Anda di halaman 1dari 9

DEFINISI

 Guillain-Barré syndrome (GBS) adalah penyakit autoimun pada sistem saraf yang dipicu
oleh infeksi bakteri antesenden atau infeksi virus antesenden, beronset akut atau subakut,
dan biasanya ditandai dengan kelemahan progresif dari ekstremitas, parestesia ekstremitas,
dan arefleksia relatif atau komplit.
EPIDEMIOLOGI

 25% penderita gagal napas sehingga membutuhkan ventilator,


 4%-15% kematian, 20% kecacatan, dan kelemahan persisten
pada 67% penderita.
 pria = wanita, (pria lebih banyak 1,5 kali dibanding wanita)
 berbagai usia, usia sekitar 30-50 tahun (usia produktif).
 tidak dipengaruhi oleh ras, (kulit putih)
Dunia

1 sampai 4 penderita per 100.000


populasi di seluruh dunia per
tahunnya
ETIOLOGI

 Campylobacter jejuni,
 Epstein-Barr virus,
 cytomegalovirus,
 HIV,
 coxsackie virus,
 herpes simplex,
 hepatitis A virus,
 Mycoplasma pneumonia.
KLASIFIKASI

 Acute Motor-Sensory Axonal Neuropathy (AMSAN)


 Acute Motor-Axonal Neuropathy (AMAN)
 Miller Fisher Syndrome
 Chronic Inflammatory Demyelinative Polyneuropathy (CIDP)
 Acute pandysautonomia
PATOFISIOLOGI
Kondusksi salsatori
Menghancurkan tidak terjadi
Gangguan fx syaraf
Proses autoimun myelin yang dantodak ada GBS
perifer dan kranial
mengelilingi akson transmisi impuls
syaraf

 Gangguan fungsi syaraf kranial  Paralisis pada ocular, wajah dan otot orofaring,
kesulitan berbicara, mengunyah dan menelan
 Disfungsi otonom  Kurang bereaksinya system syaraf simpatis dan parasimpatis,
perubahan sensori gangguan frekuensi jantung dan ritme, perubahan tekanan 
penurunan curah jantung
 Gangguan syaraf perifer dan neuromuscular
 Parastesia dan kelemahan otot kaki
 Paralise lengkap, otot pernafasan terkena mengakibatkan insufisiensi pernapasan
MANIFESTASI KLINIK
Gejala Klinis Gejala Sensoris
• Kelemahan dan gangguan sensoris merupakan gejala • Kehilangan proprioceptiv (position sense) dan
yang paling sering dijumpai. Biasanya bersifat fibrosia (kehilangan refleks tendon dalam yang
progresif dimulai dari tungkai bawah dan bergerak dalam),
naik, menyebabkan kesukaran dalam bergerak yang • Nyeri, parastesia dan mati rasa.
sering disebut kaki karet, kaki cenderung goyah • Perubahan otonom dapat mencakup takikardia,
dengan atau tanpa mati rasa atau kesemutan sampai bradikardia, flushing wajah, hipertensi paroksismal,
paralisis. hipotensi ortostatik, anhidrosis dan atau diaphoresis.
• Kelemahan bergerak ke atas sampai otot lengan dan Dijumpai juga retensi urin dan ileus paralitik.
wajah, biasanya selama beberapa jam sampai hari (24 • Disfungsi usus dan kandung kemih jarang ditemukan
– 72 jam pada gejala awal, tetapi dapat juga bertahan untuk
• kelemahan bulbar (disfagia orofaringeal, yang periode waktu tertentu, terutama pada kasus yang
meliputi sulit menelan, meneteskan air liur, dan / atau parah, yang dijumpai pada dua pertiga kasus.
kesulitan mempertahankan jalan nafas terbuka) dan
ophthalmoplegia, yang dapat mempengaruhi otot-otot
pernapasan sehingga menyebabkan gagal napas.
DIAGNOSIS

 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik  Pemeriksaan neurologis meliputi sensibilitas, reflek fisiologis, refleks
patologis dan derajat kelumpuhan motoris.
 Pemeriksaan profil CSF (cerebrospinal fluid) melalui pungsi lumbal untuk melihat adanya
kenaikan protein dan jumlah sel. Profil CSF dapat menunjukkan hasil normal pada 48 jam
pertama onset GBS. Kenaikan akan terjadi pada akhir minggu kedua sampai mencapai
puncak dalam 4 -6 minggu.
 Pemeriksaan elektrofisiologis dilakukan menggunakan Electromyogram (EMG) dan Nerve
Conduction Velocity (NCV). NCV akan menganalisa kecepatan impuls dan EMG akan
merekam aktivitas otot sehingga mampu mendeteksi kelemahan reflek dan respon saraf 10
PENATALAKSANAAN

 Tatalaksana Farmakologi
 Tatalaksana terhadap manifestasi klinik
 Manajemen Kegagalan Respirasi
 Manajemen Disfungsi Otonom
 Manajemen Imunoterapi
 Manajemen suportif saat rehabilitasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai