Anda di halaman 1dari 10

PRINSIP IV

PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM TATA KELOLA

(The Role of Stakeholders In Corporate Governance)

The corporate governance framework should recognise the rights of stakeholders established
by law or through mutual agreements and encourage active co-operation between corporations
and stakeholders in creating wealth, jobs, and the sustainability of financially sound enterprises

Kerangka corporate governance harus mengakui hak-hak yang dimiliki oleh stakeholders
yang dicakup dalam perundang-undangan atau perjanjian dan mendukung secara aktif kerjasama
antara perusahaan dan stakeholders dalam menciptakan kesejahteraan, lapangan pekerjaan, dan
pertumbuhan yang bekesinambungan dari kondisi keuangan perusahaan yang dapat diandalkan.
Sebagai langkah awal, hak-hak pemangku kepentingan yang tertera dalam perundang-undangan
atau perjanjian harus dihormati. Apabila kepentingan stakeholder dilindungi oleh undang-undang,
maka stakeholders seharusnya memiliki kesempatan untuk menuntut secara efektif atas hak-hak
yang dilanggar. Mekanisme peningkatan kinerja bagi partisipasi karyawan harus diperkenankan
untuk berkembang. Jika stakeholders turut berpartisipasi dalam proses corporate governance,
maka stakeholder harus memiliki akses atas informasi yang relevan, memadai dan dapat
diandalkan secara tepat waktu dan berkala. Stakeholders yang meliputi individu karyawan dan
serikat karyawan, seharusnya dapat secara bebas mengkomunikasikan kepedulian mereka terhadap
praktik ilegal atau tidak etis kepada dewan, dan tindakan tersebut seharusnya tidak mempengaruhi
hak-hak mereka. Kerangka corporate governance harus mengakui kepentingan para stakeholders
dan kontribusi yang mereka sertakan dalam kesuksesan jangka panjang perusahaan.

A. The rights of stakeholders that are established by law or through mutual agreements are to
be respected.
Hak-hak yang dimiliki oleh para stakeholders sering kali ditetapkan dengan hukum
ataupun hubungan kontrak yang harus dihormati oleh perusahaan. Bahkan banyak pula
perusahaan yang membuat tambahan komitmen kepada para stakeholders. Hal tersebut
dilakukan terkait kepedulian terhadap reputasi perusahaan dan kinerja perusahaan yang
seringkali membutuhkan pengakuan kepentingan yang lebih luas.
Berikut adalah sejumlah bukti bahwa adanya kontrak oleh PT. Astra dengan para
pemangku kepentingannya, dimana di dalam kontrak tersebut pasti telah diatur hak dan
kewajiban antara kedua pihak , namun dalam laporan tahunannya surat kontrak tersebut tidak
dilampirkan.
B. Where stakeholder interests are protected by law, stakeholders should have the opportunity
to obtain effective redress for violation of their rights.
Kerangka kerja dan proses hukum dari tata kelola perusahaan haruslah transparan dan tidak
menghalangi kemampuan para stakeholders untuk berkomunikasi dan mendapatkan ganti rugi
atas pelanggaran hak. Hal tersebut didasarkan bahwa kepentingan stakeholders dilindungi oleh
hukum.
Terlihat dalam laporan tahunan PT.Astra pada bagian kotingensi kewajiban kontinjensi
sebagai berikut:
C. Mechanisms for employee participation should be permitted to develop.
Tingkat partisipasi karyawan dalam tata kelola perusahaan tergantung pada hukum dan
praktik nasional, sehingga tingkatan tersebut dapat berbeda antara perusahaan yang satu
dengan yang lainnya. Dalam perihal tata kelola perusahaan, mekanisme untuk partisipasi dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
kesiapan karyawan untuk menginvestasikan keterampilan yang mereka miliki sebagai bagian
dari keterampilan khusus perusahaan. Contoh dari mekanisme untuk partisipasi karyawan yang
menjadi pembahasan yakni meliputi: perwakilan karyawan pada jajaran dewan; dan proses tata
kelola seperti dewan kerja yang mempertimbangkan sudut pandang karyawan dalam keputusan
penting tertentu. Berkaitan dengan peningkatan kinerja mekanisme, rencana kepemilikan
saham karyawan atau mekanisme bagi hasil lainnya dapat kita ditemukan di banyak negara.
Komitmen pensiun juga sering merupakan elemen dari hubungan antara perusahaan dan
masa lalu dan karyawan sekarang. Dimana komitmen tersebut melibatkan pembentukan
sebuah dana independen, dimana wali amanatnya harus independen dari manajemen
perusahaan , wali amanat tersebut juga bertugas untuk mengelola dana bagi semua penerima
manfaat.
Dalam perusahaan multinasional yang kelompok kami kaji, yakni PT.Astra Internasional
Tbk. Penerapan mekanisme untuk partisipasi karyawan dalam tata kelola perusahaan dapat
dilihat dari komitmen perusahaan untuk mendorong pengembangan karyawan yang
diwujudkan melalui infrastruktur khusus agar mendukung terselenggaranya peningkatan
kompetensi yang berkelanjutan. Melalui hal tersebut, perusahaan telah mengembangkan
mekanisme partisipasi untuk karyawan dengan cara menyiapkan sumber daya manusia agar
memiliki kompetensi yang memadai sehingga dapat berkontribusi lebih lagi di dalam
perusahaan. Komitmen tersebut tertuang jelas dalam laporan tahunan perusahaan.

