Anda di halaman 1dari 12

BNI merupakan salah satu contoh perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance.

Governance Outcome ditunjukkan dengan berbagai pencapaian BNI sepanjang tahun.


Pengakuan pihak eksternal dalam bentuk berbagai penghargaan baik terkait kinerja bank,
keterbukaan informasi, dan juga implementasi GCG telah diperoleh, antara lain:
1. Juara 1 kategori BUMN Keuangan Listed dalam acara Annual Report Award 2016
2. The Best State Owned Enterprise dan Top 50 Public Listed Companies dalam acara
Good Corporate Governance Award yang diselenggarakan Indonesia Institute for
Corporate Directorship (IICD)
3. Most Trusted Company based on Corporate Governance Index (CGPI) pada Good
Corporate Governance Award 2017

Penerapan Good Corporate Governance Secara Berkelanjutan


Pada prinsipnya pelaksanaan penerapan GCG di BNI berjalan dengan baik dan dilaksanakan
oleh Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh karyawan pada setiap kegiatan dengan tujuan
untuk melindungi kepentingan Perseroan, shareholders dan stakeholders. Perseroan senantiasa
melakukan evaluasi penerapan GCG secara berkelanjutan, sehingga penerapan GCG akan
selalu mengalami peningkatan.

Mekanisme pelaksanaan implementasi GCG digambarkan dalam siklus implementasi berikut.


BNI juga menggunakan dasar Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang dikeluarkan oleh Otoritas
Jasa Keuangan di tahun 2015 yang tertuang dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.
32/SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka sebagai standar
penerapan GCG, yaitu meliputi 5 (lima) aspek yang diturunkan ke dalam 8 (delapan) prinsip
dan 25 (dua puluh lima) rekomendasi. Aspek-aspek dan prisip-prinsip tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Hubungan Perusahaan Terbuka dengan Pemegang Saham dalam Menjamin Hak-
hak Pemegang Saham
Yang meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut:
 Meningkatkan Nilai Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
 Meningkatkan Kualitas Komunikasi Perusahaan Terbuka dengan Pemegang
Saham atau Investor.
2. Fungsi dan Peran Dewan Komisaris
Yang meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut:
 Memperkuat Keanggotaan dan Komposisi Dewan Komisaris
 Meningkatkan kualitas Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan
Komisaris.
3. Fungsi dan Peran Direksi
Yang meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut:
 Memperkuat Keanggotaan dan Komposisi Direksi.
 Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi.
4. Partisipasi Pemangku Kepentingan
Yang meliputi prinsip: Meningkatkan Aspek Tata Kelola Perusahaan melalui
Partisipasi Pemangku Kepentingan.
5. Keterbukaan Informasi
Yang meliputi prinsip: Meningkatkan Pelaksanaan Keterbukaan Informasi
Adapun penerapan prinsip-prinsip GCG BNI dapat diuraikan sebagai berikut:
Prinsip GCG Uraian
Transparansi  Bank mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas,
akurat dan dapat diperbandingkan serta dapat diakses oleh pihak yang
berkepentingan (stakeholders) sesuai dengan haknya.
 Bank mengungkapkan informasi yang meliputi tetapi tidak terbatas
pada visi, misi, sasaran usaha, strategi Bank, kondisi keuangan,
susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali,
pejabat eksekutif, pengelolaan risiko, sistem pengawasan dan
pengendalian intern, status kepatuhan, sistem dan implementasi good
corporate governance serta informasi dan fakta material yang dapat
mempengaruhi keputusan pemodal.
 Prinsip keterbukaan tetap memperhatikan ketentuan rahasia bank,
rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi sesuai peraturan yang berlaku.
 Kebijakan Bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada
stakeholders dan yang berhak memperoleh informasi tentang
kebijakan tersebut
Akuntabilitas  Bank menetapkan sasaran usaha dan strategi untuk dapat
dipertanggungjawabkan kepada stakeholders.
 Bank menetapkan check and balance system dalam pengelolaan Bank.
 Bank memiliki ukuran kinerja dari semua organ organisasi berdasarkan
ukuran yang disepakati dan sejalan dengan nilai-nilai perusahaan
(Corporate Culture Values), sasaran usaha dan strategi Bank serta
memiliki rewards and punishment system.
 Bank harus meyakini bahwa semua organ organisasi Bank mempunyai
kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami
perannya dalam implementasi good corporate gorvernance
Responsibilitas  Bank berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential bank practices)
dan menjamin kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.
 Bank sebagai good corporate citizen peduli terhadap lingkungan dan
melaksanakan tanggung jawab sosial secara wajar.
Independensi  Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh
stakeholders manapun dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak
serta terbebas dari benturan kepentingan (conflict of interest).
 Bank mengambil keputusan secara obyektif dan bebas dari segala
tekanan pihak manapun
Kesetaraan  Bank memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders asas kesetaraan
dan dan kewajaran (equal treatment).
Kewajaran  Bank memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk
memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan
Bank serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip
keterbukaan.

