Anda di halaman 1dari 368

DAFTAR ISI

halaman

A. Pendahuluan 1

B. Landasan dan Kebijakan Tata Kelola 4

C. Pelaksanaan GCG Tahun 2020

1) PT Bank BNI Syariah 6


2) PT Bank BRIsyariah Tbk 160
3) PT Bank Syariah Mandiri 207

D. Hasil Self Assesment GCG BSI Tahun 2020


1) PT Bank BNI Syariah 330
2) PT Bank BRIsyariah Tbk 342
3) PT Bank Syariah Mandiri 356
LAPORAN PELAKSANAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
(GOOD CORPORATE GOVERNANCE)
PT BANK SYARIAH INDONESIA Tbk TAHUN 2020 SECARA KONSOLIDASI

A. PENDAHULUAN
PT Bank Syariah Indonesia Tbk merupakan bank hasil penggabungan antara PT Bank BNI Syariah
(BNIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) ke dalam PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS) dimana BRIS
merubah nama menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Penggabungan tersebut disetujui
Otoritas Jasa Keuangan melalui Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor 4/KDK.02/2021 tanggal 27
Januari 2021 tentang Pemberian Izin Penggabungan PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI
Syariah ke dalam PT Bank BRIsyariah Tbk menjadi Izin Usaha atas nama PT Bank Syariah Indonesia
Tbk sebagai Bank Hasil Penggabungan. Persetujuan Dewan Komisioner OJK tersebut mulai berlaku
sejak tanggal persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia terhadap
Perubahan Anggaran Dasar PT Bank BRIsyariah Tbk. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI telah
memberikan persetujuan melalui Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor AHU-0006268.AH.01.02 perihal Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Syariah
Indonesia Tbk tertanggal 01 Februari 2021.

BSI sebagai perusahaan Publik dan merupakan hasil penggabungan, terus berupaya menerapkan
prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan menyesuaikan dengan ketentuan terkini.
Penerapan tata kelola perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip Transparansi (Transparency),
Akuntabilitas (Accountability), Pertanggungjawaban (Responsibility), Profesional (Professional),
Kewajaran (Fairness). BSI menilai bahwa prisip-prinsip GCG tersebut telah sejalan dengan prinsip
syariah sehingga penerapan prinsip GCG menjadi hal yang harus dilakukan. Sebagai wujud komitmen
perseroan terhadap POJK No.8/POJK.03/2014 dan Surat Edaran OJK No.10/SEOJK.03/2014 tentang
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Dalam melakukan hal ini,
BSI senantiasa mengacu pada ketentuan regulator yang berlaku.

Adapun manfaat penerapan GCG yang baik dan konsisten bagi Bank antara lain sebagai berikut:
1. Perseroan akan memiliki pondasi dan mekanisme tata kelola perusahaan yang kokoh yaitu
dalam hal kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola perusahaan yang berkualitas
sehingga dihasilkan proses tata kelola dan outcome yang memuaskan. Hal ini ditunjukkan
melalui proses pengambilan keputusan yang lebih baik (transparan, obyektif dan mengikuti
prosedur internal juga peraturan perundang-undangan), berkurangnya potensi benturan
kepentingan, fraud, dan tindakan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), kegiatan operasional

1
yang berjalan efektif serta kinerja perusahaan yang secara umum meningkat. Selain itu,
penegakan prinsip-prinsip GCG juga dalam rangka mewujudkan Bank yang sustainable.
2. Meningkatnya nilai perusahaan (corporate value) yang ditunjukkan dengan peningkatan kinerja
keuangan sehingga memberikan kepuasan kepada pemegang saham. Kepercayaan pemegang
saham yang tinggi akan menghasilkan hubungan yang saling bersinergi dan harmonis sehingga
akan berpengaruh positif terhadap perkembangan BSI ke depan.
3. Membentuk citra yang baik bagi BSI sebagai salah satu Bank Syariah di Indonesia. Dengan citra
yang baik tentunya akan meningkatkan kepercayaan bagi nasabah, investor, dan mitra bisnis
untuk mengikatkan kerjasama dengan BSI. Selain itu secara tidak langsung BSI akan
berkontribusi terhadap kemajuan perbankan syariah di Indonesia.
4. Sebagai arahan strategis bagi perusahaan dalam mendukung tercapainya :
Visi BSI :
Menjadi Top 10 bank Syariah global berdasarkan kapitalisasi pasar dalam waktu 5 tahun.

Misi BSI :
a) Memberikan akses solusi keuangan syariah di Indonesia
Melayani nasabah dengan produk dan layanan keuangan Syariah yang lengkap dengan
mengedepankan keunikan produk Syariah yang berdaya saing tinggi.
b) Menjadi bank besar yang memberikan nilai terbaik bagi para pemegang saham
Menjadi Top 5 bank dengan tingkat profitabilitas, valuasi dan kapitalisasi pasar yang tinggi.
c) Menjadi perusahaan pilihan dan kebanggaan para talenta terbaik di Indonesia
Perusahaan dengan nilai yang kuat dan memberdayakan masyarakat serta berkomitmen
pada pengembangan karyawan dengan budaya berbasis kinerja.

Dalam mencapai visi dan misi BSI menjadi bank modern yang terbesar di Indonesia sekaligus
memberikan kontribusi pada perekonomian bangsa dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Syariah, maka BSI berkomitmen untuk menghadirkan solusi keuangan Syariah yang lengkap
kepada nasabah dan menjadi mitra finansial, mitra social serta mitra spiritual bagi masyarakat
(beyond banking).

Nilai-nilai perusahaan (Corporate Values) BSI


Corporate Values BSI mencakup nilai dan budaya yang menjadi landasan cara berpikir, berperilaku
dan bertindak, untuk kemudian ditanamkan sebagai Budaya Kerja yang diterjemahkan dalam
AKHLAK, yaitu;
a) Amanah;
yaitu memegang teguh kepercayaan yang diberikan.
b) Kompeten;
Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
2
c) Harmonis;
Saling peduli dan menghargai perbedaan.
d) Loyal;
Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
e) Adaptif;
Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun menghadapi perubahan.
f) Kolaboratif;
Membangun kerjasama yang sinergis.
5. Menghindarkan timbulnya berbagai macam risiko, yang tidak terbatas pada risiko kepatuhan;
6. Meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan/perundang-undangan yang berlaku serta prinsip
syariah dan nilai etika yang berlaku pada industri perbankan syariah.

3
B. LANDASAN DAN KEBIJAKAN TATA KELOLA
Dalam menerapkan Tata Kelola Perusahaan, BSI mengacu pada:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah;
3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 21/POJK.04/2015 tentang Penerapan Pedoman Tata
Kelola Perusahaan Terbuka
4. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 32/SEOJK.04/2015 Tentang Pedoman Tata Kelola
Perusahaan Terbuka
5. Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance
bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/
DPbS tanggal 30 April 2010 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah;
6. POJK No.18/POJK.03/2014 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi
Keuangan
7. Peraturan Otorisasi Jasa Keuangan No. 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;
8. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) No. 10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;
9. Pedoman GCG Perbankan Indonesia yang dikembangkan oleh Komite Nasional Kebijakan
Governance;

Kebijakan Good Corporate Governance BSI berlaku bagi seluruh organisasi dan insan BSI yang antara lain
meliputi:
a. Pedoman Umum Tata Kelola Perusahaan yang baik.
Pedoman ini merupakan peraturan dan kaidah yang wajib dipatuhi seluruh jajaran internal, dan
telah dilakukan pengkinian.
b. Kode Etik (Code of Conduct) PT Bank Syariah Indonesia Tbk yang disahkan dan disetujui oleh
Dewan Komisaris dan Direksi.
Kode Etik tersebut merupakan pedoman bagi setiap insan BSI untuk berperilaku secara
profesional, bertanggungjawab, patut dan sesuai dengan prinsip syariah, baik dalam melakukan
hubungan bisnis dengan para nasabah, rekanan, maupun hubungan dengan sesama rekan sekerja.
c. Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan
Komite-komite
d. Kebijakan Sistem Pengaduan Pelanggaran (Whistleblowing System), kebijakan Manajemen Risiko
dan lain sebagainya.
e. Pedoman Pengelolaan Benturan Kepentingan yang wajib dihindari dan diungkapkan oleh seluruh
insan BSI.
f. Kebijakan Dasar Pengendalian Risywah untuk mencegah adanya konflik kepentingan dalam
pelaksanaan tugas/jabatan dan membangun budaya transparansi, akuntabilitas, dan integritas
bagi seluruh insan BSI.

4
BSI sebagai perusahaan publik yang merupakan hasil penggabungan, saat ini menghadapi risiko yang
komplek baik karena faktor situasi dan kondisi eksternal maupun kondisi internal dalam proses
integrasi operasional dan culture, sehingga pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang baik sangat
diperlukan untuk membangun kepercayaan tidak hanya kepada nasabah dan masyarakat umum,
stakeholder, namun juga dunia internasional.
Sebagai wujud komitmen terhadap implementasi Tata Kelola Perusahaan yang baik dan untuk
mengetahui penerapan tata kelola yang meliputi struktur, proses dan hasil, BSI sebagai Bank hasil
Penggabungan dari BNIS, BSM ke dalam BRIS telah melakukan self assessment GCG tahunan periode
tahun 2020.

5
C. PELAKSANAAN GCG TAHUN 2020

1) PT BANK BNI SYARIAH

KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK

Penerapan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau Good Corporate Governance (GCG) merupakan
fondasi utama dalam menjalankan usaha untuk memaksimalkan nilai tambah bagi para pemangku
kepentingan dan menjaga keberlangsungan usaha. Oleh karenanya BNI Syariah secara terus-menerus
berupaya untuk meningkatkan sistem dan praktik tata kelola dari tahun ke tahun, agar tetap dapat
bertanggung jawab, transparan, dan berlaku adil.

Komitmen BNI Syariah dalam menerapkan GCG tercermin dari disahkannya Pedoman Good Corporate
Governance (GCG) berdasarkan SKB No. KP/DIR/397 & KP/10/DK/2010 tanggal 21 Desember 2010.
Pedoman tersebut menjadi landasan bagi Bank untuk menerapkan prinsip GCG pada seluruh aktivitas
operasionalnya.

BNI Syariah berkomitmen untuk menguatkan dan meningkatkan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG di
seluruh aspek kegiatan usaha. Bank secara berkala melakukan review dan penyesuaian terhadap
kebijakan tata kelola sebagai salah satu wujud komitmen peningkatan kualitas penerapan tata kelola di
seluruh lini organisasi Bank. Prinsip-prinsip tersebut menjadi referensi dalam pengambilan keputusan,
optimalisasi kinerja, menghindari konflik kepentingan, keterbukaan informasi serta peningkatan
akuntabilitas. Dalam mencapai visi dan misinya, BNI Syariah mengimplementasi prinsip-prinsip tersebut
untuk meningkatkan nilai dan menjaga kepercayaan dari berbagai pemangku kepentingan.

Manfaat Penerapan GCG Bagi BNI Syariah

Penerapan GCG berdasarkan standard yang ditetapkan regulasi dan best practice secara konsisten serta
dibarengi perbaikan secara berkelanjutan, akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi BNI
Syariah, yaitu:

1. Perseroan akan memiliki pondasi dan mekanisme tata kelola perusahaan yang kokoh yaitu dalam
hal kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola perusahaan yang berkualitas sehingga
dihasilkan proses tata kelola dan outcome yang memuaskan. Hal ini ditunjukkan melalui proses
pengambilan keputusan yang lebih baik (transparan, obyektif dan mengikuti prosedur internal
juga peraturan perundang-undangan), berkurangnya potensi benturan kepentingan, fraud, dan
tindakan KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), kegiatan operasional yang berjalan efektif serta
kinerja perusahaan yang secara umum meningkat. Selain itu, penegakan prinsip-prinsip GCG juga
dalam rangka mewujudkan Bank yang sustainable.
2. Meningkatnya nilai perusahaan (corporate value) yang ditunjukkan dengan peningkatan kinerja
keuangan sehingga memberikan kepuasan kepada pemegang saham. Kepercayaan pemegang
saham yang tinggi akan menghasilkan hubungan yang saling bersinergi dan harmonis sehingga
akan berpengaruh positif terhadap perkembangan BNI Syariah ke depan.

6
3. Membentuk citra yang baik bagi BNI Syariah sebagai salah satu Bank Syariah di Indonesia. Dengan
citra yang baik tentunya akan meningkatkan kepercayaan bagi nasabah, investor, dan mitra bisnis
untuk mengikatkan kerjasama dengan BNI Syariah. Selain itu secara tidak langsung BNI Syariah
akan berkontribusi terhadap kemajuan perbankan syariah di Indonesia.
4. Melaksanakan bisnis secara islami yang mendorong:
a. Kesadaran dan komitmen untuk meningkatkan ketakwaan, manfaat, dan keberkahan dalam
berbisnis.
b. Pengambilan keputusan bisnis didasarkan pada nilai akhlaq Islam dan kepatuhan terhadap
peraturan perundangan.
c. Kesinambungan entitas bisnis syariah melalui pengelolaan yang didasarkan pada praktik-
praktik bisnis dengan karakter dan sifat-sifat Rasullulah Saw.
d. Pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ kelembagaan dari entitas bisnis
syariah yang bersangkutan.
e. Kesadaran dan tanggung jawab sosial terhadap kemaslahatan ummat manusia dan kelestarian
lingkungan.
f. Optimalisasi nilai bisnis syariah bagi pemangku kepentingan.
g. Pengembangan ekonomi Islam secara kuantitas maupun kualitas serta kemanfaatan yang
universal.

STRUKTUR DAN MEKANISME TATA KELOLA

Struktur Tata Kelola

Sebagaimana ketentuan Undang Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, struktur organ
tata kelola perusahaan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), sebagai organ tertinggi,
Dewan Komisaris dan Direksi. Namun, sebagai perusahaan yang berlandaskan pada prinsip syariah, BNI
Syariah juga menampatkan Dewan Pengawas Syariah sebagai organ utama dalam struktur tata kelola
perusahaan.

Untuk memaksimalkan fungsi organ utama dalam struktur tata kelola perusahaan, maka dalam
pelaksanaannya akan dibantu oleh organ pendukung yang terdiri dari Komite di tingkat Dewan
Komisaris, Komite Direksi dan Unit Kerja di bawah Direksi. Selain itu, sebagai bagian dari konglomerasi
keuangan PT Bank BNI (Persero) Tbk, BNI Syariah juga menjadi bagian dari Komite Tata Kelola
Terintegrasi PT Bank BNI (Persero) Tbk.

7
Organ Utama Unit Kerja di Bawah Direksi
• Rapat Umum Pemegang Saham • Divisi Kesekretariatan dan Komunikasi Perusahaan
• Dewan Komisaris • Divisi Internal Audit
• Dewan Pengawas Syariah
• Divisi Hukum
• Direksi
• Divisi Kepatuhan
• Divisi Manajemen Risiko dan Kebijakan Perusahaan
Komite di Bawah Dewan Komisaris
• Divisi Keuangan
Komite Audit
• Divisi Perencanaan Strategis
Komite Pemantau Risiko
• Divisi Sumber Daya Insani
Komite Nominasi dan Remunerasi
• Divisi Teknologi Informasi
• Satuan Kerja Tata Kelola Perusahaan

Komite di Bawah Direksi Komite Tata Kelola Terintegrasi BNI Induk


• Komite Kebijakan dan Risiko • Komisaris BNI Syariah yang ditunjuk BNI
• Komite Sumber Daya Manusia • Ketua/Anggota DPS yang ditunjuk BNI
• Komite Modal, Investasi, Teknologi & Produk
• Komite Assets , Liability Management
• Komite Kebijakan dan Risiko Pencegahan Fraud

Infrastruktur GCG

Berbagai pedoman, kebijakan dan peraturan yang dimiliki oleh Perusahaan akan membantu organ
utama dan organ pendukung dalam menjalankan prinsip-prinsip GCG, antara lain: Anggaran Dasar
Perseroan, Pedoman Dewan Komisaris, Pedoman Direksi, Piagam Komite Audit, Piagam Audit Internal,
Kode Etik, dan kebijakan-kebijakan lainnya yang mendukung penerapan tata kelola perusahaan secara
berkesinambungan dan konsisten. Perseroan selalu melakukan pembaharuan secara berkala untuk
disesuaikan dengan best practices, kondisi dan perkembangan lingkungan bisnis Perseroan serta
perubahan berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dapat diakses dengan mudah oleh
pegawai melalui sistem Electronic Corporate Guidelines (ECG) dan telah dipublikasikan dalam situs
Perseroan.

1. Pedoman GCG
a. Pedoman Good Corporate Governance (GCG) berdasarkan SKB No. KP/DIR/397 & KP/10/
DK/2010 tanggal 21 Desember 2010.
b. Petunjuk Pelaksanaan Pedoman GCG No. PP/S02/002-00/2016 tanggal 26 Juli 2016.
BNI Syariah dalam rangka menjalankan penerapan GCG sebagaimana ketentuan perundang-
undangan yang berlaku maka membentuk Pedoman GCG ini. Hal ini juga dalam rangka
melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan

8
perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai atau etika yang berlaku umum pada
Industri perbankan syariah. Pedoman ini mengatur 11 (sebelas) aspek GCG sebagaimana
standard peraturan OJK serta mengatur hal lainnya seperti prosedur pelaksanaan RUPS
(Rapat Umum Pemegang Saham) di BNI Syariah.

2. Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Direksi


Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Direksi berdasarkan SKB No. KP/DIR/016 &
KP/01/DK/2013 serta Petunjuk Pelaksanaan Pedoman Tata Tertib Kerja Direksi dan Dewan
Komisaris No. PP/S02/003-00/2016 tanggal 1 September 2016.

Dalam rangka mengatur pedoman tata tertib kerja Direksi dan Dewan Komisaris serta untuk
menegakkan penerapan GCG maka dibentuk pedoman ini. Buku Pedoman dan Tata Tertib Kerja
Dewan Komisaris dan Direksi sekaligus petunjuk pelaksanaannya juga mengatur tentang
hubungan Direksi dan Dewan Komisaris serta prosedur pelaksanaan tugas komite-komite.

3. Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Pengawas Syariah


Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Pengawas Syariah berdasarkan Surat Keputusan DPS No.
BNISy/DPS/SK/ XII/2014/001, tanggal 11 Desember 2014.
Dalam menjalankan usahanya, PT Bank BNI Syariah berpegang teguh kepada prinsip syariah dan
wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah. Dewan Pengawas Syariah menjalankan tugas
memastikan prinsip prinsip syariah dijalankan oleh Perusahaan.

4. Piagam-piagam Komite di Bawah Dewan Komisaris


Komite-komite di Bawah Dewan Komisaris telah memiliki piagam Komite sebagai berikut:
a. Piagam Komite Audit dilakukan pada tahun 2019 dan telah ditetapkan dengan Keputusan
Dewan Komisaris No. KEP/13/DK/2019 tanggal 9 Juli 2019.
b. Piagam Pemantau Risiko yang diterbitkan melalui dokumen KEP/14/DK/2019 tanggal 1
Oktober 2019.
c. Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi sesuai Surat Keputusan Dewan Komisaris PT
Bank BNI Syariah tentang Penetapan Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi No.
KEP/02/DK/2018 tanggal 13 Maret 2018

5. Kode Etik Perusahaan


Kode Etik Insan BNI Syariah berdasarkan Surat Keputusan cfm. Kebijakan Kode Etik BNI Syariah
No. KP/054/ DIR/R tanggal 8 Oktober 2018.

Untuk mendukung tercapainya visi BNI Syariah dan tata kelola perusahaan yang baik,
manajemen BNI Syariah telah menyusun kode etik insan BNI Syariah yang merupakan tuntunan
dan perilaku bagi Insan BNI Syariah yang islami dengan berpedoman pada akhlakul kharimah
(budi pekerti yang mulia) sebagai tuntunan dalam melaksanakan tugas sehari-hari, bersikap dan
berprilaku baik terhadap mitra kerja, mitra usaha dan pihak-pihak lainnya.

9
6. Kebijakan Gratifikasi
Kebijakan Gratifikasi cfm. Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian Gratifikasi No. PP/S02/005-
00/2019 tanggal 17 Mei 2019.

Disusun sebagai pedoman bagi seluruh insan Hasanah BNI Syariah dalam pengendalian dan
pelaporan gratifikasi agar sejalan dengan etika bisnis serta prinsip–prinsip Good Corporate
Governance serta mewujudkan budaya anti korupsi dan value integrity di lingkungan BNI
Syariah.

7. Piagam Audit Intern


Piagam Audit Intern berdasarkan Surat Keputuran Direksi No. KP/057A/DIR/R tanggal 28 Mei
2019 tentang Piagam Audit Intern PT Bank BNI Syariah.

Piagam Audit Intern PT Bank BNI Syariah adalah dokumen tertulis yang memuat visi dan misi,
tujuan dan ruang lingkup kegiatan, struktur dan kedudukan, tugas dan tanggungjawab,
wewenang, kode etik, pelaporan dan dokumentasi, perlindungan hukum, larangan dan sanksi
kepada pemimpin dan pegawai Internal Audit Division PT Bank BNI Syariah.

8. Kebijakan Umum Manajemen Risiko


Kebijakan Umum Manajemen Risko berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.BNISy/DIR/068/R
tanggal 3 Juli 2019.

9. Kebijakan Program Penerapan APU-PPT


Kebijakan Program Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme. BNI
Syariah sebagaimana Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 14/27/PBI/2012 tentang Penerapan
Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum wajib
berkontribusi dan bekerjasama dalam rangka pencegahan pencuian uang dan pemberantasan
terorisme tersebut.

10. Kebijakan Anti Fraud


Strategi Anti Fraud berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/006/DIR/R tanggal 26 Oktober
2015; dan berbagai kebijakan operasional bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan kebutuhan perusahaan.

11. Pedoman Benturan Kepentingan


Petunjuk Pelaksanaan Pedoman Benturan Kepentingan No. PP/S02/004-00/2016 tanggal 27
Desember 2016.

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

RUPS merupakan media komunikasi antara Direksi dan Dewan Komisaris dengan para pemegang saham
melalui kesempatan tanya jawab yang diberikan kepada seluruh pemegang saham yang hadir pada
setiap mata acara RUPS.

10
Sebagai organ tertinggi Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mempunyai hak dan kewenangan yang
tidak dimiliki Direksi dan Dewan Komisaris dalam batasan yang ditentukan dalam ketentuan peraturan
perundangan dan Anggaran Dasar Perusahaan.

Penyelenggaraan RUPS Perseroan dilakukan dengan mengacu pada ketentuan antara lain:
1. Undang Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
2. Anggaran Dasar Perusahaan.

Jenis RUPS

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas Anggaran Dasar Perseroan, RUPS dibagi menjadi 2 (dua), yaitu RUPS Tahunan dan
RUPS Luar Biasa.

BNI Syariah memiliki beberapa keputusan penting yang hanya dapat diambil melalui RUPS diantaranya:

1. Persetujuan atas Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan;


2. Menentukan penggunaan keuntungan perusahaan;
3. Penunjukan Akuntan Publik;
4. Pengangkatan dan persetujuan atas pengunduran/pemberhentian anggota Direksi, Dewan
Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah;
5. Penetapan gaji/honorarium dan tunjangan lain bagi Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan
Pengawas Syariah;
6. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan;
7. Peningkatan Modal Dasar dan Modal Disetor Perusahaan;
8. Penggabungan, peleburan, atau memisahkan perusahaan;
9. Keputusan atas dilakukannya transaksi yang melebihi nilai tertentu, atau kriteria tertentu;
10. Dan lain-lain yang wajib memerlukan persetujuan pemegang saham melalui RUPS sesuai
ketentuan perundangan yang berlaku.

Wewenang RUPS

RUPS berwenang untuk mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi,
menyetujui perubahan dan pengesahan Anggaran Dasar, menyetujui Laporan Tahunan dan mengambil
keputusan terkait tindakan korporasi atau keputusan strategis lainnya yang diajukan oleh Direksi.

Keputusan yang diambil pada saat RUPS didasarkan pada kepentingan Perseroan. Tanpa mengurangi
kekuasaan dan wewenang yang dimiliki oleh RUPS, RUPS atau Pemegang Saham tidak dapat melakukan
intervensi terhadap pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi untuk
menjalankan kewajiban dan haknya sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan.
Pengambilan keputusan RUPS dilakukan secara wajar dan transparan.

11
Proses Penyelenggaraan RUPS

RUPS diselenggarakan sesuai dengan kepentingan Perseroan dan dengan memperhatikan Anggaran
Dasar dan peraturan perundang-perundang, serta dengan persiapan yang memadai, sehingga dapat
mengambil keputusan yang sah, wajar dan transparan dengan memperhatikan hal-hal yang diperlukan
untuk menjaga kepentingan usaha Perseroan dalam jangka panjang, meliputi:

Tempat Dan Penyelenggara RUPS

1. RUPS diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat Perseroan melakukan kegiatan
utama dari Perseroan atau di tempat Perseroan dicatatkan.
2. RUPS Perseroan Terbuka dapat diadakan di tempat kedudukan bursa dimana saham Perseroan
dicatatkan.
3. Tempat RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (1) dan (2) harus terletak di wilayah negara
Republik Indonesia.
4. Jika dalam RUPS hadir dan/atau diwakili oleh semua Pemegang Saham dan semua Pemegang
Saham menyetujui diadakannya RUPS dengan agenda tertentu, RUPS dapat diadakan di manapun
dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir (3).
5. RUPS sebagaimana dimaksud pada butir (4) dapat mengambil keputusan jika keputusan tersebut
disetujui dengan suara bulat.
6. RUPS dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, videokonferensi, atau sarana media
elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta RUPS saling melihat dan mendengarkan
secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat.
7. Penyelenggara RUPS merupakan tanggung jawab Direksi. Dalam hal Direksi berhalangan, maka
penyelenggaraan RUPS dilakukan oleh Dewan Komisaris atau Pemegang Saham sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perseroan.

Tata Cara Penyelenggaraan RUPS

a. RUPS diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat Perseroan melakukan kegiatan
usaha.
b. Pemberitahuan rencana RUPS Tahunan disertai usulan mata acara RUPS kepada Para Pemegang
Saham dan Dewan Komisaris.
c. Dewan Komisaris dan Pemegang Saham mewakili paling sedikit 1/10 bagian dari jumlah seluruh
saham dikeluarkan dapat menyampaikan usulan mata acara RUPS Tahunan paling lambat 7 hari
sebelum tanggal pemanggilan.
d. RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa diselenggarakan dengan didahului pemanggilan RUPS melalui
surat tercatat atau dengan surat kabar dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
sebelum tanggal RUPS diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal
RUPS diadakan.
e. Pemanggilan RUPS wajib mencantumkan hari, tanggal, waktu, tempat dan mata acara rapat,
dengan disertai pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam rapat serta laporan
tahunan tersedia di kantor Perseroan mulai dari hari dilakukan pemanggilan sampai dengan
tanggal rapat diadakan.

12
f. RUPS dapat dilangsungkan jika dalam RUPS lebih dari 1⁄2 (satu perdua) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara hadir atau diwakili. Dalam hal kuorum tidak tercapai maka RUPS kedua
dan ketiga dapat diselenggarakan sesuai mekanisme yang diatur dalam anggaran dasar.
g. RUPS dipimpin oleh Komisaris Utama. Dalam hal Komisaris Utama berhalangan maka dapat
digantikan oleh anggota Dewan Komisaris lain, atau salah satu anggota Direksi, atau pemegang
saham sesuai ketentuan anggaran dasar.
h. Dari segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam RUPS dibuat berita acara RUPS
sebagai bukti sah untuk semua pemegang saham dan pihak ketiga tentang keputusan dan segala
sesuatu yang terjadi dalam rapat.
i. Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan
suara setuju sebagaimana diatur di anggaran dasar.
j. Pemegang saham juga dapat mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan RUPS, dengan
ketentuan semua pemegang saham telah diberitahu secara tertulis dan semua pemegang saham
memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani
persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian, mempunyai kekuatan yang
sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS.

Kuorum, Hak Suara dan Keputusan RUPS

1. RUPS dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit
lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang
telah dikeluarkan oleh Perseroan, kecuali apabila ditentukan lain dalam Anggaran Dasar.
2. RUPS untuk mengubah Anggaran Dasar dapat dilakukan jika dalam rapat paling sedikit 2/3 (dua
per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili dalam RUPS dan
keputusan adalah sah jika disetujui paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah suara yang
dikeluarkan, kecuali Anggaran Dasar menentukan kuorum kehadiran dan/atau ketentuan tentang
pengambilan keputusan RUPS yang lebih besar.
3. RUPS untuk menyetujui penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan, pengajuan
permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit, perpanjangan jangka waktu berdirinya, dan
pembubaran Perseroan dapat dilangsungkan jika dalam rapat paling sedikit 3/4 (tiga per empat)
bagian dalam jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili dalam RUPS dan
keputusan adalah sah jika disetujui paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara
yang dikeluarkan kecuali Anggaran Dasar menentukan kuorum kehadiran dan/atau ketentuan
tentang persyaratan pengambilan keputusan RUPS yang lebih besar.
4. Semua Keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
5. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan
diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara terbanyak biasa dari jumlah suara yang
dikeluarkan secara sah dalam RUPS.
6. Pemegang Saham dapat juga mengambil keputusan yang mengikat di luar RUPS dengan syarat
semua Pemegang Saham dengan hak suara menyetujui secara tertulis dengan menandatangani
keputusan yang bersangkutan.
7. Keputusan Pemegang Saham sebagaimana dimaksud butir 6, mempunyai kekuatan hukum
mengikat yang sama dengan keputusan RUPS secara fisik.

13
Risalah RUPS

1. Setiap penyelenggaraan RUPS, risalah RUPS wajib dibuat dan ditandatangani oleh ketua rapat dan
paling sedikit 1 (satu) orang Pemegang Saham yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS.
2. Tanda tangan tidak disyaratkan apabila risalah RUPS tersebut dibuat dengan akta notaris.
3. Risalah RUPS sekurang-kurangnya memuat waktu, agenda, peserta, pendapat-pendapat yang
berkembang dalam RUPS dan keputusan RUPS.
4. Setiap Pemegang Saham berhak untuk memperoleh salinan Risalah RUPS.
5. Risalah RUPS yang asli disimpan oleh Sekretaris Perusahaan sebagai dokumen Perusahaan.

Pelaksanaan RUPS Tahun 2020

Perseroan menyelenggarakan 8 (delapan) kali Rapat Umum Pemegang Saham sepanjang tahun 2020.
RUPS Tahunan dan 7 (tujuh) kali RUPS Luar Biasa yang seluruhnya diselenggarakan di Jakarta. Sesuai
dengan ketentuan dan tata laksana RUPS, rapat dihadiri oleh anggota Dewan Komisaris, Dewan
Pengawas, Direksi dan Kuasa dari Pemegang Saham agar dapat mengambil keputusan secara sah
berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Keseluruhan mata acara dan keputusan yang diambil akan
dibuatkan berita acara sebagai bukti sah tentang pengambilan keputusan dan segala sesuatu yang
terjadi di dalam rapat.

RUPS Tahunan 2020

RUPS Tahunan BNI Syariah diselenggarakan pada hari Selasa, 24 Maret 2020 dan dilaksanakan secara
sirkuler dan ditandatangani oleh seluruh Pemegang Saham yaitu :

No Nama Keterangan

1 Tambok P.Setyawati Perwakilan/Kuasa dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk


(Pemegang Saham Mayoritas)

2 Shadiq Akasya Perwakilan/Kuasa dari PT BNI Life Insurance (Pemegang


Saham)

Keputusan yang diambil dan disahkan dalam RUPS Tahunan telah dituangkan dalam Akta No.14 Notaris
Fathiah Helmi, SH pada tanggal yang sama dengan rincian sebagai berikut:

Mata
Keputusan
Acara
1 1. Menyetujui Laporan Tahunan Perseroan dan mengesahkan Laporan Tugas Pengawasan
Dewan Komisaris serta Laporan Keuangan Perseroan (termasuk Laporan Zakat
Perseroan), untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31-12-2019 beserta
penjelasannya yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro &

14
Surja, firma anggota jaringan global Ernst & Young, sebagaimana laporannya Nomor:
00020/2,1032/AU. 1 /07/0240-1/1 /I/2020, tanggal 27-01-2020, dengan pendapat wajar
tanpa pengecualian.
2. Menyetujui memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya
(acquit et de charge) kepada seluruh anggota Direksi atas tindakan pengurusan dan
kepada seluruh anggota Dewan Komisaris atas tindakan pengawasan yang telah mereka
lakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggai 31-12-2019, sepanjang:
a Tindakan tersebut bukan merupakan tindak pidana; dan
a Tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan
Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31-12-2019

Telah direalisasikan

2 1. Menyetujui cadangan wajib sebesar Rp120.649.776.043 atau setara 20% dari laba bersih
tahun buku 2019. Dengan demikian total cadangan wajib setelah pencadangan ini
adalah menjadi Rp454.015.721.371, atau setara dengan 18,15% dari jumlah modal yang
ditempatkan dan disetor.
2. Menyetujui Perseroan mendistribusikan 25% dari Laba Bersih sebagai dividen sebesar
Rp150.788.234.346,- secara proporsional berdasarkan jumlah saham dari masing-
masing pemegang saham paling lambat 1 (satu) bulan sejak ditetapkannya Keputusan
Pemegang Saham ini.
3. Laba bersih Perseroan setelah dikurangi butir 1 dan 2 digunakan sebagai laba ditahan
untuk memperkuat permodalan dalam rangka pengembangan bisnis.

Telah direalisasikan

3 Menyetujui menunjuk Kantor Akuntan Publik yang sama dengan yang digunakan oleh PT
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk selaku perusahaan induk berikut biaya jasanya, untuk
melakukan audit laporan keuangan Perseroan tahun buku 2020.

Telah direalisasikan

4 Menetapkan tugas Manajemen untuk Tahun Buku 2020 sebagai berikut:

1. Menjaga dan meningkatkan kepatuhan termasuk nilai-nilai syariah.


2. Mencapai target-target bisnis Perseroan yaitu laba bersih setelah pajak Rp761,2 miliar
dan NPF 2,80%.
3. Memperkuat permodalan BNI Syariah sehingga masuk dalam kategori Bank BUKU 3.
4. Mencapai target kontribusi sinergi dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
dengan volume Rp78,2 Triliun dan fee based income Rp125 Miliar, serta meningkatkan
sinergi dengan grup usaha BNI.
5. Menerapkan Prinsip Kehati-hatian, Manajemen Risiko, dan asas perbankan yang sehat

15
sesuai tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

Telah direalisasikan

5 Penetapan tantiem bagi Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2019 dan
remunerasi bagi anggota Direksi, Dewan Komisaris, untuk tahun 2020, dilimpahkan kepada
Pemegang Saham Mayoritas (BNI) paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal ditetapkannya
Keputusan Pemegang Saham ini, dengan mengacu kepada Peraturan Menteri BUMN Nomor
PER-01/MBU/06/2017 tanggal 19-06-2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-04/MBU/2014 tentang Pedoman Penetapan
Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara dan
Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-06/MBU/06/2018 tanggal 04-06-2018 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Badan Usaha Negara Nomor PER-04/MBU/2014
tentang Pedoman Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan
Usaha Miiik Negara.

Telah direalisasikan

6 1. Berkenaan dengan berakhirnya masa jabatan Anggota Direksi, maka :


- Tuan ABDULLAH FIRMAN WIBOWO, sebagai Direktur Utama;
- Nyonya TRIBUANA TUNGGADEWi, sebagai Direktur Kepatuhan dan Risiko;
- Nyonya Dhias Widhiyati, sebagai Direktur.

Diberhentikan dengan hormat sejak tanggal ditetapkan dalam Keputusan Pemegang


Saham ini, dengan ucapan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya atas
kinerja dan pengabdian kepada Perseroan.

2. Menyetujui dan mengangkat kembali:


- Tuan ABDULLAH FIRMAN WIBOWO, sebagai Direktur Utama,
- Nyonya TRIBUANA TUNGGADEWI, sebagai Direktur Kepatuhan, yang berlaku efektif
sejak tanggal ditetapkan dalam Keputusan Pemegang Saham ini, dan berakhir
sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang ke-3 (ketiga) sejak pengangkatannya
atau RUPS Tahunan 2022 , yang diselenggarakan pada tahun 2023 tanpa
mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.
3. Menyetujui dan mengangkat nama-nama dibawah ini sebagai Anggota Direksi
Perseroan :
- Tuan IWAN ABDI, sebagai Direktur yang berlaku efektif sejak tanggal ditetapkan
dalam Keputusan Pemegang Saham ini, dan berakhir sampai dengan ditutupnya
RUPS Tahunan yang ke-3 (ketiga) sejak pengangkatannya atau RUPS Tahunan Tahun
Buku 2022, yang diselenggarakan pada tahun 2023 tanpa mengurangi hak RUPS
untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.

16
- Tuan BABAS BASTAMAN, sebagai Direktur yang berlaku efektif setelah mendapat
persetujuan dari OJK atas penilaian Kemampuan dan Kepatutan {fit and proper test)
serta memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan berakhir sampai
dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang ke-3 (ketiga) sejak pengangkatannya atau
RUPS Tahunan Tahun Buku 2022, yang diselenggarakan pada tahun 2023 tanpa
mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktu-waktu. Selama yang
bersangkutan belum efektif, maka tugas dan tanggungjawab yang bersangkutan
ditetapkan oleh Direksi Perseroan dengan memperhatikan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
4. Menegaskan kembali pengangkatan Tuan KOMARUDDIN H1DAYAT sebagai Komisaris
Independen Perseroan yang berlaku efektif terhitung sejak tanggal 25-02-2020 dan
berakhir sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang ke 3 (ketiga) sejak
pengangkatannya atau RUPS Tahunan Tahun Buku 2021, yang diselenggarakan pada
tahun 2022 tanpa mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.
Berdasarkan surat Direksi Perseroan Nomor BNISy/DlR/117 tanggal 27-02-2020 perihal
Laporan Efektif Jabatan Komisaris Independen PT Bank BNI Syariah, masa jabatan yang
bersangkutan sesuai dengan keputusan RUPS Tahunan Perseroan tanggal 09-05-2019.
5. Menegaskan kembali pengangkatan Tuan AH. AZHARUDDIN LATHIF sebagai Anggota
Dewan Pengawas Syariah Perseroan yang berlaku efektif terhitung sejak tanggal 10- 02-
2020 dan berakhir sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang ke-3 (ketiga) sejak
pengangkatannya atau RUPS Tahunan Tahun Buku 2021, yang diselenggarakan pada
tahun 2022 tanpa mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.
Berdasarkan surat Direksi Perseroan Nomor BNISy/D[R/078 tanggal 11-02-2020 perihal
Laporan Efektif Jabatan Anggota Dewan Pengawas Syariah, masa jabatan yang
bersangkutan sesuai dengan keputusan Pemegang Saham tanggal 09-10-2019

Telah direalisasikan

7 Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk
menyatakan dalam akta Notaris tersendiri sebagian dan/atau seluruh isi Keputusan
Pemegang Saham ini termasuk menyatakan perubahan Direksi Perseroan serta
memberitahukan susunan Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah
Perseroan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan meminta Otoritas Jasa
Keuangan untuk melakukan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test)
terhadap anggota Direksi yang baru diangkat tersebut serta melakukan segala tindakan yang
diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku.

Telah direalisasikan

17
RUPS Luar Biasa Pertama

Dilangsungkan pada hari Kamis tanggal 26 Maret 2020 pukul 09.40 WIB dihadapan Notaris Gamal
Wahidin, SH di Jakarta. Seluruh keputusan telah dituangkan dalam Akta No. 4 Tanggal 26 Maret 2020
dengan rincian keputusan sebagai berikut:

Mata
Keputusan
Acara

1 Menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan (portepel) sebanyak 255.594 saham dengan
nominal sebesar Rp 1.000.000,- per saham dan menawarkannya kepada Pemegang Saham
Perseroan dalam rangka peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan.

Telah direalisasikan

2 Menyetujui PT BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk., untuk mengambil seluruh bagian
saham yang ditawarkan, sedangkan PT BNI Life Insurance melepaskan haknya untuk
mengambil bagian saham yang ditawarkan.

Telah direalisasikan

3 Menyetujui pengambilan seluruh saham yang dikeluarkan Perseroan oleh PT BANK NEGARA
INDONESIA (Persero) Tbk., sebesar Rp255.594.000.000,- atau sebesar 255.594 saham, yang
disetor dalam bentuk pemasukan barang tidak bergerak (inbreng), yaitu atas : 6 (enam)
bidang Tanah dan/atau Bangunan yang berdiri di atasnya, yang terletak di Jalan Pejompongan
Raya Nomor A1-A6, Rukun Tetangga 003, Rukun Warga 005, Kelurahan Bendungan Hilir,
Kecamatan Tanah Abang, Kota Adiminstrasi Jakarta Pusat, dengan bukti kepemilikan berupa 6
(enam) Sertipikat Hak Guna Bangunan (SHGB) yang semua Sertipikat Hak Milik (SHM) PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk., masing-masing sebagai berikut :

1. SHGB Nomor 3183/Kelurahan Bendungan Hilir, Gambar Situasi Nomor 2329/1996 tanggal
16-08-1996 seluas 694 M2 dengan Nomor Identlfikasi Bidang Tanah (NIB)
09.01.06.01.001931 dan SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Paiak Terhutang Pajak Bumi dan
Bangunan) dengan Nomor Objek Pajak (NOP) 31.73.010.002.004-0201.0 Ex.SHM
1626/Kelurahan Bendungan Hilir), dengan Nilai Pasar sebesar Rp30.509.000.000,- sebagai
pengganti 30.509 saham
2. SHGB Nomor 3185/Kelurahan Bendungan Hilir, Gambar Situasi Nomor 2328/1996 tanggal
16-08-1996 seluas 827 M2 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB)
09.01.06.01.01925 dan SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan
Bangunan) dengan Nomor Objek Pajak (NOP) 31.73.010.002.004-0200.0 (Ex.SHM
1620/Kelurahan Bendungan Hilir), dengan Nilai Pasar sebesar Rp35.916.000.000,-,
sebagai pengganti 35.916 saham.

18
3. SHGB Nomor 3184/Kelurahan Bendungan Hilir, Gambar Situasi Nomor 2867/1996 tanggal
18-09-1996 seluas 867 M2 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB)
09.01.06.01.01918 dan SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan
Bangunan) dengan Nomor Objek Pajak (NOP) 31.73.010.002.*004-0199.0 (Ex.SHM
1613/Kelurahan Bendungan Hilir), dengan Nilai Pasar sebesar Rp37.674.000.000,- sebagai
pengganti 37.674 saham.
4. SHGB Nomor 3180/Kelurahan Bendungan Hilir, Gambar Situasi Nomor 2666/1996 tanggal
16-09-1996 seluas 862 M2 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB)
09.01.06.01.001950 dan SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan
Bangunan) dengan Nomor Objek Pajak (NOP) 31.73.010.002.004-0198.0 (Ex.SHM
1645/Kelurahan Bendungan Hilir), dangan nilai sebesar Rp37.488.000.000,- sebagai
pengganti 37.488 saham
5. SHGB Nomor 3182/Kelurahan Bendungan Hilir, Gambar Situasi Nomor 2747/1996 tanggal
06-09-1996 seluas 1.144 M2 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB)
09.01.06.01.01924 dan SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan
Bangunan) dengan Nomor Objek Pajak (NOP) 31.73.010.002.004-0197.0 (Ex.SHM
1619/Kelurahan Bendungan Hilir), dengan Nilai Pasar sebesar Rp49.801.000.000,-
sebagai pengganti 49.801 saham
6. SHGB Nomor 3181/Kelurahan Bendungan Hilir, Gambar Situasi Nomor 3006/1996 tanggal
01-10-1996 seluas 1.481 M2 dengan Nomor Identifikasi Bidang Tanah (NIB)
09.01.06.01.001938 dan SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak bumi dan
Bangurian) dengan Nomor Objek Pajak (NOP) 31.73.010.002.004-0196.0 (Ex.SHM
1633/Kelurahan Bendungan Hilir), dengan Nilai Pasar sebesar Rp64.206.000.000,- sebagai
pengganti 64.206 saham.

Jadi total Nilai Pasar sebesar Rp255.594.000.000,- berdasarkan Hasil Penilaian Kantor Jasa
Penilai Publik (KJPP) Toha-Okky-Heru dan Rekan dalam laporannya Nomor : 00021/2.0014-
00/PI/07/0080/1/III/2020 tanggai 17-03-2020.

Telah direalisasikan

4 Menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan yaitu Perubahan Pasal A ayat (2) dan ayat
(3) Anggaran Dasar Perseroan, sehingga ayat-ayat tersebut selanjutnya berbunyi :

Modal

Pasal 4

(2) Dari modal dasar tersebut teiah ditempatkan dan disetor penuh sebesar 68,86% (enam
puluh delapan koma delapan puluh enam persen) atau sejumlah 2.757.094 saham dengan
nilai nominal seluruhnya sebesar Rp2.757.094.000.000,- oleh Para Pemegang Saham yang
mengambil bagian saham dengan rincian serta nilai nominal saham yang disebutkan sebelum
19
akhir akta ini.

(3) 100% (seratus persen) dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan tersebut di
atas, atau seluruhnya sebesar Rp2.757.094.000.000,- disetor dengan rincian sebagai berikut:

a) Sebesar Rp1.001.000.000.000, 00 sebagaimana dimuat dalam akta Nomor 160, tanggal


22-03-2010 yang dibuat di hadapan Aulia Taufani, Sarjana Hukum, pengganti Sutjipto,
Sarjana Hukum, pada waktu itu Notaris di Jakarta, yang telah mendapat pengesahan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai surat Nomor : AHU-
15574.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 25-03-2010
b) Sebesar Rp500.500.000.000,00 sebagaimana dimuat dalam akta Nomor 53, tanggal 29-
09-2014 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, Sarjana Hukum, pada waktu itu Notaris dl
Jakarta, yang Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar telah diterima dan
dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai surat Nomor : AHU-06781.40.21.2014
tanggal 29-09-2014
c) Sebesar Rp1.000.000.000.000 disetor dengan uang tunai, sebagaimana dimuat dalam
akta Nomor 24, tanggal 23-01-2018 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, Sarjana
Hukum, pada waktu itu Notaris di Jakarta, yang Penerimaan Pemberitahuan Perubahan
Anggaran Dasar telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan
Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik% Indonesia sesuai surat
Nomor : AHU-AH.01.03-0031323 tanggal 23-01-2018
d) Sebesar Rp255.594.000.000,- disetor dengan pemasukan Barang Tidak Bergerak (Inbreng)

Telah direalisasikan

5 Dengan efektifnya pengambilan saham dalam simpanan tersebut, maka modal Perseroan
yang telah ditempatkan dan disetor penuh menjadi sejumlah 2.757.094 saham atau dengan
nilai nominal seluruhnya sebesar Rp2.757.094.000.000,- dengan Susunan Pemegang Saham
Perseroan menjadi sebagai berikut :

1. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., sejumlah 2.755.594 saham dengan nilai nominal
seluruhnya sebesar Rp2.755.594.000.000, dan
2. PT BNI Life Insurance sejumlah 1.500 saham atau dengan nilai nominal seluruhnya
sebesar Rp1.500.000.00

Telah direalisasikan

6 Memberikan kuasa dengan hak subtitusi kepada Direksi Perseroan untuk melakukan hal
sebagai berikut :

1. Pengurusan dan segala tindakan yang diperlukan dalam proses inbreng baik terhadap

20
benda tidak bergerak maupun benda bergerak yang menjadi objek pemasukan PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk., ke dalam Perseroan, dihadapan Notaris dan/atau
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
2. Menyatakan hasil Keputusan Pemegang Saham tersebut ke dalam Akta Notaris dan untuk
keperluan tersebut dikuasakan menqhadap dimana perlu, memberikan keterangan,
membuat minta dibuatkan dan menandatangani segala surat dan akta, umumnya serta
menjalankan segala tindakan yang perlu dan berguna, tanpa ada yang dikecualikan
sehubungan dengan Keputusan Pemegang Saham tersebut, agar menjadi effektif dan
memiiiki kekuatan hukum yang tetap.

Telah direalisasikan

7 Keputusan Pemegang Saham tersebut memiliki kekuatan yang sama seperti halnya keputusan
yang dibuat oleh Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan setelah ditandatangani
Keputusan Pemegang Saham tersebut oleh semua pemegang saham Perseroan.

Telah direalisasikan

RUPS Luar Biasa Kedua

Dilangsungkan pada hari Jumat tanggal 15 Mei 2020 pukul 13.09 WIB dihadapan Notaris Fathiah Helmi,
SH di Jakarta. Seluruh keputusan telah dituangkan dalam Akta No. 20 Tanggal 15 Mei 2020 dengan
rincian keputusan sebagai berikut:

Mata
Keputusan
Acara

1 Menyetujui perubahan Pasal 1 ayat (2) Anggaran Dasar Perseroan sesuai dengan Anggaran
Dasar BNI, sehingga

menjadl sebagai berikut:

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1

(2) Perseroan dapat membuka kantor cabang atau kantor perwakilan atau jenis kantor
lainnya di tempat lain, baik di dalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia.

Telah direalisasikan

21
2 Menyetujui penambahan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip syariah pada Pasal 3 ayat (3)
butir j Anggaran Dasar Perseroan, sehingga berbunyi sebagai berikut:

MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA

Pasal 3

(3) Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat 2 Perseroan
dapat pula J. Melakukan kegiatan usaha lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Telah direalisasikan

3 Menyetujui penambahan Modal Dasar Perseroan dari sebesar Rp4.004.000.000.000,00


menjadi Rp10.000.000.000.000,- , serta menyetujui pembagian saham Perseroan menjadi dua
seri saham yaitu Saham Seri A dan Saham Seri B, sehingga merubah bunyi Pasal 4 ayat (1),
ayat (2) dan ayat (3)

Telah direalisasikan

4 Menyetujui pengklasifikasian saham Perseroan menjadi dua seri saham yaitu Saham Seri A
dan Saham Seri B dengan kewenangan yang melekat pada Saham Seri A, sehingga mengubah
keseluruhan bunyi Pasal 5 ayat (1) sampai dengan ayat (8) Anggaran Dasar.

Telah direalisasikan

5 Menyetujui penyesuaian kalimat pada Pasal 6 ayat (1) Anggaran Dasar Perseroan sesuai
dengan Anggaran Dasar BNI, sehingga menjadi sebagai berikut:

SURAT SAHAM

Pasal 6

(1). Bukti pemilikan saham dapat berupa surat saham atau surat Kolektif Saham

Telah direalisasikan

6 Menyetujui penyesuaian dan penyelarasan kalimat pada Pasal 10 ayat (7) dan ayat (18)
Anggaran Dasar Perseroan sesuai dengan Anggaran Dasar BNI.

Telah direalisasikan

7 Menyetujui penyesuaian Pasal 11 ayat (2) butir a.3 dengan mengubah kata “pegawai" dengan
kata “pekerja” sesuai dengan Istilah pada Undang Undang Ketenagakerjaan, mengubah Pasal
11 ayat (2) butir b.2 mengenai jangka waktu penyampaian Rencana Kerja dan Anggaran

22
Tahunan (RKAT) Perseroan kepada Dewan Komisaris, perubahan ayat (7) butir b, serta
penambahan butir e, f, g, h dan i mengenai perbuatan Direksi yang wajib mendapatkan
persetujuan tertulis Dewan Komisaris, dan penambahan ayat (8) butir a, b, c pada Pasal 11
sesuai dengan Anggaran Dasar BNI

Telah direalisasikan

8 Menyetujui perubahan Pasal 12 ayat (3), ayat (5), dan menghapus ayat (16), serta mengubah
dan menyesuaikan urutan ayat pada ayat (18) pasal ini mengenai Rapat Direksi

Telah direalisasikan

9 Menyetujui perubahan Pasal 13 ayat (7) dan ayat (19) sesuai dengan Anggaran Dasar BNI
mengenai Dewan Komisaris.

Telah direalisasikan

10 Menyetujui penambahan butir pada Pasal 14 ayat (2) huruf a.13 dan huruf b.13,
menyesuaikan ayat (4), dan menambah ayat (5) mengenai Tugas, Wewenang dan Kewajiban
Dewan Komisaris dalam Anggaran Dasar.

Telah direalisasikan

11 Menyetujui penyesuaian Pasal 15 ayat (4), dan ayat (6), ayat (9) dan ayat (12), ayat (18)
mengenai Rapat Dewan Komisaris sesuai dengan Anggaran Dasar BNI.

Telah direalisasikan

12 Menyetujui perubahan Pasal 16 mengenai Dewan Pengawas Syariah sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

Telah direalisasikan

13 Menyetujui penyesuaian Pasal 17 ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) mengenai Rencana Kerja dan
Anggaran Tahunan (RKAT) dalam Anggaran Dasar Perseroan, sesuai dengan Anggaran Dasar
BNI.

Telah direalisasikan

14 Menyetujui penyesuaian Pasal 18 ayat (2) mengenai Tahun Buku dan Laporan Tahunan dalam
Anggaran Dasar Perseroan, sesuai dengan Anggaran Dasar BNI.

Telah direalisasikan

15 Menyetujui penyesuaian Pasal 22 ayat (1), ayat (2) dan ayat (5) mengenai Tempat,
23
Pemanggilan, Pimpinan dan Berita Acara RUPS dalam Anggaran Dasar Perseroan, sesuai
dengan Anggaran Dasar BNI.

Telah direalisasikan

16 Menyetujui penyesuaian Pasal 23 ayat (5) mengenai Kuorum, Hak Suara dan Keputusan RUPS
dalam Anggaran Dasar Perseroan, sesuai dengan Anggaran Dasar BNI.

Telah direalisasikan

17 Menyetujui penyesuaian pasal 24 ayat (1) mengenai penggunaan laba dalam Anggaran Dasar
Perseroan sesuai dengan Anggaran Dasar BNI

Telah direalisasikan

18 Menyetujui penyesuaian judul Pasal 27 dalam Anggaran Dasar Perseroan, sesuai dengan
Anggaran Dasar BNI.

Telah direalisasikan

19 Dengan disetujuinya pengklasifikasian saham Perseroan tersebut, maka Rapat sepakat


dengan ini menyatakan kembali susunan Pemegang Saham Perseroan yang mengambil bagian
saham dari modal yang ditempatkan oleh Pemegang Saham Perseroan, yaitu sejumlah
2.757.094 saham, sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar, dengan
susunan sebagai berikut:

Saham Seri A:

PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk, sebanyak 1 (satu) saham atau senilai
Rp1.000.000,- (satu juta Rupiah);

Saham Seri B:

PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk, sebanyak 2.755.593 (dua juta tujuh ratus lima
puluh lima ribu lima ratus sembilan puluh tiga) saham atau senilai Rp2.755.593.000.000,- (dua
triliun tujuh ratus lima puluh lima miliar lima ratus sembilan puluh tiga juta Rupiah)

PT BNI LIFE INSURANCE, sebanyak 1.500 (seribu lima ratus) saham atau senilai
Rp1.500.000.000,- (satu miliar lima ratus juta Rupiah),

Sehingga total seluruhnya berjumlah 2.757.094 (dua juta tujuh ratus lima puluh tujuh ribu
sembilan puluh empat) saham, atau sebesar Rp2.757.094.000.000,- (dua triliun tujuh ratus
lima puluh tujuh miliar sembilan puluh empat juta Rupiah).

24
Telah direalisasikan

RUPS Luar Biasa Ketiga

Dilangsungkan pada hari Senin tanggal 29 Juni 2020 pukul 09.00 WIB dihadapan Notaris Gamal Wahidin,
SH di Jakarta. Seluruh keputusan telah dituangkan dalam Akta No. 4 Tanggal 29 Juni 2020 dengan rincian
keputusan sebagai berikut:

Mata
Keputusan
Acara

1 Menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan (portepel) berupa Saham Seri B sebanyak
164.241 saham dengan nominal sebesar Rp1.000.000,- per saham dan menawarkannya
kepada Pemegang Saham Perseroan dalam rangka peningkatan modal ditempatkan dan
disetor Perseroan.

Telah direalisasikan

2 Menyetujui keputusan PT BNI Life Insurance untuk tidak mengambil bagian saham dalam
penawaran saham dalam simpanan (portepel).

Telah direalisasikan

3 Menyetujui keputusan PT BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk., untuk mengambil bagian
saham dalam penawaran saham dalam simpanan (portepel) dan juga mengambil bagian
saham PT BNI Life Insurance.

Telah direalisasikan

4 Menyetujui pengambilan seluruh saham yang dikeluarkan Perseroan tersebut oleh PT BANK
NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk., sebesar Rp164.241.000.000, atau sebesar 164.241 Saham
seri B, yang disetor dalam bentuk pemasukan barang tidak bergerak dan barang bergerak
(lnbreng), yaitu atas:

1. 21 (dua puluh satu) bidang Tanah dan/atau Bangunan yang berdiri di atasnya, dengan
total Nilai Pasar seluruhnya sebesar Rp153.637.000.000,- (seratus lima puluh tiga milyar
enam ratus tiga puluh tujuh juta Rupiah) berdasarkan Laporan Penilaian Terbatas Aset PT
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Toha-Ekky-
Heru & Rekan tanggal 18 Mei 2020, dengan bukti kepemilikan berupa 13 (tiga belas)
Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan 8 (delapan) Sertifikat Hak Milik (SHM) yang
seluruhnya atas nama BNI, sebagai berikut :

25
i. SHM No. 159/ Desa Perk. V Kamp. Baru, Gambar Tanah tanggal 03 September 1966,
seluas 7.662 M2 (tujuh ribu enam ratus ratus enam puluh dua meter persegi),
dengan SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan)
dengan Nomor Objek Pajak (NOP) : 11.71.080.001.004-0123.0, Desa Perkampungan
V Kampung Baru Banda Aceh, Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh (Jl. KH Ahmad
Dahlan No. 111, Banda Aceh), dengan Nilai Pasar sebesar Rp43.767.000.000 (empat
puluh tiga milyar tujuh ratus enam puluh tujuh juta Rupiah), sebagai pengganti
43.767 (empat puluh tiga ribu tujuh ratus enam puluh tujuh) Saham Seri B, yang
sampai dengan Keputusan ini ditandatangani oleh Para Pemegang Saham masih
dalam proses perubahan hak menjadi Hak Guna Bangunan (HGB);

ii. SHGB No. 00088/Desa Kota Bawah Timur, Gambar Situasi No. 38/GS/KA/1983
tanggal 03 November 1983, seluas 809 M2 (delapan ratus sembilan meter persegi),
dengan NIB 0102010700957 dan SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
Pajak Bumi dan Bangunan) dengan Nomor Objek Pajak (NOP) :11.72.020.006.001-
0016.0 (Ex.SHM No. 77/Desa Kota Bawah Timur), Desa Kota Bawah Timur, Kec. Suka
Karya, Kotamadya Daerah Tingkat II Sabang (Jl. Perdagangan No. 125, Kota Sabang,
Sabang), dengan Nilai Pasar sebesar Rp3.393.000.000,- (tiga milyar tiga ratus
sembilan puluh tiga juta Rupiah), sebagai pengganti 3.393 (tiga ribu tiga ratus
sembilan puluh tiga) Saham Seri B;

iii. SHGB No. 00040/Desa Kota Atas, seluas 1.539 M2 (seribu lima ratus tiga puluh
sembilan meter persegi), dengan NIB 0102010800966 dan SPPTPBB (Surat
Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan) dengan Nomor Objek
Pajak (NOP) :11.72.020.008.002-0075.0 (Ex. SHM No. 109/Desa Kota Atas), Desa
Kota Atas, Kec. Suka Karya, Kotamadya Daerah Tingkat II Sabang (Jl. Kelud Kec. Suka
Karya, Kota Atas, Sabang), dengan Nilai Pasar sebesar Rp1.028.000.000,- (satu milyar
dua puluh delapan juta Rupiah), sebagai pengganti 1.028 (seribu dua puluh delapan)
Saham Seri B;

iv. SHGB No. 00039/Desa Kota Atas, seluas 1.095 M2 (seribu sembilan puluh lima meter
persegi), dengan NIB 0102010800990 dan SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Pajak
Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan) dengan Nomor Objek Pajak
(NOP) :11.72.020.008.002-0073.0 (Ex.SHM No. 110/Desa Kota Atas), Desa Kota Atas,
Kec. Suka Karya, Kotamadya Daerah Tingkat II Sabang(Jl. Kelud Kec. Suka Karya, Kota
Atas, Sabang), dengan Nilai Pasar sebesar Rp812.000.000,- (delapan ratus dua belas
juta Rupiah), sebagai pengganti 812 (delapan ratus dua belas) Saham Seri B;

v. SHM No. 15/Desa Perk. V Kamp. Baru, Surat Ukur No. 75/1940 tanggal 29 Agustus
1940, seluas 1.249 M2 (seribu dua ratus empat puluh sembilan meter persegi),
dengan SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan)

26
dengan Nomor Objek Pajak (NOP) :11.71.020.011.010-0025.0, Desa Perkampungan V
Kampung Baru Banda Aceh, Kec. Barat Kota Banda Aceh, Banda Aceh (Jl. Tgk. Abd.
Ujung Rimba 10, Banda Aceh), dengan Nilai Pasar sebesar Rp6.431.000.000,- (enam
milyar empat ratus tiga puluh satu juta Rupiah), sebagai pengganti 6.431 (enam ribu
empat ratus tiga puluh satu) Saham Seri B, yang sampai dengan Keputusan ini
ditandatangani oleh Para Pemegang Saham masih dalam proses perubahan hak
menjadi Hak Guna Bangunan (HGB);

vi. SHM No. 809/Kel. Drien Rampak, Surat Ukur No. 047/Drien Rampak/2005 tanggal 27
Desember 2005, seluas 2.432 M2 (dua ribu empat ratus tiga puluh dua meter
persegi), dengan SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan
Bangunan) dengan Nomor Objek Pajak (NOP): 11.05.110.010.007-0156.0, Kel. Drien
Rampak, Kec. Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat (Jl. Imam Bonjol No. 28,
Meulaboh), dengan Nilai Pasar sebesar Rp6.391.000.000,- (enam milyar tiga ratus
sembilan puluh satu juta Rupiah), sebagai pengganti 6.391 (enam ribu tiga ratus
sembilan puluh satu) Saham Seri B, yang sampai dengan Keputusan ini
ditandatangani oleh Para Pemegang Saham masih dalam proses perubahan hak
menjadi Hak Guna Bangunan (HGB)B;

vii. SHM No. 9/Desa Kampung Suaq Indrapuri, Meulaboh, Gambar Tanah No. 3/1972
tanggal 05 Juli 1972, seluas 1.343 M2 (seribu tiga ratus empat puluh tiga meter
persegi), dengan SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan
Bangunan) dengan Nomor Objek Pajak (NOP): 11.05.110.001.001-0046.0, Desa
Kampung Suaq Indrapuri, Meulaboh, Kec. Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat (Jl.
Pocut Baren SK/III No. 40, Meulaboh), dengan Nilai Pasar sebesar Rp657.000.000,-
(enam ratus lima puluh tujuh juta Rupiah), sebagai pengganti 657 (enam ratus lima
puluh tujuh) Saham Seri B, yang sampai dengan Keputusan ini ditandatangani oleh
Para Pemegang Saham masih dalam proses perubahan hak menjadi Hak Guna
Bangunan (HGB);

viii. SHM No. 10/Desa Kampung Suaq Indrapuri, Meulaboh, Gambar Tanah No. 2/1972
tanggal 05 Juli 1972, seluas 600 M2 (enam ratus meter persegi), dengan SPPTPBB
(Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan) dengan Nomor
Objek Pajak (NOP): 11.05.110.001.001-0046.0, Desa Kampung Suaq Indrapuri,
Meulaboh, Kec. Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat (Jl. Pocut Baren SK/III No. 40,
Meulaboh), dengan Nilai Pasar sebesar Rp293.000.000,- (dua ratus sembilan puluh
tiga juta Rupiah), sebagai pengganti 293 (dua ratus sembilan puluh tiga) Saham Seri
B, yang sampai dengan Keputusan ini ditandatangani oleh Para Pemegang Saham
masih dalam proses perubahan hak menjadi Hak Guna Bangunan (HGB);

ix. SHGB No. 16/Desa Lancang Garam, Surat Ukur No. 59/Lancang Garam/2020 tanggal

27
09 Juni 2020, seluas 792 M2 (tujuh ratus sembilan puluh dua meter persegi), dengan
NIB 01.16.02.16.00272 dan SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak
Bumi dan Bangunan) dengan Nomor Objek Pajak (NOP) :11.74.740.007.004-0043.0
(Ex.SHM No. 206/Desa Lancang Garam), Desa Lancang Garam, Kec. Banda Sakti,
Kota Lhokseumawe (Jl. Baiturrahman No. 3, Lhokseumawe), dengan Nilai Pasar
sebesar Rp1.847.000.000,- (satu milyar delapan ratus empat puluh tujuh juta
Rupiah), sebagai pengganti 1.847 (seribu delapan ratus empat puluh tujuh) Saham
Seri B;

x. SHGB No. 9/Desa Kuta Blang, Surat Ukur No. 322/Kuta Blang/2020 tanggal 11 Juni
2020, seluas 4.711 M2 (empat ribu tujuh ratus sebelas meter persegi), dengan NIB
01.16.02.01.00779 dan SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi
dan Bangunan) dengan Nomor Objek Pajak (NOP) :11.74.740.008.003-0022.0
(Ex.SHM No. 127/Desa Kuta Blang), Desa Kuta Blang, Kec. Banda Sakti, Kota
Lhokseumawe (Jl. Merdeka No. 72 D, Lhokseumawe), dengan Nilai Pasar sebesar
Rp29.043.000.000,- (dua puluh sembilan milyar empat puluh tiga juta Rupiah),
sebagai pengganti 29.043 (dua puluh sembilan ribu empat puluh tiga) Saham Seri B;

xi. SHGB No. 10/Desa Kuta Blang, Surat Ukur No. 323/Kuta Blang/2020 tanggal 11 Juni
2020, seluas 5.539 M2 (lima ribu lima ratus tiga puluh sembilan meter
persegi),dengan NIB 01.16.02.01.00780 dan SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Pajak
Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan) dengan Nomor Objek Pajak
(NOP) :11.74.740.008.003-0018.0 (Ex.SHM No. 128/Desa Kuta Blang), Desa Kuta
Blang, Kec. Banda Sakti, Kota Lhokseumawe (Jl. Merdeka No. 70 D, Lhokseumawe),
dengan Nilai Pasar sebesar Rp23.784.000.000,- (dua puluh tiga milyar tujuh ratus
delapan puluh empat juta Rupiah), sebagai pengganti 23.784 (dua puluh tiga ribu
tujuh ratus delapan puluh empat) Saham Seri B;

xii. SHGB No. 35/Desa Kampung Jawa Lama, Surat Ukur No. 97/Kampung Jawa
Lama/2020 tanggal 09 Juni 2020, seluas 646 M2 (enam ratus empat puluh enam
meter persegi), dengan NIB 01.16.02.04.00811 dan SPPTPBB (Surat Pemberitahuan
Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan) dengan Nomor Objek Pajak
(NOP) :11.74.740.010.007-0005.0 (Ex.SHM No. 22 dahulu SHM No. 284/Desa
Kampung Jawa Lama), Desa Kampung Jawa Lama, Kec. Banda Sakti, Kota
Lhokseumawe (Jl. Iskandar Muda No. 1, Lhokseumawe), dengan Nilai Pasar sebesar
Rp5.292.000.000,- (lima milyar dua ratus sembilan puluh dua juta Rupiah), sebagai
pengganti 5.292 (lima ribu dua ratus sembilan puluh dua) Saham Seri B;

xiii. SHGB No. 9/Kel. Gampong Teungoh, Surat Ukur No. 13/12004 tanggal 30 Oktober
2004, seluas 1.590 M2 (seribu lima ratus sembilan puluh meter persegi), dengan
SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan) dengan

28
Nomor Objek Pajak (NOP): 11.73.083.001.001-0140.0, Kel. Gampong Teungoh, Kec.
Langsa Kota, Kota Langsa (Jl. A. Yani No. 50, Kota Langsa), dengan Nilai Pasar sebesar
Rp7.915.000.000,- (tujuh milyar sembilan ratus lima belas juta Rupiah), sebagai
pengganti 7.915 (tujuh ribu sembilan ratus lima belas) Saham Seri B;

xiv. SHM No. 14/Desa Teungoh, Surat Ukur Sementara No. 335/1985 tanggal 12 Januari
1985, seluas 1.061 M2 (seribu enam puluh satu meter persegi), dengan SPPTPBB
(Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan) dengan Nomor
Objek Pajak (NOP) :11.73.083.001.001-0140.0, Desa Teungoh, Kec. Langsa, Kota
Langsa (dahulu Kab. Aceh Timur) (Jl. A. Yani No. 50, Kota Langsa), dengan Nilai Pasar
sebesar Rp4.125.000.000,- (empat milyar seratusdua puluh lima juta Rupiah),
sebagai pengganti 4.125 (empat ribu seratus dua puluh lima) Saham Seri B, yang
sampai dengan Keputusan ini ditandatangani oleh Para Pemegang Saham masih
dalam proses perubahan hak menjadi HGB;

xv. SHM No. 158/Kampung Puya Bujuk Langsa, seluas 1.085 M2 (seribu delapan puluh
lima meter persegi), dengan SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak
Bumi dan Bangunan) dengan Nomor Objek Pajak (NOP): 11.73.083.005.003-0152.0,
Desa Kampung Puya Bujuk Langsa, Kec. Langsa, Kota Langsa (dahulu Kab. Aceh
Timur) (Jl. Aceh Kongsi No. 06, Langsa), dengan Nilai Pasar sebesar Rp1.339.000.000,-
(satu milyar tiga ratus tiga puluh sembilan juta Rupiah), sebagai pengganti 1.339
(seribu tiga ratus tiga puluh sembilan) Saham Seri B, yang sampai dengan Keputusan
ini ditandatangani oleh Para Pemegang Saham masih dalam proses perubahan hak
menjadi HGB;

xvi. SHGB No. 00607/Desa Bandar Bireuen, Gambar Kasar tanggal 28 Juli 1970, seluas
1.457 M2 (seribu empat ratus lima puluh tujuh meter persegi), dengan SPPTPBB
(Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan) dengan Nomor
Objek Pajak (NOP) :11.13.042.001.003-0061.0(Ex.SHM No. 22 dahulu SHM No.
25/Desa Bandar Bireuen),Desa Bandar Bireuen, Kec. Kota Juang, Kab. Bireuen (Jl.
Langgar/T. Chik Johan Alamsyah No. 1, dengan Nilai Pasar sebesar Rp7.159.000.000,-
(tujuh milyar seratus lima puluh sembilan juta Rupiah), sebagai pengganti 7.159
(tujuh ribu seratus lima puluh sembilan) Saham Seri B;

xvii. SHGB No. 00036/Desa Meunasah Capa, Gambar Tanah No. 89/1979 tanggal 19
Februari 1979, seluas 1.190 M2 (seribu seratus sembilan puluh meter persegi),
dengan SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan)
dengan Nomor Objek Pajak (NOP) :11.13.042.004.003-0168.0 (Ex.SHM No. 9/Desa
Meunasah Capa), Desa Meunasah Capa, Kec. Kota Juang, Kab. Bireuen (Jl. Gayo KM1
No. 55, Bireuen), dengan Nilai Pasar sebesar Rp2.693.000.000,- (dua milyar enam
ratus sembilan puluh tiga juta Rupiah), sebagai pengganti 2.693 (dua ribu enam ratus

29
sembilan puluh tiga) Saham Seri B;

xviii. SHGB No. 00002/Kel. Blang Asan, Surat Ukur Sementara No. 81/1984 tanggal 21 Juli
1984, seluas 2.000 M2 (dua ribu meter persegi), dengan SPPTPBB (Surat
Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan) dengan Nomor Objek
Pajak (NOP) :11.07.200.004.003-0124.0 (Ex.SHM No. 22/Kel. Blang Asan), Kel. Blang
Asan, Kec. Kota Sigli, Kab. Daerah Tingkat II Pidie (Jl. Prof. A. Masjid Ibrahim No. 6,
Sigli), dengan Nilai Pasar sebesar Rp4.063.000.000,- (empat milyar enam puluh tiga
juta Rupiah), sebagai pengganti 4.063 (empat ribu enam puluh tiga) Saham Seri B;

xix. SHGB No. 00001/Kel. Blang Asan, Surat Ukur No. 11/2006 tanggal 26 Juni 2006,
seluas 1.082 M2 (seribu delapan puluh dua meter persegi), dengan SPPTPBB (Surat
Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan) dengan Nomor Objek
Pajak (NOP) :11.07.200.004.003-0199.0 (Ex.SHM No. 400/Kel. Blang Asan), Kel. Blang
Asan, Kec. Kota Sigli, Kab. Pidie (Jl. Prof. A. Masjid Ibrahim No. 6, Sigli), dengan Nilai
Pasar sebesar Rp1.711.000.000,- (satu milyar tujuh ratus sebelas juta Rupiah),
sebagai pengganti 1.711 (seribu tujuh ratus sebelas) Saham Seri B;

xx. SHGB No. 00001/Desa/Kampung Kramat Dalam Sigli, Gambar Tanah No. 207/1980
tanggal 02 Desember 1980, seluas 147 M2 (seratus empat puluh tujuh meter
persegi), dengan SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan
Bangunan) dengan Nomor Objek Pajak (NOP) :11.07.200.007.001-0005.0 (Ex.SHM
No. 164/ Desa/Kampung Kramat Dalam Sigli), Desa/Kampung Kramat Dalam Sigli,
Kec. Kota Sigli, Kab. Daerah Tingkat II Aceh Pidie (Jl. Iskandar Muda No. 65-67, Sigli),
dengan Nilai Pasar sebesar Rp432.000.000,- (empat ratus tiga puluh dua juta
Rupiah), sebagai pengganti 432 (empat ratus tiga puluh dua) Saham Seri B;

xxi. SHM No. 22/Desa Peukan Langsa, Surat Ukur Sementara No. 189/1984 tanggal 05
September 1985, seluas 245 M2 (dua ratus empat puluh lima meter persegi), dengan
SPPTPBB (Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan) dengan
Nomor Objek Pajak (NOP) : 11.73.083.002.001-0078.0,Desa Peukan Langsa, Kec.
Langsa, Kota Langsa (dahulu Kab. Aceh Timur) (Jl. Iskandar Muda No. 58-60), dengan
Nilai Pasar sebesar Rp1.462.000.000,- (satu milyar empat ratus enam puluh dua juta
Rupiah), sebagai pengganti 1.462 (seribu empat ratus enam puluh dua) Saham Seri B,
yang sampai dengan Keputusan ini ditandatangani oleh Para Pemegang Saham masih
dalam proses perubahan hak menjadi HGB;

2. Inventaris berupa perlengkapan kantor dan kendaraan (rincian terlampir), dengan Total
Nilai Pasar sebesar Rp.10.604.000.000,- (sepuluh milyar enam ratus empat juta Rupiah),
berdasarkan Laporan Penilaian Terbatas Aset PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Toha-Ekky-Heru & Rekan, dengan nomor laporan:

30
00065/2.0014-00/PP/07/0080/1/VI/2020 pada tanggal 16 Juni 2020, sebagai pengganti
10.604 (sepuluh ribu enam ratus empat) Saham Seri B.
3. Seluruh bidang Tanah dan/atau Bangunan di atasnya dengan bukti kepemilikan berupa
sertifikat Hak Milik (SHM) atas nama PT BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk., yang
sedang dalam proses perubahan hak menjadi Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB)
tersebut pada huruf A di atas, akan diatur pada Perjanjian Pemasukan Dalam Perseroan
(Inbreng) dimana penyetoran dalam bentuk pemasukan barang tidak bergerak dan
barang bergerak (inbreng) dilaksanakan dihadapan Pejabat Pemtuat Akta Tanah (PPAT)
yang berwenang apabila proses perubahan haknya telah selesai serta Pajak Penghasilan
(PPh) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) telah dibayar lunas
seluruhnya.

Telah direalisasikan

5 Menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan yaitu Perubahan Pasal 4 ayat (2) dan ayat
(3) Anggaran Dasar Perseroan, sehingga ayat-ayat tersebut selanjutnya berbunyi :
Modal
Pasal 4
4. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar 29,21%
(dua puluh sembilan koma dua puluh satupersen) atau sejumlah 2.921.335 (dua
juta sembilan ratus dua puluh satu ribu tiga ratus tiga puluh lima) saham dengan
nilai nominal seluruhnya sebesar Rp2.921.335.000.000,- (dua triliun sembilan ratus
dua puluh satu milyar tiga ratus tiga puluh lima juta Rupiah) oleh Para Pemegang
Saham yang mengambil bagian saham dengan rincian serta nilai nominal saham
yang terdiri dari :
a. 1 (satu) saham Seri A dengan nilai nominal Rp1.000.000,- (satu juta Rupiah).

b. 2.921.334 (dua juta sembilan ratus dua puluh satu ribu tiga ratus tiga puluh
empat) saham Seri B dengan nilai nominal seluruhnya sebesar
Rp2.921.334.000.000,- (dua triliun sembilan ratus dua puluh satu milyar tiga
ratus tiga puluh empat juta Rupiah).

5. 100% (seratus persen) dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan dan
disetor tersebut di atas, atau seluruhnya sebesar Rp2.921.335.000.000,- (dua triliun
sembilan ratus dua puluh satu milyar tiga ratus tiga puluh lima juta Rupiah), telah
diambil bagian dan disetor penuh oleh masing-masing pemegang saham Perseroan
dengan rincian sebagai berikut :

31
c. Sebesar Rp1.001.000.000.000,- (satu triliun satu milyar Rupiah), sebagaimana
dimuat dalam Akta Nomor 160, tanggal 22-03-2010 (dua puluh dua Maret
dua ribu sepuluh) yang dibuat di hadapan Aulia Taufani, Sarjana Hukum,
pengganti Sutjipto, Sarjana Hukum, pada waktu itu Notaris di Jakarta, yang
telah mendapat pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia sesuai surat nomor:AHU-15574.AH.01.01.Tahun 2010 tanggal 25-
03-2010 (dua puluh lima Maret dua ribu sepuluh);
d. Sebesar Rp500.500.000.000,- (lima ratus milyar lima ratus juta Rupiah),
sebagaimana dimuat dalam Akta Nomor 53, tanggal 29-09-2014 (dua puluh
sembilan September dua ribu empat belas) yang dibuat di hadapan Fathiah
Helmi, Sarjana Hukum, pada waktu itu Notaris di Jakarta, yang Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar telah diterima dan dicatat di
dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai surat Nomor: AHU-
06781.40.21.2014 tanggal 29-09-2014 (dua puluh sembilan September dua
ribu empat belas);
e. Sebesar Rp1.000.000.000.000,- (satu triliun Rupiah) disetor dengan uang
tunai, sebagaimana dimuat dalam Akta Nomor 24, tanggal 23-01-2018 (dua
puluh tigaJanuari dua ribu delapan belas) yang dibuat di hadapan Fathiah
Helmi, Sarjana Hukum, pada waktu itu Notaris di Jakarta, yang Penerimaan
Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar telah diterima dan dicatat di
dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai surat Nomor: AHU-AH.01.03-
0031323 tanggal 23-01-2018 (dua puluh tiga Januari dua ribu delapan belas);
f. Sebesar Rp255.594.000.000,- (dua ratus lima puluh lima milyar lima ratus
sembilan puluh empat juta Rupiah) disetor dengan pemasukan Barang Tidak
Bergerak (inbreng), sebagaimana dimuat dalam AktaNomor 4, tanggal 26-03-
2020 (dua puluh enam Maret duaribu dua puluh) yang dibuat di hadapan
Gamal Wahidin, Sarjana Hukum, pada waktu itu Notaris di Jakarta, yang
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar telah diterima dan
dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai surat Nomor: AHU-
AH.01.03-0163415 tanggal 26-03-2020 (dua puluh enam Maret dua ribu dua
puluh).
g. Sebesar Rp164.241.000.000,- (seratus enam puluh empat milyar dua ratus
empat puluh satu juta Rupiah) disetor dengan pemasukan Barang Tidak
Bergerak dan Barang Bergerak (inbreng).

32
Telah direalisasikan

6 Dengan efektifnya pengambilan saham dalam simpanan tersebut, maka modal Perseroan
yang telah ditempatkan dan disetor penuh menjadi sejumlah 2.921.335 (dua juta sembilan
ratus dua puluh satu ribu tiga ratus tiga puluh lima) Saham atau dengan nilai nominal
seluruhnya sebesar Rp2.921.335.000.000,- (dua triliun sembilan ratus dua puluh satu milyar
tiga ratus tiga puluh lima juta Rupiah), dengan Susunan Pemegang Saham Perseroan menjadi
sebagai berikut:
1. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., sejumlah 2.919.835 (dua juta sembilan ratus
sembilan belas ribu delapan ratustiga puluh lima) saham dengan nilai nominal seluruhnya
sebesar Rp2.919.835.000.000,- (dua triliun sembilan ratus sembilan belas milyar delapan
ratus tiga puluh lima juta Rupiah); dan
PT BNI Life Insurance sejumlah 1.500 (seribu lima ratus) saham atau dengan nilai nominal
seluruhnya sebesar Rp1.500.000.000,- (satu miliar lima ratus juta Rupiah).

Telah direalisasikan

7 Memberikan kuasa dengan hak subtitusi kepada Direksi Perseroan untuk melakukan hal
sebagai berikut :

8. Pengurusan dan segala tindakan yang diperlukan dalam proses inbreng balk terhadap
benda tidak bergerak maupUn benda bergerak yang menjadi objek pemasukan PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk., ke dalam Perseroan, dihadapan Notaris dan/atau
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
9. Menyatakan hasil Keputusan Pemegang Saham tersebut ke dalam Akta Notaris dan untuk
keperluan tersebut dikuasakan menghadap dimana perlu, memberikan keterangan,
membuat minta dibuatkan dan menandatangani segala surat dan akta, umumnya
serta menjalankan segala tindakan yang perlu dan berguna, tanpa ada yang dikecualikan
sehubungan dengan Keputusan Pemegang Saham tersebut, agar menjadi effektif dan
memiliki kekuatan -hukum yang tetap.

Telah direalisasikan

8 Keputusan Pemegang Saham tersebut memiliki kekuatan yang sama seperti halnya
keputusan yang dibuat oleh Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan setelah
ditandatangani Keputusan Pemegang Saham tersebut oleh semua pemegang saham
Perseroan

33
RUPS Luar Biasa Keempat

Dilangsungkan pada hari Selasa tanggal 30 Juni 2020 diselenggarakan RUPS LB Perubahan Tugas
Manajemen dengan rincian keputusan sebagai berikut:

KEPUTUSAN PARA PEMEGANG SAHAM SEBAGAI PENGGANTI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
LUAR BIASA

PT BANK BNI SYARIAH

("Keputusan Pemegang Saham")

PT Bank BNI Syariah, suatu Perseroan Terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan hukum
negara Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan dan beralamat di Gedung Tempo Pavilion
1, Jalan HR Rasuna Said Kavling 10 (“Perseroan”), yang seluruh pemegang sahamnya terdiri dari:

1. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (untuk selanjutnya disebut “BNI”) sebagai pemegang
2.919.835 (dua juta sembilan ratus sembilan belas ribu delapan ratus tiga puluh lima) saham;

2. PT BNI Life Insurance (untuk selanjutnya disebut “BNI Life”) sebagai pemegang 1.500 (seribu
lima ratus) saham.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :

Pertama : Menyetujui pembatalan Keputusan Para Pemegang Saham terkait target bisnis
Perseroan TahunBuku 2020 yang merupakan bagian dalam Keputusan Keempat
mengenai Penetapan Tugas Manajemen untuk Tahun Buku 2020, sebagaimana
tersebut dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Di Luar
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2019 Perseroan Terbatas
PT Bank BNI Syariah Nomor 14 tanggal 9 April 2020 yang dibuatoleh Notaris
Fathiah Helmi, SH dan menyetujui usulan perubahan target laba bersih setelah
pajak sebesar Rp456,6 Miliar (empat ratus lima puluh enam koma enam miliar
Rupiah), dan NPF sebesar 3,74% (tiga koma tujuh puluh empat persen) untuk
Tahun Buku 2020, sehingga penetapan Tugas Manajemen untuk Tahun Buku
2020 seluruhnya menjadi sebagai berikut:

1. Menjaga dan meningkatkan kepatuhan termasuk nilai-nilai syariah;


2. Mencapai target-target bisnis Perseroan yaitu laba bersih setelah pajak
Rp456,6 Miliar (empat ratus lima puluh enam koma enam miliar Rupiah),
dan NPF 3,74% (tiga koma tujuh puluh empat persen).
3. Memperkuat permodalan BNI Syariah sehingga masuk dalam kategori

34
Bank BUKU 3.
4. Mencapai target kontribusi sinergi dengan PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk dengan volume Rp78,2 Triliun (tujuh puluh delapan koma
dua triliun Rupiah), dan fee based income Rp125 Miliar (seratus dua puluh
lima miliar Rupiah), serta meningkatkan sinergi dengan grup usaha PT
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
5. Menerapkan Prinsip Kehati-hatian, Manajemen Risiko, dan asas
perbankan yang sehat sesuai tata kelola perusahaan yang baik (Good
Corporate Governance).
Kedua : Menyetujui dan menetapkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT)
Perseroan untuk Tahun Buku 2020 beserta perubahannya sebagaimana
terlampir dalam Keputusan Pemegang Saham ini.

Ketiga : Memberikan kuasa dengan hak subtitusi kepada Direksi Perseroan untuk
menyatakan hasil Keputusan Pemegang Saham ini ke dalam Akta Notaris dan
untuk keperluan tersebut dikuasakan menghadap dimana perlu, memberikan
keterangan, membuat minta dibuatkan dan menandatangani segala surat dan
akta, umumnya serta menjalankan segala tindakan yang perlu dan berguna,
tanpa ada yang dikecualikan sehubungan dengan Keputusan Pemegang Saham
ini, agar menjadi efektif dan memiliki kekuatan hukum yang tetap.

Keempat : Keputusan Pemegang Saham ini memiliki kekuatan yang sama seperti halnya
keputusan yang dibuat oleh Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan setelah
ditandatangani Keputusan Pemegang Saham ini oleh semua pemegang saham
Perseroan.

RUPS Luar Biasa Kelima

Dilangsungkan pada hari Selasa tanggal 28 Juli 2020 pukul 09.00 WIB di Jakarta diselenggarakan RUPS LB
Persetujuan Remunerasi DPS dengan rincian keputusan sebagai berikut :

KEPUTUSAN PARA PEMEGANG SAHAM SEBAGAI PENGGANTI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
LUAR BIASA

PT BANK BNI SYARIAH

("Keputusan Pemegang Saham")

PT Bank BNI Syariah, suatu Perseroan Terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan hukum
negara Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan dan beralamat di Gedung Tempo

35
Pavilion 1, Jalan HR Rasuna Said Kavling 10 (“Perseroan”), yang seluruh pemegang sahamnya terdiri
dari:
3. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (untuk selanjutnya disebut “BNI”) sebagai pemegang
2.919.835 (dua juta sembilan ratus sembilan belas ribu delapan ratus tiga puluh lima) saham;
4. PT BNI Life Insurance (untuk selanjutnya disebut “BNI Life”) sebagai pemegang 1.500 (seribu
lima ratus) saham.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :

Pertama :
Menyetujui penetapan remunerasi Ketua dan Anggota Dewan Pengawas Syariah
untuk tahun buku 2020, dilimpahkan kepada Dewan Komisaris Perseroan

Kedua : Memberikan kuasa dengan hak subtitusi kepada Direksi Perseroan untuk
menyatakan hasil Keputusan Pemegang Saham ini ke dalam Akta Notaris dan
untuk keperluan tersebut dikuasakan menghadap dimana perlu, memberikan
keterangan, membuat minta dibuatkan dan menandatangani segala surat dan
akta, umumnya serta menjalankan segala tindakan yang perlu dan berguna,
tanpa ada yang dikecualikan sehubungan dengan Keputusan Pemegang Saham
ini, agar menjadi efektif dan memiliki kekuatan hukum yang tetap.

Ketiga : Keputusan Pemegang Saham ini memiliki kekuatan yang sama seperti halnya
keputusan yang dibuat oleh Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan setelah
ditandatangani Keputusan Pemegang Saham ini oleh semua pemegang saham
Perseroan.

RUPS LUAR BIASA KEENAM

Dilangsungkan pada hari Senin tanggal 30 November 2020 diselenggarakan RUPS LB Persetujuan Renana
Kerja Anggaran Tahunan (RKAT) sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) dengan
rincian keputusan sebagai berikut:

36
KEPUTUSAN PARA PEMEGANG SAHAM SEBAGAI PENGGANTI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
LUAR BIASA

PT BANK BNI SYARIAH

("Keputusan Pemegang Saham")

PT Bank BNI Syariah, suatu Perseroan Terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan hukum
negara Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan dan beralamat di Gedung Tempo
Pavilion 1, Jalan HR Rasuna Said Kavling 10 (“Perseroan”), yang seluruh pemegang sahamnya terdiri
dari:

1. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (untuk selanjutnya disebut “BNI”) sebagai pemegang
2.919.835 (dua juta sembilan ratus sembilan belas ribu delapan ratus tiga puluh lima) saham;

2. PT BNI Life Insurance (untuk selanjutnya disebut “BNI Life”) sebagai pemegang 1.500 (seribu
lima ratus) saham.

Yang secara bersama-sama adalah pemilik dan pemegang dari 2.921.335 (dua juta sembilan ratus dua puluh satu
ribu tiga ratus tiga puluh lima) saham yang sudah ditempatkan dan disetor dalam Perseroan, para pemegang
saham tersebut di atas selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai ”Para Pemegang Saham”

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :

Pertama :
Menyetujui dan menetapkan Rencana Kerja yang memuat juga anggaran
tahunan (RKAT) Perseroan untuk Tahun Buku 2021, sebagaimana tertuang
dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) Perseroan Tahun 2021-2023 sebagaimana
terlampir dalam Keputusan Pemegang Saham ini.
Kedua : Memberikan kuasa dengan hak subtitusi kepada Direksi Perseroan untuk
menyatakan hasil Keputusan Pemegang Saham ini ke dalam Akta Notaris dan
untuk keperluan tersebut dikuasakan menghadap dimana perlu, memberikan
keterangan, membuat minta dibuatkan dan menandatangani segala surat dan
akta, umumnya serta menjalankan segala tindakan yang perlu dan berguna,
tanpa ada yang dikecualikan sehubungan dengan Keputusan Pemegang Saham
ini, agar menjadi efektif dan memiliki kekuatan hukum yang tetap.

Ketiga : Keputusan Pemegang Saham ini memiliki kekuatan yang sama seperti halnya
keputusan yang dibuat di dalam Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan
setelah Keputusan Pemegang Saham ini ditandatangani oleh Para Pemegang
Saham Perseroan.

37
RUPS LUAR BIASA KETUJUH

Dilangsungkan pada hari Selasa tanggal 15 Desember 2020 diselenggarakan RUPS LB dengan rincian
keputusan sebagai berikut:

KEPUTUSAN PARA PEMEGANG SAHAM


DI LUAR RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA
PT. BANK BNI SYARIAH
("Keputusan Pemegang Saham”)

PT Bank BNI Syariah, suatu Perseroan Terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan hukum
negara Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan dan beralamat di Gedung Tempo
Pavilion 1, Jalan HR Rasuna Said Kavling 10 (“Perseroan” dan/ atau “BNIS”), yang seluruh pemegang
sahamnya terdiri dari :
1. PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk, sebuah perseroan terbatas terbuka yang didirikan
berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia dan berdomisili di Jakarta Pusat, Indonesia
(untuk selanjutnya disebut “BNI”), sebagai pemegang 2.919.835 (dua juta sembilan ratus
sembilan belas ribu delapan ratus tiga puluh lima) saham;
2. PT BNI Life Insurance, perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Negara
Republik Indonesia dan berdomisili di Jakarta Selatan, Indonesia (untuk selanjutnya disebut
“BNI Life”) sebagai pemegang 1.500 (seribu lima ratus) saham.

Yang secara bersama-sama adalah pemilik dan pemegang dari 2.921.335 (dua juta sembilan ratus
dua puluh satu ribu tiga ratus tiga puluh lima) saham yang sudah ditempatkan dan disetor dalam
Perseroan, para pemegang saham tersebut di atas selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai
“Para Pemegang Saham”.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :

Pertama:
Menyetujui Penggabungan Perseroan bersama BSM ke dalam BRIS.

Kedua:
Menyetujui Rancangan Penggabungan sebagaimana terlampir.

Ketiga:
Menyetujui konsep Akta Penggabungan sebagaimana terlampir.

Keempat:
Menerima Pernyataan Direksi Perseroan yang menyatakan bahwa Penggabungan dilakukan dengan
memperhatikan kepentingan Bank, masyarakat, persaingan sehat dalam melakukan usaha, dan
jaminan tetap terpenuhinya hak pemegang saham dan karyawan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, berdasarkan Pasal 6 ayat (1) dan (2) POJK No.41/2019, yang
tertuang dalam Surat Pernyataan Direksi Perseroan tertanggal 19 Oktober 2020 sebagaimana
terlampir.
38
Kelima:
Memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada Direksi Perseroan untuk menyatakan hasil
Keputusan Pemegang Saham ini ke dalam Akta Notaris dan untuk keperluan tersebut dikuasakan
menghadap dimana perlu, memberikan keterangan, membuat minta dibuatkan dan
menandatangani segala surat dan akta, umumnya serta menjalankan segala tindakan yang perlu dan
berguna, tanpa ada yang dikecualikan sehubungan dengan Keputusan Pemegang Saham ini, agar
menjadi efektif dan memiliki kekuatan hukum yang tetap.

Keenam:
Keputusan Pemegang Saham ini memiliki kekuatan yang sama seperti halnya keputusan yang dibuat
oleh Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan setelah Keputusan Pemegang Saham ini
ditandatangani oleh Para Pemegang Saham Perseroan.

DEWAN PENGAWAS SYARIAH

Dewan Pengawas Syariah (DPS) melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan prinsip-prinsip
Good Corporate Governance (GCG) serta memberikan nasihat dan saran kepada Direksi terkait dengan
pelaksanaan kegiatan Bank agar sesuai dengan prinsip syariah. Dewan Pengawas Syariah diangkat dan
disahkan melalui RUPS sesuai dengan rekomendasi dari DSN-MUI.

Komitmen DPS dalam melakukan fungsi pengawasan terhadap operasional BNI Syariah adalah
melakukan review terhadap produk dan aktivitas BNI Syariah selama tahun 2019 dalam upaya
meningkatkan pengawasan praktik syariah. Keseluruhan temuan hasil uji petik langsung pada kantor
cabang telah disampaikan kepada Direksi atau unit kerja terkait untuk ditindaklanjuti dan diperbaiki
guna memenuhi kesesuaian dengan prinsip syariah yang telah ditetapkan.

Pedoman dan Tata Tertib Kerja DPS

DPS BNI Syariah mempunyai Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Pengawas Syariah berdasarkan Surat
Keputusan DPS No. BNISy/DPS/SK/XII/2014/001, tanggal 11 Desember 2014. Pedoman telah diunggah
pada situs web Perseroan dan media sosialisasi internal yaitu Electronic Corporate Guidelines (ECG).
Secara garis besar pedoman ini mengatur Tata Tertib Kerja DPS terkait:

1. Persyaratan;
2. Prosedur Pengangkatan dan/atau Penggantian;
3. Komposisi;
4. Etika Jabatan;
5. Honorarium dan Fasilitas/Tunjangan;
6. Program Orientasi dan Peningkatan Kapabilitas;
7. Staf dan Unit Asistensi Dewan Pengawas Syariah;
8. Fungsi, Tugas, dan Tanggung Jawab, Hak dan Kewajiban;

39
9. Waktu Kerja, Rapat, dan Pendapat Syariah;
10. Hubungan Kerja.

Persyaratan Umum

Anggota DPS adalah orang perseorangan yang :

1. Memiliki Integritas yang paling kurang mencakup :


a. Memiliki akhlak dan moral yang baik;
b. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perbankan syariah dan peraturan perundang-
undangan lain yang berlaku;
c. Memiliki komitmen terhadap pengembangan perusahaan yang sehat dan tangguh;
d. Tidak termasuk dalam Daftar Tidak Lulus sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai uji
kemampuan dan kepatuhan yang ditetapkan oleh OJK.
2. Memiliki kompetensi yang paling kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang syariah
mu’amalah dan pengetahuan di bidang perbankan dan/atau keuangan secara umum; dan
3. Memenuhi reputasi keuangan, yang paling kurang mencakup:
a. Tidak termasuk dalam daftar kredit macet; dan
b. Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi Pemegang Saham, anggota Dewan Komisaris
atau anggota Direksi yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan
pailit dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir sebelum dicalonkan.

Persyaratan Khusus

Persyaratan khusus merupakan rincian dari kompetensi dan hal-hal lain yang disyaratkan bagi DPS
sesuai kebutuhan Perseroan. Persyaratan khusus merupakan salah satu substansi dari sistem dan
prosedur nominasi serta seleksi yang dikembangkan oleh Komite Remunerasi dan Nominasi untuk
selanjutnya diajukan kepada RUPS untuk disahkan termasuk namun tidak terbatas pada:

1. Mampu melaksanakan perbuatan hukum.


2. Warga Negara Indonesia dan berdomisili di Indonesia.
3. Tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota DPS
yang dinyatakan bersalah karena menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit.
4. Tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan Pemegang Saham
Pengendali dan/atau dengan anggota Direksi dan/atau dengan anggota Dewan Komisaris dan/atau
dengan anggota DPS lainnya.
5. Mampu bekerjasama dengan anggota DPS lainnya.
6. Memiliki integritas mencakup:
a. Komitmen untuk menyediakan waktu yang memadai.
b. Tidak pernah secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam perbuatan rekayasa dan
praktik-praktik menyimpang, cidera janji serta perbuatan lain yang merugikan perusahaan
dimana yang bersangkutan bekerja atau pernah bekerja.

40
c. Tidak pernah dihukum karena melakukan perbuatan pidana yang merugikan keuangan negara
dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya.
7. Memiliki kompetensi mencakup:
a. Kemampuan dan pengalaman dalam bidang-bidang yang relevan dengan tugas dan kewajiban
DPS.
b. Kemampuan untuk mempertimbangkan suatu masalah secara memadai.
c. Kemampuan untuk membahas permasalahan tanpa campur tangan menajemen.

Komposisi Dewan Pengawas Syariah

Sesuai dengan ketentuan dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 12/13/DPbS dan Peraturan Bank
Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah, maka Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk BNI Syariah terdiri atas 2
(dua) orang termasuk 1 (satu) orang ketua dan 1 (satu) orang anggota. Berdasarkan peraturan tersebut,
susunan DPS BNI Syariah hingga 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:

Masa Jabatan
Nama &
No. Pengangkatan Rekomendasi Persetujuan Pengangkatan Masa
Jabatan
DSN-MUI OJK/BI Kembali Berlaku
1 Dr. KH. Pendirian BNI Surat No. U- Persetujuan RUPS Tahunan Sampai
Hasanudin, Syariah 260/DSN- Izin Prinsip tanggal 27 RUPS
M.Ag. MUI/VII/2009 Pendirian April 2018 Tahunan
tanggal 30 Juli No.12/2/DpG/ 2021
(Ketua)
2009 DPbS tanggal
8 Februari
2010
2 AH. Azharuddin RUPS Luar Surat No. U- Surat No SR- - Sampai
Lathif M.Ag., Biasa tanggal 567/DSN- 2/PB.1/2020 RUPS
M.H. (anggota) 06 November MUI/VIII/2019 tanggal 03 Tahunan
2019 tanggal 07 Februari 2020 2022
Agustus 2019

Tugas Dan Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab DPS adalah memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi
kegiatan Perseroan agar sesuai dengan Prinsip Syariah yang tercermin pada 3 (tiga) fungsi, yaitu:

Fungsi Tugas Dan Tanggung Mekanisme


Jawab
Koordinasi 1. Melakukan rapat dan 1. Melakukan rapat dan diskusi internal DPS atau
diskusi dengan pihak bersama Direksi atau jajaran di bawah Direksi atau
internal terkait bersama Dewan Komisaris dalam rangka membangun
41
pemenuhan Prinsip dan mengembangkan sistem kepatuhan pada Prinsip
Syariah. Syariah.
2. Mewakili dan 2. Memberikan pendapat syariah atau rekomendasi
mendampingi Bank kepada Direksi terkait implementasi Prinsip Syariah
untu rapat, diskusi, pada produk dan kegiatan Perseroan;
dan konsultasi 3. Mewakili Perseroan untuk rapat, diskusi, dan
kepada pihak konsultasi kepada pihak eksternal terbatas pada
eksternal terkait regulator, auditor, organisasi profesi, untuk
pemenuhan Prinsip kepentingan pemenuhan Prinsip Syariah pada
Syariah. Perseroan.
Pengawasan 1. Menilai dan 1. Melakukan pengawasan terhadap proses
memastikan pengembangan produk baru Perseroan dengan
pemenuhan Prinsip melakukan hal-hal sebagai berikut:
Syariah atas a. Meminta penjelasan dari pejabat Perseroan yang
pedoman operasional berwenang mengenai tujuan, karakteristik, dan
dan produk yang akad yang digunakan dalam produk baru yang akan
dikeluarkan Bank; dikeluarkan;
2. Mengawasi proses b. Memeriksa akad yang digunakan dalam produk
pembangunan baru berdasarkan Fatwa DSN-MUI.
produk baru dan c. Melakukan review terhadap sistem dan prosedur
pengembangan fitur produk baru yang akan dikeluarkan terkait dengan
produk Bank agar pemenuhan Prinsip Syariah; dan
sesuai dengan fatwa d. Memberikan pendapat syariah atas produk baru
DSN MUI; yang akan dikeluarkan.
3. Meminta fatwa 2. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan Perseroan
kepada DSN-MUI dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
untuk produk baru a. Menganalisis laporan yang disampaikan oleh
Bank yang belum ada dan/atau yang diminta dari Direksi, pelaksana
fatwanya; fungsi audit intern dan/atau fungsi kepatuhan
4. Melakukan review untuk mengetahui kualitas pelaksanaan
secara berkala atas pemenuhan Prinsip Syariah atas kegiatan
pemenuhan Prinsip penghimpunan dana dan penyaluran dana serta
Syariah terhadap pelayanan jasa Perseroan;
mekanisme b. Menetapkan jumlah uji petik (sampel) transaksi
penghimpunan dana yang akan diperiksa dengan memperhatikan
dan penyaluran dana kualitas pelaksanaan pemenuhan Prinsip Syariah
serta pelayanan jasa dari masing-masing kegiatan;
Bank; c. Memeriksa dokumen transaksi yang diuji petik
5. Meminta data dan (sampel) untuk mengetahui pemenuhan Prinsip
informasi terkait Syariah sebagaimana diper-syaratkan dalam SOP,
42
dengan aspek syariah antara lain, seperti:
dari satuan kerja d. Melakukan inspeksi, pengamatan, permintaan
Bank dalam rangka keterangan dan/atau konfirmasi kepada pegawai
pelaksanaan Perseroan dan/atau nasabah untuk memperkuat
tugasnya. hasil pemeriksaan dokumen apabila diperlukan;
6. Mengevaluasi e. Melakukan review terhadap SOP terkait aspek
Kebijakan syariah apabila terdapat indikasi ketidaksesuaian
Manajemen Risiko pelaksanaan pemenuhan Prinsip Syariah atas
yang terkait dengan kegiatan dimaksud;
pemenuhan Prinsip f. Memberikan pendapat syariah atas kegiatan
Syariah. penghimpunan dana dan penyaluran dana serta
7. Mengevaluasi pelayanan jasa;
pertanggung-
jawaban Direksi atas
pelaksanaan
Kebijakan
Manajemen Risiko
yang terkait dengan
pemenuhan Prinsip
Syariah.
Laporan 1. Melaporkan hasil 1. Melaporkan hasil pengawasan DPS kepada Direksi dan
pengawasan Dewan Dewan Komisaris secara semesteran.
Pengawas Syariah 2. Membuat dan menyampaikan Laporan Hasil
kepada Direksi dan Pengawasan DPS secara semesteran kepada Otoritas
Dewan Komisaris. Jasa Keuangan. Laporan Hasil Pengawasan DPS
2. Menyampaikan memuat hasil pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
Laporan Hasil DPS selama 1 (satu) semester, yang meliputi antara
Pengawasan DPS lain:
kepada OJK dan DSN a. Kertas kerja pengawasan terhadap proses
MUI. pengembangan produk baru Perseroan; dan
3. Menyampaikan Hasil b. b. Kertas kerja pengawasan terhadap kegiatan
Evaluasi Kebijakan Perseroan.
Manajemen Risiko
yang terkait dengan
pemenuhan Prinsip
Syariah kepada
Direksi dan Dewan
Komisaris.
4. Menyampaikan Hasil
Evaluasi
43
Pertanggungjawaban
Direksi atas
Pelaksanaan
Manajemen Risiko
yang terkait dengan
pemenuhan Prinsip
Syariah kepada
Direksi dan Dewan
Komisaris.

Pengungkapan Rangkap Jabatan

Dengan tetap memperhatikan fungsi pengawasannya, berikut adalah rangkap jabatan Dewan Pengawas
Syariah selama 2020:

No Nama Posisi Di Perusahaan Lain


Perusahaan Lain
1 Hasanudin (Ketua) Ketua PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) (Unit
Usaha Syariah)
Ketua PT Trimegah Asset Management
(Reksa Dana Syariah)
Ketua PT Toyota Astra Finance Services
(Unit Usaha Syariah)
Anggota PT Bank Danamon Indonesia, Tbk.
(Unit Usaha Syariah)
2 AH. Azharuddin Lathif Ketua PT Bussan Auto Finance
M.Ag., M.H. (Anggota) (Unit Usaha Syariah)
Ketua PT Corfina Asset Management
Ketua PT Majoris Asset Management
Anggota PT Sompo Insurance
(Unit Usaha Syariah)

Rapat Dewan Pengawas Syariah

Selama tahun 2020, DPS BNI Syariah mengadakan 28 (dua puluh delapan) kali rapat DPS khususnya
terkait produk dan aktivitas baru maupun pengembangannya dan terkait audit internal atau eksternal.
Kemudian 13 (tiga belas) kali rapat gabungan (bersama Dewan Komisaris dan atau Direksi) mengenai
Laporan Kinerja, pengawasan, audit dan isu-isu strategis lainnya (yang didokumentasikan oleh

44
Coorporate Secretary Division (CCD), sehingga total DPS mengadakan rapat sebanyak 33 (tiga puluh tiga)
kali. Kehadiran dalam rapat selama tahun 2020 diuraikan sebagai berikut:

Rapat DPS
Jumlah Tingkat Presentasi
Nama Jabatan
Rapat Kehadiran Tingkat
Rapat Kehadiran (%)
Dr. KH. Hasanudin, M.Ag. Ketua 41 41 100%
Ah. Azharudin Lathif, M.Ag., M.H. Anggota 41 41 100%

Agenda Utama Rapat Terkait Produk Dan Aktivitas Baru Maupun Pengembangannya Dan Terkait
Audit Internal Atau Eksternal

DPS BNI Syariah telah membahas berbagai agenda mengenai produk dan aktivitas baru atau pun
pengembangan produk dan aktivitas Bank dalam rapat selama tahun 2020, yang diuraikan sebagai
berikut:

No Tanggal Agenda Utama Rapat


1. 07 Januari 2020 Rapat DPS terkait Kegiatan Operasional PT. Bank BNI Syariah Periode
Tahun 2019.
2. 21 Januari 2020 Hasanah Debit Combo.
3. 23 Januari 2020 Pembiayaan Rekening Koran iB Hasanah.
4. 28 Januari 2020 - Risalah Rapat Simplifikasi Akad Kafalah Bil Ujrah untuk Nasabah a.n PT.
Waskita Karya (Persero).
- Akad Hawalah Bil Ujroh Untuk Pembiayaan Produktif.
5. 10 Februari 2020 Dokumen Anjak Piutang iB Hasanah.
6. 19 Februari 2020 BNI Syariah Sebagai PDs SBSN.
7. 25 Februari 2020 Produk BNI Griya BP2BT iB Hasanah.
8. 27 Maret 2020 Alur Proses Transaksi Hasanah Digital Customer Service dan Teller.
9. 07 April 2020 - Pembukaan Rekening Giro Atas Nama BNI Syariah di BNI Sebagai
Persyaratan Kerjasama Pemanfaatan Service Fitur Pembelian dan
Pembayaran Tagihan Biller (E-Payment Service), dan
- Fitur Pada Aplikasi Hasanah Lifestyle.
10. 19 Mei 2020 BNI Hasanah Card Contactless.
11. 26 Mei 2020 Biaya Administrasi Dalam Tabungan BNI Tapenas iB Hasanah.
12. 16 Juni 2020 Validasi Template Akad FLPP Murabahah.
13. 30 Juni 2020 - Risalah Rapat Rekomendasi Penghentian Sementara Produk Bank
Garansi.
- Validasi Opini DPS tentang Kesesuaian Syariah Operasional Bank

45
Semester 1 2020.
- Hasil Audit Internal Semester I 2020
14. 01 Juli 2020 Risalah Rapat DPS tentang Usulan Perjanjian Subrogasi yang Disertai
dengan Pelaksanaan Akad Syariah Pada Implementasi Qanun Lembaga
Keuangan Syariah (LKS).
15. 06 Juli 2020 - Amanah Day.
- Validasi Opini DPS terkait Kerjasama Bancassurance (Format OJK).
- Validasi Opini DPS terkait Hadiah Hewan Qurban dan Pejualan SBSN.
16. 21 Juli 2020 Usulan Penerapan PSAK 73 tentang Sewa pada Laporan Keuangan PT. Bank
BNI Syariah.
17. 11 Agustus 2020 Kesesuaian Syariah pada Template Form Titip Lelang SBSN dengan Akad
Wakalah.
18. 18 Agustus 2020 Layanan Nasabah Prima.
19. 08 September - BNI OTO Indent iB Hasanah.
2020 - Risalah Rapat Uang Komitmen Ketika Pemesanan dan Perubahan Harga
Pada Saat Akad Griya Swakarya Murabahah.
20. 15 September Temuan OJK Terhadap Uang Muka Bagi Hasil Pada Akad Murabahah a.n.
2020 Nasabah CV. Mitra Access Insani.
21. 22 September - Risalah Rapat DPS tentang Pembayaran Pajak Program Semarak Berkah
2020 Hasanah Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP).
- Bank to Bank Trade Service iB Hasanah.
- Referral Pembiayaan BNI Griya iB Hasanah dan Hasanah Card melalui
BNI SCO.
22. 28 Oktober 2020 Takeover KUR Murabahah pada KMK di LKK/BNI.
23. 4 November 2020 Pengajuan Perpanjangan Opini DPS terkait Relaksasi Transaksi BNI di
Outlet BNI Syariah (Qanun Aceh) Selama Masa Transisi
24. 24 November Kesesuaian Syariah pada Template Formulir dan Warkat Bank Garansi
2020 dengan Akad Kafalah bil Ujrah

25. 8 Desember 2020 a. Migrasi Pegawai BNI ke BNI Syariah (Qanun LKS) yang Dipekerjakan
Kembali untuk Operasional BNI
b. Transaksi Sukuk Negara Ritel di Pasar Sekunder
26. 29 Desember a. Kesesuaian Syariah pada Produk Hasanah Virtual Account (VA)
2020 Debit
b. Mekanisme Bagi Hasil
27. 30 Desember Akad IMBT refinancing pada Pembiayaan Sindikasi PT JAA
2020
28. 31 Desember Kegiatan Operasional PT Bank BNI Syariah Tahun 2020
2020

46
Realisasi Kegiatan DPS

Kegiatan Pada Fungsi Koordinasi :

No Tugas dan Tanggung Realisasi Kegiatan


jawab

1 Melakukan rapat dan 1. Rapat yang dilakukan DPS sebanyak 22 (dua puluh dua) kali,
diskusi dengan pihak tertuang dalam Opini atau Risalah Rapat DPS, yaitu:
internal terkait 1) Opini DPS Nomor: BNISy /DPS /OPINI/ I/2020 /001 tanggal 14
Januari 2020 tentang Kegiatan Operasional PT. Bank BNI
pemenuhan Prinsip Syariah Periode Tahun 2019;
Syariah. 2) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/I/2020/002 tanggal 21
Januari 2020 tentang Temuan Audit Internal dan Uji Petik DPS
Tahun 2019;
3) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/I/2020/003 tanggal 21
Januari 2020 tentang Hasanah Debit Combo;
4) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/I/2020/004 tanggal 23
Januari 2020 tentang Pembiayaan Rekening Koran iB Hasanah;
5) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/I/2020/005 tanggal 28
Januari 2020 tentang Kesesuaian Syariah Pada Template Akta
Subrogasi (Berdasarkan Prinsip Hawalah Bil Ujrah);
6) Risalah Rapat DPS Nomor: BNISy/DPS/RR/I/2020/001 tanggal
28 Januari 2020 tentang Simplifikasi Akad Kafalah Bil Ujrah
Untuk Nasabah a.n. PT Waskita Karya (Persero);
7) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/II/2020/006 tanggal 10
Febuari 2020 tentang Kesesuaian Syariah Template Simplifikasi
Akad Wakalah Bil Ujrah dan Qardh (Anjak Piutang Syariah)
Pada Skema Financial Supply Chain Management (FSCM);
8) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/II/2020/007 tanggal 19
Febuari 2020 tentang BNI Syariah Sebagai Primary Dealer Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN);
9) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/II/2020/008 tanggal 25
Febuari 2020 tentang BNI Griya iB Hasanah Program Bantuan
Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT);
10) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/III/2020/009 tanggal 27
Maret 2020 tentang Alur Proses Transaksi Hasanah Digital
Customer Service dan Teller;
11) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/IV/2020/010 tanggal 7
April 2020 tentang Pembukaan Rekening Giro Atas Nama BNI
Syariah di BNI Sebagai Persyaratan Kerjasama Pemanfaatan
Service Fitur Pembelian dan Pembayaran Tagihan Biller (E-
Payment Service);
12) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/IV/2020/011 tanggal 7
April 2020 tentang Fitur Pada Aplikasi Hasanah Lifestyle;
13) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/V/2020/012 tanggal 19
47
Mei 2020 tentang BNI Hasanah Card Contactless;
14) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/V/2020/013 tanggal 26
Mei 2020 tentang Biaya Administrasi dalam Tabungan BNI
Tapenas iB Hasanah;
15) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/VI/2020/014 tanggal 16
Juni 2020 tentang Template Akad Murabahah Fasilitas
Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP);
16) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/VI/2020/015 tanggal 30
Juni 2020 tentang Hasil Audit Internal Semester 1 Tahun 2020;
17) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/VI/2020/016 tanggal 30
Juni 2020 tentang Kegiatan Operasional PT. Bank BNI Syariah
Periode Semester 1 Tahun 2020;
18) Risalah Rapat DPS Nomor: BNISy/DPS/RR/2020/003 tanggal 30
Juni 2020 tentang Rekomendasi Penghentian Sementara
Produk Bank Garansi;
19) Risalah Rapat DPS Nomor: BNISy/DPS/RR/2020/004 tanggal 1
Juli 2020 tentang Usulan Perjanjian Subrogasi yang Disertai
dengan Pelaksanaan Akad Syariah pada Implementasi Qanun
Lembaga Keuangan Syariah (LKS);
20) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/VII/2020/017 tanggal 6
Juli 2020 tentang Transaksi Penjualan Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) Melalui Bank Sebagai Agen Penjual;
21) Risalah Rapat DPS Nomor: BNISy/DPS/RR/2020/002 tanggal 6
Juli 2020 tentang Pemberian Hadiah Berupa Hewan Qurban
Kepada Nasabah DPK dengan Akad Mudharabah;
22) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/VII/2020/018 tanggal 21
Juli 2020 tentang Usulan Penerapan PSAK 73 tentang Sewa
pada Laporan Keuangan PT Bank BNI Syariah;
23) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/VIII/2020/019 tanggal 11
Agustus 2020 tentang Kesesuaian Syariah Pada Template Form
Titip Lelang SBSN dengan Akad Wakalah;
24) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/VIII/2020/020 tanggal 18
Agustus 2020 tentang Layanan Nasabah Prima;
25) Opini DPS Nomor: BNIsy/DPS/OPINI/IX/2020/021 tanggal 8
September 2020 tentang BNI OTO Indent iB Hasanah;
26) Risalah Rapat DPS Nomor: BNISy/DPS/RR/2020/005 tanggal 8
September 2020 tentang Uang Komitmen ketika Pemesanan
dan Perubahan Harga pada Saat Akad Griya Swakarya
Murabahah;
27) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/IX/2020/022 tanggal 15
September 2020 tentang Temuan OJK Terhadap Uang Muka
Bagi Hasil Pada Akad Musyarakah a.n. Nasabah CV. Mitra
Access Insani;
28) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/IX/2020/023 tanggal 22
September 2020 tentang Bank to Bank Trade Service iB
Hasanah;
48
29) Opini DPS Nomor: BNISy/DPS/OPINI/IX/2020/024 tanggal 22
September 2020 tentang Referral Pembiayaan BNI Griya iB
Hasanah dan Hasanah Card Melalui BNI SCO;
30) Risalah Rapat DPS Nomor: BNISy/DPS/RR/2020/006 tanggal 22
September 2020 tentang Pembayaran Pajak Progam Semarak
Berkah Hasanah Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP);
31) Risalah Rapat DPS Nomor: BNISy/DPS/RR/2020/007 tanggal 28
Oktober 2020 tentang Implementasi Produk KUR dalam Rangka
Takeover Produk BNI ke BNI Syariah (Qanun Aceh tentang LKS)
Berdasarkan Fatwa 31/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pengalihan
Utang.
32) Risalah Rapat DPS No. BNISy/DPS/RR/2020/008 tanggal 04
November 2020 tentang Pengajuan Perpanjangan Opini DPS
terkait Relaksasi Transaksi BNI di Outlet BNI Syariah (Qanun
Aceh) Selama Masa Transisi
33) Opini DPS No. BNISy/DPS/OPINI/XI/2020/025 tanggal 24
November 2020 tentang Kesesuaian Syariah pada Template
Formulir dan Warkat Bank Garansi dengan Akad Kafalah bil
Ujrah
34) Risalah Rapat DPS No. BNISy/DPS/RR/XII/2020/009 tanggal 8
Desember 2020 tentang Transaksi Sukuk Negara Ritel di Pasar
Sekunder
35) Risalah Rapat DPS No. BNISy/DPS/RR/XII/2020/010 tanggal 8
Desember 2020 tentang Migrasi Pegawai BNI ke BNI Syariah
(Qanun LKS) yang Dipekerjakan Kembali untuk Operasional BNI
36) Opini DPS No. BNISy/DPS/OPINI/XII/2020/027 tanggal 29
Desember 2020 tentang Kesesuaian Syariah pada Produk
Hasanah Virtual Account (VA) Debit
37) Risalah Rapat DPS No. BNISy/DPS/RR/XII/2020/011 tanggal 29
Desember 2020 tentang Mekanisme Bagi Hasil
38) Opini DPS No. BNISy/DPS/OPINI/XII/2020/028 tanggal 30
Desember 2020 tentang Akad IMBT refinancing pada
Pembiayaan Sindikasi PT JAA
39) Opini DPS No. BNISy/DPS/OPINI/XII/2020/026 tanggal 31
Desember 2020 tentang Kegiatan Operasional PT Bank BNI
Syariah Tahun 2020

2. Pada Tahun 2020, pelayanan Konsultasi Syariah diberikan pada


setiap hari selasa (di masa pandemi dilakukan melalui zoom) untuk
memenuhi kebutuhan Perseroan dalam melaksanakan kegiatan
operasionalnya agar tetap konsisten dan sesuai dengan Prinsip
Syariah.
3. Pada Tahun 2020, DPS dan/atau CMD terlibat dalam kegiatan
pelatihan sebagai instruktur pelatihan Prinsip Dasar Perbankan
Syariah (PDPS) dan prinsip syariah secara umum, untuk pegawai
BNI Syariah dan eksternal dalam berbagai kelas/kegiatan, yaitu:
49
1) PDPS kepada Pimpinan Cabang (BM, BNM, OM);
2) Amanah Day kepada seluruh pegawai Perseroan;
3) Kajian khusus fiqh pada saat Ramadhan kepada internal
maupun ekternal;
4) Pelatihan kepada Assistant Development Program (ADP);
5) Pelatihan kepada Operational Manager;
6) Pelatihan kepada Bussiness Manager;
7) Pelatihan kepada Officer Development Program (ODP);
8) Pelatihan kepada Management Development Program (MDP).
4. Pada Tahun 2020, DPS melakukan kunjungan dan melalui media
zoom ke kantor cabang sekaligus sharing session Pengetahuan
Syariah:
1) Kunjungan dan Refreshment Sharia Knowledge Pegawai
Cabang Surabaya Dharmawangsa;
2) Kunjungan dan Refreshment Sharia Knowledge Pegawai
Cabang Surabaya MERR;
3) Kunjungan dan Refreshment Sharia Knowledge Pegawai
Cabang Surabaya;
4) Refreshment Sharia Knowledge Pegawai Cabang Tanah Sareal
melalui zoom;
5) Kunjungan dan Refreshment Sharia Knowledge Pegawai
Cabang Bendungan Hilir melalui zoom;
6) Kunjungan dan Refreshment Sharia Knowledge Pegawai
Cabang Cirebon;
7) Kunjungan dan Refreshment Sharia Knowledge Pegawai
Cabang Aceh;
8) Refreshment Sharia Knowledge Pegawai Cabang Kendari
melalui zoom;
9) Refreshment Sharia Knowledge Pegawai Cabang Denpasar
melalui zoom;
10) Refreshment Sharia Knowledge Pegawai Cabang Teluk Betung
melalui zoom;
11) Refreshment Sharia Knowledge Pegawai Cabang Ternate
melalui zoom;
12) Kunjungan dan Refreshment Sharia Knowledge Pegawai
Cabang Semarang;
13) Refreshment Sharia Knowledge Pegawai Cabang KM 12
Palembang melalui zoom;
14) Kunjungan dan Refreshment Sharia Knowledge Pegawai
Cabang Kantor Wilayah Timur.
15) Kunjungan dalam rangka Uji Petik dan Refreshment Sharia
Knowledge di Cabang Pekalongan

2 Melaksanakan rapat, Pada Tahun 2020, DPS turut serta dalam kegiatan:
diskusi, dan konsultasi
1. Diskusi Hasil Audit di Kantor Pusat BNI Syariah.

50
dengan pihak eksternal 2. Pra Ijtima’ Sanawi Dewan Pengawas Syariah yang diselenggarakan
terkait pemenuhan oleh DSN-MUI
Prinsip Syariah di Bank. 3. Ijtima’ Sanawi yang diselenggarakan oleh DSN-MUI.
4. Rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi yang diselenggarakan oleh
BNI.
5. Rapat Rencana Bisnis Bank dengan OJK.
6. Rapat dengan DSN-MUI terkait fitur Produk Hasanah Debit Combo.

Kegiatan Pada Fungsi Pengawasan

No Tugas dan Tanggung jawab Realisasi Kegiatan

1. Menilai dan memastikan 1. DPS melakukan review rencana ketentuan internal


pemenuhan Prinsip Syariah atas produk dan aktivitas baru, yaitu:
pedoman operasional dan produk 1) Hasanah Debit Combo
yang dikeluarkan Bank; 2) Pembiayaan Rekening Koran Syariah
3) BNI Syariah sebagai Primary Dealer SBSN
4) BP2BT
5) Hasanah Digital CS dan Teller
6) Fitur Hasanah Lifestyle
7) FLPP
8) BNI Syariah sebagai Agen Penjual SBSN;
9) Layanan Nasabah Prima
10) Bank to Bank Trade Service
11) Virtual Account (VA) Debit

2. DPS melakukan review rencana


perubahan/pengembangan fitur produk/rencana
usulan pengembangan produk/fitur, yaitu:
1) Hawalah dengan skema Subrogasi;
2) Simplifikasi Anjak Piutang Syariah;
3) Hasanah Card Contactless;
4) Biaya Administrasi dalam Tapenas.
5) Bank Garansi
6) Transaksi Sukuk Negara Ritel di Pasar Sekunder
7) Griya Swakarya Captive Market
8) BNI Oto Indent iB Hasanah
9) Referral Pembiayaan Griya dan Hasanah Card di
SCO

51
2. Mengawasi proses pengembangan Dalam mengawasi proses pengembangan produk baru
produk baru dan fitur produk Bank dan fitur produk, DPS meminta terlebih dahulu data-data
agar sesuai dengan fatwa DSN- terkait dan mendiskusikannya dengan pejabat yang
MUI; berwenang mengenai tujuan, konsep, akad, dan
ketentuan internal atas rencana pengembangan produk
baru.

3. Meminta fatwa kepada DSN-MUI Produk baru Bank telah sesuai dengan fatwa DSN-MUI
untuk produk baru Bank yang yang ada, sehingga belum diperlukan untuk meminta
belum ada fatwanya; fatwa DSN-MUI terhadap produk baru Bank.

4. Meminta data dan informasi terkait DPS terlibat aktif dalam proses pengawasan aspek
dengan aspek syariah dari satuan syariah pada setiap lini kegiatan. Semua kegiatan yang
kerja Bank dalam rangka dilaksanakan oleh DPS tentu memerlukan data dan
informasi yang akurat dari satuan kerja atau unit kerja
pelaksanaan tugasnya.
terkait. Alhamdulillah, support dan kesadaran akan
pentingnya pemenuhan aspek syariah dapat dipahami
dan disadari oleh semua satuan kerja atau unit kerja
sehingga dalam menjalankan tugas pengawasannya DPS
dapat bersinergi dengan satuan kerja atau unit kerja BNI
Syariah dan seluruh kebutuhan data dan informasi yang
dibutuhkan dapat terpenuhi dengan baik.
Data dan informasi yang dibutuhkan DPS dalam rangka
melaksanakan tugas pengawasannya dapat diperoleh
melalui kegiatan diskusi, dokumen kerja, data transaksi,
dll.
6. Mengevaluasi Kebijakan DPS melakukan pemantauan terhadap Kebijakan
Manajemen Risiko yang terkait Manajemen Risiko dengan melaksanakan fungsi kontrol
dengan pemenuhan Prinsip pada pra pengambilan keputusan (ex-ante) dan setelah
pelaksanaan (ex-post). Pendapat syariah yang
Syariah.
disampaikan oleh DPS dalam melaksanakan fungsi
kontrol dapat berbentuk Opini atau Risalah Rapat DPS
sebagaimana dijelaskan dalam tabel opini dan risalah
rapat DPS di atas.

7. Mengevaluasi pertanggungjawaban DPS juga terlibat dalam Rapat Kinerja. DPS dapat
Direksi atas pelaksanaan Kebijakan mengetahui gambaran/potret capaian kinerja termasuk
Manajemen Risiko yang terkait di dalamnya memuat pelaksanaan Kebijakan Manajemen
Risiko yang terkait dengan Prinsip Syariah. Risalah Rapat
dengan pemenuhan Prinsip
disusun dan didokumentasi oleh CCD.
Syariah.

52
Opini/Saran DPS

Berdasarkan hasil pengawasan selama tahun 2020, DPS menyampaikan bahwa secara umum kegiatan
operasional BNI Syariah telah sesuai dengan Prinsip Syariah; Fatwa DSN-MUI dan Opini DPS.
Kesalahan/kekurangan yang terjadi pada kegiatan operasional tidak mengarah pada kesalahan dalam
membuat kebijakan, melainkan lebih kepada pemahaman individu atas suatu Produk dan Pedoman
Operasional Bank. Atas kesalahan/kekurangan tersebut DPS merekomendasikan agar setelah
kesalahan/kekurangan diketahui, maka harus segera dilakukan perbaikan-perbaikan. Apabila terdapat
unsur kesengajaan sehingga terdapat Prinsip Syariah yang tidak terpenuhi, maka terhadap
kesalahan/kekurangan yang disengaja tersebut harus diberikan punishment.

DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris merupakan organ perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum
dan atau khusus serta memberikan nasehat kepada Direksi dalam menjalankan dan mengelola
perusahaan. Dewan Komisaris bertugas memastikan bahwa perusahaan melaksanakan Good Corporate
Governance, mengawasi dan memberi arahan atas kinerja Direksi, memberi nasihat dan memastikan
bahwa Direksi melaksanakan tugasnya sesuai dengan kepentingan para pihak yang berkepentingan
(stakeholder).

Dasar Hukum

Pembentukan Dewan Komisaris BNI Syariah didasarkan pada beberapa ketentuan, meliputi:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris
Emiten atau Perusahaan Publik, Dewan Komisaris adalah Organ Emiten atau Perusahaan Publik.
4. Peraturan Bank Indonesia No. 11/3/PBI/2009 tentang Bank Umum Syariah, Pasal 23.
5. POJK No. 27/POJK.03/2016 tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi Pihak Utama
Lembaga Jasa Keuangan.
6. Peraturan Bank Indonesia No. 14/6/PBI/2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and
Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.
7. Anggaran Dasar Perusahaan sebagaimana Akta Pernyataan Keputusan RUPS Tahunan No. 4 tanggal
7 Januari 2016.
8. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank BNI Syariah tentang Penetapan Piagam Komite Nominasi
dan Remunerasi No. KEP/01/DK/2015.

Pedoman Kerja/Piagam Dewan Komisaris

Dewan Komisaris BNI Syariah mempunyai Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Direksi
berdasarkan SKB No. KP/DIR/016 & KP/01/DK/2013 serta Petunjuk Pelaksanaan Pedoman Tata Tertib
Kerja Direksi dan Dewan Komisaris No. PP/S02/003-00/2016 tanggal 1 September 2016. Pedoman dan

53
Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris telah diunggah pada situs web Perseroan dan media sosialisasi
internal yaitu Electronic Corporate Guidelines (ECG).

Adapun isi pengaturan terkait tata tertib kerja Dewan Komisaris menurut pedoman ini antara lain:
1. Persyaratan Anggota Dewan Komisaris;
2. Komisaris Independen;
3. Komposisi Anggota;
4. Masa Jabatan;
5. Pengangkatan dan Pemberhentian;
6. Etika Jabatan;
7. Hak dan Wewenang;
8. Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab;
9. Honorarium dan Fasilitas/Tunjangan;
10. Tantiem;
11. Program Orientasi;
12. Program Peningkatan Kapabilitas;
13. Sekretaris Dewan Komisaris;
14. Komite di Bawah Dewan Komisaris.

Kriteria Dewan Komisaris

Sesuai dengan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris BNI Syariah, kriteria dan persyaratan
anggota Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

a. Mempunyai akhlak, moral, dan integritas yang baik.


b. Cakap melakukan perbuatan hukum.
c. Dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan dan selama menjabat:
1. Tidak pernah dinyatakan pailit.
2. Tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan
bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit.
3. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara
dan/atau berkaitan dengan sektor keuangan.
4. Tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau angota Dewan Komisaris yang selama menjabat:
a) Pernah tidak menyelengarakan RUPS tahunan;
b) Pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi dan/atau aggota Dewan Komisaris pernah
tidak diterima oleh RUPS atau pernah tidak memberikan pertanggungjawaban sebagai
anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris kepada RUPS; dan
c) Pernah menyebabkan perusahaan yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran
dari Otoritas Jasa Keuangan tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan tahunan
dan/ atau laporan keuangan kepada Otoritas Jasa Keuangan.
d. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan.
e. Memiliki pengetahuan dan/atau keahlian di bidang yang dibutuhkan Perseroan.
f. Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank Syariah yang sehat.

54
g. 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan dan selama menjabat tidak pernah diberhentikan dengan
tidak hormat dari suatu pekerjaan.
h. Memiliki kompetensi dan pengalaman dalam bidang-bidang yang menunjang pelaksanaan tugas dan
kewajiban Dewan Komisaris dan memiliki integritas dan reputasi yang tinggi, serta memiliki
komitmen penyediaan waktu yang memadai.
i. Tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana tertentu yang telah diputus oleh
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam waktu 20 (dua puluh) tahun
terakhir.
j. Tidak pernah melakukan tindakan fraud (penipuan, penggelapan, dan kecurangan) di bidang
perbankan, keuangan dan usaha lainnya.
k. Tidak termasuk daftar orang tercela di bidang perbankan dan lulus penilaian kemampuan dan
kepatutan (fit & proper test) yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku.
l. Tidak terdaftar dalam Daftar Tidak Lulus (DTL).

Selain itu, calon Dewan Komisaris juga harus membuat Surat Pernyataan bahwa telah memenuhi
seluruh persyaratan di atas yang ditandatangani di atas materai sebagai salah satu dokumen
persyaratan uji kemampuan dan kepatutan di OJK, serta telah didokumentasikan oleh Perseroan.

Ketentuan Masa Jabatan

Ketentuan masa jabatan Dewan Komisaris sesuai dengan Anggaran Dasar Pasal 13 ayat 10 huruf (a) yaitu
Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu terhitung sejak ditutupnya RUPS yang
mengangkatnya atau yang ditetapkan lain oleh RUPS dan berakhir pada penutupan RUPS Tahunan yang
ke 3 (tiga) setelah pengangkatannya, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan
anggota Dewan KOmisaris sebelum masa jabatannya berakhir.

Susunan, Jumlah, Komposisi dan Dasar Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris di Sepanjang Tahun
2020

Seluruh anggota Dewan Komisaris BNI Syariah diangkat berdasarkan persetujuan RUPS. Pengangkatan
melalui RUPS efektif setelah yang bersangkutan lulus uji kemampuan dan kepatutan dan/atau
mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hingga akhir tahun 2020, BNI Syariah memiliki
4 (empat) anggota Dewan Komisaris dengan komposisi sebagai berikut:

Nama Jabatan Pengangkatan oleh RUPS


Fero Poerbonegoro Komisaris Utama RUPS Tahunan 9 Mei 2019
Max R. Niode Komisaris Independen RUPS Tahunan 9 Mei 2019
Imam Budi Sarjito Komisaris RUPS-LB 20
September 2018
Komaruddin Hidayat Komisaris Independen RUPS Tahunan 9 Mei 2019

55
Independensi Dewan Komisaris

Setiap anggota Dewan Komisaris telah menandatangani surat pernyataan independensi sebagai
persyaratan pengajuan persetujuan OJK dan didokumentasikan perusahaan, antara lain menyatakan:
a. Tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua termasuk besan dengan sesama
anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Merupakan pihak yang independen terhadap pemilik atau pemegang saham pengendali Bank.
c. Tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan
keluarga dengan Pemegang Saham Pengendali, anggota Dewan Komisaris lainnya, dan/atau Direksi
atau hubungan keuangan dan/atau kepemilikan saham dengan Bank, sehingga dapat mendukung
kemampuan untuk bertindak independen sebagaimana diatur dalam ketentuan Pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah (khusus Komisaris
Independen).

Penilaian Kemampuan dan Kepatutan

Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 27/POJK.03/2016 tentang Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pihak Utama Lembaga Jasa Keuangan menyebutkan bahwa calon
anggota Dewan Komisaris wajib memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan sebelum
menjalankan tindakan, tugas, dan fungsinya sebagai Dewan Komisaris. Anggota Dewan Komisaris yang
telah lulus fit and proper tanpa catatan dan telah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan,
mengindikasikan bahwa setiap anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi dan reputasi
keuangan yang memadai.

Dasar Pengangkatan dan persetujuan Uji Kemampuan dan Kepatutan OJK tiap anggota Dewan
Komisaris, adalah sebagaimana tabel di bawah ini:

Nama Jabatan Persetujuan OJK

Fero Poerbonegoro Komisaris Utama Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK No.
KEP46/D.03/2016 tanggal 8 Septermber 2016

Max R. Niode Komisaris Independen Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK No.
KEP226/D.03/2017 tanggal 19 Desember 2017

Imam Budi Sarjito Komisaris Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK No.
KEP50/D.03/2019 tanggal 25 Maret 2019

Komaruddin Hidayat Komisaris Independen Salinan Keputusan Anggota Dewan Komisioner OJK
No. KEP-30/D.03/2020 tanggal 20 Februari 2020

56
Tugas dan Tanggung Jawab

Tugas utama Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan, jalannya
pengurusan perusahaan oleh Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka
Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS, serta peraturan
perundang- undangan yang berlaku, untuk kepentingan Perusahan dan sesuai maksud dan tujuan
Perseroan, serta melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar,
perundang- undangan dan/atau keputusan RUPS.

Kewajiban:

a. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan;


b. Memberikan pendapat dan persetujuan Rencana Jangka Panjang Perseroan dan Rencana Kerja dan
Anggaran Tahunan Perseroan, serta rencana lainnya yang disiapkan Direksi, sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar;
c. Mengikuti, mengawasi perkembangan kegiatan Perseroan, memberikan pendapat dan saran kepada
RUPS mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan;
d. Melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala menurunnya kinerja perseroan
disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh;
e. Mengusulkan kepada RUPS penunjukan Akuntan Publik yang akan melakukan pemeriksanaan atas
buku-buku Perseroan;
f. Meneliti dan menelaah serta memberikan tanggapan atas laporan berkala dan Laporan Tahunan
yang disiapkan Direksi serta menandatangani Laporan Tahunan;
g. Memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan;
h. Membuat risalah Rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya;
i. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada
Perseroan tersebut dan Perseroan lain;
j. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru
lampau kepada RUPS;
k. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian nasihat,
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan, peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar,
dan keputusan RUPS;
l. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi
Konglomerasi Keuangan BNI.

Hak dan Wewenang

a. Memeriksa buku-buku, surat-surat bukti, persediaan barang-barang, memeriksa dan mencocokkan


keadaan uang kas (untuk keperluan verifikasi) dan lain-lain surat berharga serta mengetahui segala
tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi;
b. Memasuki bangunan-bangunan dan halaman- halaman atau tempat-tempat lain yang dipergunakan
atau dikuasai oleh Perseroan;

57
c. Meminta keterangan/penjelasan dari Direksi dan/ atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan
yang menyangkut pengelolaan Perseroan dan Direksi harus memberikan semua keterangan/
penjelasan yang berkenaan dengan Perseroan sebagaimana diperlukan oleh Dewan Komisaris;
d. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi;
e. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk
menghadiri Rapat Dewan Komisaris;
f. Mengangkat dan memberhentikan seorang Sekretaris Dewan Komisaris;
g. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai ketentuan Anggaran Dasar;
h. Membentuk Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, Komite Pemantau Risiko, dan Komite
lainnya.
i. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas beban
perseroan, jika dianggap perlu dan dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku;
j. Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu
sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar;
k. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang
dibicarakan;
l. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, anggaran dasar, dan/atau keputusan RUPS.

Pembagian Tugas Antar Dewan Komisaris

Pembagian tugas antar anggota Dewan Komisaris telah termuat didalam Anggaran Dasar Perseroan
maupun board manual, namun demikian Dewan Komosaris telah memperinci pembagian tugas masing-
masing yang dituangkan dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor : KOM/23 tanggal 10 Mei 2019
yang di tandatangani oleh Komisaris Utama dan Komisaris Independen.dan berisikan antara lain:

Nama/Jabatan Bidang Tugas


Fero Poerbonegoro/Komisaris Utama Anggota Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan
Komite Nominasi dan Remunerasi
Max R. Niode/Komisaris Independen Membawahi Komite Audit serta Komite Nominasi dan
Remunerasi
Imam Budi Sarjito/ Komisaris Anggota Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan
Komite Nominasi dan Remunerasi
Komaruddin Hidayat / Komisaris Independen Membawahi Komite Pemantau Risiko dan Komite
Remunerasi dan Nominasi

58
Pengungkapan Rangkap Jabatan

Daftar rangkap jabatan Dewan Komisaris sebagai berikut:

Jabatan di
Nama Jabatan Jabatan Di Perusahaan/ Institusi Lain
Grup BNI
Fero Poerbonegoro Komisaris Utama Tidak ada Tidak Ada
Max R. Niode Komisaris Independen Tidak ada Tidak Ada
Imam Budi Sarjito Komisaris Tidak ada Tidak Ada
Komaruddin Hidayat Komisaris Independen Tidak Ada • Pengawas Yayasan Pendidikan
Madania
• Guru Besar Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
• Rektor Universitas Islam
Internasional Indonesia

Sertifikasi

Selain program pengembangan kompetensi, Dewan Komisaris BNI Syariah juga mengikuti program
Sertifikasi Manajemen Risiko. Pada periode 2020, Dewan Komisaris Bank telah berpartisipasi dalam
beberapa program Sertifikasi Manajemen Risiko dengan rincian sebagai berikut:

Waktu Dan Tempat


Nama Jabatan Periode Level Penyelenggara Expired
Pelaksanaan
Fero Komisaris 2019- 4 Jakarta, 19 November LSPP 2021
Poerbonegoro Utama 2021 2019
Max R. Niode Komisaris 2019- 4 Jakarta, 28 November LSPP 2021
Independen 2021 2019
Imam Budi Komisaris 2019- 5 Jakarta, 19 November LSPP 2021
Sarjito 2021 2019
Komaruddin Komisaris 2019- 2 Jakarta, 20 Februari LSPP 2021
Hidayat Independen 2021 2019

Program Kerja Dewan Komisaris

Pada setiap awal tahun buku Dewan Komisaris menyusun program kerja yang akan dijalankan pada
tahun buku tersebut.

Adapun program kerja Dewan Komisaris dan realisasinya adalah sebagai berikut :

59
No Program Kerja Realisasi
1 Persetujuan Rencana Kerja Komite Dewan Komisaris —
2 Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Divisi Audit Internal dan Pokok-pokok Hasil Audit —
3 Evaluasi Tindak Lanjut Manajemen atas Laporan Divisi Audit Internal, OJK, —
Management Letter KAP, dan Dewan Pengawas Syariah
4 Pembagasan mengenai Penunjukan AP dan KAP —
5 Menelaah Laporan Tahunan 2020 —
6 Melakukan monitoring Pelaksanan Kinerja Bulanan dan Tingkat Kesehatan Bank —
7 Melakukan Pengawasan terhadap kebijakan —
8 Evaluasi Pelaksanaan Manajemen Risiko —
9 Evaluasi dan Monitoring Pengelolaan Risiko Unit dan Divisi Perseroan berdasar —
Laporan Profil Risiko Unit dan Divisi Perseroan berdasar Laporan Profil Risiko
10 Review Remunerasi & Nominasi —
11 Memberikan Arahan terhadap Pembiayaan yang Dikonsultasikan kepada Dewan —
Komisaris
12 Mengevaluasi & Menyetujui Rencana Bisnis Bank —
13 Mengikuti Pelatihan —
14 Memberikan persetujuan kandidat Sekretaris Dewan Komisaris —
15 Memberikan arahan perubahan organisasi —
16 Memberikan arahan terkait perubahan anggaran dasar —

Keputusan, Rekomendasi dan Pelaksanaan Tugas Dewan Komisaris

Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, terdapat sejumlah keputusan Direksi yang terlebih dahulu
harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris. Selain itu, Dewan Komisaris juga dapat membuat
keputusan baik yang ditujukan untuk organ Dewan Komisaris maupun perusahaan secara umum. Pada
tahun 2020, persetujuan dan keputusan Dewan Komisaris adalah terkait hal-hal berikut :

No Tanggal Nomor Surat Perihal


1 17 Februari 2020 KOM/04 Penunjukkan Kantor Akuntan Publik 2020
2 03 April 2020 KOM/07 Persetujuan Perubahan Organisasi Kantor Pusat BNI
Syariah
3 09 April 2020 KOM/08 Surat Keputusan Dewan Komisaris Perihal
Pengukuhan Ketua Komite Nominasi & Remunerasi
dan Ketua Komite Pemantau Risiko
4 22 April 2020 KOM/10 Tunjangan Hari Raya (THR) bagi Direksi dan Dewan
Komisaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tahun
2020
5 19 Mei 2020 KOM/14 Pengamanan sistem selama Work From Home (WFH)
dan Work From Office (WFO)

60
6 03 Juni 2020 KOM/16 Penyampaian Hasil Evaluasi Komite Audit terhadap
Kantor Akuntan Publik (KAP) Purwantono, Sungkoro,
& Surja (EY Global) yang Melakukan Audit atas
Laporan Keuangan Tahun Buku 2019 sesuai POJK
nomor 13/POJK 03/2017 tanggal 27 Maret 2017
7 12 Juni 2020 KOM/17 Persetujuan Perubahan RBB BNI Syariah Tahun 2020
8 19 Juni 2020 KOM/20 Perlakuan Khusus Nasabah Pembiayaan yang Terkena
Dampak Corona Virus
9 25 Juni 2020 KOM/21 Pembatalan Keputusan Pemegang Saham Terkait
Distribusi Dividen Tahun Buku 2019
10 09 Juli 2020 KOM/23 Pembayaran Dividen Tahun Buku 2019
11 24 Agustus 2020 KOM/34 Rencana Penyelenggaraan Aplikasi “Hasanah
Lifestyle”
12 25 September 2020 KOM/37 Draft Kebijakan Perencanaan Strategis
13 20 Oktober 2020 KOM/40 Persetujuan Merger Plan
14 03 November 2020 KOM/41 Persetujuan Perubahan Organisasi Kantor Pusat BNI
Syariah
15 03 November 2020 KOM/42 Tindak Lanjut atas Saran dan Pendapat Komite Tata
Kelola Terintegrasi
16 09 November 2020 KOM/44 Draft RBB 2021-2023
17 11 November 2020 KOM/46 Kesiapan Implementasi Standar Nasional Teknologi
Chip dan PIN Online 6 Digit pada Kartu ATM dan/atau
Kartu Debet serta Standarisasi Proses Cleansing Kartu
18 13 November 2020 KOM/47 Penyelasaian Pending Matters dan Permasalahan
terkait Hasil Audit dalam rangka Proses Kosolidasi
Bank Syariah
19 20 November 2020 KOM/49 Masukan atas Penyusunan Rencana Audit Tahunan
Tahun 2021
20 27 November 2020 KOM/50 Usulan Rencana Bisnis Bank (RBB) 2021-2023 serta
Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) 2021-
2025 PT Bank BNI Syariah

Kepemilikan Saham Dewan Komisaris

Pada posisi per tanggal 31 Desember 2020 informasi kepemilikan saham dimaksud adalah sebagai
berikut:

Saham BNI Saham Di Perusahaan Tahun


No Nama Status
Syariah Lain Perolehan
1 Fero Poerbonegoro Komisaris Nihil Nihil -
Utama
2 Max R. Niode Komisaris Nihil PT Persona Prima 2018
Independen Utama 300 lembar

61
3 Imam Budi Sarjito Komisaris Nihil 1. PT ADHI : 70.000 -
lembar
2. PT BNBR : 42.500
lembar
3. PT BORN : 490.000
lembar
4. PT ELSA : 102.800
lembar
5. PT ELTY : 750.000
lembar
6. PT GJTL : 50.000
lembar
7. PT MLPL : 110.000
lembar
8. PT TOTL : 20.000
lembar
9. PT UNSP : 142.050
lembar
10. PT ANTM : 50.000
lembar
11. PT ASRI : 100.000
lembar
PT BBNI : 65.074
lembar
4 Komaruddin Komisaris Nihil Nihil -
Hidayat Independen

KOMISARIS INDEPENDEN

Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali,
anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi serta hubungan kepemilikan saham dengan Bank
sehingga dapat mendukung kemampuannya untuk bertindak independen.

