Makalah
Diajukan untuk memenuhi persyaratan lulus mata kuliah Akuntansi Perbankan
yang diampu oleh Indra Siswanti, S.E., M.M.
Oleh:
Khaidir Firmansyah
1811070037
BAB I..............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................4
2.7 Hal-Hal Yang Membuat Bank Konvensional dan Bank Syariah Berbeda......15
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................17
3.2 Saran.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, teridentifikasi masalah
sebagai berikut :
2. Apa saja peluang dan ancaman yang ada pada Bank Bukopin
Syariah?
2. Untuk mengetahui peluang dan ancaman yang ada pada Bank Bukopin
Syariah
1. Bagi Peneliti
2
2. Bagi Perusahaan
3. Bagi Investor
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tentang Bank Bukopin Syariah
Lembaga keuangan yang berjenis Jasa Keuangan Perbankan. Sebagai salah
satu bank nasional di Indonesia, sejarah Perseroan dimulai pada 1990 dengan
meleburnya 2 (dua) bank pasar, yakni BPR Gunung Sindoro dan BPR Gunung
Kendeng di Samarinda, Kalimantan Timur. Proses peleburan ini termaktub dalam
Akta Nomor 102 tanggal 29 Juli 1990 dan Surat Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 1659/KMK.013/1990 tanggal 31 Desember 1990. Dengan peleburan ini,
statusnya pun meningkat menjadi bank umum dengan nama PT Bank
Swansarindo International. Berdasarkan Surat Keputusan Bank Indonesia Nomor
24/I/UPBD/PBD2/Smr tanggal 1 Mei 1991, PT Bank Swansarindo International
memperoleh izin usaha sebagai bank umum dan pemindahan kantor pusat ke
Jakarta.[1]
4
Bank Indonesia Nomor 10/69/ KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008.
Atas dasar surat keputusan tersebut, nama PT Bank Persyarikatan Indonesia
berubah menjadi PT Bank Syariah Bukopin. Secara resmi Perseroan melakukan
kegiatan operasional berdasarkan prinsip syariah pada Selasa, 11 Zulhijah 1430 H
atau 9 Desember 2008.[2]
1. Penghimpunan Dana
Dana yang ditempatkan nasabah di Bank Syariah dalam bentuk Simpanan
atau Investasi berdasarkan Akad antara Bank Syariah dan Nasabah yang
bersangkutan.
a) Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank
Syariah dan/atau UUS berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang
tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dalam bentuk Giro, Tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
5
b) Tabungan adalah Simpanan berdasarkan Akad wadi’ah atau Investasi dana
berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan
itu.
c) Deposito adalah Investasi dana berdasarkan Akad mudharabah atau Akad
lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah yang penarikannya
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan Akad antara
Nasabah Penyimpan dan Bank Syariah atau UUS.
d) Giro adalah Simpanan berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang
tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana
perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.
e) Investasi adalah dana yang dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank
Syariah dan/atau UUS berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang
tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dalam bentuk Deposito,
Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2. Penghimpunan Dana (Pembiayaan)
Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu berupa:
a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil dalam bentuk
mudharabah dan musyarakah;
b) Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik
c) Transaksi jual beli dengan memperoleh keuntungan dalam bentuk
piutang murabahah, salam, dan istishna
d) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan
e) Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank
Syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
6
dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa
imbalan, atau bagi hasil.
Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana
untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan keuntungan, ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.[4]
3. Prinsip Operasi Bank Syariah
a) Prinsip Keadilan
Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil
dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara
Bank dan Nasabah.
b) Prinsip Kemitraan
Bank Syariah menempatkan nasabah penyimpanan dana, nasabah
pengguna dana, maupun Bank pada kedudukan yang sama dan sederajat
dengan mitra usaha. Hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, resiko dan
keuntungan yang berimbang di antara nasabah penyimpan dana, nasabah
pengguna dana maupun Bank. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai
intermediary institution lewat skim-skim pembiayaan yang dimilikinya.
c) Prinsip Keterbukaan
Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara
berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana
dan kualitas manajemen bank.