Pelaksanaan Roadmap GCG


BNI senantiasa berupaya menjalankan usaha sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG) sebagaimana dikehendaki oleh segenap stakeholder. Implementasi GCG
oleh BNI dilaksanakan secara terstruktur dan sistematis dengan tahapan sebagai berikut:
Selama tahun 2017, BNI telah melaksanakan implementasi GCG sebagai berikut:
Januari
1. Penandatangan Komitmen GCG oleh seluruh Insan BNI.
2. Sosialisasi Anti Fraud kepada seluruh pegawai BNI.
3. Penyampaian Self Assessment GCG posisi Desember 2016 kepada OJK.
4. Penyampaian Self Assessment TKT posisi Desember 2016 kepada OJK

Februari
1. Penyampaian Laporan Tahunan Tahun Buku 2016 kepada OJK dan Bursa Efek Indonesia.
2. Pemanggilan RUPS Tahunan Tahun Buku 2016 dilaksanakan 21 hari kalender sebelum
tanggal RUPS sesuai Rekomendasi Roadmap Tata Kelola Perusahaan Indonesia dan POJK
No. 32/POJK.04/2014.
3. Pada Pemanggilan RUPS telah disampaikan rincian penjelasan masing-masing mata acara
RUPS sesuai Rekomendasi Roadmap Tata Kelola Perusahaan Indonesia dan POJK No.
32/POJK.04/2014.
4. Pelaksanaan Sosialisasi GCG di Kantor Wilayah Makasar.

Maret
1. Pelaksanaan RUPS Tahunan Tahun Buku 2016 tanggal 16 Maret 2017.
2. Publikasi Ringkasan Risalah RUPS Tahunan Tahun Buku 2016 sekaligus Pengumuman
Jadwal dan Tata Cara Pembagian Dividen Tunai Tahun Buku 2016 pada tanggal 20 Maret
2016 di 2 (dua) surat kabar yaitu Investor Daily dan The Jakarta Post guna memenuhi
ketentuan POJK No.32/POJK.04/2014 sebagaimana diubah terakhir dengan POJK No. 10/
POJK.04/2017.

April
Pembayaran Dividen Tunai Tahun Buku 2016 tepat 1 (satu) bulan sejak tanggal pelaksanaan
RUPS atau setelah diumumkannya ringkasan risalah RUPS yaitu tanggal 20 April 2017 sesuai
Rekomendasi Roadmap Tata Kelola Perusahaan Indonesia dan POJK No.32/POJK.04/2014
sebagaimana diubah terakhir dengan POJK No. 10/POJK.04/2017.

Mei
Guna memupuk semangat anti gratifikasi, BNI mengajak segenap pegawai untuk turut serta
menyumbangkan ide dan gagasan melalui kompetisi desain poster dengan tema “Insan BNI
Tolak Gratifikasi”, proses pengumuman dan penilaian pemenang kompetisi tersebut dilakukan
melalui media sosial instagram @gcg.bni yang saat ini sangat digemari oleh Generasi Muda.
Pelaksanaan Lomba Poster tersebut diikuti oleh segenap Pegawai BNI (pegawai tetap, kontrak
dan outsourcing), baik di unit Kantor Pusat, Kantor Wilayah maupun Cabang Dalam/ Luar
Negeri.

Juni
1. Penyampaian Laporan fungsi Pelaksanaan Corporate Secretary kepada Direksi yang
ditembuskan kepada Dewan Komisaris sesuai ketentuan yang diatur dalam POJK No.35/
POJK.04/2014.
2. Publikasi Anti Graftifikasi di Harian Kompas tanggal 12 Juni 2017.