Komposisi Komisaris Independen

Pada tahun 2020, Perseroan mengangkat seorang anggota Dewan Komisaris Independen untuk
memenuhi peraturan OJK No. 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum,
dimana jumlah Komisaris Independen bank ditetapkan minimal 50% dari total anggota Dewan Komisaris.
62
Anggota Dewan Komisaris terdiri dari 4 (empat) orang dengan 2 orang anggota Dewan Komisaris
Independen, yang berarti Perseroan telah memenuhi jumlah minimal sesuai regulasi. Saat ini Max R
Niode dengan Komaruddin Hidayat telah secara efektif menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris
Independen BNI Syariah.

Kriteria Penentuan Komisaris Independen

Anggota Komisaris Independen BNI Syariah harus memenuhi syarat utama yang mencakup:

1. Tidak memiliki hubungan keuangan dan hubungan dengan anggota Direksi dengan anggota Direksi
dan Pemegang Saham BNI Syariah ataupun hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.
2. Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Direksi, atau Pejabat Eksekutif
pada lebih dari 1 (satu) lembaga/Perusahaan bukan keuangan, Badan Usaha Milik Negara, Badan
Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Swasta dan jabatan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran
Dasar Perseroan dan perundang- undangan yang berlaku.
3. Bukan merupakan orang yang bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk
merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan Emiten atau Perusahaan
Publik dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir, kecuali untuk pengangkatan kembali sebagai Komisaris
Independen Emiten atau Perusahaan Publik pada periode berikutnya.
4. Tidak mempunyai hubungan atau ikatan langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau
Perusahaan Publik tersebut.
5. Telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatuhan (Fit and Proper Test) sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia.
6. Diusulkan oleh Pemegang Saham, melalui proses nominasi di Komite Remunerasi dan Nominasi BNI
Syariah, dan dipilih dalam RUPS.
7. Dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya tidak pernah dinyatakan pailit.
8. Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris atau anggota Dewan
Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit.
9. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dan/ atau
yang berkaitan dengan sektor keuangan.
10. Kriteria lainnya yang ditentukan oleh Ketentuan Internal BNI Syariah dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Pernyataan Tentang Independensi Masing-Masing Komisaris Independen

Setiap anggota Komisaris Independen wajib menandatangani pertanyataan independensi yang


menyatakan bahwa dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya mereka terbebas dari berbagai
kepentingan. Seluruh anggota Komisaris Independen Perseroan telah menandatangani pernyataan
indepensi yang telah diajukan kepada Otoritas Jasa Keuangan sebagai salah satu dokumen persyaratan
pengajuan persetujuan OJK menjadi anggota Dewan Komisaris BNI Syariah. Adapun konten surat
pernyataan dimaksud sebagai berikut :

63
No. Pernyataan Max R. Niode Komaruddin Hidayat
1 Menyatakan bahwa saya merupakan pihak yang √ √
independen terhadap pemilik Bank
2 Menyatakan bahwa saya bersedia bertindak √ √
independen terhadap pemilik Bank
3 Menyatakan bahwa saya tidak memiliki hubungan √ √
keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham
dan/atau hubungan keluarga dengan Pemegang
Saham Pengendali, anggota Dewan Komisaris
lainnya, dan/atau Direksi atau hubungan keuangan
dan/atau kepemilikan saham dengan Bank
sehingga dapat mendukung kemampuan saya
untuk bertindak independen.

DIREKSI

Direksi merupakan salah satu organ utama GCG. Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan,
serta bertindak untuk dan atas nama mewakili kepentingan Bank dalam perkara di dalam maupun di
luar pengadilan. Direksi BNI Syariah terdiri dari Direktur Utama, dan Direktur lainnya yang bertugas
sesuai masing-masing bidang kerja. Anggota Direksi bertanggung jawab secara tanggung renteng atas
segala tindakan pengurusan yang dilakukan. Direksi BNI Syariah dalam menjalankan tugasnya senantiasa
mengedepankan transparansi, sikap profesional, kesungguhan dalam mengedepankan kepentingan
Bank dan stakeholders, berpikir strategis serta memastikan pencapaian target dan keberlanjutan usaha.

Pedoman Kerja/Piagam Direksi

Direksi BNI Syariah mempunyai Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Direksi berdasarkan
SKB No. KP/DIR/016 & KP/01/DK/2013 serta Petunjuk Pelaksanaan Pedoman Tata Tertib Kerja Direksi
dan Dewan Komisaris No. PP/S02/003-00/2016 tanggal 1 September 2016. Pedoman dan Tata Tertib
Kerja Direksi telah diunggah pada situs web Perseroan dan media sosialisasi internal yaitu Electronic
Corporate Guidelines (ECG).

Adapun isi pengaturan terkait tata tertib kerja Dewan Komisaris menurut pedoman ini antara lain:
a. Persyaratan Anggota Direksi;
b. Komisaris Independen;
c. Komposisi Anggota;
d. Masa Jabatan;
e. Pengangkatan dan Pemberhentian;
f. Etika Jabatan;

64
g. Hak dan Wewenang;
h. Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab;
i. Honorarium dan Fasilitas/Tunjangan;
j. Tantiem;
k. Program Orientasi;
l. Program Peningkatan Kapabilitas;

Kriteria Direksi

Anggota Direksi BNI Syariah telah melalui mekanisme nominasi dan rekomendasi Komite Remunerasi
dan Nominasi BNI Syariah dan diangkat melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pengangkatan
RUPS tersebut efektif setelah yang bersangkutan lulus uji kemampuan dan kepatutan dan/atau
mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Adapun persyaratan seorang anggota Direksi
BNI Syariah adalah:
a. Mempunyai akhlak, moral, dan integritas yang baik.
b. Cakap melakukan perbuatan hukum.
c. Dalam 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan dan selama menjabat:
1) Tidak pernah dinyatakan pailit.
2) Tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan
bersalah menyebabkan suatu Perusahaan dinyatakan pailit.
3) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara
dan/atau berkaitan dengan sektor keuangan.
4) Tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau angota Dewan Komisaris yang selama menjabat:
i. pernah tidak menyelengarakan RUPS tahunan;
ii. pertanggungjawabannya sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris
pernah tidak diterima oleh RUPS atau pernah tidak memberikan pertanggungjawaban
sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris kepada RUPS; dan
iii. pernah menyebabkan Perusahaan yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran
dari Otoritas Jasa Keuangan tidak memenuhi kewajiban menyampaikan laporan tahunan
dan/ atau laporan keuangan kepada Otoritas Jasa Keuangan.
d. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan.
e. Memiliki pengetahuan dan/atau keahlian di bidang yang dibutuhkan Perusahaan.
f. Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional Bank Syariah yang sehat.
g. 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan dan selama menjabat tidak pernah diberhentikan dengan
tidak hormat dari suatu pekerjaan.
h. Memiliki kompetensi dan pengalaman dalam bidang-bidang yang menunjang pelaksanaan tugas dan
kewajiban Dewan Komisaris dan memiliki integritas dan reputasi yang tinggi, serta memiliki
komitmen penyediaan waktu yang memadai.
i. Tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana tertentu yang telah diputus oleh
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam waktu 20 (dua puluh) tahun
terakhir.
j. Tidak pernah melakukan tindakan fraud (penipuan, penggelapan, dan kecurangan) dibidang
perbankan, keuangan dan usaha lainnya.

65
k. Tidak termasuk daftar orang tercela di bidang perbankan dan lulus penilaian kemampuan dan
kepatutan (fit & proper test) yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku.
l. Tidak terdaftar dalam Daftar Tidak Lulus (DTL).
Surat pernyataan demikian telah dibuat oleh setiap calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris BNI
Syariah sebagai salah satu ersyaratan uji kemampuan dan kepatutan di OJK, serta telah
didokumentasikan oleh Perseroan.

Ketentuan Masa Jabatan

Nama Jabatan Jabatan di Grup BNI Jabatan di Perusahaan/Institusi Lain


Abdullah Firman Direktur Utama Tidak Ada Tidak Ada
Wibowo
Dhias Widhiyati* Direktur Bisnis SME Tidak Ada Tidak Ada
& Komersial
Tribuana Direktur Kepatuhan Tidak Ada Tidak Ada
Tunggadewi & Risiko
Wahyu Avianto Direktur Keuangan Tidak Ada Tidak Ada
& Operasional
Iwan Abdi** Direktur Bisnis Ritel Tidak ada Tidak Ada
& Jaringan
Babas SEVP Bisnis SME & Tidak Ada Tidak Ada
Bastaman*** Komersial

*Masa jabatan Direktur berakhir pada RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020
**Diangkat dan efektif pada RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020
***Belum efektif/masih menjalani proses fit and proper test OJK

Susunan, Jumlah, Komposisi dan Dasar Pengangkatan Anggota Direksi di Sepanjang Tahun 2020

Berdasarkan Pasal 28 PBI No. 11/3/PBI 2009 tentang Bank Umum Syariah dan Anggaran Dasar
Perusahaan, bahwa jumlah angota Direksi paling kurang 3 (tiga) orang dan dipimpin oleh Direktur
Utama. BNI Syariah telah memiliki 5 (lima) orang anggota dalam jajaran Direksi sebagai berikut:

Nama Jabatan Pengangkatan oleh RUPS


Abdullah Firman Wibowo Direktur Utama RUPS-LB 23 Maret 2017
Dhias Widhiyati* DIrektur Bisnis SME & Komersial RUPS-LB 23 Maret 2017
Tribuana Tunggadewi Direktur Kepatuhan dan Risiko RUPS-LB 29 DEsember 2017
Wahyu Avianto Direktur Keuangan dan
RUPS Tahunan 27 April 2018
Operasional
Iwan Abdi** Direktur Bisnis Ritel dan Jaringan RUPS Tahunan 9 April 2020
Babas Bastaman*** Direktur Bisnis SME & Komersial RUPS Tahunan 9 April 2020

66
*Masa jabatan Direktur berakhir pada RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020
**Diangkat dan efektif pada RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020
***Belum efektif/masih menjalani proses fit and proper test OJK

Penilaian Kemampuan dan Kepatutan

Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 27/POJK.03/2016 tentang Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pihak Utama Lembaga Jasa Keuangan menyebutkan bahwa calon
anggota Direksi wajib memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan sebelum menjalankan
tindakan, tugas, dan fungsinya sebagai Direksi. Anggota Direksi yang telah lulus fit and proper tanpa
catatan dan telah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan, mengindikasikan bahwa setiap
anggota Direksi memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang memadai.

Dasar Pengangkatan
dan persetujuan Uji
Kemampuan dan
Kepatutan OJK tiap Jabatan Persetujuan OJK
anggota Direksi, adalah
sebagaimana tabel di
bawah ini:Nama
Abdullah Firman Direktur Utama Keputusan anggota Dewan Komisioner
Wibowo Otoritas Jasa Keuangan No KEP-41/
D1.03/2018 12 Maret 2018
Dhias Widhiyati* Direktur Bisnis SME & Komersial Keputusan Anggota Dewan Komisioner
OJK No. KEP228/D.03/2017 tanggal 19
Desember 2017
Tribuana Tunggadewi Direktur Kepatuhan dan Risiko Keputusan Anggota Dewan Komisioner
OJK No. KEP227/D.03/2017 tanggal 19
Desember 2017
Wahyu Avianto Direktur Keuangan dan Keputusan Anggota Dewan Komisioner
Operasional OJK No.KEP-159/D.03/2018 Tanggal 25
September 2018
Iwan Abdi** Direktur Bisnis Ritel dan Jaringan Keputusan Anggota Dewan Komisioner
OJK No.KEP-10/D.3/2020 tanggal 10
Januari 2020
Babas Bastaman*** Direktur Bisnis SME & Komersial Dalam proses fit and proper test
*Masa jabatan Direktur berakhir pada RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020
**Diangkat dan efektif pada RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020
***Belum efektif/masih menjalani proses fit and proper test OJK

67
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang

Tugas utama Direksi adalah menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan
perusahaan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta
mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian
dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran
Dasar dan/atau Keputusan RUPS.

Wewenang:

a. Menetapkan kebijakan kepengurusan perseroan;


b. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan
kepada seorang atau beberapa orang anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk itu atau kepada
seorang atau beberapa orang pegawai Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau
kepada orang atau badan lain;
c. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian Perseroan termasuk penetapan gaji, pensiun
atau jaminan hari tua, jasa produksi dan penghasilan lain bagi pegawai Perseroan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. Mengangkat, memberi penghargaan atau sanksi dan memberhentikan pegawai Perseroan
berdasarkan peraturan kepegawaian Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. Membentuk fungsi Sekretaris Perseroan (Corporate Secretary);
f. Menghapus bukukan piutang macet yang selanjutnya dilaporkan dan dipertanggungjawabkan dalam
Laporan Tahunan;
g. Tidak menagih lagi sebagian atau seluruh piutang di luar pokok dalam rangka restrukturisasi
dan/atau penyelesaian pembiayaan namun dengan kewajiban melaporkan kepada Dewan Komisaris
yang ketentuan tata cara pelaporannya ditetapkan oleh Dewan Komisaris;
h. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan maupun pemilikan
kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perseroan,
dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan,
Anggaran Dasar dan/atau keputusan RUPS.

Kewajiban:

a. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud
dan tujuan serta kegiatan usahanya;
b. Menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perseroan, Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Perseroan
dan rencana kerja lainnya, berikut perubahannya serta menyampaikannya paling lambat 60 (enam
puluh) hari sebelum tahun buku baru dimulai kepada Dewan Komisaris untuk mendapatkan
persetujuan;
c. Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, dan Risalah Rapat Direksi;
d. Membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban pengurusan Perseroan, serta
dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang terntang Dokumen
Perusahaan;

68
e. Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan menyerahkan kepada
Akuntan Publik untuk diaudit;
f. Menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan dan anggaran dasar;
g. Menyampaikan Laporan Tahunan setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling
lambat 5 (|lima) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir kepada RUPS untuk disetujui dan
disahkan;
h. Memberikan penjelasan kepada RUPS mengenai Laporan Tahunan;
i. Memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris
dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan Perseroan dan dokumen
Perusahaan lainnya;
j. Menyimpan di tempat kedudukan Perseroan: Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah RUPS,
Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan
Perseroan serta dokumen perseroan lainnya;
k. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan
prinsipprinsip pengendalian intern terutama pemisahan fungsi pengurusan, pencatatan,
penyimpanan, dan pengawasan;
l. Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta
laporan lainnya seyiap kali diminta oleh Dewan Komisaris, dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
m. Menyiapkan susunan organisasi Perseroan lengkap dengan perincian dan tugasnya;
n. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau yang diminta anggota Dewan
Komisaris dengan memperhatikan perundangundangan yang berlaku;
o. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran
Dasar ini dan yang ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
p. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi
Konglomerasi Keuangan BNI.

Pembagian Tugas Antar Direksi

Nama Jabatan Tugas Dan Tanggung Jawab


Abdullah Direktur Rencana Bisnis Bank
Firman Utama 1. Merencanakan bisnis bank semua segmen secara menyeluruh
Wibowo dari akuisisi hingga penyaluran Dana Pihak Ketiga dalam rangka
mencapai target profit yang telah ditetapkan pemegang saham.
2. Merumuskan dan memutuskan strategi bisnis bank atas semua
segmen secara menyeluruh mulai akuisisi hingga penyaluran
Dana Pihak Ketiga dalam rangka mencapai target profit yang
telah ditetapkan pemegang saham.
3. Merumuskan visi, misi, dan values perusahaan yang akan
mendukung tercapainya target BNI Syariah jangka pendek,

69
menengah, dan panjang sesuai yang telah direncanakan.

Profitabilitas Bank
1. Membuat keputusan pembiayaan maupun restrukturisasi
Pembiayaan sesuai ketentuan dan kewenangan yang berlaku
dalam rangka pencapaian profitabilitas BNI Syariah yang
progressif dan berkualitas.
2. Membuat keputusan Diskon Margin/Bagi Hasil/Ujroh
Pembiayaan NPF & Hapus Buku sesuai ketentuan dan
kewenangan yang berlaku dalam rangka pencapaian
profitabilitas BNI Syariah yang progresif dan berkualitas.
3. Membuat keputusan atas draft kebijakan mitigasi risiko bisnis
semua segmen dalam rangka menjaga prinsip kehati-hatian
bisnis BNI Syariah.
Tata Kelola dan Kepatuhan Bank
1. Menetapkan Pedoman Tata Tertib Good Corporate Governance
BNI Syariah dalam rangka menjaga reputasi kepatuhan bank
atas peraturan regulator.
2. Menjaga implementasi GCG di seluruh BNI Syariah dalam rangka
melindungi reputasi kepatuhan bank atas peraturan regulator.
3. Melaporkan pelaksanaan GCG ke regulator dalam rangka
menjaga reputasi kepatuhan bank atas peraturan regulator.
Value Creation
1. Memutuskan strategi pengembangan organisasi, sistem dan
mekanisme pengelolaan dan pengembangan SDM dalam rangka
mendukung tercapainya visi misi dan target perusahaan dari sisi
sumber daya manusia.
2. Memutuskan arah pengembangan layanan perbankan dalam
rangka peningkatan kualitas layanan perbankan menuju service
excellence dan pencapaian target bisnis BNI Syariah yang telah
direncanakan.
Babas Direktur Bisnis 1. Merencanakan strategi pengembangan dan pengelolaan bisnis
Bastaman* SME & pembiayaan segmen Commercial dan SME sesuai kebutuhan
Komersial pasar dalam rangka menciptakan profitabilitas BNI Syariah yang
berkelanjutan.
2. Merencanakan strategi pengembangan dan pengelolaan bisnis
tresuri dan strategi pemasaran trade finance dalam rangka
menciptakan profitabilitas BNI Syariah yang berkelanjutan.
3. Merencanakan strategi pengembangan dan pengelolaan bisnis
haji & umroh dalam rangka menciptakan profitabilitas BNI
70
Syariah yang berkelanjutan.
4. Merencanakan strategi pengembangan dan pengelolaan bisnis
transaksional & dana institusi dalam rangka menciptakan
profitabilitas BNI Syariah yang berkelanjutan.
Tribuana Direktur Sesuai dengan POJK No 46/POJK.03/2017, tugas dan tanggung
Tunggadewi Kepatuhan & jawab Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan adalah :
Risiko 1. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya
Kepatuhan Bank;
2. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip
kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi;
3. Menerapkan system dan prosedur kepatuhan yang digunakan
untuk Menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank;
4. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, system dan
prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah
sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan, termasuk Prinsip
Syariah;
5. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank
6. Melakukan Tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau
keputusan yang diambil Direksi Bank atau pimpinan kantor
cabang dari Bank yang berkedudukan di luar negeri tidak
menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
7. Melakukan tugas lain yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.
8. Mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi fungsi
dan bidang Manajemen Risiko Bank dan Tata Kelola Kebijakan.
9. Mengkoordinasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi fungsi
dan bidang Kepatuhan, Hukum dan Kesekretariatan.
10. Mengkoordinasikan Komunikasi Perusahaan dan program
pemasaran.
11. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi Pengembangan Produk
Manajemen agar sesuai dengan ketentuan.
Wahyu Direktur Pengendalian Keuangan Perusahaan
Avianto Keuangan & 1. Merencanakan strategi penyusunan sistem, kebijakan, serta
Operasional seluruh pedoman yang menjadi acuan dalam pengendalian
keuangan dan perpajakan BNI Syariah.
2. Merencanakan strategi pelaporan keuangan perusahaan dalam
rangka memastikan kewajaran laporan keuangan dan kesiapan
objek evaluasi audit keuangan perusahaan.
3. Merencanakan skenario proyeksi kinerja keuangan perusahaan
dalam rangka pengendalian keuangan perusahaan.
Operasional Perbankan

71
1. Merencanakan penyempurnaan dan pengelolaan sistem
operasional perbankan dalam rangka memastikan kegiatan
operasional pembiayaan dan transaksi nasabah BNI Syariah
berjalan sesuai prosedur yang ada.
2. Menjaga operasional perbankan sejalan dengan ketentuan dan
kebijakan yang berlaku dalam rangka mitigasi risiko operasional
dan mendukung kelancaran bisnis BNI Syariah.
Akselerasi Pengadaan dan Optimalisasi Aset dan Logistik
1. Merencanakan strategi penyempurnaan proses pengadaan, dan
pembelian serta pemeliharaan aset dan logistik perusahaan
dalam rangka mendukung kelancaran bisnis BNI Syariah.
Sistem & Teknologi Informasi
1. Merencanakan arsitektur teknologi informasi BNI Syariah untuk
diputus dalam KMIT dalam rangka mendukung pengembangan
teknologi informasi di BNI Syariah.
2. Merencanakan pengembangan dan pemeliharaan Core Banking
System (CBS) dan aplikasi non core dalam rangka mencapai
tujuan service excellent BNI Syariah.
3. Merencanakan strategi prioritisasi penyelesaian proyek TI sesuai
kebutuhan BNI Syariah dalam rangka mendukung bisnis dan
operasional BNI Syariah.
Strategi Digitalisasi Produk & Bisnis
1. Merencanakan strategi digitalisasi bisnis, produk bisnis, sistem
monitoring kinerja bisnis/produk dalam rangka mendukung
kebutuhan pengembangan bisnis BNI Syariah.
2. Merencanakan strategi pengembangan kerja sama bisnis
electronic channel dalam rangka akselerasi bisnis digital BNI
Syariah.
3. Merencanakan strategi prioritisasi penyelesaian
program/project/inovasi berbasis web internet dan aplikasi
digital yang dilakukan dalam rangka mendukung kebutuhan
bisnis BNI Syariah.
Strategi Penyelamatan & Penyelesaian Pembiayaan
1. Merencanakan konsep pengembangan kebijakan terkait
penyelesaian pembiayaan bermasalah untuk mendukung
eksekusi penyelamatan dan penyelesaian pembiayaan yang
dapat menghasilkan pendapatan operasional yang optimal bagi
BNI Syariah.
2. Merencanakan strategi penyelamatan dan pengembalian aset
(pembiayaan) bermasalah dan hapus buku BNI Syariah dalam
72
rangka memastikan pencapaian target kualitas aset dan target
pendapatan operasional yang telah ditetapkan manajemen.

Iwan Abdi Direktur Bisnis Strategi Bisnis Dana dan Pembiayaan Ritel (Mikro, Konsumtif dan
Ritel dan Kartu)
Jaringan 1. Mengarahkan strategi pengembangan dan pengelolaan bisnis
dana ritel sesuai rencana bisnis yang telah ditetapkan
manajemen dalam rangka menjaga profitabilitas BNI Syariah
yang berkesinambungan.
2. Mengarahkan strategi pengembangan dan pengelolaan bisnis
pembiayaan konsumtif, kartu dan mikro sesuai rencana bisnis
yang telah ditetapkan manajemen dalam rangka menjaga
profitabilitas BNI Syariah yang berkualitas dan
berkesinambungan.

Strategi Bisnis Jaringan dan Pengembangan Layanan


3. Mengarahkan strategi pengembangan jaringan dan
manajemen kinerja seluruh jaringan BNI Syariah melalui
akselerasi kerja sama dan sinergi dengan berbagai pihak
termasuk dengan PT Bank BNI.
4. Mengarahkan pengembangan standar layanan dan
manajemen pengaduan nasabah dalam rangka meningkatkan
loyalitas nasabah dan memastikan penyelesaian pengaduan
nasabah akurat, efektif dan efisien.

Keputusan Bisnis
5. Memutus pengajuan special nisbah nasabah dana (sesuai
kewenangan dan ketentuan yang berlaku) dalam rangka
pencapaian target bisnis yang telah ditetapkan manajemen.
6. Memutus pengajuan pembiayaan (untuk konsumtif dan bisnis
kartu sesuai kewenangan dan ketentuan yang berlaku) dalam
rangka pencapaian target bisnis yang telah ditetapkan
manajemen.

Kualitas Aset
7. Mengarahkan strategi ekspansi pembiayaan yang progresif,
sehat, dan selektif untik menjaga kualitas aset BNI Syariah.
8. Mengarahkan metode analisa nasabah pembiayaan ritel
(konsumtif dan kartu) yang prudent dan action plan mitigasi
risiko dalam rangka menjaga kualitas aset BNI Syariah
*Belum efektif/masih menjalani proses fit and proper test OJK

73
Independensi Direksi

Independensi anggota Direksi Perseroan telah sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang
berlaku, dimana Direksi Perseroan haruslah:

1. Bertindak independen, tidak mempunyai benturan kepentingan yang dapat mengganggu


kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis, baik dalam hubungan satu
sama lain maupun hubungan terhadap Dewan Komisaris.
2. Tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau
hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham
Pengendali sampai dengan derajat kedua atau hubungan dengan Perseroan, sehingga, dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara independen.
3. Tidak memiliki saham 5% (lima perseratus) atau lebih dari modal disetor pada Perseroan, Bank lain,
Lembaga Keuangan Bukan Bank dan atau Perusahaan lainnya baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama, baik yang berkedudukan di dalam negeri maupun di luar negeri.

Setiap anggota Direksi BNI Syariah telah menandatangani surat pernyataan independensi sebagai salah
satu dokumen persyaratan fit and proper test OJK dan telah didokumentasikan, yang konten surat
pernyataan tersebut antara lain menyatakan:

1. Tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi
dan/atau dengan anggota Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan OJK.
2. Tidak memiliki saham melebihi 25% dari modal disetor pada suatu perusahaan lain baik secara
sendiri-sendiri atau bersama-sama.
3. Tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, kepemilikan saham, dan/atau
Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuan
untuk bertindak independent sebagaimana diatur dalam ketentuan pelaksanaan GCG bagi Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
4. Merupakan pihak yang independen dan bersedia bertindak independen terhadap pemilik bank atau
pemegang saham pengendali bank.

Kepemilikan Saham

Berdasarkan catatan Daftar Khusus Kepemilikan Saham Dewan Komisaris dan Direksi beserta
keluarganya baik dalam Perseroan maupun perusahaan lain, yang dimutakhirkan setiap 6 (enam) bulan
atau setiap ada perubahan. Pada posisi per tanggal 3 Juni 2020 informasi kepemilikan saham dimaksud
adalah sebagai berikut:

Saham di BNI Saham di Tahun


No. Nama Status
Syariah Perusahaan lain Perolehan
1 Abdullah Firman Direktur Utama Tidak ada Tidak ada -
Wibowo
Novia Permatasari Istri Tidak ada Tidak ada -
Abdullah Manggala Anak Tidak ada Tidak ada -
Hastama

74
2 Iwan Abdi Direktur Tidak ada Tidak ada -
Nunik Aryawati Istri Tidak ada Tidak ada -
Nurridho Aryawan Anak Tidak ada Tidak ada -
Aulia Rahmat Anak Tidak ada Tidak ada -
Aryawan
Aufa Azzahra Anak Tidak ada Tidak ada -
Aryawan
3 Tribuana Direktur Tidak ada PT BNI (Persero) 2016
Tunggadewi Tbk: 13.650
lembar
Ir. Prayudi Widyanto Suami Tidak ada Tidak ada -
Rr. Luthfia Gita Anak Tidak ada Tidak ada -
Wardani
R. Maheswara Rikza Anak Tidak ada Tidak ada -

Adityawarman
R.Maheswira Anak Tidak ada Tidak ada -
Adityawardhana
4 Wahyu Avianto Direktur Tidak ada Tidak ada -
Rachmania Diandini Istri Tidak ada Tidak ada -
Hilman Arif Naufal Anak Tidak ada Tidak ada -
Faiz Ammar Rasyid Anak Tidak ada Tidak ada -
Silma Afiati Rahmah Anak Tidak ada Tidak ada -
5 Babas Bastaman SEVP Tidak ada PT BNI (Persero) 2016
Tbk : 32.244
lembar
Herlin Pujiastuti Istri Tidak ada Tidak ada -
Fikri Rasyad Anak Tidak ada Tidak ada -
Bastaman
Ra’I Fadlurrahman Anak Tidak ada Tidak ada -

Rangkap Jabatan Direksi

Daftar rangkap jabatan Direksi adalah sebagai berikut :

Jabatan Di
Nama Jabatan Jabatan Di Grup BNI
Perusahaan/Institusi Lain
Abdullah Firman Direktur Utama Tidak Ada Tidak Ada
Wibowo
Dhias Widhiyati* Direktur Bisnis SME Tidak Ada Tidak Ada
& Komersial
Tribuana Direktur Kepatuhan Tidak Ada Tidak Ada
Tunggadewi dan Risiko

75
Wahyu Avianto Direktur Keuangan Tidak Ada Tidak Ada
dan Operasional
Iwan Abdi** Direktur Bisnis Ritel Tidak Ada Tidak Ada
dan Jaringan
Babas Direktur Bisnis SME Tidak ada Tidak Ada
Bastaman*** & Komersial
*Masa jabatan Direktur berakhir pada RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020
**Diangkat dan efektif pada RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020
***Belum efektif/masih menjalani proses fit and proper test OJK

Direktur Risiko Dan Kepatuhan

1. Bank memiliki 1 (satu) orang Direktur Kepatuhan yang dipilih dari salah seorang anggota Direksi
yang diangkat oleh RUPS. Pengangkatan demikian berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari OJK. Direktur kepatuhan BNI Syariah tidak membawahi fungsi-fungsi bisnis dan
operasional, manajemen risiko yang melakukan pengambilan keputusan pada kegiatan usaha Bank,
treasury, keuangan dan akuntansi, logistik dan pengadaan barang/jasa, teknologi informasi, dan
audit internal.
2. Tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan BNI Syariah adalah memastikan kepatuhan
Perseroan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan cara:
a. Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian.
b. Memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Perseroan tidak menyimpang dari ketentuan yang
berlaku.
c. Memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian komitmen yang dibuat
oleh Bank kepada OJK dan lembaga otoritas yang berwenang.
d. Mencegah Direksi Perseroan agar tidak menempuh kebijakan dan/atau menetapkan keputusan
yang menyimpang dari peraturan Bank Indonesia, peraturan OJK, dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
e. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank;
f. Memastikan cakupan pengawasan aktif Direksi telah terpenuhi secara memadai;
g. Memberikan persetujuan terhadap Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM);
h. Mengusulkan Laporan Action Plan dan Laporan Rencana Pengkinian Data sebelum disampaikan
kepada Bank Indonesia/OJK;
i. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank termasuk dalam
pengambilan keputusan dan dalam kegiatan operasional bank, serta menurunkan tingkat
pelanggaran;
j. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan oleh
Direksi;
k. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun ketentuan
dan pedoman internal Bank;
l. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur, serta kegiatan usaha
yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;

76
m. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank;
n. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil Direksi Bank
tidak menyimpang dari ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
o. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.
3. Selain itu tugas Direktur Kepatuhan adalah menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk
memastikan Perseroan telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia/OJK tentang APU dan PPT dan
Peraturan Perundang-undangan lainnya.
4. Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan wajib menyampaikan laporan kepada Bank
Indonesia dan/atau Otoritas Jasa Keuangan tentang pelaksanaan tugasnya.

Sertifikasi

Di samping program pengembangan kompetensi, Direksi BNI Syariah juga mengikuti program Sertifikasi
Manajemen Risiko. Pada periode 2020, Direksi Bank telah mengikuti program Sertifikasi Manajemen
Risiko dengan rincian sebagai berikut:

Waktu Dan
Nama Jabatan Periode Level Tempat Expired Penyelenggara
Pelaksanaan
Abdullah Firman Direktur 2019- 5 Jakarta, 19 2021 LSPP
Wibowo Utama 2021 November 2019
Dhias Widhiyati* Direktur 2019- 5 Jakarta, 19 2021 LSPP
Bisnis SME 2021 November 2019
&
Komersial
Tribuana Direktur 2019- 5 Jakarta, 19 2021 LSPP
Tunggadewi Kepatuhan 2021 November 2019
& Risiko
Wahyu Avianto Direktur 2020- 5 Jakarta,21 2022 LSPP
Keuangan 2022 Februari 2020
&
Operasional
Iwan Abdi** Direktur 2019- 5 Jakarta, 10 Mei 2021 Leadership
Bisnis Ritel 2021 2019 Nasional
& Jaringan
Babas Direktur 2020- 5 Jakarta, 9 April 2022 Global
Bastaman*** Bisnis SME 2022 2020 Association of
& Risk
Komersial Professionals
(GARP)
*Masa jabatan Direktur berakhir pada RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020

77
**Diangkat dan efektif pada RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020
***Belum efektif/masih menjalani proses fit and proper test OJK

Keputusan, Rekomendasi dan Pelaksanaan Tugas Direksi

Selama tahun 2020, Direksi telah mengeluarkan berbagai keputusan strategis antara lain terkait aspek
sebagai berikut:

Nomor Surat
No Tanggal Perihal
Keputusan
1. 15 Januari 2020 DIR/005 Rencana Pengeluaran Saham dalam Simpanan
(Saham Portepel) dalam Rangka Penyertaan
Modal BNI Syariah
2. 23 Januari 2020 DIR/006 Seleksi Konsultan Perencana Pembangunan
Gedung Kantor Pusat BNI Syariah Pejompongan
3. 16 Maret 2020 DIR/013 Business Continuity Plan Atas Pandemik Covid 19
4. 26 Maret 2020 DIR/014 Pembidangan Direktur
5. 26 Maret 2020 DIR/017 Perlakuan Khusus Nasabah Pembiayaan
Terdampak Covid 19
6. 30 April 2020 DIR/032 Radisi Pengelolaan Surat Berharga dan Likuiditas
Treasuri
7. 08 Juni 2020 DIR/042 Radisi Efisiensi OPEX 2020
8. 04 Juni 2020 DIR/043 Radisi Revisi Rencana Bisnis Bank 2020 - 2022
9. 21 September 2020 DIR/059 Kebijakan Umum Direksi (KUD) Rencana Bisnis
2021

RAPAT DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Rapat Dewan Komisaris

Sesuai ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan, Rapat diadakan paling sedikit setiap 2
(dua) bulan sekali, dalam rapat tersebut dapat mengundang Direksi. Dalam praktiknya, rapat Dewan
Komisaris dilakukan minimal sekali seminggu dan di antaranya sekali dalam sebulan melakukan rapat
gabungan dengan seluruh anggota Direksi. Rapat adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang
mengikat apabila dihadiri atau diwakili oleh lebih dari 1⁄2 (satu per dua) jumlah anggota Dewan
Komisaris.

78
Semua keputusan dalam rapat diambil dengan musyawarah untuk mufakat. Apabila melalui
musyawarah tidak tercapai mufakat, maka keputusan rapat diambil dengan suara terbanyak. Segala
keputusan Rapat bersifat mengikat bagi seluruh anggota Dewan Komisaris. Sesuai ketentuan dalam
Panduan Kerja Dewan Komisaris, diatur bahwa materi rapat harus disampaikan kepada Dewan Komisaris
paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum rapat berlangsung sehingga Dewan Komisaris memiliki
kesempatan untuk menelaah informasi dan/atau untuk meminta informasi tambahan sebelum rapat.

Frekuensi dan Tingkat Kehadiran Rapat

Sepanjang tahun 2020 Dewan Komisaris BNI Syariah melaksanakan rapat sebanyak 3 kali. Adapun
agenda dan tingkat kehadiran anggota Dewan Komisaris dalam rapat adalah sebagai berikut:

Max R Imam Komaruddin


No Tanggal Agenda Rapat Fero P
Niode BS H
Persiapan Penggabungan Bank-Bank 1 1 1 1
1 14/10/2020
Syariah
2 20/10/2020 Persetujuan Merger Plan 1 1 1 1
Radirkom Pembahasan Draft RBB 1 1 1 1
3 03/11/2020
2021-2023 Terbaru
Update Progress Rencana 1 1 1 1
4 11/12/2020
Penggabungan-
4 4 4 4 4
Jumlah rapat
100,00 100,00 100,00 100,00

Rapat Direksi

Rapat Direksi adalah rapat yang diselenggarakan oleh Direksi baik yang telah diagendakan secara rutin
maupun tidak rutin. Rapat diselenggarakan sebagai mekanisme untuk merencanakan dan memantau
penerapan strategi dan kebijakan Perseroan.

Sesuai dengan Pedoman dan Tata Tertib Direksi, ketentuan rapat Direksi adalah sebagai berikut:
1. Rapat Direksi dapat diadakan pada setiap waktu apabila dianggap perlu oleh seorang atau lebih
anggota Direksi atau atas permintaan tertulis/tidak tertulis dari seorang atau lebih dari anggota
Komisaris atau atas permintaan tertulis/tidak tertulis oleh Divisi/Unit terkait pengusul Rapat Direksi.
Seluruh permintaan terhadap Rapat Direksi, baik oleh Direksi, Komisaris atau Divisi/Unit harus
melalui pemberitahuan sebelumnya kepada Divisi/Unit yang memiliki fungsi mengelola pelaksanaan
Rapat Direksi selaku fasilitator Rapat Direksi.
2. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat lain dalam wilayah Republik
Indonesia.
3. Pemanggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak mewakili Direksi.

79
4. Pemanggilan untuk Rapat Direksi wajib disampaikan kepada para anggota Direksi dengan sarana
apapun selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kalender sebelum rapat tersebut atau dalam waktu yang
lebih singkat dalam keadaan yang mendesak.
5. Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dahulu tersebut tidak
disyaratkan.
6. Pemanggilan tersebut harus mencantumkan acara rapat, tanggal, waktu dan tempat rapat.
7. Sebelum disampaikan ke Divisi/Unit yang memiliki fungsi mengelola pelaksanaan Rapat Direksi,
agenda Rapat Direksi yang akan dimintakan keputusan dalam Rapat Direksi harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Direktur Sektor atau Direktur Penggantinya apabila Direktur Sektor
berhalangan hadir.

Frekuensi dan Tingkat Kehadiran Rapat

Sepanjang tahun 2020 Direksi BNI Syariah melaksanakan rapat sebanyak 51 (lima puluh satu) kali.
Adapun agenda dan tingkat kehadiran anggota Direksi dalam rapat adalah sebagai berikut:

Dhias Iwan Tribuana Wahyu Babas


Tanggal Agenda Rapat A.Firman
W Abdi T A B
Radisi Kinerja Keuangan
15 Januari Posisi Desember 2019 &
1 1 1 Cuti 1
2020 Usulan Mata Acara RUPST
Tahun Buku 2019
Kinerja Keuangan Wilayah &
20 Januari
Cabang Posisi Desember 1 1 1 Cuti 1
2020
2019
20 Januari Radisi Profil Risiko Individu &
1 1 1 Cuti 1
2020 Terintegrasi Desember 2019
Rencana Pengeluaran Saham
dalam Simpanan (Saham
15 Januari
Portepel) dalam Rangka 1 1 1 Cuti 1
2020
Penyertaan Modal BNI
Syariah
Seleksi Konsultan Perencana
23 Januari Pembangunan Gedung Tidak
1 1 1 1
2020 Kantor Pusat BNI Syariah Hadir
Pejompongan
24
Radisi Kinerja Keuangan
Februari 1 1 1 1 1
Posisi Januari 2020
2020
17 Maret Kinerja Keuangan Perseroan Tidak
1 1 1 1
2020 Posisi Februari 2020 Hadir
16 Maret Business Continuity Plan Tidak
1 1 1 1
2020 Atas Pandemik Covid 19 Hadir
26 Maret Pembidangan Direktur 1 1 1 1

80
2020
13 Maret Kinerja Keuangan Wilayah & Tidak
1 1 1 1
2020 Cabang Posisi Februari 2020 Hadir
Perlakuan Khusus Nasabah
26 Maret
Pembiayaan Terdampak 1 1 1 1 1
2020
Covid 19
Update Kondisi Operasional
01 April
& Inisiatif Strategis BNI 1 1 1 1 1
2020
Syariah Pasca Buku 3
03 April Program Business Continuity
1 1 1 1 1
2020 Plan Covid 19
03 April Sosialisasi Hasil Stress Test
1 1 1 1 1
2020 Kinerja Perseroan
07 April Update Kinerja & Review
1 1 1 1 1
2020 RBB Dampak Covid 19
01 April Stress Test Kinerja Keuangan Tidak
1 1 1 1
2020 Dampak Covid 19 Hadir
Crisis Management Team -
08 April
Progress Business Continuity 1 1 1 1 1
2020
Plan
09 April Tidak
Radisi Update FAR dan R3 1 1 1 1
2020 Hadir
Radisi Kinerja Keuangan
13 April
Perseroan & Wilayah 1 1 1 1 1
2020
Cabang Posisi Maret 2020
Radisi Update Progress
22 April
Rencana Aksi Korporasi 1 1 1 1 1
2020
(Merger Himbara Syariah)
22 April Radisi Prognosis Kinerja April
1 1 1 1 1
2020 2020
24 April Radisi Update Percepatan R3
1 1 1 1 1
2020 Pembiayaan
Radisi Mekanisme Usulan
Penundaan Pembayaran
27 April
Pokok dan/atau Margin dan 1 1 1 1 1
2020
Penugasan Khusus Pejabar
Pemutus
Radisi Pengelolaan Surat
30 April
Berharga dan Likuiditas 1 1 1 1 1
2020
Treasuri
12 Mei Radisi Profil Risiko Individu
1 1 1 1 1
2020 Posisi Maret 2020
Radisi Kinerja Keuangan
14 Mei
Perseroan & Wilayah 1 1 1 1 1
2020
Cabang Posisi April 2020
81
Radisi Update Crisis
22 Mei Management Tim & Usulan
1 1 1 1 1
2020 Perpanjangan asa Darurat
Covid 19
22 Mei Radisi Persiapan Skenario
1 1 1 1 1
2020 The New Normal
29 Mei Radisi Skenario The New
1 1 1 1 1
2020 Normal
05 Juni Radisi Usulan Kerjasama
1 1 1 1 1
2020 Institusi
08 Juni Radisi Kinerja Keuangan
1 1 1 1 1
2020 Perseroan Posisi Mei 2020
08 Juni
Radisi Efisiensi OPEX 2020 1 1 1 1 1
2020
04 Juni Radisi Revisi Rencana Bisnis
1 1 1 1 1
2020 Bank 2020-2022
Radisi Kinerja Keuangan
17 Juni
Wilayah & Cabang Posisi Mei 1 1 1 1 1
2020
2020
13 Juli Radisi Kinerja Persetoan
1 1 1 1 1
2020 Posisi Juni 2020
Progress BCP Covid 19 &
20 Juli Tidak
Evaluasi Kebijakan Hasanah 1 1 1 1
2020 Hadir
Working Lifestyle 4.0
23 Juli Profil Risiko & Terintegrasi
1 1 1 1 1
2020 Periode Juni 2020
Radisi Kinerja Keuangan
18 Agustus
Wilayah & Cabang Posisi Juli 1 1 1 1 1
2020
2020
10 Agustus Radisi Kinerja Keuangan
1 1 1 1 1
2020 Perseroan Posisi Juli 2020
02
Radisi Laporan Fraud PPOB
September 1 1 1 1 1
Hasanah Payment
2020
02
Radisi Update CMT dan
September 1 1 1 1 1
Proyeksi Rencana Bisnis
2020
17 Radisi Kinerja Keuangan
September Wilayah dan Cabang Posisi 1 1 1 1 1
2020 Agustus 2020
21
Kebijakan Umum Direksi
September 1 1 1 1 1
(KUD) Rencana Bisnis 2021
2020
14 Radisi Kinerja Keuangan
1 1 1 1 1
September Perseroan Posisi Agustus
82
2020 2020

09
Radisi Conditional Merger
Oktober 1 1 1 1 1
Agreement (CMA)
2020
13 Radisi Kinerja Keuangan
Oktober Perseroan Posisi September 1 1 1 1 1
2020 2020
16
Radisi Profil Risiko Individu
Oktober 1 1 1 1 1
September 2020
2020
19 Radisi Kinerja Keuangan
Oktober Wilayah dan Cabang Posisi 1 1 1 1 1
2020 September 2020
23
Radisi Rencana Bisnis Bank
Oktober 1 1 1 1 1
2021-2023
2020
09 Radisi Kinerja Keuangan
November Perseroan Posisi Oktober 1 1 1 1 1
2020 2020
10 Radisi Kinerja Keuangan
Desember Perseroan Posisi November 1 1 1 1 1
2020 2020
Total Kehadiran 49 6 50 47 51 40

Persentase Kehadiran 96.07 66.67 98.03 92.16 100.00 80.49

*Masa jabatan Direktur berakhir pada RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020
**Diangkat dan efektif pada RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020
***Belum efektif/masih menjalani proses fit and proper test OJK

REMUNERASI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Kebijakan Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi

Kebijakan remunerasi dan fasilitas lainnya (remuneration package) bagi Dewan Komisaris, Direksi dan
Dewan Pengawas Syariah ditetapkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Kebijakan
remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS antara lain meliputi:

a. Remunerasi yaitu penghasilan dalam bentuk keuangan (non natura) antara lain gaji, tunjangan
(benefit), kompensasi dalam bentuk saham, bonus dan bentuk remunerasi lainnya; dan

83
b. Fasilitas lain yaitu fasilitas yang diterima tidak dalam bentuk keuangan (natura), antara lain fasilitas
perumahan, fasilitas transportasi, fasilitas asuransi kesehatan, fasilitas telekomunikasi, dan fasilitas
lainnya, yang dapat dimiliki maupun tidak dapat dimiliki.

Mekanisme Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris Dan Direksi

Penetapan besaran remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi di BNI Syariah mengacu pada POJK No. 45/
POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola dalam Pemberian Remunerasi Bagi Bank Umum Surat
Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 40/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Dalam Pemberian
Remunerasi Bank Umum.

Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris di tahun 2020 adalah berdasarkan Keputusan Dewan
Komisaris PT Bank BNI Syariah tentang Penetapan Gaji Direksi & Honorarium Dewan Komisaris dengan
sebelumnya melalui mekanisme berikut:

Berdasarkan POJK No. 45/POJK.03/2015, kebijakan Remunerasi yang bersifat tetap selain
memperhatikan aspek penilaian kinerja anggota Direksi dan Dewan Komisaris juga wajib paling sedikit
memperhatikan aspek:

1. Skala usaha;
2. Kompleksitas usaha;
3. Peer Group;
4. Tingkat inflasi;
5. Kondisi dan kemampuan keuangan;

84
6. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
7. Khusus Remunerasi bersifat variabel juga wajib memperhatikan prudent risk taking.

Jumlah Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi

Paket Kebijakan & Jenis Fasilitas Lain Bagi Dewan Komisaris, Direksi Dan DPS
Dewan Komisaris Direksi Dps
Jenis Remunerasi Dan Fasilitas
Jutaan Jutaan Jutaan
Lain (Tahun 2019) Orang Orang Orang
Rupiah Rupiah Rupiah
Remunerasi (gaji), bonus, 5 56.762.764 1 3.000.000 0 0
tunjangan rutin, tantiem dan
fasilitas lainnya dalam bentuk
non-natura
Fasilitas lain dalam bentuk natuna 0 0 3 69.000.000 0 0
(perumahan, asuransi Kesehatan
dan sebagainya)

Paket Kebijakan & Jenis Fasilitas Lain Bagi Dewan Komisaris, Direksi Dan DPS
2020 2019
Jumlah
Jenis Remunerasi Per Orang Jumlah
Dewan Jumlah Jumlah Jumlah JUMLAH
Dalam 1 Tahun Dewan
Komisar Direksi DPS Direksi DPS
Komisaris
is
Di atas Rp2 miliar 3 5 0 0 4 0
Di atas Rp1 miliar – Rp2 1 0 0 4 0 0
miliar
Di atas Rp500 juta – Rp1 0 0 2 0 0 2
miliar
Di bawah Rp500 juta 1 0 0 0 0 0

Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah

Keterangan Rasio 2020 Rasio 2019


Rasio gaji karyawan tertinggi dan terendah 20 : 1 26,41 : 1
Rasio gaji Direksi tertinggi dan terendah 1,18 : 1 1,18 : 1
Rasio gaji Komisaris tertinggi dan terendah 1,11 : 1 1,11 : 1
Rasio gaji Direksi dan karyawan tertinggi 3,19 : 1 3,31 : 1

85
KEBERAGAMAN KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Dalam rekomendasi Otoritas Jasa Keuangan yang dituangkan dalam Lampiran Surat Edaran Otoritas Jasa
Keuangan No. 32/SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka dinyatakan
komposisi anggota Dewan Komisaris dan Direksi harus memperhatikan keberagaman komposisi anggota
Dewan Komisaris dan Direksi.

Keberagaman komposisi anggota Dewan Komisaris dan Direksi merupakan kombinasi karakteristik yang
diinginkan baik dari segi organ Dewan Komisaris dan Direksi maupun anggota Dewan Komisaris dan
Direksi secara individu, sesuai dengan kebutuhan Perseroan. Kombinasi tersebut ditentukan dengan
cara memperhatikan keahlian, pengetahuan dan pengalaman yang sesuai pada pembagian tugas dan
fungsi jabatan dalam mencapai tujuan Perseroan. Dengan demikian, pertimbangan kombinasi
karakteristik dimaksud akan berdampak dalam ketepatan proses pencalonan dan penunjukan individual
anggota Dewan Komisaris dan Direksi ataupun secara kolegial.

Secara spesifik, BNI Syariah belum mengakomodir ketentuan tersebut, baik pada Anggaran Dasar
Perusahaan maupun pada Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris dan Direksi. Pengangkatan
Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan dengan mempertimbangkan integritas, dedikasi, pemahaman
mengenai masalah manajemen perusahaan yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen,
memiliki pengetahuan dan/atau keahlian di bidang yang dibutuhkan Perseroan dan dapat menyediakan
waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya serta persyaratan lain berdasarkan peraturan
perundang-undangan.

No Nama Jabatan Usia Jenis Pendidikan Pengalaman


(tahun) Kelamin
1 Fero Komisaris 65 Pria - Sarjana - Komisaris
Poerbonegoro Utama Ekonomi Independen PT
- Magister Bank Negara
Management Indonesia
(Persero) Tbk.
- Direktur PT Bank
Negara Indonesia
(Persero) Tbk.
- Project Manager
New Core Banking
System PT Bank
Negara Indonesia
(Persero) Tbk.
2 Max R. Niode Komisaris 63 Pria - Sarjana Hukum - Komisaris PT
Independen - Magister Asuransi Tri
Hukum Pakarta

86
- Pemimpin Satuan
Pengawas Internal
PT Bank Negara
Indoensia
(Persero) Tbk.
- Pemimpin Divisi
Hukum PT Bank
Negara Indonesia
(Persero) Tbk.
3 Imam Budi Komisaris 61 Pria - Sarjana - Direktur
Sarjito Ekonomi Kepatuhan dan
- Master Risiko Perusahaan
Ekonomi BNI
- Doktor - Komisaris PT Bank
Ekonomi BNI Syariah
- Pemimpin Divisi
Enterprise Risk
Management BNI
4 Komaruddin Komisaris 67 Pria - Sarjana - Komisaris
Hidayat Independen Ushuluddin Independen BRI
- Master di Syariah
Bidang Filsafat - Ketua Dewan
- Doktor di Ilmu Komisaris Syariah
Filsafat PT Bank Syariah
- Post Doctorate Mandiri
Research - Rektor UIN Syarif
Program Hidayatullah
- International Jakarta periode 2
Visitor Program
ke AS

5 Dr. Hasanudin, Dewan 59 Pria - Sarjana Muda - Anggota Dewan


M Ag Pengawas Fakultas Standard
Syariah Syariah Akuntansi Syari’ah
- Sarjana (DSAS)-Ikatan
Fakultas Akuntan Indonesia
Syariah (IAI)
- Magister - Dosen Fakultas
Agama studi Syari’ah dan

87
Pengkajian Hukum UIN Syarif
Islam Hidayatullah,
(konsentrasi Jakarta
syariah), - Dosen Fakultas
- Doktor studi Syari’ah Institut
Pengkajian Ilmu Al Qur’an,
Islam Jakarta
(konsentrasi
syariah)
6 Ah.Azharuddin Dewan 46 Pria - Sarjana Hukum - Ketua Dewan
Lathif, M.Ag, Pengawas - Magister Pengawas Syariah
M.H. Syariah Hukum (DPS) PT Central
Sejahtera Finance
- Ketua Dewan
Pengawas Syariah
(DPS) PT Relliance
Asset Management
- Ketua Dewan
Pengawas Syariah
(DPS) Promitra
Finance Unit Usaha
Syariah
7 Abdullah Direktur 56 Pria - Sarjana - Executive Vice
Firman Wibowo Utama Pertanian President (EVP)
- Magister Pengembangan
Manajemen Perusahaan Anak
PT Bank BNI
- Senior Executive
Vice President
(SEVP) Risiko Bsnis
PT Bank BNI
- Executive Vice
President (EVP)
Divisi Internasional
PT Bank BNI
8 Dhias Direktur 50 Wanita - Sarjana - Pemimpin Divisi
Widhiyati* Bisnis SME & Ekonomi Tata Kelola
Komersial - Magister Kebijakan PT Bank
Manajemen Negara Indonesia

88
(Persero) Tbk.
- DGM Commercial
Remedial &
Recovery PT Bank
Negara Indonesia
(Persero) Tbk.
- CEO Region Kantor
Wilayah Jakarta
BSD PT Bank
Negara Indonesia
(Persero) Tbk.
9 Tribuana Direktur 53 Wanita - Sarjana Hukum - Senior Executive
Tunggadewi Kepatuhan - Magister Vice President
dan Risiko Hukum (SEVP) Risk &
Compliance PT BNI
Syariah
- Senior Vice
President (SVP) –
Corporate
Secretary dan
Pemimpin Divisi
KMP PT Bank BNI
- Vice President (VP)
– Wakil Pemimpin
Divisi – Bidang
Good Corporate
Governance dan
Biro Direksi PT
Bank BNI
10 Wahyu Avianto Direktur 48 Pria - Sarjana - Pemimpin Divisi
Keuangan Teknik dari Keuangan BNI
dan - Magister Syariah
Operasional Manajemen - Koordinator Divisi
Keuangan Keuangan dan
Jaringan BNI
Syariah
- Pemimpin Divisi
Strategi dan
Keuangan BNI

89
Syariah
11 Iwan Abdi** Direktur 55 Pria Sarjana Teknik - Pemimpin Divisi
Bisnis Ritel Pengelolaan
dan Jaringan Jaringan BNI
- CEO Region
Semarang – BNI
- Head of
Consumer and
Retail Region
Jakarta
Kemayoran BNI
12 Babas Direktur 53 Pria - Sarjana - Pemimpin Divisi
Bastaman*** Bisnis SME & Teknologi BUMN dan
Komersial - Magister Institusi
Profesional Pemerintan BNI
Industri Kecil - Pemimpin Divisi
Menengah Risiko Kredit
Menengah dan
Usaha Kecil BNI
- Pemimpin Divisi
Bisnis Komersial
BNI Syariah
*Masa jabatan Direktur berakhir pada RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020
**Diangkat dan efektif pada RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020
***Belum efektif/masih menjalani proses fit and proper test OJK

ORGAN PENDUKUNG DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris BNI Syariah memiliki 3 organ pendukung yang dapat membantu pelaksanaan kegiatan
sehari-hari Dewan Komisaris yaitu:

1. Komite Audit;
2. Komite Nominasi dan remunerasi;
3. Komite Pemantau Risiko.

90
KOMITE AUDIT

Dasar Pembentukan

Komite Audit dibentuk dengan berpedoman antara lain pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor
11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 dan SE 15/15/DPNP tanggal 29 April 2010 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Pedoman Kerja/Piagam Komite Audit

Dewan Komisaris BNI Syariah telah menyusun Piagam Komite Audit yang mengatur fungsi, tugas dan
tanggung jawab Komite Audit sesuai kebutuhan BNI Syariah dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, serta sebagai panduan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara transparan,
kompeten, objektif dan independen sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua
pihak yang berkepentingan.

Piagam Komite Audit dievaluasi secara berkala dan apabila diperlukan dilakukan amandemen untuk
memastikan kepatuhan BNI Syariah terhadap ketentuan OJK dan peraturan terkait lainnya. Revisi
terakhir Piagam Komite Audit dilakukan pada tahun 2014 dan telah ditetapkan dengan Keputusan
Dewan Komisaris Nomor KEP/01/DK/2014 tanggal 10 September 2014.

Ada pun isi Piagam Komite Audit antara lain:

1. Dasar Pembentukan;
2. Struktur Komite Audit;
3. Persyaratan Keanggotaan Komite Audit;
4. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit;
5. Kewajiban Komite Audit;
6. Wewenang Komite Audit;
7. Rapat Komite Audit;
8. Pelaporan;
9. Masa Tugas;
10. Penutup.

Susunan, Jumlah, Komposisi dan Dasar Pengangkatan Komite Audit

Komite Audit sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota, seorang diantaranya merupakan Komite
Independen yang sekaligus merangkap sebagai ketua Komite Audit, dan lainnya adalah seorang yang
ahli dalam akuntansi keuangan dan seorang lainnya ahli dalam perbankan syariah. Adapun keanggotaan
Komite Audit BNI Syariah sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris adalah
sebagai berikut:

91
Nama Jabatan Keahlian Masa Jabatan
Max R. Niode Ketua Hukum 2019-2022
Fero Poerbonergoro Anggota Ekonomi Manajemen 2019-2022
Komaruddin Hidayat Anggota Sumber Daya Manusia 2019-2022
Imam Budi Sarjito Anggota Manajemen Risiko 2019-2022
Peter Umar Anggota Ekonomi Akuntansi 2019-2022
Harry Yusuf Anggota Ekonomi Manajemen 2019-2022

Independensi Anggota Komite Audit

Aspek Independensi Max Fero Imam Budi S Komaruddin Peter Harry


Niode Poerbonegoro Hidayat Umar Yusup
Tidak memiliki
hubungan keuangan
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
dengan Dewan
Komisaris dan Direksi
Tidak memiliki
hubungan
kepengurusan di
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
perusahaan, anak
perusahaan, maupun
perusahaan afiliasi
Tidak memiliki
hubungan kepemilikan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
saham di perusahaan
Tidak memiliki
hubungan keluarga
dengan Dewan
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Komisaris, Direksi,
dan/atau sesama
anggota Komite Audit
Tidak menjabat sebagai
pengurus partai politik, Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
pejabat dan pemerintah

92
Tugas dan Tanggung Jawab

Sesuai dengan Piagam Komite Audit, tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah sebagai berikut:

1. Komite Audit memantau dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan audit serta memantau
tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan
proses pelaporan keuangan.
2. Komite Audit melakukan review terhadap pelaksanaan tugas Unit kerja pengelola audit internal
(Satuan Pengawas Internal), kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan
standar audit yang berlaku, kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku,
dan pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Unit kerja pengelola audit internal,
Akuntan Publik, auditor eksternal, hasil pengawasan OJK dan/atau hasil pengawasan Dewan
Pengawas Syariah.
3. Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan KAP sebagai usulan Dewan
Komisaris di RUPS Tahunan.
4. Melakukan koordinasi dengan Kantor Akuntan Publik dalam rangka efektivitas pelaksanaan audit
ekstern.
5. Meminta Direksi untuk menindaklanjuti hasil temuan pemeriksaan Unit kerja pengelola audit
internal.
6. Menyetujui Internal Audit Charter, menanggapi rencana Audit Internal dan masalah-masalah yang
ditemukan oleh Auditor Internal serta menentukan pemeriksaan khusus oleh Unit kerja pengelola
audit internal, apabila terdapat dugaan terjadinya kecurangan, penyimpangan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku.
7. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam hal auditee tidak menindaklanjuti laporan Unit
kerja pengelola audit internal.
8. Memastikan bahwa laporan-laporan yang disampaikan kepada OJK serta instansi lain yang
berkepentingan telah dilakukan dengan benar dan tepat waktu dan memastikan bahwa Bank
mematuhi semua ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
9. Memastikan bahwa manajemen menjamin baik Auditor Ekstern maupun Intern dapat bekerja sesuai
dengan Standar Auditing yang berlaku.
10. Memastikan independensi dan obyektifitas akuntan publik.
11. Memastikan kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik untuk memastikan semua
risiko yang penting telah dipertimbangkan.
12. Memastikan bahwa manajemen telah menjalankan usahanya sesuai dengan prinsip pengelolaan
Bank secara sehat.
13. Menilai efektifitas pelaksanaan fungsi Unit kerja pengelola audit internal.
14. Menaati peraturan-peraturan yang tercantum dalam Standars Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank
(SPFAIB) ataupun perundang-undangan terkait lainnya.
15. Mengevaluasi masalah-masalah pajak dan hukum yang membutuhkan penanganan khusus.
16. Menelaah laporan pelaksanaan Good Corporate Governance Bank.

93
Rapat Komite Audit

Sepanjang tahun 2020, Komite Audit mengadakan rapat sebanyak 8 (delapan) kali dengan tingkat
kehadiran anggota sebesar 92%. Selain rapat internal, Komite Audit juga mengadakan rapat dengan
Dewan Komisaris sebanyak 9 (sembilan) kali dengan tingkat kehadiran anggota sebesar 90%

Max
Fero Imam Komaruddin Harry Peter
No Tanggal Agenda Rapat R
P BS H Yusup Umar
Niode
Exit Meeting Audit
Laporan Keuangan
1 23/01/2020 1 1 1 1 1 1
Tahun Buku 2019 KAP
Ernst & Young
Laporan Pelaksanaan
2 28/01/2020 dan Pokok-Pokok Hasil 1 1 1 1 1 1
Audit Triwulan IV 2019
Paparan Kinerja
3 14/04/2020 Internal Audit Q1 - - - - 1 1
Tahun 2020
Kick-Off Meeting Audit
Laporan Keuangan
4 11/06/2020 untuk periode enam 1 1 1 1 1 1
bulan yang berakhir
pada per 30 Juni 2020
Kinerja Divisi Internal
5 24/07/2020 Audit (IAD) untuk Q2 1 1 1 1 1 1
tahun 2020
Exit Meeting Audit
Laporan Keuangan
6 08/11/2020 untuk periode Enam 1 1 1 1 1 1
Bulan yang Berakhir 30
Juni 2020
Kick-Off Meeting Audit
Laporan Keuangan
7 29/09/2020 1 1 1 1 1 1
Tahun yang Berakhir 31
Desember 2020
Kinerja Divisi Internal
8 23/10/2020 Audit (IAD) untuk Q3 1 1 1 1 1 1
tahun 2020
9 22/12/2020 Meeting Update 1 1 1 1 1 1
Progress Audit Laporan
Keuangan Desember
2020
Kehadiran 8 8 8 8 9 9
Jumlah rapat 9 88,88 88,88 88,88 88,88 100,00 100,00

94
Pelaksanaan Tugas Komite Audit

No Program Kerja Pelaksanaan


1 Evaluasi Rencana Kerja Internal Audit Division (IAD) Tahun 2020 9
2 Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Divisi IAD dan Pokok-Pokok Hasil Audit 9
Tahun 2019
3 Evaluasi Tindak Lanjut Manajemen atas Laporan Internal Audit Division, OJK, 9
Management Letter KAP, dan Dewan Pengawas Syariah
4 Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan AP dan KAP kepada Dewan 9
Komisaris
5 Menelaah Laporan Tahunan Tahun Buku 2019 9
6 Menelaah Informasi Keuangan Triwulanan Tahun 2020 9
7 Koordinasi dengan KAP dalam rangka efektivitas Pelaksanaan Audit Eksternal 9
8 Melakukan Evaluasi Efektivitas Pelaksanaan Audit dan Auditor Eksternal 9
9 Melakukan Monitoring Pelaksanaan Kinerja Bulanan (Radirkom) 9
10 Menelaah Laporan Pelaksanaan GCG Perseroan 9
11 Membuat Pengungkapan KA pada Laporan Tahunan Tahun 2019 9
12 Melakukan Review Piagam Komite Audit (apabila diperlukan) 9
13 Menelaah Hasil Audit dari Divisi Audit Internal dan melaporkan ke Dewan 9
Komisaris jika ada masalah signifikan
14 Kunjungan ke Unit Kerja Perseroan dan Cabang (optional) 9
15 Mengikuti Pelatihan (sesuai kebutuhan) 9
16 Melaporkan Pelaksanaan Rencana Kerja 2020 9
17 Menyusun Rencana Kerja Komite 2021 9
18 Melaksanakan Tugas Lain yang Diberikan Komisaris 9

Rekomendasi Komite Audit Kepada Dewan Komisaris

Salah satu tugas Komite Audit adalah memberikan rekomendasi kepada Dewan komisaris terkait dengan
kontrol terhadap organisasi internal Bank. Sepanjang tahun 2020, rekomendasi yang diberikan Komite
Audit adalah sebagai berikut :

No Nomor Surat Tanggal Perihal


1 KA-01/01/20 21 Januari 2020 Analisis Laporan Keuangan Periode Desember 2019
2 KA-02/01/20 21 Januari 2020 Penyampaian Laporan Pelaksanaan dan Pokok-Pokok Hasil
Audit Intern Semester II kepada Otoritas Jasa Keuangan
3 KA-03/01/20 28 Januari 2020 Tindak Lanjut Exit Meeting dengan Kantor Akuntan Publik
Ernst & Young
4 KA-04/02/20 11 Februari 2020 Penelaahan Komite Audit atas Laporan Keuangan Publikasi

95
periode 31 Desember 2019
5 KA-05/02/20 11 Februari 2020 Laporan Pelaksanaan Tugas Komite Audit Tahun 2019
6 KA-05A/02/20 11 Februari 2020 Rekomendasi Kantor Akuntan Publik yang akan Melakukan
Audit atas Laporan Keuangan PT Bank BNI Syariah per 31
Desember 2020

7 KA-06/02/20 25 Februari 2020 Analisis Laporan Keuangan Periode Januari 2020


8 KA-10/03/20 31 Maret 2020 Analisis Laporan Keuangan Periode Februari 2020
9 KA-11/03/20 31 Maret 2020 Analisis Laporan Keuangan Periode Maret 2020
10 KA-12/04/20 21 April 2020 Pengantar Laporan Kinerja Internal Audit Triwulan I 2020
11 KA -13/05/20 11 Mei 2020 Penelaahan Komite Audit atas Laporan Keuangan Publikasi
periode 31 Maret 2020
12 KA -14/05/20 13 Mei 2020 Analisis Laporan Keuangan Periode April 2020
13 KA -15/06/20 02 Juni 2020 Telaahan atas Laporan Kepatuhan Triwulan I Tahun 2020
14 KA -16/06/20 02 Juni 2020 Penyampaian Hasil Evaluasi terhadap Kantor Akuntan
Publik (KAP) Purwantono, Sungkoro, & Surja (EY Global)
Atas Audit Laporan Keuangan tahun buku 2019
15 KA -17/06/20 16 Juni 2020 Analisis Laporan Keuangan Periode Mei 2020
16 KA -18/06/20 16 Juni 2020 Penyampaian Summary Laporan Hasil Audit IAD untuk
periode Maret s.d. Mei 2020
17 KA -19/06/20 21 Juli 2020 Analisis Laporan Keuangan Periode Juni 2020
18 KA -20/06/20 21 Juli 2020 Review atas Kebijakan Hasanah Prioritas
19 KA-21/08/20 11 Agustus 2020 Telaahan atas Laporan Kepatuhan Triwulan II Tahun 2020
20 KA-22/08/20 18 Agustus 2020 Penelaahan Komite Audit atas Laporan Keuangan Publikasi
periode 30 Juni 2020
21 KA-23/08/20 18 Agustus 2020 Analisis Laporan Keuangan Periode Juli 2020
22 KA-24/09/20 21 September Telaahan atas Draft Kebijakan Perencanaan Strategis
2020
23 KA-25/09/20 21 September Analisis Laporan Keuangan Periode Agustus 2020
2020
24 KA-26/09/20 21 September Penyampaian Summary Laporan Hasil Audit IAD untuk
2020 periode Juli s.d. Agustus 2020
25 KA-27/10/20 27 Oktober 2020 Telaahan atas Status Tindak Lanjut Management Letter EY
26 KA-28/10/20 20 Oktober 2020 Analisis Laporan Keuangan Periode September 2020
27 KA-29/10/20 22 Oktober 2020 Telaahan atas Permohonan Persetujuan Fasilitas Hasanah
Card Pihak Terkait
28 KA-30/11/20 04 November Penelaahan Komite Audit atas Laporan Keuangan Publikasi
2020 periode 30 September 2020
29 KA-31/11/20 06 November Telaahan atas Laporan Kepatuhan Triwulan III Tahun 2020

96
2020
30 KA-32/11/20 17 November Analisis Laporan Keuangan Periode Oktober 2020
2020

KOMITE PEMANTAU RISIKO

Dasar Pembentukan

Dalam rangka pelaksanaan Good Corporate Governance, sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.
11/33/ PBI/2009 tanggal 9 Desember 2009, Dewan Komisaris BNI Syariah membentuk Komite Pemantau
Risiko untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.

Piagam Komite

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya Komite Pemantau Risiko didasarkan kepada Piagam
Pemantau Risiko yang diterbitkan melalui dokumen KEP/08/DK/2010 tanggal 5 Oktober 2010. Piagam
Komite Pemantau Risiko ditetapkan oleh Dewan Komisaris sebagai panduan dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawab secara transparan, kompeten, objektif dan independen sehingga dapat
dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua pihak yang berkepentingan.

Ada pun isi Piagam Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut:

1. Dasar Pembentukan;
2. Struktur Organisasi dan Keanggotaan Komite Pemantau Risiko;
3. Persyaratan Keanggotaan;
4. Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko;
5. Tugas Komite Pemantau Risiko;
6. Wewenang, Hak dan Kewajiban Komite Pemantau Risiko;
7. Rapat Komite Pemantau Risiko;
8. Masa Tugas Komite Pemantau Risiko;
9. Penutup.

Susunan, Jumlah, Komposisi dan Dasar Pengangkatan Komite Pemantau Risiko

Komite Pemantau Risiko sekurang-kurangnya terdiri dari seorang Komisaris Independen, seorang pihak
independen yang memiliki keahlian di bidang perbankan syariah, dan seorang pihak independen yang
memiliki keahlian di bidang manajemen risiko. Komite Pemantau Risiko diketuai oleh Komisaris
Independen. Mayoritas anggota Komisaris yang menjadi anggota Komite Pemantau Risiko merupakan
Komisaris Independen.

97
Nama Jabatan Dasar Penetapan Masa Keahlian
Jabatan
Komaruddin Ketua – SK Dewan Komisaris No. 2019 – Sumber Daya
Hidayat Komisaris KEP/10/DK/2019 tanggal 9 2022 Manusia
Mei 2019
Fero Anggota – SK Dewan Komisaris No. 2019 – Ekenomi
Poerbonegoro komisaris Utama KEP/10/DK/2019 tanggal 9 2022 Manajemen
Mei 2019
Imam Budi Anggota – SK Dewan Komisaris No. 2019 – Manajemen
Sarjito Komisaris KEP/10/DK/2019 tanggal 9 2022 Risiko
Mei 2019
Max R. Niode Anggota – SK Dewan Komisaris No. 2019 – Hukum
Komisaris KEP/10/DK/2019 tanggal 9 2022
Independen Mei 2019
Delyuzar Syamsi Anggota – Pihak SK Dewan Komisaris No. 2019 – Ekonomi
Independen KEP/10/DK/2019 tanggal 9 2022 Manajemen
Mei 2019
Subadriah Anggota – Pihak SK Dewan Komisaris No. 2019 – Ekonomi
Independen KEP/10/DK/2019 tanggal 9 2022 Manajemen
Mei 2019

Independensi Komite Pemantau Risiko

Komite Pemantau Risiko senantiasa mengedepankan independensi baik dalam pelaksanaan tugas
maupun dalam melaporkan hasil kerja kepada Dewan Komisaris. Semua anggota ini adalah independen
terhadap Direksi, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidangnya.

Anggota Komite Pemantau Risiko adalah para profesional yang memiliki kompetensi cukup di bidangnya
masing-masing dengan sudah berpengalaman. Para profesional ini tidak memiliki hubungan dengan
perseroan ataupun hubungan kekeluargaan dengan anggota Komisaris dan Direksi lainnya.

Latar belakang para anggota Komite Pemantau Risiko beragam, yakni manajemen strategis, manajemen
risiko, perbankan/keuangan dan akuntansi dan dimaksud untuk menjamin kualitas rekomendasi serta
menjadi narasumber perbaikan pelaksanaan manajemen risiko BNI Syariah.

98
Aspek Independensi Komaruddin H Fero P Imam Max R Delyuzar Subadriah
Budi Niode Syamsi
Sarjito
Tidak memiliki tidak tidak tidak tidak tidak tidak
hubungan keuangan
dengan Dewan
Komisaris dan Direksi
Tidak memiliki tidak tidak tidak tidak tidak tidak
hubungan
kepengurusan di
perusahaan, anak
perusahaan, maupun
perusahaan afiliasi
Tidak memiliki tidak tidak tidak tidak tidak tidak
hubungan kepemilikan
saham di perusahaan
Tidak memiliki tidak tidak tidak tidak tidak tidak
hubungan keluarga
dengan Dewan
Komisaris, Direksi,
dan/atau sesama
anggota Komite
Pemantau Risiko
Tidak menjabat sebagai tidak tidak tidak tidak tidak tidak
pengurus partai politik,
pejabat dan
pemerintah

Tugas dan Tanggung Jawab

Komite Pemantau Risiko memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris terkait tugas-tugasnya
yaitu:

1. Melakukan evaluasi tentang kebijakan manajemen risiko.


2. Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan
kebijakan tersebut.
3. Melakukan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Unit kerja pengelola
Manajemen Risiko.
4. Melakukan evaluasi terhadap laporan pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan
manajemen risiko dan kepatuhan.

