Anda di halaman 1dari 98

PT.

BANK PERKREDITAN RAKYAT


GAWISABUMI MANDARSARI

LAPORAN TATA KELOLA


PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT
GAWISABUMI MANDARSARI
TAHUN 2022

PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT


GAWISABUMI MANDARSARI

Jl. KarangAnyar I No. 41 RT 042 RW 009, KelurahanLoktabat


Utara,KecamatanBanjarbaru Utara, KotamadyaBanjarbaru,
Kalimantan Selatan 70714. Telepon : 0511 6750133 HP : 081253414099
Email : bprgawisabumimandarsari@gmail.com
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 1
BAB I ....................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 2
1. KOMITMEN DAN TUJUAN PENERAPAN TATA KELOLA PADA PT. BPR
GAWISABUMI MANDARSARI ................................................................................... 2
2. PRINSIP TATA KELOLA BPR ANTARA LAIN........................................................... 3
3. DASAR DASAR PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENERAPAN TATA KELOLA ...... 4
4. STRUKTUR TATA KELOLA ........................................................................................ 6
BAB II ...................................................................................................................................... 7
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA ............................................................................ 7
A. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG ANGGOTA DIREKSI .......................... 8
B. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ANGGOTA DEWAN
KOMISARIS ................................................................................................................ 11
C. KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN TUGAS ATAU FUNGSI KOMITE........... 16
D. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DIREKSI......................................................... 18
E. HUBUNGAN KEUANGAN DAN / ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA
DIREKSI DENGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS, ANGGOTA DIREKSI LAIN
DAN /ATAU PEMEGANG SAHAM BPR ................................................................... 18
F. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS .................................... 19
G. HUBUNGAN KEUANGAN DAN / ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA
DEWAN KOMISARIS DENGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS LAIN,
ANGGOTA DIREKSI DAN / ATAU PEMEGANG SAHAM BPR .............................. 19
H. PAKET / KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DIREKSI
DAN DEWAN KOMISARIS ........................................................................................ 19
I. RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH ............................................................ 20
J. RAPAT DEWAN KOMISARIS ................................................................................... 21
K. JUMLAH PENYIMPANGAN INTERN YANG TERJADI DAN UPAYA
PENYELESAIAN OLEH BPR ..................................................................................... 22
L. BATAS MINIMUM PEMBERIAN KREDIT ................................................................ 22
M. PERMASALAHAN HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BPR .............. 22
N. TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN ...................... 22
O. PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN
POLITIK,BAIK NOMINAL MAUPUN PENERIMA DANA ....................................... 22
BAB III .................................................................................................................................. 23
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 23
BAB IV .................................................................................................................................. 24
PENUTUP ................................................................................ Error! Bookmark not defined.
LAMPIRAN

1
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

BAB I
PENDAHULUAN

PT. BPR Gawisabumi Mandarsari memiliki peran menghimpun dana dari


masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sehubungan dengan
mulai diterapkannya penerapan tata kelola perusahaan berdasarkan Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
5/POJK.03/2016 perihal Penerapan Tata Kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat. Dengan
peran tersebut, pentingnya pelaksanaan tata kelola yang baik dengan menerapkan prinsip-
prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggung jawaban
(responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness)

Penerapan Tata Kelola secara konsisten pada kondisi persaingan yang ketat akan
memperkuat daya saing perusahaan, memaksimalkan nilai perusahaan, mengelola sumber
daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif, yang pada akhirnya akan memperkokoh
kepercayaan Pemegang Saham dan Stakeholders sehingga PT. BPR Gawisabumi
Mandarsari dapat beroperasi dan tumbuh secara berkesinambungan dalam jangka
panjang.

1. KOMITMEN DAN TUJUAN PENERAPAN TATA KELOLA PADA


PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

PT. BPR Gawisabumi Mandarsari memiliki komitmen dalam penerapan


tata Kelola perusahaan yang baik, bukan sekedar memenuhi peraturan perundang-
undangan, namun merupakan elemen fundamental. Manajemen meyakini bahwa
dengan menerapkan tata Kelola yang baik akan mampu meningkatkan nilai
perusahaan . Komitmen ini didukung penuh oleh seluruh jajaran manajemen dan
karyawan PT.BPR Gawisabumi Mandarsari.

2
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

Komitmen PT.BPR Gawisabumi Mandarsari untuk


mengimplementasikan penerapan tata kelola bertujuan untuk :
a. Meningkatkan kesungguhan manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip
keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, undependensi, kewajaran dan
kehati-hatian dalam pengelolaan Bank.
b. Meningkatkan kinerja Bank, efisiensi dan pelayanan kepada stakeholder.
c. Menarik minat dan kepercayaan nasabah.

2. PRINSIP TATA KELOLA BPR ANTARA LAIN :

1. Transparansi (transparency) yang berarti keterbukaan dalam pengambilan


setiap keputusan.
a. Bank mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas,
akurat dan dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan (stakeholder)
sesuai dengan haknya.
b. Kebijakan Bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pihak yang
berkepentingan dan yang berhak memperoleh informasi tentang kebijakan
tersebut.

2. Akuntabilitas (accountability) yakni kejelasan fungsi dan pelaksanaan


pertanggungjawaban personil sehingga pengelolaan dapat berjalan lebih
efektif.
a. Bank menetapkan sasaran usaha dan strategi untuk dapat dipertanggung
jawabkan kepada stakeholder.
b. Bank menetapkan tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi masing-masing
karyawan.

3. Pertanggung Jawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank


dengan peraturan perundang undangan yang berlaku serta prinsip -prinsip
pengelolaan Bank yang sehat.
a. Bank berpegang pada prinsip kehati-htian dan menjamin kepatuhan
terhadap peraturan yang berlaku.
b. Bank berkomitmen untuk mematuhi peraturan perundangan dan kebijakan
internal yang telah ditetapkan.

3
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

4. Independensi (independency) yaitu pengelolaan BPR secara professional


tanpa ada tekanan atau pengaruh dari pihak internal maupun eksternal.
a. Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholder
manapun serta terbebas dari benturan kepentingan.
b. Bank mengambil keputusan secara obyekif dan bebas dari segala tekanan
dari pihak manapun.

5. Kewajaran (fairness) yakni keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-


hak pemangku kepentingan (stakeholder)yang akan timbul berdasarkan
perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. Bank memperhatikan kepentingan seluruh stakeholder berdasarkan asas
kesetaraan dan kewajaran
b. Bank membuka akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip
keterbukaan.

3. DASAR – DASAR PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENERAPAN TATA


KELOLA
Pelaksanaan tata Kelola di PT. BPR Gawisabumi Mandarsari mengacu
pada beberapa ketentuan yang berlaku antara lain:
a. Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
b. Peraturan Otoritas Jasa keuangan (POJK) Nomor 20/POJK.03/2014 tentang
Bank Perkreditan Rakyat.
c. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 4/POJK.03/2015 tentang
Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Prekreditan Rakyat.
d. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.03/2016 tentang
Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat.
e. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 6/SEOJK.03/2016 Tanggla 10
Maret 2016 tentang Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank Perkreditan Rakyat
f. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 48/pojk.03/2017 Tanggal 12 Juli
2017 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank Perkreditan Rakyat.
g. Surat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/POJK.03/2015 Tanggal
12 November 2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank
Perkreditan Rakyat.

4
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

h. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/SEOJK.03/2019 Tanggal


21 Januari 2019 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank
Perkreditan Rakyat.
i. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 49/POJK.03/2017 Tanggal 12 Juli
2017 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Perkreditan Rakyat
j. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 41/1/SEOJK.03/2017
Tanggal 19 Juli 2017 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank
Perkreditan Rakyat.
k. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 34/SEOJK.03/2016 Tanggal
13 September 2016 tentang Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Bagi
Calon Pemegang Saham Pengendali, Calon Anggota Direksi dan Calon
Anggota Komisaris Bank.
l. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 24/SEOJK.03/2020 Tentang
PERUBAHAN ATAS SURAT EDARAN OTORITAS JASA
KEUANGAN Nomor 5/SEOJK.03/2016 Tentang Penerapan Tata Kelola
Bagi Bank Perkreditan Rakyat.

5
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

4. STRUKTUR TATA KELOLA

Pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antar organ/unit kerja di
BPR Gawisabu mi Mandar sar i tercermin bagan di bawah ini :

Struktur tata kelola terdiri dari:


1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
2. Dewan Komisaris
3. Direksi
4. Unit kerja di bawah Direksi, yaitu Unit kerja Audit Internal dan
Kepatuhan merangkap Manajemen Risiko & APU-PPT

6
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

BAB II
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA

Laporan penerapan tata kelola di PT. BPR Gawisabumi Mandarsari


disusun selaras dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor
4/POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi
Bank Perkreditan Rakyat dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor
5/SEOJK.03/2016 Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan
Rakyat.
I. Transparansi Penerapan Tata Kelola
Sesuai dengan yang tercantum pada butir VII Nomor 6a SEOJK No
5/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bank Perkreditan
Rakyat.
II. Berikut adalah pokok-pokok Laporan Penerapan Tata Kelola
selama tahun 2022:

a. Pelaksanaan Tugas dan Tangung jawab Direksi


b. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
c. Kelangkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite
d. Kepemilikan Saham Anggota Direksi
e. Hubungan keuangan dan / atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi
Dengan Anggota Dewan Komisaris , Anggota Direksi Lain dan / atau
Pemegang Saham BPR
f. Kepemilikan Saham Anggota Direksi
g. .Hubungan Keuangan dan / atau Hubungan Keluarga Anggota Dewan
Komisaris dengan Anggota Dewan Komisaris Lain, Anggota Direksi
dan/atau Pemegang Saham BPR
h. Peket/kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain bagi Direksi dan Dewan
Komisaris
i. Rasio Gaji Tertinggi dan gaji Terendah
j. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
k. Jumlah Penyimpangan Intern
l. Batas Minimum Pemberian Kredit

7
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

m. Jumlah Permasalahan Hukum dan Upaya Penyelesaian oleh BPR


n. Transaksi yang mengandung benturan kepentingan
o. Pemberi dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik, baik nominal
maupun penerima dana.

A. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG ANGGOTA DIREKSI

Dewan Direksi PT BPR GawiSabumi Mandarsari diangkat dari RUPS untuk


menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan untuk
kepentingan Perseroan dan sesuai dengn maksud dan tujuan Perseroan serta
mewakili baik didalam maupun diluar pengadilan tentang segala hal dan segala
kejadian pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang
-undangan, Anggaran Dasar dan /atau keputusan RUPS.Direksi
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Rapat Umum
Pemegang Saham ( RUPS) . Dalam menjalankan tugasnya, Direksi diberi
wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai Aggaran Dasar yang
berpedoman pada peraturan dan perundang -undangan yang berlaku.
i. Jumlah dan Komposisi Direksi
Sepanjang tahun 2022 PT. BPR GawiSabumi Mandarsari memiliki 2 (dua )
orang anggota Direksi. Direksi pada saat diangkat telah memenuhi persyaratan
integritas, kompetensi dan reputasi keuangan , antara lain mempunyai akhlak
dan moral yang baik, tidak pernah dinyatakan pailit, tidak pernah dihukum
karena melakukan tindak pidana, serta memiliki pengetahuan, keahlian dan
pengalaman dibidang perbankan.

Susunan Direksi PT BPR Gawisabumi Mandarsari ditahun laporan posisi


Desember 2022 adalah sebagai berikut :

No Nama Jabatan Masa Jabatan Domisili


1 Suryati Parulian, SE Direktur Utama 07 Juni 2021 Martapura
2 Sarma Roma Uli, S.Kom Direktur Operasional 19 September 2022 Martapura

ii. Kriteria Anggota Direksi


Yang dapat diangkat menjadi anggota Direksi adalah orang -perseorangan yang
cakap melakukan perbuatan hukum yang memenuhi persyaratan sebagai berikut

8
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

:
a. Integritas, yang paling kurang mencakup :
1. Cakap dalam melakukan perbuatan hukum dan dalam 5 (lima)
tahun sebelum pengangkatan;
2. Tidak pernah dinyatakan pailit atau;
3. Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan
Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
perseroan dinyatatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan.
4. Memiliki akhlak dan moral yang baik
5. Memiliki komitmen untuk memenuhi peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
6. Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank
yang sehat.
7. Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan
kepatutan (fit and proper test); dan
8. Memiliki komitmen untuk tidak melakukan dana/ atau
mengulangi perbuatan dan/atau tindakan tertentu, bagi calon
anggota Direksi atau calon anggota Dewan Komisaris yang
pernah memiliki predikat tidak lulus dalam uji kemampuan dan
kepatutan dan telah menjalani sanksi.
b. Kompetensi, yang paling kurang mencakup:
1. Pengetahuan dibidang perbankan yang memadai dan relevan
dengan jabatannya;
2. Pengalaman dan keahlian dibidang perbankan dan /atau bidang
keuangan; dan
3. Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam
angka pengembangan Perseroan;
4. Memenuhi peraturan perundang-undangan dibidang Perbankan,
peraturan perundang -undangan lainnya dan Anggaran Dasar
Perseroan.
5. Antara para anggota Direksi , dan antara anggota Direksi

9
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

dengan anggota Dewan Komisaris tidak boleh ada hubungan


keluarga sedarah sampai dengan derajat kedua baik menurut garis
lurus maupun garis kesamping atau semenda(menantu atau ipar).

i. Penilaian Kemampuan dan Kepatuhan


Direksi sebagai pengurus Bank diharuskan memenuhi persyaratan integritas,
kompetensi dan reputasi keuangan serta memperoleh predikat lulus dalam
penilaian kemampuan dan kepatutan yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa
Keuangan sebagaimana tercantum dala PJOK Nomor 27/PJOK.03/2016 tentang
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pihak Utama Lembaga Jasa
Keuangan (fit and proper test).
Setiap anggota Direksi telah mengikuti Fit and Proper Test yang
diselenggarakan oleh Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan dan
memperoleh predikat kelulusan sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini
:

No Nama Jabatan Penyelenggara Tanggal Tanggal


Penilaian Efektif Berakhir
Kemampuan Pengangkatan Jabatan
dan Kepatutan
1 Suryati Parulian, SE Direktur Utama OJK 07 Juni 2021 07 Juni 2024
2 Sarma Roma Uli, S.Kom Direktur OJK 19 September 19 September
Operasional 2022 2025

ii. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi


Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai
kewenangan yang diatur dalam Anggaran Dasar BPR antara lain :
a. Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan BPR.
b. Mengelola BPR sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab
sebagaiman diatur dalam Anggaran Dasar BPR dan peraturan
perundang-undangan.
c. Menerapkan Tata Kelola pada setiap kegiatan usaha BPR di seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi.
d. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja atau
pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR,

10
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

auditor eskstern, hasil pengawasan Dewan Komisaris, Otoritas Jasa


Keuangan, dan /atau otoritas lainnya.
e. Memastikan terpenuhinya jumlah sumber daya manusia yang memadai,
antara lain dengan adanya:
1. Pemisah tugas dan tanggung jawab satuan unit kerja yang
menangani pembukuan , operasional, dan kegiatan penunjang
operasional; dan
2. Penunjukan pejabat yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan audit intern, dan independent terhadap unit kerja lain.
f. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang
saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
g. Mengungkapkan kebijakan BPR yang bersifat strategis dibidang
kepegawaian kepada pegawai.
h. Menyediakan data dan informasi yang akurat,relevan,dan tepat waktu
kepada Dewan Komisaris.

B. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ANGGOTA


DEWAN KOMISARIS
Dewan Komisaris untuk PT . BPR Gawi sabumi Mandarsari diangkat
oleh RUPS untuk melakukan pengawasan serta memberikan nasihat kepada
Direksi terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab BPR. Tugas dan
tanggung jawab Dewan Komisaris adalah untuk memastikan kelangsungan
usaha BPR dan memastikan bahwa Direksi menjalankan tugas dengan itikad
baik untuk kepentingan PT. BPR Gawi Sabumi Mandarsari, serta pemangku
kepentingan lainnya (stakeholders).

11
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

i. Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris

Jumlah Anggota Komisaris PT . BPR Gawisabumi Mandarsari posisi


Desember 2022 sebanyak 2 (dua) orang. Dengan susunan sebagai
berikut:

ii. Kriteria Anggota Dewan Komisaris


Yang dapat diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris adalah orang
perseorangan yang memenuhi persyaratan pada saat diangkat dan selama
menjabat:
a. Mempunyai akhlak , moral dan integritas yang baik
b. Cakap melakukan perbuatan hukum
c. Dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan dan selama
menjabat;
1. Tidak pernah dinyatakan pailit
2. Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan
Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
Perseroan dinyatakan pailit
3. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana Yang
merugikan keuangan negara dan / atau yang berkaitan dengan
sektor keuangan.
d. Dewan Komisaris harus memiliki komitmen untuk memenuhi
peraturan perundang-undangan dan memiliki kemampuan dan/atau
keahlian yang memadai dibidang lain yang dibutuhkan BPR
e. Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasioanal bank
yang sehat.
f. Mayoritas anggota Dewan Komisaris dilarang saling memiliki
hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama

12
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

anggota Dewan Komisaris Dan/atau anggota Direksi.


g. Anggota Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan integritas,
kompetensi reputasi keuangan dan telah lulus Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan mengenai hal tersebut.
h. Setiap usulan pengangkatan, pemberhentian dan / atau penggantian
anggota Direksi oleh Dewan Komisaris harus diputuskan melalui
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pengangkatan Komisaris
oleh RUPS baru efektif setelah mendapat persetujuan Otoritas Jasa
Keuangan dan / atau regulator lainnya sesuai dengan aturan hukum
dan perundang-undangan yang berlaku.
i. Dewan Komisaris harus memiliki kombinasi kemahiran,
pengetahuan dan pengalaman bisnis, dan pemahaman terhadap
wilayah operasi BPR, termasuk kemampuan untuk melakukan
pengawasan atas usaha BPR, dalam upaya memastikan efektifitas
dan kompetensi Dewan Komisaris meliputi, bidang perbankan ,
asuransi ,akuntansi ,keuangan ,hukum, kemampuan strategis,
pemahaman bisnis ,pengalaman manajerial , dan penguasaan
ketentuan yang berlaku.
j. Mantan anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif BPR atau pihak-
pihak yang mempunyai hubungan dengan BPR yang dapat
memperngaruhi kemampuannya untuk bertindak independent tidak
dapat menjadi Komisaris Independen pada BPR sebelum menjalani
masa tunggu selama 1 (satu) tahun. Ketentuan tersebut tidak berlaku
bagi mantan Direksi atau Pejabat Eksekutif yang melakukan fungsi
pengawasan.
k. Disamping itu, Komisaris Independen wajib memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
l. Bukan merupakan orang bekerja atau mempunyai wewenang dan
tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan
atau mengawasi kegiatan BPR dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir.
m. Tidak mempunyai saham, baik langsung maupun tidak langsung

13
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

pada BPR.
n. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan BPR, anggota Dewan
Komisaris , anggota Direksi atau Pemegang Saham Pengendali
BPR.
o. Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak
langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha BPR.
p. Tidak menerima pendapatan dan /atau fasilitas lain selain
penghasilan yang ditetapkan RUPS yang dapat mempengaruhi
independensinya.

iii. Penilaian Kemampuan Kepatutan


Dewan Komisaris sebagai pengurus Bank diharuskan memenuhi
persyaratan integritas, kompetensi dan reputasi keuangan serta
memperoleh predikat lulus dalam penilaian kemampuan dan kepatutan
yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana
tercantum dalam POJK Nomor 27/POJK.03/2016 tentang penilaian
Kemampuan dan Kepatutan bagi Pihak utama Lembaga Jasa
Keuangan.Setiap anggota dewan komisaris telah mengikuti fit and proper
tes yang diselenggarakan oleh otoritas Jasa Keuangan dan memperoleh
predikat lulus.

Penyelenggara
Penilaian Tanggal fektif Sertifikat
No Nama Jabatan
Kemampuan dan Pengangkatan Kompetensi
Kepatutan
Monang Sagala , SE
1 Komisaris Utama OJK 07-Juni-2021 09- Mei-2024
AK,CA,CPA.
2 Noor Hasanah, SH Komisaris OJK 07- Juni -2021 27-Feb-2026

iv. Rangkap Jabatan Anggota Dewan Komisaris


Anggota Dewan komisaris hanya dapat merangkap jabatan sebagai :
a. Anggota Dewan Komisaris hanya dapat mempunyai 2 (dua) rangkap
jabatan lain sebagai Anggota Dewan Komisaris pada BPR dan / atau
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

14
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

b. Anggota dewan Komisaris dilarang rangkap jabatan sebagai anggota


Direksi atau Pejabat eksekutif pada BPR, Bank Pembiayaan Rakyat
syariah dan /atau Bank Umum.

v. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris


a. Memastikan terselenggaranya penerapan Tata Kelola pada setiap
kegiatan usaha BPR diseluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
b. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Direksi serta memberikan nasihat kepada Direksi.
c. Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada huruf
b), Dewan Komisaris wajib mengarahkan , memantau, dan
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.
d. Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada point
2, Dewan komisaris dilarang ikut serta dalam pengambilan keputusan
mengenai kegiatan operasional BPR , kecuali terkait dengan:
1. Penyedia dana kepada pihak terkait sebagaimana ketentuan
yang mengatur mengenai batas maksimum pemberian kredit
BPR; dan
2. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan
e. Memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan audit dan
rekomendasi dari satuan unit kerja atau pejabat yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan audit intern BPR, auditor ekstern , hasil
pengawasan Dewan Komisaris , Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau
otoritas lainnya.
f. Memberitahukan kepada Otoritas Jasa Keuangan
1. Pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang keuangan dan

15
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

perbankan
2. Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan
kelangsungan BPR.

C. KELENGKAPAN DAN PELAKSANAAN TUGAS ATAU FUNGSI KOMITE

Berdasarkan POJK Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata


Kelola bagi Bank Perkreditan rakyat, Direksi pada BPR dengan modal inti
kurang dari Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar) tidak wajib
membentuk Fungsi Komite namun wajib menunjuk Pejabat Eksekutif yang
melaksanakan :
● Fungsi Audit Internal
● Fungsi Manajemen Risiko
● Fungsi Kepatuhan

Dalam rangka penerapan tata Kelola, Direksi telah menunjuk Pejabat


Eksekutif yang menangani fungsi audit intern dan fungsi kepatuhan serta
manajeman risiko.
a. Fungsi Audit Intern
Tugas dan tanggung jawab Pejabat Eksekutif Fungsi Audit Intern
1. Membantu tugas Direktur Utama dan Dewan Komisaris dalam
melakukan pengawasan operasional BPR yang mencakup
perencanaan, pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit.
2. Membuat analisis dan penilaian dibidang keuangan, akuntansi,
operasional dan kegiatan lainnya paling sedikit dengan cara
pemeriksaan langsung dan analisis dokumen
3. Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan
meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana

16
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

4. Menyampaikan laporan kepada Direktur Utama dan Dewan


Komisaris dengan tembusan kepada anggota Direksi yang
membawahkan fungsi kepatuhan.

b. Independensi Pejabat Eksekutif Fungsi Audit Internal

Pejabat Eksekutif Fungsi Audit Internal berasal dari pihak internal


tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan , kepemilikan saham,
dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau
Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat
mempengaruhi kemampuan bertindak independen.
c. Fungsi Kepatuhan , Tugas dan Tanggung Jawab Pejabat Eksekutif
Fungsi Kepatuhan
1. Menyusun dan/ atau mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan
prosedur kepatuhan.
2. Memantau dan memahami setiap perkembangan peraturan
Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain
yang relevan dengan kegiatan usaha BPR
3. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan berkelanjutan kepada
seluruh unit kerja terkait mengenai peraturan Otoritas Jasa
Keuangan terkini dan peraturan perundang-undangan lain yang
relevan
4. Memastikan bahwa masing-masing unit kerja sudah melakukan
penyesuaian ketentuan intern dengan peraturan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan perundang-undangan yang relevan
5. Memberikan konsultasi kepada unit kerja atau pegawai BPR
mengenai kepatuhan terhadap peraturan Otoritas Jasa Keuangan
dan peraturan Perundang-undangan lain
6. Memberikan rekomendasi untuk produk , aktivitas dan transaksi
BPR sesuai peraturan perundang-undangan
7. Memastikan penerapan prosedur kepatuhan pada setiap unit kerja
BPR
8. Melakukan koordinasi dan memberikan rekomendasi kepada

17
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

Satuan Kerja Audit Intern atau Pejabat Eksekutif yang menangani


fungsi audit intern terkait pelanggaran kepatuhan yang dilakukan
oleh pegawai BPR.

d. Independensi Pejabat Eksekutif Fungsi Kepatuhan


Pejabat Eksekutif Fungsi Kepatuhan berasal dari pihak internal
tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan , kepemilikan
saham, dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan komisaris. Direksi
dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank,
yang dapat mempengaruhi kemampuan bertindak independen.

D. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DIREKSI


Direksi PT BPR Gawisabumi Mandarsari tidak memiliki saham di PT
BPR Gawisabumi Mandarsari.
No Direksi Kepemilikan Saham
PT. BPR Gawisabumi Perusahaan Lain
Mandarsari
1 Suryati Parulian, SE Nihil Nihil
2 Sarma Roma Uli, S.Kom Nihil Nihil

E. HUBUNGAN KEUANGAN DAN / ATAU HUBUNGAN KELUARGA


ANGGOTA DIREKSI DENGAN ANGGOTA DEWAN KOMISARIS,
ANGGOTA DIREKSI LAIN DAN /ATAU PEMEGANG SAHAM BPR

Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan Pemegang Saham tidak


memiliki hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota
Direksi lainnya, anggota Dewan komisaris, dan Pemegang Saham
sebagaimana tersaji pada tabel dibawah ini :

Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Direksi

Hubungan Keuangan Dengan Hubungan Keluarga Dengan


Nama Pemegang Pemegang
Dewan Dewan
Direksi Saham Direksi Saham
Komisaris Komisaris
Pengendali Pengendali
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Suryati Parulian, SE √ √ √ √ √ √

Sarma Roma Uli,S.Kom √ √ √ √ √ √

18
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

F. KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN KOMISARIS

G. HUBUNGAN KEUANGAN DAN / ATAU HUBUNGAN KELUARGA


ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DENGAN ANGGOTA DEWAN
KOMISARIS LAIN, ANGGOTA DIREKSI DAN / ATAU PEMEGANG
SAHAM BPR

H. PAKET / KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI


DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS
Berikut adalah informasi mengenai jumlah remunerasi dan fasilitas lain
yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Selama tahun 2022
(dalam ribuan rupiah).

19
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

1. Paket/kebijakan Remunerasi bagi Direksi dan Dewan Komisaris yang


ditetapkan berdasarkan RUPS :

Jumlah Diterima dalam 1 tahun

Jenis Remunerasi
Dewan Komisaris Direksi

Nominal Orang Nominal Orang


Jumlah Keseluruhan Gaji 132.768.000 2 147.783.054 2
Tunjangan 117.953.000 2
Tantiem 50.831.598 2 23.658.854 2
Kompensasi Berbasis Saham

2. Fasilitas Lain bagi Direksi dan Dewan Komisaris selama tahun 2022

Uraian dan Jumlah Fasilitas


No Jenis Fasilitas Lain Dewan Komisaris Direksi
1. Perumahan
2. Transportasi 1 Unit Mobil untuk
Direktur Utama dan
1 Unit Sepeda
Motor untuk
Direktur
Operasional
3. Asuransi Kesehatan
4. Fasilitas lainnya*)

I. RASIO GAJI TERTINGGI DAN TERENDAH

Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang diterima dan
dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari BPR kepada pegawai yang
dotetapkan dan dibayarkan menurut suati perjanjian kerja, kesepakatan, atau

20
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pegawai dan


keluarganya atas suatu pekerjaan dan / atau jasa yang telah dilakukannya.

Berikut adalah rasio gaji tertinggi dan terendah dalam skala perbandingan

J. RAPAT DEWAN KOMISARIS


Selama tahun 2022 , Dewan Komisaris telah menyelenggarakan 4 (Empat)
kali rapat internal Dewan Komisaris sebagaimana tersaji di tabel berikut ini :

21
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

K. JUMLAH PENYIMPANGAN INTERN YANG TERJADI DAN UPAYA


PENYELESAIAN OLEH BPR
Penyimpangan Internal ( internal Fraud) adalah penyimpangan/kecurangan
yang dilakukan oleh pengurus , pegawai tetap dan pegawai tidak tetap terkait
proses kerja dan kegiatan operasional PT BPR GawiSabumi Mandarsari Internal
Fraud.
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan PT BPR GawiSabumi
Mandarsari dan telah dituangkan dalam Tabel diatas dapat diketahui bahwa
selama periode tahun 2022 tidak ada terjadi penyimpangan internal (internal
Fraud) pada PT BPR GawiSabumi Mandarsari.

L. BATAS MINIMUM PEMBERIAN KREDIT


Sepanjang tahun 2022, BPR Gawisabumi Mandarsari tidak terdapat
pelanggaran dan pelampauan BMPK.

M. PERMASALAHAN HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH


BPR
Tidak ada permasalahan Hukum baik berupa perkara perdata dan pidana yang
dihadapi oleh PT BPR Gawisabumi Mandarsari selama periode tahun laporan.

N. TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN


Tidak ada transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

O. PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN


POLITIK,BAIK NOMINAL MAUPUN PENERIMA DANA
Tidak ada pemberian dana untuk kegiatan sosial dan kegiatan politik baik
nominal maupun penerima dana.

22
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN UMUM HASIL PENILAIAN SENDIRI (SELFASSESSMENT)
PENERAPAN TATA KELOLA BPR

Hasil Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR

Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nilai Komposit


Total Penilaian Faktor 0.46 0.32 - 0.25 0.24 0.25 0.05 0.26 0.20 0.15 0.16 2.33
Predikat Komposit BAIK

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penerapan Tata Kelola akhir tahun 2022 secara gambaran umum terlaksana dengan baik. Namun ada beberapa hal yang dirasa

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi dan Komisaris

1. Melakukan pemantauan berkala dan menindaklanjuti komitmen perbaikan hasil pemeriksaan yang telah jatuh tempo.
2. Mendokumentasikan risalah rapat Direksi dan Komisaris, termasuk terkait pengambilan keputusan dengan turut mencantumkan
ada/tidaknya dissenting opinion.
3. Mengoptimalkan implementasi budaya pembelajaran berkelanjutan, yakni memastikan pemberian materi pelatihan sejalan dengan
4. Menyesuaikan/membuat pedoman dan tata tertib kerja Direksi dan Komisaris sesuai dengan tugas dan tanggung jawab, serta memperhatikan
pelaksanaan minimal sebagaimana diatur dalam POJK/SEOJK.
5. Menetapkan SOP/pedoman dalam hal kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian (remunerasi,...).. (sesuaikan faktor 1)
6. Mendokumentasikan secara detail bentuk pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan tugas selama tahun berjalan yang diputus dalam
RUPS.

