Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA (KB)


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Praktik Klinik Keperawatan Maternitas (PK.4)
PUSKESMAS KAYON

Disusun Oleh:
Zulfi Anan Winaldi
NIM: PO.62.20.1.16.169

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


DIV KEPERAWATAN REGULER III
2018
KONSEP DASAR
KELUARGA BERENCANA DAN KONTRASEPSI

A. DEFINISI KB
- Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari
kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga
(Suratun, 2008).
- Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum, 2008).
- Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan
dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 1998).

B. TUJUAN PROGRAM KB
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatu
keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan lain meliputi pengaturan
kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan
keluarga.

Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:


1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

C. SASARAN PROGRAM KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per
tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.
4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam
usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program
KB Nasional.

D. RUANG LINGKUP KB
Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja;
Ketahanan dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas;
Keserasian kebijakan kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan
kenegaraan dan kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur
negara.

E. STRATEGI PROGRAM KB
Terbagi dalam 2 hal
a. Strategi dasar
- Meneguhkan kembali program di daerah
- Menjamin kesinambungan program
b. Strategi operasional
- Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
- Peningkatan kualitas dan prioritas program
- Penggalangan dan pemantapan komitmen
- Dukungan regulasi dan kebijakan
- Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

F. PERAN PERAWAT DALAM PROGRAM KB


Peran perawat dalam program KB sebagai konselor dan edukator. Untuk hal ini, perawat
harus memiliki informasi terbaru dan akurat tentang metode kontrasepsi. Hampir sebagian
dari kehamilan yang tidak direncanakan terjadi pada wanita yang menggunakan alat
kontrasepsi yang tidak tepat dan konsisten dalam penggunaannya. Maka perawat memiliki
peranan penting dalam memberikan pendidikan tentang teknik kontrasepsi sesuai kebutuhan.
Cara penggunaan yang tepat dan fokus konselingnya haruslah pada kebutuhan dan
kenyamanan pasangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi.

G. PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH METODE KONTRASEPSI


- Keamanan
- Perlindungan terhadap PMS
- Efektifitas
- Pilihan pribadi dan kecenderungan
- Education need
- Efek samping
- Pengaruh dan kepuasaan seksual
- Ketersediaan
- Biaya
- Budaya
- Informed consent
H. DEFINISI KONTRASEPSI
- Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan” atau
“mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan
sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara
seltelur dengan sel sperma. Untuk itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka
yang membutuhkan kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks
dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki kehamilan
(Suratun, 2008).
- Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat
bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan
variabel yang mempengaruhi fertilitas (Prawirohardjo, 2005 B)
- Kontrasepsi atau antikonsepsi (conception control) adalah cara untuk mencegah
terjadinya konsepsi, alat atau obat-obatan (Mochtar, 1998).

I. AKSEPTOR KB MENURUT SASARANNYA


Akseptor KB menurut sasarannya terbagi menjadi tiga fase yaitu
a. Fase menunda kehamilan
Masa menunda kehamilan pertama, sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang istrinya
belum mencapai usia 20 tahun. Karena umur dibawah 20 tahun adalah usia yang
sebaiknya tidak mempunyai anak dulu karena berbagai alasan. Kriteria kontrasepsi yang
diperlukan yaitu kontrasepsi dengan pulihnya kesuburan yang tinggi, artinya kembalinya
kesuburan dapat terjamin 100%. Hal ini penting karena pada masa ini pasangan belum
mempunyai anak, serta efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi yang cocok dan yang
disarankan adalah pil KB, AKDR dan cara sederhana.
b. Fase mengatur/menjarangkan kehamilan
Periode usia istri antara 20-30 tahun merupakan periode usia paling baik untuk
melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2–4 tahun.
Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan adalah usia antara 20-30 tahun. Kriteria
kontrasepsi yang perlukan yaitu : efektifitas tinggi, reversibilitas tinggi karena pasangan
masih mengharapkan punya anak lagi, dapat dipakai 3–4 tahun sesuai jarak kelahiran
yang direncanakan, serta tidak menghambat produksi air susu ibu (ASI). Kontrasepsi
yang cocok dan disarankan menurut kondisi ibu yaitu : AKDR, suntik KB, Pil KB atau
Implan
c. Fase mengakhiri kesuburan/tidak hamil lagi
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30 tahun tidak
hamil lagi. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi yang mempunyai
efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat menyebabkan terjadinya
kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak. Disamping itu jika pasangan akseptor
tidak mengharapkan untuk mempunyai anak lagi, kontrasepsi yang cocok dan disarankan
adalah metode kontap, AKDR, Implan, Suntik KB dan Pil KB (Suratun, 2008).