99
5. Mengevaluasi langkah-langkah yang diambil oleh Direksi dalam rangka memenuhi peraturan Bank
Indonesia dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku dalam rangka pelaksanaan prinsip
kehati-hatian, khususnya yang berkaitan dengan manajemen risiko dan kepatuhan.
6. Mengevaluasi hasil pemantauan Direksi terhadap kegiatan usaha Perusahaan, agar tidak
menyimpang dari ketentuan yang berlaku.
7. Mengevaluasi hasil pemantauan atas kepatuhan Perusahaan terhadap seluruh perjanjian dan
komitmen yang dibuat oleh Direksi kepada Otoritas Jasa Keuangan.
8. Melakukan evaluasi terhadap permohonan atas usulan Direksi yang berkaitan dengan transaksi atau
kegiatan usaha yang melampaui kewenangan Direksi untuk dapat digunakan oleh Dewan Komisaris
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
9. Mengevaluasi kepatuhan terhadap ketentuan internal Perusahaan berdasarkan namun tidak
terbatas pada laporan pemeriksaan Unit kerja pengelola Audit Internal dan Direktur Kepatuhan.

Rapat Komite Pemantau Risiko

Sepanjang tahun 2020, Komite Pemantau Risiko mengadakan rapat, baik rapat internal maupun rapat
dengan Dewan Komisaris sebanyak 18 (delapan belas) kali dengan tingkat kehadiran anggota sebesar
100%.

Max R Imam Komaruddin Delyuzar


No Tanggal Agenda Rapat Fero P Subardiah
Niode BS H Syamsi
Presentasi Dir.
Konsumer
1 02/04/2020 1 1 1 1 1 1
terkait
Konsumer
Pesentasi
2 25/02/2020 Rencana Kerja 1 1 1 1 1 1
SKMR 2019
Evaluasi
Laporan Profil
3 25/02/2020 1 1 1 1 1 1
Risiko Triwulan
IV/2019
Laporan
APUPPT
4 03/03/2020 1 1 1 1 1 1
Triwulan
IV/2019
Perlakuan
Khusus Nasabah
Pembiayaan
5 21/04/2020 yang Terkena 1 1 1 1 1 1
Dampak Corona
Virus Disease
(Covid-19)

100
Ketentuan
Pembiayaan
6 23/06/2020 1 1 1 1 1 1
Usaha
Menengah
Presentasi
Fasilitas
Pembiayaan a/n
7 30/06/2020 1 1 1 1 1 1
Universitas
Muhammadiyah
Bandung
21/07/2020 Kinerja
Compliance
Division
Semester
8 1 1 1 1 1 1
I/2020 dan
Rencana Kerja
Semester
II/2020
28/07/2020 Kebijakan
9 Pembiayaan 1 1 1 1 1 1
Mikro
18/08/2020 Profil Risiko
Individu dan
Terintegrasi
10 Tingkat 1 1 1 1 1 1
Kesehatan Bank
Periode Juni
2020
01/09/2020 Evaluasi Kinerja
Satuan Kerja
11 Manajemen 1 1 1 1 1 1
Risiko Semester
I/2020
15/09/2020 Presentasi
Pembiayaan PT
Krakatau
Industrial Estate
12 1 1 1 1 1 1
Cilegon (KIEC)
dan PT Medco
Power
Indonesia
22/09/2020 Presentasi SOP
Kartu
13 1 1 1 1 1 1
Pembiayaan
Hasanah Card

101
Presentasi
Laporan APU
14 14/10/2020 1 1 1 1 1 1
PPT Triwulan
II/2020
Rapat Komite
Pemantau
Risiko via Zoom:
Presentasi
Pembiayaan a/n
15 03/11/2020 1 1 1 1 1 1
1. PT Indah Kiat
Pulp & Paper,
Tbk
2. PT Bio Farma
(Persero)
Laporan Profil
16 10/11/2020 Risiko Triwulan 1 1 1 1 1 1
III/2020
Rapat Komite
Pemantau
Risiko via Zoom:
1. Review SOP
Akad Syariah
2. Presentasi
17 24/11/2020 1 1 1 1 1 1
terkait
Persetujuan
Pembaruan
Kebijakan
Pembiayaan
Bank (KPB)
Presentasi
Kinerja
Recovery &
18 08/12/2020 1 1 1 1 1 1
Remedial
Division Periode
November 2020
18 18 18 18 18 18 18

Jumlah rapat 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Pelaksanaan Tugas Komite Pemantau Risiko

No Program Kerja Pelaksanaan


1 Presentasi Pembiayaan 9
2 Evaluasi Pelaksanaan Tugas Satuan Kerja Manajemen dan Evaluasi 9

102
Laporan Profil Risiko
3 Evaluasi Pembiayaan 9
4 Pengelolaan Risiko Wilayah dan Cabang 9
5 Pengembangan Sistem Metode dan Pengelolaan Risiko Operasional 9
6 Presentasi Arsitektur Kebiajakan Produktif dan Analisis Pertimbangan 9
Rekanan
7 Profil Risiko Triwulan I 2019 9
8 Manajemen Risiko Pasar 9
9 Kualitas Konsumer 9
10 Profil Risiko dan TKB Semester 1 2019 9
11 Evaluasi Pelaksanaan Tugas Satuan Kerja Manajemen Risiko 9
12 Kinerja Pembiayaan Konsumer 9
13 Profil Risiko Triwulan III 2019 9
14 Laporan Kerja Divisi Penyelamatan dan Penyelesaian Pembiayaan 9
15 Laporan Kerja Compliance Division 9

Rekomendasi Komite Pemantau Risiko Kepada Dewan Komisaris

Salah satu tugas Komite Pemantau Risiko adalah memberikan rekomendasi kepada Dewan komisaris
terkait dengan kontrol terhadap organisasi internal Bank. Sepanjang tahun 2020, rekomendasi yang
diberikan Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut:

No Nomor Surat Tanggal Perihal


1 01/KPR/II/2020 25 Februari 2020 Informasi Segmentasi dan Covenant Pembiayaan
2 02/KPR/IV/2020 21 April 2020 Perlakuan Khusus Nasabah Pembiayaan yang Terkena
Dampak Coronaviruses (Covid-19)
3 03/KPR/IV/2020 21 April 2020 SOP Pembiayaan Konsumtif
4 04/KPR/IV/2020 28 April 2020 Penerapan Manajemen Risiko Semester II/2019
5 05/KPR/V/2020 15 Mei 2020 Strategi Anti Fraud BNI Syariah Triwulan I/2020
6 06/KPR/V/2020 19 Mei 2020 Laporan Profil Risiko Individu BNI Syariah Triwulan
I/2020
7 07/KPR/VII/2020 13 Juli 2020 Pengajuan Persetujuan Penambahan Investasi BNI
Asset Management Dana Lancar Syariah dari Direksi
BNI Syariah
8 08/KPR/VII/2020 17 Juli 2020 Pengajuan Persetujuan Kebijakan Hasanah Prioritas
9 09/KPR/IX/2020 24 September 2020 Permohonan Persetujuan Kebijakan Perencanaan
Strategis
10 10/KPR/X/2020 06 Oktober 2020 Tanggapan terhadap Management Letter KAP
Purwantoro, Sungkoro dan Surja (EY)
11 11/KPR/X/2020 13 Oktober 2020 Persetujuan Fasilitas Hasanah Card Pihak Terkait

103
Penilaian oleh Dewan Komisaris

Dewan Komisaris menilai Komite Pemantau Risiko telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
pada tahun 2020 dengan baik.

Kriteria yang menjadi penilaian Dewan Komisaris:

1. Tingkat kehadiran anggota Komite Pemantau Risiko dalam rapat cukup baik.
2. Komite Pemantau Risiko telah menyampaikan laporan kerja secara tepat waktu.
3. Komite Pemantau Risiko telah menyampaikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris terkait profil
risiko dan upaya mitigasi risiko yang dilakukan Perseroan.
4. Komite Pemantau Risiko telah menyusun dan menyampaikan Program Kerja Komite Pemantau
Risiko 2020.

KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI

Dasar Pembentukan

Dewan Komisaris BNI Syariah telah membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan berikut:

1. Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance
bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
2. Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
3. Peraturan Otorisasi Jasa Keuangan No. 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
4. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) No. 10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Pedoman Kerja/Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi

Agar pelaksanaan fungsi, tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi dapat berjalan
dengan baik dan dapat mendukung kinerja Dewan Komisaris telah ditetapkan Piagam Komite
Remunerasi & Nominasi yang diterbitkan melalui dokumen KEP/01/DK/2015 tanggal 22 September
2015. Piagam Komite Remunerasi & Nominasi ditetapkan oleh Dewan Komisaris sebagai panduan dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara transparan, kompeten, objektif dan independen
sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua pihak yang berkepentingan.

Ada pun isi dari Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi antara lain:

1. Visi dan Misi Komite Nominasi dan Remunerasi.


2. Struktur Organisasi dan Keanggotaan Komite Nominasi dan Remunerasi.
3. Persyaratan Keanggotaan Komite Nominasi dan Remunerasi.
104
4. Tanggung Jawab Komite Nominasi dan Remunerasi .
5. Tugas Komite Nominasi dan Remunerasi.
6. Wewenang, Hak dan Kewajiban Komite Nominasi dan Remunerasi.
7. Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi.
8. Masa Tugas Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi.
9. Penutup.

Susunan, Jumlah, Komposisi dan Dasar Pengangkatan Komite Nominasi dan Remunerasi

Struktur dan Keanggotaan Komite Nominasi dan Remunerasi BNI Syariah terdiri dari sekurang-
kurangnya 2 (dua) orang Komisaris Independen dan seorang Pejabat Eksekutif yang membawahi sumber
daya manusia. Diketuai oleh Komisaris Independen. Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi berasal
dari anggota Dewan Komisaris, pihak yang berasal dari luar Perseroan, atau pihak yang menduduki
jabatan manajerial di bawah Direksi yang membidangi Sumber Daya Manusia. Adapun keanggotaan
Komite Remunerasi dan Nominasi BNI Syariah sebagai berikut:

Nama Jabatan Dasar Penetapan Masa Keahlian


Jabatan
Komaruddin Hidayat Ketua - SK Dewan Komisaris No. 2019 – Sumber Daya
Komisaris KEP/09/DK/2019 tanggal 9 2022 Manusia
Mei 2019
Fero Poernonegoro Anggota – SK Dewan Komisaris No. 2019 – Ekenomi
komisaris KEP/09/DK/2019 tanggal 9 2022 Manajemen
Utama Mei 2019
Imam Budi Sarjito Anggota – SK Dewan Komisaris No. 2019 – Manajemen
Komisaris KEP/09/DK/2019 tanggal 9 2022 Risiko
Mei 2019
Max R. Niode Anggota – SK Dewan Komisaris No. 2019 – Hukum
Komisaris KEP/09/DK/2019 tanggal 9 2022
Independen Mei 2019
Eri Unanto Anggota – SK Dewan Komisaris No. 2019 - Ekonomi
Pihak KEP/09/DK/2019 tanggal 9 2022 Manajemen
Independen Mei 2019
Munifah Syanwani Anggota – Keputusan Dewan 2019 - Ekonomi Islam
Pihak Komisaris No. 2022
Independen KEP/02/DK/2016 tanggal 5
April 2016
Adrianto Daru Anggota – SK Dewan Komisaris No. 2019 - Manajemen
Pihak KEP/09/DK/2019 tanggal 9 2022 Risiko
Independen Mei 2019

105
Independensi Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi

Untuk menjamin kualitas pelaksanaan tugas, beberapa anggota Komite memiliki latar belakang
pendidikan ekonomi dan keuangan sementara lainnya memiliki latar belakang pendidikan bidang
Sumber Daya Manusia. Sedangkan untuk menjamin independensi pelaksanaan tugas dan pemberian
pandangan maupun saran dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, seluruh anggota KRN tidak
memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan
Pemegang Saham pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi.

Aspek Komaruddin Fero P Imam Max R. Eri Munifah Andrianto


Independensi H Budi Niode Unanto Syanwani Daru K
S
Tidak memiliki tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak
hubungan
keuangan
dengan Dewan
Komisaris dan
Direksi
Tidak memiliki tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak
hubungan
kepengurusan
di perusahaan,
anak
perusahaan,
maupun
perusahaan
afiliasi
Tidak memiliki tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak
hubungan
kepemilikan
saham di
perusahaan
Tidak memiliki tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak
hubungan
keluarga
dengan Dewan
Komisaris,
Direksi,
dan/atau
sesama anggota

106
Komite
Pemantau
Risiko
Tidak menjabat tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak
sebagai
pengurus partai
politik, pejabat
dan pemerintah

Tugas dan Tanggung Jawab

Fungsi Nominasi

1. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai:


a. komposisi jabatan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.
b. kebijakan dan kriteria yang dibutuhkan dalam proses Nominasi; dan
c. kebijakan evaluasi kinerja bagi anggota DIreksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.
2. Membantu Dewan komisaris melakukan penilaian kinerja anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris berdasarkantolak ukur yang telah disusun sebagai bahan evaluasi.
3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai program pengembangan
kemampuan anggota Direksi dan/atau anggota Komisaris; dan
4. Memberikan usulan calon yang memenuhi syarat sebagai anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.

Fungsi Remunerasi

1. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai:


a. Struktur remunerasi.
b. Kebijakan atas Remunerasi.
c. Besaran atas Remunerasi.
2. Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja dengan kesesuaian Remunerasi yang
diterima masing - masing anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.

Wewenang Komite Nominasi dan Remunerasi

1. Berdasarkan surat penugasan tertulis dari Dewan Komisaris, Komite Nominasi dan Remunerasi
dapat mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, aset, serta sumber daya lainnya
milik perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Komite wajib melaporkan secara
tertulis hasil penugasan tersebut kepada Dewan Komisaris.
2. Untuk melaksanakan tugasnya Komite Nominasi dan Remunerasi dapat bekerja sama dengan Divisi
Sumber Daya Manusia dan Divisi lainnya yang terkait.

107
3. Komite Nominasi dan Remunerasi atas persetujuan Dewan Komisaris berhak menunjuk pihak ketiga
(orang atau badan usaha) untuk membantu pelaksanaan tugasnya.
4. Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi wajib menjalankan tugas dengan baik dan menjaga
kerahasiaan seluruh dokumen, data dan informasi Perusahaan, baik dari pihak internal maupun
pihak eksternal dan hanya digunakan untuk kepentingan pelaksanaan tugas Komite.
5. Komite Nominasi dan Remunerasi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab terkait dengan
kebijakan remunerasi wajib memperhatikan sekurang-kurangnya:
1) Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur dalam perundang-undangan
yang berlaku;
2) Tugas, tanggung Jawab, dan wewenang anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris
dikaitkan dengan pencapaian tujuan dan kinerja perusahaan;
3) Prestasi keija Individual;
4) Keseimbangan tunjangan antara yang bersifat tetap dan bersifat variable;
5) Kewajaran dengan peer group;
6) Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank.
6. Sebelum tahun buku berjalan, Komite Nominasi dan Remunerasi wajib menyusun dan
menyampaikan rencana keija dan anggaran tahunan kepada Dewan Komisaris untuk ditetapkan,
yang salinannya disampaikan Dewan Komisaris kepada Direksi untuk diketahui. Pelaksanaan rencana
kerja dan anggaran tahunan Komite Nominasi dan Remunerasi tersebut dilaporkan kepada Dewan
Komisaris.
7. Komite Nominasi dan Remunerasi wajib membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab kepada Dewan Komisaris.

Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi

Sepanjang tahun 2020, Komite Nominasi dan Remunerasi mengadakan rapat sebanyak 9 kali dengan
tingkat kehadiran anggota sebesar 100%. Selain rapat internal, Komite Nominasi dan Remunerasi juga
mengadakan rapat dengan Dewan Komisaris sebanyak 11 (sebelas) kali dengan tingkat kehadiran
anggota sebesar 100%

Max R Imam Komaruddin Munifah Eri Andrianto


No Tanggal Agenda Rapat Fero P
Niode BS H Syanwani Unanto Daru
Kepengurusan
1 27/01/2020 di PT Bank 1 1 1 1 1 1 1
BNI Syariah
Penilaian
Kinerja Direksi
Tahun Buku
2019,
2 28/01/2020 Tantiem 2019 1 1 1 1 1 1 1
& Remunerasi
Direksi &
Dewan
Komisaris

108
Tahun Buku
2020, Opsi
Kepemilikan
Kendaraan
Dinas
Anggota
Direksi
Remunerasi
3 17/02/2020 Ketua & 1 1 1 1 1 1 1
Anggota DPS
Pengukuhan
Sdr.
Komaruddin
Hidayat
sebagai Ketua
4 10/03/2020 Komite 1 1 1 1 1 1 1
Pemantau
Risiko dan
Ketua Komite
Nominasi &
Remunerasi
Tunjangan &
Fasilitas
5 21/04/2020 Direksi dan 1 1 1 1 1 1 1
Dewan
Komisaris
Review
6 08/05/2020 Piagam KNR 1 1 1 1 1 1 1
Tahun 2020
Review
Kelengkapan
7 23/06/2020 Kebijakan 1 1 1 1 1 1 1
Remunerasi
Pegawai
Penyesuaian
Remunerasi
8 18/08/2020 1 1 1 1 1 1 1
Ketua &
Anggota DPS
Kepengurusan
9 12/10/2020 PT BNI 1 1 1 1 1 1 1
Syariah
Apresiasi
Kepada
10 17/12/2020 1 1 1 1 1 1 1
Anggota
Komite &

109
Sekretaris
Dekom
Usulan
Penilaian
11 24/12/2020 Kinerja Direksi 1 1 1 1 1 1 1
BNI Syariah
Tahun 2020
Jumlah rapat 11 11 11 11 11 11 11 11
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Pelaksanaan Tugas Komite Nominasi dan Remunerasi

No Program Kerja Pelaksanaan


1 Persiapan RUPST 2019 9
2 Review Remunerasi Direksi 9
3 Review Draft Kebijakan Penerapan Tata Kelola dalam 9
Pemberian Remunerasi
4 Review Sistem dan Kebijakan Remunerasi Karyawan 9
5 Review Keanggotaan Komite-Komite Di Bawah Dewan 9
Komisaris
6 Keanggotaan Dewan Pengawas Syariah 9
7 Revisi Penetapan Tantiem dan Remunerasi BNI Syariah 9
8 Review Pencalonan Direktur BNI Syariah 9
9 Review Kandidat Direktur 9

Rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi kepada Dewan Komisaris

Salah satu tugas Komite Nominasi dan Remunerasi adalah memberikan rekomendasi kepada Dewan
komisaris terkait dengan kontrol terhadap organisasi internal Bank. Sepanjang tahun 2020, rekomendasi
yang diberikan Komite Nominasi dan Remunerasi adalah sebagai berikut:

No Nomor Surat Tanggal Perihal


1 KNR-02/2020 28 Januari 2020 Penilaian Kinerja Direksi Tahun Buku 2019, Tantiem
2019 & Remunerasi Direksi & Dewan Komisaris Tahun
Buku 2020, Opsi Kepemilikan Kendaraan Dinas Anggota
Direksi
2 KNR-03/2020 17 Februari 2020 Remunerasi Ketua & Anggota DPS
3 KNR-05/2020 21 April 2020 Tunjangan & Fasilitas Direksi dan Dewan Komisaris
4 KNR-06/2020 08 Mei 2020 Review Piagam KNR Tahun 2020
5 KNR-07/2020 23 Juni 2020 Review Kelengkapan Kebijakan Remunerasi Pegawai

110
6 KNR-09/2020 18 Agustus 2020 Penyesuaian Remunerasi Ketua & Anggota DPS

Penilaian oleh Dewan Komisaris

Dewan Komisaris menilai Komite Nominasi dan Remunerasi telah menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya pada tahun 2020 dengan baik. Kriteria yang menjadi penilaian Dewan Komisaris:

1. Tingkat kehadiran anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dalam rapat sangat baik.
2. Komite Nominasi dan Remunerasi telah menyampaikan laporan kerja secara tepat waktu.
3. Komite Nominasi dan Remunerasi telah menyampaikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
terkait hasil pemantauan dan review terkait nominasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan
besaran remunerasi bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.
4. Komite Nominasi dan Remunerasi telah menyusun dan menyampaikan Program Kerja Komite
Nominasi dan Remunerasi 2020.

KOMITE DIBAWAH DIREKSI

Direksi BNI Syariah memiliki 5 (lima) komite organ pendukung dibawahnya yang membantu pelaksanaan
kegiatan sehari-hari yaitu:

1. Komite Kebijakan dan Risiko (KKR);


2. Komite Kebijakan Risiko–Pencegahan Fraud (KKR-AF)
3. Komite Sumber Daya Manusia (KSDM);
4. Komite Modal, Investasi, Teknologi dan Produk (KMITP);
5. Komite Asset Liabilities, Management (KALMA).

Keberadaan komite-komite di bawah Direksi tersebut telah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku terkait GCG serta bertujuan untuk menyempurnakan implementasi prinsip Tata
Kelola Perusahaan dalam kegiatan operasional BNI Syariah.

KOMITE KEBIJAKAN DAN RISIKO (KKR)

Piagam Komite

Komite Kebijakan Risiko BNI Syariah memiliki Piagam KKR yang disahkan berdasarkan Keputusan Direksi
No.KP/07/DIR/R1/R tanggal 21 Juni 2010. Piagam KKR berfungsi sebagai panduan dalam melaksanakan
fungsi KKR sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua pihak yang
berkepentingan.

111
Tugas Dan Tanggung Jawab

Rincian tugas dan tanggung jawab KKR diatur dalam Keputusan Direksi No.KP/07/DIR/R/1/R tanggal 21
Juni 2010 selaku Piagam KKR dan mencakup:

1. Mengidentifikasi seluruh jenis risiko yang berasal dari segenap kegiatan usaha unit – unit Bank BNI
Syariah.
2. Menetapkan kebijakan dan strategi risk metrics dan indikator – indikator manajemen risiko yang
digunakan
3. Membangun mekanisme manajemen risiko di setiap jenis risiko, termasuk akuntabilitas
(accountability) dan pertanggungjawaban (responsibility) setiap unit.
4. Menetapkan kebijakan dan strategi sebagai langkah antisipasi apabila ditemukan pelampauan,
pelanggaran maupun deviasi dari limit yang sudah ditetapkan.
5. Menetapkan Overall Exposure Limit di tingkat Perusahaan (bank wide).
6. Menetapkan sistem alokasi aktiva berisiko (risk asset) dan modal ke setiap unit bisnis.
7. Menetapkan dan menyetujui usulan kebijakan, sistem manajemen dan prosedur pembiayaan yang
telah ada maupun yang baru.
8. Menetapkan dan menyetujui persetujuan khusus (exception) terhadap kebijakan dan prosedur
yang dapat diberikan kepada debitur/nasabah dengan tetap menjaga kualitas pembiayaan.
9. Memperbaiki kebijakan dan prosedur pembiayaan atas dasar laporan dari Divisi Risiko dan
memberikan arahan khususnya yang berkenaan dangan ketaatan terhadap kebijakan dan prosedur
pembiayaan yang berlaku.
10. Menetapkan portfolio/exposure/sectoral limit untuk masing-masing industri.

Susunan Anggota

Susunan anggota Komite Kebijakan dan Risiko (KKR) berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.
KP/DIR/135/R tanggal 25 November 2019 adalah sebagai berikut:

Nama Status Jabatan


Abdullah Firman Wibowo Direktur Utama Ketua
Ketua
Tribuana Tunggadewi Direktur Kepatuhan dan Risiko
Pengganti
Wahyu Avianto Direktur Keuangan & Operasional Anggota
Iwan Abdi* Direktur Bisnis Ritel & Jaringan Anggota
Babas Bastaman** Direktur Bisnis SME & Komersil* Anggota
Budi Aristianto Pemimpin Divisi Operasional Anggota
Tavip Budhy P Pemimpin Divisi Risiko Bisnis Anggota
Imam Hidayat Soenarto Pemimpin Divisi Penyelamatan dan Penyelesaian Anggota
Moh. Samson Pemimpin Divisi Bisnis Konsumer Anggota
Rima Dwi Permatasari Pemimpin Satuan Kerja Kartu Pembiayaan Anggota
Jon Sujani P Pemimpin Divisi Bisnis Mikro Anggota
Adjat Djatnika Pemimpin Divisi Jaringan dan Layanan Anggota
Daryanto Tri Sumardono Pemimpin Divisi Bisnis Komersial Anggota

112
Supriono Pemimpin Divisi Usaha Kecil Anggota
Ferry Hendrawan Pemimpin Divisi Usaha Menengah Anggota
Moh. Toyib Pemimpin Divisi Tresuri dan Internasional Anggota
Finorita Fauzi Pemimpin Divisi Kepatuhan Anggota
Rizka Hermeiati Pemimpin Satuan Kerja Tata Kelola Kebijakan Anggota
Movianto Pemimpin Divisi Audit Internal Anggota
Djonet Setyawan Pemimpin Divisi Manajemen Risiko Sekretaris
*Diangkat dan efektif pada RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020
**Belum efektif/masih menjalani proses fit and proper test OJK, Pelaksanaan tugas Direktur Bisnis SME
& Komersil adalah SEVP Bisnis SME & Komersil

Independensi Komite Kebijakan Risiko

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, seluruh anggota KKR menjaga independensinya
dengan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan
keluarga dengan pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi.

Rapat Komite Kebijakan Risiko

Selama tahun 2020, Komite Kebijakan dan Risiko (KKR) telah mengeluarkan keputusan KKR sebanyak 6
kali dengan persentase kehadiran anggota KKR sebagai berikut:

Nama Anggota Jumlah Kehadiran % Kehadiran


Rapat
Direktur Utama 6 6 100%
Direktur Kepatuhan & Risiko 6 6 100%
Direktur Keuangan & Operasional 6 6 100%
Direktur Bisnis Ritel & Jaringan 6 6 100%
Direktur Bisnis SME & Komersil 6 6 100%
Pemimpin Divisi Operasional 6 6 100%
Pemimpin Divisi Risiko Bisnis 6 4 67%
Pemimpin Divisi Penyelamatan dan Penyelesaian 6 5 83%
Pemimpin Divisi Bisnis Konsumer 6 5 83%
Pemimpin Satuan Kerja Kartu Pembiayaan 6 5 83%
Pemimpin Divisi Bisnis Mikro 6 5 83%
Pemimpin Divisi Jaringan dan Layanan 6 4 67%
Pemimpin Divisi Bisnis Komersial 6 6 100%
Pemimpin Divisi Usaha Kecil 6 6 100%
Pemimpin Divisi Usaha Menengah 6 5 83%
Pemimpin Divisi Tresuri dan Internasional 6 5 83%

113
Pemimpin Divisi Kepatuhan 6 5 83%
Pemimpin Satuan Kerja Tata Kelola Kebijakan 6 5 83%
Pemimpin Divisi Audit Internal 6 5 83%
Pemimpin Divisi Manajemen Risiko 6 6 100%

Hasil Keputusan KKR

Selama tahun 2020, KKR menghasilan enam keputusan sebagai berikut:

No No. KKR Tanggal Keputusan Perihal


1 KKR 62 06 Januari 2020 Hasil Review Risk Appetite Statement (RAS) 2020
Kewenangan Memutus Pembiayaan Produktif PF
2 KKR 63 14 Januari 2020
Sesuai dengan Resegmentasi
Kewenangan Memutus Pembiayaan Segmen
3 KKR 64 05 Mei 2020
Konsumtif dan Produktif
4 KKR 65 11 Mei 2020 Kewenangan Memutus Pembiayaan Segmen Mikro
Kewenangan Memutus Unit Bisnis Tresuri &
5 KKR 66 02 Oktober 2020 International, Penyempurnaan Kewenangan PPJB
Pembiayaan Konsumtif
Hasil Review Risk Appetite Statement (Ras) Tahun
6 KKR 67 05 November 2020
2020, Hasil Review Limit Risiko Pasar (Budget Loss)

Laporan Kerja Komite

Berikut adalah Laporan Kerja KKR selama tahun 2020:

Timeline
No. Program Keterangan
TW 1 TW 2 TW 3 TW 4
1 KKR 62 √
2 KKR 63 √
3 KKR 64 √
4 KKR 65 √
5 KKR 66 √
6 KKR 67 √

114
KOMITE KEBIJAKAN RISIKO–PENCEGAHAN FRAUD (KKR-AF)

Susunan Anggota

Susunan anggota Komite Kebijakan dan Risiko – Pencegahan Fraud (KKR-AF) berdasarkan Surat
Keputusan Direksi No.KP/067/ DIR/R tanggal 3 Desember 2018 adalah sebagai berikut:

Nama Status Jabatan


Abdullah Firman Wibowo Direktur Utama Ketua
Tribuana Tunggadewi Direktur Kepatuhan dan Risiko Ketua Pengganti
Dhias Widhiyati Direktur Bisnis SME & Komersil Anggota
Wahyu Avianto Direktur Keuangan & Operasional Anggota
Iwan Abdi Direktur Bisnis Ritel & Jaringan Anggota
Movianto Pemimpin Divisi Audit Internal Anggota
Bayi Rohayati Pemimpin Divisi Hukum Anggota
Adjat Djatnika Basarah Pemimpin Divisi Jaringan dan Layanan Anggota
Finorita Fauzi Pemimpin Divisi Kepatuhan Anggota
Andrianto Daru Kurniawan Pemimpin Divisi Sumber Daya Manusia Anggota
Fransiska Siswantari Pemimpin Satuan Kerja Tata Kelola Kebijakan Anggota
Djonet Setyawan Pemimpin Divisi Manajemen Risiko Sekretaris

Rapat Komite Kebijakan Risiko-Anti Fraud

Selama tahun 2020, Komite Kebijakan dan Risiko – Anti Fraud (KKR-AF) telah mengadakan rapat
sebanyak 3 (tiga) kali dengan rekap absensi rapat sebagai berikut:

Nama Anggota Jumlah Kehadiran % Kehadiran


Rapat
Direktur Utama 3 3 100%
Direktur Kepatuhan dan Risiko 3 2 66%
Direktur Bisnis SME & Komersil 3 3 100%
Direktur Keuangan & Operasional 3 3 100%
Direktur Bisnis Ritel & Jaringan 3 1 33%
Pemimpin Divisi Audit Internal 3 3 100%
Pemimpin Divisi Hukum 3 3 100%
Pemimpin Divisi Jaringan dan Layanan 3 3 100%
Pemimpin Divisi Kepatuhan 3 3 100%
Pemimpin Divisi Sumber Daya Insani* 3 3 100%
Pemimpin Satuan Kerja Tata Kelola Kebijakan 3 3 100%
Pemimpin Divisi Manajemen Risiko 3 3 100%

115
*kehadiran diwakilkan 2 kali dengan Pengganti Sementara

Hasil Keputusan KKR-AF Periode 2020

Sepanjang tahun 2020, KKR-AF menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut:

No No. Kkr Tanggal Keputusan Agenda


1 KKR-AF 026 16 Januari 2020 Laporan Penerapan Strategi Anti Fraud
Semester 2 tahun 2019
2 KKR-AF 027 17 Juli 2020 Laporan Penerapan Strategi Anti Fraud
Semester 1 tahun 2020
3 KKR-AF 028 15 Oktober 2020 Menetapkan fraud internal dan fraud
eksternal di triwulan 3 tahun 2020

Laporan Kerja Komite

Berikut adalah Laporan Kerja KKR-AF selama tahun 2020:

Timeline
No. Program Keterangan
TW 1 TW 2 TW 3 TV 4
1 KKR-AF 026 √ Pelaksanaan KKR AF Semester 2 Tahun 2019
dilaksanakan pada Januari 2020.
Telah dilaporkan ke OJK & Kerugian telah
recovery
2 KKR-AF 027 √ Pelaksanaan KKR AF Semester 1 Tahun 2020
dilaksanakan pada bulan Juli 2020.
Telah dilaporkan ke OJK & Kerugian telah
recovery
3 KKR-AF 028 √ Pelaksanaan KKR AF pada bulan Oktober 2020

KOMITE SUMBER DAYA MANUSIA (KSDM)

Piagam Komite

KSDM BNI Syariah memiliki Piagam KSDM yang disahkan berdasarkan Keputusan Direksi
No.KP/05/DIR/R1/R tanggal 21 Juni 2010. Piagam KSDM berfungsi sebagai panduan dalam
melaksanakan fungsi KSDM sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua
pihak yang berkepentingan.

116
Tugas Dan Tanggung Jawab

Rincian tugas dan tanggung jawab KSDM diatur dalam Keputusan Direksi Nomor KP/05/DIR/R/1/R
tanggal 21 Juni 2010 selaku Piagam KSDM dan mencakup:

1. Memutuskan penyempurnaan kebijakan dan system manajemen SDM yang meliputi 6 (enam)
elemen kunci pengelolaan SDM, sebagai berikut:
a. Perencanaan SDM;
b. Rekrutmen dan Seleksi;
c. Pelatihan dan Pengembangan Pegawai;
d. Penilaian Prestasi dan Potensi Pegawai;
e. Manajemen Jalur Karir, dan;
f. Pengelolaan Sistem Penggajian dan Imbalan.
2. Memutuskan persetujuan atas usulan perencanaan SDM, baik usulan program rekrutmen dan
seleksi,maupun program pelatihan dan pengembangan pegawai.
3. Mengevaluasi dan memutuskan persetujuan pelaksanaan program mutasi/rotasi/promosi untuk
posisi-posisi jabatan strategis dan/atau tenaga pimpinan BNI Syariah.
4. Memutuskan kebijakan dan rumusan mengenai budaya kerja BNI Syariah yang bersifat strategis.
5. Memutuskan hukuman dalam rangka penegakan disiplin.
6. Memutuskan kebijakan, standar dan pengelolaan kualitas layanan.

Secara garis besar, tugas dan tanggung jawab KSDM meliputi 4 (empat) bidang sebagai berikut:
1. Melakukan pengelolaan staf kunci;
2. Formulasi kebijakan dan pengelolaan disiplin;
3. Formulasi kebijakan dan pengelolaan sumber daya manusia;
4. Formulasi kebijakan dan pengelolaan layanan.

Sedangkan pembagian tugas dan tanggung jawab KSDM secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Memastikan dilakukannya evaluasi kinerja terhadap staf-staf inti.
2. Memastikan reward dan punishment dibuat dan dilaksanakan dengan baik dalam me-review dan
menyetujui sistem komunikasi internal pegawai.
3. Menyetujui dilakukannya survei kepuasan pegawai secara rutin, melakukan dan memberikan
arahan atas tindakan perbaikan yang diperlukan.
4. Memastikan implementasi budaya kerja sesuai dengan corporate culture yang Islami.
5. Memastikan tidak adanya berbagai bentuk praktik diskriminasi dalam lingkungan kerja di BNI
Syariah.
6. Me-review Manpower Plan jangka pendek maupun jangka panjang, serta memutuskan
kebijakan terbaik dalam menyelesaikan kekurangan maupun kelebihan pegawai.
7. Me-review training master plan dan memprioritaskan implementasinya.
8. Me-review pelaksanaan Succession Plan dan memilih kandidat yang akan dipromosikan,
dimutasi, dirotasi atau diusulkan mengikuti pelatihan dan pengembangan.
117
9. Me-review dan menyetujui Individual Development Plan yang akan digunakan dalam penentuan
kandidat promosi/mutasi/rotasi/T&D.
10. Me-review dan menyetujui mutasi, rotasi, promosi, demosi, dan lain-lain.
11. Me-review dan menyetujui Career Path Management tahunan dan me-review kemajuan yang
dicapai.
12. Menyetujui pendelegasian kewenangan di bidang pengelolaan sumber daya manusia kepada
tingkatan yang sesuai.
13. Me-review dan menetapkan standar layanan.
14. Memantau dan menetapkan keputusan strategis terkait dengan peningkatan standar layanan.

Susunan Anggota

Susunan anggota KSDM berdasarkan Surat Keputusan Direksi KSDM No.KP/DIR/135/R tanggal 25
November 2019 adalah sebagai berikut:

Nama Status Jabatan


Abdullah Firman Wibowo Direktur Utama Ketua
Tribuana Tunggadewi Direktur Kepatuhan dan Risiko Ketua Pengganti
Dhias Widhiyati* Direktur Bisnis SME & Komersil Anggota
Wahyu Avianto** Direktur Keuangan & Operasional Anggota
Iwan Abdi Direktur Bisnis Ritel & Jaringan Anggota
Andrianto Daru Kurniawan Pemimpin Divisi Sumber Daya Manusia Sekretaris
Movianto Pemimpin Divisi Audit Internal Sekretaris
*Masa jabatan Direktur berakhir pada RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020
**Diangkat dan efektif pada RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020

Independensi Komite Sumber Daya Manusia

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, seluruh anggota KSDM menjaga indepedensinya
dengan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan
keluarga dengan pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisais dan/atau anggota Direksi.

Rapat Komite Sumber Daya Manusia

Sepanjang tahun 2020, KSDM telah mengadakan rapat sebanyak 6 (enam) kali dengan rekap absensi
rapat sebagai berikut:

Nama Jabatan KSDM KSDM KSDM KSDM KSDM KSDM KSDM KSDM
001 002 004 005 005A 006 001 002
Abdullah Direktur Utama 9 9 9 9 9 9 9 9
Firman

118
Wibowo
Iwan Abdi* Direktur Bisnis 9 9 9 9 9 9 9 9
Ritel & Jaringan
Tribuana Direktur 9 9 9 9 9 9 9 9
Tunggadewi Kepatuhan &
Risiko
Wahyu Direktur 9 9 9 9 9 9 9 9
Avianto Keuangan &
Operasional
Babas Direktur Bisnis 9 9 9 9 9 9 9 9
Bastaman** SME & Komersial
Andrianto Pemimpin Divisi 9 9 9 9 9 9 9 9
Daru HCD
Kurniawan
Movianto Pemimpin Divisi 9 9 9 9 9 9 9 9
IAD
Dian Rahmaini Manager 9 9 9 9 9 9 9 9
Coordinator
Learning &
People
Development
Evinka Puti Manager People 9 9 9 9 9 9 9 9
Imuri Development
*Diangkat dan efektif pada RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020
**Belum efektif/masih menjalani proses fit and proper test OJK

Hasil Keputusan KSDM Periode 2020

Selama tahun 2020, KSDM menghasilan beberapa keputusan sebagai berikut:

No No Keputusan Tanggal Agenda


1 0001/KSDM/2020 22 April 2020 Pemenuhan & Rotasi Mutasi Pimpinan Cabang Dan
Wakil Divisi
2 0002/KSDM/2020 03 & 10 Juni 2020 Penetapan Status Pimpinan Kantor Wilayah Dan
Promosi, Rotasi Dan Mutasi Pimpinan Kantor Wilayah,
Divisi Dan Kantor Cabang
3 0004/KSDM/2020 09 September 2020 Pemenuhan Pemimpin Divisi BRD
4 0005/KSDM/2020 16 September 2020 Penugasan Pegawai Sebagai Integration Management
Office Project Merger Bank Syariah BUMN

119
5 0005A/KSDM/2020 17 September 2020 Pemenuhan Manager Coordinator Micro Business
Strategy Divisi MBD
6 0006/KSDM/2020 25 September 2020 Penetapan Promosi, Rotasi Dan Mutasi Pimpinan Dan
Wakil Pemimpin Cabang

Laporan Kerja Komite

KSDM melalui Tim Pertimbangan Mutasi Tenaga Pimpinan & Disiplin (TPMTPD) KSDM di tahun 2020
telah memutuskan sanksi, mutasi, rotasi, serta pendefinitifan pejabat sementara para pegawai di kantor
pusat, wilayah, dan cabang.

KOMITE ASSET LIABILITIES, MANAGEMENT (KALMA)

Piagam Komite

KALMA BNI Syariah memiliki Piagam KALMA yang disahkan berdasarkan Keputusan Direksi
No.KP/135/DIR/R1/R tanggal 25 November 2019. Piagam KALMA berfungsi sebagai panduan dalam
melaksanakan fungsi KALMA sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua
pihak yang berkepentingan.

Tugas Dan Tanggung Jawab

Rincian tugas dan tanggung jawab KALMA diatur dalam Keputusan Direksi Nomor KP/135/DIR/R/1/R
tanggal 25 November 2019 selaku Piagam KALMA dan mencakup:

1. Menetapkan tujuan dan sasaran Komite Asset, Liabilities, Management (KALMA) BNI Syariah serta
merumuskan kebijakan dan strategi yang diperlukan.
2. Memberikan petunjuk pengelolaan aset dan kewajiban BNI Syariah.
3. Menetapkan dan menjaga jumlah alat likuid sesuai kebutuhan likuiditas dan ketentuan Bank
Indonesia.
4. Menjaga keseimbangan penggunaan dana dengan sumber dana.
5. Menetapkan kebijakan penempatan dana baik melalui money market maupun capital market.
6. Menganalisis struktur neraca dan mengkaji semua risiko yang muncul dari exposure yang dimiliki
oleh BNI Syariah berupa risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas.
7. Mengevaluasi perkembangan dan prospek indikator-indikator ekonomi dan menganalisis
dampaknya terhadap: posisi simpanan dan pinjaman, posisi valuta asing, profit sharing, nilai tukar
valuta asing dan profitabilitas BNI Syariah.
8. Menghitung cost of fund dan menetapkan profit sharing, giro, tabungan dan deposito.
9. Menetapkan internal Funds Transfer Price (FTP).

120
Susunan Anggota

Susunan anggota KALMA berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. KP/DIR/079/R tanggal 4 November
2020 adalah sebagai berikut:

Nama Status Jabatan


Babas Bastaman Direktur Bisnis SME & Komersial* Ketua
Iwan Abdi Direktur Bisnis Ritel & Jaringan Ketua Pengganti
Abdullah Firman Wibowo Direktur Utama Anggota
Tribuana Tunggadewi Direktur Kepatuhan dan Risiko Anggota
Wahyu Avianto Direktur Keuangan & Operasional Anggota
Moch. Samson Pemimpin Divisi Bisnis Konsumer Anggota
Rima Dwi Permatasari Pemimpin Divisi Kartu Pembiayaan Anggota
Ida Triana Widowati Pemimpin Divisi Dana Ritel Anggota
Endang Rosawati Pemimpin Divisi Haji & Umrah Anggota
M. Misbahul Munir Pemimpin Divisi Perencanaan Strategis Anggota
Zefri Ananta Pemimpin Divisi Keuangan Anggota
Daryanto Tri Sumardono Pemimpin Divisi Bisnis Komersial Anggota
Ferry Hendrawan Pemimpin Divisi Usaha Menengah Anggota
IR Supriono Pemimpin Divisi Usaha Kecil Anggota
Jon Sujani Pasaribu Pemimpin Divisi Bisnis Mikro Anggota
Adjat Djatnika Basarah Pemimpin Divisi Jaringan & Layanan Anggota
Agusta Rinaldi Pemimpin Divisi Bisnis Transaksional Anggota
Djonet Setyawan Pemimpin Divisi Manajemen Risiko Anggota
Moh. Toyib Pemimpin Divisi Tresuri & Internasional Sekretaris
*)Selama posisi Direktur belum efektif, maka pelaksana tugas dilakukan oleh SEVP. Pelaksana tugas Direktur Bisnis SME &
Komersial adalah SEVP SME & Komersial. Posisi SEVP berakhir setelah Pejabat yang dimaksud lulus Fit & Proper Test sebagai
Direksi

Independensi KALMA

Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, seluruh anggota KALMA menjaga indepedensinya
dengan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan
keluarga dengan pemegang saham pengendali, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi.

Rapat KALMA

Selama tahun 2020, KALMA telah mengadakan rapat sebanyak 2 (dua) kali dengan rekap absensi rapat
sebagai berikut:

121
Nama Anggota Jumlah Kehadiran % Kehadiran
Rapat
Direktur Bisnis SME & Komersial* 2 1 50%
Direktur Bisnis Ritel & Jaringan 2 2 100%
Direktur Utama 2 2 100%
Direktur Kepatuhan dan Risiko 2 0 0%
Direktur Keuangan & Operasional 2 2 100%
Pemimpin Divisi Konsumer 2 2 100%
Pemimpin Divisi Kartu Pembiayaan 2 2 100%
Pemimpin Divisi Dana Ritel 2 2* 100%
Pemimpin Divisi Haji & Umrah 2 2 100%
Pemimpin Divisi Perencanaan Strategis 2 2 100%
Pemimpin Divisi Keuangan 2 1* 50%
Pemimpin Divisi Bisnis Komersial 2 2* 100%
Pemimpin Divisi Usaha Menengah 2 1 50%
Pemimpin Divisi Usaha Kecil 2 2* 100%
Pemimpin Divisi Bisnis Mikro 2 2* 100%
Pemimpin Divisi Jaringan & Layanan 2 1 50%
Pemimpin Divisi Bisnis Transaksional 2 2* 100%
Pemimpin Divisi Manajemen Risiko 2 2 100%
Pemimpin Divisi Tresuri & Internasional 2 2 100%
*)kehadiran satu kali diwakilkan, **)kehadiran dua kali diwakilkan

Hasil Keputusan KALMA Periode 2020

Sepanjang tahun 2020, KALMA menghasilan beberapa keputusan sebagai berikut:

No. 01/KALMA/2020 A. Kewenangan Pemberian Nisbah Spesial Deposito IDR Perorangan


B. Kewenangan Pemberian Nisbah Spesial Deposito IDR Institusi di Luar
BPKH
C. Kewenangan Pemberian Nisbah Spesial Deposito USD Perorangan
D. Kewenangan Pemberian Nisbah Spesial Deposito USD Institusi di Luar
BPKH
E. Penetapan Tarif dan Kewenangan Tarif Khusus Pembiayaan Konsumtif
F. Penetapan Tarif dan Kewenangan Tarif Khusus Pembiayaan Mikro
G. Penetapan FTP IDR dan USD
H. Monitoring Nisbah Spesial dan Tarif Khusus
No. 02/KALMA/2020 A. Nisbah Spesial Deposito
B. Penetapan Tarif dan Kewenangan Tarif Khusus Pembiayaan Komersial

122
C. Penetapan Tarif dan Kewenangan Tarif Khusus Pembiayaan Bisnis
Menengah
D. Penetapan Tarif dan Kewenangan Tarif Khusus Pembiayaan Produktif
Segmen Usaha Kecil
E. Penetapan Tarif Penagihan/Penjaminan
F. Penetapan Tarif Pembiayaan yang Diterima
G. Penetapan FTP USD
H. Kewenangan Pemberian Nisbah Deposito BPKH
No. 03/KALMA/2020 A. Perpanjangan Kewenangan Pemberian Tarif Khusus Program
Pembiayaan Konsumer
No. 04/KALMA/2020 A. Penetapan Nisbah Bagi Hasil Produk Deposito
B. Kewenangan Tarif Khusus Pembiayaan Konsumer
C. Kewenangan Tarif Khusus Pembiayaan Mikro
D. Perpanjangan Kewenangan Tarif Khusus Pembiayaan Produktif Segmen
Usaha Menangah
E. Perpanjangan Kewenangan Tarif Khusus Pembiayaan Produktif Segmen
Usaha Kecil
F. Pemberian Diskon Biaya Administrasi Pembiayaan
No. 05/KALMA/2020 A. Perpanjangan Kewenangan Pemberian Tarif Khusus Program
Pembiayaan Konsumer
B. Kewenangan Pemberian Bagi Hasil Pencairan Sebelum Jatuh Tempo
(PSJT) Deposito Dana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)
No. 06/KALMA/2020 A. Penetapan Tarif Pembiayaan Fleksi Pensiun
B. Penetapan Tarif Pembiayaan KUR Mikro dan KUR Kecil
C. Penetapan Nominal Pemberian Spesial Kurs Transaksi Valuta Asing
No. 07/KALMA/2020 A. Pembukaan Kembali Spesial Nisbah untuk Fresh Fund
B. Kewenangan Pemberian Nisbah Spesial Deposito IDR Perorangan
C. Kewenangan Pemberian Nisbah Spesial Deposito IDR Institusi di Luar
BPKH
D. Kewenangan Pemberian Nisbah Spesial Deposito USD Perorangan
E. Kewenangan Pemberian Nisbah Spesial Deposito USD Institusi di Luar
BPKH
F. Kewenangan Pemberian Tarif Khusus Pembiayaan Konsumer
G. Kewenangan Pemberian Spesial Kurs Transaksi Forex
No. 08/KALMA/2020 A. Perpanjangan Kewenangan Tarif Khusus Pembiayaan Produktif Komersial
B. Perpanjangan Kewenangan Tarif Khusus Pembiayaan Produktif Segmen
Usaha Menengah
C. Perpanjangan Kewenangan Tarif Khusus Pembiayaan Produktif Segmen
Usaha Kecil

123
D. Kewenangan Pemberian Tarif Khusus di Luar Ketentuan untuk
Pembiayaan Produktif Komersial, Segmen Usaha Menengah, dan Segmen
Usaha Kecil
E. Penetapan Kewenangan Trif Khusus Pembiayaan Mikro
No. 09/KALMA/2020 A. Kewenangan Pemberian Tarif Khusus Pembiayaan Produktif Komersial
B. Kewenangan Pemberian Tarif Khusus Pembiayaan Produktif Segmen
Usaha Menengah
C. Kewenangan Pemberian Tarif Khusus Pembiayaan Produktif Segmen
Usaha Kecil
D. Kewenangan Pemberian Tarif Khusus Pembiayaan Konsumer
E. Penetapan Kewenangan Tarif Khusus Pembiayaan Mikro

Laporan Kerja Kalma

KALMA melalui Unit Risk and ALMA telah berkoordinasi dengan unit-unit terkait untuk memastikan
seluruh keputusan KALMA dapat dijalankan dengan baik dan benar selama tahun 2020.

KOMITE MODAL, INFORMASI, TEKNOLOGI DAN PRODUK (KMITP)

Susunan Keanggotaan KMITP

Susuan keanggotaan KMITP yang telah disahkan berdasarkan Keputusan Direksi No. KP/DIR/035/R
tanggal 3 April 2020. Susunan Keanggotaan KMITP ini berfungsi sebagai panduan dalam melaksanakan
fungsi Komite Produk sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua pihak
yang berkepentingan.

Tugas dan Tanggung Jawab

Pedoman Kerja KMITP diatur dalam Keputusan Direksi No. KP/135/DIR/R tanggal 25 November 2019.
KMITP merupakan komite permanen di bawah Direksi Bank BNI Syariah yang memiliki kewenangan dan
fungsi:

1. Merumuskan dan menetapkan penggunaan modal secara optimal agar tersedia kecukupan
modal yang berfungsi sebagai penyangga untuk penyerap kerugian yang timbul dari berbagai
risiko.
2. Menetapkan dan melakukan evaluasi atas alokasi penggunaan modal (Capital
Expenditure/CAPEX) untuk otomasi dan non otomasi.
3. Merumuskan rencana investasi yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang (multiyears),
serta melakukan evaluasi atas pelaksanaannya.

124
4. Menetapkan keputusan stategis dalam hal penyempurnaan kebijakan dan sistem
pengganggaran Bank BNI Syariah, perubahan target pendapatan dan biaya (OPEX dan CAPEX)
dan langkah-langkah stategis dalam rangka pencapaian kinerja.
5. Merumuskan dan menetapkan kebijakan serta strategi pengembangan teknologi informasi
jangka panjang (IT Strategic Plan/ITSP).
6. Menetapkan skala prioritas proyek pengembangan teknologi informasi jangka pendek untuk
pemenuhan kebutuhan aktifitas bisnis dan operasional dalam pengembangan digitalisasi proses.
7. Memutuskan kelayakan atas produk baru/akifitas baru serta memastikan produk tersebut telah
memenuhi segala aspek kebutuhan nasabah, persaingan bisnis, keuangan, operasional,
teknologi informasi, manajemen risiko, hukum dan kepatuhan serta analisis manfaat biaya
optimal.
8. Melakukan evaluasi terhadap produk/aktivitas yang sudah berjalan serta memutuskan rencana
dan tindakan atas keberlanjutan produk/aktivitas tersebut serta pengembangannya.

Susunan Anggota

Susunan anggota Komite Modal, Investasi, Teknologi dan Produk sesuai dengan Surat Keputusan Direksi
No. KP/DIR/035/R tanggal 3 April 2020 adalah sebagai berikut:

Nama Anggota Status


DIREKTUR UTAMA Anggota
DIREKTUR KEUANGAN DAN OPERASIONAL Ketua Komite
DIREKTUR KEPATUHAN DAN RISIKO Ketua Pengganti
DIREKTUR SME DAN KOMERSIAL Anggota Tetap
DIREKTUR RITEL DAN JARINGAN Anggota Tetap
DIVISI TEKNOLOGI INFORMASI Sekretaris
DIVISI KEPATUHAN (CMD) Wakil Sekretaris
FINANCE DIVISION (FND) Anggota Tetap
OPERATIONAL DIVISION (OPD) Anggota Tetap
DIGITAL BUSINESS DIVISION (DGD) Anggota Tetap
PROCUREMENT AND FIXED ASSET DIVISION (PFD) Anggota Tetap
NETWORK AND SERVICE DIVISION (NSD) Anggota Tetap
ENTERPRISE RISK MANAGEMENT DIVISION (ERD) Anggota Tetap
LEGAL DIVISION (LGD) Anggota Tetap
STRATEGIC PLANNING DIVISION (SPD) Anggota Tetap
INTERNAL AUDIT DIVISION (IAD) Anggota Tetap
POLICY & GOVERNANCE DESK (PGD) Anggota Tetap
TREASURY & INTERNATIONAL DIVISION (TID) Anggota Tidak Tetap
DIVISI KOMERSIAL (CRD) Anggota Tidak Tetap
DIVISI USAHA MENENGAH (MID) Anggota Tidak Tetap
125
DIVISI USAHA KECIL DAN MENENGAH 1 (SMD 1) Anggota Tidak Tetap
TRANSACTIONAL BUSINESS DIVISION (TBD) Anggota Tidak Tetap
HAJJ & UMRAH DIVISION (HUD) Anggota Tidak Tetap
CONSUMER FINANCING DIVISION (CFD) Anggota Tidak Tetap
RETAIL FUND DIVISION (RFD) Anggota Tidak Tetap
MICRO BUSINESS DIVISION (MBD) Anggota Tidak Tetap
CARD BUSINESS DESK (CBD) Anggota Tidak Tetap
RECOVERY & REMEDIAL DIVISION (RRD) Anggota Tidak Tetap
BUSINESS RISK DIVISION (BRD) Anggota Tidak Tetap
CORPORATE SECRETARY & COMMUNICATION DIVISION (CCD) Anggota Tidak Tetap
HUMAN CAPITAL DIVISION (HCD) Anggota Tidak Tetap

Keanggotaan Komite

Anggota komite adalah anggota yang hadir dalam setiap agenda rapat komite untuk memberikan suara
atas pokok pembahasan/permasalahan yang sudah ditentukan oleh komite.

Anggota komite terdiri dari anggota tetap dan anggota tidak tetap. Anggota tetap hadir dalam
memberikan hak suara dalam setiap angenda rapat komite. Sementara, anggota tidak tetap hadir saat
pembahasan produk/aktivitas yang terkait dengan bidang tugasnya dan tidak memiliki hak suara.

Rapat Komite Modal, Investasi, Teknologi dan Produk (KMITP)

Selama tahun 2020, KMITP telah melaksanakan rapat sebanyak 5 (lima) kali dengan rekap absensi
sebagai berikut:

Nama Anggota Jumlah Rapat Kehadiran % Kehadiran


DIREKTUR UTAMA 5 4 80%
DIREKTUR KEUANGAN DAN OPERASIONAL 5 5 100%
DIREKTUR KEPATUHAN DAN RISIKO 5 3 60%
DIREKTUR SME DAN KOMERSIAL 5 3 60%
DIREKTUR RITEL DAN JARINGAN 5 3 60%
DIVISI TEKNOLOGI INFORMASI 5 5 100%
DIVISI KEPATUHAN (CMD) 5 4 80%
FINANCE DIVISION (FND) 5 4 80%
OPERATIONAL DIVISION (OPD) 5 4 80%
DIGITAL BUSINESS DIVISION (DGD) 5 5 100%
PROCUREMENT AND FIXED ASSET DIVISION (PFD) 5 5 100%
NETWORK AND SERVICE DIVISION (NSD) 5 5 100%

126
ENTERPRISE RISK MANAGEMENT DIVISION (ERD) 5 5 100%
LEGAL DIVISION (LGD) 5 4 80%
STRATEGIC PLANNING DIVISION (SPD) 5 4 80%
INTERNAL AUDIT DIVISION (IAD) 5 5 100%
POLICY & GOVERNANCE DESK (PGD) 5 5 100%
TREASURY & INTERNATIONAL DIVISION (TID) 5 5 100%
DIVISI KOMERSIAL (CRD) 5 3 60%
DIVISI USAHA MENENGAH (MID) 5 4 80%
DIVISI USAHA KECIL DAN MENENGAH 1 (SMD 1) 5 5 100%
TRANSACTIONAL BUSINESS DIVISION (TBD) 5 5 100%
HAJJ & UMRAH DIVISION (HUD) 5 5 100%
CONSUMER FINANCING DIVISION (CFD) 5 3 60%
RETAIL FUND DIVISION (RFD) 5 4 80%
MICRO BUSINESS DIVISION (MBD) 5 4 80%
CARD BUSINESS DESK (CBD) 5 5 100%
RECOVERY & REMEDIAL DIVISION (RRD) 5 4 80%
BUSINESS RISK DIVISION (BRD) 5 5 100%
CORPORATE SECRETARY & COMMUNICATION
5
DIVISION (CCD) 5 100%
HUMAN CAPITAL DIVISION (HCD) 5 5 100%

Hasil Keputusan Komite Modal, Investasi, Teknologi dan Produk Periode 2020

Selama tahun 2020, Komite Modal, Investasi, Teknologi dan Produk menghasilkan beberapa keputusan
sebagai berikut:

No No. Komite Produk Tanggal Keputusan Agenda


Integrasi Pelaporan Regulator (BI
1 No. 01/KMITP/2020 10 Januari 2020
Antasena, OJK-BOX, Apolo Ojk dan E-LPS
1. Kelanjutan Layanan E-Channel,
Implikasi Project Pengembangan Core
2 No. 02/KMITP/2020 05 Februari 2020
Banking Model KCLN
2. Sosialisasi Smart Financing
Rencana Penyesuaian Proyek-Proyek
3 No. 03/KMITP/2020 07 April 2020 Strategis Teknologi Informasi atas
Rencana Kementerian BUMN
1. Realokasi OPEX dan CAPEX 2020 dan
Tata Kelola Penganggaran OPEX dan
4 No. 04/KMITP/2020 25 Agustus 2020
CAPEX
2. Update project Financing Excellence
127
Program (FIX 2020)
1. Prioritas Proyek TI 2020 & 2021
2. Usulan Anggaran CAPEX Otomasi
5 No. 05/KMITP/2020 27 Oktober 2020 2021 & Usulan Penambahan
Anggaran OPEX IT 2020
3. Usulan CAPEX Non Otomasi 2021

DIVISI AUDIT INTERNAL (IAD)

Audit Intern adalah suatu kegiatan penilaian (assurance) dan konsultasi (consulting) yang bersifat
independen dan obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional
perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen risiko (risk management), pengendalian internal (control) dan proses tata kelola
(governance) perusahaan.

Mempertimbangkan rentang kendali, struktur dan tingkatan organisasi serta kompleksitas kegiatan
operasional, maka keberadaan Audit Intern sebagai penghubung antara Direksi dengan para pelaksana
kegiatan di seluruh unit organisasi perusahaan dipandang perlu untuk dapat memberikan keyakinan
bahwa penyelenggara kegiatan operasional telah berjalan secara efisien dan efektif.

Audit Intern berperan dalam mengevaluasi kecukupan dan efektivitas pengendalian intern yang
dilakukan manajemen. Konsep dasar pengendalian intern adalah:

a. Merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari tanggung jawab manajemen secara
keseluruhan, sehingga manajemen memikul tanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan
pengendalian intern.
b. Merupakan bagian yang terintegrasi dalam sistem dan prosedur setiap kegiatan di unit kerja,
sehingga setiap terjadi penyimpangan dapat diketahui secara dini dan dapat dilakukan langkah
perbaikan oleh unit kerja yang bersangkutan.
c. Merupakan suatu proses yang berjalan terus menerus.
d. Pengendalian intern hanya dapat diharapkan memberikan reasonable assurance bukan absolute
assurance, sehingga apabila pengendalian intern telah berjalan baik bukan berarti kemungkinan
terjadi penyimpangan menjadi nihil.
e. Efektivitas pengendalian intern sangat tergantung pada orang yang melaksanakan.

Fungsi audit intern pada PT Bank BNI Syariah (BNI Syariah) dilaksanakan oleh Divisi Audit Internal (IAD).

Ruang Lingkup Internal Audit

Kegiatan yang dilakukan IAD bertujuan untuk memberikan rekomendasi perbaikan terhadap kecukupan
dan efektivitas pengendalian internal dan proses tata kelola serta kualitas dan efektifitas pengelolaan
risiko Bank BNI Syariah.

128
Kegiatan yang dilakukan IAD mencakup pelaksanaan aktivitas asurans dan konsulltasi terhadap seluruh
aktivitas BNI Syariah dalam rangka evaluasi, identifikasi dan pemberian rekomendasi perbaikan
terhadap:

a. Kualitas kinerja perusahaan,


b. Kecukupan, efektivitas, dan efisiensi sistem pengendalian intern, pengelolaan risiko, dan tata Kelola
perusahaan; serta,
c. Kepatuhan terhadap ketentuan dan prinsip syariah.

Tugas Dan Tanggung Jawab

a. Menyusun dan melaksanakan Rencana Audit Tahunan beserta alokasi anggarannya, berdasarkan
hasil penilaian risiko yang komprehensif, dan wajib disetujui oleh Direktur Utama dan Dewan
Komisaris dengan mempertimbangkan rekomendasi Komite Audit.
b. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efesiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi,
operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya.
c. Memastikan fungsi audit intern pada BNI Syariah sesuai dengan Standar Profesional Audit Intern dan
Kode Etik Audit Intern.
d. Menguji, mengevaluasi dan memberikan rekomendasi perbaikan dan informasi secara obyektif
terhadap kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian intern, pengelolaan risiko dan tata kelola
perusahan sesuai dengan kebijakan BNI Syariah.
e. Membuat Laporan Hasil Audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan
Dewan Komisaris dengan tembusan kepada Komite Audit, dan Direktur yang membawahi fungsi
Kepatuhan. Dan, menyampaikan hasil pengujian kepatuhan dan pemenuhan terhadap prinsip
syariah kepada Dewan Pengawas Syariah.
f. Memberikan jasa konsultasi kepada pihak intern BNI Syariah untuk memberikan nilai tambah dan
perbaikan terhadap kualitas pengendalian, pengelolaan risiko, dan tata kelola perusahaan sepanjang
tidak mempengaruhi independensi dan objektivitas IAD, serta tersedia sumber daya yang memadai.
g. Melakukan audit pendalaman sesuai permintaan Direksi dan/atau Komisaris, atau sebagai tindak
lanjut hasil audit umum atau Whistleblowing System (WBS) terhadap suatu objek atau peristiwa
yang diduga mengandung indikasi penyimpangan dan/atau fraud apabila diperlukan.
h. Melaksanakan pemantauan tindak lanjut hasil audit dan menyampaikan Laporan Pending Tindak
Lanjut Hasil Audit kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris setiap periodik.
i. Melaporkan segera setiap temuan audit yang diperkirakan dapat mengganggu kelangsungan usaha
bank kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris serta OJK.
j. Menyusun dan menyampaikan Laporan Pelaksanaan dan Pokok-Pokok Hasil Audit Intern kepada
Otoritas Jasa Keuangan setelah ditandatangani oleh Direktur Utama dan Komisaris Independen yang
menjadi Ketua Komite Audit.
k. Menyusun kebijakan dan prosedur tertulis sebagai pedoman bagi pegawai IAD dalam pelaksanaan
tugas.
l. Menyelenggarakan program pengendalian mutu (Quality Assurance) dan pengembangan
(Improvement) untuk mengevaluasi kesesuaian aktfitas audit intern dengan standar profesi dan
kode etik.
m. Bekerjasama dan berkoordinasi dengan unit kerja lain yang melakukan fungsi pengendalian pada
BNI Syariah dalam rangka optimalisasi efektifitas fungsi pengendalian internal

129
Struktur Organisasi dan Kedudukan Internal Audit

Tugas pokok IAD adalah membantu tugas Direktur Utama dan Dewan Komisaris dalam melakukan
pengawasan/pengendalian intern.

Untuk itu maka kedudukan IAD dalam organisasi BNI Syariah sebagaimana tercantum dalam Surat
Keputusan Direksi No. KP/DIR/035/R tanggal 03 April 2020 tentang Struktur Organisasi Kantor Pusat PT
Bank BNI Syariah, adalah sebagai berikut:

Dengan struktur dan kedudukan sebagaimana diatas, IAD diharapkan dapat mengungkapkan hasil
analisa dan penilaian, mengidentifikasi kebutuhan perbaikan dan peningkatan efisiensi penggunaan
sumber daya, dan memberikan saran perbaikan dan informasi secara obyektif dan independen tanpa
pengaruh maupun tekanan dari manajemen atau pihak lain, yaitu:

a. IAD bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.


b. Dalam pelaksanaan tugasnya, IAD menyampaikan laporan kepada Direktur Utama dan Dewan
Komisaris, dan salinannya disampaikan kepada Komite Audit dan Direktur yang membawahi fungsi
kepatuhan.
c. Pemimpin IAD dapat melakukan komunikasi secara langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan
Komite Audit, serta Dewan Pengawas Syariah.
d. Pemimpin IAD diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama setelah mendapat persetujuan
Dewan Komisaris dengan mempertimbangkan rekomendasi Komite Audit.
e. Setiap pengangkatan atau pemberhentian Pemimpin IAD wajib dilaporkan kepada Otoritas Jasa
Keuangan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal pengangkatan/pemberhentian
Pemimpin IAD.
f. Pegawai/Auditor IAD bertanggung jawab langsung kepada Pemimpin IAD sesuai struktur organisasi
IAD.

Guna mendukung efektifitas peran dan fungsi IAD agar dapat memberikan data/informasi yang
independen untuk menilai dan mengevaluasi berbagai kegiatan bisnis dan operasional serta mengambil

130
langkah-langkah perbaikan yang diperlukan secara cepat, IAD juga membawahi fungsi Internal Controller
yang ditugaskan di segenap unit yang meliputi 24 Divisi, 2 Satuan Kerja, 3 Kantor Wilayah dan 68 Kantor
Cabang.

Berdasarkan Ketetapan Organisasi No. ORG/01/I/2020 tanggal 22 Januari 2020, struktur organisasi
Internal Audit Division PT Bank BNI Syariah, adalah sbb:

Komposisi Personel IAD per 31 Desember 2020

Personel Internal Audit Division berlokasi di Kantor Pusat dan tersebar di segenap Kantor Wilayah dan
Kantor Cabang di seluruh Indonesia. Per 15 November 2020, total IAD adalah sebanyak 151 personel.
Berikut komposisi personel IAD tahun 2020:

No. Jabatan Personel


1 Internal Audit Division Head 1
2 Deputy of Internal Audit Division Head 1
Manager Coordinators
3 o Manager Coordinator Branch Internal Audit & Control 1
o Manager Coordinator Head Office Internal Audit & Control 1

131
No. Jabatan Personel
o Manager Coordinator Monitoring & Development Audit 1
4 Quality Assurance 2
Auditors (Branch, Head Office, IT, & Investigation)
o Branch Auditor 10
5 o Head Office Auditor 6
o IT Auditor 4
o Investigation Auditor 4
Internal Controller
o Internal Control Manager 5
o Regional Internal Controller 3
6 o Internal Control Officer 5
o Branch Internal Controller 80
o Head Office Internal Control Manager 1
o Head Office Internal Controller 11
Monitoring & Development
o Audit Governance & Development 3
7 o Audit Surveillance & Monitoring 5
o Audit Reporting & Relation 4
o Monitoring & Development Assistant 3

Sertifikasi Sebagai Profesi Audit Internal

IAD berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan kompetensi dan pengetahuan baik melalui
penugasan, sertifikasi, maupun pelatihan yang berkelanjutan.

Adapun sertifikasi yang telah diperoleh oleh pegawai IAD sampai tahun 2020, adalah sebagai berikut:

Sertifikasi Nasional & Internal Jumlah Pegawai


Chartered Accountant IAI 1 orang
Certified Risk Professional 1 orang
Certified Fraud Examiners 2 orang
Manajemen Risiko level 1 94 orang
Manajemen Risiko level 2 29 orang
Manajemen Risiko level 3 6 orang
Manajemen Risiko level 4 1 orang
Manajemen Risiko level 5 1 orang
Audit Intern Bank Level Auditor 24 orang
132
Sertifikasi Nasional & Internal Jumlah Pegawai
Audit Intern Bank Level Supervisor 22 orang
Sertifikasi Pembiayaan Produktif 77 orang

Internal Controller

Branch Internal Controller (BIC), Regional Internal Controller (RIC), dan Head Office Internal Controller
(HOIC) memiliki fungsi untuk melakukan pemeriksaan secara berkala (harian, mingguan dan triwulanan)
sesuai prosedur yang berlaku atas kesesuaian pelaksanaan proses bisnis dan operasional dalam setiap
aktivitas pada Kantor Cabang, Kantor Wilayah dan Kantor Pusat.

Hasil pemeriksaan internal controller selanjutnya akan menjadi salah satu acuan proses pengkajian risiko
dan pertimbangan bagi pelaksanaan audit, serta perbaikan oleh unit terkait, baik unit bisnis maupun
unit operasional. Selain itu, apabila diperlukan, internal controller juga dapat diikutsertakan dalam
proses audit maupun investigasi peristiwa yang terindikasi fraud dan juga tindak lanjut pemantauan
penyelesaian temuan hasil audit.

Independensi Dan Objektivitas

IAD dan masing-masing anggotanya memiliki independensi dan objektivitas dalam melakukan audit dan
konsultasi dengan mengungkapkan pandangan atau pemikirannya sesuai profesi dan standar audit yang
berlaku. Independensi dan objektivitas IAD dan masing-masing anggotanya telah diatur dalam Piagam
Internal Audit yang ditandatangani oleh Dewan Komisaris dan Direktur Utama serta disosialisasikan
pada segenap unit di BNI Syariah.

Rencana Audit Tahunan (RAT)

IAD melaksanakan audit berdasarkan Rencana Audit Tahunan (RAT) yang telah disetujui oleh Direktur
Utama dan Dewan komisaris dengan mempertimbangkan rekomendasi Komite Audit, meliputi:

a. Audit Umum Kantor Pusat;


b. Audit Umum Kantor Wilayah;
c. Audit Umum Kantor Cabang;
d. Audit Umum IT
e. Audit Tematik; dan
f. Audit Pendalaman

Penetapan Rencana Audit Tahunan (RAT), disusun berdasarkan pertimbangan:

a. Hasil identifikasi obyek audit/auditable activities (audit universe);


b. Hasil kajian risiko (risk assessment) masing-masing area audit, sesuai faktor dan parameter risiko
yang telah ditetapkan;

133
c. Ketersediaan sumber daya audit (audit resources), yang meliputi jumlah hari kerja audit efektif
selama 1 tahun, jumlah auditor, dan anggaran biaya yang dialokasikan;
d. Penerapan pendekatan audit berbasis risiko (Risk-Based Audit);
e. Masukan dari Manajemen, Direksi, Dewan Komisaris, Komite Audit.

AKUNTAN PUBLIK

Fungsi pengawasan independen terhadap aspek keuangan Bank dilakukan dengan melaksanakan
pemeriksaan Audit Eksternal yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Auditor Eksternal yang
memeriksa laporan keuangan Bank tahun buku 2020 ditetapkan melalui RUPS Tahunan berdasarkan
rekomendasi dari Dewan Komisaris dan Komite Audit.

Kebijakan Penunjukan Akuntan Publik

Berdasarkan Pasal 6 Peraturan OJK No. 6/POJK.03/2015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan
Bank telah diatur bahwa Laporan Keuangan posisi akhir bulan Desember yang diumumkan secara
triwulanan dan tahunan wajib diaudit oleh Akuntan Publik yang terdaftar di OJK.

Pembatasan penggunaan jasa audit atas informasi historis tahunan dari Akuntan Publik yang sama
paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut, hal ini sesuai dengan Peraturan OJK No.
13/POJK.03/2017 tentang Penggunaan Jasa Akuntan dan Kantor Akuntan Pulik dalam Kegiatan Jasa
Keuangan tanggal 27 Maret 2017.

Nama dan Tahun Kantor Akuntan Publik Serta Akuntan Publik

Tahun Kantor Akuntan Publik Nama Akuntan Biaya Lingkup Pekerjaan


2020 Kap Purwantono, Muhammad Rp860.692.000 Audit RK + Renew dan
Suherman & Surja (Ernst & Kurniawan Validatif
Young Global)
2019 Kap Purwantono, Danil Setiadi Rp454.200.000 Audit RK + Renew dan
Suherman & Surja (Ernst & Handaja Validatif
Young Global)
2018 Ey Yasir Rp409.000.000 Audit RK + Renew dan
Validatif
2017 Ey Yasir Rp349.450.105 Audit RK + Renew dan
Validatif
2016 Ey Yasir Rp349.450.105 Audit RK + Renew dan
Validatif
2015 PwC Drs. M. Jusuf Rp373.943.398 Audit RK + Renew dan
Wibisana, M.Ec., Cpa Validatif

134
Jasa Lain Yang Diberikan Akuntan

Pada Periode 2020, Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik BNI Syariah tidak memberikan jasa lain
selain jasa Audit Laporan Keuangan pada tahun buku 2019 (fee NIHIL).

MANAJEMEN RISIKO

Penerapan Manajemen Risiko di Bank Syariah, khususnya di BNI Syariah mengacu pada Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan No. 65/POJK.03/2016 tanggal 23 Desember 2016 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah serta peraturan pelaksanaan
lainnya yang diterbitkan oleh regulator baik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun Bank Indonesia.
Secara umum penerapan Manajemen Risiko mengacu pada implementasi 4 pilar Manajemen Risiko
sesuai yang diamanatkan oleh POJK tersebut.

