Anda di halaman 1dari 26

TINDAKAN MEDIS

SEBELUM-SELAMA-SETELAH
PEMBEDAHAN
OLEH
dr. Muhammad Budi Syahputra, M.Biomed
Tindakan Sebelum Bedah (Pre-Surgery)
• adalah masa sebelum dilakukannya tindakan pembedahan , dimulai
sejak persiapan pembedahan dan berakhir sampai pasien dimeja
bedah .
• Pemeriksaan lain yang dianjurkan sebelum pelaksanaan operasi
adalah Radiografi toraks, elektrokardiogram, pemeriksaan darah
lengkap,urinalisa, kadar gula darah,analisis gas darah, elektrolit ,
pemeriksaan fungsi hati dan ginjal.
Tindakan yang diperlukan
• Inform Consent
• Mencakup penjelasan berbagai informasi mengenai penyakit, jenis
pemeriksaan,tindakan pembedahan,dokter ,paramedis,alat alat yang
dilakukan sblm bedah ,alat – alat khusus yang diperlukan ,pengiriman ke
kamar bedah,ruang pemulihan ,dan obat-obatan.
• Persiapan diet
• Pasien yang akan dibedah memerlukan pesiapan khusus dlm hal pengaturan
diet, sehari sblm bedah , pasien boleh menerima makanan biasa .namun , 8
jam sblm bedah tsb dilakukan , pasien tidak diperbolehkan makan .
Sedangkan cairan tdk dipergunakan 4 jam sblm operasi, sebab makanan dan
cairan dlm lambung dapat menyebabkan terjadi aspirasi.
• Aseptik
• persiapan ini dilakukan dg cara membebaskan daerah yang akan dibedah dari
mikroorganisme dg povidone iodine atau sabun heksaklorofin
(hexachorophene) atau sejenisnya yg sesuai dg jenis pembedahan . Bila pda
kulit terdapat rambut, maka harus dicukur.
• Latihan bernafas dan latihan batuk
• latihan ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pengembangan paru –
paru . Sedangkan batuk dapat mjd kontraindikasi pada bedah intrakranial
,mata ,telinga , hidung dan tenggorokan krn dpt meningkatkan tekanan ,
merusak jaringan , dan melepaskan jahitan. Penafasan yang dianjurkan adl
penafasan diagfarma.
• Cara melakukan penafasan secara diafragma adalah :
• Atur posisi tidur semifowler , lutut dilipat untuk mengembangkan toraks.
• Tempatkan tangan di atas perut .
• Tarik nafas perlahan –lahan melalui hidung , biarkan dada mengembang.
• Tahan nafas 3 detik.
• Keluarkan napas dg mulut yang dimoncongkan .
• Tarik nafas dan keluarkan kembali, lakukan hal yang sama hingga 3 kali setelah
napas terakhir , batukkan untuk mengeluarkan lendir.
• Istirahat.
• Latihan kaki
• latihan ini dpt dilakukan untuk mencegah dampak tromboflebilis.Latihan
kaki yg dianjurkan antara lain latihan memompa, latihan quadrisep dan
latiha mengencangkan glutea .
• Latihan mobilitas
• latihan mobilitas dilakukan untuk mencegah komplikasi sirkulasi, mencegah
dekubitus , merangsang peristaltik , serta mengurangi nyeri . Melalui latihan
mobilitas , pasien harus mampu men disiggunakan alat di tempat tidur .
Seperti menggunakan penghalang agar bisa memutar bakedan , melatih
duduk disisi tempat tidur , atau dengan menggeser pasien ke sisi tempat
tidur . Melatih duduk diawali dg tidur fowler , kemudian duduk tegak dg
kaki menggantung disisi tempat tidur.
