Anda di halaman 1dari 2

Kelemahan Scorecard

Menurut kelompok kami, balance scorecard yang dihasilkan perusahaan


Chadwick memiliki kelemahan. Hal ini, diakibatkan oleh pertemuan yang tidak
efektif. Tidak semua manajer di perusahaan Chadwick ikut andil dalam penyusunan
balance scorecard ini, padahal seharusnya tiap divisi dalam perusahaan ini turut ambil
bagian dalam penyusunan balance scorecard, yang didasarkan pada peran masing-
masing dalam 4 perspektif balance scorecard yang disusun. Apabila manajer tiap
divisi tidak hadir, tentu hasil balance scorecard yang disusun menjadi kurang tepat.

Di atas telah ditunjukkan ukuran dari perspektif balance scorecard yang mana
menurut kami tidak seluruhnya tepat. Hal ini disebabkan karena CFO dari perusahaan
Chadwick, Dan Daniels, menginginkan balance scorecard disusun berdasarkan data
kuantitatif, padahal ada bagian yang tidak dapat diukur secara kuantitatif. Hal ini
terlihat dari penekanan terhadap aspek keuangan (financial perspective) padahal ada
perspektif lain yang tidak kalah penting. Chadwick sebenarnya membagi menjadi
empat perspektif, yaitu financial perspective, customer perspective, internal business
process perspective, dan learning and growth persepctive. Akan tetapi, Norwalk
hanya membuat tujuan dari masing-masing perspektif, tanpa dilengkapi cara
pengukurannya.

Selain itu, dalam pembuatan balance scorecard kurang adanya penyesuaian


dengan tujuan perusahaan baik jangka pendek dan jangka panjang, sehingga secara
tidak langsung berhubungan juga dengan visi dan misi perusahaan. Tidak adanya
perspektif learning and growth membuktikan bahwa Norwalk untuk jangka panjang
tidak memiliki strategi bagaimana harus berinovasi untuk pertumbuhan di masa yang
akan datang.
Solusi

Menurut kami, ukuran yang lebih tepat untuk mengukur masing-masing perspektif

a. Financial Perspective

Menentukan tujuannya terlebih dahulu, misalnya meningkatkan profit


perusahaan. Setelah itu, barulah perusahaan dapat menentukan alat ukur
pencapaian dan targetnya, misalnya dari persentase kenaikan operating profit
yang diharapkan.

b. Customer Perspective

Menentukan tujuan seperti meningkatkan market share dan


menurunkan komplain pelanggan. Kemudian menentukan ukuran dan target
yang ingin dicapai, misalnya melalui persentase market share.

c. Internal Business Process Perspective

Para manajer harus mampu menyusun proses bisnis dengan


menggunakan perhitungan biaya yang efektif. Sehingga, harus ditentukan
tujuan proses tersebut, misalnya meningkatkan efisiensi produksi. Dapat
diukur melalui persentase, seperti persentase jumlah produksi.

d. Learning and Growth Perspective

Karena tidak adanya variabel yang jelas, maka oleh perusahaan diganti
menjadi innovation perspective. Seharusnya perusahaan menyediakan aspek
pertumbuhan dan perbaikan yang ingin dicapai dalam jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai