Anda di halaman 1dari 30

Proses Penuaan

dr. Muhammad Budi Syahputra, M. Biomed


Definisi
“Menua ( = menjadi tua = aging) adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita “ (Constantinides,
1994).
Dengan begitu manusia secara progresif akan
kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan
menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan
struktural yang disebut sebagai “Penyakit Degeneratif”.
Penyakit Degeneratif (Hipertensi, arteriosklerosis,
DM, dan kanker) yang akan menyebabkan kita
menghadapi akhir hidup dengan episode terminal yang
dramatik seperti stroke, infark miokard, koma asidosis,
metastasis kanker dsb.
Ada yang menganalogikan menuanya manusia
sepertinya ausnya suku cadang suatu mesin yang bekerja
sangat kompleks yang bagian-bagianya sangat
mempengaruhi secara fisik dan somatik.
Batasan Usia
 Menurut WHO
1. Usia Pertengahan (Middle Age) : 45 – 59 tahun
2. Usian Lanjut (Elderly) : 60 – 74 tahun
3. Usia Lanjut Tua (Old) : 75 – 90 tahun
4. Usia Sangat Tua : > 90 tahun

 Menurut Depkes RI
1. Pertengahan Umur Lanjut Usia (Virilitas): 45 – 54 tahun
2. Usia Lanjut Dini (Prasenium) : 55 – 64 tahun
3. Usia Lanjut (Senium) : > 65 tahun
4. Usia Lanjut Resiko Tinggi : > 70 tahun
Proses penuaan secara biologis melalui tiga tahap :

1. Tahap Subklinik (Usia 25 – 35 tahun)


 ↙ Hormon.
 Hormon Testosteron
 Growth Hormon
 Hormon Estrogen

 Pembentukan radikal bebas yang dapat merusak Sel &


DNA → tidak mengalami gejala dan tanda penuaan.
2. Tahap Transisi (Usia 35 – 45 tahun)

 Kadar hormon ↙ sampai 25 %.


 Masa otot berkurang sebanyak 1 kg setiap beberapa
tahun.
 Komposisi lemak tubuh bertambah, menyebabkan :
 RI (Resistensi Insulin).
 Penyakit jantung.
 Obesitas .
 Penglihatan, pendengaran menurun, uban, elastisitas
dan pigmentasi menurun, ↙ seksual.
3. Tahap Klinik

 ↙ Hormon growth hormon, melatonin, testosteron,


estrogen dan hormon tiroid.
 ↙ Kemampuan penyerapan bahan makanan, vitamin
dan mineral.
 Masa otot berkurang 1 kg / 3 tahun.
 Meningkatnya berat tubuh dan berat badan.
 Penyakit kronis mulai nyata.
 Disfungsi seksual.
Teori Proses Penuaan
1. Teori “Genetic Clock”

 Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi


akibat adanya program jam genetik di dalam nuklei.
Jam ini akan berputar dalam jangka waktu tertentu
dan jika sudah habis putarannya maka akan
menyebabkan berhentinya proses mitosis (Haiflick,
1980).
 Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam
menganalisis faktor – aktor penyebab terjadinya
proses menua adalah faktor lingkungan yang
menyebabkan terjadinya mutasi somatik.
2. Mutasi Somastik (Teori Error Catastrophe)

 Faktor-faktor yang menyebabkan proses menua adalah


faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya
mutasi somatik.
 Radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur,
sebaliknya menghindari terkena radiasi atau tercemar
zat kimia yang bersifat karsinogenik atau toksik dapat
memperpanjang umur.
 Menurut teori ini terjadi mutasi yang progresif pada
DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya
penurunan kemampuan fungsional sel tersebut.
Menurut hipotesis “Error Catastrophe” menua di
sebabkan oleh kesalahan beruntun sepanjang kehidupan
setelah berlangsung dalam waktu yang cukup lama, terjadi
kesalahan dalam proses transkripsi (DNA → RNA) maupun
dalam proses translasi (RNA → protein/enzim).