Dasar Penerapan Manajemen Risiko


Penerapan Manajemen Risiko di BNI Syariah didasarkan pada regulasi di Indonesia maupun regulasi
internasional. Regulasi di Indonesia tersebut meliputi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK), Surat
Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK), Peraturan Bank Indonesia (PBI), Surat Edaran Bank Indonesia
(SEBI), sedangkan regulasi Internasional meliputi dokumen Basel Committee on Banking Supervision
(BCBS) dan dokumen Islamic Financial Service Board (IFSB).

Empat Pilar Penerapan Manajemen Risiko


Sesuai dengan ketentuan dalam POJK tentang Penerapan Manajemen Risiko tersebut di atas,
Penerapanan Manajemen Risiko di BNI Syariah dilaksanakan berdasarkan empat pilar penerapan
Manajemen Risiko, yang meliputi:
1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi, termasuk Dewan Pengawas Syariah;
2. Kecukupan Kebijakan, Prosedur Manajemen Risiko serta Penetapan Limit Risiko;
3. Kecukupan proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian Risiko serta Sistem
Informasi Manajemen Risiko;
4. Sistem Pengendalian Internal.

Pengawasan Aktif Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas Syariah


Pengawasan aktif Direksi antara lain dilakukan dengan penyusunan Kebijakan Umum Manajemen Risiko,
Kebijakan dan Strategi Manajemen Risiko, serta penetapan dan persetujuan Limit Risiko secara
keseluruhan. Direksi juga membentuk organisasi untuk pelaksanaan Manajemen Risiko di seluruh unit.
Pengawasan dilakukan melalui forum Rapat Direksi (Radisi) dan Rapat Komite Kebijakan dan Risiko (KKR)
atau melalui laporan sirkuler.

Pengawasan aktif Dewan Komisaris dilakukan antara lain dengan persetujuan terhadap Kebijakan Umum
Manajemen Risiko, mengevaluasi Kebijakan Manajemen Risiko, mengevaluasi pertanggungjawaban

135
Direksi atas pelaksanaan Kebijakan Manajemen Risiko, memastikan bahwa penyediaan dana oleh Bank
kepada pihak terkait telah sesuai dengan ketentuan regulator, serta memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan tugas Komite Pemantau Risiko.

Pengawasan Dewan Pengawas Syariah dilakukan dengan persetujuan terhadap Kebijakan Umum
Manajemen Risiko dan persetujuan terhadap produk dan aktivitas yang dilakukan oleh BNI Syariah.

Kecukupan Kebijakan, Prosedur Manajemen Risiko Serta Penetapan Limit Risiko


Kebijakan Manajemen Risiko merupakan arahan tertulis dalam menerapkan manajemen risiko dan
harus sejalan dengan visi, misi, dan rencana stratejik serta lebih berfokus pada risiko yang yang relevan
dalam aktivitas usaha/bisnis BNI Syariah.

Sebagai acuan dalam pengelolaan risiko, BNI Syariah telah memiliki Kebijakan maupun Prosedur
Manajemen Risiko. Kebijakan Manajemen Risiko merupakan acuan dasar yang bersifat strategis tentang
penerapan Manajemen Risiko di BNI Syariah, sedangkan prosedur Manajemen Risiko merupakan tata
cara yang menjadi panduan dalam melaksanakan fungsi Manajemen Risiko.

Kebijakan Manajemen Risiko di BNI Syariah meliputi:


1. Kebijakan Aktiva Produktif Pasar Uang Dan Pasar Modal Syariah;
2. Kebijakan Business Continuity Management;
3. Kebijakan Pembiayaan Bank;
4. Kebijakan Umum Manajemen Risiko;
5. Kebijakan Strategi Anti Fraud.

Dalam implementasinya Kebijakan Manajemen Risiko dijabarkan dalam Prosedur Manajemen Risiko.
Sebagai salah satu metode pengendalian Risiko, BNI Syariah juga telah memiliki limit risiko. Limit risiko
merupakan ambang batas untuk menentukan tingkat intensitas mitigasi risiko yang akan dilaksanakan
oleh manajemen.

Penetapan limit risiko BNI Syariah dibagi menjadi Risk Appetite yaitu limit yang bersifat strategis dan
memerlukan persetujuan dari Direksi dan sebagian sebagai limit risiko. Limit risiko yang merupakan Risk
Appetite terkait dengan Permodalan, Rentabilitas, Kualitas Pembiayaan, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas,
dan Risiko Operasional. Selain ditetapkan sebagai Risk Appetite, untuk risiko kredit dan risiko pasar juga
terdapat beberapa batasan yang ditetapkan sebagai limit risiko dan bukan sebagai Risk Appetite.

Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko serta Sistem
Informasi Manajemen Risiko
Proses identifikasi risiko dilakukan secara proaktif untuk menganalisa sumber, tingkat kemungkinan
timbulnya risiko dan dampak yang mungkin ditimbulkan. Dalam proses identifikasi risiko hal-hal yang
perlu diperhatian antara lain:

136
1. Identifikasi dilakukan terhadap seluruh risiko yang mungkin timbul dalam aktivitas opersional
bank, khususnya terhadap produk dan ativitas baru sebelum diperkenalkan atau dijalankan.
2. Identifikasi seluruh risiko dilakukan secara berkala.
3. Memiliki metode atau sistem untuk melakukan identifikasi risiko pada seluruh produk dan
aktivitas bisnis.

Pengukuran risiko dilakukan untuk mengetahui besarnya eksposur risiko sebagai dasar untuk
mengendalikan risiko. Pengukuran dilakukan secara kuantitatif maupun kualitatif, dan dilakukan sesuai
dengan ketentuan regulator. Untuk pengukuran yang belum dilengkapi dengan ketentuan regulasi
dilakukan dengan metodologi internal BNI Syariah berdasarkan best practise dalam pengukuran risiko.
Untuk melengkapi pengukuran risiko yang bersifat ekstrim, maka pengukuran risiko dilengkapi dengan
Stress Testing untuk Risiko Pembiayaan, Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas yang dilakukan secara berkala
sesuai dengan kebutuhan.

Pemantauan risiko dilakukan untuk memastikan bahwa risiko telah dikelola dengan baik oleh masing-
masing unit. Pemantauan risiko dilakukan oleh Risk Owner maupun oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko
sebagai Risk Control Unit. Pemantauan dilakukan secara berkala sesuai dengan intensitas yang
ditentukan dan disampaikan kepada Board of Management.

Pengendalian risiko bertujuan untuk mengelola risiko ke tingkat yang masih dapat diterima oleh bank.
Selain itu, pengendalian risiko harus dilakukan secara preventif dan mampu mendeteksi kelemahan
maupun penyimpangan serta menunjukan langkah-langkah koreksi yang diperlukan.

Sistem Informasi Manajemen Risiko bertujuan untuk mendukung pelaksanaan proses identifikasi,
pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko. Beberapa aplikasi manajemen risiko yang digunakan
untuk mendukung pelaksanaan manajemen risiko secara optimal, akurat dan tepat waktu.

Sistem Pengendalian Internal


Sistem Pengendalian Internal dilakukan dengan penerapan Three Line of Defense, yang terdiri dari First
Line of Defense, Second Line of Defense dan Third Line of Defense. Unit Bisnis dan Operasional yang
melakukan aktivitas bisnis dan operasional bank sehari-hari sebagai First Line of Defense, Manajemen
Risiko, Policy & Governance dan Compliance sebagai Second Line of Defense, dan fungsi Third Line of
Defense dilakukan oleh Internal Audit.

Organisasi Manajemen Risiko


Kerangka kerja dan tata kelola manajemen risiko di BNI Syariah diimplementasikan dari level tertinggi
organisasi sebagai komitmen manajemen dalam penerapan Manajemen Risiko. Dewan Komisaris
menjalankan fungsi pengawasan risiko (risk oversight) melalui Komite Pemantau Risiko dan Komite
Audit.

137
Direksi (Board of Management) bertanggungjawab terhadap semua aktivitas manajemen risiko di BNI
Syariah, mulai menentukan arah strategi, penetapan risk appetite dan kerangka kerja yang relevan dan
pemantauan terhadap pelaksanaan Manajemen Risiko. Dalam menjalankan fungsi kebijakan risiko (risk
policy), Direksi dibantu oleh komite-komite dibawa direksi, yaitu Komite Kebijakan dan Risiko (KKR) serta
Komite Asset dan Liabilitas Manajemen (KALMA). Di tingkat operasional, Satuan Kerja Manajemen Risiko
bersama seluruh Unit Bisnis, Internal Audit dan unit Kerja Kepatuhan melakukan fungsi manajemen
risiko yang dimulai dari identifikasi risiko, pengukuran risiko, pemantauan dan pengendalian risiko.

Komite Pemantau Risiko


Komite Pemantau Risiko merupakan komite yang berada di bawah Dewan Komisaris yang memiliki tugas
dan tanggung jawab dalam memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dengan melakukan
evaluasi atas pelaksanaan Manajemen Risiko yang dilaksanakan oleh Direksi beserta seluruh perangkat
organisasi. Komite Pemantau Risiko juga memberikan persetujuan atas kebijakan manajemen Risiko,
yaitu Kebijakan Umum Manajemen Risiko, Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Komite
Pemantau Risiko mengadakan rapat secara berkala dengan Divisi Manajemen Risiko, membahas dan
memberikan saran terhadap isu-isu terkini, Profil Risiko, Tingkat Kesehatan Bank, penerapan
Manajemen Risiko di BNI Syariah serta hal-hal yang terkait dengan Manajemen Risiko.

Komite Manajemen Risiko


Sebagai bagian dari Tata Kelola Pelaksanan Manajemen Risiko, BNI Syariah telah memiliki Komite
Manajemen Risiko yang disebut Komite Kebijakan dan Risiko (KKR), yang beranggotakan mayoritas
anggota Direksi dan Pejabat Eksekutif terkait yang berfungsi membantu Direksi dalam pengambilan
keputusan terkait kebijakan manajemen risiko dalam operasional perbankan BNI Syariah.

KKR bersifat non struktural dan independen terhadap unit kerja operasional. KKR bertanggungjawab
langsung terhadap Direktur Utama dalam merumuskan kebijakan, merview dan menyempurnakan
pelaksanaan kebijakan, menetapkan limit dan kewenangan serta hal terkait dengan Manajemen Risiko.
Rapat KKR dilaksanakan secara insidentil dan sekurangnya dilakukan satu kali dalam tiga bulan. Salah
satu wewenang dan tanggung jawab Komite Kebijakan dan Risiko adalah memberikan rekomendasi
kepada Direksi yang berkaitan dengan hal-hal antara lain sebagai berikut:
a) Penyusunan kebijakan, strategi, pengelolaan dan pedoman manajemen risiko;
b) Perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan manajemen risiko;
c) Penetapan (justification) hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang tidak sesuai dengan
prosedur normal (irregularities);
d) Penetapan kebijakan dan pengelolaan risiko pembiayaan untuk menciptakan kualitas portofolio
Pembiayaan yang sehat dan profitable.

138
Satuan Kerja Manajemen Risiko
Sesuai dengan besarnya dan kompleksitas bisnis, BNI Syariah telah membentuk Satuan Kerja
Manajemen Risiko yaitu divisi Manajemen Risiko (ERD). Struktur organisasi divisi manajemen risiko
sesuai dengan ketetapan Direksi No.ORG/20/VII/2017 tanggal 29 Agustus 2017.

Divisi Manajemen Risiko di BNI Syariah dipimpin oleh seorang Pemimpin Divisi yang bertanggung jawab
langsung kepada Direktur Risiko dan Kepatuhan. Dalam struktur organisasi Divisi Manajemen Risiko,
Pemimpin Divisi Manajemen Risiko membawahi 3 unit yaitu:
a) Pengelolaan Risiko Pembiayaan;
b) Pengelolaan Risiko Pasar, Risiko Operasional & Lainnya, dan;
c) Pengelolaan Integrasi Risiko & Anti Fraud.

Struktur Organisasi Manajemen Risiko

Divisi Manajemen Risiko bersifat independen dari Satuan Kerja Operasional (risk-taking unit) dan
terhadap satuan kerja yang melaksanakan fungsi Pengendalian Internal dan bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Kepatuhan dan Risiko.

Berikut adalah wewenang dan tanggung jawab Satuan Kerja Manajemen Risiko, antara lain yaitu:
a. Pemantauan pelaksanaan Strategi Manajemen Risiko yang telah disetujui Direksi.
b. Pemantauan posisi risiko secara keseluruhan (composite), per risiko dan/atau per jenis aktivitas
fungsional serta melakukan stress testing.
c. Kaji ulang secara berkala terhadap proses Manajemen Risiko.
d. Penyusunan kajian risiko terhadap produk dan/atau aktivitas baru bank.
e. Memberikan rekomendasi kepada Satuan Kerja Operasional (risk-taking unit) dan/atau kepada
Komite Kebijakan & Risiko sesuai dengan kewenangan yang dimiliki.

139
f. Mengevaluasi independensi dan efektifitas infrastruktur pengelolaan risiko bank secara rutin.
g. Fungsi oversight bertujuan untuk memastikan bahwa risiko dan portofolio bank telah dikelola
dengan baik antara lain melalui penetapan parameter risiko dan limit.
h. Mendukung Komite Kebijakan & Risiko untuk menyiapkan usul-usul strategi dan kebijakan
manajemen risiko Bank dan bersifat independen serta bebas dari unsur kegiatan bisnis secara
langsung.
i. Mendukung Komite Kebijakan & Risiko terhadap pelaksanaan manajemen risiko antara lain melalui
penerapan sistem pengendalian risiko yang terintegrasi serta penetapan limit eksposur dan risiko.
j. Menyusun dan menyampaikan laporan profil/komposisi risiko secara individu, laporan profil risiko
terintegrasi, Tingkat Kesehatan Bank Berbasis Risiko (TKB-RBBR) dan Laporan Penyediaan Modal
Minimum sesuai Profil Risiko secara berkala kepada Direktur Utama atau Direktur Kepatuhan dan
Risiko dan Komite Kebijakan & Risiko yang selanjutnya akan disampaikan ke regulator, BNI dan
Dewan Komisaris.
k. Membuat dan melakukan pemantauan limit risiko untuk masing-masing unit bisnis.
l. Melakukan validasi terhadap Standard Operating Procedure. Buku Pedoman Perusahan (BPP) atau
juknis.

Risk Appetite Statement


Risk Appetite adalah tingkat dan jenis risiko yang bersedia diambil oleh Bank dalam rangka mencapai
sasaran bank.

Risk Appetite ditentukan sejalan dengan proses perencanaan bisnis dan strategi tahunan, untuk
memastikan kesesuaian antara strategi, pertumbuhan, rencana operasional, permodalan dan risiko.
Penyusunan risk appetite dimulai dari inisiasi dari Satuan Kerja Manajemen Risiko dan selanjutnya
pembahasan dilakukan dengan unit-unit yang terkait dan disetujui oleh Board of Management.

Risk Appetite dituangkan dalam dokumen Risk Appetite Statement yang ditandatangani oleh Board of
Management. Dokumen tersebut menjadi pedoman limit-limit yang ada di BNI Syariah. Khusus untuk
pemantauan Risk Appetite Statement, Satuan Kerja Manajemen Risiko, menyusun laporan bulanan yang
berisi realisasi Risk Appetite Statement pada bulan tersebut.

Matriks pada Risk Appetite Statement dilakukan review setiap minimal 1 tahun sekali dengan
mempertimbangkan sasaran kerja Bank (Rencana Bisnis Bank) dan kondisi ekstenernal.

Fokus Manajemen Risiko Tahun 2020


Selama tahun 2020, fokus pelaksanaan manajemen risiko BNI Syariah antara lain:
1. Penetapan Risk Appetite Statement dan Risk Tolerance sebagai acuan pengendalian Risiko yang
telah disetujui oleh Board of Management dan segenap unit yang berkaitan. Fokus penyusunan
risk appetite ini salah satunya sebagai bentuk pengendalian risiko melalui penyusunan limit-limit
risiko khususnya untuk 4 risiko utama (Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas dan Risiko
140
Operasional) serta permodalan dan rentabilitas. Realisasi risk appetite statement tersebut juga
dilakukan pemantauan secara bulanan.
2. Review terhadap Risk Appetite dan Risk Tolerance untuk tahun 2020 yang telah ditetapkan
karena perubahan RBB dan akibat Pandemi Covid-19.
3. Perbaikan proses Manajemen Risiko, diantaranya melalui:
a. Melakukan kaji ulang terhadap range, parameter dan bobot penilaian untuk 10 jenis
risiko pada profil risiko.
b. Membuat kajian hasil stress test terkait ketahanan Bank dalam menghadapi kondisi
ekonomi akibat Covid-19 dan telah disampaikan kepada Direksi dan regulator.
c. Melakukan pengkinian terhadap Risk Issue dan Call Tree pada Perangkat Risiko
Operasional (PERISKOP)
d. Melakukan uji terhadap BCP (Business Continuity Plan)
4. Melakukan proyeksi dan pemantauan terhadap nasabah yang terdampak pandemic Covid-19
dan perlu dilakukan restrukturisasi serta pemantuan implementasinya.
5. Melakukan pemantauan setiap bulan terhadap realisasi BMPK dan house limit internal BNI
Syariah.
6. Melakukan review skoring Hasanah Card dan skoring untuk pembiayaan FLPP.
7. Menetapkan dan melakukan langkah-langkah operasional untuk mengantisipasi penyebaran
pandemic covid-19, antara lain:
a. Pengaktifan Crisis Management Team dan melakukan split operation untuk unit critical.
b. Penutupan beberapa outlet dan pemberlakuan WFH, serta penetapan jam kerja secara
shift.
c. Melakukan pemantauan harian terkait operasional bank kepada regulator (OJK),
khususnya terkait penutupan outlet.
d. Pemantauan kondisi kesehatan seluruh pegawai, serta beberapa langkah pencegahan
lain yang dilakukan.
8. Memperkuat Budaya Risiko, melalui:
a. Pelatihan Manajemen Risiko kepada pegawai baru maupun pegawai eksisting bekerja
sama dengan Divisi Sumber Daya Insani.
b. Menyelenggarakan Sertifikasi Manajemen Risiko yang bekerja sama dengan Divisi
Sumber Daya Insani.
c. Melakukan kuesioner pemahaman manajemen risiko bekerja sama dengan Satuan Kerja
Tata kelola Kebijakan.
d. Menyusun Monday Reminder terkait Budaya Risiko.
e. Menyusun dan mensosialisasikan video Anti Gratifikasi.
f. Menyusun dan mensosialisasikan Digital Banner Anti Gratifikasi.
9. Dalam rangka pengendalian fraud, beberapa hal yang dilakukan antara lain:
a. Secara rutin menyusun Monday Reminder untuk meningkatkan awareness pegawai
terhadap kejadian fraud.

141
b. Sharing Session di kantor cabang yang bekerja sama dengan Satuan Kerja Tata Kelola
Kebijakan.
c. Menyusun e-book dan video anti fraud.

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Sistem Pengendalian Intern merupakan komponen pengawasan yang penting dalam pengelolaan Bank
dan menjadi acuan kegiatan operasional Bank yang sehat dan terkendali. BNI Syariah mengacu pada SE
OJK No. 35/SEOJK.03/2017 tentang Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern Bagi Bank Umum,
Sistem Pengendalian Intern merupakan suatu mekanisme pengawasan yang ditetapkan oleh
manajemen Bank dengan persetujuan komisaris secara berkesinambungan (on going basis) dengan
tujuan untuk menjaga dan mengamankan harta kekayaan Bank, menjamin tersedianya laporan yang
lebih akurat, meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, mengurangi dampak
keuangan/kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan/fraud, dan pelanggaran aspek kehatihatian,
serta meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 65/POJK.03/2016 tanggal 28
Desember 2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
dan SE OJK No. 35/SEOJK.03/2017 tanggal 7 Juli 2017, Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern
Bagi Bank Umum yang mewajibkan Bank umum menyusun Pedoman Sistem Pengendalian Intern yang
sekurang-kurangnya mencakup 5 (lima) elemen pokok, yaitu:

1. Pengawasan oleh Manajemen dan budaya pengendalian;


2. Indentifikasi dan penilaian risiko;
3. Kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi;
4. Sistem Akuntansi, informasi, dan komunikasi; dan
5. Kegiatan pemantauan dan tindakan koreksi penyimpangan.

142
Penerapan Sistem Pengendalian Intern BNI Syariah

Secara umum, sistem pengendalian internal di BNI Syariah, digambarkan sebagai berikut:

Implementasi sistem pengendalian internal BNI Syariah adalah:

1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi.


2. Pelaksanaan pengawasan yang melekat dan berjenjang di setiap proses bisnis.
3. Penerapan four eyes principle atau komite dalam proses keputusan pembiayaan.
4. Implementasi Whistleblowing System (WBS) dan komunikasi aktif di setiap level manajemen.
5. Pemantauan terhadap tindak lanjut hasil audit internal dan eksternal yang dilaporkan secara
periodik.

FUNGSI KEPATUHAN

Fungsi Kepatuhan adalah serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang bersifat pencegahan
(preventif) untuk memastikan bahwa kebijakan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang
dilakukan BNI Syariah telah sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, termasuk prinsip syariah, serta memastikan
kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh BNI Syariah kepada Bank Indonesia dan/atau
Otoritas Pengawas lain yang berwenang. Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
46/POJK.03/2017 Tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, telah dibentuk Divisi Kepatuhan
PT Bank BNI Syariah yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur yang membawahi fungsi
kepatuhan dalam hal ini Direktur Kepatuhan dan Risiko. Direktur Kepatuhan dan Risiko memiliki tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut:

143
1. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan Bank;
2. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan oleh
Direksi;
3. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun
ketentuan dan pedoman internal Bank;
4. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha
yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan regulator (Otoritas Jasa Keuangan) dan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah;
5. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank;
6. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil Direksi
Bank tidak menyimpang dari ketentuan regulator (Otoritas Jasa Keuangan) dan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku;
7. Melakukan pelaporan kepada regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan setiap semester
dengan tembusan kepada Dewan Komisaris dan Direktur Utama;
8. Melakukan pelaporan kepatuhan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan
Komisaris minimal setiap triwulan; serta
9. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.

Divisi Kepatuhan

Divisi Kepatuhan merupakan unit kerja independen yang bertanggung jawab langsung kepada
Direktur Kepatuhan dan Risiko serta membantu pelaksanaan tugas dari Direktur Kepatuhan dan Risiko
dalam menjalankan fungsi kepatuhan di BNI Syariah.

Independensi Jajaran Kepatuhan

Penerapan Fungsi Kepatuhan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 46/POJK.03/2017
Tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Fungsi Kepatuhan di BNI Syariah dilakukan oleh
Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan. Direktur yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan maupun Pemimpin Divisi Kepatuhan telah memenuhi persyaratan independensi
serta kriteria sebagaimana ditetapkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pedoman Kerja Kepatuhan

Dalam melaksanakan tugasnya, Divisi Kepatuhan telah dilengkapi dengan pedoman kerja yang
disebut dengan Compliance Charter yang berlaku dan disahkan sejak tanggal 16 September 2015.
Compliance Charter adalah dokumen tertulis yang memuat pedoman prinsip dalam mekanisme dan
pengelolaan risiko dan fungsi kepatuhan di BNI Syariah yang berlaku untuk Dewan Komisaris, Direksi,
Manajemen dan staf BNI Syariah pada segenap divisi/satuan/unit dan seluruh kantor cabang BNI
Syariah. Compliance Charter merupakan dasar dari Divisi Kepatuhan dalam menjalankan fungsi
kepatuhan di BNI Syariah. Tujuan dari dibuatnya Compliance Charter adalah untuk mematuhi kode etik

144
dan profesionalisme dalam menjalankan kegiatan usaha serta mematuhi sepenuhnya peraturan
Otoritas Jasa Keuangan serta Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah,
serta memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang. Kebijakan dasar Compliance Charter
meliputi:

1. Fungsi Kepatuhan.
2. Pembentukan Divisi Kepatuhan.
3. Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi, Direktur Risiko & Kepatuhan, Divisi
Kepatuhan serta Manajemen dan Pegawai BNI Syariah.
4. Independensi dan Pelaksanaan Tugas Divisi Kepatuhan .
5. Hubungan Divisi Kepatuhan dengan unit dan instansi terkait.

Tugas dan Tanggung Jawab Fungsi Kepatuhan

Fungsi Kepatuhan berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 46/POJK.03/2017 Tentang
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada


seluruh kegiatan usaha Bank pada setiap jenjang organisasi;
2. Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring, dan pengendalian terhadap Risiko
Kepatuhan dengan mengacu pada peraturan Otoritas Jasa Keuangan mengenai Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah;
3. Menilai dan mengevaluasi efektivitas, kecukupan, dan kesesuaian kebijakan, ketentuan,
sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank dengan Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku;
4. Melakukan review dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan,
ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan
regulator (Otoritas Jasa Keuangan) dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku,
termasuk Prinsip Syariah;
5. Melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan
prosedur, serta kegiatan usaha Bank telah sesuai dengan ketentuan regulator (Otoritas Jasa
Keuangan) dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
6. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil Direksi Bank
tidak menyimpang dari ketentuan regulator (Otoritas Jasa Keuangan) dan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku;
7. Melakukan tugas pelaporan kepatuhan kepada Direktur Utama melalui Direktur yang
membawahkan fungsi kepatuhan dengan tembusan kepada Dewan Komisaris; dan
8. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.

145
Penerapan Fungsi Kepatuhan

Berdasarkan POJK No. 46/POJK.03/2017 Tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, Fungsi
Kepatuhan Bank meliputi:

1. Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan
usaha Bank;
2. Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank;
3. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan
oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan, termasuk Prinsip Syariah bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah;
dan
4. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.

Dalam menerapkan Fungsi Kepatuhan Divisi Kepatuhan melakukan serangkaian tindakan atau langkah-
langkah yang bersifat preventif (ex-ante) untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem,
dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan dan ketentuan peraturan perundang-undangan, termasuk Prinsip Syariah bagi bank
umum syariah dan unit usaha syariah, serta memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang
dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.

Aktivitas yang dilakukan Divisi Kepatuhan dalam rangka menerapkan Fungsi Kepatuhan Bank antara lain:

1. Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha
Bank.

Seluruh pegawai BNI Syariah bertanggung jawab mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan.
Dalam rangka meningkatkan Budaya Kepatuhan, pada tahun 2020 Divisi Kepatuhan BNI Syariah
telah menjalankan beberapa aktivitas, antara lain:

a. Menyelenggarakan pelatihan pelaksanaan Fungsi Kepatuhan dan Program Penguatan Budaya


Kepatuhan melalui pelaksanaan Compliance Awareness, Supervisi Kepatuahan, Conference Call
dan Compliance Index (CIX) yang bertujuan untuk memperkuat Budaya Kepatuhan di BNI Syariah.
b. Melakukan sosialisasi ketentuan Peraturan Perundang-undangan dan fatwa Dewan Syariah
Nasional yang terkait dengan aktivitas operasional Bank BNI Syariah secara langsung maupun
tidak langsung kepada segenap divisi/satuan/unit yang terkait maupun kepada seluruh kantor
cabang BNI Syariah.

2. Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi


Risiko kepatuhan muncul ketika bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan Otoritas
Jasa Keuangan, maupun Peraturan Perundang-undangan lainnya yang berlaku serta prinsip syariah.

146
Untuk mencegah timbulnya ketidakpatuhan tersebut. Pada tahun 2020, Divisi Kepatuhan BNI Syariah
telah melakukan serangkaian program/kegiatan mitigasi dalam bentuk kegiatan antara lain
mencakup:
a. Melakukan pemantauan secara bulanan terhadap risiko kepatuhan yang melekat pada bank
terkait aspek pembiayaan, aspek likuiditas, dan aspek operasional lainnya dengan
memperhatikan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
b. Melakukan pemantauan serta reminder kewajiban pelaporan dan non laporan dengan
menjaga akurasi dan ketepatan waktu pemenuhan kewajiban yang terkait kepada pihak
otoritas pengawas maupun pihak lain yang berkepentingan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
c. Mengkaji dan menganalisa proses pemberian pembiayaan yang diputus melalui komite Direksi,
pengadaan barang dan jasa dan penempatan dana yang diputus kewenangannya oleh
Direksi, pembukaan jaringan kantor dan perijinan produk.
d. Melakukan sosialisasi ketentuan baru kepada segenap divisi/unit/satuan/cabang BNI Syariah,
baik ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan maupun Peraturan Perundang-undangan dari
otoritas pengawas lain yang berwenang dengan tindak lanjut berupa pengkinian kebijakan dan
prosedur yang terkait.
e. Bekerja sama dengan Satuan Kerja Tata Kelola Kebijakan BNI Syariah untuk memonitor dan
memastikan ketersediaan, kecukupan dan pengkinian ketentuan internal yang menjadi acuan
pada masing-masing unit Organisasi.
f. Pemantauan Risiko Kepatuhan melalui Laporan Profil Risiko yang disampaikan secara
triwulanan melalui Divisi Manajemen Risiko untuk kemudian dilaporkan kepada otoritas
pengawas yang terkait.
g. Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional dari
Pemerintah yang akan dilaksanakan oleh BNI Syariah agar tetap sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

3. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan
oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan, termasuk Prinsip Syariah.

Selama Tahun 2020, Divisi Kepatuhan BNI Syariah melakukan langkah-langkah preventif dalam
rangka memastikan kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan
oleh BNI Syariah telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan Ketentuan peraturan
perundang-undangan, termasuk Prinsip Syariah.
Lagkah preventif yang dilakuan Divisi Kepatuhan dalam rangka penerapan Fungsi Kepatuhan antara
lain:
a. Melakukan Compliance Review terhadap rencana Pembiayaan, Pengadaan Barang dan Jasa,
Pembukaan/Pemindahan Jaringan Kantor, Penempatan Dana (Financing Line), dan Perizinan
Produk dan/atau Aktivitas Baru;
147
b. Memberikan opini serta melakukan validasi terhadap rancangan Ketentuan Internal BNI Syariah;
c. Melakukan Kajian Kepatuhan;
d. Memberikan Opini Kepatuhan Syariah.

4. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.
Divisi Kepatuhan melakukan pemantauan guna memastikan kepatuhan BNI Syariah terhadap
pemenuhan komitmen kepada pihak otoritas pengawas yang berwenang.

Berikut adalah tabel informasi realisasi penerapan Fungsi Kepatuhan yang telah dilakukan oleh Divisi
Kepatuhan selama tahun 2020.

Tabel
Aktivitas/Program Kepatuhan

No Aktivitas/Program Kepatuhan Tahun 2020


1 Pelatihan Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan 24 Pelatihan
2 Validasi Ketentuan Internal 297 SOP

3 Opini Kepatuhan 56 Opini


4 Pesan Kepatuhan/Compliance Awareness 19 pesan
5 Komik Kepatuhan 4 komik
6 Sosialisasi Peraturan Eksternal 26 peraturan
7 Program Penguatan Budaya Kepatuhan:
a. Compliance Awareness
b. Supervisi 19 kali
c. Conference Call 83 Kali
d. Compliance Index (CIX) 3 kali
2 kali
8 Compliance Review terhadap Pemberian Pembiayaan yang 41 CR
diputus oleh Komite Direksi
9 Compliance Review terhadap penempatan dana (Financing 20 CR
Line)
10 Compliance Review terhadap pengadaan barang & jasa 68 CR
yang diputus kewenangannya melalui Komite Direksi
12 Compliance Review terhadap pembukaan/pemindahan 39 CR
jaringan kantor
13 Compliance Review terhadap Produk dan Aktivitas Bank 20 CR
14 Opini Kepatuhan Syariah 38 Opini

148
PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME

Pelaksanaan Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU &
PPT) di BNI Syariah, selain membutuhkan perhatian dari Dewan Komisaris dan Direksi, Bank wajib
membentuk Unit Kerja Khusus (UKK) dan menunjuk Pejabat Bank yang bertanggung jawab atas
penerapan Program APU & PPT baik di Kantor Cabang maupun Kantor Pusat Bank. Peran Aktif Dewan
Komisaris dan Direksi diperlukan dalam menciptakan efektifitas penerapan Program APU & PPT, selain
itu peranan aktif tersebut juga dapat meningkatkan motivasi karyawan dan Unit Kerja dalam
mengemban tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, dasar pelaksanaan penerapan Program APU & PPT pada seluruh
lini organisasi Bank mencakup 5 (lima) Pilar APU & PPT, yaitu:

1. Pengawasan Aktif Direksi dan Dewan Komisaris;


2. Kebijakan dan Prosedur;
3. Pengendalian Intern;
4. Sistem Informasi Manajemen;
5. SDM dan Pelatihan.

Sehubungan dengan hal tersebut penerapan Prinsip CDD (Customer Due Diligence) dan/atau EDD
(Enhanced Due Diligence) telah dilaksanakan oleh BNI Syariah sebagai bentuk komitmen Bank dalam
mencegah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab berupaya menggunakan jasa dan produk PT Bank
BNI Syariah sebagai sarana masuknya uang hasil kejahatan yang berkaitan dengan Tindak Pidana
Pencucian Uang dan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (TPPU dan/atau TPPT).

Oleh karena itu, dalam rangka pencegahan terhadap penyalahgunaan jasa dan produk Bank untuk
dijadikan sebagai sarana kegiatan TPPU dan/atau TPPT, maka BNI Syariah menyusun Pedoman
Pelaksanaan Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme dengan
mengacu pada ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 23/POJK.01/2019 tentang Perubahan
atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 12/POJK.01/2017 tentang Penerapan Program Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme di Sektor Jasa Keuangan, dengan secara garis
besar mengatur mengenai hal-hal diantaranya:

1. Melaksanakan pembahasan secara berkala mengenai Penerapan Program APU & PPT kepada
Direksi dan Dewan Komisaris.
2. Melakukan pemantauan transaksi dan Profil Nasabah pada aplikasi Hasanah AML-CFT secara
berkala.
3. Melakukan penyusunan pelaporan transaksi kepada PPATK.
4. Melakukan identifikasi, verifikasi, analisa dan mitigasi terkait transaksi keuangan mencurigakan
(LTKM) dan transaksi keuangan tunai (LTKT) serta mengkoordinasikan penanganannya kepada unit
terkait dan/atau melaporkannya kepada regulator (PPATK).
5. Melakukan kegiatan untuk memastikan penerapan program APU & PPT telah berjalan sesuai
dengan ketentuan.
149
6. Melakukan pemeliharaan Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris (DTTOT) via sistem aplikasi
Hasanah AML-CFT.
7. Melakukan pemantauan terhadap pengkinian data Nasabah.
8. Melakukan pemantauan, menganalisa dan merekomendasikan kebutuhan pelatihan program APU-
PPT bagi segenap pegawai BNI Syariah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Realisasi Penerapan Program APU & PPT Periode Tahun 2020

Dalam rangka melaksanakan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.23/POJK.01/2019 tentang perubahan
atas POJK No.12/POJK.01/2017 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme di Sektor Jasa Keuangan, maka BNI Syariah berkomitmen untuk sepenuhnya
melaksanakan Peraturan tentang Penerapan Program APU & PPT yang berlaku. Adapun kegiatan
dimaksud meliputi:

a. Melakukan penyesuaian ketentuan internal penerapan program APU & PPT yang bersifat strategis
sesuai dengan ketentuan regulator terkini yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
23/POJK.01/2019 tentang perubahan atas POJK No.12/POJK.01/2017 tentang Penerapan Program
Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme di Sektor Jasa Keuangan.
b. Menindaklanjuti permintaan dari pihak eksternal antara lain PPATK, KPK, BNN, Kepolisian, OJK,
serta pihak eksternal lainnya diantaranya berupa informasi/ data, pemblokiran, pembukaan blokir,
penundaan transaksi dan penghentian sementara transaksi.
c. Melakukan pemeliharan data Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris (DTTOT).
d. Melakukan penyusunan inhern risk Bank.
e. Monitoring kegiatan pengkinian data (cleansing) CIF dalam rangka memastikan Bank memelihara
profil Nasabah secara terpadu (Single CIF) untuk mengurangi data-data CIF yang ganda dan/atau
duplikat.
f. Menyelenggarakan pelatihan/sosialisasi penerapan Program APU & PPT kepada segenap pegawai,
termasuk refreshment pelatihan/sosialisasi bagi petugas Bank, antara lain:
- Pelatihan Operational Manager (OM) Kantor Cabang.
- Pelatihan Business Manager (BNM) Kantor Cabang.
- Pelatihan Assistant Development Program (ADP).
- PelatihanOfficer Development Program (ODP).
- Pelatihan Sub Branch Manager.
- Pelatihan Sertifikasi Penyelia Layanan.
- Refreshment Unit Frontliner.
g. Melaksanakan kegiatan supervisi on site dan/atau off site kepada Kantor Cabang untuk memastikan
penerapan program APU & PPT berjalan dengan baik di Kantor Cabang beserta Kantor Cabang
Pembantu dan Kantor.
h. Melaksanakan kegiatan video conference call kepada seluruh Petugas Kantor Cabang dalam
pembahasan Penerapan Program APU & PPT.
i. Melakukan sosialisasi Branch Sharing Session ke seluruh cabang.
j. Melaksanakan analisa transaksi pada aplikasi Hasanah AML-CFT pada setiap transaksi yang diduga
terpapar risiko APU & PPT dalam rangka kewajiban pelaporan kepada PPATK berupa Laporan
Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM), Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT), Laporan

150
Transaksi Keuangan Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri (LTKL) dan Laporan Sistem Informasi
Pengguna Jasa Terpadu (SIPESAT).
k. Pengisian KYC/AML Questionnaire yang merupakan bagian dari kegiatan koresponden banking
guna memastikan AML/KYC dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
l. Melakukan review dan/atau memberikan opini APU & PPT terkait dengan produk, operasional
maupun aktivitas Bank.
m. Permintaan dan penyampaian informasi ke Unit Kerja terkait yang berhubungan dengan
pemenuhan data pelaporan, permintaan data Aparat Penegak Hukum (APGAKUM) maupun
pemeriksaan oleh Lembaga Pengawas dan Pengatur (LPP).

PERKARA PENTING DAN UPAYA PENYELESAIAN

Perkara Hukum PT Bank BNI Syariah Tahun 2020


Perkara Hukum Jumlah
Perdata Pidana
Telah Selesai (mempunyai kekuatan hukum tetap) 10 0
Dalam Proses Penyelesaian 22 5
Total 32 5

SANKSI ADMINISTRASI YANG DIHADAPI PERUSAHAAN SEPANJANG TAHUN 2020

Periode Perihal Regulator Jenis Nominal


Transaksi
Maret Teguran UMKM tahun 2019 BI Teguran -
Tertulis
Pembebanan Denda karena koreksi laporan OJK Denda Rp8.000.000
April Pelanggaran Iklan PT Bank BNI Syariah bulan OJK Teguran -
Februari 2020 Tertulis
Mei Pengenaan Sanksi Pembatalan Transaksi TD BI Teguran -
Valas Syariah Bank Indonesia dan Denda Tertulis
karena Settlement Trading Valas tidak berhasil Denda Rp4.018.563
dilakukan.
Juli Denda LSMK OJK Denda Rp11.700.000

INTERNAL FRAUD

Internal Fraud adalah tindakan fraud yang dilakukan oleh Dewan Komisaris, anggota Direksi, pegawai
tetap dan pegawai tidak tetap (honorer dan outsourcing) terkait dengan proses kerja dan/atau kegiatan
operasional BNI Syariah, yang dilakukan dengan sengaja untuk mengelabui, menipu, memanipulasi
sehingga pelaku fraud mengalami keuntungan. Board of Management BNI Syariah tidak mentolerir
terhadap fraud dan pelaku fraud akan dikenakan sanksi yang tegas sesuai ketentuan.

151
Jumlah Kasus Yang Dilakukan
Dewan Komisaris Pegawai Tidak
Internal Fraud Pegawai Tetap
& Direksi Tetap
2020 2019 2020 2019 2020 2019
Total Fraud 0 0 16 8 2 0
Telah diselesaikan 0 0 16 8 2 0
Dalam proses penyelesaian internal 0 0 0 0 0 0
Belum diupayakan penyelesaian 0 0 0 0 0 0
Telah ditindaklanjuti melalui proses 0 0 0 0 0 0
hukum

Untuk mencegah timbulnya kejadian fraud, program-program berbentuk pencegahan fraud tetap
dijalankan dengan melakukan reminder, sharing session, penguatan supervisi kepada bawahannya,
mematuhi ketentuan yang berlaku sesuai SOP, meningkatkan fungsi segregation of duties dan kebijakan
know your employee supaya kejadian fraud tidak terjadi di masa mendatang.

PENGENDALIAN GRATIFIKASI

BNI Syariah telah menyusun kebijakan mengenai gratifikasi dalam Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian
Gratifikasi No. PP/S02/005-00/2019 tanggal 17 Mei 2019. Disusun sebagai pedoman bagi seluruh insan
Hasanah BNI Syariah dalam pengendalian dan pelaporan gratifikasi agar sejalan dengan etika bisnis serta
prinsip–prinsip Good Corporate Governance serta mewujudkan budaya anti korupsi dan value integrity
di lingkungan BNI Syariah.

Sosialisasi Kebijakan Pengendalian Gratifikasi

Sebagai upaya pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi dan gratifikasi, BNI Syariah melakukan
kegiatan sosialisasi terhadap kebijakan anti korupsi dan gratifikasi yang antara lain dilakukan dengan:

1. Melaksanakan sosialisasi pengendalian gratifikasi yaitu Workshop Pengendalian Gratifikasi yang


dilaksanakan pada bulan Agustus 2019.
2. Sosialisasi gratifikasi melalui Anti Fraud Sharing Session 017 pada bulan Desember 2019 dengan
judul materi Pengendalian Gratifikasi.
3. Monday Reminder tentang Kode Etik BNI Syariah “Tidak melakukan penyuapan atau menerima
dan/atau memberi imbalan dan cinderamata (risywah)” pada Agustus 2020.
4. Himbauan Anti Gratifikasi berupa Digital Banner “Gratifikasi Bukan Rezeki” bulan November 2020.

152
Sanksi atas Pelanggaran Gratifikasi

1. Insan BNI Syariah yang melakukan pelanggaran atas ketentuan mengenai gratifikasi dalam Petunjuk
Pelaksanaan Pengendalian Gratifikasi No. PP/S02/005-00/2019 tanggal 17 Mei 2019, maka yang
bersangkutan akan diproses pemeriksaan dan dapat dikenakan sanksi sesuai dengan sanksi
administratif, serta berpotensi dikenakan pidana gratifikasi yang dianggap suap sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Apabila terdapat pegawai kantor cabang/Divisi yang mengetahui bahwa terdapat kegiatan
Gratifikasi yang terjadi di internal BNI Syariah tetapi tidak melaporkan kepada UPG, maka akan
dikenakan sanksi sesuai aturan yang berlaku di BNI Syariah.
3. Sanksi internal mengacu pada ketentuan Sanksi Administratif yang berlaku.

WHISTLEBLOWING SYSTEM

Whistleblowing System merupakan bagian dari pelaksanaan tata nilai dan budaya kerja BNI Syariah serta
penerapan strategi anti fraud dalam bentuk partisipasi aktif Insan BNI Syariah dan seluruh stakeholder
untuk melaporkan pelanggaran yang terjadi di lingkungan BNI Syariah dalam rangka pelaksanaan tata
kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) yang dilaksanakan secara sukarela melalui
mekanisme pelaporan khusus dan bersifat rahasia.

Whistleblowing System (WBS) juga sebagai upaya BNI Syariah menjadi bank syariah pilihan masyarakat
yang unggul dalam layanan dan kinerja untuk terus berupaya mempertahankan dan meningkatkan
reputasi yang baik melalui partisipasi Insan BNI Syariah dan untuk memanfaatkan jalur penyelesaian
internal dalam pelaporan pelanggaran di lingkungan perusahaan sebelum menggunakan jalur
penyelesaian secara eksternal.

Dalam mengelola WBS, Manajemen menerapkan 3 (tiga) azas yaitu Asas kerahasiaan, azas tidak
diskriminatif, dan azas perlindungan. Dengan 3 (tiga) azas tersebut, Manajemen berkomitmen untuk
menjaga kerahasiaan pelapor, tidak membeda-bedakan pelapor dan memberikan perlindungan kepada
pelapor. Bentuk perlindungan yang diberikan antara lain perlindungan terhadap pekerjaan, fisik,
kelangsungan remunerasi dan fasilitas pekerjaan.

Penyampaian Laporan Pelanggaran


Sarana yang disediakan untuk menyampaikan laporan melalui WBS BNI Syariah meliputi:

Website : https://clean.bnisyariah.co.id atau


www.bnisyariah.co.id/whistleblowing system
E-mail : clean@bnisyariah.co.id
153
Telepon/SMS : 085-10044-4600
Surat : Box BSC PT Bank BNI Syariah Gedung Tempo Pavilion I Lt.4/5/6
Jl. HR. Rasuna Said Kav 10-11 Jakarta Selatan 12950

Perlindungan Pelapor
BNI Syariah berkomitmen memberikan dukungan dan perlindungan kepada setiap pelapor fraud
(whistleblower) serta menjamin kerahasiaan identitas pelapor dan laporan yang disampaikan. Insan BNI
Syariah yang melaporkan tindakan pelanggaran dengan itikad baik dilindungi dan dirahasiakan
identitasnya oleh BNI Syariah. Dengan menciptakan lingkungan kepercayaan dan perlindungan yang
maksimal, BNI Syariah ingin mendorong pegawai untuk bekerja sama secara penuh dan tidak ragu untuk
melaporkan apabila di dalam operasional BNI Syariah dijumpai adanya tindakan fraud dan
penyimpangan yang dilakukan oleh pegawai. Perlindungan diberikan termasuk perlindungan terhadap
pekerjaan, fisik, remunerasi dan fasilitas pekerjaan yang diterima pelapor.

Adapun Bentuk perlindungan kepada pelapor adalah sebagai berikut:

1. Hak dari pelapor untuk mendapatkan rasa aman terkait dengan ancaman/tindakan yang diakibatkan
oleh laporan terhadap pelanggaran yang disampaikan.
2. Perlindungan hanya dapat diberikan kepada pelapor dengan kategori Full Disclosure dan Partial
Anonymity.
3. Pelapor dapat meminta perlindungan dengan menyampaikan melalui surat/e-mail.
4. Bentuk perlindungan terhadap pelapor disesuaikan dengan bentuk ancaman/tindakan yang diterima
akibat pelaporan tersebut. Pemberian perlindungan dilakukan dengan tetap memperhatikan Asas
kerahasiaan dan ketentuan terkait yang berlaku di BNI Syariah.
5. Dengan pertimbangan tertentu, BNI Syariah juga dapat memberikan perlindungan kepada keluarga
pelapor.
6. Pemberian perlindungan kepada pelapor dapat ditolak atau dihentikan apabila terdapat bukti
bahwa pelapor tidak melakukan kewajibannya dalam menjaga kerahasiaan identitas diri dan
laporannya.
7. Perlindungan tidak akan diberikan atau dihentikan pemberiannya apabila dikemudian hari terbukti
bahwa laporan pelanggaran yang disampaikan oleh pelapor kepada BNI Syariah palsu/fitnah atau
mempunyai tujuan yang menyimpang dari tujuan WBS.

Pihak yang mengelola pengaduan


Seluruh laporan yang masuk melalui sarana-sarana pelaporan dikelola oleh pengelola WBS yang
merupakan bagian dari Divisi Manajemen Risiko. Dalam melaksanakan fungsinya, pengelola WBS
mempunyai kompetensi dan integritas yang memadai untuk menjalankan aktivitas harian WBS.

154
Jumlah Pengaduan Yang Masuk Dan Diproses Pada Tahun 2020 Beserta Sanksi

Selama tahun 2020 terdapat 18 laporan WBS yang diterima, dengan laporan yang ditindaklanjuti
sebanyak 8 laporan dengan rincian sebagai berikut:
- Melalui website : 11 laporan
- Melalui e-mail : 7 laporan
- Melalui telp/sms/wa : -
- Melalui surat : -

Berdasarkan jenis laporannya, ada 4 (empat) kategori laporan yang mencakup:


No Jenis Laporan Jumlah
Laporan Sudah Ditindaklanjuti
1. Pelanggaran Peraturan/Hukum 3 3
2. Kelakuan tidak etis 2 2
3. Pelanggaran Kepatuhan Syariah 2 2
4. Kecurangan 1 1
Total 8 8

Sedangkan 10 laporan WBS yang tidak dapat ditindaklanjuti disebabkan karena tidak masuk dalam
lingkup pelaporan melalui WBS atau tidak disertai data dan bukti yang cukup untuk diverifikasi
kebenaran laporan maupun pelapornya.

INFORMASI TENTANG BUY BACK SAHAM DAN BUY BACK OBLIGASI

Tahun 2020, BNI Syariah tidak melakukan pembelian kembali terhadap saham dan sukuk yang
diterbitkan.

KEJADIAN MATERIAL 2020

Tahun 2020, BNI Syariah efektif masuk dalam kelompok Bank BUKU 3 berdasarkan surat Otoritas Jasa
Keuangan No. S-153/PB.34/2020 tanggal 23 Juli 2020, setelah PT Bank Negara Indonesia Tbk melakukan
penambahan modal sebesar Rp225,59 miliar dalam bentuk non tunai atau inbreng aset.

TRANSPARANSI PRAKTIK BAD GOVERNANCE

Terjadinya praktik-praktik bad corporate governance dalam sebuah perusahaan akan mengganggu
sistem Tata Kelola yang Baik (GCG) yang telah dibangun oleh perusahaan itu sendiri, dengan menyadari

155
hal tersebut, BNI Syariah tidak melakukan segala tindakan serta kebijakan yang berkaitan dengan
praktik itu yang ditunjukan pada tabel sebagai berikut:

No Keterangan Praktik
1 Terdapat laporan atas kegiatan perusahaan yang mencemari lingkungan Nihil
2 Ketidakpatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan Nihil
3 Ketidaksesuaian penyajian laporan tahunan dan laporan keuangan dengan Nihil
peraturan yang berlaku dan standar akuntansi keuangan (SAK)
4 Tidak menyampaikan kasus/ perkara hukum terkait buruh dan karyawan Nihil
5 Tidak mengungkapkan tinjauan segmen operasi Nihil
6 Ketidaksesuaian dalam berkas Laporan Tahunan antara hardcopy dan Nihil
softcopy di website
7 Tidak mengungkapkan perkara penting yang sedang dihadapi oleh Nihil
perusahaan, entitas anak, anggota Direksi/ Dewan Komisaris yang sedang
menjabat pada buku Laporan Tahunan

LEMBAGA DAN/ATAU PROFESI PENUNJANG

Lembaga Pemeringkat Efek


Nama Perusahaan PT Pefndo
Panin Tower Senayan City lantai 17
Alamat
Jl. Asia Afrika Lot. 19 Jakarta 10270, Indonesia
Telepon: +6221-7278-2380
Telp/Fax/Email Faks: +6221-7278-2370
Website: www.pefndo.com
Ruang Lingkup Pekerjaan Lembaga pemeringkat perusahaan
Periode Penugasan Maret 2020 – Maret 2021
Biaya RP192.500.000

Penasihat Hukum
MRZ-Law Offce (advokat : Muhammad
Nama Perusahaan
Rutabuz Zaman)
Perum Puri Kalijudan Asri Jl. Kalijudan IX
Alamat
Kusuma No. 23 Surabaya-Indonesia
Telp/Fax/Email mrzlawoffce@gmail.com
Mewakili BNI Syariah dalam penanganan
Ruang Lingkup Pekerjaan
perkara di Pengadilan Agama
Periode Penugasan Januari - Desember 2020
Biaya Sesuai kesepakatan per perkara

Kantor Akuntan Publik


Purwantono, Suherman & Surja (a member
Nama Perusahaan
frm of Ernst & Young Global Limited)
Alamat Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 2 lt. 7 Jl.
156
Jendral Sudirman Kav 52-53 Jakarta
Telp/Fax/Email Telepon: (62 21) 528 95000
General Audit Laporan Keuangan Audit RK +
Ruang Lingkup Pekerjaan
Renew dan Validatif
Periode Penugasan 29 Mei 2020 – 15 Februari 2021
Biaya Rp860.692.000

Notaris

Nama Notaris Fathiah Helmi, S. H.


Graha Irama Lantai 6-C Jl. HR. Rasuna Said
Alamat Kav 1-2 Bl X-1 Kuningan Timur, Setia Budi
Jakarta 12950
Telepon: (021) 52907304, (021) 52907305,
Telp/Fax/Email (021) 52907306
Faks: (021) 5261136
Ruang Lingkup Pekerjaan Notaris/PPAT
Periode Penugasan Januari – Desember 2020
Biaya Rp41.486.400

Notaris

Nama Notaris Gamal Wahidin


Jl. Tambak No.9, RT.1/RW.4, Pegangsaan, Kec.
Alamat Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 10320
Telepon : 021 391 6393
Telp/Fax/Email
Fax : 021 314 5828
Ruang Lingkup Pekerjaan Notaris/PPAT
Periode Penugasan Januari – Desember 2020
Biaya Rp2.461.100.000

TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN


Hingga 31 Desember 2020, tidak terdapat informasi transaksi material yang mengandung benturan
kepentingan.

PENGELOLA PROGRAM CSR

Yayasan Insan Hasanah Mulia Titik atau dikenal dengan sebutan Yayasan Hasanah Titik (YHT) merupakan
mitra dari BNI Syariah dalam menerima, mengelola maupun menyalurkan ZISWAF dari pegawai,
perusahaan, maupun masyarakat untuk disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan yang

157
termasuk dalam delapan asnaf yaitu fakir, miskin, amil, riqab (hamba sahaya), mu’allaf, gharim (orang
yang terlilit utang), fsabilillah, dan ibnu sabil (orang yangsedang dalam perjalanan) sebagaimana yang
ditetapkan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 60. Tahun 2020, YHT mengelola dana sejumlah
Rp34.045.326.856 dengan rincian sebagai berikut:

Rekapitulasi penerimaan dan penyaluran dana kelolaan Yayasan Hasanah Titik tahun 2020 :

Zakat Perusahaan BNI Syariah 20.010.208.614


Zakat Pegawai BNI Syariah 13.114.076.332
Zakat Individu/Lembaga Lainnya 355.634.995
Penerimaan Bagi Hasil 60.817.729
Penerimaan Lainnya 504.589.186
Jumlah Penerimaan Zakat 34.045.326.856

Penyaluran Zakat
Bidang Ekonomi 305.000.000
Bidang Dakwah 2.314.782.032
Bidang Kesehatan 2.093.990.253
Bidang Pendidikan 4.328.916.118
Bidang Sosial 9.438.048.878
Total 18.480.737.281

Penyaluran Zakat Lainnya


Kerjasama Inisiatif Zakat
4.047.014.337
Indonesia
Hak Amil 3.230.077.110
Biaya Administrasi Rekening Bank 12.578.555
Total 7.289.670.002
Jumlah Penyaluran Zakat 25.770.407.283

PENDAPATAN DANA NON HALAL DAN PENGGUNAANNYA

Sesuai dengan Surat Edaran BI No.12/13/DPbS tanggal 30 April 2010 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, maka BNI Syariah wajib
mengungkapkan pendapatan dana non-halal dan penggunaannya dalam bank syariah melalui laporan
tahunan pelaksanaan GCG.

Pendapatan dana non-halal yang menjadi sumber dana sosial BNI Syariah pada tahun 20120 berasal dari
pembiayaan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah. Pendapatan dana non-halal adalah sebagai
berikut:

158
Penggunaan Dana Non Halal selama tahun 2020 diserahkan sepenuhnya terkait penggunannnya kepada
Yayasan Hasanah Titik (YHT). Program CSR BNI Syariah dijalankan oleh YHT

159
2) PT BANK BRISYARIAH TBK
Salah satu organ pelaksanaan GCG adalah adanya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). RUPS
merupakan organ pemegang kewenangan tertinggi dalam Perseroan. Pada tahun 2020, BRIS telah
menyelenggarakan 3 (tiga) kali RUPS :
A. RUPS Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada hari Jumat, tanggal 28 Februari 2020,
berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)
No.29 tanggal 28 Februari 2020, dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H, Notaris di Jakarta serta
berdasarkan Surat Keterangan Notaris No.29 tanggal 28 Februari 2020 yang telah memutuskan
dan menyetujui hal-hal strategis antara lain:
1. Menyetujui dan menerima dengan baik Laporan Tahunan Perseroan termasuk Laporan Tugas
Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku 2019.
2. Mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Neraca
Laba/Rugi Perseroan untuk tahun buku 2019 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik.
3. Menerima Laporan Pertanggungjawaban realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum
Perdanan Saham Perseroan (Initial Public Offering/IPO).
4. Memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab kepada seluruh anggota Direksi
dan Dewan Komisaris periode tahun 2019 atas tindakan pengurusan dan pengawasan
mereka yang telah dijalankan selama tahun buku 2019, sejauh tindakan tersebut tercermin
dalam Laporan Auditor Independen tersebut di atas, kecuali perbuatan tindak pindana.
5. Menyetujui atas Laba Bersih Perseroan Tahun Buku 2019.
6. Menyetujui penggunaan Laba Bersih Perseroan Tahun Buku 2019.
7. Menyetujui pemberian wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan dengan
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Pemegang Saham Pengendali (Bank BRI) untuk
menetapkan besarnya tantiem untuk tahun buku 2019 serta menetapkan remunerasi
(gaji/honorarium, fasilitas, tunjangan dan/atau benefit lainnya) bagi Anggota Direksi dan
Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku 2020, dengan memperhatikan kondisi
keuangan Perseroan.
8. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk
Kantor Akuntan Publik yang akan melakukan audit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun
buku 2020 dan memberikan kuasa dan kewenangan kepada Direksi Perseroan untuk
menetapkan biaya jasa dan persyaratan-persyaratan lain yang diperlukan sehubungan
dengan penunjukan Kantor Akuntan Publik tersebut untuk tujuan dan kepentingan
Perseroan.
9. Memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk Kantor
Akuntan Publik pengganti yang telah memperoleh pengakuan dan terdaftar pada Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia untuk menetapkan biaya jasa dan persyaratan-
160
persyaratan lain yang diperlukan sehubungan dengan penunjukan Kantor Akuntan Publik
tersebut, dalam hal terdapat penggantian Kantor Akuntan Publik
B. RUPS Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada hari Kamis, tanggal 05 November 2020,
berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)
No.3 tanggal 05 November 2020, dibuat di hadapan Fathiah Helmi, S.H, Notaris di Jakarta serta
berdasarkan Surat Keterangan Notaris No.3 tanggal 05 November 2020 yang telah memutuskan
dan menyetujui hal-hal strategis antara lain:
I. Dewan Komisaris
1. Memberhentikan dengan hormat Tuan Parman Nataatmadja sebagai Komisaris Utama
Perseroan, tertanggal 26-09-2020 (dua puluh enam September dua ribu dua puluh)
disertai dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikiran yang diberikan
selama menjabat sebagai Komisaris Utama.
2. Membatalkan keputusan pengangkatan Nyonya Ernie Tisnawati Sule sebagai Komisaris
Independen Perseroan yang tertuang pada berita acara RUPS Tahunan Perseroan dengan
akta nomor 64, tanggal 29-04-2019 (dua puluh sembilan April dua ribu sembilan belas)
dibuat dihadapan Fathiah Helmi, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta. Pembatalan
keputusan tersebut mulai efektif sejak tanggal 12-08-2020 (dua belas Agustus dua ribu
dua puluh).
Dengan adanya perubahan tersebut, maka susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Perseoran adalah sebagai berikut:
1. Komisaris Utama :-
2. Komisaris Independen : Tuan Eko Suwardi
3. Komisaris Independen :-
4. Komisaris : Tuan Sutanto

1. Direktur Utama : Tuan Ngatari


2. Direktur Bisnis Komersil : Tuan Kokok Alun Akbar
3. Direktur Bisnis Ritel : Tuan Fidri Arnaldy
4. Direktur Operasional : Tuan Fahmi Subandi
5. Direktur Kepatuhan : Tuan Yana Soeprianan
Seluruh keputusan RUPSLB tersebut telah ditindaklanjuti dan direalisasikan pada tahun buku
2020.
C. RUPS Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada hari Selasa, tanggal 15 Desember 2020,
berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPSLB)
No.92 tanggal 15 Desember 2020, dibuat di hadapan Jose Dima Satria, S.H,M.Kn. Notaris di
Jakarta serta berdasarkan Surat Keterangan Notaris No.92 tanggal 15 Desember 2020 yang telah
memutuskan dan menyetujui hal-hal strategis antara lain:
161
1. Memberhentikan dengan hormat Tuan Didin Hafidhuddin sebagai Ketua Dewan Pengawas
Syariah disertai dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga, pikiran dan kontribusi
yang diberikan selama menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Syariah. Pemberhentian
Ketua Dewan Pengawas Syariah tersebut berlaku pada tanggal efektif penggabungan.
2. Memberhentikan dengan hormat Tuan M.Gunawan Yasni sebagai Anggota Dewan
Pengawas Syariah disertai dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga, pikiran dan
kontribusi yang diberikan selama menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas Syariah.
Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas Syariah tersebut berlaku pada tanggal efektif
penggabungan.
3. Memberhentikan dengan hormat Tuan Eko Suwardi sebagai Komisaris Independen disertai
dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga, pikiran dan kontribusi yang diberikan
selama menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris. Pemberhentian Anggota Dewan
Komisaris tersebut berlaku pada tanggal efektif penggabungan.
4. Memberhentikan dengan hormat Tuan Sutanto sebagai Komisaris disertai dengan ucapan
terima kasih atas sumbangan tenaga, pikiran dan kontribusi yang diberikan selama
menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris. Pemberhentian Anggota Dewan Komisaris
tersebut berlaku pada tanggal efektif penggabungan.
5. Memberhentikan dengan hormat Tuan Ngatari sebagai Direktur Utama disertai dengan
ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga, pikiran dan kontribusi yang diberikan selama
menjabat sebagai Direktur Utama. Pemberhentian Direktur Utama tersebut berlaku pada
tanggal efektif penggabungan.
6. Memberhentikan dengan hormat Tuan Kokok Alun Akbar sebagai Direktur Bisnis Komersial.
disertai dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga, pikiran dan kontribusi yang
diberikan selama menjabat sebagai Direksi. Pemberhentian Direksi tersebut berlaku pada
tanggal efektif penggabungan.
7. Memberhentikan dengan hormat Tuan Fidri Arnaldy sebagai Direktur Bisnis Ritel disertai
dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga, pikiran dan kontribusi yang diberikan
selama menjabat sebagai Direksi. Pemberhentian Direksi tersebut berlaku pada tanggal
efektif penggabungan.
8. Memberhentikan dengan hormat Tuan Fahmi Subandi sebagai Direktur Operasional.
disertai dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga, pikiran dan kontribusi yang
diberikan selama menjabat sebagai Direksi. Pemberhentian Direksi tersebut berlaku pada
tanggal efektif penggabungan.
9. Memberhentikan dengan hormat Tuan Yana Soeprianan sebagai Direktur Kepatuhan
disertai dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga, pikiran dan kontribusi yang
diberikan selama menjabat sebagai Direksi. Pemberhentian Direksi tersebut berlaku pada
tanggal efektif penggabungan.
162
10. Mengangkat dengan hormat Tuan Mohamad Hidayat sebagai Ketua Dewan Pengawas
Syariah. Pengangkatan Ketua Dewan Pengawas Syariah tersebut berlaku pada tanggal
efektif penggabungan dengan tunduk pada hasil rekomendasi Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (MUI), hasil wawancara yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.
11. Mengangkat dengan hormat Tuan Oni Sahroni sebagai Anggota Dewan Pengawas Syariah.
Pengangkatan anggota Dewan Pengawas Syariah tersebut berlaku pada tanggal efektif
penggabungan dengan tunduk pada hasil rekomendasi Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (MUI), hasil wawancara yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan terjadinya penggabungan.
12. Mengangkat dengan hormat Tuan Hasanudin sebagai Anggota Dewan Pengawas Syariah.
Pengangkatan anggota Dewan Pengawas Syariah tersebut berlaku pada tanggal efektif
penggabungan dengan tunduk pada hasil rekomendasi Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (MUI), hasil wawancara yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan terjadinya penggabungan.
13. Mengangkat dengan hormat Tuan Didin Hafidhuddin sebagai Anggota Dewan Pengawas
Syariah. Pengangkatan anggota Dewan Pengawas Syariah tersebut berlaku pada tanggal
efektif penggabungan dengan tunduk pada hasil rekomendasi Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (MUI), hasil wawancara yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.
14. Mengangkat dengan hormat Tuan Mulya E. Siregar sebagai Komisaris Utama merangkap
Komisaris Independen. Pengangkatan Komisaris Utama tersebut berlaku pada tanggal
efektif penggabungan dengan tunjuk pada hasil penilaian kemampuan dan kepatutan (fit &
proper test) yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terjadinya
penggabungan.
15. Mengangkat dengan hormat Tuan Suyanto sebagai Komisaris. Pengangkatan Anggota
Dewan Komisaris tersebut berlaku pada tanggal efektif penggabungan dengan tunjuk pada
hasil penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper test) yang dilaksanakan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.
16. Mengangkat dengan hormat Tuan Masduki Baidlowi sebagai Komisaris. Pengangkatan
Anggota Dewan Komisaris tersebut berlaku pada tanggal efektif penggabungan dengan
tunjuk pada hasil penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper test) yang dilaksanakan
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.
17. Mengangkat dengan hormat Tuan Imam Budi Sarjito sebagai Komisaris. Pengangkatan
Anggota Dewan Komisaris tersebut berlaku pada tanggal efektif penggabungan dengan
tunjuk pada hasil penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper test) yang dilaksanakan
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.

163
18. Mengangkat dengan hormat Tuan Sutanto sebagai Komisaris. Pengangkatan Anggota
Dewan Komisaris tersebut berlaku pada tanggal efektif penggabungan dengan tunjuk pada
hasil penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper test) yang dilaksanakan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.
19. Mengangkat dengan hormat Tuan Bangun S. Kusmulyono sebagai Komisaris Independen.
Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris tersebut berlaku pada tanggal efektif
penggabungan dengan tunjuk pada hasil penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper
test) yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.
20. Mengangkat dengan hormat Tuan M. Arief Rosyid Hasan sebagai Komisaris Independen.
Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris tersebut berlaku pada tanggal efektif
penggabungan dengan tunjuk pada hasil penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper
test) yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.
21. Mengangkat dengan hormat Tuan Komaruddin Hidayat sebagai Komisaris Independen.
Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris tersebut berlaku pada tanggal efektif
penggabungan dengan tunjuk pada hasil penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper
test) yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.
22. Mengangkat dengan hormat Tuan Eko Suwardi sebagai Komisaris Independen.
Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris tersebut berlaku pada tanggal efektif
penggabungan dengan tunjuk pada hasil penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper
test) yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.
23. Mengangkat dengan hormat Tuan Hery Gunardi sebagai Direktur Utama. Pengangkatan
Direktur Utama tersebut berlaku pada tanggal efektif penggabungan dengan tunjuk pada
hasil penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper test) yang dilaksanakan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.
24. Mengangkat dengan hormat Tuan Ngatari sebagai Wakil Direktur Utama 1. Pengangkatan
Wakil Direktur Utama 1 tersebut berlaku pada tanggal efektif penggabungan dengan tunjuk
pada hasil penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper test) yang dilaksanakan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.
25. Mengangkat dengan hormat Tuan Abdullah Firman Wibowo sebagai Wakil Direktur Utama
2. Pengangkatan Wakil Direktur Utama 2 tersebut berlaku pada tanggal efektif
penggabungan dengan tunjuk pada hasil penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper
test) yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.
26. Mengangkat dengan hormat Tuan Kusman Yandi sebagai Direktur Wholesale Transaction
Banking. Pengangkatan Anggota Direksi tersebut berlaku pada tanggal efektif
penggabungan dengan tunjuk pada hasil penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper
test) yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.

164
27. Mengangkat dengan hormat Tuan Kokok Alun Akbar sebagai Direktur Retail Banking.
Pengangkatan Anggota Direksi tersebut berlaku pada tanggal efektif penggabungan dengan
tunjuk pada hasil penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper test) yang dilaksanakan
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.
28. Mengangkat dengan hormat Tuan Anton Sukarna sebagai Direktur Sales & Distribution.
Pengangkatan Anggota Direksi tersebut berlaku pada tanggal efektif penggabungan dengan
tunjuk pada hasil penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper test) yang dilaksanakan
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.
29. Mengangkat dengan hormat Tuan Achmad Syafii sebagai Direktur Information Technology.
Pengangkatan Anggota Direksi tersebut berlaku pada tanggal efektif penggabungan dengan
tunjuk pada hasil penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper test) yang dilaksanakan
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.
30. Mengangkat dengan hormat Nyonya Tiwul Widyastuti sebagai Direktur Risk Management.
Pengangkatan Anggota Direksi tersebut berlaku pada tanggal efektif penggabungan dengan
tunjuk pada hasil penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper test) yang dilaksanakan
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.
31. Mengangkat dengan hormat Nyonya Tribuana Tunggadewi sebagai Direktur Compliance &
Human Capital. Pengangkatan Anggota Direksi tersebut berlaku pada tanggal efektif
penggabungan dengan tunjuk pada hasil penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper
test) yang dilaksanakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.
32. Mengangkat dengan hormat Tuan Ade Cahyo Nugroho sebagai Direktur Finance & Strategy.
Pengangkatan Anggota Direksi tersebut berlaku pada tanggal efektif penggabungan dengan
tunjuk pada hasil penilaian kemampuan dan kepatutan (fit & proper test) yang dilaksanakan
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan terjadinya penggabungan.
Dengan adanya perubahan tersebut, pada saat tanggal efektif penggabungan, susunan anggota
Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah PT Bank BRIsyariah Tbk sebagai Bank
Hasil Penggabungan adalah sebagai berikut:
A. Susunan Direksi *:

1. Direktur Utama : Tuan Hery Gunardi


2. Wakil Direktur Utama 1 : Tuan Ngatari
3. Wakil Direktur Utama 2 : Tuan Abdullah Firman Wibowo
4. Direktur Wholesale Transaction : Tuan Kusman Yandi
Banking
5. Direktur Retail Banking : Tuan Kokok Alun Akbar
6. Direktur Sales & Distribution : Tuan Anton Sukarna
7. Direktur Information Technology : Tuan Achmad Syafii
8. Direktur Risk Management : Nyonya Tiwul Widyastuti
165
9. Direktur Compliance & Human : Nyonya Tribuana Tunggadewi
Capital
10. Direktur Finance & Strategy : Tuan Ade Cahyo Nugroho
Pengangkatan Anggota Direksi dan Dewan Komisaris tersebut akan berlaku efektif pada tanggal efektif
penggabungan dan setelah mendapat persetujuan/dinyatakan lulus dalam penilaian kemapuan dan
kepatutuan (fit & proper test) yang dilakukan oleh OJK.

B. Susunan Dewan Komisaris *:

1. Komisaris Utama Merangkap : Tuan Mulya E. Siregar


Komisaris Independen
2. Komisaris : Tuan Suyanto
3. Komisaris : Tuan Masduki Baidlowi
4. Komisaris : Tuan Imam Budi Sarjito
5. Komisaris : Tuan Sutanto
6. Komisaris Independen : Tuan Bangun S. Kusmulyono
7. Komisaris Independen : Tuan M. Arief Rosyid Hasan
8. Komisaris Independen : Tuan Komaruddin Hidayat
9. Komisaris Independen : Tuan Eko Suwardi
Pengangkatan Anggota Direksi dan Dewan Komisaris tersebut akan berlaku efektif pada tanggal efektif
penggabungan dan setelah mendapat persetujuan/dinyatakan lulus dalam penilaian kemapuan dan
kepatutuan (fit & proper test) yang dilakukan oleh OJK.

C. Susunan Dewan Pengawas Syariah *:

1. Ketua Dewan Pengawas Syariah : Tuan Mohamad Hidayat


2. Anggota Dewan Pengawas Syariah : Tuan Oni Sahroni
3. Anggota Dewan Pengawas Syariah : Tuan Hasanudin
4. Anggota Dewan Pengawas Syariah : Tuan Didin Hafidhuddin
Pengangkatan Anggota Dewan Pengawas Syariah tersebut akan berlaku efektif pada tanggal efektif
penggabungan dan setelah mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
dan persetujuan hasil wawancara yang dilakukan oleh OJK.

166
PELAKSANAAN GCG PADA DEWAN KOMISARIS
Independensi Dewan Komisaris
Rangkap Jabatan
Dalam rangka penerapan prinsip Transparency dan Independency dalam pelaksanaan GCG, seluruh
anggota Dewan Komisaris telah mengungkapkan rangkap jabatannya, sebagaimana tabel berikut:

Dewan Jumlah Rangkap Jabatan di Nama Jabatan di


Keterangan
Komisaris Perusahaan/Lembaga Lain Perusahaan/Lembaga Lain

Eko Suwardi -
Dekan Fakultas Ekonomika &
(Komisaris 1
Bisnis (FEB) UGM
Independen)
Sutanto - - -
(Komisaris)

Tidak terdapat anggota Dewan Komisaris independen yang melakukan rangkap jabatan pada lembaga
keuangan dan/atau perusahaan yang menjadi nasabah bank. Satu dari dua komisaris memiliki jabatan
di lembaga pendidikan.

Hubungan Keuangan, Hubungan Kekeluargaan dan Kepemilikan Saham Dewan Komisaris


Seluruh anggota Dewan Komisaris BRIS tidak memiliki hubungan keuangan dan/atau kekeluargaan
(sampai dengan derajat kedua, baik vertikal maupun horizontal) dengan Pemegang Saham Pengendali
(PSP), dan/atau sesama anggota Dewan Komisaris BRIS lainnya dan/atau anggota Direksi BRIS,
sebagaimana tabel berikut :

Hubungan Keuangan
Dewan Pemegang Saham Anggota Dewan
Anggota Direksi BRIS
Komisaris Pengendali BRIS Komisaris Lain
Ada/Tidak Keterangan Ada/Tidak Keterangan Ada/Tidak Keterangan
Eko Suwardi Tidak Tidak Tidak
(Komisaris
Independen)
Sutanto Tidak Tidak Tidak
(Komisaris)
Berdasarkan tabel tersebut diatas, Dewan Komisaris tidak memiliki/ tidak terdapat hubungan keuangan,
hubungan kekeluargaan dan kepemilikan saham, sehingga tidak terjadi adanya kondisi conflict of
interest.

