V. Mediana Cubiti
Alat dan Bahan:
□ Tabung untuk sampel
□ Handschoen non-steril
□ Jarum dan syringe (semprit) atau needle dan holder
□ Tourniquet
□ Alkohol untuk hand-rub
□ Alcohol swab 70% untuk desinfeksi kulit
□ Kasa untuk diaplikasikan pada daerah pungsi
□ Label untuk specimen
□ Peralatan menulis
□ Kantong untuk transportasi
□ Tempat jarum bekas yang tidak tembus (tempat limbah tajam)
□ Antikoagulan (EDTA, Heparin, Na Sitrat, NH4-Oksalat)
Semprit (syringe)
Tabung vakutainer dengan tutup berbagai warna dengan jarumnya
sesuai dengan jenis aditifnya atau tanpa aditif
ANALITIK
Prosedur Pungsi Vena
□ Pasang tourniquet sekitar 4-5 jari atau 3-4 inci (7,5-10 cm) di atas tempat
pungsi vena dan periksa kembali vena tersebut. Tidak diperkenankan
memasang tourniquet terlalu ketat dan tidak lebih dari satu menit untuk
menghindari hemolisis. Pemasangan tourniquet kembali harus menunggu
setidaknya dua menit.
□ Desinfeksi daerah pungsi. Bersihkan daerah pungsi dengan alcohol swab 70%
selama 30 detik dan biarkan mengering selama 30 detik.
□ Pasien diminta mengepalkan tangan sehingga pembuluh darah lebih
menonjol.
□ Fiksasi vena dengan memegang lengan pasien dan menempatkan ibu jari
di bawah tempat pungsi vena.
□ Metode penusukan terdiri atas metode syringe (semprit) dan metode
tabung vakum.
Metode syringe atau semprit
□ Tusukkan jarum dengan cepat pada
sudut 15-30O dengan bevel jarum
menghadap ke atas dan dorong jarum
masuk sepanjang vena pada sudut yang
paling mudah masuk.
□ Tarik barrel dengan perlahan mengikuti
aliran darah vena yang mengalir masuk
ke dalam syringe. Penarikan barrel
terlalu cepat dapat mengakibatkan
hemolisis ataupun vena kolaps.
□ Setelah terkumpul darah yang cukup,
lepaskan tourniquet sebelum menarik
jarum keluar.
METODE TABUNG VAKUM
□ Tusuk jarum ke dalam vena dengan sudut 15-30 O, posisi bevel menghadap
ke atas.
□ Amati aliran darah pada needle chamber sebagai penanda bahwa jarum telah
masuk ke dalam vena.
□ Dorong tabung vakum ke holder.
□ Urutan pengambilan darah dengan tabung vakum sebagai berikut.
- Tabung untuk kultur darah
- Tabung untuk pemeriksaan koagulasi (sodium sitrat)
- Tabung untuk serum dengan ataupun tanpa clot-activator
- Tabung dengan zat aditif heparin
- Tabung dengan zat aditif EDTA
□ Lepaskan tourniquet dan lepaskan tabung vakum dari holder sebelum jarum
ditarik keluar.
□ Tabung dibolak-balik 8-10 kali agar zat additif tercampur dengan darah kecuali
tabung merah (tanpa zat aditif). Gerakan mengocok tabung dapat
menyebabkan hemolisis.
Pungsi Kapiler
□ Persiapan Pasien: Lokasi pengambilan Langkah kerja
darah yang akan ditusuk harus bersih. Tangan diletakkan di atas meja dengan posisi telapak
Pada orang dewasa dipakai ujung jari atau menghadap ke atas
anak daun telinga untuk mengambil darah Pilih bagian yang akan ditusuk dan dibersihkan
kapiler; pada bayi dan anak kecil boleh
juga tumit atau ibu jari kaki. Tempat yang Pegang jari pasien dengan ibu jari dan telunjuk kita
dipilih tidak boleh yang memperlihatkan Bagian kulit dibersihkan dengan kapas alkohol 70%
gangguan peredaran darah seperti sianosis
atau pucat. Tusukkan lancet pada kulit
•Pasien tidak dibenarkan makan obat pencahar, obat anti diare, golongan tetrasiklin, barium, bismuth, minyak
atau magnesium karena akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Persiapan sampel
• Feses sebaiknya feses segar, defekasi spontan, tidak tercampur dengan urin atau sekresi tubuh lainnya serta
diperiksa di laboratorium dalam waktu 2-3 jam setelah defekasi.
•Wadah yang dipakai pot plastic yang bermulut lebar, tertutup rapat dan bersih serta tidak boleh mengenai
bagian luar wadah dan diisi tidak terlalu penuh. Beri label nama, tanggal, nomor pasien, sex, umur, diagnosis
awal, pengiriman sampel ke laboratorium
Alat
• Warna: normal feses berwarna kuning coklat. Warna feses yang abnormal dapat
disebabkan atau berubah oleh pengaruh jenis makanan, obat-obatan, dan adanya
pendarahan pada saluran pencernaan.
• Bau: Bau normal feses disebabkan oleh indol, skatol, dan asam butirat. Tinja yang
abnormal mempunyai bau tengik, asam, basi.
• Konsistensi: Feses normal agak lunak dengan mempunyai bentuk.
• Lendir: Adanya lendir berarti ada iritasi atau radang dinding usus. Lendir pada bagian
luar feses menunjukkan lokasi iritasi mungkin pada usus besar, dan bila bercampur
dengan feses maka iritasi mungkin pada usus kecil.
• Darah: normal feses tidak mengandung darah.
• Parasit: cacing mungkin dapat terlihat.
Pemeriksaan Feses
□ TES MIKROSKOPIK
Persiaapan Pasien
• Pasien tidak dibenarkan makan obat pencahar, obat anti diare, golongan tetrasiklin, barium,
bismuth, minyak atau magnesium karena akan mempengaruhi hasil pemeriksaan
Persiapan Sampel
• Feses sebaiknya feses segar, defekasi spontan, tidak tercampur dengan urin atau sekresi
tubuh lainnya serta diperiksa di laboratorium dalam waktu 2-3 jam setelah defekasi.