Juli
1. Penyampaian Self Assessment GCG posisi Juni 2017 kepada OJK.
2. Penyampaian Self Assessment TKT posisi Juni 2017 kepada OJK.
3. Penandatanganan Pakta Integritas Direksi sebagai Komitmen Pelaksanaan Tata Kelola
Perusahaan Yang Baik yang dituangkan dalam SK Dir No. DIR/564 tanggal 19 Juli 2017.

September
Pelaksanaan Annual Report Award 2016 BNI mendapat penghargaan Juara 1 Kategori BUMN
Keuangan Listed.

Oktober
1. Pelaksanaan Sosialisasi GCG bersama OJK di Kantor Wilayah Manado dan Papua.
2. Pemanggilan RUPS Luar Biasa dengan mata acara Perubahan Pengurus Perseroan
dilaksanakan 21 hari kalender sebelum tanggal RUPS sesuai Rekomendasi Roadmap Tata
Kelola Perusahaan Indonesia dan POJK No. 32/POJK.04/2014 sebagaimana diubah terakhir
dengan POJK No. 10/ POJK.04/2017.
3. Pada Pemanggilan RUPS telah disampaikan rincian penjelasan mata acara RUPS sesuai
Rekomendasi Roadmap Tata Kelola Perusahaan Indonesia dan POJK No. 32/POJK.04/2014
sebagaimana diubah terakhir dengan POJK No. 10/POJK.04/2017.

November
1. Pelaksanaan RUPS Luar Biasa tanggal 2 November 2017.
2. Publikasi Ringkasan Risalah RUPS Luar Biasa pada tanggal 6 November 2017 di 2 (dua)
surat kabar yaitu Investor Daily dan The Jakarta Post guna memenuhi ketentuan POJK
No.32/POJK.04/2014 sebagaimana diubah terakhir dengan POJK No. 10/ POJK.04/2017.
3. Pelaksanaan Sosialisasi GCG di Kantor Wilayah Yogyakarta dan Makasar.
4. Pelaksanaan IICD Award BNI mendapat 2 (dua) penghargaan yaitu: The Best State Owned
enterprise dan Top 50 Public Listed Companies.

Desember
1. Partisipasi dalam Riset ASEAN Corporate Governance Scorecard terhadap BNI, dan BNI
mendapat score 88,60.
2. Pelaksanaan Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang diadakan oleh The
Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) di mana BNI mendapat penghargaan
yaitu: Most Trusted Company Based on Corporate Governance Index dengan skor 88,38.
Dana CSR BNI Mendukung Pendidikan dan
Pembangunan Masjid di Kabupaten Aceh Barat
Jumat, 26 Januari 2018 09:57