167
Tugas, Wewenang, Kewajiban dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Pelaksanaan tugas, wewenang dan tanggung jawab Dewan Komisaris BRIS selama Tahun 2020 secara
umum telah sejalan dengan Anggaran Dasar dan peraturan/perundang-undangan yang berlaku
termasuk Pedoman Kerja Dewan Komisaris BRIS yang telah dikinikan pada Agustus Tahun 2019.
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris meliputi :

Tugas Dewan Komisaris


1. Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan prinsip GCG;
2. Dalam kondisi tertentu, Dewan Komisaris wajib menyelenggarakan RUPS tahunan dan RUPS
lainnya sesuai dengan kewenangannya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan dan anggaran dasar;
3. Dewan Komisaris wajib melakukan pengawasan atas terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam
setiap kegiatan usaha BUS pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi;
4. Dewan Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Direksi, serta memberikan nasihat kepada Direksi;
5. Dalam melakukan pengawasan sebagiamana dimaksud pada nomor 4 (empat), Dewan Komisaris
wajib memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BANK;
6. Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada nomor 5 (lima), Dewan Komisaris
dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional BANK, kecuali pengambilan
keputusan untuk pemberian pembiayaan kepada Direksi sepanjang kewenangan Dewan
Komisaris tersebut ditetapkan dalam Anggaran Dasar BANK atau dalam Rapat Umum Pemegang
Saham;
7. Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit
dan/atau rekomendasi dari hasil pengawasan Bank Indonesia, auditor intern, Dewan Pengawas
Syariah dan/atau auditor ekstern;
8. Dalam kondisi tertentu, Dewan Komisaris wajib menyelenggarakan RUPS tahunan dan RUPS
lainnya sesuai dengan kewenangannya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan dan anggaran dasar;
9. Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan
Komisaris wajib membentuk paling kurang;
a. Komite Pemantau Risiko
b. Komite Remunerasi dan Nominasi;dan
c. Komite Audit.
10. Dewan Komisaris wajib memiliki pedoman dan tata tertib kerja setiap komite sebagaimana
dimaksud pada nomor 9 (sembilan);

168
11. Melakukan evaluasi terhadap kinerja komite yang membantu pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya setiap akhir tahun buku;
12. Pengangkatan anggota komite sebagaimana dimaksud pada nomor 9 (sembilan) ditetapkan
oleh Direksi berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris;
13. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan itikad baik, penuh tanggung jawab, dan
kehati-hatian.

Wewenang Dewan Komisaris

1. Melihat buku-buku, surat-surat serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk


keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan BANK;
2. Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh BANK;
3. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang
menyangkut pengelolaan BANK;
4. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi;
5. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi
untuk menghadiri Rapat Dewan Komisaris;
6. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Dewan Komisaris;
7. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar
dengan menyebutkan alasannya;
8. Membentuk Komite-komite lain jika dianggap perlu dengan memperhatikan kemampuan
BANK. Mengangkat dan memberhentikan anggota-anggota Komite tersebut;
9. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas beban
BANK, jika dianggap perlu;
10. Melakukan tindakan pengurusan BANK dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu
sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar;
11. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang
dibicarakan;
12. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan atau keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham.

169
Kewajiban Dewan Komisaris
1. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan/pengelolaan BANK;
2. Meneliti dan menelaah serta menandatangani Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP);
Rencana Bisnis Perseroan (RBP), Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP); dan Rencana
kerja lainnya yang disiapkan Direksi;
3. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta
menandatangani laporan tahunan;
4. Memberikan penjelasan, pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham
mengenai laporan tahunan apabila diminta;
5. Menyusun program kerja tahunan dan dimasukkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran
BANK;
6. Mengusulkan Akuntan Publik kepada RUPS;
7. Membuat risalah Rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya;
8. Melaporkan kepada BANK mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada
BANK tersebut dan Perseroan lainnya;
9. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku
yang baru lampau kepada Rapat Umum Pemegang Saham;
10. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas dan pengawasan serta pemberian
nasihat sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran
Dasar dan/atau keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

Tanggung Jawab Dewan Komisaris


1. Setiap anggota Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian
BANK yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian anggota Dewan Komisaris dalam
menjalankan tugasnya;
2. Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian BANK
sebagaimana dimaksud diatas apabila dapat membuktikan:
1) kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
2) telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, penuh tanggung jawab, dan
kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan BANK;
3) tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas
tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan
4) telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian
tersebut.

170
Seluruh tugas dan kewajiban Dewan Komisaris yang diamanatkan oleh regulasi telah
dilaksanakan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh stakeholder
BRIS.

Rapat Dewan Komisaris


Dalam upaya melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya untuk melakukan pengawasan terhadap
aktivitas dan operasional Bank, Dewan Komisaris selama periode Tahun 2020 telah melaksanakan rapat
sebanyak 2 (dua) kali. Rapat Dewan Komisaris telah dilaksanakan secara quorum (memenuhi jumlah
minimal peserta rapat) dan keputusan yang diambil berdasarkan musyawarah mufakat tanpa
mengesampingkan terjadinya dinamika yang terjadi selama rapat dengan rincian sebagai berikut :

Jumlah
Peserta Rapat Jumlah Kehadiran
Rapat

Parman Nataatmadja*
2 -
(Komisaris Utama)
Eko Suwardi
2 2
(Komisaris Independen)
Ernie Tisnawati Sule*
2 -
(Komisaris Independen)
Sutanto
2 2
(Komisaris)
Ket:
* Berdasarkan Hasil RUPSLB PT Bank BRIsyariah Tbk tanggal 5 November 2020 Bapak Parman Nataatmadja dan Ibu Ernie
Tisnawati Sule sudah tidak menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris Perseroan. Hingga pelaksanaan RUPSLB tersebut
Bapak Parman Nataatmadja dan Ibu Ernie Tisnawati Sule belum efektif menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris.

Dewan Komisaris juga melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Direksi melalui serangkaian Rapat
Dewan Komisaris dan Direksi (RAKOMDIR) selama periode Tahun 2020 sebanyak 12 (dua belas) kali.
Rapat Dewan Komisaris telah dilaksanakan secara quorum (memenuhi jumlah minimal peserta
rapat)dan keputusan yang diambil berdasarkan musyawarah mufakat tanpa mengesampingkan
terjadinya dinamika yang terjadi selama rapat dengan rincian sebagai berikut :

Dewan Komisaris dan Direksi Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran


Parman Nataatmadja*
12 9
(Komisaris Utama)
Eko Suwardi
12 12
(Komisaris Independen)
Ernie Tisnawati Sule*
12 10
(Komisaris Independen)
Sutanto
12 12
(Komisaris)
171
Ngatari
(Direktur Utama) 12 12

Dewan Komisaris dan Direksi Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran


Kokok Alun Akbar
12 12
(Direktur)
Fidri Arnaldy
12 12
(Direktur)
Fahmi Subandi
12 11
(Direktur)
Yana Soeprianan
12 11
(Direktur)

Ket:
* Berdasarkan Hasil RUPSLB PT Bank BRIsyariah Tbk tanggal 5 November 2020 Bapak Parman Nataatmadja dan Ibu
Ernie Tisnawati Sule sudah tidak menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris Perseroan. Hingga pelaksanaan
RUPSLB tersebut Bapak Parman Nataatmadja dan Ibu Ernie Tisnawati Sule belum efektif menjabat sebagai anggota
Dewan Komisaris

PELAKSANAAN GCG PADA DIREKSI

Independensi Direksi BRIS


1. Rangkap Jabatan
Selama Tahun 2020, Direksi melaksanakantugasnya secara independen tanpa rangkap
jabatan di perusahaan lain.
2. Hubungan Keuangan, Hubungan Kekeluargaan dan Kepemilikan Saham Direksi
Seluruh anggota DireksiBRIS tidak memiliki hubungan keuangan dan/atau kekeluargaan
(sampai dengan derajat kedua, baik vertikal maupun horizontal) dengan Pemegang Saham
Pengendali (PSP), dan/atau sesama anggota Dewan Komisaris BRIS lainnyadan/atau anggota
Direksi BRIS , sebagaimana tabel berikut :

Hubungan Keuangan
Pemegang Saham Anggota Dewan Komisaris
Direksi BRIS Anggota Direksi Lain
Pengendali BRIS Lain
Ada/Tidak Keterangan Ada/Tidak Keterangan Ada/Tidak Keterangan
Ngatari
Tidak - Tidak - Tidak -
(Direktur Utama)
Kokok Alun
Tidak
Akbar - Tidak - Tidak -
(Direktur)
172
Fidri Arnaldy Tidak
- Tidak - Tidak -
(Direktur)
Fahmi Subandi
Tidak - Tidak - Tidak -
(Direktur)
Yana Soeprianan
Tidak - Tidak - Tidak -
(Direktur)

Bank BRIsyariah:
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Direksi BRIS Sebesar 5% atau Lebih
Dari Modal Disetor
Direksi BRIS Keterangan (Jika Ada)
Ada/Tidak Ada Jenis Saham Yang Dimiliki Jumlah Lembar Saham
Pada BRIS Yang Dimiliki Pada BRIS
Ngatari
Tidak - -
(Direktur Utama)
Kokok Alun Akbar
Tidak - -
(Direktur)
Fidri Arnaldy
Tidak - -
(Direktur)
Fahmi Subandi
Tidak - -
(Direktur)
Yana Soeprianan
Tidak - -
(Direktur)

Bank Lain:
Kepemilikan Saham Anggota Direksi BRIS Sebesar 5% atau
Lebih Dari Modal Disetor di Bank Lain
Keterangan (Jika Ada)
Direksi BRIS Jumlah Lembar
Ada/Tidak Ada Jenis Saham Yang Saham Yang
Dimiliki Pada Bank Lain Dimiliki Pada
Bank Lain
Ngatari
Tidak
(Direktur Utama)
Kokok Alun Akbar
Tidak
(Direktur)
Fidri Arnaldy
Tidak
(Direktur)
Fahmi Subandi
Tidak
(Direktur)
Yana Soeprianan
Tidak
(Direktur)

173
Perusahaan Lain Dalam/Luar Negeri
Kepemilikan Saham Anggota Direksi BRIS Sebesar 5% atau
Lebih Dari Modal Disetor Pada Perusahaan Lain Dalam/Luar
Negeri
Keterangan (Jika Ada)
Direksi BRIS Jumlah Lembar
Ada/Tidak Jenis Saham Yang Saham Yang
Ada Dimiliki Pada Perusahaan Dimiliki Pada
Lain Perusahaan
Lain
Ngatari Tidak
(Direktur Utama)
Kokok Alun Akbar Tidak
(Direktur)
Fidri Arnaldy Tidak
(Direktur)
Fahmi Subandi Tidak
(Direktur)
Yana Soeprianan Tidak
(Direktur)
Berdasarkan tabel tersebut diatas, Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan
kekeluargaan dan kepemilikan saham, sehingga tidak terjadi adanya kondisi conflict of
interest.

Selama periode Tahun 2020 tidak terdapat anggota Direksi yang memiliki saham mencapai
5% (lima persen) atau lebih dari modal disetor di BRIS.

Tugas dan Tanggung Jawab Direksi


Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi BRIS selama Tahun 2020 secara umum telah
sejalan dengan Anggaran Dasar dan peraturan/perundang-undangan yang berlaku, yaitu
melakukan pengelolaan terhadap kegiatan usaha dan operasional BRIS dalam rangka
penerapan/pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG).

Adapun tugas dan tanggung jawab Direksi antara lain :


1. Direksi bertugas menjalankan dan bertanggung jawab atas pengurusan BANK untuk
kepentingan Bank sesuai dengan maksud dan tujuan Bank yang ditetapkan dalam anggaran
Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Dalam Menjalankan tugas dan bertanggungjawab pengurusan BANK, Direksi wajib
menyelenggarakan RUPS Tahunan dan/atau RUPS Luar Biasa sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
174
3. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan pengelolaan BANK
berdasarkan prinsip kehati-hatian dan Prinsip Syariah.
4. Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, Direksi dapat
memberntuk komite.
5. Dalam hal dibentuk komite, Direksi wajib melakukan evaluasi terhadap kinerja komite
setiap akhir tahun buku.
6. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian BANK
yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian anggota Direksi dalam menjalankan
tugasnya.
7. Anggota Direksi tidak dapat dipertanggung jawabkan atas kerugian BANK sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) apabila dapat membuktikan:
a. kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik, penuh tanggung jawab, dan kehati-
hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan BANK;
c. tidakmempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas
tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan
d. telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.
8. Direksi berwenang menjalankan pengurusan sesuai dengan kebijakan yang dipandang
tepat, sesuai dengan maksud dan tujuan yang ditetapkan dalam anggaran dasar.
9. Direksi berwenang mewakili BANK di dalam dan di luar pengadilan.
10. Anggota Direksi tidak berwenang mewakili BANK apabila:
a. terdapat perkara di pengadilan antara BANK dengan anggota Direksi yang bersangkutan;
dan
b. anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai kepentingan yang berbenturan dengan
kepentingan BANK.
11. Dalam hal terdapat keadaan sebagaimana dimaksud pada nomor 10 point a dan b, maka
yang berhak mewakili BANK adalah:
a. anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan BANK;
b. Dewan Komisaris dalam hal seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan
dengan BANK;atau
c. pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota Direksi atau Dewan
Komisaris mempunyai benturan kepentingan dengan BANK.
12. Dalam hal penerapan Manajemen Risiko BANK, Direksi bertanggung jawab sebagai berikut:

175
a. Menyusun kebijakan dan strategi Manajemen Risiko secara tertulis dan komprehensif.
b. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko dan eksposur Risiko
yang diambil oleh BANK secara keseluruhan.
c. Mengembangkan budaya Manajemen Risiko pada seluruh jenjang organisasi.
d. Memastikan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang terkait dengan
Manajemen Risiko.

Larangan
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi dilarang melakukan hal-hal antara
lain :
1. Memberikan kuasa umum kepada pihak lain yang mengakibatkan pengalihan tugas dan
fungsi Direksi;
2. Mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari BANK, selain remunerasi dan
fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS;
3. Menggunakan Jasa Konsultan, Penasehat atau yang dapat dipersamakan dengan itu, kecuali
telah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Proyek bersifat khusus yang sangat diperlukan untuk kegiatan usaha Perseroan; Didasari
oleh kontrak yang jelas, yang sekurang-kurangnya mencakup tujuan, ruang lingkup
kerja, tanggung jawab, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dan biaya; dan
b. Konsultan merupakan pihak independen yang profesional dan memiliki kualifikasi yang
cukup untuk melaksanakan proyek secara efektif dan efisien.
4. Melakukan perbuatan hukum baru atas nama Perseroan setelah jangka waktu berdirinya
Perseroan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar berakhir.
Pada periode Tahun 2020, seluruh tugas dan kewajiban Direksi yang diamanatkan oleh regulasi
telah terlaksana dengan baik serta dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh stakeholder
BRIS.

Rapat Direksi
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, serta untuk memutuskan hal-hal bersifat
strategis, Direksi BRIS telah melakukan rapat sebanyak 35 (tiga puluh lima) kali selama periode
Tahun 2020 dan dilaksanakan secara quorum (memenuhi jumlah minimal peserta rapat) dan
keputusan yang diambil berdasarkan musyawarah mufakat tanpa mengesampingkan terjadinya
dinamika yang terjadi selama rapat.

Pengambilan keputusan dalam rapat didasarkan pada prinsip-prinsip GCG (transparansi,


akuntabilitas, pertanggungjawaban, profesional, dan kewajaran) serta prinsip kehati-hatian Bank
dan prinsip syariah. Rincian pelaksanaan rapat adalah sebagai berikut :
176
Peserta Rapat Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran
Ngatari
35 35
(Direktur Utama)
Kokok Alun Akbar
35 32
(Direktur)
Fidri Arnaldy
35 26
(Direktur)
Fahmi Subandi
35 33
(Direktur)
Yana Soeprianan
35 32
(Direktur)

PELAKSANAAN GCG PADA KOMITE-KOMITE


BRIS telah memiliki komite-komite yang dibentuk sesuai dengan ketentuan/perundang-undangan,
dimana komite-komite tersebut berfungsi membantu pelaksanaan tugas Dewan Komisaris. Anggota
komite-komite yang dibentuk memiliki keahlian yang relevan dan sesuai dengan ketentuan berlaku.
Komite-komite tersebut diatas diangkat oleh komisaris melalui Rapat Dewan Komisaris, dengan
penjelasan sebagai berikut :
Komite Audit
Susunan Struktur Komite Audit adalah sebagai berikut :

Nama SK Pengangkatan Bidang Keahlian Jabatan


NO.KEP:B.001- Komisaris Independen/
Eko Suwardi Ketua
MDC/06-2020 Akuntansi Keuangan
NO.KEP:B.001- Komisaris Independen/
Ernie Tisnawati Sule* Anggota
MDC/06-2020 Ekonomi & Bisnis
NO.KEP:B.001-
Saiful Anwar Manajemen Risiko Anggota
MDC/06-2020
NO.KEP:B.001-
Harijanto Perbankan Syariah Anggota
MDC/06-2020
NO.KEP:B.001-
Hari Gursida Akuntansi Keuangan Anggota
MDC/06-2020

Rapat Komite Audit (1 Januari - 31 Desember 2020) sebagai berikut:

Komite Audit Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran


Ketua :
19 17
Eko Suwardi
Anggota :

177
Ernie Tisnawati Sule* 19 12
Saiful Anwar 19 17
Harijanto 19 19
Hari Gursida** 19 10
Widuri Meintari Kusumawati*** 19 8

Ket:
* Berdasarkan Hasil RUPSLB PT Bank BRIsyariah Tbk tanggal 5 November 2020 Bapak Parman Nataatmadja dan Ibu
Ernie Tisnawati Sule sudah tidak menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris Perseroan. Hingga pelaksanaan
RUPSLB tersebut Bapak Parman Nataatmadja dan Ibu Ernie Tisnawati Sule belum efektif menjabat sebagai anggota
Dewan Komisaris
** bergabung sebagai anggota Komite Audit efektif 5 Juni 2020
***bergabung sebagai anggota Komite Pemantau Risiko efektif 5 Juni 2020

Komite Audit secara umum telah melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku, yaitu
membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan, yang meliputi:

1. Memberikan pendapat dan rekomendasi bila diperlukan kepada Dewan Komisaris terhadap
Kebijakan Pengendalian Internal dan Audit Bank serta pelaksanaannya.
2. Membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasan yang berkaitan dengan
pengendalian intern, termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan antara lain yaitu :
a. Melaksanakan pemantauan atas tindak lanjut audit dalam rangka menilai kecukupan
pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan dan memberikan
rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
b. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit
lntern (SKAI) meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan audit dan pemantauan tindak
lanjut. Evaluasi dilakukan setiap bulan bulan berdasarkan laporan hasil audit yang
disampaikan setiap bulan oleh SKAI kepada Dewan Komisaris. Hasil evaluasi disampaikan
kepada Dewan Komisaris paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah.
c. Mengkaji kecukupan dan fungsi audit internal, termasuk jumlah auditornya, rencana kerja
tahunan, dan pekerjaan yang telah dilaksanakan serta tindak lanjut atas setiap temuan
audit internal. Pengkajian dilakukan setiap akhir tahun dan melaporkan hasil kajiannya
kepada Dewan Komisaris paling lambat 1 (satu) bulan setelah akhir tahun.
d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) dengan standar audit yang berlaku. Hasil evaluasi disampaikan
kepada Dewan Komisaris paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah hasil audit KAP diterima.
e. Melakukan review tahunan atas kecukupan pengendalian internal dalam SOP atas setiap

178
proses bisnis Perseroan.
f. Membuat Pedoman Kerja Komite dan menyempurnakan / menyesuaikannya dari waktu
ke waktu.
g. Melakukan penelaahan atas kualitas pengendalian internal / hasil audit yang disampaikan
kepada Bank Indonesia/OJK. Hasil telaahan harus disampaikan kepada Dewan Komisaris
paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah laporan tersebut diserahkan.
h. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tindak lanjut oleh direksi atas hasil
temuan Satuan Kerja Audit Intem, Akuntan Publik dan hasil pengawasan Bank
Indonesia/OJK. Evaluasi selesai dilakukan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah
laporan KAP ataupun OJK diterima. Sedangkan evaluasi dari tindak lanjut Direksi atas hasil
temuan SKAI dilakukan setiap triwulan dan selesai dilakukan 10 (sepuluh) hari kerja
setelah akhir triwulan. Hasil evaluasi segera disampaikan kepada Dewan Komisaris.
i. Melakukan pemantauan dan evaluasi tingkat kepatuhan Bank terhadap peraturan
perundangan-undangan dibidang perbankan serta peraturan perundang-undangan
lainnya.
j. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan.
k. Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik kepada DewanKomisaris
untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Rekomendasi sudah
harus disampaikan 10 (sepuluh) hari sebelum RUPS diselenggarakan.
l. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris.
Dalam rangka terselenggaranya prinsip Good Corporate Governance tugas dan tanggung
jawab Komite Audit mencakup:

a. Mendorong upaya yang berkelanjutan penerapan tata kelola perusahaan yang mencakup
Kewajaran (Fairness), Transparansi (Transparency), Tanggung Jawab (Responsibility),
Pertanggung Jawaban (Accountability) dan Independensi (Independency);
b. Mengupayakan tetap terselenggaranya Struktur Pengendalian Internal Bank yang
memadai;
c. Meningkatkan kualitas keterbukaan pelaporan keuangan dan atau non-keuangan Bank;
d. Mengkaji cakupan kerja eksternal audit dalam rangka mempertahankan kemandirian dan
objektifitasnya.
3. Melakukan penelahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan perseroan Bank
seperti laporan keuangan, laporan tahunan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya. Hasil
telaahan komite audit atas laporan keuangan tersebut harus disampaikan oleh Dewan
Komisaris kepada Direksi 3 (tiga) hari sebelum laporan tersebut disampaikan / dipublikasikan.

179
4. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengaduan yang
berkaitan dengan Perseroan Bank. Laporan hasil penelaahan ini disampaikan komite kepada
Dewan Komisaris paling lambat 3 (tiga) hari setelah pengaduan diterima.
5. Menyiapkan laporan semesteran Dewan Komisaris tentang pengawasan rencana bisnis Bank
kepada OJK. Laporan dimaksud sudah disiapkan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum batas
waktu penyampaian ke OJK berakhir.
6. Mengakses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap seluruh data dan informasi
berupa catatan, karyawan, dana, asset serta sumber daya lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugasnya.
7. Dalam melaksanakan kewenangan tersebut diatas, Komite Audit berkoordinasi dengan
Satuan Kerja Audit Internal (SKAI), Unit kerja Manajemen Risiko, Unit Kerja Kepatuhan serta
Audit Eksternal bila diperlukan.
8. Jika diperlukan atas dasar penugasan Dewan Komisaris, Komite Audit dapat melakukan
pendalaman informasi denganmeminta pelaksanaan audit khusus tersebut dilakukan oleh
Audit Internal, Eksternal Auditor, konsultan atau pihak lain yang ditunjuk.

Komite Pemantau Risiko


Susunan Struktur Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut :

Nama SK Pengangkatan Bidang Keahlian Jabatan


Eko Suwardi NO.KEP:B.002- Komisaris Ketua
MDC/06-2020 Independen/Akuntansi
Keuangan
Ernie Tisnawati Sule* NO.KEP:B.002- Komisaris Independen/ Ketua
MDC/06-2020 Ekonomi & Bisnis
Sutanto NO.KEP:B.002- Manajemen Risiko Anggota
MDC/06-2020
Bowo Setiyono NO.KEP:B.002- Manajemen Risiko/ Anggota
MDC/06-2020 perbankan syariah
Mukhamad Najib NO.KEP:B.002- Manajemen Risiko Anggota
MDC/06-2020
Widuri Meintari NO.KEP:B.002- Akuntansi Keuangan Anggota
Kusumawati** MDC/06-2020
Ket:
* Berdasarkan Hasil RUPSLB PT Bank BRIsyariah Tbk tanggal 5 November 2020 Bapak Parman Nataatmadja dan Ibu
Ernie Tisnawati Sule sudah tidak menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris Perseroan. Hingga pelaksanaan
RUPSLB tersebut Bapak Parman Nataatmadja dan Ibu Ernie Tisnawati Sule belum efektif menjabat sebagai anggota
Dewan Komisaris
** bergabung sebagai anggota Komite Pemantau Risiko efektif 5 Juni 2020

180
Rapat Komite Pemantau Risiko (1 Januari - 31 Desember 2020) adalah sebagai berikut:

Peserta Rapat Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran


Ketua:
12 12
Eko Suwardi
Anggota:
Ernie Tisnawati Sule* 12 11
Sutanto 12 12
Widuri Meintari Kusumawati** 12 7
Bowo Setiyono 12 11
Mukhamad Najib 12 10
Ket:
* Berdasarkan Hasil RUPSLB PT Bank BRIsyariah Tbk tanggal 5 November 2020 Bapak Parman Nataatmadja dan Ibu
Ernie Tisnawati Sule sudah tidak menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris Perseroan. Hingga pelaksanaan
RUPSLB tersebut Bapak Parman Nataatmadja dan Ibu Ernie Tisnawati Sule belum efektif menjabat sebagai anggota
Dewan Komisaris
** bergabung sebagai anggota Komite Pemantau Risiko efektif 5 Juni 2020

Komite Pemantau Risiko secara umum telah melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan yang
berlaku, yaitu membantu Dewan Komisaris dalam hal-hal berikut:
1. Identifikasi Risiko;
2. Melakukan pemantauan bahwa BANK telah melakukan identifikasi risiko secara
comprehensive;
3. Pengukuran Risiko;
a. Meyakinkan bahwa semua risiko yang sudah diidentifikasi dapat dan sudah diukur oleh
Manajeman BANK.
b. Meyakinkan bahwa proses pengukuran risiko yang dilakukan BANK telah menggunakan
metode yang tepat.
c. Meyakinkan bahwa BANK telah melakukan proses monitoring risiko secara
kesinambungan.
d. Meyakinkan bahwa Bank telah mempunyai control system yang memadai dalam
memitigasi semua risiko BANK sceara efektif pada level yang managable dan dapat
diterima.
4. Kepatuhan pada peraturan dan kebijakan yang berlaku;
5. Meyakinkan bahwa BANK telah mempunyai kebijakan dan proses yang memadai untuk
melakukan pemantauan atas kepatuhan pada peraturan dan kebijakan yang berlaku baik

181
yang bersifat internal maupun eksternal;
6. Memberikan pendapat dan rekomendasi bila diperlukan kepada Dewan Komisaris terhadap
kebijakan manajemen Risiko BANK dan pelaksanaannya;
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris, antara lain:
a. Melakukan penelaahan atas kualitas informasi laporan Profil Risiko BANK yang
disampaikan kepada Bank Indonesia.
b. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap efektivitas proses manajemen risiko.
c. Menjaga kerahasiaan dakumen, data dan informasi BANK.
d. Membuat Pedoman Kerja Komite Pemantau Risiko.
e. Mengidentiflkasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris.
8. Mengakses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap seluruh data dan informasi
berupa catatan, karyawan, dana, asset serta sumber daya lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugasnya;
9. Mengakses/memperoleh informasi yang relevan berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya
dari pihak internal maupun eksternal BANK;
10. Memberikan pendapat dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam rangka
meningkatkan efektifitas pengelolaan risiko BANK;
11. Memberikan pendapat dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam
rangkameningkatkan kualitas pelaksanaan Fungsi Kepatuhan BANK;
12. Dapat melakukan koordinasi dengan komite lain, Direksi dan Manajemen untuk menggali
informasi lebih dalam;
13. Mengakses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap catatan, karyawan, dana, asset
serta sumberdaya lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.

Komite Remunerasi dan Nominasi


Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut:

Nama SK Pengangkatan Bidang Keahlian Jabatan


Ernie Tisnawati Sule* NO.KEP:B.036- Komisaris Independen/ Ketua
MDO/10-2019 Ekonomi & Bisnis
Eko Suwardi NO.KEP:B.036- Komisaris Anggota
MDO/10-2019 Independen/Akuntansi
Keuangan
Parman Nataatmadja* NO.KEP:B.036- Manajemen Organisasi Anggota
MDO/10-2019 & Bisnis
Human Capital Division Head NO.KEP:B.036- HR Specialist Anggota
182
(Tri Budi Tjahjono) MDO/10-2019
Ket:
*Berdasarkan Hasil RUPSLB PT Bank BRIsyariah Tbk tanggal 5 November 2020 Bapak Parman Nataatmadja dan Ibu
Ernie Tisnawati Sule sudah tidak menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris Perseroan. Hingga pelaksanaan
RUPSLB tersebut Bapak Parman Nataatmadja dan Ibu Ernie Tisnawati Sule belum efektif menjabat sebagai anggota
Dewan Komisaris

Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi (1 Januari – Desember 2020) adalah sebagai berikut:
Peserta Rapat Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran
Ketua:
5 2
Ernie Tisnawati Sule*
Anggota:
Eko Suwardi 5 5
Parman Nataatmadja* 5 2
Human Capital Division Head (Tri
5 5
Budi Tjahjono)
Ket:
* Berdasarkan Hasil RUPSLB PT Bank BRIsyariah Tbk tanggal 5 November 2020 Bapak Parman Nataatmadja dan Ibu
Ernie Tisnawati Sule sudah tidak menjabat sebagai Anggota Dewan Komisaris Perseroan. Hingga pelaksanaan
RUPSLB tersebut Bapak Parman Nataatmadja dan Ibu Ernie Tisnawati Sule belum efektif menjabat sebagai anggota
Dewan Komisaris

Komite Remunerasi dan Nominasi secara umum telah melaksanakan tugasnya membantu
Dewan Komisaris sesuai ketentuan yang berlaku. Tugas Komite Remunerasi dan Nominasi
meliputi :
1. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi;
2. Melakukan evaluasi terhadap kesesuaian antara kebijakan remunerasi dengan pelaksanaan
kebijakan tersebut;
3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi bagi
Dewan Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah, Pejabat Eksekutif dan pegawai secara
keseluruhan;
4. Memastikan bahwa kebijakan remunerasi paling kurang sesuai dengan :
a. Kinerja keuangan dan pemenuhan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku;
b. Prestasi kerja individual;
c. Kewajaran dengan peer group;
d. Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank.
5. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai sistem serta prosedur
pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas
Syariah;
6. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai calon anggota Dewan
Komisaris, Direksi dan/atau Dewan Pengawas Syariah;
7. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai calon pihak independen

183
yang akan menjadiAnggota Komite Remunerasi & Nominasidari seorang pihak independen
yang memiliki keahlian dibidang SDM dan seorang pihak independen yang memiliki
keahlian di bidang perbankan syariah.
8. Mengakses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap seluruh data dan informasi
berupa catatan, karyawan, dana, asset serta sumber daya lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugasnya.
9. Dalam melaksanakan kewenangan lersebut diatas, Komite Remunerasi dan Nominasi
berkoordinasi dengan unit kerja Human Capital Group, unit Corporate Plan/Perencanaan
Perusahaan dan Internal Audit Group;
10. Memperoleh informasi yang relevan berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya dari pihak
internal maupun eksternal;
11. Memberikan pendapat dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam rangka
memastikan kecukupan kebijakan remunerasi dan nominasi sesuai dengan kinerja Bank dan
prestasi kerja,kewajaran dan kesetaraan jabatan yang berlaku di Bank serta pertimbangan
sasaran dan strategi jangka menengah/ panjang.

PELAKSANAAN GCG PADA DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS)


BRIS telah memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bersifat independen. DPS bertugas untuk
mengawasi kegiatan Bank, serta memastikan kepatuhan atas penerbitan produk, aktifitas bisnis dan
operasional bank sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah. Susunan keanggotaan DPS ditetapkan oleh
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dengan persetujuan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK).

Selama periode Tahun 2020, DPS telah melakukan pemberian opini terkait produk dan aktivitas
baru BRIS sebanyak 50 opini dalam rangka pemastian aktivitas dan produk bank sesuai dengan
prinsip syariah. Dalam melakukan pemastian terhadap pelaksanaan prinsip syariah pada kegiatan
bisnis dan operasional Bank DPS melakukan koordinasi dan asistensi kepada unit-unit kerja terkait.

Pelaksanaan tugas dan fungsi pengawasan terkait dengan pelaksanaan kepatuhan bank terhadap
prinsip Syariah, DPS bekerjasama dengan Satuan Kerja Kepatuhan dan Satuan Kerja Audit Intenal.
Susunan DPS
Pada Tahun 2020 tidak terdapat perubahan susunan keanggotaan DPS BRIS dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Dengan demikian, saat ini organisasi DPS BRIS terdiri dari seorang ketua dan
seorang anggota, sebagaimana tabel berikut :

No. Nama* Persetujuan BI Tanggal


1. KH. Didin Hafidhuddin(Ketua DPS) Surat BI No. 12/941/DPbS 11 Juni 2010
2. M. Gunawan Yasni(Anggota DPS) Surat BI No. 12/941/DPbS 11 Juni 2010

*)Semua anggota DPS tersebut tinggal dan berdomisili di Indonesia. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan terkait yang

184
mengatur tentang komposisi dan persyaratan DPS.

Independensi dan Rangkap Jabatan DPS


Dalam rangka penerapan prinsip Transparency dan Professional pada pelaksanaan GCG, masing-
masing DPS telah mengungkapkan rangkap jabatannya, sebagaimana tabel berikut:
Jumlah Rangkap
Jabatan Di Lembaga Nama Lembaga Keuangan
No. Nama Keterangan
Keuangan Syariah Syariah Lain
Lain
1 KH. Didin Hafidhuddin 3 - Ketua DPS PT -
(Ketua DPS) Permodalan Nasional
Madani (Persero)
- Ketua DPS
Mandiri AXA General
Insurance Syariah
- Ketua DPS BPRS Amanah
Ummah
2 M. Gunawan Yasni 1 - Ketua DPS Asuransi Astra -
(Anggota DPS) Buana

Tidak terdapat anggota DPS yang melakukan rangkap jabatan pada lembaga perbankan lainnya.
Rangkap jabatan DPS tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan perundang undangan yang
berlaku dan dengan tetap memperhatikan independensi DPS, serta penghindaran terjadinya
conflict of interest.

Tugas dan Tanggung Jawab DPS


Selama periode Tahun 2020, DPS secara telah melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip GCG. Tugas dan tanggung jawab Dewan
Pengawas Syariah (DPS) antara lain meliputi :
1. Memastikan dan mengawasi kesesuaian kegiatan operasional Bank terhadap fatwa yang
dikeluarkan oleh DSN;
2. Menilai aspek syariah terhadap pedoman operasional, dan produk yang dikeluarkan Bank;
3. Memberikan opini dari aspek syariah terhadap pelaksanaan operasional Bank secara
keseluruhan dalam laporan publikasi Bank;
4. Mengkaji produk dan jasa baru yang belum ada fatwa untuk dimintakan fatwa kepada DSN
(jika ada);
5. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan Prinsip Syariah terhadap mekanisme
penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank;
185
6. Menyampaikan laporan hasil pengawasan syariah sekurangkurangnya setiap 6 (enam) bulan
kepada Direksi, Komisaris, Dewan Syariah Nasional dan Otoritas Jasa Keuangan;
7. Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara
optimal.

DPS dalam menjalankan tugas pengawasan melakukan koordinasi dengan Dewan Komisaris dan
Direksi serta unit kerja lain. Rapat koordinasi tersebut dilaksanakan minimal setiap 6 (enam)
bulan sekali untuk menyampaikan hasil pengawasan DPS.
Rapat Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Merujuk pada PBI No.11/33/PBI/2009, Pasal 49 (1), DPS telah melakukan rapat sesuai ketentuan
yang berlaku. Pada Tahun 2020, DPS melakukan rapat sebanyak 15 (lima belas) kali. Hasil rapat
tersebut berisi penjelasan yang memuat keputusan dan opini syariah yang disetujui oleh
seluruh anggota DPS.

PELAKSANAAN GCG PADA FUNGSI KEPATUHAN, AUDIT INTERN DAN AUDIT EKSTERN
Fungsi Kepatuhan
BRIS secara konsisten berusaha untuk terus-menerus meningkatkan budaya kepatuhan pada
setiap jenjang organisasi. Dalam penerapan fungsi kepatuhan, BRIS telah melaksanakan langkah-
langkah antara lain:
1. Menunjuk Direktur Kepatuhan serta memiliki unit kerja kepatuhan yang independen
terhadap satuan kerja operasional sesuai dengan kebutuhan dan ukuran Bank;
2. Membuat kebijakan dan prosedur kepatuhan;
3. Menyediakan informasi mengenai ketentuan yang berlaku dan melakukan monitoring
terhadap pelaksanaannya;
4. Melakukan monitoring terhadap ketersediaan pedoman kerja pada setiap unit kerja;
5. Melakukan update terhadap pedoman kerja tersebut;
6. Melakukan review kepatuhan terhadap rancangan ketentuan, kebijakan dan prosedur yang
akan ditetapkan;
7. Menyampaikan laporan pokok pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan dan laporan khusus
kepada Otoritas Jasa Keuangan dan pihak terkait;
8. Menyediakan sumber daya yang berkualitas dan patuh terhadap ketentuan melalui
pelatihan-pelatihan dan sosialisasi;
9. Mencegah Direksi Bank agar tidak menempuh kebijakan dan atau menetapkan keputusan

186
yang menyimpang dari ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
menghindari rekomendasi dan keputusan yang bertentangan dengan hukum; dan
10. Menyediakan informasi dan pelaporan tata kelola dan kepatuhan terintegrasi kepada induk
(PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.) serta melakukan tindaklanjut atas hasil evaluasi
tata kelola dan kepatuhan terintegrasi yang disampaikan oleh BRI.

Fungsi Audit Intern


Pelaksanaan Fungsi Audit Intern di BRIS untuk mendukung terlaksananya tata kelola perusahaan
yang baik antara lain meliputi :
1. Melakukan pemeriksaan baik langsung maupun tidak langsung secara rutin pada setiap unit
kerja, serta memberikan rekomendasi bila terjadi penyimpangan terhadap peraturan yang
berlaku dan atau kelemahan-kelemahan yang memiliki potensi risiko; (lampiran 5)
2. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada Direktur Utama, Komite Audit, Direktur Kepatuhan
dan unit kerja terkait, serta secara berkala (setiap semester) dan menyampaikan pokok-
pokok hasil audit kepada Otoritas Jasa Keuangan;
3. Melakukan monitoring terhadap tindak lanjut temuan audit sesuai dengan arahan Direksi
dan atau Komite Audit;
4. Menyusun pedoman audit dan program atau rencana kerja tahunan sehingga pelaksanaan
audit dapat berjalan efektif dan efisien serta tepat sasaran;
5. Memiliki tenaga-tenaga yang profesional dan berpengalaman dibidang Perbankan Syariah,
Teknologi, Sumber Daya Manusia, Treasury, dan Akuntansi, sesuai dengan perkembangan
bisnis dan organisasi;
6. Meningkatkan kualitas aparat Audit Intern secara berkelanjutan melalui pelatihan-pelatihan
yang bersertifikasi maupun non-sertifikasi;
7. Melakukan pelaporan kepada DPS terkait pelanggaran prinsip syariah; dan
8. Sebagai unit Anti Fraud yang melakukan investigasi atas fraud yang terjadi.

Fungsi Audit Ekstern


Pelaksanaan Fungsi Audit Ekstern atas Laporan Keuangan BRIS untuk tahun buku 2020 telah
sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai transparansi kondisi keuangan
Bank, dan Standar Profesional Akuntan Publik, serta perjanjian kerja dan ruang lingkup audit
yang telah ditetapkan.
Dengan mempertimbangkan rekomendasi dari Komite Audit, penunjukan Kantor Akuntan Publik
yang sama dengan yang digunakan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, serta
187
memberikan kuasa dan kewenangan kepada Direksi Perseroan untuk menetapkan Akuntan
Publik pengganti (jika diperlukan) dari Kantor Akuntan yang sama dan menetapkan biaya jasa
dan persyaratan-persyaratan lain yang diperlukan sehubungan dengan penunjukan Kantor
Akuntan Publik tersebut (Nomor Surat S.B.15-KOM/02-2020, tanggal 20 Februari 2020). Untuk
memenuhi standar profesional, KAP yang ditunjuk adalah KAP yang sudah terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan dan termasuk 5 KAP terbaik, yaitu KAP Purwantono, Sungkoro, Surja(Ernst &
Young). Pelaksanaan fungsi audit ekstern ini telah sesuai dengan ketentuan regulasi terkait.

PENGUNGKAPAN DATA-DATA LAIN YANG TERKAIT DENGAN PELAKSANAAN GCG


Remunerasi Dan Fasilitas Lainnya (Remuneration Package) Yang Ditetapkan RUPS Bagi Dewan
Komisaris, Direksi Dan DPS
BRIS telah memiliki kebijakan yang mengatur tentang Remunerasi yaitu SK No.2.SK.R.001-
PDR/10-2018 tentang Kebijakan Umum Remunerasi Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan
Pengawas Syariah (DPS) PT Bank BRIsyariah Tbk.

Maksud kebijakan remunerasi dan fasilitaslainnya yang ditetapkan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) antara lain meliputi :
1. Remunerasi yaitu penghasilan dalam bentuk keuangan (non natura) antara lain gaji,
tunjangan (benefit), kompensasi dalam bentuk saham, bonus dan bentuk remunerasi
lainnya;dan
2. Fasilitas lain yaitu fasilitas yang diterima tidak dalam bentuk keuangan (natura), antara lain
fasilitas perumahan,fasilitas transportasi, fasilitas asuransi kesehatan, fasilitas
telekomunikasi, dan fasilitas lainnya, yang dapat dimiliki maupun tidak dapat dimiliki.
Pengungkapan mengenai kebijakan remunerasi dan fasilitaslainnya yang ditetapkan RUPS
mencakup jumlah anggota Dewan Komisaris, jumlah anggota Direksi, dan jumlah anggota DPS
sertajumlah keseluruhan remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS selama periode
Tahun 2020 adalah sebagaimana tabel berikut:

Jumlah Diterima dalam Tahun 2020**)


Jenis Remunerasi Dewan Komisaris Direksi Dewan Pengawas
No. dan Fasilitas Syariah
Lainnya Jumlah Jutaan Jumlah Jutaan Jumlah Jutaan
Orang Rupiah Orang Rupiah Orang Rupiah
1. Remunerasi 4 4.448 5 15.098 2 1.475

188
Fasilitas lainnya*) : - - - - -
a) yang dapat -
2. dimiliki
b) yang tidak
dapat dimiliki
Total 4 4.448 5 15.098 2 1.475
*) Dinilai dalam ekuivalen Rupiah.
**) Jumlah termasuk tantiem dan tunjangan lainnya untuk seluruh Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah
yang menjabat selama Tahun 2020

Jumlah remunerasi anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas Syariah selama
periode Tahun 2020 dalam kisaran tingkat penghasilan adalah sebagaimana tabel berikut :

Jumlah Remunerasi per Orang Jumlah Jumlah Jumlah


No.
dalam 2020*) Dewan Komisaris Direksi DPS
1. Di atas Rp 2 miliar - 4 -
2. Di atas Rp 1 miliar s.d. Rp 2 miliar 2 1 -
3. Di atas Rp 500 juta s.d. Rp 1 miliar 2 - 2
4. Kurang dari Rp 500 juta ke bawah - - -
*)yang diterima dalam bentuk keuangan (non-natura) untuk seluruh Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah
yang menjabat selama Tahun 2020

Rasio Gaji
Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari perusahaaan atau pemberi kerja kepada pegawai yang ditetapkan
dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-
undangan, termasuk tunjangan bagi pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau
jasa yang telah dilakukannya. Pegawai yang dimaksud adalah pegawai tetap BRIS sampai batas
pelaksana (staff) sebagaimana diatur dalam peraturan perusahaan terkait dengan level jabatan.
Pengungkapan mengenai rasio gaji tertinggi dan gaji terendah pada periode Tahun 2020 adalah
sebagaimana skala perbandingan dalam tabel berikut :
Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah
Rasio Gaji
No. Uraian
Tertinggi Terendah
1. Pegawai 25.28 1.00
2. Direksi 1.18 1.00
3. Komisaris 1.23 1.00

189
Gaji yang dibandingkan sebagaimana di atas adalahgaji yang diterima oleh anggota Dewan
Komisaris, Direksi danpegawai per bulan pada periode Tahun 2020.
Rasio Gaji Direksi Tertinggi dan Gaji Pegawai Tertinggi

Rasio Gaji Tertinggi


Direksi Pegawai
3.23 1.00

DAFTAR KONSULTAN, PENASIHAT ATAU YANG DIPERSAMAKAN DENGAN ITU


Selama periode Tahun 2020, BRIS menggunakan jasa perusahaan konsultan untuk melaksanakan
proyek-proyek yang di lingkungan BRIS. Nama perusahaan konsultan, tujuan, dan ruang lingkup
kerjanya, disampaikan secara tersendiri (lampiran 1).

PERMASALAHAN HUKUM
Selama periode Tahun 2020, terdapat beberapa perkara hukum berupa gugatan terkait
pembiayaan, dimana perkara tersebut sedang dalam proses penyelesaian di pengadilan,
sebagaimana tabel berikut :
Jumlah
No. Permasalahan Hukum
Perdata Pidana*
1. Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) 43 12
2. Dalam proses penyelesaian 43 80
3. Total 86 92
*BRIsyariah hanya sebatas saksi dan telah menyampaikan keterangan pada proses pemeriksaan perkara.

JUMLAH PENYIMPANGAN (INTERNAL FRAUD)


Selama Tahun 2020, terjadi beberapa internal fraud di BRIS, sebagaimana tabel berikut :
Jumlah Kasus yang Dilakukan oleh :
Internal Fraud Dewan Komisaris/ Pegawai Tidak
No. Pegawai Tetap
dalam 1 tahun Direksi Tetap
2019 2020 2019 2020 2019 2020
1. Total Fraud - - 11 7 3 1
2. Telah Diselesaikan - - 6 1 3 1
Dalam proses
3. penyelesaian di - - - - - -
internal Bank

190
Belum diupayakan
4. - - - - - -
penyelesaiannya
Telah ditindaklanjuti
5. melalui proses - - 1 6 - -
hukum.

Bank telah melaksanakan mekanisme anti fraud management sesuai dengan SE BI 13/28/DPNP
tentang penerapan strategi anti fraud bagi Bank Umum.

Bank telah memiliki dan menerapkan kebijakan khusus tentang fraud management yang
didukung dengan pembentukan Satuan Kerja Anti Fraud, serta infrastruktur lainnya berupa
ketentuan tentang Whistle Blower dan ketentuan tentang pengenaan sanksi bagi karyawan yang
melakukan fraud.

TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN


Pedoman Pengelolaan Benturan Kepentingan BRIS telah diterbitkan pada tanggal 31 Oktober
2017 dan telah disampaikan melalui portal BRIS serta disosialisasikan kepada Karyawan untuk
memberikan penyeragaman pemahaman mengenai lingkup dan pengelolaan Benturan
Kepentingan. Selama periode Tahun 2020, tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan
kepentingan di BRIS.
Terkait dengan penanganan benturan kepentingan, BRIS telah mengatur didalam kebijakan
umum pembiayaan, khususnya pemberian pembiayaan yang diberikan kepada pihak terkait.
Dalam melakukan pencegahan terjadinya benturan kepentingan yang melibatkan pihak terkait,
Bank telah memiliki ketentuan yang mengatur tentang hal tersebut, dimana setiap pemberian
pembiayaan kepada pihak terkait wajib mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris.
Pemberian fasilitas pembiayaan baik kepada pihak terkait dan/atau nasabah besar secara
proses dan prosedur diperlakukan sama dengan nasabah lain dan harus berdasarkan kepada
ketentuan/perundang-undangan yang berlaku.
Pihak terkait merupakan nasabah pembiayaan (perseorangan maupun perusahaan/badan
usaha) atau kelompok nasabah pembiayaan yang memiliki keterkaitan (hubungan pengendali)
dengan bank, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam hal hubungan kekeluargaan,
kepemilikan, kepengurusan dan keuangan sebagaimana diatur khusus dalam ketentuan
regulator mengenai BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit/Pembiayaan). Sedangkan
nasabah besar adalah nasabah yang memperoleh pembiayaan dalam jumlah relatif besar dari
perbandingan (rasio) dengan modal bank.
Kebijakan Umum Pembiayaan BRIS telah mengatur dimana semua pejabat yang terkait dengan
proses pemberian pembiayaan, baik secara langsung maupun tidak langsungtermasuk Dewan

191
Komisaris dan Direksi wajib menjaga etika bisnis dan pergaulan sesuai dengan tuntunan Syariah
dan peraturan/perundang-undangan yang berlaku.Kebijakan terkait benturan kepentingan ini
sesuai dengan PBI No. 11/33/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bagi
BUS dan UUS.
Pada tahun 2020, tidak terdapat transaksi yang mengandung benturan kepentingan sesuai tabel
berikut :

Nilai Ketidaksesuaian dengan


No. Nama Jabatan Jenis Transaksi
Transaksi Sistem dan Prosedur
1. Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil

BUY BACK SHARES DAN/ATAU BUY BACK OBLIGASI

Buy back shares atau buy back obligasi adalah upaya mengurangi jumlah saham atau obligasi
yang telah diterbitkan dengan cara membeli kembali saham atau obligasi tersebutyang tata cara
pembayarannya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selama periode Tahun
2020, BRIS tidak melakukan aktivitas buy back shares dan/atau buy back obligasi.
Kondisi BRIS terkait buy back shares dan/atau buy back obligasi dapat dilihat melalui tabel
berikut :
No Kebijakan dalam Buy Jumlah Lembar Harga Pembelian Peningkatan Laba
Back Shares Saham dan/atau Kembali Per Per Lembar
dan/atau Buyback Obligasi yang Dibeli Lembar Saham Saham dan/atau
Obligasi Kembali dan/atau Obligasi Obligasi
1. Nihil Nihil Nihil Nihil

PENYALURAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL


Selama tahun 2020 BRIStelah menyalurkan dana sosial dan zakat internal BRIS (zakat profesi
karyawan, perusahaan), nasabah dan panyaluran dana kebajikan, jumlah yang telah disalurkan
sebesar Rp5.656.746.694,- (lima miliar enam ratus lima puluh enam juta tujuh ratus empat
puluh enam ribu enam ratus sembilanpuluh empat rupiah).
Penyaluran dana untuk kegiatan sosial sebagai berikut :
No Dana Untuk Kegiatan Sosial Pihak Penerima Dana Sosial Jumlah(Rp)
1. Penyaluran dana Zakat,Infaq Badan Amil Zakat Nasional 5.656.746.694
dan Sedekah karyawan/ti (Baznas)
BRIsyariah Periode Tahun Lembaga Sosial Lain ( Yayasan -
2020 Baitul Mal BRI dan Lain-lain)
2. Dana zakat yang belum 1.207.651.575
-
tersalurkan
192
PENDAPATAN NON HALAL DAN PENGGUNAANNYA
Pendapatan non halal adalah pendapatan yang didapat atau diperoleh dari transaksi yang tidak
sesuai dengan syariah seperti:pendapatan bunga bank konvensional yang merupakan
pendapatan yang diterima dari rekening BRIS di bank konvensional dimana merupakan rekening
peserta jaringan ATM bersama, denda (ta’zir) yang merupakan denda atas keterlambatan
pembayaran dari nasabah (debitur).
Pendapatan non halal ini dipergunakan oleh BRIS untuk kegiatan sosial. Selama Tahun 2020
pendapatan non halal BRIS sebagai berikut :

No Sumber Pendapatan Non Nilai Pendapatan Non Penggunaan Pendapatan


Halal Halal (Rp) Non Halal
1. Pendapatan Bunga & Denda 2.080.157.889* Kegiatan Sosial
(Ta’zir)
*)Jumlah rincian terlampir pada lampiran 3

DAFTAR KONSULTAN, PENASIHAT ATAU YANG DIPERSAMAKAN DENGAN ITU YANG


DIGUNAKAN OLEH PT BANK BRISYARIAH TBK TAHUN 2020

No Nama Tujuan Ruang Lingkup Kerja Keterangan


Perusahaan Kerja
1. KAP. Rama Pengadaan 1. Melaksanakan Pengadaan Jasa SPK.129-
Wendra Jasa Konsultan Akuntan Publik NLD/06/2020
Konsultan 2. Ruang lingkup pekerjaan sesuai
Akuntan dengan instruksi BRIS
Publik 3. Apabila ditemukan
(KAP) SKAI ketidaksesuaian pekerjaan yang
telah disetujui, maka pihak
penerima pekerjaan wajib
memperbaiki barang tersebut
sesuai dengan ketentuan.
2. KAP. Pengadaan 1. Melaksanakan Pengadaan Jasa SPK.218-
Purwanto, Jasa Audit Audit Laporan Keuangan Tahun NLD/09/2020
Sungkoro & Laporan 2021 sesuai dengan surat
Surja (EY) Keuangan penawaran dan berita acara
Tanggal 31 negosiasi
Desember 2. Ruang lingkup pekerjaan sesuai
2020 dengan instruksi BRIS
3. Apabila ditemukan
ketidaksesuaian pekerjaan yang
telah disetujui, maka pihak
penerima pekerjaan wajib
193
memperbaiki barang tersebut
sesuai dengan ketentuan.

RINCIAN PENYALURAN PENGGUNAAN DANA NON HALAL DARI PENDAPATAN BUNGA DAN DENDA
(TA'ZIR)
No Tanggal Nama Kegiatan Anggaran
1 02-Jan-20 Pesta Rakyat Bri Kc Jember 5.500.000
2 03-Jan-20 Prasarana Lapas Iiib Jambi 7.500.000
3 08-Jan-20 Korban Bnjr Jasinga Dan Takjil 2.000.000
4 10-Jan-20 Bantuan Tanggap Bencana Banjir 50.000.000
5 13-Jan-20 Jalan Sehat Al Muthie Purwokerto 2.000.000
6 30-Jan-20 Uang Kulian Darwis Dahlan 10.000.000
7 31-Jan-20 Biaya Materai 6000 Lunas 6.000
8 05-Feb-20 Sarana Pendidikan Alfitrah Bandung 6.000.000
9 05-Feb-20 Bantuan Pngobtn Ratno Kcp Pannampu 10.000.000
10 27-Feb-20 Bantuan Kabut Asap Reimburse 4.999.900
11 27-Feb-20 Pnylran Zkt Gharimin Sari Maulidia 8.540.000
12 29-Feb-20 Biaya Materai 6000 Lunas 6.000
13 03-Mar-20 Perlengkapan Pencegahan Virus 5.000.000
14 04-Mar-20 By Penerbitan Cek (1) 723551-723575 Infaq Shadaqah 125.000
Brisyariah
15 06-Mar-20 Prlngkpan Pncegahan Virus 5.000.000
16 10-Mar-20 Biaya Skn 7.000
17 13-Mar-20 Setor Tunai 830.000
18 13-Mar-20 Perlengkapan Pencegahan Virus 5.000.000
19 20-Mar-20 Thermomter Tembak Pencegahan Virus 50.000.000
20 27-Mar-20 Biaya Rtgs/Skn 3.500
21 27-Mar-20 Sumbangan Asbisindo Covid 50.000.019
22 27-Mar-20 Bantuan Duka Smk Magang 10.000.000
23 31-Mar-20 Biaya Materai 6000 Lunas 6.000
24 01-Apr-20 Perangkat Komputer Uin Ar Raniry 20.000.000
25 01-Apr-20 Pembangunan Sarana Pa Pandeglang 25.000.000
26 06-Apr-20 Mask Kain Non Medis Sritex 2000pcs 11.588.000
27 06-Apr-20 Bntuan Apd Rstni Al Dr Ramelan Sby 50.000.000
28 08-Apr-20 Thermometer Kc Luar Jakarta 122.500.000
29 08-Apr-20 Bntan Pngobtan Suami Buratih Scrty 5.000.000
30 03-Apr-20 Bantuan Bri Group Brilian Fight Covid 19 25.000.000
31 13-Apr-20 Reimbrse Korban Banjir Bekasi Kc 3.568.662
32 13-Apr-20 Btn Pnangglngn Covid Fkljkd Kalsel 3.000.000

194
33 14-Apr-20 Perlengkapan Pencegahan Virus 5.000.000
34 21-Apr-20 By Penerbitan Bg (1) 513176-513200 Infaq Shadaqah 125.000
Brisyariah
35 24-Apr-20 Laundry Karpet 12mushola Al Hijrah 2.500.000
36 28-Apr-20 Pnyl Um Prbnkn Diy Cvid19 Bmpd Diy 5.000.000
37 19-Mei-20 Rtgs Skn Biaya 2.900
38 20-Mei-20 Covid 19 Kerjasama Bris Dengan Pln 48.750.000
39 22-Mei-20 Dana Pncghn Cvd Kemenag Tgrng N Kb 10.000.000
40 31-Mei-20 Biaya Materai 6000 Lunas 6.000
41 05-Jun-20 Btn Apd Bris Rs Mawadah Medika Mjk 25.000.000
42 11-Jun-20 Bantuan Bri Yys Nur Kautsar Unpad 75.000.000
43 11-Jun-20 Dana Bansos Univ Nu Cirebon 2.500.000
44 17-Jun-20 Prt Bris Bngn Msjd Azhriyh Kemenag 30.000.000
45 30-Jun-20 Dana Jumat Barokah Khtb Kh Didin H 1.500.000
46 30-Jun-20 Bantuan 500paket Ybm Itb 10.000.000
47 30-Jun-20 Biaya Materai 6000 Lunas 6.000
48 01-Jul-20 Ug Duka Ct Ibunda Fanny Tl Secur 3.000.000
49 01-Jul-20 Bntn Pmbngn Ponpes Mahad Qaryatul 20.000.000
50 15-Jul-20 By Penerbitan Bg (1) 513476-513500 Infaq Shadaqah 125.000
Brisyariah
51 16-Jul-20 Bntuan Bris Bnjr Wajo Sulsel 10.000.000
52 25-Jul-20 Biaya Materai 6000 6.000
53 29-Jul-20 Pnbtn N Prbaikan Kendaraan Krb Kcl 1.600.000
54 30-Jul-20 Bantuan Kryw Krbn Bnc Wajo Masamba 20.000.000
55 03-Agust-20 Permohon Bantuan Keg. Pmbdyaan Umat Di Yys Masjid 2.500.000
Raya Bintaro
56 05-Agust-20 Bntun Duka Cita Aom Ftmawati Idwar 5.000.000
57 07-Agust-20 Btan Infrstruktur Pndilan Rngks B 25.000.000
58 19-Agust-20 Sponsorship Donor Darah Bulan Bakti Kemerdekaan Ika Ub 25.000.000
59 19-Agust-20 Partisipasi Rktm Di Bali 30.000.000
60 24-Agust-20 Btan Bris Krywn Cov An Mahsyar Mkr 1.000.000
61 03-Sep-20 Part Bris Srn Pras Peng Agama Clgn 35.000.000
62 14-Sep-20 By Penerbitan Cek (1) 727151-727175 Infaq Shadaqah 125.000
Brisyariah
63 16-Sep-20 Penyaluran Zakat Upz Bris Melalui Asbisindo 100.000.008,00
64 16-Sep-20 Biaya Rtgs 16 Sep 2020 30.000,00
65 16-Sep-20 By Penerbitan Cek (1) 727176-727200 Infaq Shadaqah 125.000
Brisyariah
66 21-Sep-20 Btn Bris Prgm Gruda Ypm Salman Itb 2.000.000
67 25-Sep-20 Biaya Materai 6000 Lunas 6.000

195
68 29-Sep-20 Pngobtn Krywn Fikri Juliansyah Fsm 75.000.000
69 01-Okt-20 Uang Duka Cita Alm Wanlarsin Pknbr 5.000.000
70 01-Okt-20 By Penerbitan Bg (1) 517276-517300 Infaq Shadaqah 125.000
Brisyariah
71 20-Okt-20 Bntuan Bris Bncna Alam Garut 30.000.000
72 25-Okt-20 Biaya Materai 6000 Lunas 6.000
73 26-Okt-20 Bantuan Mushola At Taqwa Pln 30.000.000
74 26-Okt-20 -Biaya Skn 2.900
75 13-Nop-20 Btn Bris Pmbngnan Masjid Mhmdyh 150.000.000
76 16-Nop-20 Prgm Btn Pekerja Dasar Bris Milad 660.600.000
77 23-Nop-20 Btn Rumah Tahfidz Putri Min 1 Clgn 25.000.000
78 25-Nop-20 Biaya Materai 6000 Lunas 6.000
79 14-Des-20 Btn Bncna Banjir Kry Lhoksumawe 21.000.000
80 25-Des-20 Biaya Materai 6000 Lunas 6.000
81 29-Des-20 Pb Bilyet Giro Baa517299 (Bantuan Masjid At Tauhid 10.000.000
Jember
82 29-Des-20 Pb Bilyet Giro Baa517300 (Bantuan Kemanusian 3.000.000
Penanganan Covid Di Pp Al Hidayah Purwokerto)
83 29-Des-20 Tarik Tunai Cek 727157 (Bantuan Suplemen Vitamin Unt 50.000.000
Karyawan Kp Pt Bank Brisyariah
84 30-Des-20 -By Penerbitan Bg (1) 517501-517525 Infaq Shadaqah 125.000,00
Brisyariah
85 30-Des-20 Untuk Stikes 11.200.000
86 30-Des-20 Partisipasi Hab75 Kemenag Ri Yog 15.000.000
TOTAL 2.080.157.889

Daftar Penyelenggaraan Rapat DPS Tahun 2020

No. Bulan Tanggal Tempat


1 Januari 9 Januari 2020 Kantor Pusat Abdul Muis, Lt 3
2 12Februari 2020
Februari Kantor Pusat Abdul Muis, Lt 3
3 Maret 17 Maret 2020 1. Riad Mogayer - Bintaro
2. Kampus Pasca Sarja Universitas Ibnu Khaldun
3. Ruang Meeting ex SKAI BRIsyariah lt 19
4 Maret 30 Maret 2020 Zoom Meeting ID 521 344 9339

5 April 9 April 2020 1. Riad Mogayer - Bintaro


2. Kampus Pasca Sarja Universitas Ibnu Khaldun
3. Ruang Meeting ex SKAI BRIsyariah lt 19

196
6 April 16 April 2020 Zoom Meeting ID 521 344 9339
7 Mei 14 Mei 2020 Zoom Meeting ID 521 344 9339
8 Juni 9 Juni 2020 Zoom Meeting ID 521 344 9339
9 Juli 13 Juli 2020 Zoom Meeting ID 2022021213
10 Agustus 24 Agustus 2020 Zoom Meeting ID 2113737409
11 September 24 September 2020 Zoom Meeting ID 2113737409
12 Oktober 24 Oktober 2020 Zoom Meeting ID 93442890395
13 November 23 November 2020 Zoom Meeting ID 95265066395
14 Desember 17 Desember 2020 Zoom Meeting ID 92948944946
15 Desember 1. DSN-MUI – Menteng, Jakarta
2. Kampus Pasca Sarja Universitas Ibnu Khaldun
3. Ruang Meeting ex SKAI BRIsyariah lt 19

Daftar Unit Kerja Kantor Pusat (Kp) Dan Kantor Cabang (Kc) Yang Telah di Audit Selama Tahun 2020

No KC/KCP Unit Area Pelaksanaan Periode Audit


1 KP DPK & SERVICE 27 Jan - 30 Apr 20 1 Jan 19 - 31 Des 20

2 KP OSD 27 Jan - 28 Feb 20 1 Jan 19 - 31 Des 20

3 KP FDD 24 Feb - 31 Mar 20 1 Jan 19 - 28 Feb 20

4 KC SUKABUMI RE MARTADINATA 10 Feb - 25 Feb 20 1 Mar 19 - 31 Jan 20

5 KCP SUKABUMI CIBADAK

6 KCP SUKABUMI CICURUG

7 KC SURABAYA DIPONEGORO 3 Feb - 21 Feb 20 1 Jan 19 - 31 Des 20

8 KCP SURABAYA RUNGKUT

9 KCP SURABAYA WIYUNG

10 KCP SURABAYA HR MOCH

11 KCP SURABAYA KAPAS KRAMPUNG

197
12 KP SAD 11 Feb - 2 Mar 20 1 Mar 18 - 31 Jan 20

13 KP TID 11 Feb - 28 Feb 20 1 Des 18 - 31 Des 19

14 KC YOGYAKARTA YOS SUDARSO 13 Feb - 9 Mar 20 1 Jun 19 - 31 Jan 20

15 KCP SLEMAN GODEAN

16 KCP SLEMAN PRAMBANAN

17 KCP MAGELANG SINGOSARI

18 KCP GUNUNG KIDUL

19 KCP KULON PROGO

20 KC TASIKMALAYA A. YANI 11 Feb - 26 Feb 20 1 Feb 19 - 31 Jan 20

21 KCP BANJAR PATROMAN

22 KCP GARUT CILEDUG

23 KCP CIAMIS PASAR MANIS

24 KC MAKASSAR PETTARANI 9 Mar - 27 Mar 20 1 Jan 19 - 31 Jan 20

25 KCP PALOPO

26 KCP WAJO SUDIRMAN

27 KCP GOWA SUNGGUMINASA

28 KC MANADO TENDEAN 11 Mar - 24 Mar 20 1 Mar 19 - 31 Jan 20

29 KC SOLO VETERAN 19 Mar - 6 Apr 20 1 Apr 2019 - 29 Feb


20
30 KCP KLATEN PEMUDA

31 KCP SRAGEN ATRIUM

32 KC PADANG VETERAN 17 Mar - 2 Apr 20 1 Aug 19 - 29 Feb 20

33 KCP DARMASYARA PULAU PUNJUNG

34 KCP DARMASYARA SUNGAI RUMBAI

198
35 KC BUKIT TINGGI 3 Apr - 21 Apr 20 1 Okt 18 - 29 Feb 20

36 KCP PAYAKUMBUH AHMAD YANI

37 KCP PASAMAN BARAT

38 KC PASURUAN SUDIRMAN 15 Apr - 28 Apr 20 1 Jan 19 - 31 Mar 20

39 KCP PROBOLINGGO

40 KC JOMBANG 16 Apr - 1 Mei 20 1 Jan 17 - 29 Feb 20

41 KCP JOMBANG PLOSO

42 KCP JOMBANG MOJOAGUNG

43 KC BEKASI SQUARE 27 Apr - 14 Mei 20 1 Jan 19 - 29 Feb 20

44 KCP BEKASI JATIWARINGIN

45 KCP BEKASI TAMBUN

46 KCP JAKARTA KALIMALANG

47 KC PONTIANAK GUSTI SULUNG 20 Apr - 6 Mei 20 1 Jul 19 - 31 Mar 20

48 KCP PONTIANAK AHMAD YANI

49 KCP KOTA BARU

50 KCP SIANTAN

51 KC TANJUNG PRIUK 22 Apr - 11 Mei 20 1 Jan 19 - 29 Feb 20

52 KCP KELAPA GADING

53 KCP KOJA

54 KCP SUNTER

55 KC CIANJUR 6 Apr - 24 Apr 20 1 Mar 19 - 29 Feb 20

56 KCP CIPANAS

57 KCP CIRANJANG

199
58 KCP SUKANEGARA

59 KC MALANG 18 Mei - 12 Jun 20 1 Aug 19 - 30 Apr 20

60 KCP MALANG KEPANJEN

61 KCP MALANG SINGOSARI

62 KCP MALANG PAKIS

63 KCP MALANG TUREN

64 KP CSD 5 Jun - 20 Jun 20 1 Jan 17 - 31 Mei 20

65 KC BANDUNG SUNIARAJA 8 Jun - 8 Jul 20 1 Jun 19 - 30 Apr 20

66 KCP PADALARANG

67 KCP RANCAEKEK

68 KCP SUMEDANG

69 KC JEMBER 28 Mei - 16 Jun 20 1 Mar 19 - 31 Mar


20
70 KCP LUMAJANG

71 KCP SITUBONDO

72 KC BANDUNG CITARUM 8 Jun 20 - 8 Jul 20 1 Apr 19 - 31 Mei 20

73 KCP CIJERAH

74 KCP KOPO

75 KCP MAJALAYA

76 KCP CIMAHI

77 KP NLD 25 Jun - 10 Jul 20 1 MEI 19 - 31 MEI 20

78 KP MBD 25 Jun - 15 Jul 20 1 Aug 19 - 31 Mei 20

79 KP FSD 6 Jul - 14 Aug 20 1 Des 19 - 30 Jun 20

80 KP MODUL PEMBIAYAAN 8 Jul - 25 Sept 20 1 Mei 19 - 31 Mei 20

200
81 KC PURWAKARTA 5 Aug - 25 Aug 20 1 Okt 19 - 30 Jun 10

82 KCP SUBANG OTISTA

83 KC TANGERANG DAAN MOGOT 14 Aug - 7 Sept 20 1 Jun 19 - 30 Jun 20

84 KCP TANGERANG CILEDUG

85 KCP TANGERANG JATIUWUNG

86 KCP TANGERANG CURUG

87 KC CIREBON 10 Aug - 4 Sept 20 1 Apr 19 - 30 Jun 20

88 KCP CIREBON ARJAWINANGUN

89 KCP CIREBON PLERED

90 KCP KUNINGAN VETERAN

91 KCP INDRAMAYU

92 KCP MAJALENGKA

93 KP AFD 13 Aug - 25 Sept 20 1 Jun 19 - 30 Jun 20

94 KC TEGAL SUDIRMAN 24 Aug - 10 Sept 20 1 Okt 19 - 31 Jul 20

95 KCP BREBES JATIBARANG

96 KCP BREBES KETANGGUNGAN

97 KCP TEGAL BANJARAN

98 KC KEBON JERUK 27 Aug - 14 Sept 20 1 Apr 19 - 31 Jul 20

99 KCP JAKARTA CILEDUG

100 KCP JAKARTA MERUYA

101 KC BIMA SOETTA 24 Aug - 4 Sept 20 1 Jan 19 - 30 Jun 20

102 KC MATARAM SRIWIJAYA 24 Aug - 11 Sept 20 1 Jan 19 - 31 Jul 20

103 KCP LOMBOK AIKMEL

201
104 KCP LOMBOK PRAYA

105 KC BENGKULU S PARMAN 18 Sept - 6 Okt 20 1 Jun 19 - 31 Jul 20

106 KCP PANORAMA

107 KC PEKALONGAN 11 Sept - 24 Sept 20 1 Okt 19 - 31 Jul 20

108 KCP PEMALANG

109 KC DENPASSAR 28 Sept - 13 Okt 20 1 Feb 19 - 31 Aug 20

110 KCP SINGARAJA UDAYANA

111 KC KENDARI 28 Sept - 13 Okt 20 1 Mar 19 - 31 Aug 20

112 KCP BAU-BAU

113 KC JAKARTA FATMAWATI 13 Okt - 2 Nov 20 1 Jun 19 - 30 Sept 20

114 KCP MAYESTIK

115 KCP WARUNG BUNCIT

116 KC CILEGON TIRTAYASA 5 Okt - 27 Okt 20 1 Jul 19 - 31 Aug 20

117 KCP LABUAN SUDIRMAN

118 KCP PANDEGLANG LAPANGAN

119 KCP SERANG AHMAD YANI

120 KCP LEBAK RANGKASBITUNG

121 KK SERANG UNSERA

122 KC TANGERANG BSD 24 Sept - 12 Okt 20 1 Okt 19 - 31 Aug 20

123 KCP JAKARTA CIPUTAT

124 KCP JAKARTA BINTARO

125 KC SURABAYA MERR 29 Sept - 20 Okt 20 1 Jun 19 - 31 Aug 20

126 KCP SURABAYA PERAK

202
127 KCP BANGKALAN

128 KCP PAMEKASAN

129 KCP SUMENEP

130 KC KEDIRI HASANUDDIN 9 Jul - 4 Aug 20 1 Jul 19 - 31 Mei 20

131 KCP BLITAR TAJUNG

132 KCP KEDIRI PARE

133 KCP KEDIRI NGORONGO

134 KCP TRENGGALEK SUDIRMAN

135 KK KEDIRI TULUNGAGUNG

136 KC GRESIK 9 Jul - 28 Jul 20 1 Mei 19 - 31 Mei 20

137 KCP TUBAN

138 KCP BOJONEGORO

139 KC PEKANBARU 19 Okt - 18 Nov 20 1 Okt 19 - 31 Nov 20

140 KCP ROHIL BAGAN BATU

141 KCP BENGKALIS DURI

142 KCP KUANSING AHMAD YANI

143 KCP PELALAWAN MAHARAJA

144 KC DEPOK MARGONDA 27 Okt - 17 Nov 20 1 Jul 19 - 30 Sept 20

145 KCP JAKARTA CIBUBUR

146 KCP BOGOR CIBINONG

147 KC SAMARINDA A. YANI 4 Nov - 26 Nov 20 1 Sept 19 - 30 Okt 20

148 KCP SAMARINDA SEBERANG

149 KCP SAMARINDA LOA JANAN

203
150 KCP KUKAR TENGGARONG

151 KC BALIKPAPAN SUDIRMAN 10 Nov - 26 Nov 20 1 Jan 19 - 30 Okt 20

152 KCP BALIKPAPAN ISWAHYUDI

153 KCP PENAJAM PROPINSI

154 KC WAHID HASYIM 16 Nov - 10 Des 20 1 Jun - 30 Okt 20

155 KCP JAKARTA JATINEGARA

156 KCP JAKARTA MATRAMAN

157 KCP JAKARTA TANAH ABANG

158 KCP JAKARTA TEBET TIMUR

159 KCP JAKARTA PAL MERAH

160 KK KRAMAT JATI

161 KC BATAM 26 Nov - 5 Des 20 1 Feb - 30 Sept 20

162 KC BANJARMASIN 7 Des - 23 Des 20 1 Nov 19 - 31 Okt 20

163 KCP BANJARMASIN KAYU TANGI

164 KCP BANJARMASIN TELUK DALAM

165 KP COD 01 Des - 22 Des 20 01 Okt 19 - 31 Okt


20
166 KP RMD 23 Nov - 11 Des 20 01 Okt 19 - 30 Sept
20
167 KP REVIU STRATEGI ANTI FRAUD

168 KC BANDA ACEH CUT MUTIA 27 Apr - 23 Jun 20 27 Apr 20 - 19 Jun 20

169 KCP LAMBARO

170 KCP LAMPRIET

171 KCP PEUNAYONG

172 KCP SABANG

204
173 KCP SIMPANG SURABAYA

174 KC SIGLI 1 Jul - 16 Jul 20 11 Jul 19 - 31 Mei 20

175 KCP BEUREUNEUN

176 UNIT SIGLI KOTA

177 UNIT PERDAGANGAN

178 KC MEULABOH 6 Jul - 23 Jul 20 11 Jul - 31 Mei 20

179 KCP NAGAN RAYA

180 UNIT TJUT NYAK DIEN

181 UNIT JOHAN PAHLAWAN

182 UNIT TEUKU UMAR

183 KC TAKENGON 10 Aug - 4 Sept 20 11 Jul 19 - 31 Jun 20

184 KCP BENER MERIAH

185 UNIT TAKENGON KOTA

186 UNIT PUTRI BUNGSU

187 KC BIREUN 10 Aug - 3 Sept 20 11 Jul 19 - 31 Jul 20

188 UNIT KOTA

189 UNIT TERMINAL

190 UNIT MATANG

191 KC LANGSA 15 Sept - 2 Okt 20 11 Jul 19 - 31 Aug 20

192 KCP BRI KOTA

193 KCP BRI IDI RAYEUK

194 UNIT KOTA

195 UNIT T. UMAR

205
196 UNIT ISKANDAR MUDA

197 KC KUALA SIMPANG 15 Sept - 29 Sept 20 11 Jul 19 - 31 Aug 20

198 KC LHOKSEUMAWE 14 Sept - 2 Okt 20 11 Jul 19 - 31 Aug 20

199 KCP LHOKSUKON

200 UNIT SAMUDERA

201 UNIT MERDEKA

202 KC BANDA ACEH DAUD BEUREUH 1 Sept - 16 Sept 20 1 Jan 19 - 31 Jul 20

203 KCP ACEH BARAT MEULABOH

204 KC KUTACANE 13 Okt - 26 Okt 20 11 Jul 19 - 30 Sept


20
205 KCP BLANGKEJEREN

206 UNIT GAYU LUWES

207 UNIT LEUSER

208 KC BLANGPIDIE 13 Okt - 26 Okt 20 11 Jul 19 - 30 Sept


20
209 UNIT LABUAN HAJI BARAT

210 UNIT KUALABATEE

211 KC TAPAKTUAN 14 Okt - 10 Nov 20 11 Jul 19 - 30 Sept


20
212 KCP SUBULUSSALAM

213 KCP SINGKIL

214 UNIT RIMO

215 UNIT MEUKEK

216 KC LHOKSEUMAWE CUNDA 23 Nov - 4 Des 20 1 Jan 20 - 31 Okt 20

206
3) PT BANK SYARIAH MANDIRI
Mandiri Syariah menyadari bahwa penerapan GCG merupakan proses yang berkelanjutan
dan berkesinambungan, sehingga memerlukan komitmen penuh dari seluruh jajaran
manajemen dan pegawai Bank. Oleh karena itu Mandiri Syariah menginternalisasikan
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG kedalam sistem dan prosedur kerja serta perilaku jajaran
Mandiri Syariah sehingga menjadi budaya organisasi.

