Disusun Oleh:
Zulfi Anan Winaldi
NIM: PO.62.20.1.16.169
A. DEFINISI KB
- Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga
(Suratun, 2008).
- Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum, 2008).
- Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan
dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 1998).
B. TUJUAN PROGRAM KB
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatu
keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan
kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan
keluarga.
C. SASARAN PROGRAM KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per
tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.
4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam
usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program
KB Nasional.
D. RUANG LINGKUP KB
Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja;
Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas;
Keserasian kebijakan kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan
kenegaraan dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur
negara.
E. STRATEGI PROGRAM KB
Terbagi dalam 2 hal
a. Strategi dasar
- Meneguhkan kembali program di daerah
- Menjamin kesinambungan program
b. Strategi operasional
- Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
- Peningkatan kualitas dan prioritas program
- Penggalangan dan pemantapan komitmen
- Dukungan regulasi dan kebijakan
- Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
J. SYARAT-SYARAT KONTRASEPSI
Hendaknya Kontrasepsi memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya
b. Efek samping yang merugikan tidak ada
c. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan
d. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan
e. Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama pemakaiannya
f. Cara penggunaannya sederhana
g. Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas
h. Dapat diterima oleh pasangan suami istri (Mochtar, 1998).
K. CARA-CARA KONTRASEPSI
Cara-cara kontrasepsi dapat dibagi menjadi beberapa metode :
a. Pembagian menurut jenis kelamin pemakai
1) Cara atau alat yang dipakai oleh suami (pria)
2) Cara atau alat yang dipakai oleh istri (wanita)
b. Menurut pelayanannya
1) Cara medis dan non-medis
2) Cara klinis dan non-klinis
c. Pembagian menurut efek kerjanya
1) Tidak mempengaruhi fertilitas
2) Menyebabkan infertilitas temporer (sementara)
3) Kontrasepsi permanen dengan infertilitas menetap
d. Pembagian menurut cara kerja alat/cara kontrasepsi
1) Menurut keadaan biologis: senggama terputus, metode kalender, suhu badan dll
2) Memakai alat mekanis : kondom, diafragma,
3) Memakai obat kimiawi : spermisida
4) Kontrasepsi intrauterina : IUD
5) Hormonal : pil KB, suntikan KB, dan alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK)
6) Operatif : tubektomi dan vasektomi
f. Pembagian umum dan banyak dipakai adalah
1) Metode merakyat : senggama terputus, pembilasan pasca senggama, perpanjangan
masa laktasi
2) Metode tradisional : pantang berkala, kondom, diafragma dan spermisida
3) Metode modren
a) Kontrasepsi hormonal : pil KB, suntik KB, alat kontrasepsi bawah kulit.
b) Kontrasepsi intrauterina : IUD
4) Metode permanen operasi : tubektomi pada wanita dan vasektomi pada pria
(Mochtar, 1998).
Spermisida
Adalah bahan kimia yang digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma,
dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet vaginal, supositoria, disolvable film dan
krim
Cara kerja: spermisida menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat
gerakan sperma dan menurunkan kemampuan sperma untuk membuahi
Manfaat
- Efektif seketika
- Tidak mengganggu produksi ASI dan melindungi dari PMS.
- Bisa sebagai pendukung metode lain
- Tidak mengganggu kesehatan klien
- Tidak mempengaruhi sistemik
- Mudah digunakan
- Meningkatkan lubrikasi selama berhubungan seks
- Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
Keterbatasan
- Efektifitas kurang
- Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan
- Ketergantungan pengguna dengan memakainya, tiap melakukan hubungan seks
- Pengguna harus menunggu 10-15 menit untuk tablet vaginal, supositoria,
disolvable film
- Efektifitas aplikasi hanya 1-2 jam
Efek samping
- Iritasi vagina atau penis (kemungkinan adanya PMS)
- Gangguan rasa panas divagina (kemungkinan alergi)
Diafragma
Adalah cup berbentuk bulat cembung dari latex yang diinsersikan ke dalam vagina
sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks. Jenis diafragma: flat, spring, coil
spring.
Cara kerja: menahan sperma agar tidak mencapai saluran reproduksi bagian atas
(uterus, tuba fallopi) dan sebagai alat tempat spermisida.