d) Universalitas
Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-bedakan
suku, agama, ras dan golongan agama dalam masyarakat dengan prinsip
Islam sebagai rahmatan lil'alamiin.[5]
7
2.4 Visi Dan Misi
VISI
“Menjadi Bank Syariah Pilihan dengan Pelayanan Terbaik”
MISI
- Memberikan pelayanan terbaik pada nasabah
- Membentuk sumber daya insani yang profesional dan amanah
- Memfokuskan pengembangan usaha pada sektor UMKM (Usaha Mikro
Kecil & Menengah)
- Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder
2.5 Serta Nilai-Nilai Perusahaan
Nilai-nilai Perusahaan
- Amanah
- Integritas
- Peduli
- Kerjasama
- Kualitas[6]
2.6 Analisis SWOT Bank Bukopin Syariah
( Kelebihan, Kekurangan, Peluang, Ancaman )
5 Kelebihan Bank Bukopin Syariah :
1. Daya tawar pemasok tiggi
2. Daya tawar nasabah/pembeli tinggi
3. Pengawasan ketat
4. Teknologi Multi Protocol Label Switch (MPLS) dan kondisi keuangan dan
modal yang kuat
5. Tabungan berjangka dengan potensi bagi hasil yang kompetitif
5 Kekurangan Bank Bukopin Syariah :
1. SDM masih rendah
2. Pemasaran kurang agresif dan kantor cabang masih kurang
3. Kasus korupsi yang membuat masyarakat menjadi khawatir apabila
menyimpan dana mereka di bank Bukopin Syariah
4. Biaya administrasi yang masih tergolong tinggi
8
5. Anggapan negatif masyarakat bahwa kata syariah hanya lipstik perbankan
syariah[7]
5 Peluang Bank Bukopin Syariah :
1. Regulasi yang jelas
2. Tumbuhnya teknologi jaringan dan daya beli masyarakat meningkat
3. Masyarakat mulai paham tentang keuntungan akan adanya bank syariah
4. Meningkatnya peminat bank syariah di Indonesia
5. Makin banyak investor bentuk bank syariah[8]
5 Ancaman Bank Bukopin Syariah :
1. Ancaman pendatang baru yang tinggi
2. Ancaman produk pengganti yang tinggi
3. Tingginya kompetitor dalam mempromosikan produknya
4. Intensitas persaingan
5. SDM masih kurang dan munculnya undang-undang perbankan syariah
yang memungkinkan asing berinvestasi.[9]
Strategi yang digunakan oleh Bank Bukopin Syariah :
1. Pengelolaan Produk KPR syariah
Oleh karena masih tergolong barunya jenis pembiayaan ini peniliti
juga melakukan kajian literatur terhadap Produk KPR Syariah tersebut.
Penelitian ini merupakan studi kasus pada Bank Bukopin Syariah dalam
mengelola KPR Syariah yakni periode sejak berdirinya tahun 2001 hingga
posisi Desember 2005. Penilitian meliputi juga penilaian terhadap faktor
kekuatan, faktor keiemahan pada Bank Bukopin syariah serta peluang dan
ancaman yang dihadapi untuk pengembangan KPR Syariah di masa yang
akan datang.
Untuk menganalisis faktor-faktor tersebut dan untuk menetapkan
strategi yang tepat digunakan analisis SWOT dengan pendekatan
Kualita1if Matriks SWOT Kearns dan pendekatan Kuantitatif Kuadran
SWOT Pearce dan Robinson. Hasil penilitian diperoleh pembiayaan KPR
Syariah yang dilakukan oleh Bank Bukopin Syariah masih kecil jika
dibanding dengan potensi dan peluang pasar yang ada, dari hash analisis
9
diatas diperoleh kesimpulan strategi yang diusulkan diterapkan oleh Bank
Bukopin Syariah dalam mengelola KPR Syariah adalah Strategi
Pertumbuhan Internal dan Aliansi strategis, sehingga Bank Bukopin
Syariah dapat lebih memanfaatkan potensi dan faktor kekuatan dan
peluang yang dimilikinya sehingga perkembangan produk KPR Syariah
akan lebih baik dan dapat memaksimalkan performance usaha.