Penerapan Fungsi Kepatuhan


1. Mengangkat Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan .

2. PE melakukan sosialisasi secara periodik untuk sosialisasi/refreshment ketentuan internal maupun eksternal yang mengalami perubahan
maupun yang masih berlaku, setelahnya melakukan evaluasi peningkatan kompetensi pegawai sebelum dan setelah dilakukan sosialisasi.

Penanganan Benturan Kepentingan


1. Kebijakan, sistem dan prosedur mengenai benturan kepentingan sudah ditetapkan yang mana mengacu pada SEOJK tentang penerapan fungsi

Penerapan Fungsi Audit Intern

1. Merealisasikan program pengembangan untuk meningkatkan kompetensi pelaksanaan tugas PE Audit.


2. Meminta PE Audit melaksanakan tugas pemeriksaan kegiatan usaha BPR sesuai ketentuan.
3. Memastikan pedoman kerja pelaksanaan audit dan implementassinya didasarkan oleh tahapan persiapan, penyusunan, pelaksanaan, pelaporan
dan pemantauan hasil audit.
4. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban hasil audit dan laporan pelakssanaan dan pokok-pokok hasil audit sesuai ketentuan.

Rencana Bisnis Bank


1. Memastikan penyampaian RBB kedepan telah memenuhi jangka waktu dan cakupan minimal sebagaimana diatur dalam POJK/SEOJK.

Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan


Menjalankan fungsi dual control/check and balances dari pimpinan atas setiap penyampaian laporan baik keuangan maupun non keuangan,
1. Dapat menurunkan kesalahan akibat human error
2. Tidak ada kewajiban penyampaian laporan yang terlewat.

23
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

24
LAPORAN TATA KELOLA
PT. BPR GAWISABUMI MANDARSARI

25
LAMPIRAN
PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR

Profil BPR
Penjelasan Umum Nama BPR* PT. BPR GAWISABUMI MANDARSRI
Alamat BPR* JL KARANG ANYAR I NO 41 RT 042 RW 009 KELURAHAN LOKTABAT BANJARBARU
Posisi Laporan* Per 31 Desember 2022
Tata Cara Pengisian
Modal Inti BPR* Rp8,261,574,810
Total Aset BPR* Rp24,089,046,626
Bobot Faktor BPR B
Faktor Penilaian
*) wajib diisi oleh BPR

Pengisian Faktor Tata Kelola BPR Mulai

Pengisian Indikator SEMPURNA


Terisi 106
Belum terisi 0

Sebelum Penerapan Manajemen Risiko Setelah Penerapan Manajemen Risiko


Nilai Komposit 2.31 Nilai Komposit 2.33
Predikat Komposit BAIK Predikat Komposit BAIK
Lihat Kertas Kerja Lihat Kertas Kerja
Cetak Laporan Cetak Laporan
Cetak Hasil Penilaian Cetak Hasil Penilaian
Home
Penjelasan Umum Pedoman Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan Tata Kelola

1. Pedoman penilaian terbagi atas penilaian terhadap struktur, proses dan hasil Tata Kelola BPR yang mencakup 11 (sebelas) Faktor Penilaian
Penerapan Tata Kelola yaitu:
a. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;
b. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;
c. kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite;
d. penanganan benturan kepentingan;
e. penerapan fungsi kepatuhan;
f. penerapan fungsi audit intern;
g. penerapan fungsi audit ekstern;
h. penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern;
i. batas maksimum pemberian kredit;
j. rencana strategis BPR; dan
k. transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.
2. Penilaian terhadap penerapan Tata Kelola bagi BPR dilakukan untuk mengukur:
a. kecukupan struktur dan infrastruktur Tata Kelola (governance structure) BPR agar penerapan Tata Kelola mendapatkan hasil yang sesuai
dengan harapan stakeholders BPR. Termasuk dalam struktur Tata Kelola BPR adalah Direksi, Dewan Komisaris,Komite, dan satuan
kerja/unit kerja/pegawai terkait pada BPR. Adapun yang termasuk infrastruktur Tata Kelola BPR antara lain adalah kebijakan dan prosedur,
sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi masing-masing struktur organisasi;
b. efektivitas proses penerapan tata kelola (governance process) BPR sesuai dengan kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola
yang dipersyaratkan untuk masing-masing BPR; dan
c. hasil penerapan tata kelola (governance outcome) BPR.
3. Hasil penilaian penerapan tata kelola mencakup aspek kualitatif dan aspek kuantitatif, antara lain:
a. kecukupan transparansi laporan;
b. kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;
c.
peningkatan/penurunan kepatuhan terhadap ketentuan dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR seperti
penyimpangan/penyalahgunaan/fraud, pelanggaran BMPK, pelanggaran ketentuan terkait laporan BPR kepada Otoritas Jasa Keuangan.
Home
Tata Cara Pengisian Pedoman Penilaian Sendiri

1. Setiap BPR melakukan pengisian Kertas Kerja Penilaian Penerapan Tata Kelola yang terdiri dari 11 (sebelas) Faktor Penilaian Penerapan Tata Kelola
dan pada masing-masing faktor dibagi berdasarkan struktur dan infrastruktur Tata Kelola, proses penerapan Tata Kelola, dan hasil penerapan Tata
Kelola.

2. Penilaian penerapan Tata Kelola dilakukan dengan menggunakan Skala Penerapan, dimana rentang skor yang digunakan sebagai Skala Penerapan
penilaian setiap kriteria/indikator adalah sebesar 1 sampai dengan 5 dengan kententuan sebagai berikut:

a. Nilai 5 untuk tanda centang (√) pada kolom TB (Tidak Baik) apabila kriteria/indikator sepenuhnya tidak diterapkan/dipenuhi.
b. Nilai 4 untuk tanda centang (√) pada kolom KB (Kurang Baik) apabila kriteria/indikator sebagian besar belum diterapkan/dipenuhi.
c. Nilai 3 untuk tanda centang (√) pada kolom CB (Cukup Baik) apabila kriteria/indikator sebagian telah diterapkan/dipenuhi.
d. Nilai 2 untuk tanda centang (√) pada kolom B (Baik) apabila kriteria/indikator sebagian besar telah diterapkan/dipenuhi.
e. Nilai 1 untuk tanda centang (√) pada kolom SB (Sangat Baik) apabila kriteria/indikator telah sepenuhnya diterapkan/dipenuhi.

3. Setelah melakukan pengisian dengan menggunakan nilai sebagaimana dimaksud pada angka 2, nilai pada setiap kriteria/indikator dijumlahkan dan
dirata-ratakan berdasarkan struktur dan infrastruktur Tata Kelola, proses penerapan Tata Kelola, dan hasil penerapan Tata Kelola pada masing-
masing faktor.

4. Hasil rata-rata nilai sebagaimana dimaksud pada angka 3 dikalikan dengan 50% untuk bobot struktur dan infrastruktur Tata Kelola; 40% untuk
bobot proses penerapan Tata Kelola; dan 10% untuk bobot hasil penerapan Tata Kelola.

5. Hasil perkalian sebagaimana dimaksud pada angka 4 dijumlahkan untuk mendapatkan nilai masing-masing faktor.

6. Nilai masing-masing faktor sebagaimana dimaksud pada angka 5 dikalikan dengan bobot faktor sesuai Tabel 1.

Tabel 1. Bobot Faktor Penerapan Tata Kelola


Bobot A Bobot Bobot Bobot
No Faktor
(% ) B (% ) C (% ) D (% )
Pelaksanaan tugas dan
1 tanggung jawab Direksi 20.00 20.00 20.00 20.00

Pelaksanaan tugas dan


2 tanggung jawab Dewan 15.00 15.00 15.00 12.50
Komisaris
Kelengkapan dan pelaksanaan
3 tugas atau fungsi Komite 0.00 0.00 0.00 2.50

Penanganan benturan
4 10.00 10.00 10.00 10.00
kepentingan
Penerapan fungsi kepatuhan
5 BPR 10.00 10.00 10.00 10.00

6 Penerapan fungsi audit intern 10.00 10.00 10.00 10.00


Penerapan fungsi audit ekstern
7 0.00 2.50 2.50 2.50
Penerapan manajemen risiko
8 termasuk sistem pengendalian 10.00 10.00 10.00 10.00
intern*)
Batas maksimum pemberian
9 7.50 7.50 7.50 7.50
kredit
10 Rencana bisnis BPR 7.50 7.50 7.50 7.50
Transparansi kondisi
11 keuangan dan non keuangan, 10.00 7.50 7.50 7.50
serta pelaporan internal

*) diperhitungkan sesuai pentahapan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan yang mengatur mengenai manajemen risiko BPR.
Dengan demikian, total penyebut sebelum pentahapan penerapan manajemen risiko adalah 90.

Keterangan:
Bobot A: BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dengan total aset
kurang dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah).

Bobot B: BPR yang memiliki modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dengan total aset
paling sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah).

Bobot C: BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah).

Bobot D: BPR yang memiliki modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah).

7. Nilai masing-masing faktor setelah dikalikan dengan bobot sebagaimana dimaksud pada angka 6 dijumlahkan seluruhnya sehingga mendapatkan
Nilai Komposit.

8. Setelah diperoleh Nilai Komposit sebagaimana dimaksud pada angka 7, BPR menetapkan Peringkat Komposit, sebagaimana Tabel 2.

Tabel 2. Predikat Komposit


Predikat
Nilai Komposit
Komposit
Sangat
1.0  Nilai Komposit < 1.8
Baik
1.8  Nilai komposit < 2.6 Baik
Cukup
2.6  Nilai Komposit < 3.4
Baik
Kurang
3.4  Nilai Komposit < 4.2
Baik
4.2  Nilai Komposit < 5 Tidak Baik

9. Apabila terdapat salah satu faktor yang seluruh kriteria/indikatornya mendapatkan nilai Tidak Baik (5) sebagaimana dimaksud pada angka 2,
Peringkat Komposit tertinggi yang dapat dicapai BPR adalah Cukup Baik sebagaimana dimaksud pada angka 8.
10. Dalam hal berdasarkan hasil pengawasan atau pemeriksaan pengawas terdapat faktor yang dinilai sangat mempengaruhi Tata Kelola BPR dan
berpotensi memiliki dampak pada kondisi dan/atau kelangsungan usaha BPR, pengawas dapat melakukan penyesuaian Peringkat Komposit Tata
Kelola BPR.
11. Kolom keterangan diisi dengan alasan, dasar penerapan, atau keterangan lainnya.
12. Untuk faktor 8, penilaian manajemen risiko ini baru dilakukan setelah ketentuan manajemen risiko diberlakukan secara efektif sesuai pentahapan
sebagaimana Peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko bagi BPR.
13. Bagi BPR dengan total aset kurang dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) namun laporan keuangannya telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik, tetap melakukan penilaian untuk faktor 7 dan dikenakan bobot faktor 7 sebesar 2,5% (dua koma lima persen) sehingga bobot faktor
11 menjadi 7,5% (tujuh koma lima persen) mengacu pada Bobot B pada angka 6 di atas.
14. Bagi BPR dengan modal inti kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah) namun membentuk komite audit dan/atau komite
pemantau risiko, tidak melakukan penilaian terhadap faktor 3 sehingga penilaian penerapan Tata Kelola mengacu pada Bobot C pada angka 6 di atas.

15. Bagi BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar) yang tidak wajib memiliki Komisaris Independen, pertanyaan
untuk faktor 2 nomor 5 diberikan Skala Penerapan Baik (nilai 2).
16. Bagi BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar) yang tidak wajib melakukan kaji ulang dan menyampaikan laporan
kaji ulang kepada OJK, pertanyaan untuk faktor 6 nomor 7 dan 12 diberikan Skala Penerapan Baik (nilai 2).
Home

11 Faktor Tata Kelola BPR


Faktor 1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Faktor 2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Faktor 3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite
Faktor 4 Penanganan Benturan Kepentingan
Faktor 5 Penerapan Fungsi Kepatuhan
Faktor 6 Penerapan Fungsi Audit Intern
Faktor 7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern
Faktor 8 Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern
Faktor 9 Batas Maksimum Pemberian Kredit
Faktor 10 Rencana Strategis BPR
Faktor 11 Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
Tabulasi Pengisian Indikator pada 11 Faktor Tata Kelola BPR

Faktor Indikator Terisi


1 19
2 18
3 5
4 3
5 13
6 13
7 5
8 12
9 5
10 6
11 7
Total 106
11 Faktor Tata Kelola BPR

Indikator Belum Terisi


0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor
I. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Jumlah
anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Saat ini Anggota Direksi ada 2 orang, Suryati Parulian Selaku Direktur Utama
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan. dan Sarma Roma Uli selaku Direktur Operasional. Untuk Direktur yang
membawahkan fungsi kepatuhan telah diajukan ke OJK untuk Fit and
1. BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Jumlah 2 Proper Test dan telah disetujui oleh OJK dengan No. surat S- 3 CB
anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai 294/KR.0911/2022 tanggal 28 Desember 2022 ,Perihal : Persetujuan Calon
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan. Direktur Operasional Merangkap Direktur Yang Membawahkan Kepatuhan.
RUPS perihal tersebut dilaksanakan tanggal 6 januari 2023.

Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang
berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan langsung Saat ini Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota yang sama, yaitu
2. dengan kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR. 2 4 KB
Martapura Kabupaten Banjar

Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain Saat ini Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Perusahaan
3. (partai politik atau organisasi kemasyarakatan). 2 5 TB
Non Bank dan lembaga lain.
Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan derajat terpenuhi
kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.
4. 2

Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan dan/atau penyedia jasa profesional sebagai
konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi
karakteristik proyeknya membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas
meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan,
5 serta biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa profesional adalah pihak independen yang 2 terpenuhi
memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus dimaksud.

Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui terpenuhi
6 RUPS termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir 2
masa jabatannya.
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen dan tidak memberikan terpenuhi
7 kuasa umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang tanpa batas. 2

Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk belum sepenuhnya
8 sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau 3
hasil pengawasan otoritas lain.
Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada belum sepenuhnya
9 Dewan Komisaris. 3

Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat strategis dilakukan berdasarkan musyawarah belum sepenuhnya
mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan
10 yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat. 2

Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang terpenuhi
dapat merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima
11 keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS. 2

Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan belum sepenuhnya
pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang
mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang
12 organisasi antara lain dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam pendidikan/pelatihan 3
dalam rangka pengembangan kualitas individu.

Anggota Direksi mampu mengimplementasikan kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan


13 tugas dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati- 3 belum sepenuhnya
hatian.
Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata tertib kerja anggota Direksi yang paling belum sepenuhnya
14 sedikit mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan rapat. 3

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. terpenuhi

15 2

Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di bidang belum sepenuhnya
16 kepegawaian. 3

Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk sebagian besar terpenuhi
17 pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan 2
kepada seluruh Direksi.
Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dan seluruh belum sepenuhnya
pegawai dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja BPR,
18 penyelesaian permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil sesuai ekspektasi 3
stakeholders.

Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR terpenuhi
19 di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan. 2
Penerapan
Selesai
Sangat Baik
Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
Selesai
II. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M: Jumlah anggota Dewan
Komisaris paling sedikit 3 (tiga) orang.
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M: Jumlah anggota Dewan
1. 2 terpenuhi 3 CB Cukup Baik
Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang.

Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui jumlah anggota Direksi terpenuhi
2. 2
sesuai ketentuan.
Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji Kemampuan dan terpenuhi
Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS. Dalam hal BPR
3. memperpanjang masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS yang 2 4 KB Kurang Baik
menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris
dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan.

Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris bertempat tinggal di


Saat ini Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota
4. provinsi yang sama atau di kota/kabupaten pada provinsi lain yang 2 5 TB Tidak Baik
yang sama, yaitu Martapura
berbatasan langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

BPR memiliki Komisaris Independen: sebagian besar terpenuhi


a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00
(delapan puluh milyar rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari
jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.
b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah) dan kurang dari Rp80.000.000.000,00
5. 2
(delapan puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota Dewan
Komisaris merupakan Komisaris Independen.

*)BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh


milyar rupiah) diberikan skala penerapan Baik (nilai 2)

Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib kerja termasuk belum sepenuhmya
pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan rapat.
6. 3

Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan terpenuhi


Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai
7. Direksi atau pejabat eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank Umum. 2

Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga terpenuhi


8. atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota 2
Dewan Komisaris atau Direksi.
Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki hubungan terpenuhi
keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan
keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi dan/atau
9. pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat 2
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)


Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan terpenuhi
tugas dan tanggung jawab serta memberikan nasihat kepada Direksi,
10 antara lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis terkait dengan 2
pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip kehati-hatian.

Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris mengarahkan, belum sepenuhnya


11 memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR. 3

Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan belum sepenuhnya
operasional BPR, kecuali dalam hal penyediaan dana kepada pihak terkait
sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai batas maksimum
12 pemberian kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam peraturan 3
perundangan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.

Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi menindaklanjuti temuan sebagian besar terpenuhi
audit intern, audit ekstern, hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan,
dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain dengan meminta
Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil tindak lanjut temuan.

13 2

Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan sebagian besar terpenuhi
tugas dan tanggung jawabnya secara optimal dan menyelenggarakan Rapat
14 Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan yang dihadiri 2
oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.

Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang bersifat strategis sebagian besar terpenuhi
telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak
dalam hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan
15 2
yang berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion jika terdapat
perbedaan pendapat.

Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR untuk kepentingan sebagian besar terpenuhi
pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi
16 keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan 2
pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan
RUPS.

Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan terhadap laporan sebagian besar terpenuhi
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab anggota Direksi yang
17 membawahkan fungsi kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi. 2

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah rapat dan sebagian besar terpenuhi
didokumentasikan dengan baik dan jelas, termasuk dissenting opinions
18 yang terjadi jika terdapat perbedaan pendapat, serta dibagikan kepada 2
seluruh anggota Dewan Komisaris.
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR D
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite (bagi BPR yang memiliki modal inti (Wajib diisi oleh BPR)
III. 1 SB Sangat Baik
> Rp 80 miliar)
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai BPR tidak memiliki kewajiban
1. ketentuan. 0 3 CB Cukup Baik
untuk menjalankan Komite
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P) 4 KB Kurang Baik
BPR tidak memiliki kewajiban
2. Komite Audit melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi audit intern. 0 5 TB Tidak Baik
untuk menjalankan Komite
Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi terhadap penerapan fungsi manajemen risiko. BPR tidak memiliki kewajiban
3. 0
untuk menjalankan Komite
Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif BPR tidak memiliki kewajiban
4. antara lain telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja. 0
untuk menjalankan Komite
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan audit intern dan fungsi manajemen risiko BPR tidak memiliki kewajiban
5. kepada Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi BPR. 0
untuk menjalankan Komite

Catatan :
Pada faktor ini, BPR dengan bobot faktor A, B, dan C memberikan skala penerapan 0 untuk setiap kriteria/indikator.
Selesai
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
Selesai
(Wajib diisi oleh BPR)
IV. Penanganan Benturan Kepentingan 1 SB Sangat Baik

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik


BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur belum sepenuhmya
penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang
mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk
1. administrasi, dokumentasi dan pengungkapan benturan 3 3 CB Cukup Baik
kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat.

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P) 4 KB Kurang Baik


Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan sebagian besar terpenuhi
Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak
mengambil tindakan yang dapat merugikan atau
2. mengurangi keuntungan BPR, atau tidak mengeksekusi 2 5 TB Tidak Baik
transaksi yang memiliki benturan kepentingan tersebut.

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR atau sebagian besar terpenuhi
mengurangi keuntungan BPR diungkapkan dalam setiap
keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik.
3. 2
Selesai
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
V. Penerapan Fungsi Kepatuhan (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah): Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
memenuhi persyaratan paling sedikit untuk:
a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama;
b. tidak membawahkan bidang operasional penghimpunan dan penyaluran Saat ini Anggota Direksi ada 2 orang, Suryati Parulian Selaku Direktur Utama dan
1. dana; dan 2 Sarma Roma Uli selaku Direktur Operasional merangkap Direktur yang membawahi 3 CB Cukup Baik
c. mampu bekerja secara independen. fungsi kepatuhan yang baru disetujui Ojk tanggal 28 desember 2022

BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah): Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan tidak
menangani penyaluran dana.
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memahami peraturan sebagian besar terpenuhi
2. Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain yang 2 4 KB Kurang Baik
berkaitan dengan perbankan.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh sebagian besar terpenuhi
milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan membentuk satuan kerja
kepatuhan yang independen terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.
3. 2 5 TB Tidak Baik
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan menunjuk Pejabat Eksekutif
yang menangani fungsi kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau
Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi belum sepenuhnya
4 kepatuhan menyusun dan/atau mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan 3
prosedur kepatuhan.
BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas, wewenang, dan tanggung terpenuhi
jawab bagi satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani
5 2
fungsi kepatuhan.

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)


Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menetapkan langkah- belum sepenuhnya
langkah yang diperlukan untuk memastikan BPR telah memenuhi seluruh
peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain
termasuk penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas
6 lainnya. 3

Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan melakukan upaya belum sepenuhmya
7 untuk mendorong terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain melalui 3
sosialisasi dan pelatihan ketentuan terkini.
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan memantau dan menjaga belum sepenuhmya
kepatuhan BPR terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada
Otoritas Jasa Keuangan termasuk melakukan tindakan pencegahan apabila
8 terdapat kebijakan dan/atau keputusan Direksi BPR yang menyimpang dari 3
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan.

Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi sebagian besar terpenuhi
kepatuhan memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan
prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan BPR telah sesuai dengan
9 ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan. 2

Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi sebagian besar terpenuhi
kepatuhan melakukan reviu dan/atau merekomendasikan pengkinian dan
penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki
oleh BPR agar sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan
10 perundang-undangan. 2

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


belum sepenuhnya

11 BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan. 3

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan menyampaikan laporan sebgian besar terpenuhi
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada Direktur Utama
12 dengan tembusan kepada Dewan Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang 2
membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur Utama, laporan disampaikan
kepada Dewan Komisaris.
Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan menyampaikan laporan sebagian besar terpenuhi
khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan atau
13 keputusan Direksi yang menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan 2
dan/atau peraturan perundang-undangan lain, sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
Selesai
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
Selesai
VI. Penerapan Fungsi Audit Intern (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): belum sepenuhnya
BPR memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
1. 2 3 CB Cukup Baik
BPR memiliki Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern.

SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern belum sepenuhnya
telah memiliki dan mengkinikan pedoman kerja serta sistem dan prosedur untuk melaksanakan
2. tugas bagi auditor intern sesuai peraturan perundang-undangan dan telah disetujui oleh Direktur 3 4 KB Kurang Baik
Utama dan Dewan Komisaris.
SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern sebagian besar terpenuhi
3. independen terhadap satuan kerja operasional (satuan kerja terkait dengan penghimpunan dan 2 5 TB Tidak Baik
penyaluran dana).
SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern terpenuhi
4. 2
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
BPR memiliki program rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusia yang melaksanakan belum sepenuhnya
5. 3
fungsi audit intern.
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
BPR menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan ketentuan pedoman audit intern yang telah belum sepenuhnya
6. disusun oleh BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara langsung diperkirakan dapat 3
mempengaruhi kepentingan BPR dan masyarakat.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): sebagian besar terpenuhi
BPR menugaskan pihak ekstern untuk melakukan kaji ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3
(tiga) tahun atas kepatuhan terhadap standar pelaksanaan fungsi audit intern, dan kelemahan SOP
audit serta perbaikan yang mungkin dilakukan.
7 2
*)BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): diberikan
skala penerapan Baik (nilai 2)

Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit) dilaksanakan secara memadai dan independen belum sepenuhnya
8 yang mencakup persiapan audit, penyusunan program audit, pelaksanaan audit, pelaporan hasil 3
audit, dan tindak lanjut hasil audit.
BPR melaksanakan peningkatan mutu keterampilan sumber daya manusia secara berkala dan sebagian besar terpenuhi
9 berkelanjutan terkait dengan penerapan fungsi audit intern. 2

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern sebagian besar terpenuhi
telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan
10 Komisaris dengan tembusan kepada anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan. 2

BPR telah menyampaikan laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit intern dan laporan belum sepenuhmya
11 khusus (apabila ada penyimpangan) kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa 3
Keuangan.
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): belum sepenuhnya
BPR menyampaikan laporan hasil kaji ulang oleh pihak ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
12 3
*)BPR dengan modal inti kurang dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): diberikan
skala penerapan Baik (nilai 2)

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): terpenuhi
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau pemberhentian Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

13 BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): 2
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau pemberhentian Pejabat Eksekutif yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.
Selesai
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A (laporan keuangan diaudit), B, C, DAN D
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
VII. Penerapan Fungsi Audit Ekstern (bagi BPR dengan total aset > Rp 10 miliar) (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspek-aspek
1. legalitas perjanjian kerja, ruang lingkup audit, standar profesional akuntan publik, dan komunikasi 2 sebagian besar terpenuhi 3 CB Cukup Baik
antara Otoritas Jasa Keuangan dengan KAP dimaksud.
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P) 4 KB Kurang Baik
2. Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan BPR, BPR menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan serta memperoleh persetujuan RUPS berdasarkan usulan 2 sebagian besar terpenuhi 5 TB Tidak Baik
Dewan Komisaris.
3. BPR telah melaporkan hasil audit KAP dan Management Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan.
2 sebagian besar terpenuhi

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)


4 Hasil audit dan Management Letter telah menggambarkan permasalahan BPR dan disampaikan
3 belum sepenuhnya
secara tepat waktu kepada BPR oleh KAP yang ditunjuk.
5 Cakupan hasil audit paling sedikit sesuai dengan ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam
2 sebagian besar terpenuhi
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Bagi BPR dengan bobot faktor A namun laporan keuangannya telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, tetap melakukan
penilaian untuk seluruh kriteria/indikator pada faktor ini.
Bagi BPR dengan bobot faktor A yang laporan keuangannya tidak diaudit mengisi skala penerapan dengan nilai 0
Selesai
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
DIISI SETELAH MANAJEMEN RISIKO BERLAKU SECARA EFEKTIF
BPR MODAL INTI > 50M: MULAI DIISI UNTUK PERIODE LAPORAN PROFIL RISIKO SEMESTER 2 TAHUN 2020
BPR MODAL INTI < 50M: MULAI DIISI UNTUK PERIODE LAPORAN PROFIL RISIKO SEMESTER 2 TAHUN 2021
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
Selesai
VIII. Penerapan Manajemen Risiko Termasuk Sistem Pengendalian Intern (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
BPR dengan modal inti paling sedikit Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah):
BPR telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan satuan kerja Manajemen Risiko;

BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan
kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah):
BPR telah membentuk satuan kerja Manajemen Risiko;
1. 2 3 CB Cukup Baik
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR telah menunjuk satu orang Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terhadap penerapan
fungsi Manajemen Risiko.

terpenuhi
BPR memiliki kebijakan Manajemen Risiko, prosedur Manajemen Risiko, dan penetapan limit Risiko.
2. 3 4 KB Kurang Baik
belum sepenuhnya
BPR memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis mengenai pengelolaan risiko yang melekat
3. 3 5 TB Tidak Baik
pada produk dan aktivitas baru sesuai ketentuan. belum sepenuhmya
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
Direksi:
4. a. menyusun kebijakan dan pedoman penerapan Manajemen Risiko secara tertulis, dan 2
b. mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang memerlukan persetujuan Direksi.
sebagian besar terpenuhi
Dewan Komisaris:
a. menyetujui dan mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko,
b. mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko, dan
5. c. mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang 2
memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.

sebagian besar terpenuhi


BPR melakukan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian Risiko terhadap
6. 3
seluruh faktor Risiko yang bersifat material. belum sepenuhnya
7. BPR menerapkan sistem pengendalian intern yang menyeluruh. 3 belum sepenuhnya
BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh risiko yang diwajibkan sesuai ketentuan Otoritas
8. Jasa Keuangan. 3
belum sepenuhnya
BPR memiliki sistem informasi yang memadai yaitu sistem informasi manajemen yang mampu
9. menyediakan data dan informasi yang lengkap, akurat, kini, dan utuh. 3
belum sepenuhnya
Direksi telah melakukan pengembangan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi
10 dan peningkatan kompetensi SDM antara lain melalui pelatihan dan/atau sosialisasi mengenai 2
manajemen risiko.
sebagian besar terpenuhi
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
BPR menyusun laporan profil risiko dan profil risiko lain (jika ada) yang dilaporkan kepada Otoritas
11 2
Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. sebagian besar terpenuhi
BPR menyusun laporan produk dan aktivitas baru yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan
12 2
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. sebagian besar terpenuhi

Catatan :
Pengisian pada faktor ini, dilakukan setelah BPR menerapkan manajemen risiko secara penuh sebagaimana diatur dalam POJK
No.13/POJK.03/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko BPR.
Sebelum BPR menerapkan manajemen risiko secara penuh, BPR memberikan skala penerapan 0 untuk setiap kriteria/indikator
Selesai
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
Selesai
IX. Batas Maksimum Pemberian Kredit (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
BPR telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang memadai terkait dengan BMPK belum sepenuhnya
termasuk pemberian kredit kepada pihak terkait, debitur grup, dan/atau debitur besar, berikut
1. monitoring dan penyelesaian masalahnya sebagai bagian atau bagian terpisah dari pedoman 3 3 CB Cukup Baik
kebijakan perkreditan BPR.
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P) 4 KB Kurang Baik
BPR secara berkala mengevaluasi dan mengkinikan kebijakan, sistem dan prosedur BMPK agar belum sepenuhnya
2. 3 5 TB Tidak Baik
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan.
Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait dan/atau pemberian kredit besar telah sebagian besar terpenuhi
3. memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan tentang BMPK dan memperhatikan prinsip kehati- 2
hatian maupun peraturan perundang-undangan.
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
Laporan pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait dan/atau pemberian kredit yang sebagian besar terpenuhi
melanggar dan/atau melampaui BMPK telah disampaikan secara berkala kepada Otoritas Jasa
4. Keuangan secara benar dan tepat waktu sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 2

sebagian besar terpenuhi


5 BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. 2
Selesai
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
Selesai
X. Rencana Bisnis BPR (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
Rencana bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris sesuai dengan sebagian besar terpenuhi
1. 2 3 CB Cukup Baik
visi dan misi BPR.
Rencana bisnis BPR menggambarkan rencana strategis jangka panjang dan rencana bisnis tahunan sebagian besar terpenuhi
2. termasuk rencana penyelesaian permasalahan BPR yang signifikan dengan cakupan sesuai 2 4 KB Kurang Baik
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Rencana bisnis BPR didukung sepenuhnya oleh pemegang saham dalam rangka memperkuat sebagian besar terpenuhi
3. permodalan dan infrastruktur yang memadai antara lain sumber daya manusia, teknologi informasi, 2 5 TB Tidak Baik
jaringan kantor, kebijakan, dan prosedur.
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
Rencana bisnis BPR disusun dengan mempertimbangkan paling sedikit: sebagian besar terpenuhi
a. faktor eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha BPR;
4. 2
b. azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian; dan
c. penerapan manajemen risiko.
5. Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana bisnis BPR. 2 sebagian besar terpenuhi
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
Rencana bisnis termasuk perubahan rencana bisnis disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sebagian besar terpenuhi
6. 2
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Selesai
WAJIB DIISI OLEH BPR DENGAN BOBOT FAKTOR A, B, C, DAN D
No Kriteria / Indikator Skala Penerapan Keterangan Skor Penerapan
Selesai
XI. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan (Wajib diisi oleh BPR) 1 SB Sangat Baik
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S) 2 B Baik
Tersedianya sistem pelaporan keuangan dan non keuangan yang didukung oleh sistem informasi sebagian besar terpenuhi
manajemen yang memadai sesuai ketentuan termasuk sumber daya manusia yang kompeten untuk
1. menghasilkan laporan yang lengkap, akurat, kini, dan utuh. 2 3 CB Cukup Baik