Manfaat
- Efektif bila digunakan dengan benar
- Tidak mengganggu produksi
- Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang 2 jam sebelumnya.
- Tidak mengganggu kesehatan
- Tidak mengganggu sistemik
Keterbatasan
- Efektifitas sedang (bila digunakan dengan spermisida angka kegagalan 6-18
kehamilan per 100 wanita pertahun pertama)
- Keberhasilan sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan
- Motivasi diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan
- Motivasi diperlukan berkesinambungan
- Pemeriksaan pelviks diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan
- Pada beberapa pengguna menyebabkan UTI (infeksi)
- Pada 6 jam pasca berhubungan seksual, alat masih harus berada diposisi semula
Efek samping
- Infeksi saluran uretra
- Reaksi alergi diafrgama
- Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung kemih atau rektum
- Timbul cairan vagina dan berbau jika dibiarkan lebih dari 24 jam
Cup serviks
Bentuk dan cara penggunaan cup serviks sama dengan diafragma tapi memiliki
ukuran lebih kecil. Cup serviks tidak menyebabkan tekanan pada VU sehingga
dipakai selama 48 jam dan tambahan ulang spermisida tidak diperlakukan. Cup ini
tidak harus dilepas selama 6 jam pasca coitu terakhir. Cara pemasangan dan
pelepasan lebih sulit karena ukuran lebih kecil.
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
Sangat efektif, reversible dan berjangka panjang, haid menjadi lebih lama, panjang
dan banyak. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia produktif. Tidak boleh
dipakai wanita terpapar IMS.
Jenis: inert (dari plastik) mengandung tembaga, mengandung hormon steroid.
Cara kerja: belum diketahui secara pasti. Pendapat terbanyak, AKDR menimbulkan
reaksi radang pada endometrium dengan serbukan leukosit yang dapat
menghancurkan sperma.
Kontra indikasi pemasangan IUD / AKDR
- Adanya sangkaan kehamilan
- Pendarahan di saluran kencing
Implant
Adalah alat kontrasepsi yang berbentuk kecil seperti karet elastis yang ditanam
dibawah kulit dan pemakain alat ini dalam jangka waktu 3 – 5 tahun.
Kontraindikasi penggunaan implant: Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan
perubahan pola haid berupa bercak Pendarahan ( spotting, hipermenorea serta
amenorea ).
Evektivitas : Sangat efektif ( kegagalan 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan ).
MOW (Metode Operatif Wanita)
Metode Operatif Wanita adalah metode operasi melalui operasi rongga perut dengan
pemotongan pada tubapalopi. Sehingga dengan demikian tidak akan terjadi
pembuahan.
Kontraindikasi penggunaan MOW : Alergi terhadap obat anastesi, berat badan
berlebihan ( obesitas ), infeksi pada saat melahirkan (intrapartum) dan nifas.
Efektivitas : Sangat efektif ( gagal 0,1 – 0,7 per 100 perempuan.
MOP (Metode Operatif pria)
Metode operatif Pria adalah pemotongan vas deferens (saluran yang membawa
sperma dari testis).
MOP atau Vasektomi dilakukan oleh ahli bedah urolog dan memerlukan waktu
sekitar 20 menit.Pria yang menjalani vasektomi sebaiknya tidak segera
menghentikan pemakaian kontrasepsi, karena biasanya kesuburan masih tetap ada
sampai sekitar 15-20 kali ejakulasi.
Setelah pemeriksaan laboratorium terhadap 2 kali ejakulasi menunjukkan tidak ada
sperma, maka dikatakan bahwa pria tersebut telah mandul.
Komplikasi dari vasektomi adalah:
- Perdarahan
- Respon peradangan terhadap sperma yang merembes
- Pembukaan spontan
Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormon yang diberikan secara injeksi untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan hormon ini ada yang terdiri atas satu
hormon, dan ada pula yang terdiri atas dua hormon sebagai contoh jenis suntikan
yang terdiri satu hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston dan
Noristerat. Sedangkan yang terdiri dari atas dua hormone adalah Cyclofem dan
Mesygna. KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang
menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversibel, dan belum bersedia untuk
sterilisasi.
Cara kerja
Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan sedangkan Noristerat setiap 2 bulan.
