Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

DISKUSI KASUS

Telah dilaporkan sebuah kasus anak perempuan 3 tahun dengan diagnosis

Retinoblastoma dirawat di ruang anak lantai 3 RSUD Ulin Banjarmasin.

Retinoblastoma merupakan diagnosis klinis, yang disimpulkan dari anamnesis dan

pemeriksaan fisik, serta ditunjang oleh pemeriksaan tambahan.

Pada retinoblastoma sering mempunyai gejala klinis :

1. Leukokoria

2. Strabismus

3. Mata merah

4. Buftalmus

5. Pupil midriasis

6. Proptosis

Dari anamnesis pasien didapatkan Pasien kehilangan penglihatan sejak 5

minggu SMRS, keluhan datang perlahan-lahan dan di rasakan sebelah kanan,

kehilangan penglihatan seperti tidak bisa melihat sama sekali. Sebelumnya

mata terlihat seperti mata kucing sejak 8 bulan yang lalu, awalnya tidak

terlihat tetapi semakin membesar sedikit tetapi lama kelamaan menjadi besar.

Mata pasien juga terlihat merah beberapa bulan ini, yang mucul perlahan-

lahan tanpa membaik, pasien juga mengeluhkan air mata yang berlebih,

kotoran mata yang berlebih dan nyeri, terlihat mata kanan selalu keluar sekret

tanpa sebab yang jelas, kemudian beberapa bulan terlihat mata membesar ke

55
arah luar. Mata pasien juga terlihat juling tanpa ada alasan yang jelas, pasien

terlihat kurang aktif akibat gangguan tersebut. Keluhan lain : riwayat trauma

(-), demam (-), mual (-), muntah (-), batuk (-). Keluhan lain di sangkal

Retinoblastoma adalah tumor retina yang terdiri atas sel neuroblastik yang

tidak berdiferensiasi dan merupakan tumor ganas retina pada anak- anak terutama

pada usia di bawah 5 tahun. 40 % penderita retinoblastoma merupakan penyakit

herediter. Pada kasus ini di temukan usia anak 3 tahun yang mana hal tersebut

sesuai dengan teori yang menjelaskan retinoblastoma sering terjadi sebagian besar

penderita dengan retinoblastoma aktif ditemukan pada usia 3 tahun, sedang bila

terdapat binokuler biasanya terdapat pada usia lebih muda atau 10 bulan.

Retinoblastoma dapat ditemukan dalam bentuk yang regresi terutama pada anak-

anak.7

Retinoblastoma adalah tumor retina yang terdiri atas sel neuroblastik yang

tidak berdiferensiasi dan merupakan tumor ganas retina pada anak- anak terutama

pada usia di bawah 5 tahun. 40 % penderita retinoblastoma merupakan penyakit

herediter. Retinoblastoma merupakan tumor yang bersifat autosomal dominan

dan merupakan tumor embrional.7 Hal ini sesuai pada teori karena didapatkan

pada riwayat keluarga ayah pasien pernah operasi mata akibat adanya tumor pada

usia 3 tahun.

Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum yang terlihat sakit sedang,

dengan kesadaran kompos mentis. Pada tanda vital didapatkan normal tetapi pada

56
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI

Pemeriksaan OD OS
Palpebra Edema (-) Hiperemis (-), edema
(-)
App. Lakrimasi Hiperlakrimasi (+) Hiperlakrimasi (-)
Silia Sekret (+) Sekret (-)
Konjungtiva Hiperemis (+) Hiperemis (-)
Bola mata Tampak Massa ekstra Normal
okular yang masih
terbungkus
konjungtiva berukuran
3x2x2 cm terfiksir,
perdarahan tidak ada,
pus tidak ada
Kornea Keratopati Jernih
Bilik Mata Depan Sulit dievaluasi Normal
Iris Suit dievaluasi Coklat, Krypte (+)
Pupil Suit dievaluasi Bulat, sentral, RC (+)
Lensa Suit dievaluasi Jernih

Hal ini sesuai dengan teori didapatkan pada pemeriksaan fisik dan

didapatkan :

1. Leukokoria

2. Strabismus

3. Mata merah

4. Buftalmus

5. Pupil midriasis

6. Proptosis
Pada pemeriksaan penunjang untuk menegakan retinoblastoma adalah

1. Ultrasonografi. Pemeriksaan ini dilakukan pada penderita yang belum

protopsis. Dengan USG dapat diketahui :

- ukuran panjang bola mata ( axial lenght) yang biasanya normal pada RB,

kecuali bila terdapat buphthalmos.

- letak, besar dan bentuk massa tumor didalm bola mata, perluasan tumor ke

N. Optikus atau ke dalam bola orbita. RB memperlihatkan gambaran USG

yang khas sehingga memberikan ketepatan diagnosi sampai 90 %, yaitu

adanya reflektivitas yang tinggi mencapai 100% pada A scan yang

menunjukkaan tanda kalsifikasi dan shadowing effect positif.

2. CT Scan kepala orbita, bila terdapat protopsis, kecurigaan perluasan tumor

ke ekstraokular, metastasis intrakranial, pada USG terdapat perluasan ke

N.II, serta menilai adanya trilateral pada midlinecranial.

3. Pemeriksaan Patologi Anatomi

Pemeriksaan Patologi Anatomi ( PA ) bola mata yang mengandung tumor

ditujukan untuk konfirmasi diagnosis istopatologik beserta defferensiasi

tumor

(defferensiasi baik, deferensiasi buruk ) dan penetapan perluasan tumor.

4. LDH : Dengan membandingkan LDH aqous humor dan serum darah, bila

ratio lebih besar dari 1,5 dicurigai kemungkinan adanya retinoblastoma

intaokuler (Normal ratsio Kurang dari 1)

56
Pada kasus ini pasien melakukan USG, Ct-Scan, Biopsi PA dan

pemeriksaan LDH. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pemeriksaan tersebut dapat

menegakkan dan staging dari besarnya tumor untuk menentukan terapi yang

sesuai.

Pada kasus ini untuk penatalaksaan sesuai dengan stagging menurut IIRC

yang mana pada kasus ini termasuk pada grup C yang mana didapatkan dari

pemeriksaan USG mata yaitu :

Klasikasi menurut Pediatric Ophthalmology and Strabismus, third edition)

Prinsip umum klasifikasi IIRC:13

 Group C : Mata dengan dengan ukuran tumor besar dengan berbatas pada

vitreous dan atau menyebar ke subretinal yang secara primer dilakukan

terapi dengan kemoterapi dilanjutkan dengan fokal terapi.

Pasien saat ini sedang menjalani pengobatan kemoterapi yang mana sesuai

pada penatalaksanaan grup C.

Anda mungkin juga menyukai