Implementasi prinsip-prinsip GCG diharapkan mampu menjadi pendukung dalam


menghadapi persaingan usaha, meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaan
sumber daya manusia sehingga berimplikasi pada peningkatan nilai perusahaan. Komitmen
dari seluruh jajaran Manajemen dan pegawai dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip
GCG pada pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing sangat menentukan keberhasilan
penerapan tata kelola berkelanjutan, melalui:

Kebijakan Dasar GCG

Bank telah mencanangkan internalisasi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik
melekat tidak hanya dalam setiap kebijakan tetapi juga pada setiap jajaran bank. Setiap
jajaran bank dituntut untuk menyadari risiko yang dapat terjadi dalam setiap pekerjaan yang
dilakukan. Untuk menghindari risiko yang mungkin terjadi, harus menerapkan prinsip tata
kelola perusahaan yang baik sebagai landasan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya. Keberhasilan internalisasi prinsip tata kelola perusahaan yang
baik dalam setiap kebijakan akan menjadikan pengelolaan bank dilakukan secara terbuka,
jelas, dapat dipertanggungjawabkan, adil serta independen.

Sebagai dasar pedoman, Bank telah memiliki aturan internal terkait GCG yang dituangkan
dalam Kebijakan Tata Kelola Perusahaan PT Bank Syariah Mandiri dengan No. registrasi
KBP/01-2016 yang sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.18/POJK.03/2014
tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan. Kebijakan Tata
Kelola Perusahaan telah dilakukan kajian secara berkala dan disempurnakan tanggal 27
Desember 2017.

Sinergi Dengan Perusahaan Induk


Bank selaku Perusahaan Anak dari Bank Mandiri turut menjadi bagian dalam sinergi
pelaksanaan tata kelola terintegrasi. Hal ini sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
No.18/POJK.03/2014 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi
Keuangan. Sebagai wujud komitmen Mandiri Syariah melakukan sinergi yang kuat dengan
perusahaan induk termasuk menggunakan infrastruktur perusahaan induk maupun dalam
fungsi audit internal serta dalam penerapan manajemen risiko sebagai first line, second line,
dan third line of defence. Mandiri Syariah aktif menjadi anggota dalam Komite Tata Kelola
207
Terintegrasi dan menyampaikan kewajiban laporan Tata Kelola Terintegrasi ke Bank Mandiri
secara periodik.

Pembentukan Unit Pengendali Gratifikasi

Menindaklanjuti Surat KPK No.B-33/01-13/01/2014 perihal himbauan kepada pihak swasta


untuk berperan aktif dalam pencegahan tindak pidana korupsi guna meningkatkan
kesadaran/ketaatan tidak memberikan gratifikasi atau suap dalam menjalankan usaha dan
turut serta secara aktif menjaga integritas pegawai, maka telah diatur hal-hal yang terkait
dengan pengendalian gratifikasi yang sejalan dengan Code Of Conduct Bank.

Bank menjalankan aktivitas bisnis perlu menjaga hubungan kerjasama yang baik dengan
nasabah, vendor, rekanan dan seluruh stakeholder yang didasarkan pada etika, rasa saling
percaya, dan bertanggung jawab. Dengan demikian diharapkan kepentingan bisnis tetap
berjalan dengan baik sesuai dengan visi dan misi Bank. Mandiri Syariah sebagai institusi
swasta yang mempunyai potensi sebagai pihak pemberi gratifikasi kepada Pegawai Negeri,
Penyelenggara Negara, institusi/lembaga pemerintahan, perlu dijaga oleh unit khusus yang
mempunyai fungsi pengendalian gratifikasi agar terhindar dari sanksi regulator. Untuk
melindungi Bank dari tindakan gratifikasi yang terindikasi suap, maka Mandiri Syariah telah
membentuk suatu Unit Pengendali Gratifikasi (UPG) yang melekat pada unit kerja
Compliance. Mandiri Syariah melakukan upaya pengendalian gratifikasi dengan membuat
Petunjuk Teknis Operasional (PTO) Pengendalian Gratifikasi yang berlaku sejak tanggal 31
Desember 2018.

Pemeringkatan GCG

Mandiri Syariah secara rutin mengikuti rating dan survey Corporate Governance Perception
Index (CGPI) yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance
(IICG). CGPI merupakan program riset dan pemeringkatan GCG untuk melakukan penilaian
kualitas penerapan Corporate Governance suatu perusahaan. CGPI diikuti oleh perusahaan
publik (emiten), BUMN, perbankan dan perusahaan swasta lainnya.

Adapun keikutsertaan Mandiri Syariah dalam program CGPI bertujuan untuk:


a. Melakukan evaluasi pelaksanaan GCG secara independen dalam rangka mencapai
pelaksanaan GCG yang optimal.
b. Bentuk tanggung jawab, transparansi dan komitmen Mandiri Syariah kepada
stakeholder
atas pelaksanaan GCG.
c. Menilai tindaklanjut perbaikan dan meningkatkan strategi dan kebijakan dalam
mengelola tata kelola sesuai dengan visi dan misi.
d. Menilai implementasi strategis dan kebijakan dalam mengelola bisnis bank

208
e. Sarana dalam menyusun database dan melakukan pemetaan implementasi GCG

Manfaat yang ingin dicapai dari pelaksanaan CGPI adalah:


a. Memperbaiki faktor internal perusahaan yang belum memadai guna meningkatkan
kualitas penerapan GCG.
b. Memetakan masalah strategis perusahaan guna meningkatkan kualitas penerapan GCG.
c. Meningkatkan kesadaran dan komitmen bersama jajaran internal perusahaan
dalam mengimplementasikan GCG
d. Meningkatkan kepercayaan publik terhadap perusahaan.
e. Menetapkan indikator atau standar kualiatas penerapan GCG yang ingin dicapai oleh
bank
f. Mendorong kapabilitas organisasi dan anggota perusahaan dalam menerapkan GCG

GRAFIK SKOR CGPI MANDIRI SYARIAH


88,72

87,58

86,51 86,55 86,58


86,33 86,34
85,45 85,63

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Sejak tahun 2011 sampai tahun 2019 Mandiri Syariah telah mengikuti CGPI, Selama 9
(sembilan) periode (periode penilaian tahun 2011-2019) keikutsertaan Mandiri Syariah dalam
program CGPI, Mandiri Syariah mendapatkan predikat perusahaan “The Most Trusted
Companies”. Dengan Pencapaian peringkat tersebut secara berturut-turut menunjukkan
komitmen Mandiri Syariah dalam mengimplementasikan GCG secara berkelanjutan.

STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN

Mandiri Syariah telah memiliki struktur tata kelola perusahaan Mandiri Syariah yang merujuk
pada Undang-undang Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007 dan Peraturan Bank Indonesia
No.11/33/PBI/2009 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah.

209
Struktur Good Corporate Governance
PT Bank Syariah Mandiri

Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan atas kebijakan, jalannya pengurusan


perseroan oleh Direksi dan memberikan nasihat kepada Direksi, untuk kepentingan perseroan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

Untuk meningkatkan Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pengawasan proses jalannya perusahaan, maka telah dibentuk komite- komite untuk
membantu Dewan Komisaris. Keberadaan komite-komite tersebut telah sesuai dengan
ketentuan regulasi sebagai implementasi penerapan prinsip-prinsip GCG.

210
Adapun komite yang dibentuk terdiri dari:
a. Komite Audit
Komite Audit merupakan alat kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi untuk melakukan
pengawasan atas efektivitas sistem pengendalian intern, internal audit, proses pelaporan
keuangan, sehingga Bank dapat dikelola berdasarkan prinsip-prinsip transparansi,
akuntabilitas, pertangungjawaban, independensi, dan kewajaran.

Untuk menjaga dan meningkatkan independensi pelaksanaan tugas dan memberi pendapat,
rekomendasi maupun saran kepadaDewan Komisaris, seluruh anggota Komite Audit tidak
memiliki afiliasi dengan Direktur, Komisaris lainnya maupun Pemegang Saham Pengendali
(PSP). Anggota Komite Audit wajib memiliki integritas, akhlak dan moral yang baik. Selain itu
anggota Komite Audit juga wajib memenuhi persyaratan kemampuan dan pengalaman serta
persyaratan Independensi.
b. Komite Pemantau Risiko
Anggota Komite Pemantau Risiko adalah para profesional yang memiliki kompetensi cukup
dibidangnya masing-masing dengan sudah berpengalaman. Komite Pemantau Risiko
senantiasa mengedepankan independensi baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam
melaporkan hasil kerja kepada Dewan Komisaris. Adapun tugas dan tanggungjawab Komite
Pemantau Risiko yaitu mengevaluasi langkah-langkah yang diambil oleh Direksi dalam rangka
memenuhi Peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku
dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian, khususnya yang berkaitan dengan
manajemen risiko.
c. Komite Remunerasi & Nominasi
Komite Remunerasi dan Nominasi, dibentuk oleh dan bertanggung jawab langsung kepada
Dewan Komisaris. Seluruh anggota Komite Remunerasi dan Nominasi bersifat independen
dan tidak memiliki rangkap jabatan di dalam dan di luar Perseroan yang dapat mempengaruhi
kemampuan mereka untuk bertindak independen. Independensi tersebut tercermin dalam
hubungan keluarga, hubungan keuangan, kepengurusan serta kepemilikan saham.

Sepanjang tahun 2020, ketiga komite telah menunjukkan kinerja yang baik dan telah
memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan Mandiri Syariah. Selain melalui
implementasi program kerja yang tepat, fungsi masing-masing komite juga senantiasa
ditingkatkan untuk lebih mendukung tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris. Dengan
bantuan ketiga komite tersebut, Dewan Komisaris senantiasa mendorong penerapan standar tata
kelola yang baik secara menyeluruh di Mandiri Syariah.

Direksi sebagai pengurus Bank bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan pengelolaan bank
sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar
perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengurus Bank wajib memenuhi
211
persyaratan integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan.
Guna memenuhi persyaratan integritas, calon anggota Direksi Bank harus memiliki akhlak dan
moral yang baik, komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku,
memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan operasional bank. Anggota Direksi wajib
memiliki pengetahuan yang memadai di bidang perbankan dan relevan dengan jabatannya,
memiliki pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau bidang keuangan dan memiliki
kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan bank yang
sehat. Dalam menjalankan GCG, Direksi wajib memiliki fungsi paling kurang:
a. Internal Audit
b. Manajemen Risiko dan Komite Manajemen Risiko; dan
c. Kepatuhan

Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang bertugas memberikan nasihat dan saran
kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah. DPS bertugas
memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar sesuai
dengan Prinsip Syariah. Hasil pengawasan DPS disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan
setiap semester.

Dalam hal pelaksanaan tugas pengawasan, DPS bekerja sama dengan Satuan Kerja Kepatuhan
dan Satuan Kerja Audit Intern untuk memastikan pelaksanaan kepatuhan bank terhadap prinsip
syariah. DPS tidak hanya melakukan pemberian opini kepada produk dan aktivitas baru Bank,
namun DPS juga melakukan pemastian terhadap pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan
bisnis dan operasional Bank dengan melakukan koordinasi dan asistensi kepada unit-unit kerja
terkait dalam Bank. Dengan demikian harapannya dari sisi bisnis tetap tumbuh dan dari aspek
syariah terpenuhi, karena hal inilah yang menjadi nilai tambah sekaligus kekuatan yang sangat
fundamental bagi Mandiri Syariah untuk mewujudkan “Bank Syariah Terdepan, dan Modern”.

MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN

Implementasi tata kelola perusahaan yang baik merupakan alat untuk menjaga kelangsungan
bisnis, menjaga kepercayaan para stakeholder. Mandiri Syariah berkomitmen untuk senantiasa
menempatkan GCG sebagai fondasi utama dalam menjalankan bisnis perusahaan serta untuk
mempertahankan eksistensi perusahaan dalam menghadapi tantangan dan persaingan usaha di
masa mendatang khususnya di sektor industri perbankan. Mandiri Syariah terus melakukan
penguatan Good Corporate Governance (GCG) secara berkelanjutan dan konsisten melalui proses
dari waktu ke waktu.

Komitmen penerapan GCG terbukti memberikan dampak positif dan sejalan dengan pencapaian
kinerja perusahaan yang meningkat dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip transparansi
dan akuntabilitas untuk menjaga kepercayaan tidak hanya para nasabah dan pemegang saham
namun juga stakeholder lainnya.
212
Tahapan Implementasi GCG

GCG

Keberlanjutan GCG

Sosialisasi
dan Evaluasi GCG

213
Mandiri Syariah mengimplementasikan GCG melalui beberapa tahapan yang dimulai dari :

1. Komitmen GCG
Tahapan awal dalam implementasi GCG adalah membangun komitmen jajaran
perusahaan untuk menjadi bagian dalam implementasi GCG. Bentuk implementasi
komitmen GCG bersama dimulai membangun landasan yang menjadi dasar pelaksanaan
komitmen implementasi GCG seperti; Anggaran Dasar Perusahaan, Visi Misi
Perusahaan, Code of Conduct, dan GCG charter.

2. Struktur GCG
Mandiri Syariah melengkapi dan menempatkan sumber daya yang tepat pada struktur
perusahaan dan menyempurnakan berbagai infrastruktur pendukung untuk
memastikan governance process dapat berjalan sebagaimana mestinya.

3. Mekanisme GCG
Prinsip-prinsip GCG dibuat melekat dalam kebijakan, pedoman dan prosedur kerja, dan
aturan internal lainnya guna memastikan benar terlaksana dalam governance
processnya.

4. Sosialisasi dan evaluasi


Untuk memastikan jajaran perusahaan dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip
GCG yang telah diinternalisasi dalam sistem perusahaan maka tahapan berikutnya
adalah melaksanakan sosialisasi kepada seluruh jajaran perusahan. Dengan
dilaksanakannya sosialisasi diharapkan jajaran perusahaan memahami dan dapat
mengimplementasikan GCG dengan baik dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya. Evaluasi dilaksanakan untuk memantau sampai sejauh mana implementasi
GCG telah dilaksanakan untuk memperbaiki kekurangan guna meningkatkan
implementasi GCG kedepan secara berkelanjutan.

5. Keberlanjutan
Keberhasilan implementasi GCG tidak didapatkan secara instan, konsistensi dan
keberlanjutan implementasi prinsip-prinsip GCG menjadi kunci penting dalam
implementasi GCG. Evaluasi yang dilaksanakan merupakan salah satu cara untuk
memperbaiki implementasi GCG yang telah berjalan. Selain evaluasi, inovasi dalam
implementasi GCG juga menjadi kunci dalam keberlanjutan GCG.

Penerapan GCG merupakan proses jangka panjang yang akan menghasilkan sustainable value,
sehingga Bank mutlak memerlukannya untuk menghadapi persaingan usaha, meningkatkan
efektifitas dan efisiensi dalam mengelola sumber daya, memaksimalkan nilai perusahaan,
sehingga Mandiri Syariah mampu beroperasi dan tumbuh secara berkelanjutan. Untuk itu
penerapan GCG sebagai kerangka utama dari pertumbuhan perusahaan harus diterapkan
secara konsisten dan berkesinambungan, manajemen Mandiri Syariah memiliki komitmen yang
kuat untuk menerapkan GCG secara konsisten dengan melanjutkan tahapan yang telah
dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan terus
dikembangkan seiring dengan pertumbuhan dan target yang ingin dicapai Bank guna

214
mendorong terciptanya budaya yang menjunjung tinggi profesionalisme, integritas, kualitas
layanan.

DEWAN KOMISARIS

Dewan Komisaris adalah organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif
untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan PT Bank
Syariah Mandiri (Bank) melaksanakan Good Corporate Governance (GCG) pada seluruh tingkatan
dan jenjang organisasi. Dewan Komisaris juga berperan untuk memastikan implementasi Tata
Kelola Perusahaan yang Baik di dalam perusahaan. Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS dengan
terlebih dahulu mengikuti tahap fit and proper test (uji kepatutan dan kelayakan) sesuai perundang-
undangan dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yang berlaku.

Dalam rangka penerapan prinsip Transparansi dan Profesionalisme (termasuk independensi) dalam
pelaksanaan GCG, seluruh anggota Dewan Komisaris telah mengungkapkan rangkap jabatannya.
Kondisi rangkap jabatan anggota Dewan Komisaris tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Dewan Komisaris memiliki pemahaman dan kompetensi yang
memadai, sehingga dapat menghadapi permasalahan yang timbul dalam kegiatan usaha Bank,
membuat keputusan secara independen, mendorong peningkatan kinerja Bank, serta dapat secara
efektif melakukan penelaahan dan memberikan masukan konstruktif terhadap kinerja Direksi.
Komposisi Dewan Komisaris harus memenuhi unsur keberagaman yaitu perpaduan dari sisi
independensi, keahlian/pendidikan, dan pengalaman kerja.

Dewan Komisaris memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan fungsinya
masing- masing sebagaimana diamanahkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dewan Komisaris juga telah memiliki pedoman tata tertib kerja yang
dievaluasi dan dilakukan pengkinian secara berkala. Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada
Pemegang Saham, pertanggungjawaban Dewan Komisaris disampaikan dalam RUPS.
Pertanggungjawaban Dewan Komisaris kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas
pengawasan atas pengelolaan perusahaan dalam rangka pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Sesuai dengan LAPORAN


AnggaranPELAKSANAAN
Dasar dan TataGCG 2019 Dewan Komisaris
Tertib 10 serta peraturan perundang-
undangan yang berlaku, Dewan Komisaris bertugas, antara lain:
a. Melakukan pengawasan terhadap pengurusan Bank yang dilakukan Direksi serta memberi
nasihat kepada Direksi termasuk mengenai rencana kerja, pengembangan Bank, pelaksanaan
ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan RUPS dan atau RPUS Luar Biasa dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
b. Melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan dalam
Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS dan RUPS Luar Biasa secara efektif dan efisien serta
terpeliharanya efektivitas komunikasi antara Dewan Komisaris dengan Direksi, Auditor
Eksternal dan Otoritas Pengawas Bank atau Pasar Modal.
c. Meneliti dan menelaah laporan tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani
laporan tahunan tersebut;
d. Memberikan pendapat dan saran atas Rencana Bisnis Bank tahunan yang diusulkan Direksi

215
dan mengesahkan sesuai ketentuan pada Anggaran Dasar;
e. Memonitor perkembangan kegiatan Bank;
f. Memberikan pendapat dan saran kepada Pemegang Saham mengenai masalah yang dianggap
penting bagi kepengurusan Bank;
g. Melaporkan dengan segera kepada RUPS apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Bank
dengan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh.
h. Memberitahukan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak
ditemukannya:
1) pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan; dan
2) suatu kondisi yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank.
i. Mengusulkan kepada RUPS penunjukkan Akuntan Publik yang akan melakukan pemeriksaan
atas pembukuan Bank.
j. Melakukan tugas pengawasan lainnya yang ditetapkan oleh RUPS
k. Memberikan tanggapan atas laporan berkala Direksi
l. Wajib membentuk Komite-komite dan memastikan bahwa Komite tersebut telah
menjalankan tugasnya secara efektif sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
m. Mengkaji dan menyetujui kebijakan-kebijakan yang menurut peraturan perundangan yang
berlaku wajib memerlukan persetujuan Dewan Komisaris

Susunan dan Riwayat Hidup Singkat Anggota Dewan Komisaris

Dewan Komisaris memiliki keahlian untuk dapat melaksanakan tanggung jawab yang
diamanahkan. Dewan Komisaris memiliki pemahaman dan kompetensi yang memadai, sehingga
dapat menghadapi permasalahan yang timbul dalam kegiatan usaha Bank, membuat keputusan
secara independen, mendorong peningkatan kinerja Bank, serta dapat secara efektif melakukan
penelaahan dan memberikan masukan konstruktif terhadap kinerja Direksi.Susunan anggota
Dewan Komisaris, sebagai berikut:

Susunan Dewan Komisaris (Periode 1 Januari 2020 – 11 Februari 2020)


Nama Jabatan Periode Jabatan
Mulya Effendi Siregar Komisaris Utama/Independen 10 April 2017 – Sekarang

Bambang Widianto )* Komisaris Independen 29 Mei 2013 – 12 Oktober 2020


M. Kapitra Ampera )** Komisaris Independen 14 Oktober 2019 – 2 April 2020

Susunan Dewan Komisaris (Periode 12 Februari – 2 April 2020)


Nama Jabatan Periode Jabatan
Mulya Effendi Siregar Komisaris Utama/Independen 10 April 2017 – Sekarang
Bambang Widianto )* Komisaris Independen 29 Mei 2013 – 12 Oktober
2020
M. Kapitra Ampera )** Komisaris Independen 14 Oktober 2019 – 2 April 2020
B.S. Kusmulyono Komisaris Independen 12 Februari 2020 – Sekarang
Aquarius Rudianto Komisaris 12 Februari 2020 – 2 April
)*** 2020

216
Susunan Dewan Komisaris (Periode 3 April – 12 Oktober 2020)
Nama Jabatan Periode Jabatan
Mulya Effendi Siregar Komisaris Utama/Independen 10 April 2017 – Sekarang
Bambang Widianto )* Komisaris Independen 29 Mei 2013 – 12 Oktober 2020

B.S. Kusmulyono Komisaris Independen 12 Februari 2020 – Sekarang

M. Arifin Firdaus )**** Komisaris 3 April 2020 – 6 Desember 2020

Suyanto Komisaris Independen 3 April 2020 – Sekarang

M. Arief Rosyid Hasan Komisaris Independen 3 April 2020 – Sekarang

Susunan Dewan Komisaris (Periode 13 Oktober – 6 Desember 2020)


Nama Jabatan Periode Jabatan
Mulya Effendi Siregar Komisaris Utama/Independen 10 April 2017 – Sekarang
B.S. Kusmulyono Komisaris Independen 12 Februari 2020 – Sekarang

M. Arifin Firdaus )**** Komisaris 3 April 2020 – 6 Desember 2020

Suyanto Komisaris Independen 3 April 2020 – Sekarang

M. Arief Rosyid Hasan Komisaris Independen 3 April 2020 – Sekarang


Masduki Baidlowi Komisaris Independen 13 Oktober 2020 – Sekarang

Susunan Dewan Komisaris (Periode 7 Desember – 31 Desember 2020)


Nama Jabatan Periode Jabatan
Mulya Effendi Siregar Komisaris Utama/Independen 10 April 2017 – Sekarang

B.S. Kusmulyono Komisaris Independen 12 Februari 2020 – Sekarang

Suyanto Komisaris Independen 3 April 2020 – Sekarang

M. Arief Rosyid Hasan Komisaris Independen 3 April 2020 – Sekarang

Masduki Baidlowi Komisaris Independen 13 Oktober 2020 – Sekarang


*) Bambang Widianto, masa tugas sebagai Komisaris Independen Mandiri Syariah yaitu sejak 29 Mei 2013 s.d. 12
Oktober 2020. Berakhir masa jabatannya sebagai Komisaris Independen sebagaimana tercantum dalam Akta No. 18
tanggal 14 Oktober 2020 perihal Pernyataan Keputusan Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Syariah
Mandiri.
**) M. Kapitra Ampera, masa tugas sebagai Komisaris Independen Mandiri Syariah yaitu sejak 14 Oktober 2019 s.d.
2 April 2020. Berakhir masa jabatannya sebagai Komisaris dikarenakan beliau mengundurkan diri dari Komisaris
Independen Mandiri Syariah
***) Aquarius Rudianto, masa tugas sebagai komisaris Mandiri Syariah yaitu
jak 12 Februari 2020 s.d. 2 April 2020. Berakhir masa jabatannya sebagai Komisaris dikarenakan beliau
mengundurkan diri dari Komisaris Mandiri Syariah
****) M. Arifin Firdaus, masa tugas sebagai Komisaris Mandiri Syariah yaitu sejak 3 April 2020 s.d. 6 Desember
2020. Berakhir masa jabatannya sebagai Komisaris dikarenakan beliau mengundurkan diri dari Komisaris Mandiri
Syariah

217
Riwayat Hidup Singkat Dewan Komisaris (Periode Per 31 Desember 2019)
Nama Jabatan
Mulya E Siregar Periode Jabatan: 02 Mei 2017 – sekarang
Komisaris Utama/ Komisaris Warga Negara Indonesia, Lahir tanggal 14 Maret
Independen 1957.

Riwayat Pendidikan
- Sarjana bidang Sosial dari Institut Pertanian
Bogor (1980).
- Master of Science bidang Agricultural
Economics dari The Ohio State University
(1989).
- Doctor of Philosophy (PhD) bidang
Consumer Economics dari The Ohio State
University (1998).
Pendidikan/Sertifikasi
- Leadership Program di USA (2014).
- Refreshment oleh BSMR (2014).
- Ujian Sertifikasi Manajemen Risiko (USMR)
Level 5 oleh BSMR(2016).
- Refreshment oleh BSMR (2014).
- Risk Management Certificate Refresment
Course oleh IRFA oleh BSMR (2014).
- Leadership Programme oleh Georgia Tech
University (2014).
- Program Pemeliharaan SMR Tingkat V oleh
BSMR (2016).
- Ujian Sertifikasi Manajemen Risiko (USMR)
Level 5 oleh BSMR (2016).
- Sharing Session Mengenai Implementasi
Sustainability Finance (2018).
- 4th Cambridge Islamic Finance Leadership
Programme (Cambridge IFLP) 2018 oleh
Cambridge International Financial Advisory
(IFA) (2018).
- Refreshment USMR Level V (2018).
- Leadership Forum 2018 di Sumatera Barat
(2018).
- Cambridge Islamic Finance Leadership
Programme (2018).
- Panel Dialogue in Global Islamic Finance
Forum (GIFF) Programme (2018).
Pengalaman Kerja
Sebelum menjabat sebagai Komisaris Mandiri
Syariah, beliau juga pernah menjabat sebagai:
- Peneliti Senior Tim Litbang Perbankan Syariah
(1999-2002).
- Anggota Working Committee International
Islamic Financial Market (IIFM) (2000-2002).
- Ketua Tim Litbang Perbankan Syariah Bank

218
Nama Jabatan
Indonesia (2002- 2006).
- Kepala Biro Penelitian Pengembangan dan
Pengaturan Perbankan Syariah Bank
Indonesia (2006-2010).
- Kepala Direktorat Perbankan Syariah Bank
Indonesia (2010- 2012).
- Direktur Eksekutif DPNP Bank Indonesia
(2012-2013).
- Asisstant Gubernur Bank Indonesia (Mei
2013-Desember 2013).
- Deputi Komisioner Pengawas Perbankan 1
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (2014-2017).
- Anggota Pleno Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) (2010 -
saat ini).
- Anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi Bank
Mandiri (2017- 2019).
- Direktur Bidang I, Divisi Syariah dan Divisi
Riset (2019-2022).
B.S. Kusmulyono Periode Jabatan: 12 Februari 2020 – sekarang.
Komisaris Independen Warga Negara Indonesia. Lahir di Bogor, 24 Juni
1943.
Riwayat Pendidikan
- Sarjana bidang Teknik Kimia Institut Teknologi
Bandung
- Master of Art (MA) bidang Business
Administration, University Southern
California. Los Angeles, USA
- Doctor Sumber Daya Lingkungan di Institut
Pertanian Bogor
Pendidikan/Sertifikasi
- BSMR dijakarta (2016)
- Publik Kredit Sehat LSPP (2016) di Jakarta.
- Sertifikasi Perbankan Syariah (2018) di Jakarta
Pengalaman Kerja
Sebelum menjabat sebagai Komisaris Mandiri
Syariah, beliau juga pernah menjabat sebagai:
- Direktur Utama PT Bank Nusa Internasional
(1990-1999)
- Staff Ahli Menteri BUMN (1998-1999).
- Komisaris PT Bank Niaga, Tbk (1999-2000).
- Direktur Utama PT. PNM (2000-2005)
- Presiden Komisaris PT. Syarikat Takaful
Indonesia (2007-2009).
- Komisaris Independen PT Bank Mandiri, Tbk
(2015-2019)
Suyanto Periode Jabatan: 3 April 2020 – sekarang.
Komisaris Independen Warna Negara Indonesia. Lahir di Jakarta, 4 Mei
1962

219
Nama Jabatan
Riwayat Pendidikan
- Sarjana dari Universitas Balikpapan (1994)
- Magister Strategi Pertahanan Universitas
Pertahanan di Jakarta (2011)
- Doktor bidang Ekonomi (Manajemen Strategi)
Universitas Trisakti di Jakarta (2020)
Pendidikan/Sertifikasi
- Sekolah Strategi Perang Semesta (SSPS)
UNHAN (2011)
- Sekolah Staf dan Komando (SESKO) AD (2003)
- Defence Intelligence Research and Analysis
Course (DIRAC)
- Kursus Fungsional Intelijen (SUSFUNG INTEL)
(2002)
- AKABRI (1985).
Pengalaman Kerja
Sebelum menjabat sebagai Komisaris Mandiri
Syariah, beliau juga pernah menjabat sebagai
- Staf Khusus Kepala BIN (2020-sekarang)
- Direktur PT. EBDC Indonesia (2020-sekarang)
- Ketua Yayasan Aviasi Indonesia (2020-
sekarang)
- Anggota Perbakin (2019-2022)
Arief Rosyid Hasan Periode Jabatan: 3 April 2020 - sekarang
Komisaris Independen Warna Negara Indonesia, lahir di Ujung Pandang
pada tanggal 4 September 1986
Riwayat Pendidikan
- Sarjana bidang Pendidikan Dokter Gigi dari
Universitas Hasanudin(2010)
- Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat dari
Universitas Indonesia (2014)
Pendidikan/Sertifikasi
- Pelatihan Manajemen Risiko Level 1 Komisaris
(2020).
- Pelatihan Manajemen Risiko Level 2 Komisaris
(2020).
- Pelatihan General Banking Syariah Tingkat 1, 2
dan 3 (2020)
- Pelatihan Perbankan Syariah, Karim Consulting
(2020).
Pengalaman Kerja
Sebelum menjabat sebagai Komisaris Mandiri
Syariah, beliau juga pernah menjabat sebagai:
- Komisaris PT Merial Health (2018-sekarang).
- Pokja Pelayanan Kepemudaan Kemenpora
(2019-sekarang).
- Tim Koordinator Relawan Satgas Percepatan
Penanganan Covid (2020- sekarang).

220
Nama Jabatan
Masduki Baidlowi)* Periode Jabatan: 13 Oktober 2020 – sekarang.
Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, lahir di Bangkalan pada
tanggal 20 Juli 1958
Riwayat Pendidikan
- Sarjana sastra Arab dari IAIN Sunan Ampel
Surabaya (1983).
Pengalaman Kerja
Sebelum menjabat sebagai Komisaris Mandiri
Syariah, beliau juga pernah menjabat sebagai:
- Staf ahli bidang komunikasi Komisi I DPR RI,
Jakarta (2000-2004).
- Anggota DPR RI Pimpinan Komisi X bidang
Pendidikan, Jakarta (2004 - 2007).
- Dosen Ilmu Politik, FISIP, Universitas
Airlangga, Surabaya (2006-2008).
- Anggota DPR Komisi I Bidang politik Luar
Negeri,Jakarta (2007).
- Anggota DPR RI anggota Komisi IV bidang
pertanian dan Kelautan, Jakarta (2007 - 2009).
- Ketua Bidang Informasi & Komunikasi (Juru
Bicara Wakil Presiden) (2019-sekarang).

)* Dalam proses pemenuhan kelengkapan dokumen untuk mengikuti fit and proper test

Kepemilikan Saham, Hubungan Keuangan dan Keluarga Dewan Komisaris.

Dewan komisaris telah mengungkapkan kepemilikan saham baik pada Mandiri Syariah
maupun perusahaan lainnya. Untuk kepemilikan saham sampai dengan 31 Desember 2020
Dewan Komisaris tidak memiliki saham dengan jumlah kepemilikan mencapai 5% atau lebih
baik pada Bank maupun Perusahaan lainnya.
Tidak terdapat Dewan Komisaris yang merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi maupun
Pejabat Eksekutif pada Bank/lembaga lain, serta tidak saling memiliki hubungan keluarga
hingga derajat kedua dengan Pemegang Saham Pengendali (PSP), sesama anggota Dewan
Komisaris maupun anggota Direksi atau hubungan keuangan dan/atau hubungan kepemilikan
saham dengan Bank yang dapat mempengaruhi independensi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Hubungan Kepemilikan Saham 5% Dewan Komisaris (Periode 1 Januari 2020 – 11 Februari
2020)
Saham Pada Saham Pada
Nama Jabatan Mandiri Syariah Perusahaan Lain
Mulya Effendi Komisaris Utama/ Nih Nihil
Siregar Independen il
Bambang Widianto Komisaris Independen Nih Nihil
il
M. Kapitra Ampera Komisaris Independen Nih Nihil
il

221
Hubungan Kepemilikan Saham 5% Dewan Komisaris (Periode 12 Februari – 2 April 2020)
Saham Pada Saham Pada
Nama Jabatan Mandiri Syariah Perusahaan Lain
Mulya Effendi Komisaris Utama/ Nihil Nihil
Siregar Independen
Bambang Widianto Komisaris Independen Nihil Nihil
M. Kapitra Ampera Komisaris Independen Nihil Nihil
B.S. Kusmulyono Komisaris Independen Nihil Nihil
Aquarius Rudianto Komisaris Nihil Nihil

Hubungan Keuangan Dewan Komisaris (Periode 3 April – 12 Oktober 2020)


Keuangan Pada Keuangan Pada
Nama Jabatan Mandiri Syariah Perusahaan Lain
Mulya Effendi Komisaris Nihil Nihil
Siregar Utama/Independen
Bambang Widianto Komisaris Independen Nihil Nihil
B.S. Kusmulyono Komisaris Independen Nihil Nihil
M. Arifin Firdaus Komisaris Nihil Nihil
Suyanto Komisaris Independen Nihil Nihil
M. Arief Rosyid Komisaris Independen Nihil Nihil
Hasan

Hubungan Keuangan Dewan Komisaris (Periode 13 Oktober – 6 Desember 2020)


Nama Jabatan Keuangan Pada Keuangan Pada
Mandiri Syariah Perusahaan Lain
Mulya Effendi Komisaris Nihil Nihil
Siregar Utama/Independen
B.S. Kusmulyono Komisaris Nihil Nihil
Independen
M. Arifin Firdaus Komisaris Nihil Nihil

Suyanto Komisaris Nihil Nihil


Independen
M. Arief Rosyid Komisaris Nihil Nihil
Hasan Independen
Masduki Baidlowi Komisaris Nihil Nihil
Independen

222
Hubungan Keluarga Dewan Komisaris (Periode 7 Desember – 31 Desember 2020)
Keluarga Pada Keluarga Pada
Nama Jabatan Mandiri Syariah Perusahaan Lain
Mulya Effendi Komisaris Nihil Nihil
Siregar Utama/Independen
B.S. Kusmulyono Komisaris Independen Nihil Nihil
Suyanto Komisaris Independen Nihil Nihil
M. Arief Rosyid Komisaris Independen Nihil Nihil
Hasan
Masduki Komisaris Independen Nihil Nihil
Baidlowi

Rangkap Jabatan Dewan Komisaris

Anggota Dewan Komisaris tidak memiliki rangkap jabatan diluar yang diperkenankan oleh
peraturan yang berlaku. Para anggota Dewan Komisaris tidak boleh merangkap jabatan
lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan yang dilarang oleh peraturan
perundangan. Rangkap Jabatan oleh anggota Dewan Komisaris saat ini masih diperbolehkan
oleh ketentuan Rangkap Jabatan, yaitu sebagai berikut:
a. Bapak Suyanto, merangkap sebagai Staf Khusus Kepala Badan Intelejen Indonesia (BIN).
b. Bapak Masduki Baidlowi, merangkap sebagai Ketua Bidang Informasi & Komunikasi
(Juru Bicara Wakil Presiden)

Rapat Dewan Komisaris

Rapat Dewan Komisaris berfungsi sebagai forum bagi para anggota untuk mengambil
keputusan secara kolektif. Rapat ini juga dapat berfungsi sebagai suatu mekanisme untuk
membahas kinerja Direksi dalam menjalankan perusahaan. Seluruh keputusan dalam rapat
diambil dengan musyawarah untuk mufakat, apabila tidak tercapai musyawarah untuk
mufakat, maka keputusan rapat diambil dengan suara terbanyak. Dalam penyelenggaraan
rapat Dewan Komisaris, maka dibuat Risalah Rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat dan
seluruh anggota Dewan Komisaris yang hadir. Dewan Komisaris berkomitmen untuk proaktif
dalam melaksanakan fungsi pengawasan bank, baik pada proses perumusan rencana strategis,
penyusunan dan implementasi rencana bisnis, pemantauan kinerja, penerapan manajemen
risiko, good corporate governance, dan kepatuhan terhadap prinsip syariah.

Rapat-rapat yang diselenggarakan antara lain Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi
(Rakomdir), Rapat Gabungan Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas Syariah
(Ragab), dan Rapat Komite-Komite. Dalam rangka mendukung pelaksanaan fungsi dan
tanggung jawab, Dewan Komisaris maka dibentuk Komite-Komite penunjang yang bertugas
pemberian nasihat kepada Dewan Komisaris. Sepanjang tahun 2020, pelaksanaan rapat-rapat
tersebut dilakukan sebanyak 102 (seratus dua) kali rapat atau sebesar >100% jika
dibandingkan kewajiban penyelenggaraan rapat dan tingkat kehadiran Dewan Komisaris
sebagaimana dimaksud PBI No.11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate

223
Governance bagi Bank Umum Syariah.

Adapun pembahasan rapat antara lain mengenai evaluasi berkala terhadap realisasi
pencapaian target RBB Tahun 2020, pembahasan terkait isu-isu yang berkembang, tantangan
yang dihadapi, strategi/action plan yang akan dilakukan, dan sebagainya.
c. Dewan Komisaris dengan Direksi dan SEVP (RaKomDir)
Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi atau Direktur Bidang, dengan agenda realisasi
pencapaian rencana bisnis bank bulanan, issue-issue terkini Bank, inisiatif strategis Bank
seperti corporate plan, pengelolaan profil risiko, digital banking dan lainnya.
d. Rapat Gabungan Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah (Ragab)
Rapat Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah dengan agenda kinerja
Bank, issue-issue terkini Bank, inisiatif strategis Bank, kepatuhan pelaksanaan prinsip
syariah pada kegiatan usaha Bank, dsb.
e. Rapat Komite-Komite
Rapat yang dilaksanakan Komite-Komite (Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan
Komite Remunerasi dan Nominasi) sesuai tugas dan tanggung jawabnya masing-masing
guna mendukung Dewan Komisaris untuk melaksanakan pengawasan dan pemberian
nasihat kepada Direksi.

Selama tahun 2020 Jumlah Rapat yang telah dilakukan Dewan Komisaris sebanyak 102
(seratus dua) kali rapat. Berikut rincian pelaksanaan rapat yang dilakukan oleh anggota
Dewan Komisaris:
Rekapitulasi Rapat dan Jumlah Kehadiran Dewan Komisaris ( Periode 1 Januari - 11 Februari
2020)
Dewan Komisaris
Total
No. Nama Rapat Mulya Bambang M. Kapitra
Rapat
Effendi Widianto Ampera
Siregar
1 Rapat Dewan Komisaris
dengan Direksi dan/atau 2 2 2 1
Dewan Pengawas
Syariah(Rakomdir/Ragab)
2 Rapat Komite Audit 4 4 2 4
3 Rapat Komite Pemantau 5 5 0 5
Risiko
4 Rapat Komite Remunerasi 1 1 1 1
dan Nominasi
Total 12 12 5 11

224
Rekapitulasi Rapat dan Jumlah Kehadiran Dewan Komisaris (Periode 12 Februari –2 April
2020)
Dewan Komisaris
Total
No. Nama Rapat Mulya Effendi Bambang M. Kapitra B.S. Aquarius
Rapat Widianto Kusmulyono Rudianto
Siregar Ampera

1 Rapat Dewan Komisaris


dengan Direksi dan / atau 5 5 1 5 4 0
Dewan Pengawas Syariah
(Rakomdir / Ragab)

2 Rapat Komite Audit 1 1 0 0 1 0


3 Rapat Komite Pemantau 7 7 2 3 4 0
Risiko
4 Rapat Komite Remunerasi dan 2 2 2 2 2 0
Nominasi
Total 15 15 5 10 11 0

Rekapitulasi Rapat dan Jumlah Kehadiran Dewan Komisaris (Periode 3 April– 12 Oktober
2020)
Dewan Komisaris
Total Mulya
No. Nama Rapat Rapat Bambang B.S. M. Arifin Suyanto M. Arief
Effendi
Widianto Kusmulyono Firdaus Rosyid
Siregar
Hasan
1 Rapat Dewan 15 15 15 15 11 15 15
Komisaris dengan
Direksi dan/atau
Dewan Pengawas
Syariah
(Rakomdir/Ragab)
2 Rapat Komite Audit 15 15 5 15 11 14 14
3 Rapat Komite Pemantau 25 25 14 25 22 23 20
Risiko
4 Rapat Komite 1 1 1 1 1 1 1
Remunerasi dan
Nominasi
Total 56 56 35 56 45 53 50

Rekapitulasi Rapat dan Jumlah Kehadiran Dewan Komisaris (Periode 13 Oktober – 6


Desember 2020)
Dewan Komisaris
Total Mulya
No. Nama Rapat Rapat B.S. M. Arifin Suyanto M. Arief Masduki
Effendi
Kusmulyono Firdaus Rosyid Baidlowi
Siregar
Hasan

1 Rapat Dewan Komisaris


dengan Direksi dan/atau 7 7 7 5 7 7 1
Dewan Pengawas
Syariah
(Rakomdir/Ragab)

225
2 Rapat Komite Audit 3 3 3 3 3 3 2
3 Rapat Komite Pemantau 8 8 7 7 8 8 6
Risiko
4 Rapat Komite Remunerasi 2 2 2 2 2 2 2
dan Nominasi

Total 20 20 19 17 20 20 11

Rekapitulasi Rapat dan Jumlah Kehadiran Dewan Komisaris (Periode 7 – 31 Desember


2020)
Dewan Komisaris
Total Mulya Effendi
No. Nama Rapat Rapat B.S. Suyanto M. Arief Masduki
Siregar
Kusmulyono Rosyid Baidlowi
Hasan

1 Rapat Dewan
Komisaris dengan 3 3 3 3 3 3
Direksi dan/atau
Dewan Pengawas
Syariah
(Rakomdir/Ragab)
2 Rapat Komite Audit 1 1 1 1 1 1
3 Rapat Komite Pemantau 4 4 4 2 4 4
Risiko
4 Rapat Komite 1 1 1 1 1 1
Remunerasi dan
Nominasi
Total 9 9 9 7 9 9

DIREKSI

Susunan Anggota Direksi

Direksi merupakan organ perseroan yang bertanggung jawab penuh secara kolektif atas
pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan. Komposisi anggota Direksi
Mandiri Syariah terdiri dari 5 (lima) orang yaitu seorang sebagai Direktur Utama dan 4 (empat)
orang Direktur. Keseluruhan anggota Dewan Direksi diangkat berdasarkan RUPS dan telah
mendapatkan persetujuan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Pengurus Bank wajib memenuhi persyaratan integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan. Guna
memenuhi persyaratan integritas, calon anggota Direksi Bank harus memiliki akhlak dan moral
yang baik, komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, memiliki
komitmen yang tinggi terhadap pengembangan operasional bank. Untuk memenuhi persyaratan
kompetensi anggota Direksi wajib memiliki pengetahuan yang memadai di bidang perbankan dan
relevan dengan jabatannya, memiliki pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan/atau
bidang keuangan dan memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka
pengembangan bank yang sehat.

226
Dalam rangka melaksanakan independensinya dalam melaksanakan tugas, sampai dengan
Desember Tahun 2020, tidak ada Direksi Mandiri Syariah yang melakukan rangkap jabatan di
perusahaan lain dan tidak memiliki hubungan Keuangan, hubungan kekeluargaan dan kepemilikan
Saham Direksi dengan Pemegang Saham Pengendali (PSP), anggota Dewan Komisaris dan sesama
anggota direksi lainnya. Direksi secara kolektif telah memiliki keahlian untuk dapat menghadapi
permasalahan yang timbul dalam usaha, membuat keputusan secara independen dan mendorong
peningkatan kinerja Perusahaan. Setiap anggota Direksi telah menandatangani surat pernyataan
independensi sebagai salah satu dokumen persyaratan fit and proper test. Konten surat
pernayatan independensi antara lain berisi tentang tidak memiliki hubungan keluarga sampai
dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau dengan anggota Dewan Komisaris
dan merupakan pihak yang independen dan bersedia bertindak independen terhadap pemilik
bank atau pemegang saham pengendali bank.
Susunan Direksi (Periode 1 Januari 2020 – 8 Maret 2020)

No Nama Jabatan Dasar Hukum Periode Lulus Fit &


Pengangkatan Proper Test
1. Toni Eko Boy Direktur Akta No. 01, RUPS 10 April 2017 – 21 Kep-
Subari Utama tanggal 2 Mei Oktober 2020 20/D.03/2018, 15
2017 Februari 2018
2. Achmad Direktur Akta No. 01, RUPS 10 April 2017 - Kep-
Syafii tanggal 2 Mei 10 April 2020 21/D.03/2018, 15
2017 Februari 2018
3. Putu Direktur Akta No. 01, RUPS 2014 – 2020 Kep-
Rahwidhiyas tanggal 2 Mei 10 April 2017- 10 100/D03/2014, 10
a 2017 April 2020 Oktober 2014
(perpanjang)
4. Kusman Direktur Akta No. 01, 2015 – 2021 Kep-51/D-03/2015,
Yandi RUPS tanggal 2 12 Maret 2018-12 24 Agustus 2015
Mei 2017 Maret 2021
(perpanjang)
5. Ade Cahyo Direktur Akta No. 01, 10 April 2017-10 Kep-2/D.03/2018,
Nugroho RUPS tanggal 2 April 2020 4 Januari 2018
Mei 2017
6. Rosma Direktur Akta No. 24, RUPS 14 Oktober 2019 – Masih dalam
Handayani Sirkuler tanggal 14 penutupan RUPS proses fit and
Oktober 2019 Tahun Buku 2022 proper test

Pada tanggal 9 Maret 2020 telah ditandatanganinya Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan PT Bank Syariah Mandiri yang menghasilkan perubahan manajemen yaitu mengangkat Bapak
Anton Sukarna dan Ibu Tiwul Widyastuti sebagai Direktur Perseroan, dan memberhentikan dengan
hormat Bapak Putu Rahwidhiyasa. Dengan demikian susunan anggota anggota Direksi Perseroan
menjadi sebagai berikut:

227
Susunan Direksi (Periode 9 Maret 2020 – 16 November 2020)

No Nama Jabatan Dasar Hukum Periode Lulus Fit &


Pengangkatan Proper Test
1. Toni Eko Boy Direktur Akta No. 09, RUPS 2017-2020 Kep-
Subari Utama tanggal 9 Maret 9 Maret 2020 - 20/D.03/2018, 15
2020 penutupan RUPS Februari 2018
Tahun Buku 2023
2. Achmad Direktur Akta No. 09, RUPS 2017-2020 Kep-
Syafii tanggal 9 Maret 9 Maret 2020 - 21/D.03/2018, 15
2020 penutupan RUPS Februari 2018
Tahun Buku 2023
3. Kusman Direktur Akta No. 09, RUPS 2015 – 2021 Kep-51/D-03/2015,
Yandi tanggal 9 Maret 9 Maret 2020 - 24 Agustus 2015
2020
penutupan RUPS
Tahun Buku 2023
4. Ade Cahyo Direktur Akta No. 09, RUPS 2017-2020 Kep-2/D.03/2018,
Nugroho tanggal 9 Maret 9 Maret 2020 - 4 Januari 2018
2020 penutupan RUPS
Tahun Buku 2023
5. Rosma Direktur Akta No. 09, RUPS 9 Maret 2020 - Masih dalam
Handayani tanggal 9 Maret penutupan RUPS proses fit and
2020 Tahun Buku 2023 proper test
6. Anton Direktur Akta No. 09, RUPS 9 Maret 2020 - Masih dalam
Sukarna tanggal 9 Maret penutupan RUPS proses fit and
2020 Tahun Buku 2023 proper test

7. Tiwul Direktur Akta No. 09, RUPS 9 Maret 2020 - Masih dalam
Widyastuti tanggal 9 Maret penutupan RUPS proses fit and
2020 Tahun Buku 2023 proper test

Pada tanggal 17 November 2020 telah ditandatanganinya Keputusan Di Luar Rapat Umum Pemegang
Saham PT Bank Syariah Mandiri yang menghasilkan perubahan manajemen, yaitu mengangkat Bapak
Hery Gunardi sebagai Direktur Utama, dan memberhentikan dengan hormat Bapak Toni Eko boy
Subari. Dengan demikian susunan anggota anggota Direksi Perseroan menjadi sebagai berikut:
Susunan Direksi (Periode 17 November 2020 – 3 Desember 2020)
No Nama Jabatan Dasar Hukum Periode Pengangkatan Lulus Fit & Proper Test
1. Hery Direktur Akta No. 29, 17 November 2020 – Masih dalam proses fit
Gunardi Utama RUPS tanggal 17 November 2023 and proper test
17 November
2020
2. Achmad Direktur Akta No. 09, 2017-2020 Kep-21/D.03/2018, 15
Syafii RUPS tanggal 9 9 Maret 2020 - Februari 2018
Maret 2020
penutupan RUPS
Tahun Buku 2023

228
No Nama Jabatan Dasar Hukum Periode Pengangkatan Lulus Fit & Proper Test
3. Kusman Direktur Akta No. 09, 2015 – 2021 Kep-51/D-03/2015, 24
Yandi RUPS tanggal 9 9 Maret 2020 - Agustus 2015
Maret 2020
penutupan RUPS
Tahun Buku 2023
4. Ade Cahyo Direktur Akta No. 09, 2017-2020 Kep-2/D.03/2018, 4
Nugroho RUPS tanggal 9 9 Maret 2020 - Januari 2018
Maret 2020
penutupan RUPS
Tahun Buku 2023
5. Rosma Direktur Akta No. 09, 9 Maret 2020 - Masih dalam proses fit
Handayani RUPS tanggal 9 penutupan RUPS and proper test
Maret 2020 Tahun Buku 2023
6. Anton Direktur Akta No. 09, 9 Maret 2020 - Kep-130/D.03/2020,
Sukarna RUPS tanggal 9 penutupan RUPS 10 September 2020
Maret 2020 Tahun Buku 2023
7. Tiwul Direktur Akta No. 09, 9 Maret 2020 - Kep-174/D.03/2020 18
Widyastuti RUPS tanggal 9 penutupan RUPS November 2020
Maret 2020 Tahun Buku 2023

Pada tanggal 4 Desember 2020 telah ditandatanganinya Keputusan Di Luar Rapat Umum Pemegang
Saham PT Bank Syariah Mandiri yang menghasilkan perubahan manajemen, yaitu membatalkan
pengangkatan Ibu Rosma Handayani sebagai Direktur yang membawahi fungsi Kepatuhan. Dengan
demikian susunan anggota anggota Direksi Perseroan menjadi sebagai berikut:
Susunan Direksi (Periode 3 Desember 2020 – 31 Desember 2020)
No Nama Jabatan Dasar Hukum Periode Pengangkatan Lulus Fit & Proper Test
1. Hery Direktur Akta No. 29, 17 November 2020 – Masih dalam proses
Gunardi Utama RUPS tanggal 17 November 2023 fit and proper test
17 November
2020
2. Achmad Direktur Akta No. 09, 2017-2020 Kep-21/D.03/2018,
Syafii RUPS tanggal 9 9 Maret 2020 - 15 Februari 2018
Maret 2020
penutupan RUPS
Tahun Buku 2023
3. Kusman Direktur Akta No. 09, 2015 – 2021 Kep-51/D-03/2015,
Yandi RUPS tanggal 9 9 Maret 2020 - 24 Agustus 2015
Maret 2020
penutupan RUPS
Tahun Buku 2023
4. Ade Cahyo Direktur Akta No. 09, 2017-2020 Kep-2/D.03/2018, 4
Nugroho RUPS tanggal 9 9 Maret 2020 - Januari 2018
Maret 2020
penutupan RUPS
Tahun Buku 2023
5. Anton Direktur Akta No. 09, 9 Maret 2020 - Kep-130/D.03/2020
Sukarna RUPS tanggal 9 penutupan RUPS 10 September 2020
Maret 2020 Tahun Buku 2023

229
No Nama Jabatan Dasar Hukum Periode Pengangkatan Lulus Fit & Proper Test
6. Tiwul Direktur Akta No. 09, 9 Maret 2020 - Kep-174/D.03/2020
Widyastuti RUPS tanggal 9 penutupan RUPS 18 November 2020
Maret 2020 Tahun Buku 2023

Dalam rangka mendukung pelaksanaan dan tanggung jawab Direksi, Mandiri Syariah telah mengangkat
2 (empat) pejabat SEVP yaitu:
1. Bapak Wawan Setiawan sebagai SEVP Individual & SME Banking Directorate, sesuai SK Direksi
Nomor 22/420-KEP/DIR tanggal 22 Oktober 2020 tentang Pembidangan Tugas dan Wewenang
Anggota Direksi dan SEVP
2. Bapak Karya Prasetya Budi sebagai SEVP Wholesale Risk Management Directorate, sesuai SK Direksi
Nomor 22/420-KEP/DIR tanggal 22 Oktober 2020 tentang Pembidangan Tugas dan Wewenang
Anggota Direksi dan SEVP.

Riwayat Hidup Singkat Anggota Direksi (Periode Per 31 Desember 2019)


Nama Riwayat Hidup Singkat
Hery Gunardi Warga Negara Indonesia. Lahir di Bengkulu, 26 Juni 1962. Alumnus Finance
Direktur Utama and Accounting, University of Oregon, USA, tahun 1991.
Perjalanan karir:
- Kepala Sub Bagian Sindikasi Hutang, PT Bapindo (1996 – 1998).
- Anggota Tim Merger, PT Bank Mandiri (1998 –1999).
- Regional Marketing Manager, PT Bank Mandiri (Juli 1999 – Januari 2002).
- Dept. Head Bank Assurance & Direktur Project Pendirian PT AXA Mandiri,
PT Bank Mandiri (September 2002 – November 2003).
- Direktur PT AXA Mandiri Financial Services (November 2003 – Januari
2006).
- Senior Vice President, Group Head PT Bank Mandiri (Januari 2006 – Januari
2009).
- President Komisaris PT AXA Mandiri Financial Services (Mei 2006 – Mei
2009).
- Executive Vice President, PT Bank Mandiri (Januari 2009 – November
2011).
- Komisaris Utama, PT Mandiri Manajemen Investasi (Januari 2009 – 2013)
- Executive Vice President, PT Bank Mandiri (Januari 2009 – Januari 2013).
- Managing Director Micro & Retail Banking, PT Bank Mandiri (April 2013 –
Januari 2015).
- President Komisaris PT AXA Mandiri Financial Services (Mei 2013 – Maret
2015).
- Direktur Consumer Banking, PT Bank Mandiri (Maret 2015 – April 2016).
- Direktur Distribution, PT Bank Mandiri (April 2016 – Maret 2018).
- Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan, PT Bank Mandiri (Maret 2018 – Mei
2019) .
- Direktur Bisnis dan Jaringan, PT Bank Mandiri (Mei – Desember 2019).
- Direktur consumer & Retail Transaction, PT Bank Mandiri (Desember 2019
– Februari 2020
- Wakil Direktur Utama, PT Bank Mandiri ( Februari – Oktober 2020)
Achmad Syafii Warga Negara Indonesia. Lahir Brebes, 2 Januari 1967
Direktur Alumnus Fakultas Teknik Informatika dan Komputer, Jurusan Teknik
Informatika, STEMIK Budi Luhur, tahun 2009. Meraih gelar Magister

230
Nama Riwayat Hidup Singkat
Manajemen Informatika, STEMIK Budi Luhur, tahun 2013
Perjalanan karir:
- Clerk di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (April 1988).
- Senior Clerk di PT Bank Mandiri, Tbk. (Desember 1988-Oktober 1988).
- Assistant Manager di PT Bank Mandiri Tbk. (September 2000- Januari
2003).
- Manager di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (0oktober 2003).
- Senior Manager di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Oktober 2004 –Januari
2006).
- Assistant Vice President di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Juli 2006 -
Oktober 2007).
- Vice President di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Oktober 2008).
- DH Integration Hub. & Common Application Services di PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. (Agustus 2012).
- DH Integration Hub Common (2012).
- DH IT Integration & Core Banking Support di PT Bank Mandiri
(Persero)Tbk. (Januari 2015).
- Departement Head Core Banking Support (2015).
- Vice President di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (November 2015).
- Pjs. Group Head IT Application Support (2016).
Kusman Yandi Warga Negara Indonesia. Lahir di Dumai 1 Mei 1965. Alumnus Fakultas
Direktur Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Riau dan meraih gelar MBA
di bidang business administration dari Universitas Gadjah Mada tahun 2018.
Perjalanan karir:
- Vice President Commercial Banking Center Manager Area Bekasi (2007).
- Vice President Commercial Banking Center Manager Area JakartaKelapa
Gading (2007–2010).
- Vice President Commercial Banking Center Manager Area Jakarta Plaza
Mandiri (2010–2013).
- Executive Business Office Commercial & Business Banking Bank Mandiri
(2013–2014).
- SEVP Wholesale Mandiri Syariah (2014–2015).
Ade Cahyo Nugroho Warga Negara Indonesia. Lahir di Jakarta 19 Maret 1978.
Direktur Alumnus Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Indonesia tahun
2003 dan meraih gelar MBA tahun 2011 dari Rotterdam School of
Management, Erasmus University Netherland.
Perjalanan karir:
- Officer Development Program PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2003).
- Manager General Admin & Support – Finance & Strategy Directorate –
PTBank Mandiri (Persero) Tbk (2005-2007).
- Senior Manager Strategic & Performance Group PT Bank Mandiri(Persero)
Tbk (2007-2010).
- Department Head Decision Support Consumer Finance PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. (2012-2014).
- Deputy Director PT Mandiri Tunas Finance (2014- 2015).
- Direktur Finance & Strategy PT Mandiri Tunas Finance (2015-2016).
- SEVP Finance & Strategy di PT Bank Syariah Mandiri (2016 – 2017).
Anton Sukarna Warga Negara Indonesia. Lahir di Bandung, 24 November 1970.
Direktur Alumnus Fakultas Sosial Ekonomi Peternakan, Institut Pertanian Bogor,
tahun 1994.

231
Nama Riwayat Hidup Singkat
Perjalanan karir:
- Section Head PT. Charoen Pokphand Indonesia (1994-1997).
- Account Officer Pembiayaan dan Investasi PT. Bank Syariah Mandiri (1999-
2002)
- Kepala Cabang KC Tasikmalaya PT Bank Syariah Mandiri (2003-2004).
- Kepala Cabang KC Cirebon PT Bank Syariah Mandiri (Persero) Tbk (2004 –
2005).
- Kepala Cabang KC Kelapa Gading PT Bank Syariah Mandiri (2007– 2008).
- Kepala Cabang KC Depok PT Bank Syariah Mandiri (2008– 2011).
- Wakadiv Pembiayaan Konsumer PT Bank Syariah Mandiri (2011-2012).
- Group Head Commercial Banking PT Bank Syariah Mandiri (2015-2016).
- Region Head Kanwil VII Indonesia Timur PT Bank Syariah Mandiri (2016-
2018)
- Region Head Kanwil III Jakarta PT Bank Syariah Mandiri (2018-2019)
- SEVP Distribution & Service PT Bank Syariah Mandiri (2019)
- SEVP Distribution & Sales PT Bank Syariah Mandiri (2019-2020)
Tiwul Widyastuti Warga Negara Indonesia. Lahir di Wonogiri, 4 April 1966.
Direktur Alumnus Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Stiper, tahun 1989, dan
meraih Magister Manajemen dari STIM Prasetya Mulya tahun 2001.
Perjalanan karir:
- Analis Perkreditan, PT Bank Dagang Negara (1990-1992).
- Asisten Account Officer Kredit, PT Bank Dagang Negara (1992-1995)
- Account Manager Koorporasi, PT Bank Dagang Negara (1995-1999)
- Senior Credit Risk Management Corporate Credit I, PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk, (1999-2005)
- Dept. Head Multi Industri I, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, (2006-2010)
- Executive Credit Officer Risk Management, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk,
(2011-2015)
- Group Head Corporate Risk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, (2015-2018)
- Komisaris PT Usaha Gedung Mandiri (2017-2020)
- Group Head Commercial Risk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, (2018-2020)

Hubungan Keluarga dan Keuangan Direksi dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi lain
dan/atau Pemegang Saham Pengendali

Selama tahun 2020, Direksi tidak mempunyai hubungan keluarga dan keuangan baik dengan anggota
Dewan Komisaris, anggota Direksi lain dan/atau Pemegang Saham Pengendali serta hubungan
kepengurusan dengan perusahaan lain.

Hubungan Keluarga dengan Hubungan Keuangan dengan Hubungan


Dewan Direksi Pemegang Dewan Direksi Pemegang Kepengurusan
Nama Komisaris Saham Komisaris Saham dengan
Pengendali Pengendali perusahaan
lain
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Hery Gunardi - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √

Achmad Syafii - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √

Kusman Yandi - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √

Ade Cahyo - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √
Nugroho

232
Anton Sukarna - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √

Tiwul Widyastuti - √ - √ - √ - √ - √ - √ - √

Kepemilikan Saham

Selama tahun 2020, Direksi tidak memiliki saham di PT Bank Syariah Mandiri, di Bank Lain dan di
Perusahaan lain. Anggota berasal dari Direksi pihak yang tidak memiliki hubungan dengan perusahaan
afiliasi Mandiri Syariah dan atau Pemegang Saham Pengendali.
Saham di Saham Saham di
Nama Jabatan Mandiri di Bank Perusahaan
Syariah lain Lain
Hery Gunardi Direktur Utama Nihil Nihil Nihil
Achmad Syafii Direktur Nihil Nihil Nihil
Kusman Yandi Direktur Nihil Nihil Nihil
Ade Cahyo Nugroho Direktur Nihil Nihil Nihil
Anton Sukarna Direktur Nihil Nihil Nihil
Tiwul Widyastuti Direktur Nihil Nihil Nihil

Rangkap Jabatan anggota Direksi pada perusahaan atau lembaga lain

Selama tahun 2020 tidak ada anggota Direksi yang memiliki rangkap jabatan sebagai anggota Dewan
Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada 1 (satu) pada Bank, perusahaan dan/atau lembaga lain
yang dapat menimbulkan potensi benturan kepentingan.

DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS)

Dewan Pengawas Syariah (DPS) sebagai badan independen yang direkomendasikan DSN-MUI yang
berada di Lembaga Keuangan Syariah (LKS), bertugas mengawasi agar produk dan jasa yang ditawarkan
serta kegiatan operasional berjalan sesuai dengan ketentuan syariah serta memastikan implementasi
pelaksanaan Fatwa Dewan Syariah Nasional di Lembaga Keuangan Syariah.
Dalam hal pelaksanaan tugas pengawasan, DPS bekerja sama dengan Satuan Kerja Kepatuhan dan
Satuan Kerja Audit Intern untuk memastikan pelaksanaan kepatuhan bank terhadap prinsip syariah.
Secara garis besar Dewan Pengawas Syariah (DPS) melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) serta memberikan nasihat dan saran kepada
Direksi terkait dengan pelaksanaan kegiatan Bank agar sesuai dengan prinsip syariah. Dewan Pengawas
Syariah diangkat dan disahkan melalui RUPS sesuai dengan rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional
(DSN).

Susunan Dewan Pengawas Syariah (DPS) Mandiri Syariah periode 1 Januari 2020 – 31 Desember 2020
No Nama Jabatan Dasar Hukum Tanggal Efektif
1 Dr. H. Mohamad Ketua Akta No. 5 tanggal 14 Oktober 22 Oktober 2019
Hidayat, MBA, MH 2019

233
2 Dr. H. Oni Sahroni, Anggota Akta No. 5 tanggal 14 Oktober 22 Oktober 2019
MA 2019
3 Dr. Hj. Siti Ma’rifah, Anggota Akta No. 24 tanggal 13 November 22 Oktober 2019
MM, MH, MA 2019

Riwayat Hidup Singkat Dewan Pengawas Syariah

Nama Riwayat Hidup Singkat


Dr. H. Mohamad Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta, 3 Mei 1967
Hidayat, MBA, MH Pengalaman Kerja
Ketua Selain menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas Syariah Mandiri
Syariah, beliau pernah menjabat sebagai:
a. Badan Pengurus Harian Dewan Syariah Nasional MUI,
b. Dosen S-2 Program PSTTI Universitas Indonesia,
c. Dosen S-2 Program IEF Universitas Trisakti,
d. Supervisor dan advisor di beberapa institusi keuangan/non
keuangan Islam,
e. Penulis Buku,
f. Ketua Umum Al- Washiyyah Foundation.
Pendidikan dan Pelatihan
a. Meraih gelar Sarjana (SI) di IAIN Jakarta, Fakultas Syariah pada
tahun 1991,
b. Meraih gelar Master of Business Administration (MBA) di IPWI
Jakarta pada tahun 1999
c. Meraih gelar Magister (S2) di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Institute
at Business Law & Legal Management (IBLAM) Jakarta pada tahun
2003.
d. Meraih gelar Doktor (S3) di Universitas Trisakti dalam bidang
Islamic Economic and Finance pada tahun 2014.
Dasar Pengangkatan Pertama kali:
Akta No. 24 tanggal 8 September 1999
Akta No. 10 tanggal 19 Juni 2008
Akta No. 19 tanggal 28 Juni 2011
Akta No. 07 tanggal 5 April 2016
Akta No. 55, tanggal 22 Oktober 2019
Periode Jabatan:
27 Maret 2019 - 27 Maret 2022
Dr. H. Oni Sahroni, Warga Negara Indonesia, lahir di Serang, 26 November 1975
MA (Berlaku efektif Pengalaman Kerja
setelah mendapat Sebelum menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas Syariah
persetujuan dari OJK) Mandiri Syariah, beliau pernah menjabat sebagai:
a. Anggota Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI,
b. Anggota DPS PT Adira Dinamika Multi FinanceTbk (UUS),
c. Anggota DPS PT BNP Paribas Investment Partners,
d. Anggota DPS PT Bank Muamalat Indonesia Tbk,
e. Anggota DPS PT Bank Maybank Indonesia Tbk (UUS),
f. Anggota Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS) IAI,

234
Nama Riwayat Hidup Singkat
g. Tenaga Ahli Syariah International Shariah Research Academy for
Islamic Finance (ISRA) – Bank Negara Malaysia,
h. Direktur SEBI Islamic Business & Economics Research Center
(SIBER-C),
Pendidikan dan Pelatihan
a. Meraih gelar Sarjana Lisence (SI) di Universitas Al-Azhar Kairo,
Jurusan Syariah Islamiah, Fakultas Syariah dan Qanun pada
tahun 2000
b. Meraih gelar Magister (S2) di Universitas Al-Azhar Kairo, Jurusan
Fiqh Muqaran, Fakultas Syariah dan Qanun pada tahun 2005
c. Meraih gelar Doktor (S3) di Universitas Al-Azhar Kairo, Jurusan
Fiqh Muqaran, Fakultas Syariah dan Qanun
Dasar Pengangkatan:
Akta No. 55, tanggal 22 Oktober 2019
Periode Jabatan:
22 Oktober 2019 – 22 Oktober 2022

Dr. Hj. Siti Ma’rifah, Warga Negara Indonesia, lahir di Sukabumi, 12 Mei 1967
Pengalaman Kerja
MM, MH, MA Sebelum menjabat sebagai Anggota Dewan Pengawas Syariah Mandiri
(Berlaku efektif Syariah, beliau pernah menjabat sebagai:
setelah mendapat a. Komite Ahli Pengembangan Perbankan Syariah pada Bank Indonesia,
persetujuan dari OJK) b. Anggota Badan Pengurus Harian Dewan Syariah Nasional MUI,
c. Rektor Tazkia University College of Islamic Economics,
d. Global Shariah Advisor di Dubai,
e. Komite Ahli Perbankan Syariah Kuala Lumpur dan Bank Indonesia.
f. Anggota Komite Ekonomi Nasional, dan
g. KomiteEkonomi dan Industri Nasional.
Pendidikan dan Pelatihan

a. Meraih gelar Sarjana (SI) di STAISA, Jurusan Tarbiyah pada tahun


1990
b. Meraih Sarjana (S1) di Universitas Krisna Dwipayana, Jurusan Hukum
pada tahun 1999
c. Meraih gelar Magister (S2) di Unitama Jagakarsa,
JurusanManajemenPemasaran pada tahun 2010
d. Magister (S2) UNKRIS, Jurusan Hukum pada tahun 2020
e. Meraih gelar Doktor (S3) di Universitas Krisnadwipayana, Jurusan
Ilmu Hukum pada tahun 2020
Dasar Pengangkatan:

Akta No. 24, tanggal 13 Nopember 2019

Periode Jabatan:

22 Oktober 2019 – 22 Oktober 2022

235
Rangkap Jabatan Anggota Dewan Pengawas Syariah Pada Lembaga Keuangan Syariah Lainnya
Setiap anggota DPS telah mengungkapkan rangkap jabatannya tidak terdapat anggota DPS yang
melakukan rangkap jabatan pada lembaga perbankan lainnya. Rangkap jabatan DPS tersebut tidak
bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan dengan tetap memperhatikan
independensi DPS, serta penghindaran terjadinya conflict of interest.
No Nama Rangkap Jabatan
1 Dr. H. Mohamad Hidayat, a. Anggota DPS PT Asuransi Manulife (asuransi).
MBA, MH b. Anggota DPS PT Asuransi Allianz Syariah (asuransi).
c. Ketua DPS PT BRIngin Life Syariah.
d. Anggota DPS UUS BTN Syariah (perbankan).
2 Dr. H. Oni Sahroni, MA a. Ketua DPS Lembaga Inisiatif Zakat Indonesia
b. Anggota DPS PT BNP Paribas Investment Partners.
c. Anggota DPS PT Adira Dinamika Multifinance.
3 Dr. Hj. Siti Ma'rifah, MM, a. Anggota DPS PT Panin Dai-chi Life
MH, MA b. Anggota DPS PT Jiwa Central Asia Raya
c. Anggota DPS Reasuransi Nasional Indonesia
d. Anggota DPS Toyota Astra Financial Services

Tugas dan Tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah

1. Mengawasi dan memastikan kesesuaian kegiatan operasional bank terhadap fatwa yang
dikeluarkan oleh DSN-MUI.
2. Menilai dan memastikan pemenuhan aspek syariah terhadap pedoman operasional, dan
produk yang dikeluarkan bank.
3. Memberikan opini dari aspek syariah terhadap pelaksanaan operasional bank secara
keseluruhan dalam laporan publikasi bank.
4. Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia produk baru bank
yang belum ada fatwanya.
5. Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah terhadap mekanisme
penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan bank.
6. Menyampaikan laporan hasil pengawasan syariah sekurangkurangnya setiap 6 (enam) bulan
kepada Direksi, Komisaris, Dewan Syariah Nasional dan Otoritas Jasa Keuangan.
7. Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara
optimal.
8. Meminta data dan informasi terkait aspek syariah dari satuan kerja bank dalam rangka
pelaksanaan tugas DPS.