Wanita yang mendapat suntikan KB tidak mengalami ovulasi.
Efektivitas
- Dalam teori: 99,75 %
- Dalam praktek: 95-97 % 14
Keuntungan
- Mengurangi kunjungan
- Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat
- Dapat dipakai dalam waktu yang lama
Kontraindikasi
- Hamil atau disangka hamil
- Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
- Tumor/keganasan
- Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis,
- Penyakit paru berat, varices
Efek Samping
Efek samping dari dari suntikan Cyclofem yang sering ditemukan adalah mual, berat
badan bertambah, sakit kepala, pusing-pusing dan kadang-kadang gejala tersebut
hilang setelah beberapa bulan atau setelah suntikan dihentikan. Sedangkan efek
samping dari suntikan Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston dan Noristeat
yang sering dijumpai adalah mensturasi tidak teratur, masa mensturasi akan lebih
lama, terjadi bercak perdarahan bahkan mungkin menjadi anemia pada beberapa
klien.
Kontrasepsi Pil
Pil KB biasanya megandung Estrogen dan Progesteron. Cara kerja pil KB adalah
dengan cara menggantikan produksi normal Estrogen dan Progesteron dan menekan
hormon yang dihasilkan ovarium dan releasing factor yang dihasilkan otak sehingga
ovulasi dapat dicegah. Efektivitas metode ini secara teoritis mencapai 99% atau 0,1
– 5 kehamilan per 100 wanita pada pemakaian di tahun pertama bila digunakan
dengan tepat. Tetapi dalam praktek ternyata angka kegagalan pil masih cukup tinggi
yaitu mencapai 0,7 - 7%.
Keuntungan dan kerugian pemakaian pil KB antara lain :
Keuntungan pil KB :
a. Efektivitasnya tinggi bila diminum secara rutin
b. Nyaman, mudah digunakan, dan tidak mengganggu senggama
c. Reversibilitas tinggi
d. Efek samping sedikit
e. Mudah didapatkan, tidak selalu perlu resep dokter karena pil KB dapat
diberikan oleh petugas non medis yang terlatih
f. Dapat menurunkan resiko penyakit-penyalit lain seperti kanker
ovarium, kehamilan ektokpik, dan lain-lain
g. Relatif murah
Kerugian pil KB :
a. Efektivitas tergantung motivasi akseptor untuk meminum secara rutin tiap hari
b. Rasa mual, pusing, kencang pada payudara dapat terjadi
c. Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu
d. Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa
e. Tidak dapat melindungi dari resiko tertularnya Penyakit Menular Seksual
Cara kerja:
- Menekan ovulasi
- Mencegah implantasi
- Mngentalkan lender serviks
Jenis Pil KB
Pil kombinasi
Pil kombinasi berisi estrogen maupun progesterone.
a. Monofasik: pil 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen dan
progesterone dalam jumlah dosis yang sama dengan 7 tablet tanpa hormon
aktif
b. Bifasik: pil yang tersedia dalam 21 tablet, mengandung hormon aktif estrogen
dan progesterone dalam jumlah dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif
c. Trifasik : pil yang tersedia dalam 21 tablet, mengandung hormon aktif estrogen
dan progesterone dalam jumlah dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif
Pil mini
Pil KB yang digunakan untuk ibu menyusui dengan dosis progestin lebih rendah
dibandingkan dengan pil kombinasi dan tidak mengandung estrogen.
Keuntungan:
- Sangat efektif jika digunakan dengan benar
- Tidak mengurangi produksi ASI
- Aman dan mudah digunakan
Kerugian:
- Relative mahal, keefektifan berkurang jika tidak menyusui dengan benar
- Siklus haid terganggu
- Harus diminum rutin tiap hari
Pil pasca senggama
Jenis pil KB yang digunakan pasca melakukan hubungan suami istri dan tidak
dapat ditunda. Berisi levonorgestron 0.75 mg
Keuntungan:
- Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
- Cara kerja fisiologis, tidak menggangu kesuburan
Cara penggunaan:
- Pil I diminum segera setelah senggama dan pil II diminum 12 jam setelah pil 1
- Dosis obat harus diminum ulang jika klien muntah dalam 12 jam setelah pil 1