J. SYARAT-SYARAT KONTRASEPSI
Hendaknya Kontrasepsi memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya
b. Efek samping yang merugikan tidak ada
c. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan
d. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan
e. Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama pemakaiannya
f. Cara penggunaannya sederhana
g. Harganya murah supaya dapat dijangkau oleh masyarakat luas
h. Dapat diterima oleh pasangan suami istri (Mochtar, 1998).

K. CARA-CARA KONTRASEPSI
Cara-cara kontrasepsi dapat dibagi menjadi beberapa metode :
a. Pembagian menurut jenis kelamin pemakai
1) Cara atau alat yang dipakai oleh suami (pria)
2) Cara atau alat yang dipakai oleh istri (wanita)
b. Menurut pelayanannya
1) Cara medis dan non-medis
2) Cara klinis dan non-klinis
c. Pembagian menurut efek kerjanya
1) Tidak mempengaruhi fertilitas
2) Menyebabkan infertilitas temporer (sementara)
3) Kontrasepsi permanen dengan infertilitas menetap
d. Pembagian menurut cara kerja alat/cara kontrasepsi
1) Menurut keadaan biologis: senggama terputus, metode kalender, suhu badan dll
2) Memakai alat mekanis : kondom, diafragma,
3) Memakai obat kimiawi : spermisida
4) Kontrasepsi intrauterina : IUD
5) Hormonal : pil KB, suntikan KB, dan alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK)
6) Operatif : tubektomi dan vasektomi
f. Pembagian umum dan banyak dipakai adalah
1) Metode merakyat : senggama terputus, pembilasan pasca senggama, perpanjangan
masa laktasi
2) Metode tradisional : pantang berkala, kondom, diafragma dan spermisida
3) Metode modren
a) Kontrasepsi hormonal : pil KB, suntik KB, alat kontrasepsi bawah kulit.
b) Kontrasepsi intrauterina : IUD
4) Metode permanen operasi : tubektomi pada wanita dan vasektomi pada pria
(Mochtar, 1998).

