A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Untuk mengetahui dan memahami pemeriksaan pendengaran, pengecapan, &
penciuman.
B. SASARAN PEMBELAJARAN
C. PENDAHULUAN
Pendengaran
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan
gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke
jendela oval. Getaran struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan
limfe yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan
menggerakkan membran reissmer dan menggetarkan cairan limfe dalam
saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfe di dalam saluran tengah
menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan
cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya
membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan
menggetarkan selaput-selaput basilar, yang akan menggerakkan sel-sel rambut
ke atas dan ke bawah. Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan
ion kalium dan ion Na menjadi aliran listrik yang diteruskan ke cabang N.VIII
yang kemudian meneruskan ransangan ke pusat sensori pendengaran di otak
melalui saraf pusat yang ada di lobus temporalis (Guyton, 2007).
Rangsang getaran yang diterima ujung saraf pendengaran diteruskan oleh saraf koklea ke
otak. Di dalam koklea terdapat 24.000 alat corti, yang masing-masing mempunyai kepekaan
menerima frekuensi tertentu. Kita hanya dapat mendengar suara dari 20 sampai 20.000 Hertz,
tetapi ada orang-orang tertentu yang dapat mendengar antara 16 sampai 20.000 Hertz.
Pengecapan
Indra pengecapan membuat kita mampu membedakan pengecapan yang berbeda, yang
merupakan peran dari taste buds yang ada di dalam mulut.
Pengenalan bahan kimia spesifik yang mampu merangsang berbagai reseptor pengecapan.
Kemampuan reseptor pengecapan di kategorikan empat sensasi pengecapan utama, yaitu
asam, asin, manis dan pahit.
Seseorang dapat menerima beratus-ratus pengecapan yang berbeda. Semua itu seharusnya
merupakan kombinasi dari sensasi pengecapan dasar.
Penciuman
indera penciuman terletak dalam rongga hidung (cavum nasi) yang dilapisi oleh sel-sel epitel
atau mukosa. Sel tersebut mempunyai dendrit yang disebut batang penciuman (olfaktory rod)
yang menonjol dari permukaan epitel rongga hidung. Reseptor penciuman menerima
stimulus dari zat-zat berbau yang sumbernya di luar hidung yang menimbulkan terjadinya
potensial - potensial pada sel bipolar.
Nervus olfaktorius atau saraf kranial pertama (I) melayani ujung organ pencium, dan
merupakan reseptor yang sangat spesifik. Rasa penciuman dirangsang oleh zat kimia yang
berbentuk uap atau gas yang terhirup ataupun oleh unsur-unsur halus. Rasa penciuman itu
sangat peka dan kepekaannya mudah hilang, bila dihadapkan pada suatu bau yang sama
untuk suatu waktu yang cukup lama. Misalnya orang yang berada dalam satu ruangan yang
sesak dan pengap, akan segera tidak merasakan bau yang tidak enak, sementara di lain pihak
bau itu akan segera menyengat hidung orang yang baru datang dari lingkungan udara segar
yang masuk ke dalam ruangan itu. Rasa penciuman juga diperlemah, bila selaput lendir
hidung sangat kering, sangat basah atau membengkak, seperti halnya seseorang diserang
pilek.
Jalur penciuman berakhir di dua daerah di otak yang disebut daerah penciuman medialis dan
daerah penciuman lateralis. Daerah penciuman medialis terutama berkaitan dengan fungsi
primitif misalnya pengeluaran air liur sebagai respon terhadap bau, mengecapkan bibir, dan
menyebabkan binatang dapat menjilati makanan cair
Daerah penciuman lateralis bertanggung jawab mengenai responrespon yang kompleks
terhadap rangsang penciuman. Misalnya pengenalan makanan yang lezat atau menjijikkan
yang berdasarkan pengalaman yang telah lalu mungkin merupakan fungsi dari daerah ini.
MATERI PRAKTIKUM
1. PEMERIKSAAN PENDENGARAN
1. Test Berbisik
2. Test Rinne
3. Test Weber
4. Test Schwabah
2. PEMERIKSAAN PENGECAP
1. Pemeriksaan 4 primary taste sensational
3. PEMERIKSAAN PENCIUMAN
Hasil pemeriksaan :
Tes Rinne (+) : pada pendengaran normal dan kekurangan pendengaran jenis
sensorineural
Tes Rinne (-) : pada kekurangan pendengaran jenis hantaran.
Percobaan V : Pengecapan
Larutan-larutan yang dipergunakan :
1. 5% gula tebu
2. 1% quinine disulfat
3. 2% citric acid
4. 5% sodium chlorida
Rasa dari masing-masing bahan tersebut di atas adalah : manis, pahit, asam dan asin.
Cara Kerja :
Lidah praktikan dikeringkan lebih dahulu dengan kertas penghisap.Letak reseptor untuk
setiap macam pengecapan tadi ditentukan dengan meletakkan setetes larutan-larutan itu pada
berbagai bagian dari lidah dengan pertolongan ujung sebuah batang gelas secara bergantian.
Gambarkanlah sketsa dari lidah dan berikan tanda tempat-tempat dimana kita merasakan
pengecapan tertentu.
Percobaan VI : Penciuman
Dengan sejumlah botol tertentu yang berisi bahan yang berbau, tentukanlah berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk hidung agar dapat :
a. Mencium bau
b. Mengenal bau
Bernafaslah dari botol yang berisi amonia encer selama beberapa menit.Perhatikan adanya
kelelahan perasaan (fatigue of the sensation). Apabila perasaan itu telah seluruhnya lelah,
cobalah kepekaannya terhadap bau yang lain. Apakah kelelahan olfaktori spesifik?
LAPORAN LATIHAN
PENDENGARAN DAN PENCIUMAN
Nama : ..................................................................................
NPM : ..................................................................................
Group/Meja : ..................................................................................
Tanggal : ..................................................................................