Indonesia


Masyarakat madani (civil society) jika dipahami secara sepintas
merupakan format kehidupan alternative yang mengedepankan semangat
demokrasi dan menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia. Disinilah
kemudian konsep civil society menjadi alternative pemecahan, dengan
pemberdayaan dan penguatan daya control masyarakat terhadap kebijakan-
kebijakan pemerintah yang pada akhirnya nanti terwujud kekuatan masyarakat
sipil yang mampu merealisasikan dan menegakkan konsep hidup yang demokratis
dan menghargai hak-hak asasi manusia.
Di Indonesia gagasan masyarakat madani dipengaruhi oleh imbas
perubahan politik di Eropa Timur di awal tahun 1990-an. Dimana pada saat itu
9

dinegara-negara Eropa Timur sedang tumbuh kesadaran yang kuat ditengah


masyarakat untuk mengembangkan model gerakan sosial yang bersifat madani.
Masyarakat madani dalam perkembangannya di Indonesia tidak terlepas
dari kuatnya realitas politik dalam masa Orde Baru yang begitu kuat. Akibat
control hegemonic negara terhadap proses politik, maka kondisi yang ada telah
mempersulit masyarakat madani untuk mengembangkan otonominya yang krusial
dalam proses pembangunan politik dan penciptaan masyarakat yan demokratis.
Menurt Liefer ada beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam
pencipataan masyarakat madani di Indonesia. pertama, tatanan politik yang sekian
lama telah dijadikan sebagai akar penyangga pembangunan ekonomi yang
menjadi cirri menonjol Orde Baru. Dengan suksesnya pembangunan ekonomi
pada saat orde baru, semakin memperkuat justifikasi akan pentingnya stabilitas
politik dipertahankan yang berakibat pada pembatasan pada kegiatan politik sipil.
Kedua, masalah dwi fungsi TNI, hal ini menyangkut peranan militer dalam politik
di Indonesia. konsep ini melegalkan dan menguatkan kehadiran militer pada
berbagai posisi-posisi kenegaraan yang seharusnya diduduki oleh sipi. Peran
dwifunsi pada saat Orde Baru sudah menjelma menjadi sebuah status yang
istimewa dan tidak dapat diganggu gugat, sehingga proses yang mendorong kea
rah demokratis akan terlambat.
10

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masyarakat madani merupakan sesuatu yang menempatkan masyarakat
dalam posisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara (political society).
Konspe civil society muncul sebagai antitesa dari masyarakat alamiah, di mana
dalam masyarakat ini seorang atau sekelompok yang lebih kuat menindas bahkan
membunuh yang lemah atau yang minoritas dalam (Ahmad Suhelmi, 1999: 170).
Negara muncul dengan harapan akan melindungi hak-hak individu dan menjamin
terjadi keteraturan dalam masyarakat. Selain itu kemerdekaan individu tidak bisa
dijalankan tanpa ada campur tangan dari kebebasa orang lain.
Masyarakat madani merupakan masyarakat di mana ada jaminan hak-hak
asasi manusia yang mendasar, dalam terminology Locke disebut “civil right”.
Jadi, dalam civil society kekuasaan negara menginginkan dibatasi dan kekuasaan
civil society cenderung ingin lebih besar atau minimal terjadi keseimbangan.
Dengan adanya keseimbangan antara negara dengan civil society, maka negara
tidak bisa berbuat sewenang-wenang, dia harus memperhatiakan kepentingan dan
hak-hak individu yang ada dalam civil society.
11

DAFTAR PUSTAKA

Herdiawanto, Dkk. 2019. Kewarganegaraan Dan Masyarakat Madani. Jakarta :


Prenadamedia Group.
http:/nuereuharisa.blogspot.com/2017/08/makalah-masyarakat-madani.html.

Anda mungkin juga menyukai