10
PT. Bank Syariah Bukopin merupakan bank ke 5 yang hadir di
Indonesia, sampai dengan tahun 2009 Bank Syariah Bukopin telah
membukukan keuntungan sebesar Rp. 2,7 milyar ,total asset sebesar Rp.
1,9 trilyun, perolehan dana pihak ketiga sebesar Rp. 1,3 trilyun dan
penyaluran pembiayaan sebesar Rp. 1.3 trilyun. Pokok permasalahan
yang dihadapi saat ini adalah bagaimana untuk tahun-tahun mendatang
Bank Syariah Bukopin dapat terus tumbuh dengan baik, kuncinya adalah
terus melakukan evaluasi strategi secara berkala? Untuk mengetahui
jawabannya terlebih dahulu akan dianalisis lingkungan eksternal yang
terdiri dari analisis five forces, Driving forces, key succses factor,
SWOT dan strategi umum. Selanjutnya lingkungan internal perusahaan
menggunakan analisis aspek keuangan, aspek sumber daya manusia dan
aspek pemasaran. Dari analisis eksternal menunjukkan bahwa bank
syariah sangat tergantung kepada penyusunan strategi oleh karena faktor
– faktor yang menjadi pendorong memiliki pengaruh besar dalam
industri sehingga mampu mengubah struktur industri secara keseluruhan
karena membantu kesesuaian strategi perusahaan dengan kondisi yang
ada. Dari analisis internal bank syariah bukopin harus terus
mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki demi tercapainya tujuan
perusahaan.[11]
11
gratis," papar Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi di sela
Peluncuran Tabungan iB Rencana di Jakarta, Selasa (24/6). Produk baru
ini diharapkan membantu perseroan mencapai target usaha.
Produk ini untuk memenuhi kebutuhan nasabah dalam
merencanakan masa depan dan memberikan bagi hasil yang
menguntungkan. Bukopin mentargetkan pengumpulan dana pihak ketiga
(DPK) hingga Rp 50 miliar tahun ini.Direktur Komersial Bank Bukopin
Mikrowa Kirana mengatakan, tabungan ini menggunakan prinsip
mudharabah mutlaqah. Artinya, bank bisa mengelola dana nasabah
untuk investasi dan keuntungannya akan dibagihasilkan sesuai porsi
(nisbah) yang disepakati bersama.
Tabungan ini memiliki sejumlah kelebihan, di antaranya
memberi manfaat asuransi gratis jika nasabah terkena risiko meninggal
karena kecelakaan atau non-kecelakaan. Nasabah dilindungi asuransi
hingga Rp 500 juta dengan premi asuransi ditanggung bank."Manfaat
lainnya bagi nasabah terkait kelangsungan pendidikan dan multiguna,
ibadah, wisata, pernikahan, dan pensiun. Setoran tabungannya pun
ringan. Minimal Rp 100.000," urai Mikrowa.Peluncuran produk baru ini
juga menjadi bagian dari upaya menggenjot bisnis syariah Bukopin.
Strategi lainnya adalah melakukan office channeling dan menjalankan
fungsi marketing secara optimal serta penambahan cabang-cabang baru
di wilayah potensial. "Dalam hal lending, misalnya, kami akan coba
sistem target di masing-masing unit untuk mengejar pertumbuhan. Kami
berharap bisa tumbuh 30% untuk satu tahun ini," papar Mikrowa. Untuk
penambahan cabang, Bukopin syariah siap melebarkan sayapnya di
Solo. "Solo punya banyak lembaga pendidikan, rumah sakit, dan
pengusaha lokal. Itu sasaran kami. Selain bagi kalangan muslim, kami
pun membuka diri kepada siapa saja yang tertarik dengan sistem syariah
ini," ungkap Mikrowa.Bukopin unit syariah sudah masuk di Jawa Timur,
Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Rencananya, di Jawa Tengah akan dimulai
dari Kota Solo.
12
Hingga Januari 2008, terdapat 30 office channeling di lima kota
besar. Targetnya, office channeling mencapai 50 unit sampai akhir tahun
ini.Bukopin juga akan melakukan pemisahan (spin off) terhadap PT
Bank Persyarikatan (BPI) agar sepenuhnya menjadi bank syariah.