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P) 4 KB Kurang Baik


BPR menyusun laporan keuangan publikasi setiap triwulanan dengan materi paling sedikit memuat sebagian besar terpenuhi
2. laporan keuangan, informasi lainnya, susunan pengurus dan komposisi pemegang saham sesuai 2 5 TB Tidak Baik
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
BPR menyusun laporan tahunan dengan materi paling sedikit memuat informasi umum, laporan sebagian besar terpenuhi
keuangan, opini dari akuntan publik atas laporan keuangan tahunan BPR (apabila ada), seluruh
3. aspek transparansi dan informasi, serta seluruh aspek pengungkapan sesuai ketentuan Otoritas 2
Jasa Keuangan.
BPR melaksanakan transparansi informasi mengenai produk, layanan dan/atau penggunaan data sebagian besar terpenuhi
4. nasabah BPR dengan berpedoman pada persyaratan dan tata cara sesuai ketentuan Otoritas Jasa 2
Keuangan.
BPR menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur belum sepenuhnya
5. 3
dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi ditandatangani paling sedikit oleh 1 (satu) sebagian besar terpenuhi
anggota Direksi dengan mencantumkan nama secara jelas serta disampaikan secara lengkap dan
6. tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau dipublikasikan sesuai ketentuan Otoritas 2
Jasa Keuangan.
Laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian pengaduan, dan laporan pengaduan dan tindak sebagian besar terpenuhi
7. lanjut pelayanan dan penyelesaian pengaduan disampaikan sesuai ketentuan secara tepat waktu. 2
Selesai
Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment )
Penerapan Tata Kelola BPR

Profil BPR
Nama BPR PT. BPR GAWISABUMI MANDARSRI

Alamat BPR JL KARANG ANYAR I NO 41 RT 042 RW 009 KELURAHAN LOKTABAT BANJARBARU

Posisi Laporan Per 31 Desember 2022

Modal Inti BPR Rp8,261,574,810

Total Aset BPR Rp24,089,046,626

Bobot Faktor BPR B


Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50M: Saat ini Anggota Direksi ada 2 orang,
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, Suryati Parulian Selaku Direktur Utama
dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai dan Sarma Roma Uli selaku Direktur
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan. Operasional. Untuk Direktur yang
membawahkan fungsi kepatuhan telah
v
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M: diajukan ke OJK untuk Fit and Proper
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, Test dan telah disetujui oleh OJK dengan
dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai No. surat S-294/KR.0911/2022 tanggal 28
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan. Desember 2022 ,Perihal : Persetujuan
Calon Direktur Operasional Merangkap
2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di Direktur
Saat Yang Membawahkan
ini Seluruh Kepatuhan.
anggota Direksi bertempat
kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten tinggal di kota yang sama, yaitu Martapura
yang berbeda pada provinsi yang sama, atau Kabupaten Banjar
v
kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan
langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi
lokasi Kantor Pusat BPR.
3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Saat ini Anggota Direksi tidak merangkap
Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain jabatan pada Bank, Perusahaan Non Bank
v
(partai politik atau organisasi kemasyarakatan). dan lembaga lain.

4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan terpenuhi


keluarga atau semenda sampai dengan derajat
v
kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris.
5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan terpenuhi
dan/atau penyedia jasa profesional sebagai
konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu
untuk proyek yang bersifat khusus yang dari sisi
karakteristik proyeknya membutuhkan adanya
konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas
meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk v
yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta
biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa
profesional adalah pihak independen yang memiliki
kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus
dimaksud.

6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan terpenuhi


dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS
termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah v
ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa
jabatannya.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 12 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 12
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.00
pertanyaan (S): 6
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 50%
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terpenuhi
secara independen dan tidak memberikan kuasa
umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas v
dan wewenang tanpa batas.

8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan belum sepenuhnya


rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk
sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil v
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil
pengawasan otoritas lain.
9) Direksi menyediakan data dan informasi yang belum sepenuhnya
lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada v
Dewan Komisaris.
10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat belum sepenuhnya
strategis dilakukan berdasarkan musyawarah
mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai
musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang v
berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion
jika terdapat perbedaan pendapat.

11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan terpenuhi


pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat
merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta
tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan v
pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas
lainnya yang ditetapkan RUPS.

12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran belum sepenuhnya


secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan
pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan
terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang
mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang v
organisasi antara lain dengan peningkatan
keikutsertaan pegawai BPR dalam
pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan
kualitas individu.

13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan belum sepenuhnya


kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya, antara lain
v
pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-
hatian.

14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan belum sepenuhnya


tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit
v
mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan
peraturan rapat.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 6 15 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 21
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.625
pertanyaan (S): 8
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.05
Kelola (S): 40%
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan terpenuhi
tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. v

16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh belum sepenuhnya


pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di bidang v
kepegawaian.
17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat sebagian besar terpenuhi
dan didokumentasikan dengan baik, termasuk
pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang v
terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan kepada
seluruh Direksi.
18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan belum sepenuhnya
kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai
dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara
lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian v
permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian
hasil sesuai ekspektasi stakeholders.

19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata terpenuhi


Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di
Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah v
ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 6 6 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 12
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.40
pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.24
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.29
Total Penilaian Faktor 1 Dikalikan dengan bobot
0.51
Faktor 1
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M: terpenuhi
Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3
(tiga) orang.
v
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:
Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2
(dua) orang.
2) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui terpenuhi
jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan. v

3) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji terpenuhi


Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat
melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa
jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS yang v
menetapkan perpanjangan masa jabatan anggota
Dewan Komisaris dilakukan sebelum berakhirnya
masa jabatan.
4) Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris Saat ini Seluruh anggota Direksi bertempat
bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di tinggal di kota yang sama, yaitu Martapura
kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan v
langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

5) BPR memiliki Komisaris Independen: sebagian besar terpenuhi


a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar
rupiah) paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari
jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris
Independen. v
b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)
dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan
puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota
Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen.

6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib belum sepenuhmya


kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, v
dan rapat.
7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai terpenuhi
anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua)
BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau v
pejabat eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank
Umum.
8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki terpenuhi
hubungan keluarga atau semenda sampai dengan
v
derajat kedua dengan sesama anggota Dewan
Komisaris atau Direksi.
9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang terpenuhi
memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga
dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi
v
dan/atau pemegang saham pengendali atau
hubungan lain yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 16 3 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 19
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.11
pertanyaan (S): 9
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.06
Kelola (S): 50%
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
2 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
10) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terpenuhi
terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara
lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis v
terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk
prinsip kehati-hatian.

11) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, belum sepenuhnya


Komisaris mengarahkan, memantau dan
v
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.

12) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan belum sepenuhnya


keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam
hal penyediaan dana kepada pihak terkait
sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai
batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal v
lain yang ditetapkan dalam peraturan perundangan
dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.

13) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi sebagian besar terpenuhi


menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern,
hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau
hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain dengan v
meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen
hasil tindak lanjut temuan.

14) Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup sebagian besar terpenuhi
untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan
Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan v
yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.

15) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris sebagian besar terpenuhi


yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan
musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam
hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai v
ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan
dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

16) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR sebagian besar terpenuhi
untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau
pihak lain yang merugikan atau mengurangi
keuntungan BPR, serta tidak mengambil dan/atau v
menerima keuntungan pribadi dari BPR, selain
remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan
RUPS.
17) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan sebagian besar terpenuhi
terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi v
kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala 0 12 6 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 18
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.25
pertanyaan (S): 8
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.90
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
18) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam sebagian besar terpenuhi
risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik
dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi
v
jika terdapat perbedaan pendapat, serta dibagikan
kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 2 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.00
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.20
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.16
Total Penilaian Faktor 2 Dikalikan dengan bobot
0.36
Faktor 2
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite BPR tidak memiliki kewajiban untuk
Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai menjalankan Komite
ketentuan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
0
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.00
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Komite Audit melakukan evaluasi terhadap BPR tidak memiliki kewajiban untuk
penerapan fungsi audit intern. menjalankan Komite
3) Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi BPR tidak memiliki kewajiban untuk
terhadap penerapan fungsi manajemen risiko. menjalankan Komite
4) Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang BPR tidak memiliki kewajiban untuk
dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif antara menjalankan Komite
lain telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib
kerja.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
0
pertanyaan (S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.00
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
5) Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan BPR tidak memiliki kewajiban untuk
audit intern dan fungsi manajemen risiko kepada menjalankan Komite
Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada
Direksi BPR.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
0
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.00
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 0.00
Total Penilaian Faktor 3 Dikalikan dengan bobot
0.00
Faktor 3
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
4 Penanganan Benturan Kepentingan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur belum sepenuhmya
penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang
mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR
v
termasuk administrasi, dokumentasi dan
pengungkapan benturan kepentingan dimaksud
dalam Risalah Rapat.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 3 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 3
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
3.00
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.50
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota sebagian besar terpenuhi
Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat
Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat
v
merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, atau
tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki
benturan kepentingan tersebut.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 2 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.00
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.80
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
3) Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR sebagian besar terpenuhi
atau mengurangi keuntungan BPR diungkapkan
v
dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi
dengan baik.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 2 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.00
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.20
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.50
Total Penilaian Faktor 4 Dikalikan dengan bobot
0.28
Faktor 4
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
5 Penerapan Fungsi Kepatuhan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Saat ini Anggota Direksi ada 2 orang,
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Suryati Parulian Selaku Direktur Utama
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi dan Sarma Roma Uli selaku Direktur
kepatuhan memenuhi persyaratan paling sedikit Operasional merangkap Direktur yang
untuk: membawahi fungsi kepatuhan yang baru
a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama; disetujui Ojk tanggal 28 desember 2022
b. tidak membawahkan bidang operasional
v
penghimpunan dan penyaluran dana; dan
c. mampu bekerja secara independen.
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan tidak menangani penyaluran dana.

2) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi sebagian besar terpenuhi


kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain v
yang berkaitan dengan perbankan.

3) BPR dengan modal inti paling sedikit sebagian besar terpenuhi


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan
membentuk satuan kerja kepatuhan yang
independen terhadap satuan kerja atau fungsi
operasional.
BPR dengan modal inti kurang dari v
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan
menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi
kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau
fungsi operasional.

4) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang belum sepenuhnya


menangani fungsi kepatuhan menyusun dan/atau
v
mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur
kepatuhan.
5) BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas, terpenuhi
wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja
v
kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani
fungsi kepatuhan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 8 3 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 11
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.2
pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.20
Kelola (S): 50%
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
5 Penerapan Fungsi Kepatuhan
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
6) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi belum sepenuhnya
kepatuhan menetapkan langkah-langkah yang
diperlukan untuk memastikan BPR telah memenuhi
seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan v
peraturan perundang-undangan lain termasuk
penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan otoritas lainnya.

7) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi belum sepenuhmya


kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong
terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain v
melalui sosialisasi dan pelatihan ketentuan terkini.

8) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi belum sepenuhmya


kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan BPR
terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR
kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk
melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat v
kebijakan dan/atau keputusan Direksi BPR yang
menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
dan peraturan perundang-undangan.

9) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang sebagian besar terpenuhi
menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa
seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur,
v
serta kegiatan usaha yang dilakukan BPR telah
sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
dan peraturan perundang-undangan.
10) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang sebagian besar terpenuhi
menangani fungsi kepatuhan melakukan reviu
dan/atau merekomendasikan pengkinian dan
penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem v
maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai
dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan
peraturan perundang-undangan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 4 9 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 13
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.6
pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.04
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
11) BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran belum sepenuhnya
v
terhadap ketentuan.
12) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi sebgian besar terpenuhi
kepatuhan menyampaikan laporan pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada
Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan v
Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang
membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur
Utama, laporan disampaikan kepada Dewan
Komisaris.
13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi sebagian besar terpenuhi
Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada
Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan
atau keputusan Direksi yang menyimpang dari v
peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
peraturan perundang-undangan lain, sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 4 3 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 7
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.33
pertanyaan (S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.23
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.37
Total Penilaian Faktor 5 Dikalikan dengan bobot
0.26
Faktor 5
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
6 Penerapan Fungsi Audit Intern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit belum sepenuhnya
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).

BPR dengan modal inti kurang dari


v
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Pejabat Eksekutif yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern.

2) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab belum sepenuhnya


terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah
memiliki dan mengkinikan pedoman kerja serta
sistem dan prosedur untuk melaksanakan tugas bagi v
auditor intern sesuai peraturan perundang-
undangan dan telah disetujui oleh Direktur Utama
dan Dewan Komisaris.

3) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab sebagian besar terpenuhi
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
independen terhadap satuan kerja operasional v
(satuan kerja terkait dengan penghimpunan dan
penyaluran dana).
4) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terpenuhi
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
v
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

5) BPR memiliki program rekrutmen dan belum sepenuhnya


pengembangan sumber daya manusia yang v
melaksanakan fungsi audit intern.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 6 6 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 12
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.40
pertanyaan (S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.20
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
6) BPR menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan belum sepenuhnya
ketentuan pedoman audit intern yang telah disusun
oleh BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan
v
yang secara langsung diperkirakan dapat
mempengaruhi kepentingan BPR dan masyarakat.

7) BPR dengan modal inti paling sedikit sebagian besar terpenuhi


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menugaskan pihak ekstern untuk melakukan
kaji ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga)
tahun atas kepatuhan terhadap standar pelaksanaan v
fungsi audit intern, dan kelemahan SOP audit serta
perbaikan yang mungkin dilakukan.

8) Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit) belum sepenuhnya


dilaksanakan secara memadai dan independen yang
mencakup persiapan audit, penyusunan program v
audit, pelaksanaan audit, pelaporan hasil audit, dan
tindak lanjut hasil audit.
9) BPR melaksanakan peningkatan mutu keterampilan sebagian besar terpenuhi
sumber daya manusia secara berkala dan
v
berkelanjutan terkait dengan penerapan fungsi audit
intern.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 4 6 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 10
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.5
pertanyaan (S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 40%
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
6 Penerapan Fungsi Audit Intern
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab sebagian besar terpenuhi
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah
menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern
kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris v
dengan tembusan kepada anggota Direksi yang
membawahkan fungsi Kepatuhan.