• Pencegahan cedera
• Untuk mengatasi risiko terjadinya cedera , tindakan yang perlu dilakukan sebelum
pelaksanaan bedah adalah:
1. Cek identitas
2. Lepaskan perhiasan pada pasien yang dapat mengganggu, misalnya : cincin,
gelang , dan lain – lain
3. Bersih cat kuku untuk memudahkan pernilaian sirkulasi
4. Lepaskan protesis
5. Alat bantu pendengaran dapat digunakan jika pasien tidak dapat mendengar
6. Anjuran pasien untuk mengosongkan kandungan kemih
7. Gunakan kaos kaki antiemboli bila pasien berisikon terjadi
• Tujuan
1. Mengenal pasien, mengetahui masalah saat ini, mengetahui
riwayat penyakit dahulu serta keadaan / masalah yang mungkin
menyertai pada saat ini.
2. Menciptakan hubungan dokter-pasien
3. Menyusun rencana penatalaksanaan sebelum, selama dan
sesudah anestesi / operasi
4. Informed consent
• Penilaian catatan medik (chart review)
1. Membedakan masalah obstetri / ginekologi dengan masalah
non-obstetri yang terjadi pada kehamilan.
2. Jenis operasi yang direncanakan
3. Indikasi / kontraindikasi
4. Ada/tidak kemungkinan terjadinya komplikasi, faktor penyulit
5. Obat-obatan yang pernah / sedang / akan diberikan untuk
masalah saat ini yang kemungkinan dapat berinteraksi dengan
obat / prosedur anestesi
6. Hasil-hasil pemeriksaan penunjang / laboratorium yang
diperlukan
INTRA OPERASI
• Asuhan intra operasi merupakan bagian dari tahapan asuhan
perioperatif. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala
macam aktivitas yang dilakukan oleh tenaga paramedis di ruang
operasi. Aktivitas di ruang operasi oleh paramedic difokuskan pada
pasien yang menjalani prosedur pembedahan untuk perbaikan,
koreksi atau menghilangkan masalah-masalah fisik yang mengganggu
pasien. Perawatan intra operatif tidak hanya berfokus pada masalah
fisiologis yang dihadapi oleh pasien selama operasi, namun juga harus
berfokus pada masalah psikologis yang dihadapi oleh pasien
• Secara umum anggota tim dalam prosedur pembedahan ada tiga
kelompok besar, meliputi ahli anastesi dan perawat anastesi yang
bertugas memberikan agen analgetik dan membaringkan pasien
dalam posisi yang tepat di meja operasi, ahli bedah dan asisten yang
melakukan scrub dan pembedahan serta perawat intra operatif.
Perawat intra operatif bertanggung jawab terhadap keselamatan dan
kesejahteraan pasien.
Persiapan dan Asuhan Intra Operasi
• Asuhan intra operasi merupakan bagian dari tahapan asuhan
perioperatif. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala
macam aktivitas yang dilakukan oleh tenaga paramedis di ruang
operasi.
• Aktivitas di ruang operasi oleh paramedik difokuskan pada pasien
yang menjalani prosedur pembedahan untuk perbaikan, koreksi atau
menghilangkan masalah-masalah fisik yang mengganggu pasien.
• Perawatan intra operatif tidak hanya berfokus pada masalah fisiologis
yang dihadapi oleh pasien selama operasi, namun juga harus berfokus
pada masalah psikologis yang dihadapi oleh pasien.
• Secara umum anggota tim dalam prosedur pembedahan ada tiga
kelompok besar, meliputi ahli anastesi dan perawat anastesi yang
bertugas memberikan agen analgetik dan membaringkan pasien
dalam posisi yang tepat di meja operasi, ahli bedah dan asisten yang
melakukan scrub dan pembedahan serta perawat intra operatif.
• Perawat intra operatif bertanggung jawab terhadap keselamatan dan
kesejahteraan pasien.
Rencana Tindakan:
1. Penggunaan baju seragam bedah.
2. Mencuci tangan sebelum pembedahan.
3. Menerima pasien didaerah bedah.
4. Pengiriman dan pengaturan posisi dikamar bedah.
5. Pembersihan dan persiapan kulit.
6. Penutupan daerah steril.
7. Pelaksanaan anastesia.
8. Pelaksaan pembedahan.
POST OPERATIVE
• Asuhan post operasi (segera setelah operasi) harus dilakukan di ruang
pemulihan tempat adanya akses yang cepat ke oksigen, pengisap,
peralatan resusitasi, monitor, bel panggil emergensi, dan staf terampil
dalam jumlah dan jenis yang memadai.