Rencananya, spin off dilakukan pada kuartal I 2009."Sekarang masih
dikaji. Ini dilakukan agar BPI benar-benar jadi bank syariah yang
mandiri," kata Mikrowa. Spin off baru bisa dilakukan awal tahun depan
sesuai kesiapan SDM-nya.
Hingga Desember 2007, total aset unit usaha syariah Bukopin
sudah mencapai Rp 751 miliar dengan total pembiayaan Rp 545,9 miliar.
Dana yang dihimpun baik dari tabungan, giro, maupun deposito
mencapai Rp 294,9 miliar. Dengan kondisi keuangan seperti itu, unit
syariah baru bisa menyumbang 2% kepada Bank Bukopin. "Tiga sampai
lima tahun ke depan diharapkan bisa menyumbang hingga 5%," tegas
Mikrowa.[12]
5. Sistem Akad
a. Manfaat
Keamanan dana terjamin
Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan sesuai
dengan kebijakan pembiayaan dan referensi Bank
Dapat ditarik atau disetor di seluruh kantor Bank Syariah
Bukopin
Bebas biaya administrasi bulanan
Mendapatkan kartu ATM
Bank dapat memberikan bonus, namun tidak diperjanjikan
di awal
13
Perlindungan asuransi secara gratis untuk nasabah dengan
saldo rata-rata akhir bulan minimal Rp. 1.000.000,- (satu
juta rupiah) dengan pertanggungan sebagai berikut :
b. Fasilitas
Tabungan dalam mata uang Rupiah
Penabung adalah nasabah perorangan
Fasilitas ATM 24 Jam di ATM Bukopin dan jaringan ATM
Prima/BCA
Sarana untuk melakukan pembayaran tagihan pembayaran
listrik, PAM, telepon, pendidikan, kartu kredit dan
pembelian isi ulang pulsa telepon selular
Sarana untuk penyaluran zakat, infaq dan shadaqah.
14
2.7 Hal-Hal Yang Membuat Bank Konvensional dan Bank Syariah Berbeda
15
Perbedaan Bunga & Margin Keuntungan Bunga
Bunga Marjin Keuntungan
Bunga biasanya terjadi dalam transaksi Marjin keuntungan hanya terjadi pada
pinjaman (kredit) dan penghimpunan dana akad jual beli.
Besarnya prosentase bunga dikaitkan dengan Prosentase marjin keuntungan
jumlah uang yang dipinjamkan. didasarkan pada kesepakatan antara
pembeli dan penjual.
Bunga harus tetap dibayar walaupun proyek Marjin keuntungan adalah hak penjual
merugi. dan merupakan bagian dari harga yang
disepakati antara pembeli dan penjual.
Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak Tidak ada yang meragukan marjin
dikecam) oleh semua agama termasuk Islam. keuntungan atas transaksi jual beli.
16
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan ini adalah dengan
melakukan analisis SWOT yang mendiagnosa kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang dimiliki Bank Syariah Mandiri yang dapat menghasilkan berbagai
strategi dari peluang dan ancaman yang timbul dalam manajemen Bank Bukopin
Syariah sehingga strategi tersebut dapat digunakan dalam persaingan bisnis yang
ada.
3.2 Saran
Adapun saran atau rekomendasi yang dapat penulis berikan terkait dengan
pengembangan studi manajemen strategik adalah diharapkan kita memahami lebih
dalam tentang strategi perusahaan yang ada dan bisa mengimplementasikan ke
dunia bisnis. Dari kelemahan perusahaan dapat ditemukan solusi berupa strategi –
strategi untuk dimasa yang akan datang. Namun keberadaan makalah ini
diharapkan dapat menjadi referensi positif baik bagi mahasiswa untuk lebih
memahami materi mata kuliahmanajemen strategik ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Syariah_Bukopin
[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Syariah_Bukopin
[3] Admin Bukopin, http://www.syariahbukopin.co.id/page/content/1/0
[6] Admin, http://www.syariahbukopin.co.id/page/content/2/0
[7] Ahmad Ifham Solihin, Ini lho, bank syariah! ( Surabaya : nadia poetra 2004 )
hal.14
[8] Ibid, hal.17
[9] Ibid, hal.18
18