L. JENIS METODE KONTRASEPSI


Beberapa jenis metode kotrasepsi adalah:
a. Metode biologis atau alamiah
Kontrasepsi yang memberikan ASI sebagai alat kontrasepsi, bila
- Menyusui secara penuh (Full Breast Feeding)
- Belum haid
- Umur bayi kurang dari 6 bulan
- Harus dilanjutkan denganmetode kontrasepsi lain
Cara kerja: penundaan atau penekanan ovulasi
Keuntungan kontrasepsi:
- Efektifitas tinggi (keberhasilan 98 % dalam 6 bulan pertama postpartum)
- Segera efektif
- Tidak mengganggu senggama
- Tidak ada efek samping sistemik
- Tidak perlu pengawasan medik
- Tidak perlu obat/alat
- Tanpa biaya
Keuntungan non-kontrasepsi (untuk bayi)
- Mendapatkan kekebalan pasif
- Sumber asupan gizi terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal
- Terhindar dari paparan kontaminasi air, susu lain atas alat minum yanng dipakai.
Keuntungan non-kontrasepsi (untuk ibu)
- Mengurangi perdarahan postpartum
- Mengurangi resiko anemia
- Meningkatkan hubungan psikologis ibu dan bayi
Keterbatasan:
- Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit
postpartum
- Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial
- Efektifitas tinggi hanya sampai haid kembali atau sampai 6 bulan
- Tidak melindungi terhadap IMS termasuk hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS
Yang dapat menggunakan MAL atau ASI:
Ibu yang menyusui secara eksklusif bayinya kurang dari 6 bulan dan belum haid setelah
melahirkan. Yang seharusnya tidak menggunakan MAL:
- Sudah haid setalah bersalin
- Tidak menyusui secara eksklusif
- Bayi lebih dari 6 bulan
b. Metode KB alamiah (KBA)
Ibu harus mengetahui kapan masa suburnya berlangsung dan efektif dipakai bila tertib
dan tidak ada efek samping. Metode KBA harus berdasarkan kesadaran penuh dari
siklus reproduksi wanita
Cara kerja:
Metode lendir serviks atau metode ovulasi billing (MOB) adalah paling efektif. Cara
yang kurang efektif misalnya sistem kalender atau pantang berkala dan metode suhu
berkala yang sudah tidak diajarkan lagi.
Metode kerja:
- Untuk kontrasepsi: senggama dihindari pada masa subur, yaitu pada fase siklus mens
dimana terjadi kemungkinan konsepsi
- Untuk konsepsi: senggama direncanakan pada masa subur, yaitu dekat pertengahan
siklus (hari ke 10-15) atau tanda-tanda kesuburan.
Manfaat kontrasepsi
- Dapat menghindari atau mencapai kehamilan
- Tidak ada resiko kesehatan berhubungan dengan kontrasepsi
- Tidak ada efek samping
- Murah atau tanpa biaya
Manfaat non-kontrasepsi
- Meningkatkan keterlibatan suami dalam KB
- Menambah pengetahuan tentang sistem reproduksi
- Memungkinkan mengeratkan hubungan melalui peningkatan komunikasi pasangan.
Keterbatasan
- sebagai kontraseptif sedang (9-12 kehamilan perwanita selama tahun pertama
pemakaian
- keefektifan tergantung kemauan dan disiplin pasangan
- perlu pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis KBA yang efektif
secara benar
- dibutuhkan pelatih KBA (bukan tenaga medis)
- perlu pantang masa subur
- perlu pencatatan tiap hari
- infeksi vagina membuat lendir serviks sulit dinilai
- termometer basal diperlukan untuk metode tertentu
- tidak terlindungi dari HBV atau IMS
Metode simtomtermal
Ibu harus mendapatkan intruksi untuk metode serviks dan suhu basal. Ibu dapat
menentukan masa subur dengan mengamati suhu tubuh dan lendir serviks
Coitus interuptus
Adalah mengeluarkan penis dari vagina sebelum ejakulasi. Meskipun keefektifan
metode ini 80%, tetapi metode ini membutuhkan kontrol yang baik dari pria. Metode ini
mengurangi kepuasan pasangan. Meskipun ejakulasi keluar dari vagina, cairan
preejakulasi terkadang juga mengandung sperma sehingga pembuahan dapat terjadi.
c. Metode mekanik
 Kondom
Merupakan selaput/selubung karet yang dapat terbuat dari lateks, plastik atau bahan
alami yang dipasang pada penis selama senggama.
Cara kerja: kondom mengurangi terjadinya pertemuan sperma dan ovum dengan
mengemas pada ujung selubung karetnya. Selain itu, kondom juga mencegah
penularan mikroorganisme dari pasangan.
Efektifitas: kondom cukup efektif bila dipakai secara benar. Selama ilmiah
didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100
perempuan pertahun
Keterbatasan
- Cara penggunaan mempengaruhi keberhasilan
- Efektifitas tidak terlalu tinggi
- Agak mengganggu hubungan seks karena mengurangi sentuhan langsung
- Pada beberapa klien agak sulit mempertahankan ereksi.
- Harus selalu tersedia saat hubungan seks
- Beberapa klien malu untuk membeli kondom
- Pembungan kondom bekas menimbulkan limbah
Manfaat
- Efektif bila digunakan dengan benar
- Tidak mennganggu produksi ASI
- Tidak mengganggu kesehatan
- Tidak memiliki pengaruh sistemik
- Murah dan dapat dibeli secara umum
- Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaab kesehatan khusus
- Dapat digunakan sebagai metode kontrasepsi sementara