Jika terjadi kesalahan dalam proses translasi


(pembuatan protein) maka akan terjadi kesalahan makin
banyak, sehingga terjadilah katastrop (Suhana, 1994).
3. Rusaknya Sistem Imun Tubuh

 Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca


translasi, dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan sistem imum tubuh mengenali dirinya
sendiri (self recognation).
 Jika mutasi somastik menyebabkan terjadinya kelainan
pada antigen permukaan sel, maka hal ini dapat
menyebabkan sistem imum tubuh menganggap sel
yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing
dan menghancurkannya, perubahan ini yang menjadi
dasar terjadinya peristiwa autoimum.
 Hasilnya dapat berupa reaksi antigen/antibodi yang luas
mengenai jaringan-jaringan beraneka ragam, efek
menua jadi akan menyebabkan reaksi
histoinkomtabilitas pada banyak jaringan.
 Sistem imum tubuh sendiri daya pertahanannya
mengalami penurunan pada proses menua, daya
serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun,
sehingga sel kanker leluasa membelah belah sehingga
terjadi meningkatnya sesuai meningkatnya umur .
 Semua sel somastik akan mengalami proses menua
kecuali sel seks dan sel yang mengalami mutasi menjadi
kanker.
4. Kerusakan Akibat Radikal Bebas

• Radikal bebas (RB) dapat terbentuk dialam bebas dan


didalam tubuh jika fagosit pecah dan sebagai produk
sampingan didalam rantai pernafasan didalam
mitokondria.
• Radikal bebas bersifat merusak, karena sangat reaktif,
sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein, asam
lemak tidak jenuh, seperti dalam membran sel.
• Tubuh sendiri mempunyai kemampuan untuk
menangkal RB dalam bentuk Enzim ;
1) Enzim Superoxida Dismutase
2) Enzim Katalase
3) Enzim Glutation Peroksidase
• RB juga dapat dinetralkan menggunakan senyawa non
enzimatik seperti Vitamin C (asam askorbat), Vit A
(Beta karoten)Vit E(tocopherol).
• Walaupun ada sistem penangkal, sebagian RB tetap
lolos, bahkan semakin lanjut usia semakin banyak RB
terbentuk sehingga proses pengrusakan terus terjadi
kerusakan organel sel semakin lama semakin banyak
akhirnya sel mati.
5. Teori Menua Akibat Metabolisme

 Pengurangan intake kalori pada rodentia muda akan


menghambat petumbuhan dan memperpanjang umur.
 Hewan yang paling terhambat pertumbuhannya dapat
mencapai umur 2 x lebih panjang umur kontrolnya,
ternyata bahwa panjang umur berasosiasi dengan
tertundanya proses degenerasi .
 Perpanjangan umur karena penurunan jumlah kalori
antara lain disebabkan karena menurunnya salah satu
beberapa proses metabolisme sehingga terjadi
penurunan pengeluaran hormon yang merangsang
proliferasi sel mis; insulin, hormon pertumbuhan.
 Hasil penelitian menunjukan adanya keterkaitan
tersebut; misalnya, perkembangan lalat lebih cepat
dan umurnya lebih pendek pada temperatur 30◦ C, jika
dibandingkan dengan lalat yang dipelihara pada
temperatur 10◦ C.
 Mamalia yang dirangsang untuk hibernasi (tidur)
selama musim dingin umurnya lebih panjang dari
kontrolnya, Sebaliknya jika mamalia ditempatkan pada
temperatur yang rendah tanpa dirangsang
berhibernasi, metabolismenya meningkat dan
berumur lebih pendek.
 Modifikasi cara hidup yang kurang bergerak menjadi
lebih banyak bergerak mungkin juga dapat
meningkatkan umur panjang .
 Hewan yang hidup di alam bebas yang banyak
bergerak dibandingkan hewan yang berada di
laboratorium yang kurang bergerak dan banyak
makan, hewan yang dialam bebas lebih panjang
umurnya dari pada hewan dilaboratorium.
Perubahan pada Proses Menua

Perubahan proses menua bersifat bertahap (Gradual loss).


Perubahan – perubahan tersebut diantaranya adalah
perubahan sel, sistem persarafan, sistem pendengaran,
sistem penglihatan, sistem kardiovaskular, sistem
genitourinaria, sistem endrokrin, sistem muskuloskeletal, dan
disertai juga perubahan mental maupun memori.
Perubahan Sistem Integumen

 Epidermis tipis dan rata → vena – vena tampak


menonjol.
 Penururan jaringan elastis → penampilan keriput.
 Tekstur kulit lebih kering, penurunan kelenjar eksokrin
dan kelenjar sebasea.
 Massa lemak bebas berkurang 6.3 % / BB / dekade.
 Massa air berkurang 2.5% / dekade.
Perubahan Sistem Muskuloskeletal

 Otot mengalami atrofi, sebagai akibat berkurangnya


aktifitas, gangguan metabolik atau denervasi saraf.

