Dosen Pembimbing
Doni Septian, S.Sos., M.IP
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2018
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………...1
B. PERUMUSAN MASALAH………………………………………………..2
C. TUJUAN PENULISAN…………………………………………………….2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN……………………………………………………………..11
B. SARAN……………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..12
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Perumusan Masalah
1. Mengapa pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmu?
2. Apa alasan diperlukannya pancasila sebagai dasar nilai pengembangan
ilmu?
3. Bagaimana sumber historis, sosiologis dan politis tentang pancasila sebagai
dasar pengembangan ilmu di Indonesia?
4. Bagaimana membangun argument tentang dinamika dan tantangan
pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu?
5. Apa yang di maksud dengan esensi dan urgensi pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu untuk masa depan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui mengapa pancasila menjadi dasar nilai pengembangan
ilmu
2. Untuk mengetahui apa alasan di perlukannya pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu
3. Untuk mengetahui bagaimana sumber historis, sosiologis dan politis tentang
pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu di Indonesia
4. Untuk mengetahui bagaimana membangun argument tentang dinamika dan
tantangan pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
5. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan esensi dan urgensi pancasila
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu untuk masa depan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
c. Menanya Alasan Diperlukan Pancasila Sebagai Dasar Nilai
Pengembangan Ilmu
Beberapa alasan pancasila di perlukan sebagai dasar nilai
pengembangan pengembangan iptek dalamkehidupan bangsa Indonesia
meliputi hal-hal sebagai berikut. Pertama, kerusakan lingkungan yang di
timbulkan oleh iptek, baik dengan dalih percepatan pembangunan daerah
tertinggal maupun upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat perlu
mendapat perhatian yang serius. Penggalian tambang batubara, minyak, biji
besi, emas, dan lainnya di Kaliamtan, Sumatra, Papua, dan lain-lain dengan
menggunakan teknlogi canggih mempercepat kerusakan lingkungan,
apabila hal ini di biarkan berlarut-larut maka generasi yang akan datang
menerima resiko kehidupan yang rawan bencana lantaran kerusakan
lingkungan dapat memicu terjadinya bencana, seperti longsor, banjir,
pencemaran akibat limbah, dan seterusnya. Kedua, penjabaran sila-sila
pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat menjadi sarana
untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang berpengaruh
pada cara berpikir dan bertindak masyarakatnyang cenderung pragmatis.
Artinya penggunaan benda-benda teknologi dalam kehidupan masyarakat
Indonesia dewasa ini telah menggantikan peran nilai-nilai luhur yang di
yakini dapat menciptakan kepribadian manusia Indonesia yang memiliki
sifat social, humanis, dan religious. Selain itu, sifat tesebut kini sudah mulai
tergerus dan di gantikan sifat individualime, dehumanis, pragmatis, bahkan
cenderung sekuler. Ketiga, nilai-nilai kearifan local yang menjadi symbol
kehidupan di berbagai daerah mulai di gantikan dengan gaya hidup global,
seperti: budaya gotong royong di gantikan dengan individualis yang tidak
patuh membayar pajak dan hanya menjadi free rider di negara ini, sikap
bersahaja di gantikan dengan gaya hidup mewah-mewah, konsumerisme;
solidaritas social digantikan dengan semangat individualistis; musyawarah
untuk mufakat di gantikan dengan voting, dan seterusnya,
4
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suat pemerintah negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social, maka di
susunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu kedalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa… dan seterusnya”.
Kata “mencerdaskan kehidupan bangsa“ mengacu pada pengembangan
iptek melalui pendidikan. Sumber historis lainnya dapat di telusuri dalam
berbagai diskusi dan seminar di kalangan intelektual di Indonesia, salah
satunya adalah perguruan tinggi. Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu baru mulali di rasakakan sebagai kebutuhan yang
mendesak sekitar 1980-an, terutama di perguruan tingggi yang mencetak
kaum intelektual. Salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang
membicarakan hal tersebut adalah Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Pada 15 Oktober 1987, universitas Gadjah Mada menyelenggarakan
seminar dengan tema Pancasila sebagai Orientasi Pengembangan Ilmu
bekerja sama dengan Harian Kedaulatan Rakyat.
