Anda di halaman 1dari 2

Angka prevalensi akromegali diperkirakan mencapai 70 kasus dari satu juta penduduk,

sementara angka kejadian akromegali diperkirakan mencapai 3-4 kasus setiap tahunnya dari
satu juta penduduk. Frekuensi akromegali sama pada laki-laki dan perempuan. Usia rerata
pasien yang terdiagnosis akromegali adalah 40-45 tahun.

Gigantisme sangat langka, dengan sekitar 100 melaporkan kasus sampai saat ini. Acromegaly
lebih umum daripada giantism, dengan insiden 3-4 kasus per juta orang per tahun dan
prevalensi 40-70 kasus per juta penduduk. Peningkatan IGF-I sama pada pria dan
wanita.Dalam serangkaian 12 anak-anak, adenoma sekresi GH terjadi dengan rasio
perempuan-ke-laki-laki dari 1:2. Mengingat ukuran kecil dari seri ini, gangguan ini tidak
akan menampilkan bias seks selama masa kanak-kanak.

Kelebihan GH pada masa kanak-kanak, dimana lempeng epifisis (epiphyseal plate) pada
ujung-ujung tulang panjang masih belum tertutup, akan berakibat timbulnya tubuh raksasa
(gigantisme). Apabila kelebihan GH terjadi setelah dewasa, dimana lempeng efisisnya sudah
menutup maka yang terjadi adalah akromegali. Pada umumnya pasien gigantisme juga
menunjukkan gambaran akromegali. Penyakit ini jarang sekali. Insiden pasien baru adalah 3
– 4 / 1 juta penduduk / tahun. Usia rata-rata pada saat ditegakkannya diagnosis akromegali
adalah 40 – 45 tahun.

Gigantisme sangat jarang dijumpai. Di Eropa, setiap tahunnya hanya dilaporkan 3-4 kasus/1
juta penduduk. Kejadiannya pada wanta dan laki-laki sama. Laporan adanya kasus ini di
Indonesia juga sangat jarang. Dalam KONAS PERKENI II, tahun 1989 di Surabaya, Wijasa
dkk, melaporkan adanya kasus yang dirawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Angka kejadian gigantisme dan akromegali sekitar 3 permil untuk semua umur, tetapi lebih
banyak pada kelompok umur 30-50 tahun; Tidak jelas ada predisposisi seks ataupun suku.
Pernah dilaporkan beberapa kasus dalam satu keluarga, tetapi umumnya timbul secara
sporadik. Di Indonesia baru ada beberapa kasus, dan pada saat ini di Surabaya didapatkan
rata-rata 2 kasus per tahun dan tercatat 10 kasus pada tahun 1987-1989 (Askandar, 1991).
Angka kematian akromegali adalah dua kali lipat bila dibandingan dengan populasi normal.
Acromegaly adalah penyakit langka, dengan perkiraan prevalensi sekitar 69 kasus per juta
penduduk (European Journal of Endocrinology ,2004). Penyakit ini jarang sekali. Insiden
pasien baru adalah 3-4/1 juta penduduk/tahun. Usia rata-rata pada saat ditegakkannya
diagnosis akromegali adalah 40-45 tahun. Dapat timbul gejala-gejala akibat gigantisme dan
akromegali antara lain pusing 87%, gangguan visus 62%, papil edema 3%, Rhinorrhoe 15%,
Apoplexihipofise 3% dan apabila manifestasi klinis ini tidak mendapat penanganan yang
tepat akan menimbulkan rasa yang tidak nyaman bagi penderita gigantisme dan akromegali.
Apabila manifestasi klinis dari kelainan ini tidak segera ditangani dengan perawatan yang
tepat, maka akan menyebabkan timbulnya kematian di usia muda. Hal ini sangat penting
terutama bagi perawat sebagai tenaga kesehatan yang berada 24 jam bersama pasien
gigantisme dan akromegali.
Sumber : syafril.2015.akromegali dan gigantisme. Jurnal fk usu: medan

Anda mungkin juga menyukai