Selain itu, para karyawan juga diberikan hak untuk berpartisipasi dalam menyumbang
informasi dan saran kepada manajemen.
D. Where stakeholders participate in the corporate governance process, they should have
access to relevant, sufficient and reliable information on a timely and regular basis.
Ketika undang-undang dan praktik dari kerangka kerja tata kelola perusahaan menyediakan
partisipasi bagi para stakeholders maka penting bagi stakeholders untuk memiliki akses atas
informasi yang diperlukan untuk memenuhi tanggung jawab mereka. Informasi yang
dimaksudkan adalah informasi yang relevan, memadai dan dapat diandalkan, informasi-
informasi tersebut dibutuhkan secara reguler dan tepat waktu.
Dalam penerapan akses informasi yang relevan, memadai, dan dapat diandalkan maka PT.
Astra menerapkan kebijakan komunikasi Perusahaan Terbuka dengan pemegang saham atau
investor selaku pemangku kepentingan.

Selain melalui kebijakan, penerapan ini juga dilakukan melalui media berupa Situs Web.

E. Stakeholders, including individual employees and their representative bodies, should be able
to freely communicate their concerns about illegal or unethical practices to the board and
to the competent public authorities and their rights should not be compromised for doing
this.
Praktik yang tidak etis dan illegal yang dilakukan oleh para pejabat atau petinggi
perusahaan tidak hanya melanggar hak-hak stakeholder tetapi mungkin pula merugikan
perusahaan dan para pemegang saham perusahaan tersebut dalam konteks reputasi dan
peningkatan risiko kewajiban keuangan di masa depan. Oleh karena itu, demi keuntungan
perusahaan dan pemegang sahamnya ditetapkanlah prosedur dan tempat/wadah perlindungan
yang aman untuk menampung pengaduan oleh karyawan, baik secara pribadi atau melalui
badan perwakilan mereka, dan pihak lain di luar perusahaan, mengenai perilaku ilegal dan
tidak etis. Maka melalui dorongan undang-undang serta prinsip-prinsip yang berlaku, dewan
harus melindungi pihak-pihak dan badan-badan perwakilan serta memberikan mereka akses
langsung rahasia kepada seseorang yang independen di dalam dewan, yang sering kali
merupakan anggota audit atau komite etika. Bahkan beberapa perusahaan telah membentuk
ombudsman untuk menangani pengaduan, makna dari ombudsman adalah seorang penjabat
atau badan yang bertugas menyelidiki berbagai keluhan masyarakat. Pada umumnya, selain di
tingkat pemerintahan, ombudsman juga dapat ditemui dalam perusahaan, universitas, dan
media massa. Upaya-upaya tersebut dilakukan oleh perusahaan untuk melindungi hak para
stakeholders dalam hal kebebasan mengkomunikasikan tindakan illegal ataupun tidak etis
kepada dewan.
Berikut adalah penerapan yang dilakukan oleh PT.Astra terkait pengaduan pelanggan :

Selain,itu perusahaan juga menerapkan sistem whistleblowing.


F. The corporate governance framework should be complemented by an effective, efficient
insolvency framework and by effective enforcement of creditor rights.
Kreditor merupakan salah satu dari stakeholders yang penting . Hal tersebut dikarenakan
volume dan jenis kredit suatu perusahaan akan sangat tergantung pada hak-hak para kreditor
dan pada kemampuan mereka dalam memastikan kepatuhan perusahaan untuk patuh terhadap
hukum/aturan yang berlaku. Perusahaan dengan catatan tata kelola perusahaan yang baik
seringkali mampu meminjam dalam jumlah yang lebih besar dan dengan persyaratan yang
lebih menguntungkan daripada perusahaan lain yang tidak memiliki catatan tata kelola
perusahaan yang baik. Kerangka kerja suatu perusahaan terkait perihal kebangkrutan
perusahaan sangat bervariasi di berbagai negara. Di beberapa negara, saat perusahaan
mendekati kebangkrutan, kerangka kerja legislatif akan memberlakukan tugas direktur untuk
bertindak demi kepentingan kreditor, karena hal tersebut dianggap memainkan peran penting
dalam tata kelola perusahaan. Sementara itu, negara lain juga telah memiliki mekanisme yang
mendorong debitur untuk mengungkapkan informasi yang tepat waktu tentang kesulitan
perusahaan sehingga solusi terbaik dapat ditemukan di antara debitur dan kreditornya.
Hak kreditor juga beragam, mulai dari pemegang obligasi yang diamankan (secured bond
holders) hingga yang tidak dijamin kreditor (unsecured creditor). Prosedur kepailitan biasanya
membutuhkan mekanisme yang efisien untuk merekonsiliasi kepentingan kreditor di bebagai
kelas. Di banyak yurisdiksi ketentuan dibuat untuk hak-hak khusus seperti melalui "debitur
yang memiliki", yakni pembiayaan yang menyediakan insentif / perlindungan untuk dana baru
yang disediakan bagi perusahaan yang berada dalam kebangkrutan.
Penerapan terkait hak kreditur telah dilaksanakan oleh PT.Astra, berikut adalah buktinya:

Anda mungkin juga menyukai