11) BPR telah menyampaikan laporan pelaksanaan dan belum sepenuhmya


pokok-pokok hasil audit intern dan laporan khusus
(apabila ada penyimpangan) kepada Otoritas Jasa
v
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

12) BPR dengan modal inti paling sedikit belum sepenuhnya


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan hasil kaji ulang oleh
pihak ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai v
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

13) BPR dengan modal inti paling sedikit terpenuhi


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau
pemberhentian Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

BPR dengan modal inti kurang dari v


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau
pemberhentian Pejabat Eksekutif yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 4 6 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 10
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.50
pertanyaan (S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.25
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.45
Total Penilaian Faktor 6 Dikalikan dengan bobot
0.27
Faktor 6
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
7 Penerapan Fungsi Audit Ektern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor sebagian besar terpenuhi
Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspek-aspek
legalitas perjanjian kerja, ruang lingkup audit,
v
standar profesional akuntan publik, dan komunikasi
antara Otoritas Jasa Keuangan dengan KAP
dimaksud.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 2 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan BPR, sebagian besar terpenuhi
BPR menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan serta v
memperoleh persetujuan RUPS berdasarkan usulan
Dewan Komisaris.
3) BPR telah melaporkan hasil audit KAP dan sebagian besar terpenuhi
Management Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan. v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 4 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.00
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.80
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
4) Hasil audit dan Management Letter telah belum sepenuhnya
menggambarkan permasalahan BPR dan
v
disampaikan secara tepat waktu kepada BPR oleh
KAP yang ditunjuk.
5) Cakupan hasil audit paling sedikit sesuai dengan sebagian besar terpenuhi
ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam v
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 2 3 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 5
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.5
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.25
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.05
Total Penilaian Faktor 7 Dikalikan dengan bobot
0.06
Faktor 7
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
8 Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit terpenuhi
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar
rupiah):
BPR telah membentuk Komite Manajemen Risiko
dan satuan kerja Manajemen Risiko;
BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)
dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan
puluh milyar rupiah): v
BPR telah membentuk satuan kerja Manajemen
Risiko

BPR dengan modal inti kurang dari


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR telah menunjuk satu orang Pejabat Eksekutif
yang bertanggung jawab terhadap penerapan fungsi
Manajemen Risiko.

2) BPR memiliki kebijakan Manajemen Risiko, prosedur belum sepenuhnya


Manajemen Risiko, dan penetapan limit Risiko. v

3) BPR memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis belum sepenuhmya


mengenai pengelolaan risiko yang melekat pada
v
produk dan aktivitas baru sesuai ketentuan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
0.00
pertanyaan (S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.00
Kelola (S): 50%
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
8 Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
4) Direksi: sebagian besar terpenuhi
a. menyusun kebijakan dan pedoman penerapan
Manajemen Risiko secara tertulis, dan v
b. mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang
memerlukan persetujuan Direksi.
5) Dewan Komisaris: sebagian besar terpenuhi
a. menyetujui dan mengevaluasi kebijakan
Manajemen Risiko,
b. mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas
pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko, dan v
c. mengevaluasi dan memutuskan permohonan
Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang
memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.

6) BPR melakukan proses identifikasi, pengukuran, belum sepenuhnya


pemantauan, dan pengendalian Risiko terhadap v
seluruh faktor Risiko yang bersifat material.
7) BPR menerapkan sistem pengendalian intern yang belum sepenuhnya
v
menyeluruh.
8) BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh belum sepenuhnya
risiko yang diwajibkan sesuai ketentuan Otoritas v
Jasa Keuangan.
9) BPR memiliki sistem informasi yang memadai yaitu belum sepenuhnya
sistem informasi manajemen yang mampu
v
menyediakan data dan informasi yang lengkap,
akurat, kini, dan utuh.
10) Direksi telah melakukan pengembangan budaya sebagian besar terpenuhi
manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi
dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia v
antara lain melalui pelatihan dan/atau sosialisasi
mengenai manajemen risiko.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
0.00
pertanyaan (S): 7
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.00
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
11) BPR menyusun laporan profil risiko dan profil risiko sebagian besar terpenuhi
lain (jika ada) yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa
v
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

12) BPR menyusun laporan produk dan aktivitas baru sebagian besar terpenuhi
yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan
v
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
0
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.00
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 0.00
Total Penilaian Faktor 8 Dikalikan dengan bobot
0.00
Faktor 8
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
9 Batas Maksimum Pemberian Kredit
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur belum sepenuhnya
tertulis yang memadai terkait dengan BMPK
termasuk pemberian kredit kepada pihak terkait,
debitur grup, dan/atau debitur besar, berikut v
monitoring dan penyelesaian masalahnya sebagai
bagian atau bagian terpisah dari pedoman kebijakan
perkreditan BPR.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 0 3 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 3
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
3.00
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.50
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) BPR secara berkala mengevaluasi dan mengkinikan belum sepenuhnya
kebijakan, sistem dan prosedur BMPK agar
v
disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan.

3) Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak sebagian besar terpenuhi
terkait dan/atau pemberian kredit besar telah
memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
v
tentang BMPK dan memperhatikan prinsip kehati-
hatian maupun peraturan perundang-undangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 2 3 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 5
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.5
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
4) Laporan pemberian kredit oleh BPR kepada pihak sebagian besar terpenuhi
terkait dan/atau pemberian kredit yang melanggar
dan/atau melampaui BMPK telah disampaikan
v
secara berkala kepada Otoritas Jasa Keuangan
secara benar dan tepat waktu sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.
5) BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK sebagian besar terpenuhi
v
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 4 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.00
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.20
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.70
Total Penilaian Faktor 9 Dikalikan dengan bobot
0.23
Faktor 9
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
10 Rencana Bisnis BPR
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) Rencana bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan sebagian besar terpenuhi
disetujui oleh Dewan Komisaris sesuai dengan visi v
dan misi BPR.
2) Rencana bisnis BPR menggambarkan rencana sebagian besar terpenuhi
strategis jangka panjang dan rencana bisnis tahunan
termasuk rencana penyelesaian permasalahan BPR
v
yang signifikan dengan cakupan sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.

3) Rencana bisnis BPR didukung sepenuhnya oleh sebagian besar terpenuhi


pemegang saham dalam rangka memperkuat
permodalan dan infrastruktur yang memadai antara
v
lain sumber daya manusia, teknologi informasi,
jaringan kantor, kebijakan, dan prosedur.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 6 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 6
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2
pertanyaan (S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
4) Rencana bisnis BPR disusun dengan sebagian besar terpenuhi
mempertimbangkan paling sedikit:
a. faktor eksternal dan internal yang dapat
mempengaruhi kelangsungan usaha BPR; v
b. azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-
hatian; dan
c. penerapan manajemen risiko.
5) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan sebagian besar terpenuhi
v
terhadap pelaksanaan rencana bisnis BPR.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 4 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.80
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
6) Rencana bisnis termasuk perubahan rencana bisnis sebagian besar terpenuhi
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai
v
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 2 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.20
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.00
Total Penilaian Faktor 10 Dikalikan dengan bobot
0.17
Faktor 10
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
11 Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan,
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) Tersedianya sistem pelaporan keuangan dan non sebagian besar terpenuhi
keuangan yang didukung oleh sistem informasi
manajemen yang memadai sesuai ketentuan
v
termasuk sumber daya manusia yang kompeten
untuk menghasilkan laporan yang lengkap, akurat,
kini, dan utuh.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 2 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.00
pertanyaan (S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) BPR menyusun laporan keuangan publikasi setiap sebagian besar terpenuhi
triwulanan dengan materi paling sedikit memuat
laporan keuangan, informasi lainnya, susunan v
pengurus dan komposisi pemegang saham sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
3) BPR menyusun laporan tahunan dengan materi sebagian besar terpenuhi
paling sedikit memuat informasi umum, laporan
keuangan, opini dari akuntan publik atas laporan
keuangan tahunan BPR (apabila ada), seluruh aspek v
transparansi dan informasi, serta seluruh aspek
pengungkapan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
4) BPR melaksanakan transparansi informasi mengenai sebagian besar terpenuhi
produk, layanan dan/atau penggunaan data
nasabah BPR dengan berpedoman pada persyaratan v
dan tata cara sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
5) BPR menyusun dan menyajikan laporan dengan tata belum sepenuhnya
cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam v
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 6 3 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 9
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.25
pertanyaan (S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.90
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
6) Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi sebagian besar terpenuhi
ditandatangani paling sedikit oleh 1 (satu) anggota
Direksi dengan mencantumkan nama secara jelas
serta disampaikan secara lengkap dan tepat waktu v
kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
dipublikasikan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
7) Laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian sebagian besar terpenuhi
pengaduan, dan laporan pengaduan dan tindak
lanjut pelayanan dan penyelesaian pengaduan v
disampaikan sesuai ketentuan secara tepat waktu.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala
0 4 0 0 0
Penerapan
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
2.00
pertanyaan (S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.20
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.10
Total Penilaian Faktor 11 Dikalikan dengan bobot
0.18
Faktor 11
Hasil Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR
Nama BPR PT. BPR GAWISABUMI MANDARSRI
Periode Per 31 Desember 2022

Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nilai Komposit

Total Penilaian Faktor 0.51 0.36 - 0.28 0.26 0.27 0.06 - 0.23 0.17 0.18 2.31

Predikat Komposit BAIK

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penerapan Tata Kelola akhir tahun 2022 secara gambaran umum terlaksana dengan baik. Namun ada beberapa hal yang
dirasa perlu untuk perbaikan antaralain:

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi dan Komisaris

1. Melakukan pemantauan berkala dan menindaklanjuti komitmen perbaikan hasil pemeriksaan yang telah jatuh tempo.
2. Mendokumentasikan risalah rapat Direksi dan Komisaris, termasuk terkait pengambilan keputusan dengan turut mencantumkan
ada/tidaknya dissenting opinion.
3. Mengoptimalkan implementasi budaya pembelajaran berkelanjutan, yakni memastikan pemberian materi pelatihan sejalan dengan
permasalahan terkini BPR, setelahnya melakukan evaluasi peningkatan kompetensi pegawai sebelum dan setelah dilakukan pelatihan.

4. Menyesuaikan/membuat pedoman dan tata tertib kerja Direksi dan Komisaris sesuai dengan tugas dan tanggung jawab, serta memperhatikan
pelaksanaan minimal sebagaimana diatur dalam POJK/SEOJK.
5. Menetapkan SOP/pedoman dalam hal kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian (remunerasi,...).. (sesuaikan faktor 1)
6. Memberikan rekomendasi
Mendokumentasikan perbaikan
secara yang lebih
detail bentuk kongkret sesuai Direksi
pertanggungjawaban permasalahan terkini BPRtugas
atas pelaksanaan kepada Direksi
selama sehingga
tahun dapat
berjalan segera
yang diputus dalam
RUPS.

Penerapan Fungsi Kepatuhan


1. Mengangkat Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan .

2. PE melakukan sosialisasi secara periodik untuk sosialisasi/refreshment ketentuan internal maupun eksternal yang mengalami perubahan
maupun yang masih berlaku, setelahnya melakukan evaluasi peningkatan kompetensi pegawai sebelum dan setelah dilakukan sosialisasi.

Penanganan Benturan Kepentingan


1. Kebijakan, sistem dan prosedur mengenai benturan kepentingan sudah ditetapkan yang mana mengacu pada SEOJK tentang penerapan
fungsi kepatuhan.
Penerapan Fungsi Audit Intern

1. Merealisasikan program pengembangan untuk meningkatkan kompetensi pelaksanaan tugas PE Audit.


2. Meminta PE Audit melaksanakan tugas pemeriksaan kegiatan usaha BPR sesuai ketentuan.
3. Memastikan pedoman kerja pelaksanaan audit dan implementassinya didasarkan oleh tahapan persiapan, penyusunan, pelaksanaan,
pelaporan dan pemantauan hasil audit.
4. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban hasil audit dan laporan pelakssanaan dan pokok-pokok hasil audit sesuai ketentuan.

Rencana Bisnis Bank


1. Memastikan penyampaian RBB kedepan telah memenuhi jangka waktu dan cakupan minimal sebagaimana diatur dalam POJK/SEOJK.

Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan


Menjalankan fungsi dual control/check and balances dari pimpinan atas setiap penyampaian laporan baik keuangan maupun non keuangan,
sehingga:
1. Dapat menurunkan kesalahan akibat human error
2. Tidak ada kewajiban penyampaian laporan yang terlewat.
Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment )
Penerapan Tata Kelola BPR

Profil BPR
Nama BPR PT. BPR GAWISABUMI MANDARSRI

Alamat BPR JL KARANG ANYAR I NO 41 RT 042 RW 009 KELURAHAN LOKTABAT BANJARBARU

Posisi Laporan Per 31 Desember 2022

Modal Inti BPR Rp8,261,574,810

Total Aset BPR Rp24,089,046,626

Bobot BPR B
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50M: Saat ini Anggota Direksi ada 2 orang, Suryati Parulian
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang, Selaku Direktur Utama dan Sarma Roma Uli selaku
dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Direktur Operasional. Untuk Direktur yang membawahkan
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan. fungsi kepatuhan telah diajukan ke OJK untuk Fit and
v Proper Test dan telah disetujui oleh OJK dengan No. surat
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua) orang, S-294/KR.0911/2022 tanggal 28 Desember 2022 ,Perihal :
dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai Persetujuan Calon Direktur Operasional Merangkap
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan. Direktur Yang Membawahkan Kepatuhan. RUPS perihal
tersebut dilaksanakan tanggal 6 januari 2023.
2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di Saat ini Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota
kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten yang yang sama, yaitu Martapura Kabupaten Banjar
berbeda pada provinsi yang sama, atau kota/kabupaten
di provinsi lain yang berbatasan langsung dengan v
kota/kabupaten pada provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada Bank, Saat ini Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada
Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain (partai Bank, Perusahaan Non Bank dan lembaga lain.
politik atau organisasi kemasyarakatan). v

4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan terpenuhi


keluarga atau semenda sampai dengan derajat kedua
dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota v
Dewan Komisaris.
5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan terpenuhi
dan/atau penyedia jasa profesional sebagai konsultan
kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk proyek yang
bersifat khusus yang dari sisi karakteristik proyeknya
membutuhkan adanya konsultan; telah didasari oleh
kontrak yang jelas meliputi lingkup pekerjaan,
tanggung jawab, produk yang dihasilkan, dan jangka v
waktu pekerjaan, serta biaya; dan perorangan dan/atau
penyedia jasa profesional adalah pihak independen
yang memiliki kualifikasi untuk proyek yang bersifat
khusus dimaksud.

6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan terpenuhi


dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS
termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah v
ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa
jabatannya.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 12 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 12


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.00
(S): 6
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 50%
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terpenuhi
secara independen dan tidak memberikan kuasa umum
yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan v
wewenang tanpa batas.

8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi belum sepenuhnya


dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk sebagai auditor
intern, auditor ekstern, dan hasil pengawasan Otoritas v
Jasa Keuangan dan/atau hasil pengawasan otoritas
lain.
9) Direksi menyediakan data dan informasi yang lengkap, belum sepenuhnya
akurat, terkini, dan tepat waktu kepada Dewan v
Komisaris.
10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat belum sepenuhnya
strategis dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat,
suara terbanyak dalam hal tidak tercapai musyawarah
mufakat, atau sesuai ketentuan yang berlaku dengan v
mencantumkan dissenting opinion jika terdapat
perbedaan pendapat.

11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan terpenuhi


pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat
merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta
tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan v
pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas lainnya
yang ditetapkan RUPS.

12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara belum sepenuhnya


berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan
tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait
bidang keuangan/lainnya yang mendukung
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya pada
seluruh tingkatan atau jenjang organisasi antara lain v
dengan peningkatan keikutsertaan pegawai BPR dalam
pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan
kualitas individu.

13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan belum sepenuhnya


kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya, antara lain pemahaman atas v
ketentuan mengenai prinsip kehati-hatian.
14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan tata belum sepenuhnya
tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit
mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan peraturan v
rapat.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5

Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 6 15 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 21


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.625
(S): 8
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.05
Kelola (S): 40%
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan terpenuhi
v
tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS.
16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai belum sepenuhnya
mengenai kebijakan strategis BPR di bidang v
kepegawaian.
17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat dan sebagian besar terpenuhi
didokumentasikan dengan baik, termasuk
pengungkapan secara jelas dissenting opinions yang v
terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan kepada
seluruh Direksi.
18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan belum sepenuhnya
kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai
dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara lain
dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian v
permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian hasil
sesuai ekspektasi stakeholders.