Rencana Tindakan
1. Meningkatkan proses penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri
dapat dilakukan dengan cara merawat luka, serta memperbaiki asupan
makanan tinggi protein dan vitamin C. Protein dan vitamin C dapat
membantu pembentukan kolagen dan mempertahankan integritas
dinding kapiler.
2. Mempertahankan respirasi yang sempurna dengan latihan nafas,
tarik nafas yang dalam dengan mulut yang terbuka, lalu tahan nafas
selama 3 detik dan hembuskan. Atau, dapat pula dilakukan dengan
menarik nafas melalui hidung dengan menmggunakan diafragma,
kemudian nafas dikeluarkan pelahan lahan melalui mulut yang di
kuncupkan.
3. Mempertahankan sirkulasi, dengan stoking pada pasien yang
beresiko tromboflebitis atau pasien dilatih agar tidak duduk terlalu
lama dan harus meninggikan kaki pada tempat duduk guna
mempelancar vena balik.
4. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, dengan
memberikan cairan sesuai dengan kebutuhan pasien; monitor input
dan output; serta mempertahankan nutrisi yang cukup
5. Mempertahankan eliminasi, dengan mempertahankan asupan dan
output; serta mencegah terjadinya lentensi urin.
6. Mempertahankan aktifitas dengan latihan yang memperkuat otot
sebelum ambulatory.
7. Mengurangi kecemasan dengan melakukan komunikasi secara
terapautik.
Asuhan pasca operatif secara umum meliputi
• Pengkajian tingkat kesadaran. Pada pasien yang mengalami
anastesi general, perlu dikaji tingkat kesadaran secara intensif
sebelum dipindahkan ke ruang perawatan. Kesadaran pasien
akan kembali pulih tergantung pada jenis anastesi dan kondisi
umum pasien.
• Pengkajian suhu tubuh, frekuensi jantung/ nadi, respirasi dan tekanan
darah. Tanda-tanda vital pasien harus selalu dipantau dengan baik.
• Mempertahankan respirasi yang sempurna. Respirasi yang sempurna
akan meningkatkan supply oksigen ke jaringan. Respirasi yang
sempurna dapat dibantu dengan posisi yang benar dan menghilangkan
sumbatan pada jalan nafas pasien. Pada pasien yang kesadarannya
belum pulih seutuhnya, dapat tetap dipasang respirator
• Mempertahankan sirkulasi darah yang adekuat.
• Mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit dengan cara memonitor input serta
outputnya.
• Mempertahankan eliminasi, dengan cara
mempertahankan asupan dan output serta
mencegah terjadinya retensi urine
• Pemberian posisi yang tepat pada pasien, sesuai
dengan tingkat kesadaran, keadaan umum, dan
jenis anastesi yang diberikan saat operasi.
• Mengurangi kecemasan dengan cara melakukan
komunikasi secara terapeutik.
• Mengurangi rasa nyeri pada luka operasi, dengan teknik-
teknik mengurangi rasa nyeri.
• Mempertahankan aktivitas dengan cara latihan
memperkuat otot sebelum ambulatory.
• Meningkatkan proses penyembuhan luka dengan
perawatan luka yang benar, ditunjang factor lain yang
dapat meningkatkan kesembuhan luka.
KESIMPULAN
• Preoperasi adalah masa sebelum dilakukannya tindakan
pembedahan , dimulai sejak persiapan pembedahan dan berakhir
sampai pesien dimeja bedah. Intra operasi adalah suhan intra operasi
merupakan bagian dari tahapan asuhan perioperatif. Aktivitas yang
dilakukan pada tahap ini adalah segala macam aktivitas yang
dilakukan oleh tenaga paramedis di ruang operasi. / Pasca Bedah
adalah suhan post operasi (segera setelah operasi) harus dilakukan di
ruang pemulihan tempat adanya akses yang cepat ke oksigen,
pengisap, peralatan resusitasi, monitor, bel panggil emergensi, dan
staf terampil dalam jumlah dan jenis yang memadai

Anda mungkin juga menyukai