Konsep pancasila sebagai dasar nlai pengembangan ilmu pernah di
kemukakan oleh Prof. Notonegoro yang menyatakan bahwa pancasila
merupakan pegangan dan pedoman dalam usaha ilmu pengetahuan untk di
pergnakan sebagai asas dan pendirian hidup, sebagai suatu pangkal sudut
pandang dari suatu subjek ilmu pengetahuan dan juga dan juga menjadi
objek ilmu pengetahuan atau hal yang di selidiki (Koesnandi, 1987).
Penggunaan istilah “asas dan pendirian hidup” mengacu pada sikap dan
pedoman yang menjadi rambu normatif dalam tindakan dalam. Tindakan
dan pengambilan keputusan ilmiah.
Daoed Joesoef dalam artikel yang berjudul Pancasila Kebudayaan dan
Ilmu Pengetahuan menyatakan bahwa pancasila adalah gagasan vital yang
berasal dari kebudayaan Indonesia, artinya nilai-nilai yang benar-benar
diramu dari system nilai bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itu pancasila
memiliki metode tertentu dalam memandang, memegang kriteria tertentu
dalam menilai sehingga menuntunnya untuk membuat pertimbangan
(judgement) tertentu tentang gejala, ramalan dan anjuran tertentu mengenai
langkah-langkah praktikal (Joesoef, 1987: 1,15). Konsep pancasila sebagai
dasar nilai pengembangan ilmu menurut cara pandang Daoed Joesef adalah
sebagai tuntunan dan pertimbangan nilai dalam pengembangan iptek.
5
Prof. Dr. T. Jacob menegaskan bahwa pancasila seharusnya dapat
membantu dan di gunakan sebagai dasar etika ilmu pengetahuan dan
teknologi di Indonesia. Untuk itu lima prinsip besar yang terkandung dalam
pancasila cukup luaas dan mendasar untuk mencakup segala persoalan etik
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu: Mnoteisme, Humanismedan
solidaritas karya negara, Nasionalisme dan solidaritas warga negara,
demokrasi dan perwakilan, keadilan social (Jacob 1987:59). Penjabaran
sila-sila pancasila ke dalam etika ilmiah di kemukakan Jacob sebagai
berikut: Sila Ketuhanan yang Maha ESA, melingkupi ilmu pengetahuan
dengan menciptakan perimbangan antara yang irasional dan rasional, antara
rasa dan akal. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, memberi arah dan
mengendalikan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan di kembalikan pada
fungsinya semula, yaitu untuk kemanusiaan. Sila Persatuan Indonesia,
melengkapi universalisme dan internasionalisme dalam sila-sila yang lain
sehingga supra system tudak mengabaikan system dan subsistem di
bawahnya. Aspek universal dan local harus dapat hidup secara harmonis
dengan tidak saling merugikan. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan,
mengimbangi autodinamika iptek serta mencegah teknologi berevolusi
sendiri dengan leluasa. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,
menekan ketiga keadilan Aristoteles (distributive, legalis, dan komuatif)
dalam pengembangan, pengajaran, penerapan iptek.
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dalam tafsir
Koentowijoyo di letakkan sebagai kekuatan normative humanisasi yang
melawan kekuatan kecenderungan naturalisasi manusia, mekanisasi
manusia, dan kesadaran teknik. Pancasila sebagai kerangka kesadaran
normatif humanisasi dapat merupakab kearah dorongan dua hal penting:
pertama, universalisasi yaitu melepaskan symbol-simbol dari keterkaitan
dengan struktur, terutama pengguanaan symbol untuk kepentingan sebuah
kelas social, baik yang datang dari kubu pasar maupun dari negara
perencana. Kedua, transendentalisasi, yaitu meningkatkan derajat
kemerdekaan menusia, kebebasan spiritual untuk melawan dehumanisasi
dan subhumanisasi manusia yang datang dari teknolog dan ilmu
pengetahuan (Koentowijoyo, 1987: 101).
b. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan
Ilmu di Indonesia
Sumber sosiolois pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek
dapat di temukan pada sikap masyarakat yang sangat memperhatikan
6
dimensi ketuhanan dan kemanusiaan sehingga manakala iptek tidak sejalan
dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan, biasanya terjadi penolakan.
