Anda di halaman 1dari 5

Draft per Sept 2011

PERKEMBANGAN INVESTASI ASING LANGSUNG DI INDONESIA


(Bagian III)

Khusus untuk semester I tahun 2011, laju pertumbuhan y-on-y nilai

investasi asing langsung mayoritas negara-negara asal investor di Indonesia

menurun dibanding pada semester yang sama di tahun sebelumnya. Dalam kaitan

ini tercatat hanya ada 2 (dua) negara yang masih meningkat, yakni Inggris dan

Perancis.

Perkembangan kinerja investasi asing langsung di Indonesia—juga di

negara-negara tujuan investasi lainnya—pada suatu waktu tidak akan terlepas

dari pengaruh kondisi perekonomian internal negara tersebut, kondisi

perekonomian negara-negara asal investor, dan dinamika perekonomian global

pada saat itu. Oleh sebab itu, kinerja investasi asing langsung di Indonesia saat

ini dan beberapa waktu ke depan—baik secara langsung maupun tidak langsung,

baik pada saat yang bersamaan maupun ada jeda waktu—akan terpengaruh oleh

dinamika perekonomian global belakangan ini—yang masih diliputi oleh

ketidakpastian akibat krisis ekonomi yang melanda sejumlah negara—di Eropa

(khususnya zona euro), Amerika Utara (dalam hal ini AS), serta Asia (seperti

Jepang dan RRC).

Jika krisis yang tengah melanda sejumlah negara di Eropa, Amerika Utara,

dan Asia tersebut tidak cepat tertangani dengan baik dan terus berkepanjangan,

maka hampir bisa dipastikan bahwa investasi asing langsung di Indonesia dari

negara-negara yang terkena krisis tersebut akan menurun—atau bahkan akan

anjlok—untuk beberapa waktu ke depan, sampai krisis tersebut tertangani

dengan baik. Namun demikian, penurunan tersebut tentu tidak akan terjadi di

11
Draft per Sept 2011

semua sektor ekonomi, melainkan hanya pada sejumlah sektor ekonomi terkait

yang selama ini menjadi tujuan utama investasi dari masing-masing negara asal

investor tersebut. Terkait dengan hal ini, Lampiran 1 sampai dengan Lampiran 5

dari tulisan ini menyajikan secara lengkap perkembangan (nilai, komposisi nilai,

dan laju pertumbuhan y-on-y nilai) investasi asing langsung di Indonesia yang

berasal dari UE, AS, Jepang, RRC, dan ASEAN untuk masing-masing sektor

ekonomi selama periode 2008:1 – 2011:1.

Selama periode 2008:1 – 2011:1, rata-rata nilai investasi asing langsung

asal UE pada tiap semesternya adalah sebesar US$927,1 juta, dimana nilai

tertinggi dicapai pada semester I tahun 2011 (US$3.559,0 juta) dan nilai terendah

terjadi pada semester II tahun 2010 (-US$378,0 juta). Selama periode ini,

investasi asing langsung asal UE lebih banyak ditanamkan di sektor:

1) transportasi, pergudangan, dan komunikasi (45,7 persen);

2) industri pengolahan (44,8 persen);

3) pertambangan dan galian (38,8 persen); serta

4) lembaga perantara keuangan (12,6 persen).

Oleh karena itu, jika krisis ekonomi yang tengah melanda negara-negara UE saat

ini terus berkepanjangan, maka keempat sektor ekonomi di ataslah yang akan

paling merasakan dampak penurunan nilai invastasi asing langsung asal UE

tersebut. Secara lebih lengkap perkembangan (nilai, komposisi nilai, dan laju

pertumbuhan y-on-y nilai) investasi asing langsung asal UE untuk masing-masing

sektor ekonomi Indonesia selama periode 2008:1 – 2011:1 bisa dilihat pada

Lampiran 1 (a – c).

12
Draft per Sept 2011

Selama periode 2008:1 – 2011:1, rata-rata nilai investasi asing langsung

asal AS pada tiap semesternya adalah sebesar -US$246,1 juta, dimana nilai

tertinggi dicapai pada semester II tahun 2008 (US$630,0 juta) dan nilai terendah

terjadi pada semester II tahun 2009 (-US$79,0 juta). Selama periode ini, investasi

asing langsung asal AS hampir seluruhnya ditanamkan di sektor pertambangan

dan galian (rata-rata kontribusinya sebesar 153,6 persen dari total nilai investasi

asing langsung neto asal AS di Indonesia). Karena itu, jika krisis ekonomi yang

melanda AS—sejak tahun 2007—terus berkepanjangan, maka sektor

pertambangan dan galian-lah yang akan paling merasakan dampak dari

penurunan nilai invastasi asing langsung asal AS tersebut. Secara lebih lengkap

perkembangan (nilai, komposisi nilai, dan laju pertumbuhan y-on-y nilai) investasi

asing langsung asal AS untuk masing-masing sektor ekonomi Indonesia selama

periode 2008:1 – 2011:1 bisa dilihat pada Lampiran 2 (a – c).