MEULABOH-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk telah menyalurkan dana (Corporate
Social Responsibility (CSR) dengan nilai penyaluran total sebesar Rp.100.000.000,- (seratus
juta Rupiah) Kepada Kabupaten Aceh Barat.
Penyaluran CSR ini diberikan kepada Yayasan Teuku Chik Lila Perkasa MIS Nurul Falah
Meulaboh sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh Rupiah) untuk keperluan perbaikan fisik dan
sarana bangunan, serta untuk pembangunan Masjid Jamik Darul Hikmah Peunaga Rayeuk,
Kecamatan Meureubo sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta Rupiah).
Penyaluran CSR ini diselenggarakanpada hari Rabu, 24 Januari 2018, bertempat dihalaman
Komplek Masjid Agung Baitul Makmur, Meulaboh. Hadir dalam prosesi ini yaitu Bapak Catur
Budi Harto selaku Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan PT. Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk. Dalam sambutannya, Bapak Catur Budi Harto menyampaikan bahwa
penyaluran CSR merupakan salah satu bentuk kepedulian BNI terhadap lingkungan sekitar,
khususnya di sektor pendidikan serta pembangunan sarana ibadah, dan diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi masyarakat disekitar pusat bisnis BNI.
Dalam kesempatan tersebut dihadiri oleh unsur Muspida Aceh Barat, diantaranya Wakil Bupati
Aceh Barat, Bapak Drs H Banta Puteh Syam SH MM, Kapolres Aceh Barat Raden Boby Aria
Prakarsa, dan turut hadir pula Kasrem 012 T.Umar Letkol Inf Yudiono S Ag MM. Saat ini PT
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang telah merealisasikan
penyaluran CSR sesuai dengan komitmen yang telah disepakati pada MoU antara Bupati Aceh
Barat dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) Persero Tbk. untuk Tahun 2018.
Editor: Bakri
PT POS INDONESIA
Pos Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di
bidang jasa kurir, logistik, dan transaksi keuangan. Nama Pos Indonesia (Persero) secara resmi
digunakan pada tahun 1995, setelah sebelumnya menggunakan nama dinas PTT (Posts
Telegraaf end Telefoon Diensts) pada Tahun 1906; kemudian berubah menjadi Djawatan PTT
(Pos Telegraph and Telephone) pada tahun 1945; kemudian berubah status menjadi Perusahaan
Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel) di tahun 1961; dan menjadi PN Pos & Giro di
tahun 1965, serta kemudian menjadi Perum Pos dan Giro di tahun 1978. Dalam sejarahnya,
Pos Indonesia merupakan salah satu BUMN tertua di Indonesia. Keberadaannya di Nusantara
berawal dari perusahaan dagang Hindia Belanda atau Vereenigde Oostindische Compagnie
(VOC) yang mendirikan Kantor Pos pada tanggal 26 Agustus 1746 di Batavia (Jakarta) dengan
maksud untuk memudahkan pengiriman surat, terutama dalam kegiatan perdagangan.
Di tahun 2013 ini, manajemen Pos Indonesia melanjutkan program transformasi yang
telah dicanangkan sebelumnya. Fokus bisnis Pos Indonesia tidak lagi hanya di bisnis surat,
paket dan jasa keuangan, tapi juga mengoptimalkan sumber-sumber bisnis baru, seperti
logistik, properti, dan asuransi. Agar lebih fokus dan lincah di tengah persaingan yang semakin
ketat, Pos Indonesia membentuk perusahaan induk yang memayungi sejumlah anak
perusahaan, antara lain yaitu PT Pos Logistik Indonesia, PT Pos Properti Indonesia, dan PT
Bhakti Wasantara Net. Di samping itu perusahaan juga terus mengembangkan dan menyiapkan
bisnis-bisnis baru antara lain di bidang jasa keuangan, lini bisnis retail, city courier, e-
commerce, kargo udara, serta asuransi.

Visi, Misi dan Tujuan PT. Pos Indonesia (Persero)


1. Visi PT. Pos Indonesia (Persero) yaitu menjadi perusahaan pos yang berkemampuan
memberikan solusi terbaik dan menjadi pilihan utama stakeholder domestik maupun
global dalam mewujudkan pengembangan bisnis dengan pola kemitraan yang di
dukung oleh sumber daya manusia yang unggul dan menjunjung tinggi nilai.
2. Misi PT. Pos Indonesia (Persero) yaitu ,emberikan solusi terbaik bagi bisnis,
pemerintah, dan individu melalui penyediaan sistem bisnis dan layanan komunikasi
tulis, logistik, transaksi keuangan, dan filateli berbasis jejaring terintegrasi, terpercaya
dan kompetitif di pasar domestik dan global” serta keyakinan dasar yaitu Karyawan
yang bertalenta, keunggulan layanan, nilai-nilai bagi pelanggan dan pertumbuhan
kinerja keuangan yang tinggi dan berkelanjutan. Dan dibarengi dengan nilai-nilai dasar
berupa: regangkan tujuan, integritas, berfikir kesisteman, berani dan bertanggung
jawab, dan penghargaan berbasis kinerja.

Untuk mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, Good Corporate Governance


(CGC) perlu diterapkan. Good Corporate Governance (CGC) adalah tata kelola yang baik
sebagai suatu sistem yang mengatur hubungan peran Dewan Komisaris, peran Direksi,
pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Implementasi Good Corporate
Governance secara konsisten sebagai budaya Perseroan merupakan salah satu langkah yang
dapat meningkatkan nilai dan tumbuh kembangnya bisnis Perseroan secara berkesinambungan.
Oleh karena itu perlu adanya penerapan pengelolaan Perseroan secara baik dan benar.
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (CGC) yang diterapkan di perusahaan
adakalanya tidak berjalan sebagaimana mestinya. Salah satu permasalahan Good Corporate
Governance (GCG) di PT Pos Indonesia yaitu mengenai pelanggaran terhadap keadilan
(fairness). Prinsip fairness ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak
stakeholder sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Diharapkan fairness dapat
menjadi faktor pendorong yang dapat memonitor dan memberikan jaminan perlakuan yang adil
di antara beragam kepentingan dalam perusahaan. Pemberlakuan prinsip ini di perusahaan akan
melarang praktek-praktek tercela yang dilakukan oleh orang dalam yang merugikan pihak lain.