8
diakhirat nanti. Salah satu ujiannya adalah manusia diperintahkan
melakukan perbuatan untuk kebaikan, bukan untuk membuat kerusakan
dibumi. Tuntutan sikap pada kodeetik ilmiah dan keinsinyuran, seperti:
menjunjung tinggi keselamatan, kesehtan dam kesejahteraan masyarakat,
berperilaku terhormat, bertangggung jawab, etis dan taat aturan untuk
meningkatkan kehormatan, reputasi dan kemanfaatan profesinal, dam lain-
lain adalah suatu manifestasi perbuata untuk kebaikan tersebut ilmuan yang
mengamalkan kompetensi teknik yang dimiliki dengan baik sesuai dengn
tuntunan sikap tersebut berarti mensyukuri anugrah tuhan (wahyudi,
2006:61-62). Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab memberikan
arahan, baik bersifat universal maupun khas terhadap ilmuan dan ahli tehnik
diindonesia. Asas kemanusiaan atau humanisme menghendaki agar
perlakuan terhadap manusia harus sesuai kodratnya sebagai manusia, yaitu
memiliki keinginan seperti kecukupan materi, bersosialisasi, eksistensinya
dihargai, mengeluarkan pendapat, berpersn nyata dalam lingkungannya,
bekerja sesuai kemampuannya yang tertinggi (wahyudi, 2006:65). Sila
Ketiga, perstuan Indonesia memberikan landasan esensial bagi
kelangsungan negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Untuk itu,
ilmuwan dan ahli teknik Indonesia perlu menjunjung tinggi asas persatuan
Indonesia dalam tugas-tugas profesionalnya. Kerja sama yang sinergis antar
individu dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing akan
menghasilakn prodktivitas yang lebih tingggi dari pada penjumlahan
produktivitas individunya (Wahyudi, 2006: 66). Sila Keempat, Kerakyatan
yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan memberikan arahan asa kerakyatan, yang mengandung arti
bahwa pembentukan negara republic Indonesia ini adalah oleh dan untuk
semua rakyat Indonesia. Sila keempat ini juga memberi arahan dalam
manajemen keputusan, baiik pada tingkat nasional, regional maupun
lingkup yang lebih sempit (Wahyudi,2006: 68). Sila Kelima, keadilan social
bagi seluruh rakyat Indonesia memberi arahan agar selalu di usahakan tidak
terjadinya jurang (gap) kesejahteraan di antara bangsa Indonesia. Seorang
ilmuwan dan ahli teknik yang mengelola industry perlu selalu
mengembangan system yang memajukan perusahaan, sekaligus menjamin
kesejahteraan karyawan (Wahyudi, 2006: 69).
9
Perkembangan ilmu dan teknologi diindonesia ddewasa ini tidak berakar
pada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga ilmu
pengetahuan yang dikembangkan diindonesia sepenuhnya berorientasi
pada barat
Perkembangan ilmu pengetahuan didindonesia lebih berorientasi pada
kebutuhan pasar sehinga prodiprodi yang “laku keras” diprguruan tinggi
diindonesia adalah prodi yang terserap oleh pasar
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diindonesia belum
melibatkan masarakat luas sehihingga menyejahterakan kelompkok elit
yang mengembangkan ilmu.
B. Analisa
Penyusunan makalah ini berdasarkan metode deskritif analistis, yaitu
mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada,
menganalisis prmasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya.
10
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu artinya kelima sila pancasila
merupakan pegangan dan pedoman dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Bebebrapa terminology yang di kemukakan para pakar untuk
menggambarkan peran pancasila sebagai rujukan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi antara lain pancasila sebagai intellectual bastion ( Sofian
Effendi); pancasila sebagai common denominator values (muladi) ; pancasila sebagai
paaradigma ilmu.
Pentingnya pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu bagi mahasiswa
adalah untuk memperlihatkan peran pancasila sebagai rambu-rambu normative bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Selain itu, pengembnagan ilmu dan
teknologi di Indonesia harus berakar pada budaya bangsa Indonesia itu sendiri dan
melibatkan partisipasi masyarakat luas.
B. Saran
Makalah ini dibuat untuk memberikan informasi mengenai pancasila
sebagai dasar nilai pengembangan ilmu. Untuk pengembangan lebih lanjut,
penulis menyarankan kepada pembaca agar:
1. Lebih memahami dan mengamalkan nilai-nilai pancasiala dalam
kehidupan sehari-hari, terutama sebagai dasar nilai penembangan ilmu
2. Lebih mengkaji ilmu-ilmu dengan maksud untuk membangun
kehidupan tanah air.
11
DAFTAR PUSTAKA
12