 Spermisida
Adalah bahan kimia yang digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma,
dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet vaginal, supositoria, disolvable film dan
krim
Cara kerja: spermisida menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat
gerakan sperma dan menurunkan kemampuan sperma untuk membuahi
Manfaat
- Efektif seketika
- Tidak mengganggu produksi ASI dan melindungi dari PMS.
- Bisa sebagai pendukung metode lain
- Tidak mengganggu kesehatan klien
- Tidak mempengaruhi sistemik
- Mudah digunakan
- Meningkatkan lubrikasi selama berhubungan seks
- Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
Keterbatasan
- Efektifitas kurang
- Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan
- Ketergantungan pengguna dengan memakainya, tiap melakukan hubungan seks
- Pengguna harus menunggu 10-15 menit untuk tablet vaginal, supositoria,
disolvable film
- Efektifitas aplikasi hanya 1-2 jam
Efek samping
- Iritasi vagina atau penis (kemungkinan adanya PMS)
- Gangguan rasa panas divagina (kemungkinan alergi)
 Diafragma
Adalah cup berbentuk bulat cembung dari latex yang diinsersikan ke dalam vagina
sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks. Jenis diafragma: flat, spring, coil
spring.
Cara kerja: menahan sperma agar tidak mencapai saluran reproduksi bagian atas
(uterus, tuba fallopi) dan sebagai alat tempat spermisida.
Manfaat
- Efektif bila digunakan dengan benar
- Tidak mengganggu produksi
- Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang 2 jam sebelumnya.
- Tidak mengganggu kesehatan
- Tidak mengganggu sistemik
Keterbatasan
- Efektifitas sedang (bila digunakan dengan spermisida angka kegagalan 6-18
kehamilan per 100 wanita pertahun pertama)
- Keberhasilan sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan
- Motivasi diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan
- Motivasi diperlukan berkesinambungan
- Pemeriksaan pelviks diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan
- Pada beberapa pengguna menyebabkan UTI (infeksi)
- Pada 6 jam pasca berhubungan seksual, alat masih harus berada diposisi semula
Efek samping
- Infeksi saluran uretra
- Reaksi alergi diafrgama
- Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung kemih atau rektum
- Timbul cairan vagina dan berbau jika dibiarkan lebih dari 24 jam
 Cup serviks
Bentuk dan cara penggunaan cup serviks sama dengan diafragma tapi memiliki
ukuran lebih kecil. Cup serviks tidak menyebabkan tekanan pada VU sehingga
dipakai selama 48 jam dan tambahan ulang spermisida tidak diperlakukan. Cup ini
tidak harus dilepas selama 6 jam pasca coitu terakhir. Cara pemasangan dan
pelepasan lebih sulit karena ukuran lebih kecil.
 Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
Sangat efektif, reversible dan berjangka panjang, haid menjadi lebih lama, panjang
dan banyak. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia produktif. Tidak boleh
dipakai wanita terpapar IMS.
Jenis: inert (dari plastik) mengandung tembaga, mengandung hormon steroid.
Cara kerja: belum diketahui secara pasti. Pendapat terbanyak, AKDR menimbulkan
reaksi radang pada endometrium dengan serbukan leukosit yang dapat
menghancurkan sperma.
Kontra indikasi pemasangan IUD / AKDR
- Adanya sangkaan kehamilan
- Pendarahan di saluran kencing
 Implant
Adalah alat kontrasepsi yang berbentuk kecil seperti karet elastis yang ditanam
dibawah kulit dan pemakain alat ini dalam jangka waktu 3 – 5 tahun.
Kontraindikasi penggunaan implant: Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan
perubahan pola haid berupa bercak Pendarahan ( spotting, hipermenorea serta
amenorea ).
Evektivitas : Sangat efektif ( kegagalan 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan ).
 MOW (Metode Operatif Wanita)
Metode Operatif Wanita adalah metode operasi melalui operasi rongga perut dengan
pemotongan pada tubapalopi. Sehingga dengan demikian tidak akan terjadi
pembuahan.
Kontraindikasi penggunaan MOW : Alergi terhadap obat anastesi, berat badan
berlebihan ( obesitas ), infeksi pada saat melahirkan (intrapartum) dan nifas.
Efektivitas : Sangat efektif ( gagal 0,1 – 0,7 per 100 perempuan.
 MOP (Metode Operatif pria)
Metode operatif Pria adalah pemotongan vas deferens (saluran yang membawa
sperma dari testis).
MOP atau Vasektomi dilakukan oleh ahli bedah urolog dan memerlukan waktu
sekitar 20 menit.Pria yang menjalani vasektomi sebaiknya tidak segera
menghentikan pemakaian kontrasepsi, karena biasanya kesuburan masih tetap ada
sampai sekitar 15-20 kali ejakulasi.
Setelah pemeriksaan laboratorium terhadap 2 kali ejakulasi menunjukkan tidak ada
sperma, maka dikatakan bahwa pria tersebut telah mandul.
Komplikasi dari vasektomi adalah:
- Perdarahan
- Respon peradangan terhadap sperma yang merembes
- Pembukaan spontan
 Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah hormon yang diberikan secara injeksi untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Adapun jenis suntikan hormon ini ada yang terdiri atas satu
hormon, dan ada pula yang terdiri atas dua hormon sebagai contoh jenis suntikan
yang terdiri satu hormon adalah Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston dan
Noristerat. Sedangkan yang terdiri dari atas dua hormone adalah Cyclofem dan
Mesygna. KB suntik sesuai untuk wanita pada semua usia reproduksi yang
menginginkan kontrasepsi yang efektif, reversibel, dan belum bersedia untuk
sterilisasi.
Cara kerja
Depo provera disuntikkan setiap 3 bulan sedangkan Noristerat setiap 2 bulan.
Wanita yang mendapat suntikan KB tidak mengalami ovulasi.
Efektivitas
- Dalam teori: 99,75 %
- Dalam praktek: 95-97 % 14
Keuntungan
- Mengurangi kunjungan
- Merupakan metode yang telah dikenal oleh masyarakat
- Dapat dipakai dalam waktu yang lama
Kontraindikasi
- Hamil atau disangka hamil
- Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya
- Tumor/keganasan
- Penyakit jantung, hati, darah tinggi, kencing manis,
- Penyakit paru berat, varices
Efek Samping
Efek samping dari dari suntikan Cyclofem yang sering ditemukan adalah mual, berat
badan bertambah, sakit kepala, pusing-pusing dan kadang-kadang gejala tersebut
hilang setelah beberapa bulan atau setelah suntikan dihentikan. Sedangkan efek
samping dari suntikan Depo Provera, Depo Progestin, Depo Geston dan Noristeat
yang sering dijumpai adalah mensturasi tidak teratur, masa mensturasi akan lebih
lama, terjadi bercak perdarahan bahkan mungkin menjadi anemia pada beberapa
klien.