 Pembentukan tulang melambat karena adanya


penururan hormon estrogen pada wanita, vitamin D
dan beberapa hormon lain.
Perubahan pada Sistem Neurologis

 Berat otak menurun 10 % pada umur 10 tahun sampai


dengan 70 tahun .
 Pembuluh darah terjadi penebalan intima akibat
proses aterosklerosis dan tunika media → gangguan
vaskularisasi otak → Transient ischaemic attack (TIA),
Stroke, dan dementia.
 Perubahan patologik pada jaringan saraf sering
menyertai berbagai penyakit metabolik, antara lain :
Diabetes, hipertiroid.
Perubahan Sistem Pendengaran

 Degenerasi organ korti (hilangnya sel rambut) berefek


ketulian.
 Hilangnya neuron di kokhlea berakibat tuli konduktif.
Perubahan Sistem Penglihatan

 Hilangnya lemak periorbital, mata tampak cekung,


kelopak mata melengkung.
 Perubahan Degeneratif di otot akomodasi, iris,
vitreous retina dan koroid berakibat presbiopia, refleks
melambat, penurunan lapangan pandang, rusaknya
pandangan atas warna.
Perubahan Sistem Endokrin

 50% lansia menunjukkan intoleransi glukosa.


 Faktor diet, obesitas, dan kurangnya olahraga serta
penuaan menyebabkan terjadinya penurunan toleransi
glukosa.
 Osteoporosis sering terdapat pada usia lanjut,
terutama pada wanita pasca menopause oleh karena
penurunan mendadak hormon estrogen.
Perubahan Sistem Urogenital

 Penurunan jumlah nefron sekitar 50% dan nefron


terlihat atrofi.
 Pada saat terjadi stres fisik (latihan berat, infeksi, gagal
jantung, dll) ginjal tidak dapat mengatasi peningkatan
kebutuhan tersebut dan mudah terjadi gagal ginjal.
 Pada usia lanjut kreatinin juga tidak menggambarkan
keadaan fungsi ginjal, oleh karena jumlah protein
tubuh dalam massa otot (yang merupakan kontributor
utama kadar kreatinin darah) sudah menurun.
Perubahan Sistem Respirasi

 > 25 tahun, elastisitas paru menurun, kekakuan


dinding dada meningkat, kekuatan otot dada menurun
sehingga menyebabkan ↙ rasio ventilasi-perfusi
dibagian paru.
 Penurunan gerak silia di dinding sistem respirasi,
penurunan refleks batuk dan refleks fisiologik lain yang
menyebabkan peningkatan kemungkinan terjadinya
infeksi akut pada saluran napas bawah.
 Perubahan morfologi dan fungsional memudahkan
terjadinya PPOK, infeksi paru dan keganasan paru –
bronkus.
Perubahan Sistem Persendian

 Pada sinovial sendi terjadi perubahan tidak ratanya


permukaan sendi, fibrilasi dan pembentukan celah dan
lekukan dipermukaan tulang rawan, kondisi ini
terdapat pada osteoarthritis.
 Kondisi ini dianggap patologik bila terdapat stres
tambahan misalnya apabila terjadi trauma atau pada
sendi penanggung beban.
 Penyakit sendi yang sering terdapat pada usia lanjut
adalah osteoarthritis, rematoid arthritis, gout arthritis
dan rematika polimialgia.
Perubahan Tekanan Darah & Sistem Kardiovaskular

 Terjadi penebalan Intima (akibat proses aterosklerosis)


yang menyebabkan kelenturan pembuluh darah
meningkat → pening katan tekanan darah (terutama
sistolik).
 Penurunan kontraksi, kecepatan kontraksi dan isi
sekuncup pada sistem kardiovaskular.
 Terjadi penurunan yang signifikan dari cadangan
jantung dan kemampuan untuk meningkatkan
kekuatan curah jantung pada saat exercise → memicu
terjadinya angina → penyakit jantung koroner.
Perubahan Sistem Gastrointestinal

 Semakin lanjut usia sering terjadi kegagalan sekresi


asam lambung, karena terjadi atrofi sel mukosa
lambung.
 Terjadinya perubahan villi mukosa usus halus pada
proses menua menjadi lebih pendek dan lebar.
 Perubahan morfologik akan menyebabkan perubahan
fungsional sampai perubahan patologik. Seperti :
Disfagia, Ulkus Peptikum, Pankreatitis, Sindrom
Malabsorbsi, Gastritis.
Perubahan Sistem Immunologi

 Terjadi peningkatan pembentukan auto-antibodi


sehingga insidensi auto-imun meningkat.
 Pengenalan dan penyerangan terhadap sel-sel tumor
juga menurun, menyebabkan insidensi penyakit
neoplasma meningkat.

Anda mungkin juga menyukai