Pelanggaran Prinsip Fairness GCG oleh PT Pos Indonesia


Demo karyawan PT Pos Indonesia berlangsung di Bandung, 28 Januari 2019 lalu. Motif
demo tersebut, yakni meminta direksi yang menjabat saat ini untuk lengser. Direksi diminta
lengser karena akumulasi kekecewaan para karyawan terhadap pimpinan. Demo yang diikuti
ratusan karyawan tersebut dilakukan karena PT Pos Indonesia dinilai banyak melakukan
pelanggaran terkait peningkatan kesejahteraan karyawan. Imbas aksi demo tersebut, PT Pos
Indonesia memutuskan untuk menunda pembayaran gaji para karyawannya. Penundaan
tersebut termuat dalam surat yang ditandatangani oleh Direktur Utama PT Pos Indonesia
Gilarsi W Setijono.
Dalam surat itu, Gilarsi menyebutkan bahwa demo yang dilancarkan oleh karyawan
menyebabkan kredibilitas Pos Indonesia menurun. Sebab, perseroan banyak mendapat
pertanyaan dari pihak stakeholders. Demo juga menyebabkan perusahaan harus kembali
mengatur cash flow sehingga berimbas pada pembayaran gaji karyawan yang harus ditunda.
Sontak, keputusan sepihak dari manajemen membuat para anggota SPPI marah dan berujung
pada tuntutan agar direksi Pos Indonesia mundur dari jabatan. Dalam keterangan resminya,
SPPI menyampaikan sejumlah sikap terkait kondisi tersebut. Pertama, SPPI menilai direksi PT
Pos Indonesia telah gagal mengelola perusahaan dengan baik yang menyebabkan perusahaan
tidak dapat memenuhi kewajibanya, khususnya dalam pembayaran upah kepada karyawan.
Kedua direksi Pos Indonesia telah melanggar ketentuan dalam PP No.8 Tahun 1991 tentang
Perlindungan Upah. Ketiga, direksi Pos Indonesia telah melanggar hukum dan hak asasi
manusia (HAM).
SPPI menilai pernyataan Dirut PT Pos Indonesia bahwa dengan terjadinya demo
tanggal 28 Januari 2019 sebagai alasan menunda pembayaran gaji yang seharusnya tanggal 1
Februari 2019 sampai batas waktu yang belum dapat ditentukan justru merupakan bentuk
kegagalan mengelola perusahaan.
Berdasarkan permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip fairness yang di
langgar PT Pos Indonesia yang pertama adalah gagalnya perusahaan dalam meningkatkan
kesejahteraan karyawan. Kegagalan yang berdampak pada terjadinya demo tersebut juga
menimbulkan keterlambatan pembayaran gaji karyawan. Mengenai hal tersebut, perusahaan
terlihat mengesampingkan kepentingan karyawan dalam bentuk upah, terbukti bahwa
perusahaan telat dalam membayar upah dengan alasan cash flow perusahaan yang sedang
bermasalah dikarenakan demo. Perusahaan tidak seharusnya menjadikan alasan tersebut
sebagai keterlambatan pembayaran upah karena 23.000 karyawan PT Pos Indonesia merasakan
ketidakadilan yaitu tidak menerima upah tepat waktu. Padahal demo tersebut juga
dilatarbelakangi dengan ketidakmampuan perusahaan mengenai peningkatan kepuasan kerja
karyawan.

Sumber:https://tirto.id/didemo-serikat-pekerja-ada-apa-dengan-pt-pos-df6h,
https://beritagar.id/artikel/berita/kronologi-masalah-pegawai-pt-pos-yang-telat-terima-gaji

Anda mungkin juga menyukai