 Kontrasepsi Pil
Pil KB biasanya megandung Estrogen dan Progesteron. Cara kerja pil KB adalah
dengan cara menggantikan produksi normal Estrogen dan Progesteron dan menekan
hormon yang dihasilkan ovarium dan releasing factor yang dihasilkan otak sehingga
ovulasi dapat dicegah. Efektivitas metode ini secara teoritis mencapai 99% atau 0,1
– 5 kehamilan per 100 wanita pada pemakaian di tahun pertama bila digunakan
dengan tepat. Tetapi dalam praktek ternyata angka kegagalan pil masih cukup tinggi
yaitu mencapai 0,7 - 7%.
Keuntungan dan kerugian pemakaian pil KB antara lain :
Keuntungan pil KB :
a. Efektivitasnya tinggi bila diminum secara rutin
b. Nyaman, mudah digunakan, dan tidak mengganggu senggama
c. Reversibilitas tinggi
d. Efek samping sedikit
e. Mudah didapatkan, tidak selalu perlu resep dokter karena pil KB dapat
diberikan oleh petugas non medis yang terlatih
f. Dapat menurunkan resiko penyakit-penyalit lain seperti kanker
ovarium, kehamilan ektokpik, dan lain-lain
g. Relatif murah
Kerugian pil KB :
a. Efektivitas tergantung motivasi akseptor untuk meminum secara rutin tiap hari
b. Rasa mual, pusing, kencang pada payudara dapat terjadi
c. Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu
d. Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa
e. Tidak dapat melindungi dari resiko tertularnya Penyakit Menular Seksual
Cara kerja:
- Menekan ovulasi
- Mencegah implantasi
- Mngentalkan lender serviks
Jenis Pil KB
 Pil kombinasi
Pil kombinasi berisi estrogen maupun progesterone.
a. Monofasik: pil 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen dan
progesterone dalam jumlah dosis yang sama dengan 7 tablet tanpa hormon
aktif
b. Bifasik: pil yang tersedia dalam 21 tablet, mengandung hormon aktif estrogen
dan progesterone dalam jumlah dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif
c. Trifasik : pil yang tersedia dalam 21 tablet, mengandung hormon aktif estrogen
dan progesterone dalam jumlah dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif
 Pil mini
Pil KB yang digunakan untuk ibu menyusui dengan dosis progestin lebih rendah
dibandingkan dengan pil kombinasi dan tidak mengandung estrogen.
Keuntungan:
- Sangat efektif jika digunakan dengan benar
- Tidak mengurangi produksi ASI
- Aman dan mudah digunakan
Kerugian:
- Relative mahal, keefektifan berkurang jika tidak menyusui dengan benar
- Siklus haid terganggu
- Harus diminum rutin tiap hari
 Pil pasca senggama
Jenis pil KB yang digunakan pasca melakukan hubungan suami istri dan tidak
dapat ditunda. Berisi levonorgestron 0.75 mg
Keuntungan:
- Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
- Cara kerja fisiologis, tidak menggangu kesuburan
Cara penggunaan:
- Pil I diminum segera setelah senggama dan pil II diminum 12 jam setelah pil 1
- Dosis obat harus diminum ulang jika klien muntah dalam 12 jam setelah pil 1

Anda mungkin juga menyukai