Selama periode 2008:1 – 2011:1, rata-rata nilai investasi asing langsung

asal Jepang pada tiap semesternya adalah sebesar US$1.108,9 juta, dimana nilai

tertinggi dicapai pada semester II tahun 2010 (US$2.448,0 juta) dan nilai

terendah terjadi pada semester II tahun 2009 (US$292,0 juta). Selama periode

ini, investasi asing langsung asal Jepang lebih banyak ditanamkan di sektor:

1) industri pengolahan (82,2 persen);

2) pertambangan dan galian (6,4 persen); serta

3) perdagangan besar dan eceran, perbaikan kendaraan bermotor,

barang-barang rumah tangga (5,8 persen); serta

4) lembaga perantara keuangan (4,0 persen).

13
Draft per Sept 2011

Oleh karena itu, jika krisis ekonomi yang melanda Jepang belakangan ini—

khususnya setelah terkena gempa dan tsunami di awal tahun 2011 ini—terus

berkepanjangan, maka keempat sektor ekonomi di atas-lah—terutama sektor

industri pengolahan—yang akan paling merasakan dampak penurunan nilai

invastasi asing langsung asal Jepang tersebut. Secara lebih lengkap

perkembangan (nilai, komposisi nilai, dan laju pertumbuhan y-on-y nilai) investasi

asing langsung asal Jepang untuk masing-masing sektor ekonomi Indonesia

selama periode 2008:1 – 2011:1 bisa dilihat pada Lampiran 3 (a – c).

Selama periode 2008:1 – 2011:1, rata-rata nilai investasi asing langsung

asal RRC pada tiap semesternya adalah sebesar US$193,9 juta, dimana nilai

tertinggi dicapai pada semester II tahun 2008 (US$313,0 juta) dan nilai terendah

terjadi pada semester I tahun 2011 (US$114,0 juta). Selama periode ini,

investasi asing langsung asal RRC hampir seluruhnya ditanamkan di sektor

pertambangan dan galian (rata-rata kontribusinya sebesar 98,4 persen dari total

nilai investasi asing langsung neto asal RRC di Indonesia). Karena itu, jika RRC

mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan, maka sektor pertambangan dan

galian-lah yang akan paling merasakan dampak dari penurunan nilai invastasi

asing langsung asal RRC tersebut. Secara lebih lengkap perkembangan (nilai,

komposisi nilai, dan laju pertumbuhan y-on-y nilai) investasi asing langsung asal

RRC untuk masing-masing sektor ekonomi Indonesia selama periode 2008:1 –

2011:1 bisa dilihat pada Lampiran 4 (a – c).

Selama periode 2008:1 – 2011:1, rata-rata nilai investasi asing langsung

asal ASEAN pada tiap semesternya adalah sebesar US$2.025,7 juta, dimana nilai

tertinggi dicapai pada semester I tahun 2011 (US$3.496,0 juta) dan nilai terendah

14
Draft per Sept 2011

terjadi pada semester I tahun 2009 (US$526,0 juta). Selama periode ini,

investasi asing langsung asal ASEAN lebih banyak ditanamkan di sektor:

1) industri pengolahan (33,2 persen);

2) lembaga perantara keuangan (26,0 persen).

3) perdagangan besar dan eceran, perbaikan kendaraan bermotor,

barang-barang rumah tangga (19,5 persen);

4) pertambangan dan galian (8,4 persen); serta

5) transportasi, pergudangan, dan komunikasi (7,8 persen).

Oleh karena itu, jika negara-negara di ASEAN mengalami krisis ekonomi yang

berkepanjangan—terlebih lagi jika hal itu terjadi pada Singapura dan Malaysia,

maka kelima sektor ekonomi di atas-lah yang akan paling merasakan dampak

penurunan nilai invastasi asing langsung asal ASEAN tersebut. Secara lebih

lengkap perkembangan (nilai, komposisi nilai, dan laju pertumbuhan y-on-y nilai)

investasi asing langsung asal ASEAN untuk masing-masing sektor ekonomi

Indonesia selama periode 2008:1 – 2011:1 bisa dilihat pada Lampiran 5 (a – c).

___________________________

15

Anda mungkin juga menyukai