19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata Kelola terpenuhi


pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPR di
Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah v
ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 6 6 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 12


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.4
(S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.24
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.29
Total Penilaian Faktor 1 Dikalikan dengan bobot Faktor
0.46
1
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
2
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Rp50 M: terpenuhi
Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 3 (tiga)
orang.
v
BPR dengan modal inti kurang dari Rp50 M:
Jumlah anggota Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua)
orang.
2) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui terpenuhi
jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan. v

3) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji terpenuhi


Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat melalui
RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang masa jabatan
anggota Dewan Komisaris, RUPS yang menetapkan v
perpanjangan masa jabatan anggota Dewan Komisaris
dilakukan sebelum berakhirnya masa jabatan.

4) Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris Saat ini Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di kota yang sama, yaitu Martapura
bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di
kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan v
langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

5) BPR memiliki Komisaris Independen: sebagian besar terpenuhi


a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)
paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah
anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.
b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit
v
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)
dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan
puluh milyar rupiah), paling sedikit satu anggota
Dewan Komisaris merupakan Komisaris Independen.

6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib belum sepenuhmya


kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja, v
dan rapat.
7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai terpenuhi
anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua) BPR
atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau pejabat v
eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank Umum.

8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki terpenuhi


hubungan keluarga atau semenda sampai dengan
derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris v
atau Direksi.
9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki terpenuhi
hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan
saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota
Dewan Komisaris lain, Direksi dan/atau pemegang v
saham pengendali atau hubungan lain yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 16 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 19


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.11
(S): 9
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.06
Kelola (S): 50%
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris


2
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
10) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terpenuhi
terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab serta
memberikan nasihat kepada Direksi, antara lain
pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis terkait v
dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk prinsip
kehati-hatian.

11) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris belum sepenuhnya


mengarahkan, memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan kebijakan strategis BPR. v

12) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan belum sepenuhnya


keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam hal
penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana
diatur dalam ketentuan mengenai batas maksimum
pemberian kredit BPR dan hal-hal lain yang ditetapkan v
dalam peraturan perundangan dalam rangka
melaksanakan fungsi pengawasan.

13) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi sebagian besar terpenuhi


menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern,
hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, dan/atau
hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain dengan v
meminta Direksi untuk menyampaikan dokumen hasil
tindak lanjut temuan.

14) Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup sebagian besar terpenuhi
untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
secara optimal dan menyelenggarakan Rapat Dewan
v
Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 bulan
yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.

15) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris yang sebagian besar terpenuhi
bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan
musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal
tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai v
ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan
dissenting opinion jika terdapat perbedaan pendapat.

16) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR sebagian besar terpenuhi
untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak
lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan
BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima v
keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan
fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

17) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan sebagian besar terpenuhi


terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi v
kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 12 6 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 18
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.25
(S): 8
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.90
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
18) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam risalah sebagian besar terpenuhi
rapat dan didokumentasikan dengan baik dan jelas,
termasuk dissenting opinions yang terjadi jika terdapat
perbedaan pendapat, serta dibagikan kepada seluruh v
anggota Dewan Komisaris.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.00
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.20
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.16
Total Penilaian Faktor 2 Dikalikan dengan bobot Faktor
0.32
2
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5

Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite


3 bagi BPR yang memiliki modal inti paling sedikit
Rp80.000.000.000 (delapan puluh milyar rupiah)

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)


1) BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite Pemantau BPR tidak memiliki kewajiban untuk menjalankan Komite
Risiko dengan anggota Komite sesuai ketentuan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
0.00
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.00
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Komite Audit melakukan evaluasi terhadap penerapan BPR tidak memiliki kewajiban untuk menjalankan Komite
fungsi audit intern.
3) Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi terhadap BPR tidak memiliki kewajiban untuk menjalankan Komite
penerapan fungsi manajemen risiko.
4) Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang BPR tidak memiliki kewajiban untuk menjalankan Komite
dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif antara
lain telah sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
0.00
(S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.00
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
5) Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan BPR tidak memiliki kewajiban untuk menjalankan Komite
audit intern dan fungsi manajemen risiko kepada
Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi
BPR.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 0


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
0.00
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.00
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 0.00
Total Penilaian Faktor 3 Dikalikan dengan bobot Faktor
0.00
3
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
4 Penanganan Benturan Kepentingan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur belum sepenuhmya
penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang
mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR termasuk
administrasi, dokumentasi dan pengungkapan v
benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 0 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 3


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
3.00
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.50
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota sebagian besar terpenuhi
Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat
Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat
merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, atau v
tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki benturan
kepentingan tersebut.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.00
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.80
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
3) Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR atau sebagian besar terpenuhi
mengurangi keuntungan BPR diungkapkan dalam
setiap keputusan dan telah terdokumentasi dengan v
baik.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
0.20
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
2.50
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.50
Total Penilaian Faktor 4 Dikalikan dengan bobot Faktor
0.25
4
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
5 Penerapan Fungsi Kepatuhan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit Saat ini Anggota Direksi ada 2 orang, Suryati Parulian Selaku
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): Direktur Utama dan Sarma Roma Uli selaku Direktur Operasional
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan merangkap Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan yang
memenuhi persyaratan paling sedikit untuk: baru disetujui Ojk tanggal 28 desember 2022
a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama;
b. tidak membawahkan bidang operasional
penghimpunan dan penyaluran dana; dan
v
c. mampu bekerja secara independen.

BPR dengan modal inti kurang dari


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan
tidak menangani penyaluran dana.
2) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan sebagian besar terpenuhi
memahami peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan
peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan v
dengan perbankan.
3) BPR dengan modal inti paling sedikit sebagian besar terpenuhi
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan
membentuk satuan kerja kepatuhan yang independen
terhadap satuan kerja atau fungsi operasional.
BPR dengan modal inti kurang dari v
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan
menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi
kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau
fungsi operasional.

4) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang belum sepenuhnya


menangani fungsi kepatuhan menyusun dan/atau
mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur v
kepatuhan.
5) BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas, terpenuhi
wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja
kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani v
fungsi kepatuhan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 8 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 11


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.20
(S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.10
Kelola (S): 50%
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
5 Penerapan Fungsi Kepatuhan
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
6) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan belum sepenuhnya
menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk
memastikan BPR telah memenuhi seluruh peraturan
Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang- v
undangan lain termasuk penyampaian laporan kepada
Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lainnya.

7) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan belum sepenuhmya


melakukan upaya untuk mendorong terciptanya
budaya kepatuhan BPR antara lain melalui sosialisasi v
dan pelatihan ketentuan terkini.

8) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan belum sepenuhmya


memantau dan menjaga kepatuhan BPR terhadap
seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR kepada
Otoritas Jasa Keuangan termasuk melakukan tindakan
pencegahan apabila terdapat kebijakan dan/atau v
keputusan Direksi BPR yang menyimpang dari
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan
perundang-undangan.

9) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang sebagian besar terpenuhi
menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa
seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur,
serta kegiatan usaha yang dilakukan BPR telah sesuai v
dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan
peraturan perundang-undangan.

10) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang sebagian besar terpenuhi
menangani fungsi kepatuhan melakukan reviu
dan/atau merekomendasikan pengkinian dan
penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun v
prosedur yang dimiliki oleh BPR agar sesuai dengan
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan
perundang-undangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan 0 4 9 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 13
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.60
(S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.04
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
11) BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran belum sepenuhnya
v
terhadap ketentuan.
12) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan sebgian besar terpenuhi
menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab secara berkala kepada Direktur Utama
dengan tembusan kepada Dewan Komisaris. Dalam hal
anggota Direksi yang membawahkan fungsi kepatuhan v
adalah Direktur Utama, laporan disampaikan kepada
Dewan Komisaris.

13) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan sebagian besar terpenuhi
menyampaikan laporan khusus kepada Otoritas Jasa
Keuangan apabila terdapat kebijakan atau keputusan
Direksi yang menyimpang dari peraturan Otoritas Jasa
Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan v
lain, sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 4 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 7


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.33
(S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.23
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.37
Total Penilaian Faktor 5 Dikalikan dengan bobot Faktor
0.24
5
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
6 Penerapan Fungsi Audit Intern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit belum sepenuhnya
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
BPR dengan modal inti kurang dari v
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Pejabat Eksekutif yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern.
2) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab belum sepenuhnya
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah
memiliki dan mengkinikan pedoman kerja serta sistem
dan prosedur untuk melaksanakan tugas bagi auditor v
intern sesuai peraturan perundang-undangan dan telah
disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris.

3) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab sebagian besar terpenuhi
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern independen
terhadap satuan kerja operasional (satuan kerja terkait v
dengan penghimpunan dan penyaluran dana).

4) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab terpenuhi


terhadap pelaksanaan fungsi audit intern bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Utama. v

5) BPR memiliki program rekrutmen dan pengembangan belum sepenuhnya


sumber daya manusia yang melaksanakan fungsi audit v
intern.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 6 6 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 12


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.40
(S): 5
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.20
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
6) BPR menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan belum sepenuhnya
ketentuan pedoman audit intern yang telah disusun
oleh BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan yang
secara langsung diperkirakan dapat mempengaruhi v
kepentingan BPR dan masyarakat.

7) BPR dengan modal inti paling sedikit sebagian besar terpenuhi


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menugaskan pihak ekstern untuk melakukan kaji
ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun
v
atas kepatuhan terhadap standar pelaksanaan fungsi
audit intern, dan kelemahan SOP audit serta perbaikan
yang mungkin dilakukan.

8) Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit) belum sepenuhnya


dilaksanakan secara memadai dan independen yang
mencakup persiapan audit, penyusunan program audit, v
pelaksanaan audit, pelaporan hasil audit, dan tindak
lanjut hasil audit.
9) BPR melaksanakan peningkatan mutu keterampilan sebagian besar terpenuhi
sumber daya manusia secara berkala dan
berkelanjutan terkait dengan penerapan fungsi audit v
intern.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 4 6 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 10


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.50
(S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 40%
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
6 Penerapan Fungsi Audit Intern
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang bertanggung jawab sebagian besar terpenuhi
terhadap pelaksanaan fungsi audit intern telah
menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern
kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan v
tembusan kepada anggota Direksi yang membawahkan
fungsi Kepatuhan.
11) BPR telah menyampaikan laporan pelaksanaan dan belum sepenuhmya
pokok-pokok hasil audit intern dan laporan khusus
(apabila ada penyimpangan) kepada Otoritas Jasa v
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

12) BPR dengan modal inti paling sedikit belum sepenuhnya


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan hasil kaji ulang oleh pihak
v
ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

13) BPR dengan modal inti paling sedikit terpenuhi


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau
pemberhentian Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah): v
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau
pemberhentian Pejabat Eksekutif yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern kepada
Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 4 6 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 10


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.50
(S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.25
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.45
Total Penilaian Faktor 6 Dikalikan dengan bobot Faktor
0.25
6
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
7 Penerapan Fungsi Audit Ektern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor sebagian besar terpenuhi
Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspek-aspek legalitas
perjanjian kerja, ruang lingkup audit, standar v
profesional akuntan publik, dan komunikasi antara
Otoritas Jasa Keuangan dengan KAP dimaksud.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.00
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan BPR, BPR sebagian besar terpenuhi
menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan serta memperoleh persetujuan v
RUPS berdasarkan usulan Dewan Komisaris.

3) BPR telah melaporkan hasil audit KAP dan Management sebagian besar terpenuhi
v
Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 4 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.00
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.80
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
4) Hasil audit dan Management Letter telah belum sepenuhnya
menggambarkan permasalahan BPR dan disampaikan
secara tepat waktu kepada BPR oleh KAP yang ditunjuk. v

5) Cakupan hasil audit paling sedikit sesuai dengan ruang sebagian besar terpenuhi
lingkup audit sebagaimana diatur dalam ketentuan v
Otoritas Jasa Keuangan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 2 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 5


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.50
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.25
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.05
Total Penilaian Faktor 7 Dikalikan dengan bobot Faktor
0.05
7
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem
8
Pengendalian Intern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR dengan modal inti paling sedikit terpenuhi
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah):
BPR telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan
satuan kerja Manajemen Risiko;

BPR dengan modal inti paling sedikit


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)
dan kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan
puluh milyar rupiah): v
BPR telah membentuk satuan kerja Manajemen Risiko;

BPR dengan modal inti kurang dari


Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR telah menunjuk satu orang Pejabat Eksekutif yang
bertanggung jawab terhadap penerapan fungsi
Manajemen Risiko.

2) BPR memiliki kebijakan Manajemen Risiko, prosedur belum sepenuhnya


Manajemen Risiko, dan penetapan limit Risiko. v

3) BPR memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis belum sepenuhmya


mengenai pengelolaan risiko yang melekat pada produk
dan aktivitas baru sesuai ketentuan. v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 2 6 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 8


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.67
(S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.33
Kelola (S): 50%
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem
8
Pengendalian Intern
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
4) Direksi : sebagian besar terpenuhi
a. menyusun kebijakan dan pedoman penerapan
Manajemen Risiko secara tertulis, dan v
b. mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang
memerlukan persetujuan Direksi.
5) Dewan Komisaris : sebagian besar terpenuhi
a. menyetujui dan mengevaluasi kebijakan Manajemen
Risiko,
b. mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas
pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko, dan v
c. mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi
yang berkaitan dengan transaksi yang memerlukan
persetujuan Dewan Komisaris.

6) BPR melakukan proses identifikasi, pengukuran, belum sepenuhnya


pemantauan, dan pengendalian Risiko terhadap v
seluruh faktor Risiko yang bersifat material.
7) BPR menerapkan sistem pengendalian intern yang belum sepenuhnya
v
menyeluruh.
8) BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh risiko belum sepenuhnya
yang diwajibkan sesuai ketentuan Otoritas Jasa v
Keuangan.
9) BPR memiliki sistem informasi yang memadai yaitu belum sepenuhnya
sistem informasi manajemen yang mampu menyediakan
data dan informasi yang lengkap, akurat, kini, dan utuh. v

10) Direksi telah melakukan pengembangan budaya sebagian besar terpenuhi


manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi dan
peningkatan kompetensi SDM antara lain melalui v
pelatihan dan/atau sosialisasi mengenai manajemen
risiko.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 6 12 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 18


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.57
(S): 7
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.03
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
11) BPR menyusun laporan profil risiko dan profil risiko lain sebagian besar terpenuhi
(jika ada) yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa v
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

12) BPR menyusun laporan produk dan aktivitas baru yang sebagian besar terpenuhi
dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai v
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 4 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.00
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.20
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.56
Total Penilaian Faktor 8 Dikalikan dengan bobot Faktor
0.26
8
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
9 Batas Maksimum Pemberian Kredit
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) BPR telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur belum sepenuhnya
tertulis yang memadai terkait dengan BMPK termasuk
pemberian kredit kepada pihak terkait, debitur grup,
dan/atau debitur besar, berikut monitoring dan v
penyelesaian masalahnya sebagai bagian atau bagian
terpisah dari pedoman kebijakan perkreditan BPR.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 0 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 3


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
3.00
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.50
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) BPR secara berkala mengevaluasi dan mengkinikan belum sepenuhnya
kebijakan, sistem dan prosedur BMPK agar disesuaikan v
dengan peraturan perundang-undangan.

3) Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak terkait sebagian besar terpenuhi
dan/atau pemberian kredit besar telah memenuhi
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan tentang BMPK dan v
memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun
peraturan perundang-undangan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 2 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 5


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.50
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
4) Laporan pemberian kredit oleh BPR kepada pihak sebagian besar terpenuhi
terkait dan/atau pemberian kredit yang melanggar
dan/atau melampaui BMPK telah disampaikan secara
berkala kepada Otoritas Jasa Keuangan secara benar v
dan tepat waktu sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.

5) BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK sebagian besar terpenuhi


v
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 4 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.00
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.20
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.70
Total Penilaian Faktor 9 Dikalikan dengan bobot Faktor
0.20
9
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
10 Rencana Bisnis BPR
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) Rencana bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan sebagian besar terpenuhi
disetujui oleh Dewan Komisaris sesuai dengan visi dan v
misi BPR.
2) Rencana bisnis BPR menggambarkan rencana strategis sebagian besar terpenuhi
jangka panjang dan rencana bisnis tahunan termasuk
rencana penyelesaian permasalahan BPR yang
signifikan dengan cakupan sesuai ketentuan Otoritas v
Jasa Keuangan.

3) Rencana bisnis BPR didukung sepenuhnya oleh sebagian besar terpenuhi


pemegang saham dalam rangka memperkuat
permodalan dan infrastruktur yang memadai antara
lain sumber daya manusia, teknologi informasi, jaringan v
kantor, kebijakan, dan prosedur.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 6 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 6


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.00
(S): 3
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
4) Rencana bisnis BPR disusun dengan sebagian besar terpenuhi
mempertimbangkan paling sedikit:
a. faktor eksternal dan internal yang dapat
mempengaruhi kelangsungan usaha BPR; v
b. azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-
hatian; dan
c. penerapan manajemen risiko.

5) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap sebagian besar terpenuhi


v
pelaksanaan rencana bisnis BPR.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 4 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.00
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.80
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
6) Rencana bisnis termasuk perubahan rencana bisnis sebagian besar terpenuhi
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.00
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.20
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.00
Total Penilaian Faktor 10 Dikalikan dengan bobot
0.15
Faktor 10
Skala Penerapan
No Kriteria/Indikator SB B CB KB TB Keterangan
1 2 3 4 5
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, serta
11
pelaporan internal
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1) Tersedianya sistem pelaporan keuangan dan non sebagian besar terpenuhi
keuangan yang didukung oleh sistem informasi
manajemen yang memadai sesuai ketentuan termasuk
sumber daya manusia yang kompeten untuk v
menghasilkan laporan yang lengkap, akurat, kini, dan
utuh.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 2


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.00
(S): 1
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
1.00
Kelola (S): 50%
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
2) BPR menyusun laporan keuangan publikasi setiap sebagian besar terpenuhi
triwulanan dengan materi paling sedikit memuat
laporan keuangan, informasi lainnya, susunan v
pengurus dan komposisi pemegang saham sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
3) BPR menyusun laporan tahunan dengan materi paling sebagian besar terpenuhi
sedikit memuat informasi umum, laporan keuangan,
opini dari akuntan publik atas laporan keuangan
tahunan BPR (apabila ada), seluruh aspek transparansi v
dan informasi, serta seluruh aspek pengungkapan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

4) BPR melaksanakan transparansi informasi mengenai sebagian besar terpenuhi


produk, layanan dan/atau penggunaan data nasabah
BPR dengan berpedoman pada persyaratan dan tata v
cara sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

5) BPR menyusun dan menyajikan laporan dengan tata belum sepenuhnya


cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam v
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 6 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 9


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.25
(S): 4
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.90
Kelola (S): 40%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
6) Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi sebagian besar terpenuhi
ditandatangani paling sedikit oleh 1 (satu) anggota
Direksi dengan mencantumkan nama secara jelas serta
disampaikan secara lengkap dan tepat waktu kepada v
Otoritas Jasa Keuangan dan/atau dipublikasikan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

7) Laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian sebagian besar terpenuhi


pengaduan, dan laporan pengaduan dan tindak lanjut
pelayanan dan penyelesaian pengaduan disampaikan v
sesuai ketentuan secara tepat waktu.

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan ax1 bx2 cx3 dx4 ex5
Hasil perkalian untuk masing-masing Skala Penerapan
0 4 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 4


Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah pertanyaan
2.00
(S): 2
Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastruktur Tata
0.20
Kelola (S): 10%
Penjumlahan S + P + H 2.10
Total Penilaian Faktor 11 Dikalikan dengan bobot
0.16
Faktor 11
Hasil Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR

Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nilai Komposit


Total Penilaian Faktor 0.46 0.32 - 0.25 0.24 0.25 0.05 0.26 0.20 0.15 0.16 2.33
Predikat Komposit BAIK

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penerapan Tata Kelola akhir tahun 2022 secara gambaran umum terlaksana dengan baik. Namun ada beberapa hal yang
dirasa perlu untuk perbaikan antaralain:

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi dan Komisaris

1. Melakukan pemantauan berkala dan menindaklanjuti komitmen perbaikan hasil pemeriksaan yang telah jatuh tempo.
2. Mendokumentasikan risalah rapat Direksi dan Komisaris, termasuk terkait pengambilan keputusan dengan turut mencantumkan
ada/tidaknya dissenting opinion.
3. Mengoptimalkan implementasi budaya pembelajaran berkelanjutan, yakni memastikan pemberian materi pelatihan sejalan dengan
permasalahan terkini BPR, setelahnya melakukan evaluasi peningkatan kompetensi pegawai sebelum dan setelah dilakukan pelatihan.

4. Menyesuaikan/membuat pedoman dan tata tertib kerja Direksi dan Komisaris sesuai dengan tugas dan tanggung jawab, serta
memperhatikan pelaksanaan minimal sebagaimana diatur dalam POJK/SEOJK.
5. Menetapkan SOP/pedoman dalam hal kebijakan strategis BPR di bidang kepegawaian (remunerasi,...).. (sesuaikan faktor 1)
Memberikan rekomendasi
6. Mendokumentasikan perbaikan
secara yang lebih
detail bentuk kongkret sesuai Direksi
pertanggungjawaban permasalahan terkini BPRtugas
atas pelaksanaan kepada Direksi
selama sehingga
tahun dapat
berjalan yangsegera
diputus dalam
RUPS.

Penerapan Fungsi Kepatuhan


1. Mengangkat Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan .

2. PE melakukan sosialisasi secara periodik untuk sosialisasi/refreshment ketentuan internal maupun eksternal yang mengalami perubahan
maupun yang masih berlaku, setelahnya melakukan evaluasi peningkatan kompetensi pegawai sebelum dan setelah dilakukan sosialisasi.

Penanganan Benturan Kepentingan


1. Kebijakan, sistem dan prosedur mengenai benturan kepentingan sudah ditetapkan yang mana mengacu pada SEOJK tentang penerapan
fungsi kepatuhan.
Penerapan Fungsi Audit Intern

1. Merealisasikan program pengembangan untuk meningkatkan kompetensi pelaksanaan tugas PE Audit.


2. Meminta PE Audit melaksanakan tugas pemeriksaan kegiatan usaha BPR sesuai ketentuan.
3. Memastikan pedoman kerja pelaksanaan audit dan implementassinya didasarkan oleh tahapan persiapan, penyusunan, pelaksanaan,
pelaporan dan pemantauan hasil audit.
4. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban hasil audit dan laporan pelakssanaan dan pokok-pokok hasil audit sesuai ketentuan.

Rencana Bisnis Bank


1. Memastikan penyampaian RBB kedepan telah memenuhi jangka waktu dan cakupan minimal sebagaimana diatur dalam POJK/SEOJK.

Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan


Menjalankan fungsi dual control/check and balances dari pimpinan atas setiap penyampaian laporan baik keuangan maupun non keuangan,
sehingga:
1. Dapat menurunkan kesalahan akibat human error
2. Tidak ada kewajiban penyampaian laporan yang terlewat.
Bobot BPR B
Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR - Sebelum Penerapan Manajemen Risiko
Penilaian Structure (S) Penilaian Process (P) Penilaian Outcome (H)
Jumlah Pertanyaan Jumlah Nilai SPO Nilai akhir
Faktor Tata Kelola Nilai Structure (S) Jumlah Bobot Nilai Process (P) Jumlah Bobot Nilai Outcome (H) Jumlah Bobot
per Faktor Faktor
S P H 1 2 3 4 5 50% 1 2 3 4 5 40% 1 2 3 4 5 10%

Faktor 1 6 8 5 0 6 0 0 0 6 0 0 3 5 0 0 8 0 0 3 2 0 0 5 0 0 22%
Nilai Awal 0 12 0 0 0 12 0 0 6 15 0 0 21 0 0 6 6 0 0 12 0 0 0
Rata-rata 2.00 1.00 2.63 1.05 2.40 0.24 2.29 0.51

Faktor 2 9 8 1 0 8 1 0 0 9 0 0 6 2 0 0 8 0 0 1 0 0 0 1 0 0 16.67%
Nilai Awal 0 16 3 0 0 19 0 0 12 6 0 0 18 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0
Rata-rata 2.11 1.06 2.25 0.90 2.00 0.20 2.16 0.36

Faktor 3 1 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00%
Nilai Awal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Faktor 4 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 11.11%
Nilai Awal 0 0 3 0 0 3 0 0 2 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0
Rata-rata 3.00 1.50 2.00 0.80 2.00 0.20 2.50 0.28

Faktor 5 5 5 3 0 4 1 0 0 5 0 0 2 3 0 0 5 0 0 2 1 0 0 3 0 0 11.11%
Nilai Awal 0 8 3 0 0 11 0 0 4 9 0 0 13 0 0 4 3 0 0 7 0 0 0
Rata-rata 2.20 1.10 2.60 1.04 2.33 0.23 2.37 0.26

Faktor 6 5 4 4 0 3 2 0 0 5 0 0 2 2 0 0 4 0 0 2 2 0 0 4 0 0 11.11%
Nilai Awal 0 6 6 0 0 12 0 0 4 6 0 0 10 0 0 4 6 0 0 10 0 0 0
Rata-rata 2.40 1.20 2.50 1.00 2.50 0.25 2.45 0.27

Faktor 7 1 2 2 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 1 1 0 0 2 0 0 2.78%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 0 4 0 0 0 4 0 0 2 3 0 0 5 0 0 0
Rata-rata 2.00 1.00 2.00 0.80 2.50 0.25 2.05 0.06

Faktor 8 3 7 2 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0%
Nilai Awal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Faktor 9 1 2 2 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 8.33%
Nilai Awal 0 0 3 0 0 3 0 0 2 3 0 0 5 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0
Rata-rata 3.00 1.50 2.50 1.00 2.00 0.20 2.70 0.23

Faktor 10 3 2 1 0 3 0 0 0 3 0 0 2 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 1 0 0 8.33%
Nilai Awal 0 6 0 0 0 6 0 0 4 0 0 0 4 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0
Rata-rata 2.00 1.00 2.00 0.80 2.00 0.20 2.00 0.17

Faktor 11 1 4 2 0 1 0 0 0 1 0 0 3 1 0 0 4 0 0 2 0 0 0 2 0 0 8.33%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 0 6 3 0 0 9 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0
Rata-rata 2.00 1.00 2.25 0.90 2.00 0.20 2.10 0.18
1.77
Nilai Komposit 2.31
Predikat Komposit BAIK
Home
Bobot BPR B
Penilaian Penerapan Tata Kelola BPR - Setelah Penerapan Manajemen Risiko
Penilaian Structure (S) Penilaian Process (P) Penilaian Outcome (H)
Jumlah Pertanyaan Jumlah Nilai SPO Nilai akhir
Faktor Tata Kelola Nilai Structure (S) Jumlah Bobot Nilai Process (P) Jumlah Bobot Nilai Outcome (H) Jumlah Bobot
per Faktor Faktor
S P H 1 2 3 4 5 50% 1 2 3 4 5 40% 1 2 3 4 5 10%
Home
Faktor 1 6 8 5 0 6 0 0 0 6 0 0 3 5 0 0 8 0 0 3 2 0 0 5 0 0 20%
Nilai Awal 0 12 0 0 0 12 0 0 6 15 0 0 21 0 0 6 6 0 0 12 0 0 0
Rata-rata 2.00 1.00 2.63 1.05 2.40 0.24 2.29 0.46

Faktor 2 9 8 1 0 8 1 0 0 9 0 0 6 2 0 0 8 0 0 1 0 0 0 1 0 0 15.00%
Nilai Awal 0 16 3 0 0 19 0 0 12 6 0 0 18 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0
Rata-rata 2.11 1.06 2.25 0.90 2.00 0.20 2.16 0.32

Faktor 3 1 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00%
Nilai Awal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Faktor 4 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 10.00%
Nilai Awal 0 0 3 0 0 3 0 0 2 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0
Rata-rata 3.00 1.50 2.00 0.80 2.00 0.20 2.50 0.25

Faktor 5 5 5 3 0 4 1 0 0 5 0 0 2 3 0 0 5 0 0 2 1 0 0 3 0 0 10.00%
Nilai Awal 0 8 3 0 0 11 0 0 4 9 0 0 13 0 0 4 3 0 0 7 0 0 0
Rata-rata 2.20 1.10 2.60 1.04 2.33 0.23 2.37 0.24

Faktor 6 5 4 4 0 3 2 0 0 5 0 0 2 2 0 0 4 0 0 2 2 0 0 4 0 0 10.00%
Nilai Awal 0 6 6 0 0 12 0 0 4 6 0 0 10 0 0 4 6 0 0 10 0 0 0
Rata-rata 2.40 1.20 2.50 1.00 2.50 0.25 2.45 0.25

Faktor 7 1 2 2 0 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 0 0 1 1 0 0 2 0 0 2.50%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 0 4 0 0 0 4 0 0 2 3 0 0 5 0 0 0
Rata-rata 2.00 1.00 2.00 0.80 2.50 0.25 2.05 0.05

Faktor 8 3 7 2 0 1 2 0 0 3 0 0 3 4 0 0 7 0 0 2 0 0 0 2 0 0 10%
Nilai Awal 0 2 6 0 0 8 0 0 6 12 0 0 18 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0
Rata-rata 2.67 1.33 2.57 1.03 2.00 0.20 2.56 0.26

Faktor 9 1 2 2 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 2 0 0 2 0 0 0 2 0 0 7.50%
Nilai Awal 0 0 3 0 0 3 0 0 2 3 0 0 5 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0
Rata-rata 3.00 1.50 2.50 1.00 2.00 0.20 2.70 0.20

Faktor 10 3 2 1 0 3 0 0 0 3 0 0 2 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 1 0 0 7.50%
Nilai Awal 0 6 0 0 0 6 0 0 4 0 0 0 4 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0
Rata-rata 2.00 1.00 2.00 0.80 2.00 0.20 2.00 0.15

Faktor 11 1 4 2 0 1 0 0 0 1 0 0 3 1 0 0 4 0 0 2 0 0 0 2 0 0 7.50%
Nilai Awal 0 2 0 0 0 2 0 0 6 3 0 0 9 0 0 4 0 0 0 4 0 0 0
Rata-rata 2.00 1.00 2.25 0.90 2.00 0.20 2.10 0.16

Nilai Komposit 2.33


Predikat Komposit BAIK
68 69 36
Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Penilaian OJK 0.51 0.36 - 0.28 0.26 0.27 0.06 - 0.23 0.17 0.18
Penilaian BPR 0.38 0.27 - 0.11 0.22 0.21 - - 0.10 0.17 0.22

Penilai Nilai Komposit Peringkat Komposit


Penilaian OJK 2.31 BAIK
Penilaian BPR 1.69 SANGAT BAIK

Anda mungkin juga menyukai