Rapat Dewan Pengawas Syariah

Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab, selama tahun 2020 DPS melaksanakan 8 kali rapat yang
dihadiri secara fisik oleh DPS, seperti tersaji pada tabel di bawah ini:

236
Dewan Pengawas Syariah
Dr. H. Dr. H. Oni Dr. Hj. Siti Ma'rifah,
Mohamad Hidayat, Sahroni, MA MM, MH
Rapat
MBA, MH
Jumlah
25 25 25 25
Kehadiran
Dalam Rapat

Adapun agenda yang dibahas pada beberapa kali penyelenggaraan rapat selama tahun 2020 adalah
sebagai berikut:
1. Permohonan Opini DPS perihal Blokir Sebagian Fasilitas Pembiayaan Murabahah (Sinking
Fund) sebagai Upaya Mitigasi Selama Proses Mutasi Payrol
2. Permohonan Opini DPS perihal Penunjukan BSM sebagai Bank Pembayar oleh LPS untuk Bank
Syariah yang Dicabut Izin Usahanya
3. Permohonan Opini DPS perihal Skema Akad dlm Rangka Take Over dari Lembaga Keuangan
Konvensional (LKK)
4. Permohonan Opini DPS perihal Penempatan Dana Valas BSM pada Instrumen dan Produk
Bank Syariah di Luar Negeri
5. Permohonan Opini DPS perihal Skema Asset Purchase Portofolio Kredit Bank Mandiri kepada
BSM dalam Implementasi Qanun Aceh
6. Permohonan Opini DPS perihal Tabungan Emas Mandiri Syariah
7. Permohonan Opini DPS perihal Penggunaan Virtual Private Cloud (Mandiri Cloud) oleh BSM
8. Permohonan Opini DPS perihal POJK No. 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian
Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Corona Virus Disease 2019
9. Permohonan Opini DPS perihal Layanan Card with One Time Password (OTP)
10. Permohonan Opini DPS perihal Skema Pembiayaan Kembali (Refinancing) Syariah dgn Akad
Musyarakah Mutanaqisah (MMQ)
11. Permohonan Opini DPS perihal Produk Pembiayaan dengan SK Pensiun sebagai Jaminan
12. Permohonan Opini DPS perihal Sinergi Perbankan sesuai POJK No. 28/POJK.03/2019
13. Permohonan Opini DPS perihal Produk Tabungan Bisnis Mandiri Syariah
14. Permohonan Opini DPS perihal Digital Value Chain Financing
15. Penegasan Dewan Pengawas Syariah atas Opini Nomor 22/06/DPS/III/2020 tentang Produk
Tabungan Emas Mandiri Syariah
16. Penanggung Jawab Syariah di Bank Kustodian
17. Pembahasan Action Plan Bank atas Temuan Uji Petik DPS dan Pengawasan Syariah (Uji
Petik) Online
18. Penegasan Dewan Pengawas Syariah tentang Perpanjangan Waktu Penerapan Blokir
Sebagian Fasilitas Pembiayaan Murabahah (Sinking Fund) sebagai Upaya Mitigasi selama
Proses Mutasi Payroll
19. Opini DPS ttg PMK No. 65/PMK.05/2020 yang Disempurnakan dengan PMK No.
85/PMK.05/2020 tentang Tata Cara Pemberian Subsidi Margin untuk Pembiayaan Usaha
Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah dalam Rangka Mendukung Pelaksanaan Program
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
20. Permohonan Opini DPS perihal Layanan Syariah Point
21. Permohonan Opini DPS perihal Produk Paylater melalui Mandiri Syariah Mobile (MSM)

237
22. Permohonan Opini DPS perihal Tambahan Fitur Cetak dan Tarik Emas pada Tabungan Emas
(sebagai Penyempurnaan Opini DPS No. 2206DPSIII2020 tanggal 11 Maret 2020 tentang
Tabungan Emas Mandiri Syariah
23. Permohonan Opini DPS perihal Layanan Mandiri Debit OnLine (MSDO)
24. Permohonan Opini DPS perihal Pembukaan Deposito dan Tabungan Autosave melalui
Mandiri Syariah Mobile (MSM)
25. Permohonan Opini DPS perihal Penangguhan Pembayaran Bagi Hasil dalam Akad
Musyarakah Mutanaqishah (MMQ) Refinancing

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS

Dewan Pengawas Syariah melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan Bank dengan melakukan:
a. Menganalisis laporan yang disampaikan oleh Direksi, pelaksana fungsi audit intern dan/atau
fungsi kepatuhan untuk mengetahui kualitas pelaksanaan pemenuhan Prinsip Syariah atas
kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank.
Pada beberapa kali pelaksanaan uji petik, DPS Mandiri Syariah melakukan koordinasi dengan
unit kerja Internal Audit dan Compliance untuk mengumpulkan data dan informasi terhadap
cabang tertentu, sebelum uji petik itu sendiri dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan agar DPS
sudah memiliki informasi yang utuh atas suatu cabang, sehingga lebih fokus pada saat
pelaksanaan uji petik.
b. Menetapkan jumlah uji petik (sampel) transaksi yang akan diperiksa dengan memperhatikan
kualitas pelaksanaan pemenuhan Prinsip Syariah dari masing-masing kegiatan. Pada setiap
awal tahun, DPS Mandiri Syariah melakukan rapat internal DPS untuk menentukan beberapa
cabang yang akan diuji petik.
c. Memeriksa dokumen transaksi yang diuji petik untuk mengetahui pemenuhan Prinsip
Syariah sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan internal Bank yang berlaku. Fokus
pemeriksaan DPS Mandiri Syariah adalah terhadap pemenuhan aspek-aspek syariah/sharia
compliance. Antara lain;
1) kesesuaian akad yang digunakan,
2) terpenuhinya unsur-unsur akad dimaksud pada suatu skim pembiayaan,
3) pemeriksaan terhadap SP3, Nota Analisa Pembiayaan (SAP), Akad dan Akta
Notaris.
d. Melakukan inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan/atau konfirmasi kepada
pegawai Bank dan/atau nasabah untuk memperkuat hasil pemeriksaan dokumen;
e. Melakukan review terhadap ketentuan internal yang berlaku terkait aspek syariah apabila
terdapat indikasi ketidaksesuaian pelaksanaan pemenuhan Prinsip Syariah;
f. Memberikan pendapat syariah atas kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta
pelayanan jasa Bank. Opini Syariah DPS khusus untuk hal ini menjadi suatu persyaratan yang
harus dipenuhi oleh Mandiri Syariah dalam rangka pemenuhan persyaratan proses audit
laporan keuangan tahunan Mandiri Syariah oleh KAP.
g. Melaporkan hasil pengawasan Dewan Pengawas Syariah kepada Direksi dan Dewan
Komisaris. Laporan ini memuat dokumentasi kegiatan DPS yang disusun secara semesteran.
Yang memuat, antara lain:

238
1) Hasil pengawasan terhadap proses pengembangan produk baru Bank meliputi
tujuan, karakteristik, akad dalam produk, kesesuaiannya dengan Fatwa DSN- MUI,
review sistem dan prosedur produk baru.
2) Hasil pengawasan terhadap kegiatan bank meliputi penghimpunan dana,
penyaluran dana, serta pelayanan jasa Bank. Bentuk pengawasan berupa; analisis
Laporan Hasil Audit Intern, penetapan dan pemeriksaan jumlah uji petik transaksi,
review terhadap Standar Prosedur Operasional (SOP) terkait aspek Syariah.
3) Opini DPS terhadap kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana, serta
pelayanan jasa Bank. Dengan menyajikan data berupa: Jumlah Prosedur (Surat
Edaran), Data Pembiayaan serta opini DPS atas produk baru Bank.

Pada tahun 2020 DPS telah mengeluarkan 22 Opini Syariah, adapun opini yang
dikeluarkan DPS dengan rincian sebagai berikut:

No Opini Tentang

1 No. 22/01/DPS/I/2020, Opini Dewan Pengawas Syariah tentang


22 Januari 2020 Penerapan Blokir Sebagian Fasilitas Pembiayaan
Murabahah (Sinking Fund) sebagai Upaya
Mitigasi Selama Proses Mutasi Payroll
2 No. 22/02/DPS/V/2020, Opini Dewan Pengawas Syariah tentang
20 Februari 2020 Penunjukan BSM sebagai Bank Pembayar oleh
LPS untuk Bank Syariah yang Dicabut Izin
Usahanya
3 No. 22/03/DPS/V/2020, Opini Dewan Pengawas Syariah tentang Skema
20 Februari 2020 Akad dalam Rangka Take Over dari Lembaga
Keuangan Konvensional (LKK)
4 No. 22/04/DPS/III/2020, Opini Dewan Pengawas Syariah tentang
11 Maret 2020 Penempatan Dana Valas BSM pada Instrumen
dan Produk Bank Syariah di Luar Negeri
5 No. 22/05/DPS/III/2020, Opini Dewan Pengawas Syariah tentang Skema
11 Maret 2020 Asset Purchase Portofolio Kredit Bank Mandiri
kpd BSM dalam Implementasi Qanun Aceh
6 No. 22/06/DPS/III/2020, Opini Dewan Pengawas Syariah tentang
11 Maret 2020 Tabungan Emas Mandiri Syariah
7 No. 22/07/DPS/III/2020, Opini Dewan Pengawas Syariah tentang
11 Maret 2020 Penggunaan Virtual Private Cloud (Mandiri Cloud)
oleh BSM
8 No. 22/08/DPS/IV/2020, Opini Dewan Pengawas Syariah tentang perihal
16 April 2020 POJK No. 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus
Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan
Countercyclical Dampak Penyebaran Corona
Virus Disease 2019
9 No. 22/09/DPS/IV/2020, Opini Dewan Pengawas Syariah tentang
16 April 2020 Layanan Card with One Time Password (OTP)

239
No Opini Tentang

10 No. 22/10/DPS/IV/2020, Opini Dewan Pengawas Syariah tentang Skema


16 April 2020 Pembiayaan Kembali (Refinancing) Syariah
dengan Akad Musyarakah Mutanaqisah (MMQ)
11 No. 22/11/DPS/IV/2020, Opini Dewan Pengawas Syariah tentang Produk
16 April 2020 Pembiayaan dengan SK Pensiun sebagai
Jaminan
12 No. 22/12/DPS/V/2020, Opini Dewan Pengawas Syariah tentang Sinergi
18 Mei 2020 Perbankan sesuai POJK No. 28/POJK.03/2019
13 No. 22/13/DPS/V/2020, Opini Dewan Pengawas Syariah tentang Produk
18 Mei 2020 Tabungan Bisnis Mandiri Syariah
14 No. 22/14/DPS/V/2020, Opini Dewan Pengawas Syariah tentang Digital
18 Mei 2020 Value Chain Financing
15 No. Opini DPS ttg PMK No. 65/PMK.05/2020 yang
22/13/DPS/VII/2020, 20 Disempurnakan dengan PMK No.
Juli 2020 85/PMK.05/2020 tentang Tata Cara Pemberian
Subsidi Margin untuk Pembiayaan Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan Usaha Menengah dalam
Rangka Mendukung Pelaksanaan Program
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
16 No. Opini DPS tentang Layanan Syariah Point
22/17/DPS/VII/2020, 31
Agustus 2020

17 No. 22/18/DPS/IX/2020, Opini DPS tentang Produk Paylater melalui


30 September 2020 Mandiri Syariah Mobile (MSM)

18 No. 22/19/DPS/IX/2020, Opini DPS tentang Tambahan Fitur Cetak dan


30 September 2020 Tarik Emas pada Tabungan Emas (sebagai
Penyempurnaan Opini DPS No.
22/06/DPS/III/2020 tanggal 11 Maret 2020
tentang Tabungan Emas Mandiri Syariah
19 22/20/DPS/IX/2020, 30 Opini DPS tentang Layanan Mandiri Debit
September 2020 OnLine (MSDO)

20 22/21/DPS/IX-2020, 30 Opini DPS tentang Pembukaan Deposito dan


September 2020 Tabungan Autosave melalui Mandiri Syariah
Mobile (MSM)
21 22/22/DPS/XI/2020, 30 Opini DPS tentang Penangguhan Pembayaran
November 2020 Bagi Hasil dalam Akad Musyarakah
Mutanaqishah (MMQ) Refinancing
22 22/23/DPS/XI/2020, 30 Opini DPS tentang Pengenaan Biaya
November 2020 Penjadwalan Kembali (Reschedule) atas
Pembiayaan Murabahah kepada Nasabah yang
Terdampak Covid-19

240
4) Metodologi dan teknik pengambilan uji sampel pemeriksaan
Pada tahun 2020 DPS telah melakukan uji petik/pengawasan langsung sebanyak 16
(enam belas) kali dengan rincian 14 (empat belas) Kantor Cabang, 1 (satu) Kantor
Cabang Pembantu dan 1 (satu) Kantor Area Mandiri Syariah yaitu:
No Tanggal Unit
Kerja
1 4-6 Februari 2020 Area Jambi
2 12-14 Februari 2020 KC Mataram
3 3-5 Maret 2020 KCP Magelang
4 18-20 Maret 2020 KC Kendari
5 19 Juni 2020 KC Hasanudin
6 24 Juni 2020 KC Thamrin
7 29 Juni 2020 KC Mayestik
8 16 Juli 2020 KC Warung Buncit
9 24 Juli 2020 KC Bekasi
10 13 Agustus 2020 KC Depok
11 19 Agustus 2020 KC Tangerang
12 19 Agustus 2020 KC Bintaro
13 19 Agustus 2020 KC Ciputat
14 7 Oktober 2020 KC Serang
15 13 November 2020 KC Cilegon
16 4 Desember 2020 KC Kebon Jeruk

Dengan konsentrasi uji petik yaitu dokumen transaksi pendanaan, pembiayaan


dengan dengan basis akad:
(1) Murabahah.
(2) Mudharabah.
(3) Musyarakah, termasuk Musyarakah Mutanaqisah.
(4) Ijarah.
(5) Pembiayaan skemaTake Over
(6) Pembiayaan skema Refinancing
(7) Pembiayaan kepada koperasi
Guna melengkapi proses pemeriksaan, DPS juga meminta dan mempelajari hasil
temuan Internal Audit Group (IAG) dari masing-masing Kantor Cabang yang diuji petik
sebagai bahan penilaian dan memberikan rekomendasi-rekomendasi berdasarkan
ketentuan syariah

h. Meningkatkan Pemahaman Praktek Perbankan Syariah


Hal penting lainnya adalah pada saat melakukan Uji Petik DPS Mandiri Syariah

241
melakukan dialog dengan pimpinan dan jajaran pegawai cabang, untuk menganalisa
lebih dalam kendala- kendala bisnis dan operasional cabang yang berkaitan dengan
aspek syariah sehingga dapat dipastikan kesesuaian dengan prinsip syariah. Selain itu
DPS juga memberikan arahan dan penguatan materi “Akad dan Produk Perbankan
Syariah” kepada staf cabang, dengan mengadakan Forum Klinik Syariah untuk
menjawab keluhan sekaligus menerima masukan yang dapat memperbaiki kualitas
pemenuhan aspek syariah.

Hal ini dimaksudkan agar semua pejabat cabang memahami dan mengenali kembali
skema produk dan jasa perbankan syariah. Termasuk akad-akad standar yang
digunakan dalam produk pendanaan, pembiayaan dan jasa. Sehingga harapannya dari
sisi bisnis tetap tumbuh dan dari aspek syariah terpenuhi.

Untuk menunjang semua pencapaian di atas, DPS secara moral spiritual memiliki
kewajiban untuk menyampaikan motivasi dan arahan kepada semua pejabat dan
pegawai cabang agar senantiasa mengedepankan akhlak/etika islami dalam
menjalankan semua tugas dan tanggung jawab yang menjadi amanah Perusahaan.
Keseluruhan temuan hasil uji petik langsung pada kantor cabang telah disampaikan
kepada Direksi atau unit kerja terkait untuk ditindaklanjuti dan diperbaiki guna
memenuhi kesesuaian dengan prinsip syariah yang telah ditetapkan.

KOMITE KOMITE KOMISARIS

Untuk Memaksimalkan tugas Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap Bank, Dewan
Komisaris dibantu oleh tiga komite yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite
Remunerasi dan Nominasi. Pembentukan komite-komite di bawah Dewan Komisaris berpedoman pada
PBI No. 11/33/PBI/2009. Keberadaan komite sebagai organ Dewan Komisaris bertujuan untuk
mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris. Independensi,
integritas, dan profesionalisme menjadi nilai-nilai dasar yang wajib dipertahankan tiap anggota komite
agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif.
Komite Audit

Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah,
antara lain telah pula mengatur kegiatan Komite Audit. Ketentuan-ketentuan tersebut telah dijadikan
pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Komite Audit untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab Dewan Komisaris.
Pembentukan Komite Audit di PT Bank Syariah Mandiri dilengkapi dengan pengesahan Piagam Komite
Audit (Audit Committee Charter) PT Bank Syariah Mandiri pada tanggal 20 Mei 2005 yang menjadi
pedoman utama dan acuan pelaksanaan kerja bagi para anggota Komite Audit, yang mana telah
diperbaharui pada tanggal 08 Februari 2011, dan terakhir diperbaharui tanggal 4 Desember 2014 dan
ditetapkan dalam SKB Dewan Komisaris dan Direksi No.17/001-SKB/KOM.DIR tanggal 09 Maret 2015
mengenai Penetapan Revisi Pedoman dan Tata Tertib Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko PT
Mandiri Syariah.

242
Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris PT Mandiri Syariah
No. 18/002-SKB/KOM.DIR tanggal 1 November 2016 telah ditetapkan Revisi Pedoman dan Tata Tertib
(Charter) Komite Audit, sebagai acuan Komite Audit dalam melaksanakan tugasnya membantu Dewan
Komisaris melakukan pengawasan Bank, terutama dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasan
atas hal-hal yang terkait dengan informasi keuangan, sistem pengendalian intern (Internal Control
System), efektivitas pemeriksaan oleh intern dan ekstern auditor, efektifitas pelaksanaan manajemen
risiko (bersama-sama dengan Komite Pemantau Risiko), kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.
Dewan Komisaris membentuk Komite Audit agar dapat membantu dan memfasilitasi Dewan Komisaris
dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasan atas hal-hal yang berterkaitan dengan informasi
keuangan, sistem pengendalian intern efektifitas atas pemeriksaan auditor eksternal dan internal,
efektifitas pemeriksaan oleh auditor eksternal dan internal, efektifitas pelaksanaan manajemen risiko
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Anggota Komite Audit wajib memiliki:
1. Memiliki integritas yang tinggi, akhlak dan moral yang baik serta mampu berkomunikasi
dengan baik
2. Anggota Komite Audit yang berasal dari pihak independen memiliki keahlian di bidang
keuangan atau akuntansi
3. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundang-undangan Pasar Modal
dan peraturan yang terkait usaha perbankan
4. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundang-undangan Pasar Modal
dan peraturan yang terkait usaha perbankan
5. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung dengan Bank.

Sebagai salah satu pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas Komite Audit, dengan ini disampaikan
Laporan Komite Audit PT Mandiri Syariah selama periode 1 Januari 2020 sampai dengan 31 Desember
2020.
a. Independensi Anggota Komite Audit
Untuk menjaga dan meningkatkan independensi pelaksanaan tugas dan pemberi pendapat,
rekomendasi maupun saran kepada Dewan Komisaris. Seluruh anggota Komite Audit yang
berasal dari pihak independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan
saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang
Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuan
bertindak independen.
Untuk menjamin kualitas pelaksanaan tugas dan pemberian saran, seluruh anggota Komite
Audit memiliki latar belakang keuangan dan/atau akuntansi. Dengan demikian seluruh
persyaratan independensi anggota Komite Audit yang sesuai dengan peraturan dan kaidah
praktik terbaik GCG telah dipenuhi
b. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab Komite Audit sebagaimana diatur dalam
Charter Komite Audit dimaksud, selama Tahun 2019 Komite Audit telah secara proaktif
menyelenggarakan rapat-rapat Komite Audit dengan berbagai tema pembahasan terkait
kegiatan bisnis dan/atau operasional Bank maupun melakukan kajian on site/observasi ke
lapangan untuk melihat langsung kegiatan bisnis dan/atau operasional di Cabang-Cabang,
serta menghadiri Rapat Dewan Komisaris & Direksi & DPS (Rakomdir/Ragab), Rapat Komite
Pemantau Risiko dan Rapat Komite Remunerasi & Nominasi.

243
Sesuai Charter Komite Audit yang disusun dengan mengacu pada PBI No. 11/33/PBI/2009,
Komite Audit mempunyai tugas dan tanggung jawab, sebagai berikut:
1) Melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan audit intern dan ekstern
dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern (internal control system)
termasuk kecukupan dalam proses pembuatan laporan keuangan. Dalam rangka
melaksanakan tugas tersebut, Komite melakukan evaluasi terhadap:
a) Pelaksanaan tugas yang dilaksanakan oleh fungsi/unit audit intern.
b) Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan audit dan/atau
rekomendasi dari hasil pengawasan Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan,
Dewan Pengawas Syariah, Auditor intern dan/atau Auditor ekstern.
2) Melakukan pemantauan dan evaluasi atas efektivitas pelaksanaan audit oleh
fungsi/unit audit intern terhadap penerapan sistem pengendalian intern pada setiap
jenjang, unit kerja, produk, aktivitas dan/atau transaksi sesuai best practices
dan/atau ketentuan yang berlaku.
3) Mempelajari dan memastikan bahwa proses pemilihan Kantor Akuntan Publik telah
dilaksanakan sesuai prosedur dan/atau ketentuan yang berlaku.
4) Memberikan rekomendasi mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor
Akuntan Publik kepada Dewan Komisaris.
5) Melakukan koordinasi dengan pihak intern Bank dan ekstern, termasuk Kantor
Akuntan Publik dalam rangka mengevaluasi efektivitas pelaksanaan audit ekstern.
6) Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas pengaduan
yang berkaitan dengan perusahaan.
7) Menelaah laporan pelaksanaan Good Corporate Governance Bank.

c. Susunan dan Riwayat Hidup Anggota Komite Audit


Susunan Anggota Komite Audit PT Bank Syariah Mandiri berjumlah 4 (empat) orang, terdiri
dari 2 (dua) orang Komisaris Independen (salah satunya menjabat sebagai Ketua), dan 2 (dua)
orang anggota berasal dari pihak independen di luar bank, dengan susunan seperti tercantum
pada tabel di bawah ini:
Susunan Komite Audit sebagai berikut:
Nama Jabatan Keterangan Keahlian
Bangun Sarwito Ketua Komisaris  Bisnis
Kusmulyono* Independen  Manajemen
 Perbankan
Mulya Effendi Siregar Anggota Komisaris  Ekonomi
Utama/Komisaris  Perbankan
Independen
M. Kapitra Ampera** Anggota Komisaris Hukum
Independen
Bambang Widianto*** Anggota Komisaris  Ekonomi
Independen  Perbankan
 SDM
Suyanto**** Anggota Komisaris Manajemen
Independen

244
M. Arief Rosyid Anggota Komisaris Kesehatan
Hasan**** Independen
M. Arifin Firdaus***** Anggota Komisaris  Hukum
 Perbankan
Masduki Anggota Komisaris  Sastra Arab
Baidlowi****** Independen  Pemerintahan
Djoko Seno Adji Anggota  Akuntansi
Pihak Independen
 Perbankan
M. Zacky Thayib Anggota − Akuntansi
Pihak Independen  Manajemen

* Mulai menjabat sejak tanggal 12 Februari 2020.


** Berhenti menjabat sejak tanggal 3 April 2020.
*** Berhenti menjabat sejak tanggal 13 Oktober 2020.
****Mulai menjabat sejak tanggal 3 April 2020.
*****Mulai menjabat sejak tanggal 3 April sampai dengan 7 Desember 2020.
******Mulai menjabat sejak tanggal 13 Oktober 2020.

Riwayat Hidup Singkat Komite Audit


Profil Komite Audit per 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:

Nama Jabatan
Bangun Sarwito
Kusmulyono Ada pada bagian Dewan Komisaris
Ketua Komite Audit
Mulya Effendi
Siregar Ada pada bagian Dewan Komisaris
Anggota Komite
Audit
Suyanto
Anggota Komite Ada pada bagian Dewan Komisaris
Audit
M. Arief Rosyid Ada pada bagian Dewan Komisaris
Hasan
Anggota Komite
Audit
Masduki Baidlowi
Anggota Komite Ada pada bagian Dewan Komisaris
Audit
Djoko Seno Adji, Lahir di Bogor, Jawa Barat, 27 Mei 1959.
Anggota Pendidikan:
Akademi Akuntansi Indonesia Jakarta (D3), Fakultas Ekonomi
Manajemen Universitas Muhammadiyah Jakarta (S1), Fakultas
Hukum Universitas Indonesia Jakarta (S1 - Extention).
Sertifikasi yang dimiliki:
- Qualified Internal Auditor (QIA),
- Sertifikasi Kompentensi Level I pada Bidang Manajemen

245
Nama Jabatan
Risiko Perbankan
- Sertifikasi Kompentensi Auditor (Level Senior Auditor).
Pengalaman kerja:
- Pegawai Bank Exim Cabang Jakarta Gambir (1981-1988),
- Internal Auditor Bank Exim (1989-1999),
- Internal Auditor Bank Mandiri (2000-2015).
Training/ workshop yang pernah diikuti, antara lain:
- Technical Skill Computer Audit,
- Managing Credit Administration,
- Training KYC – AML & Auditing,
- Corporate Banking for Internal Audit,
- Pendidikan dan Pelatihan Komunikasi dan Psikologi Audit,
- Simposium Nasional Akuntansi,
- Fraud Investigation, dan lain lain.
Periode Jabatan:
- Periode I : 1 Juli 2016 - 1 Juli 2017
- Periode II : 1 Juli 2017 - 1 Juli 2018
- Periode III : 1 Juli 2018 - 1 Juli 2019
- Periode IV : 1 Juli 2019 – 1 Juli 2020
- Periode V : 1 Juli 2020 – 31 Desember 2020
M. Zacky Thayib, Lahir di Bandung pada tanggal 31 Oktober 1963.
Anggota Pendidikan :
Sarjana Ekonomi Akuntansi Universitas Padjadjaran (1986),
Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada (1998)

Kursus/Pelatihan yang pernah diikuti antara lain :


- Qualified Internal Auditor (QIA) dari Yayasan Pendidikan
Internal Audit (YPIA)
- Certified Fraud Examiner (CFE) dari Associations of Certified
Fraud Examiner (ACFE)
- Sertifikasi Manajemen Risiko level 3 dari Bankers Association
for Risk Management (BARA)
- Sertifikasi Kepatuhan level 2 dari Forum Komunikasi Direktur
Kepatuhan Perbankan (FK DKP)
Pengalaman Kerja:
- Pegawai Pimpinan Bank Exim di Biro Kredit Jangka Pendek &
Menengah (1990 s.d. 1993)
- Pegawai Pimpinan Cabang Bank Exim Imam Bonjol (1994 s.d.
1996)
- Pegawai Pimpinan Biro Pengawasan (1996 s.d. 1998)
- Investigator Bank Mandiri (1998 s.d 2006)
- Regional Internal Control Head (RICH) Bank Mandiri Region 3
Jakarta Kota (2006 s.d 2008)
- Regional Internal Control Head (RICH) Bank Mandiri Region 9
Banjarmasin (2008 s.d 2010)
- Department Head Internal Audit Bank Mandiri 2010 s.d.
2015)

246
Nama Jabatan
- Regional Business Control Head (RBCH) Bank Mandiri Region
1 Medan (2015 s.d 2017)
- Regional Business Control Head (RBCH) Bank Mandiri Region
4 Jakarta Thamrin (2017 s.d 2018)
- Learning Consultant (LC) Mandiri Universty Group (2018 s.d.
2019)
Periode Jabatan : 7 Januari 2020 - 7 Januari 2021

Rangkap Jabatan Anggota Komite


1) Tidak terdapat anggota Komite Audit yang merangkap jabatan sebagai Direksi PT
Bank Syariah Mandiri.
2) Ketua Komite Audit merangkap sebagai Anggota pada Komite Pemantau Risiko dan
Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi.
3) Anggota Komite Audit dari Pihak Independen atas nama Bpk. Kayim Hanuri
merangkap sebagai anggota Komite Pemantau Risiko.

Hubungan Keluarga, Keuangan dan Kepengurusan serta Kepemilikan Saham Anggota


Komite Audit
Setiap anggota Komite Audit tidak memiliki hubungan dengan perseroan ataupun
hubungan kekeluargaan dengan anggota Komisaris dan Direksi lainnya.

Kepengurusan dan
Hubungan Keluarga dengan Hubungan Keuangan Kepemilikan Saham pada
dengan Perusahaan lain
Nama
Dewan Direksi Komite Dewan Direksi Komite Dewan Direksi Komite
Komisaris Lainnya Komisaris Lainnya Komisaris Lainnya
Bangun
Sarwito - - - - - - - - -
Kusmulyono
Mulya E
Siregar - - - - - - - - -
M. Kapitra
Ampera - - - - - - - - -
Bambang
Widianto - - - - - - - - -
Suyanto
- - - - - - - - -
M. Arief
Rosyid - - - - - - - - -
Hasan
M. Arifin
Firdaus - - - - - - - - -
Masduki
Baidlowi - - - - - - - - -
Djoko Seno
Adji - - - - - - - - -
M. Zacky
Thayib - - - - - - - - -

247
Laporan Kerja Komite Audit
Selama Tahun 2020, Komite Audit telah melakukan tugas sesuai ketentuan yang
berlaku, mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

Tingkat Kehadiran Rapat Komite Audit


Sejak bulan Januari s/d Desember 2020 telah dilakukan 24 (dua puluh empat) kali
Rapat Komite Audit sebagai berikut:
Tanggal
No. Agenda Rapat Peserta Rapat
Rapat
Mulya Effendi
Siregar
Realisasi Hasil Pemeriksaan
Bambang
09 Januari Internal Audit Group (IAG) Periode
1 Widianto
2020 September sampai dengan
M. Kapitra Ampera
November 2019.
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Siregar
Progress Pengembangan Bambang
09 Januari
2 Information Technology (Termasuk Widianto
2020
Digital Banking). M. Kapitra Ampera
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Clearance Meeting Audit Laporan Siregar
13 Januari
3 Keuangan Mandiri Syariah 31 M. Kapitra Ampera
2020
Desember 2019. Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Siregar
22 Januari
4 Annual Audit Plan 2020. M. Kapitra Ampera
2020
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Laporan Realisasi Audit dan Top Siregar
04 Maret
5 Letters IAG periode Desember Bangun Sarwito
2020
2019 -Januari 2020. Kusmulyono
Djoko Seno Adji
Mulya Effendi
Siregar
09 April Progress Pengembangan Bangun Sarwito
6
2020 Information Technology (IT). Kusmulyono
Bambang
Widianto

248
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Siregar
Bangun Sarwito
Kusmulyono
23 April Suyanto
7 Hasil Audit Februari - Maret 2020.
2020 M. Arief Rosyid
Hasan
M. Arifin Firdaus
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Siregar
Bangun Sarwito
Kusmulyono
23 April Peningkatan Efektivitas dan Suyanto
8
2020 Efisiensi Biaya terhadap Covid. M. Arief Rosyid
Hasan
M. Arifin Firdaus
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Siregar
Bangun Sarwito
Kusmulyono
Bambang
Widianto
9 06 Mei 2020 Progress PAB 2019-2020.
Suyanto
M. Arief Rosyid
Hasan
M. Arifin Firdaus
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Siregar
Bangun Sarwito
Kusmulyono
Pengelolaan Likuiditas Mandiri Suyanto
10 06 Mei 2020
Syariah. M. Arief Rosyid
Hasan
M. Arifin Firdaus
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib

249
Mulya Effendi
Siregar
Bangun Sarwito
Kusmulyono
Progress implementasi strategi Suyanto
11 04 Juni 2020
Sustainable Finance (SF). M. Arief Rosyid
Hasan
M. Arifin Firdaus
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Siregar
Bangun Sarwito
Kusmulyono
12 18 Juni 2020 Entrance Meeting PwC. Suyanto
M. Arief Rosyid
Hasan
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Siregar
Bangun Sarwito
Kusmulyono
13 18 Juni 2020 Kick Off QAR Deloitte. Suyanto
M. Arief Rosyid
Hasan
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Siregar
Bangun Sarwito
Kusmulyono
Bambang
Widianto
14 25 Juni 2020 Hasil Audit April-Mei 2020.
Suyanto
M. Arief Rosyid
Hasan
M. Arifin Firdaus
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Siregar
Progress Pengembangan
15 30 Juli 2020 Bangun Sarwito
Information Technology.
Kusmulyono
Bambang

250
Widianto
Suyanto
M. Arief Rosyid
Hasan
M. Arifin Firdaus
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Siregar
Bangun Sarwito
Kusmulyono
06 Agustus Suyanto
16 Audit PwC
2020 M. Arief Rosyid
Hasan
M. Arifin Firdaus
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Siregar
Bangun Sarwito
Kusmulyono
12 Agustus Progress Implementasi Sustainable Suyanto
17
2020 Finance M. Arief Rosyid
Hasan
M. Arifin Firdaus
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Siregar
Bangun Sarwito
Kusmulyono
Bambang
18 Agustus Hasil QAR Fungsi Audit Intern oleh
18 Widianto
2020 Deloitte.
Suyanto
M. Arief Rosyid
Hasan
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Siregar
Bangun Sarwito
27 Agustus Progress Hasil Realisasi Audit Juni
19 Kusmulyono
2020 – Juli 2020.
Suyanto
M. Arief Rosyid
Hasan

251
M. Arifin Firdaus
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Siregar
Bangun Sarwito
Kusmulyono
24
Penaganan APU PPT, Legal, dan Suyanto
20 September
Syariah Issuess di Mandiri Syariah. M. Arief Rosyid
2020
Hasan
M. Arifin Firdaus
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Siregar
Bangun Sarwito
Kusmulyono
05 Suyanto
Pelaksanaan Sustainable Finance
21 November M. Arief Rosyid
Q3 2020.
2020 Hasan
M. Arifin Firdaus
Masduki Baidlowi
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Siregar
Bangun Sarwito
Kusmulyono
12 Suyanto
Laporan Hasil Realisasi Audit
22 November M. Arief Rosyid
Agustus - September 2020.
2020 Hasan
M. Arifin Firdaus
Masduki Baidlowi
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib
Mulya Effendi
Siregar
Bangun Sarwito
Kusmulyono
26
Manajemen Risiko Informasi Suyanto
23 November
Teknologi. M. Arief Rosyid
2020
Hasan
M. Arifin Firdaus
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib

252
Mulya Effendi
Siregar
Bangun Sarwito
Kusmulyono
23
Hasil Audit Laporan Keuangan Suyanto
24 Desember
Mandiri Syariah 2020 oleh PWC. M. Arief Rosyid
2020
Hasan
Masduki Baidlowi
Djoko Seno Adji
M. Zacky Thayib

Frekuensi Dan Tingkat Kehadiran Rapat Komite Audit

Selama tahun 2020, Komite Audit telah menyelenggarakan rapat Komite Audit
sebanyak 24 (dua puluh empat) kali. Adapun frekuensi dan tingkat kehadiran
masing-masing anggota Komite Audit adalah sebagai berikut.

Tabel Tingkat Kehadiran Rapat Komite Audit

Total Jumlah
Nama Jabatan Persentase
Rapat Rapat

Bangun Sarwito Ketua 19 19


100%
Kusmulyono*

Mulya Effendi Siregar Anggota 24 24 100%

M. Kapitra Ampera** Anggota 5 4 80%

Bambang Widianto*** Anggota 20 7 35%

Suyanto**** Anggota 19 18 95%

M. Arief Rosyid Anggota 19 18


95%
Hasan****

M. Arifin Firdaus***** Anggota 18 14 78%

Masduki Baidlowi****** Anggota 4 3 75%

Djoko Seno Adji Anggota 24 24 100%

M. Zacky Thayib Anggota 24 23 96%

* Mulai menjabat sejak tanggal 12 Februari 2020.


** Berhenti menjabat sejak tanggal 3 April 2020.
*** Berhenti menjabat sejak tanggal 13 Oktober 2020.
****Mulai menjabat sejak tanggal 3 April 2020.
*****Mulai menjabat sejak tanggal 3 April sampai dengan 7 Desember 2020.
******Mulai menjabat sejak tanggal 13 Oktober 2020.

253
Selama tahun 2020, Komite Audit telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab
sesuai ketentuan yang berlaku. Pelaksanaan tugas Komite Audit dilakukan melalui
Kajian, Laporan dan Usulan dengan rincian sebagai berikut:

No. Pembahasan
1 Laporan Kegiatan Komite Audit Periode Januari-Desember 2019.
2 Review atas Laporan Pos-Pos Tertentu PT Bank Syariah Mandiri posisi 31
Desember 2019.
3 Laporan Hasil Pemeriksaan KAP PWC Untuk Tahun yang Berakhir pada tanggal
31 Desember 2019.
4 Rekomendasi Usulan Penunjukan KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan
untuk Melakukan Audit Laporan Keuangan Tahunan PT Bank Syariah Mandiri
Tahun Buku 2020.
5 Hasil Review atas Penyampaian Surat BPK-RI Terkait Pemantauan
Pelaksanakan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan BPK-RI Pada PT
Bank Syariah Mandiri.
6 Hasil Penelaahan atas Laporan Keuangan Publikasi PT PT Bank Syariah Mandiri
posisi 31 Desember 2019.
7 Review terhadap Permohonan Persetujuan Pembelian Tanah dan Bangunan
Untuk Kantor Wilayah Bandung dan Surabaya.
8 Review Hasil Negosiasi Tambahan Honorarium Jasa Audit Laporan Keuangan
PT Bank Syariah Mandiri Tahun Buku 2020.
9 Review atas laporan Pos-Pos Tertentu PT Bank Syariah Mandiri posisi 29
Februari 2020.
10 Rekomendasi Usulan Penunjukan Konsultan Pelaksana Jasa Konsultasi Untuk
Telaah Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) dan Kaji Ulang
Fungsi Audit Intern Bank Syariah Mandiri Sesuai POJK No. 1/POJK.03/2019
Pada Tahun 2020.
11 Hasil Penelaahan Realisasi Audit dan Top Letters Internal Audit Group Periode
Desember 2019 dan Januari 2020.
12 Hasil Penelaahan Realisasi Audit dan Top Letters Internal Audit Group Periode
Februari 2020.
13 Review atas Laporan Pos-Pos Tertentu PT Bank Syariah Mandiri posisi 31
Maret 2020.
14 Hasil Penelaahan Realisasi Audit dan Top Letters Internal Audit Group Periode
Maret 2020.
15 Review atas laporan Pos-Pos Tertentu PT Bank Syariah Mandiri posisi 30 April
2020.
16 Hasil Penelaahan Realisasi Audit dan Top Letters Internal Audit Group Periode
April 2020.
17 Review atas laporan Pos-Pos Tertentu PT Bank Syariah Mandiri posisi 31 Mei
2020.
18 Hasil Penelaahan Realisasi Audit dan Top Letters Internal Audit Group Periode
Mei 2020.
19 Review atas laporan Pos-Pos Tertentu PT Bank Syariah Mandiri posisi 30 Juni
2020.
20 Hasil Penelaahan Realisasi Audit dan Top Letters Internal Audit Group Periode
Juni 2020.
21 Review atas laporan Pos-Pos Tertentu PT Bank Syariah Mandiri posisi 31 Juli

254
2020.
22 Review atas laporan Pos-Pos Tertentu PT Bank Syariah Mandiri posisi 31
Agustus 2020.
23
Hasil Penelaahan Atas Laporan Keuangan Publikasi PT Bank Syariah Mandiri
Posisi 30 Juni 2020
24 Hasil Penelaahan Realisasi Audit dan Top Letters Internal Audit Group Periode
Juli 2020
25
Hasil Penelaahan Realisasi Audit dan Top Letters Internal Audit Group Periode
Agustus 2020
26
Review atas laporan Pos-Pos Tertentu PT Bank Syariah Mandiri posisi 30
September 2020.
27 Review Hasil Negosiasi Honorarium Jasa Audit Laporan Keuangan PT Bank
Syariah Mandiri Tahun Buku 2020
28 Hasil Penelaahan Realisasi Audit dan Top Letters Internal Audit Group Periode
September 2020
29 Hasil Penelaahan Atas Laporan Keuangan Publikasi PT Bank Syariah Mandiri
Posisi 30 September 2020
30 Review atas laporan Pos-Pos Tertentu PT Bank Syariah Mandiri posisi 31
Oktober 2020.
31 Usulan Atas Permohonan Masukan dan Ekspektasi Dewan Komisaris Dalam
Rangka Penyusunan Annual Audit Plan (AAP) Tahun 2021.
32 Monitoring dan Tindaklanjut atas Kasus Fraud Periode Triwulan III 2020
33 Hasil Penelaahan Realisasi Audit dan Top Letters Internal Audit Group Periode
Oktober 2020
34 Review atas laporan Pos-Pos Tertentu PT Bank Syariah Mandiri posisi 30
November 2020.

Rapat Dengan Dewan Komisaris dan RakomDir, Rapat Komite Pemantau Risiko
Di samping itu, Komite Audit juga mengikuti berbagai macam rapat yaitu Rapat Dewan
Komisaris (Rakom) sebanyak 17 (tujuh belas) kali, Rapat Dewan Komisaris dengan
Direksi dan SEVP (Rakomdir) sebanyak 13 (tiga belas) kali, Rapat Gabungan Dewan
Komisaris, Dewan Pengawas Syariah (DPS), Direksi dan SEVP (Ragab) sebanyak 2 (dua)
kali dan Rapat Komite Pemantau Risiko sebanyak 49 (empat puluh sembilan) kali.
Dengan demikian jumlah rapat keseluruhan yang dihadiri Komite Pemantau Audit
sebanyak 104 (seratus empat) kali dengan agenda pembahasan Evaluasi kinerja PT
Mandiri Syariah per bulan, Action Plan, dan isu-isu Strategis Lainnya.

Rapat Komite Remunerasi


Dari total 7 (tujuh) agenda rapat Komite Remunerasi dan Nominasi yang
diselenggarakan pada tahun 2020, Komite Audit telah mengikuti keseluruhan Rapat
Komite Remunerasi dan Nominasi dengan agenda, sebagai berikut :
a) Materi RUPST Mandiri Syariah Tahun Buku 2019;
b) Penggantian Pengurus PT Bank Syariah Mandiri;
c) Penggantian Pengurus PT Bank Syariah Mandiri;
d) Penggantian Pengurus PT Bank Syariah Mandiri;
e) Penggantian Pengurus PT Bank Syariah Mandiri;

255
f) Pembatalan Pengangkatan Pengurus PT Bank Syariah Mandiri;
g) Pengunduran Diri Pengurus PT Bank Syariah Mandiri

Pengembangan Kompetensi Komite Audit.


Untuk menunjang pelaksanaan tugasnya serta meningkatkan kompetensi anggota
Komite Audit mengikuti Program Pelatihan baik secara formal maupun secara informal.
Adapun pelatihan yang dikuti oleh Komite Audit pada tahun 2020 diantaranya sebagai
berikut:

No Judul Penyelenggara
Pelatihan
1 Sosialisasi Core Value AKHLAK Bank Syariah Mandiri
2 Sosialisasi Hukum tentang Penyuapan, Gratifikasi Komisi Pemberantasan
dan tindak pidana korporasi Korupsi
3 Menyambut Mutual Evaluation Review (MER) PPATK
Financial Action Task Force (FATF) 2020 di PT Bank
Syariah Mandiri

Komite Pemantau Risiko

Dalam rangka pelaksanaan Good Corporate Governance di Bank Umum Syariah sesuai Peraturan Bank
Indonesia (PBI) No. 11/33/PBI/2009 tanggal 9 Desember 2009, Dewan Komisaris PT Bank Syariah
Mandiri telah membentuk Komite Pemantau Risiko (KPR) untuk mendukung efektifitas pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.

Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris Mandiri Syariah No.
18/002-SKB/KOM.DIR tanggal 1 November 2016 telah ditetapkan Revisi Pedoman dan Tata Tertib
(Charter) KPR, sebagai acuan KPR dalam melaksanakan tugasnya membantu Dewan Komisaris
melakukan pengawasan secara aktif atas penerapan Manajemen Risiko di Mandiri Syariah.

Komite Pemantau Risiko, dibentuk dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam melakukan
pengawasan. Komite Pemantau Risiko memiliki peran dalam pemantauan dan pengkajian atas kebijakan
pengelolaan risiko dan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik secara menyeluruh. Anggota
Komite Pemantau Risiko adalah para profesional yang memiliki kompetensi cukup dibidangnya masing-
masing dengan sudah berpengalaman. Para profesional ini tidak memiliki hubungan dengan perseroan
ataupun hubungan kekeluargaan dengan anggota Komisaris dan Direksi lainnya. Komite Pemantau
Risiko senantiasa mengedepankanindependensi baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam
melaporkan hasil kerja kepada Dewan Komisaris.

Latar belakang para anggota Komite Pemantau Risiko beragam, yakni manajemen strategis, manajemen
risiko, perbankan/keuangan dan akuntansi dan dimaksud untuk menjamin kualitas rekomendasi serta
menjadi narasumber perbaikan pelaksanaan manajemen risiko Bank. Mandiri Syariah telah menetapkan
acuan Komite Pemantau Risiko dalam melaksanakan tugasnya membantu Dewan Komisaris melakukan
pengawasan secara aktif atas penerapan Manajemen Risiko di Mandiri Syariah.

256
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab KPR sebagaimana diatur dalam Charter Komite
Pemantau Risiko dimaksud, selama periode 1 Januari 2019 sampai 31 Desember 2019, Komite
Pemantau Risiko(KPR) telah secara proaktif menyelenggarakan rapat-rapat dengan berbagai tema
pembahasan terkait kegiatan bisnis dan/atau operasional Bank maupun melakukan kajian– kajian
(review) secara on desk atau secara on site (observasi) ke lapangan untuk melihat langsung kegiatan
bisnis dan/atau operasional di Cabang-Cabang, serta menghadiri Rapat Dewan Komisaris & Direksi & DPS
(Rakomdir/Ragab), Rapat Komite Audit dan Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi. Dalam
melaksanakan tugas-tugasnya, KPR bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko


Berdasarkan PBI No. 11/33/PBI/2009 tanggal 9 Desember 2009, dalam rangka melaksanakan tugasnya
membantu Dewan Komisaris melakukan pengawasan secara aktif atas penerapan Manajemen Risiko di
Mandiri Syariah, Komite Pemantau Risiko (KPR) mempunyai tugas dan tanggung jawab, sebagai berikut:
1) Secara proaktif melakukan diskusi/menyelenggarakan rapat dengan Direksi atau unit kerja
terkait, untuk mengantisipasi adanya risiko atas sesuatu hal terkait kegiatan bisnis dan/atau
operasional Bank yang menurut pertimbangan Dewan Komisaris perlu didiskusikan/dirapatkan
dalam Rapat Komite, terutama apabila ada peristiwa penting/urgent atau peraturan eksternal
yang dapat mempengaruhi kegiatan bisnis dan/atau operasional Bank
2) Mengevaluasi Kebijakan Manajemen Risiko Bank
3) Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara Kebijakan Manajemen Risiko Bank dengan
pelaksanaan kebijakan tersebut
4) Melakukan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen
Risiko
5) Melakukan evaluasi atas laporan-laporan internal Bank terkait pengendalian risiko
6) Melakukan evaluasi terhadap perubahan struktur organisasi Bank sampai dengan satu tingkat di
bawah Direksi
7) Melakukan evaluasi terhadap laporan pertanggung jawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan
manajemen risiko dan kepatuhan
8) Mengevaluasi langkah-langkah yang diambil oleh Direksi dalam rangka memenuhi peraturan
Bank Indonesia, peraturan OJK dan Peraturan Perundang-undangan lain khususnya yang
berkaitan dengan manajemen risiko dan kepatuhan

Susunan dan Riwayat Hidup Singkat Anggota Komite Pemantau Risiko


Susunan keanggotaan Komite Pemantau Risiko PT Mandiri Syariah berjumlah 10 (sepuluh) orang, terdiri
dari 1 orang Ketua yang dijabat oleh Komisaris Utama/Independen, 6 (enam) orang anggota Komisaris
independen, 1 (satu) orang anggota Komisaris dan 2 (dua) orang anggota yang berasal dari pihak
independen di luar pengurus bank, Susunan Komite Pemantau Risiko adalah sebagai berikut:
Nama Jabatan Keterangan Keahlian
Mulya E Siregar Ketua Komisaris  Ekonomi
Utama/Komisaris  Perbankan
Independen
M. Kapitra Ampera* Anggota Komisaris Hukum
Independen

257
Nama Jabatan Keterangan Keahlian
Bambang Widianto** Anggota Komisaris  Ekonomi
Independen  Perbankan
 SDM
Bangun Sarwito Anggota Komisaris  Bisnis
Kusmulyono*** Independen  Manajemen
Perbankan
Suyanto**** Anggota Komisaris  Manajemen
Independen
M. Arief Rosyid Hasan**** Anggota Komisaris Kesehatan
Independen
M. Arifin Firdaus***** Anggota Komisaris  Hukum
Perbankan
Masduki Baidlowi****** Anggota Komisaris  Sastra Arab
Independen  Pemerintahan
Kayim Hanuri Anggota Pihak  Perbankan
Independen
Saifuddin Latief Anggota Pihak − Perbankan
Independen  Manajemen
*Berhenti menjabat sejak tanggal 3 April 2020
** Berhenti menjabat sejak tanggal 13 Oktober 2020
***Mulai menjabat sejak tanggal 12 Februari 2020
****Mulai menjabat sejak tanggal 3 April 2020
*****Mulai menjabat sejak tanggal 3 April sampai dengan 7 Desember 2020
******Mulai menjabat sejak tanggal 16 November 2020

Tingkat Kehadiran Rapat Komite Pemantau Risiko


Selama tahun 2020, Komite Pemantau Risiko telah menyelenggarakan rapat Komite Pemantau Risiko
sebanyak 49 (empat puluh sembilan) kali.
No Tanggal Agenda Peserta

Realisasi Pengembangan Sumber  Mulya E. Siregar


Daya Manusia (SDM) Tahun 2019  M. Kapitra Ampera
29 Januari 2020  Kayim Hanuri
1. dan Rencana Pengembangan
SDM Tahun 2020.  Saifuddin Latief

 Mulya E. Siregar
Peningkatan Produktivitas
29 Januari 2020  M. Kapitra Ampera
2. Distribution Channel.  Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
Laporan Pelaksanaan Tugas dan  Mulya E. Siregar
Tanggung Jawab Direktur yang  M. Kapitra Ampera
30 Januari 2020  Kayim Hanuri
3. membawahkan Fungsi kepatuhan
Triwulan IV 2019.  Saifuddin Latief

30 Januari 2020  Mulya E. Siregar


4. Laporan Tingkat Kesehatan Bank
 M. Kapitra Ampera

258
No Tanggal Agenda Peserta

Semester II 2019.  Kayim Hanuri


 Saifuddin Latief
Pengelolaan Rekening-Rekening  Mulya E. Siregar
27 Februari 2020
5. Perantara dan Suspense Account.  Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
Strategi Pengembangan Wealth  Mulya E. Siregar
27 Februari 2020
6. Management (Priority Banking).  Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
Evaluasi dan Improvement Proses
04 Maret 2020 Pembiayaan melalui Financing  Mulya E. Siregar
7.
Factory.  Kayim Hanuri

Pembiayaan dan Financing At  Mulya E. Siregar


Risk (FaR) Segmen Wholesale  Bambang Widianto
19 Maret 2020
8.  B.S.Kusmulyono
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 Bambang Widianto
 M. Kapitra Ampera
26 Maret 2020  B.S.Kusmulyono
9.  Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
Pembiayaan dan Financing At
Risk (FaR) Segmen Retail Bkg.

 Mulya E. Siregar
 Bambang Widianto
Strategi Marketing
02 April 2020  M. Kapitra Ampera
10. Communication Tahun 2020.
 B.S.Kusmulyono
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
Progress Tools Operational risk  Bambang Widianto
02 April 2020 pada Segmen Retail dan  M. Kapitra Ampera
11.
Wholesale.  B.S.Kusmulyono
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
Update Risiko (Credit Risk dan  Mulya E. Siregar
Operational Risk) Mandiri Syariah  Bambang Widianto
09 April 2020  B.S.Kusmulyono
12. akibat Virus Corona dan Risk
Mitigation.  Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
30 April 2020 Watchlist tools Wholesale  Bambang Widianto
13.
 B.S.Kusmulyono
 M. Arifin Firdaus

259
No Tanggal Agenda Peserta

 Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 B.S.Kusmulyono
Laporan Pelaksanaan Kepatuhan
30 April 2020  M. Arifin Firdaus
14. DymFK Periode Triwulan I 2020
 Suyanto
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 Bambang Widianto
Kesiapan penaganan dampak  B.S.Kusmulyono
14 Mei 2020 Covid 19 dan Update Progress  M. Arifin Firdaus
15.
Restrukturisasi  Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 Bambang Widianto
Kesiapan Penanganan Dampak  B.S.Kusmulyono
14 Mei 2020 Covid 19 dan Update Progres  M. Arifin Firdaus
16.
Restrukturisasi  Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 Bambang Widianto
Update Credit Risk dan
 B.S.Kusmulyono
Operational Risk di Region dan
14 Mei 2020  M. Arifin Firdaus
17. Update Pelaksanaan Operasional
 Suyanto
Dampak Covid 19.  M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
Progres Pengembangan dan  B.S.Kusmulyono
28 Mei 2020 Kinerja Keuangan Cabang secara  M. Arifin Firdaus
18.
Overall sesuai target KPI.  M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 B.S.Kusmulyono
Dampak covid terhadap kinerja
 M. Arifin Firdaus
28 Mei 2020 keuangan Mandiri Syariah overall
19.  Suyanto
sesuai RBB.  M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief

260
No Tanggal Agenda Peserta

 Mulya E. Siregar
 Bambang Widianto
 B.S.Kusmulyono
Progress implementasi strategi
04 Juni 2020  M. Arifin Firdaus
20. Marketing Communication.
 Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 B.S.Kusmulyono
Update Progress Restrukturisasi
 M. Arifin Firdaus
11 Juni 2020 Nasabah Terdampak Covid 19 dan
21.  Suyanto
Mitigasi Risikonya.  M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
Update Credit Risk dan  B.S.Kusmulyono
Operational Risk di Region dan  M. Arifin Firdaus
11 Juni 2020
22. Update Pelaksanaan Operasional  Suyanto
Dampak Covid 19 dan BCM.  M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 B.S.Kusmulyono
Revisi Rencana Bisnis Bank 2020 –  M. Arifin Firdaus
26 Juni 2020
23. 2022.  Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 Bambang Widianto
 B.S.Kusmulyono
Progress Pembiayaan Ritel
02 Juli 2020  M. Arifin Firdaus
24. Banking.
 Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 Bambang Widianto
 B.S.Kusmulyono
Progress Pembiayaan Wholesale
09 Juli 2020  M. Arifin Firdaus
25. Banking.
 Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latie
23 Juli 2020  Mulya E. Siregar
26. Update Progress Restrukturisasi
 Bambang Widianto

261
No Tanggal Agenda Peserta

akibat Covid 19.  B.S.Kusmulyono


 M. Arifin Firdaus
 Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 Bambang Widianto
 B.S.Kusmulyono
Update Operational Cabang dan
23 Juli 2020  M. Arifin Firdaus
27. pelaksanaan BCM.
 Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 Bambang Widianto
 B.S.Kusmulyono
Laporan Tingkat Kesehatan Bank
30 Juli 2020  M. Arifin Firdaus
28. Semester 1 2020.
 Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 B.S.Kusmulyono
Laporan Kepatuhan Semester 1
06 Agustus 2020  M. Arifin Firdaus
29. 2020.
 Suyanto
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 B.S.Kusmulyono
Update Progress Restrukturisasi  M. Arifin Firdaus
27 Agustus 2020
30. akibat Covid 19.  Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 B.S.Kusmulyono
 M. Arifin Firdaus
27 Agustus 2020 Update Operational Cabang.
31.  Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
03 September Progress Implementasi Human  B.S.Kusmulyono
32. 2020 Capital Strategy Juli 2020.  M. Arifin Firdaus
 Suyanto
 M. Arief Rosyid

262
No Tanggal Agenda Peserta

 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 Bambang Widianto
 B.S.Kusmulyono
10 September Progres Implementasi Strategi
 M. Arifin Firdaus
33. 2020 dan Program Kerja FBI.
 Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 B.S.Kusmulyono
24 September Update Progress Restrukturisasi
 M. Arifin Firdaus
34. 2020 akibat Covid 19  Suyanto
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 B.S.Kusmulyono
24 September Update Operational Cabang dan
 M. Arifin Firdaus
35. 2020 BCM.
 Suyanto
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 Bambang Widianto
 B.S.Kusmulyono
Progress Komite Manajemen
01 Oktober 2020  M. Arifin Firdaus
36. Risiko 2019 – 2020.
 Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 Bambang Widianto
 B.S.Kusmulyono
Update Kebijakan dan Prosedur
01 Oktober 2020  M. Arifin Firdaus
37. 2019 – 2020.
 Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 B.S.Kusmulyono
Update Progress Restrukturisasi  M. Arifin Firdaus
22 Oktober 2020
38. akibat Covid 19.  Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
22 Oktober 2020  Mulya E. Siregar
39. Update Operational Cabang dan
 B.S.Kusmulyono

263
No Tanggal Agenda Peserta

pelaksanaan BCM  M. Arifin Firdaus


 Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 B.S.Kusmulyono
 M. Arifin Firdaus
05 November Laporan Pelaksanaan Kepatuhan
 Suyanto
40. 2020 Periode Triwulan III/2020
 M. Arief Rosyid
 Masduki Baidlowi
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 B.S. Kusmulyono
 M. Arifin Firdaus
12 November
RBB 2021 – 2023.  Suyanto
41. 2020
 M. Arief Rosyid
 Masduki Baidlowi
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 B.S.Kusmulyono
26 November Update Progress Restrukturisasi  M. Arifin Firdaus
42. 2020 akibat Covid 19.  Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 B.S.Kusmulyono
26 November  M. Arifin Firdaus
Update Operational Cabang.
43. 2020  Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
26 November  Suyanto
Update RBB 2021-2023.
44. 2020  M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 B.S.Kusmulyono
03 Desember Progress Pengembangan  M. Arifin Firdaus
45. 2020 Pembiayaan Segmen Retail.  Suyanto
 M. Arief Rosyid
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief

264
No Tanggal Agenda Peserta

 Mulya E. Siregar
 B.S.Kusmulyono
10 Desember Progress Pengembangan  Suyanto
46. 2020 Pembiayaan Segmen Wholesale.  M. Arief Rosyid
 Masduki Baidlowi
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 B.S.Kusmulyono
Update Implementasi Sistem
10 Desember  Suyanto
Manajemen Anti Suap
47. 2020  M. Arief Rosyid
37001:2016.  Masduki Baidlowi
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 B.S.Kusmulyono
23 Desember Update Progress Restrukturisasi
 M. Arief Rosyid
48. 2020 akibat Covid 19.
 Masduki Baidlowi
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief
 Mulya E. Siregar
 B.S.Kusmulyono
23 Desember
Update Operational Cabang.  M. Arief Rosyid
49. 2020  Masduki Baidlowi
 Kayim Hanuri
 Saifuddin Latief

Selama tahun 2020, Komite Pemantau Risiko telah melaksanakan rapat sebanyak 49 (empat puluh
sembilan) kali. Adapun frekuensi dan tingkat kehadiran masing-masing anggota Komite Pemantau
Risiko adalah sebagai berikut.

Tabel Tingkat Kehadiran Rapat Komite Pemantau Risiko

Nama Jabatan Jumlah Rapat Jumlah Kehadiran Persentase

Mulya Effendi Siregar Ketua 49 49 100%

M. Kapitra Ampera* Anggota 11 7 64%

Bambang Widianto** Anggota 40 19 47%

Bangun Sarwito Anggota


45 42 93%
Kusmulyono***

Suyanto**** Anggota 38 34 89%

265
M. Arief Rosyid Anggota
38 33 87%
Hasan****

M. Arifin Firdaus***** Anggota 34 31 91%

Masduki Baidlowi****** Anggota 12 6 50%

Kayim Hanuri Anggota 49 49 100%

Saifuddin Latief Anggota 49 48 98%

*Berhenti menjabat sejak tanggal 3 April 2020


** Berhenti menjabat sejak tanggal 13 Oktober 2020
***Mulai menjabat sejak tanggal 12 Februari 2020
****Mulai menjabat sejak tanggal 3 April 2020
*****Mulai menjabat sejak tanggal 3 April sampai dengan 7 Desember 2020
******Mulai menjabat sejak tanggal 16 November 2020

Laporan Singkat Pelaksanaan Kegiatan Komite Pemantau Risiko Tahun 2020

Pelaksanaan Kajian (Review), Laporan dan Usulan yang dibuat Komite Pemantau Risiko selama tahun
2020 sebanyak 20 kertas kerja dengan agenda pembahasan sebagai berikut:

No. Agenda Pembahasan Jumlah


1
Laporan Kegiatan Komite Pemantau Risiko Periode Januari-Desember 2020. 1
2
Kajian (Review) atas Kinerja Keuangan Mandiri Syariah Bulanan, sebagai salah 12
satu materi yang menjadi agenda pembahasan Rapat Komisaris bulanan.
3 Usulan Jadwal dan Agenda Rapat Komite Pemantau Risiko dan Komite Audit 1
Periode Tahun 2020.
4 Laporan 2 (dua) mingguan Pelaksanaan Restruktursisasi Dampak Covid-19. 1
5 Kajian/Evaluasi Atas Perlunya Peningkatan Modal Dalam Rangka Penguatan 1
Capital Adequacy Ratio (CAR) PT Bank Syariah Mandiri.
6
Kajian/Evaluasi Lanjutan Atas Perlunya Peningkatan Modal Dalam Rangka 1

Penguatan CAR PT Bank Syariah Mandiri.


7 Kajian/Review terkait Teguran Bank Indonesia atas Pelanggaran Ketentuan 2
Kewajiban Pemberian Kredit atau pembiayaan kepada UMKM, dan Surat
Dewan Komisaris kepada Direksi terkait hal tersebut.
8 Kajian/Evaluasi Perkembangan Dampak Covid-19 terhadap FaR PT Bank 1
Syariah Mandiri.
Total 20

266
Independensi Anggota Komite Pemantau Risiko
Komite Pemantau Risiko senantiasa mengedepankan independensi baik dalam pelaksanaan tugas
maupun dalam melaporkan hasil kerja kepada Dewan Komisaris yang memiliki kompetensi cukup di
bidangnya masing-masing dengan sudah berpengalaman. Seluruh anggota Komite Pemantau Risiko yang
berasal dari pihak independen tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham
dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali
atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuan bertindak independent.

Tabel Independensi Komite Pemantau Risiko

Mulya Bangun M. Arief


Aspek M. Kapitra Bambang M. Arifin Masduki Kayim Saifuddin
Effendi Sarwito Suyanto Rosyid
Independensi Ampera Widianto Firdaus Baidlowi Hanuri Latief
Siregar Kusmulyono Hasan
Tidak memiliki
hubungan
keuangan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan Dewan
Komisaris dan
Direksi
Tidak memiliki
hubungan
kepengurusan
di perusahaan,
anak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
perusahaan,
maupun
perusahaan
afiliasi
Tidak memiliki
hubungan
kepemilikan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
saham di
perusahaan
Tidak memiliki
hubungan
keluarga
dengan Dewan
Komisaris,
Direksi,
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan/atau
sesama
anggota
Komite
Pemantau
Risiko
Tidak
menjabat
sebagai
pengurus √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
partai politik,
pejabat dan
pemerintah

Rangkap Jabatan Anggota Komite


a. Tidak terdapat Komite Pemantau Risiko yang merangkap jabatan sebagai Direksi Mandiri
Syariah
b. Ketua Komite Pemantau Risiko merangkap sebagai Anggota pada Komite Audit dan Anggota
Komite Remunerasi dan Nominasi.

267
Komite Remunerasi dan Nominasi
Komite Remunerasi dan Nominasi dibentuk untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan
tugas dan fungsi pengawasan atas hal-hal yang terkait dengan penetapan kualifikasi dan proses
nominasi serta remunerasi Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif dalam rangka mewujudkan
Good Corporate Governance. Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi wajib memiliki integritas,
akhlak dan moral yang baik dan diharapkan mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

Dewan Komisaris telah membentuk Komite Remunerasi dan Nominasi untuk mendukung efektivitas
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris PT Bank Syariah Mandiri (selanjutnya disebut
Mandiri Syariah). Hal ini sejalan dengan implementasi good corporate governance (vide PBI
No.11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah).

Komite Remunerasi dan Nominasi Mandiri Syariah telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja
sebagaimana dimaksud SKB Dewan Komisaris dan Direksi No.16/002-SKB/KOM-DIR tanggal 08
Desember 2014 tentang Penetapan Revisi Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Remunerasi dan
Nominasi PT Bank Syariah Mandiri.

Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi yang berasal dari pihak independen dan dapat merangkap
jabatan sebagai pihak independen anggota Komite lainnya pada perusahaan yang sama, dan/atau
perusahaan lainKomite Remunerasi dan Nominasi bertanggung jawab langsung kepada Dewan
Komisaris dan bekerja secara kolektif serta melaksanakan tugasnya secara independen terhadap
manajemen.

Komite Remunerasi dan Nominasi juga wajibmelaporkan hasil evaluasi yang telah dilakukan kepada
Dewan Komisaris. Salah satu bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas Komite Remunerasi
dan Nominasi, berikut Laporan Kegiatan Komite Remunerasi dan Nominasi PT Bank Syariah Mandiri
selama tahun 2020.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi
Komite Remunerasi dan Nominasi memiliki tugas dan tanggung jawab, antara lain sebagai berikut:
1) Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi;
2) Melakukan evaluasi terhadap kesesuaian antara kebijakan remunerasi dengan pelaksanaan
kebijakan tersebut;
3) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi bagi
Dewan Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah, Pejabat Eksekutif dan pegawai secara
keseluruhan;
4) Menyusun dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai sistem serta
prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan
Pengawas Syariah;
5) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai calon anggota Dewan
Komisaris, Direksi, dan/atau Dewan Pengawas Syariah;
6) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai calon pihak independen yang
akan menjadi anggota Komite Audit dan Anggota Komite Pemantau Risiko.
7) Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja dengan kesesuaian Remunerasi yang

268
diterima masing - masing anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris
8) Membantu Komisaris dalam penetapan Kebijakan Umum sumber daya manusia
9) Membantu Komisaris untuk memberikan rekomendasi tentang jumlah anggota Komisaris dan
Direksi

Susunan dan Riwayat Hidup Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi


Komite Renumerasi dan Nominasi PT Bank Syariah Mandiri telah memenuhi susunan keanggotaan
Komite Remunerasi dan Nominasi yang diwajibkan oleh Peraturan Bank Indonesia
No.11/33/PBI/2009 yaitu paling kurang terdiri dari 2 (dua) orang Komisaris Independen dan 1 (satu)
orang Pejabat Eksekutif Bank yang membawahi sumber daya manusia

Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut:


Nama Jabatan Keterangan Keahlian
M. Arief Rosyid Hasan* Ketua Komisaris Independen Kesehatan
Mulya Effendi Siregar** Anggota Komisaris  Ekonomi
Utama/Komisaris  Perbankan
Independen
M. Kapitra Ampera*** Anggota Komisaris Independen Hukum
Bambang Widianto**** Anggota Komisaris Independen  Ekonomi
 Perbankan
 SDM
Bangun Sarwito Ketua Komisaris Independen  Bisnis
Kusmulyono*****  Manajemen
 Perbankan
Suyanto****** Anggota Komisaris Independen  Manajemen

M. Arifin Firdaus******* Anggota Komisaris  Hukum


 Perbankan
Masduki Komisaris  Sastra Arab
Baidlowi******** Anggota  Pemerintahan
Dharmawan P. Hadad Sekretaris Group Head yang  Manajemen
membawahi Human  Ekonomi
Capital Keuangan
*Mulai menjabat sebagai Dewan Komisaris sejak tanggal 3 April 2020 dan diangkat sebagai Ketua
Komite Remunerasi dan Nominasi sejak tanggal 16 November 2020.
**Menjabat sebagai Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi sampai tanggal 16 November 2020.
***Berhenti menjabat sejak tanggal 3 April 2020.
**** Berhenti menjabat sejak tanggal 13 Oktober 2020.
***** Mulai menjabat sejak tanggal 12 Februari 2020.
****** Mulai menjabat sebagai sejak tanggal 3 April 2020
*******Mulai menjabat sejak tanggal 3 April sampai dengan 7 Desember 2020.
********Mulai menjabat sejak tanggal 13 Oktober 2020.

269
Nama Riwayat hidup
M. Arief Rosyid Hasan
Ada pada bagian Dewan Komisaris
Ketua Komite Remunerasi dan
Nominasi
Mulya E Siregar
Ada pada bagian Dewan Komisaris
Anggota Komite Remunerasi
dan Nominasi
Bangun Sarwito Kusmulyono
Ada pada bagian Dewan Komisaris
Anggota Komite
Remunerasi dan Nominasi
Suyanto Ada pada bagian Dewan Komisaris
Anggota Komite Remunerasi
dan Nominasi
Masduki Baidlowi Ada pada bagian Dewan Komisaris
Anggota Komite Remunerasi
dan Nominasi
Dharmawan P Hadad Lahir di Bekasi pada tanggal 17 Maret 1966
Sekretaris dan Non Voting
Member Pendidikan :
Sarjana bidang Kurikulum Pendidikan, Master Manajemen
dan Doktor Economic and Finance

Pengalaman Kerja:
- Group Head Learning Centre Group (2015)
- Group Head Corporate Secretary Group (2016)
- Group Head Human Capital Services Group (2018)
- Group Head Human Capital Policy Group (2020)
- Group Head Human Capital Group (2020)

Tingkat Kehadiran Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi


Selama tahun 2020, Komite Remunerasi dan Nominasi telah melakukan 7 (tujuh) kali
Rapat dengan agenda pembahasan dan kehadiran masing-masing anggota Komite
Remunerasi dan Nominasi, sebagai berikut:
No. Tanggal Rapat Agenda Rapat Peserta Rapat
Mulya Effendi Siregar
Materi RUPST Mandiri Syariah
1. 16 Januari 2020 Bambang Widianto
Tahun Buku 2019
Dharmawan P. Hadad
Mulya Effendi Siregar
Penggantian Pengurus
2. 27 Februari 2020 Bambang Widianto
Perseroan
Dharmawan P. Hadad
Mulya Effendi Siregar
Penggantian Pengurus
3. 2 April 2020 Bambang Widianto
Perseroan
Dharmawan P. Hadad

270
Mulya Effendi Siregar
Bangun Sarwito
22 September Penggantian Pengurus
4. Kusmulyono
2020 Perseroan
Bambang Widianto
Dharmawan P. Hadad
Mulya Effendi Siregar
Bangun Sarwito
Kusmulyono
Penggantian Pengurus Suyanto
5. 20 Oktober 2020
Perseroan M. Arief Rosyid Hasan
M. Arifin Firdaus
Masduki Baidlowi
Dharmawan P. Hadad
Mulya Effendi Siregar
Bangun Sarwito
Kusmulyono
30 November Pembatalan Pengangkatan Suyanto
6.
2020 Pengurus Perseroan M. Arief Rosyid Hasan
M. Arifin Firdaus
Masduki Baidlowi
Dharmawan P. Hadad
Mulya Effendi Siregar
Bangun Sarwito
Kusmulyono
08 Desember Pengunduran Diri Pengurus
7. Suyanto
2020 Perseroan
M. Arief Rosyid Hasan
Masduki Baidlowi
Dharmawan P. Hadad

Frekuensi Dan Tingkat Kehadiran Rapat Komite Remunerasi Dan Nominasi

Selama tahun 2020, Komite Remunerasi dan Nominasi telah menyelenggarakan rapat Komite
Remunerasi dan Nominasi sebanyak 7 (tujuh) kali. Adapun frekuensi dan tingkat kehadiran masing-
masing anggota Komite Remunerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut.

Tabel Tingkat Kehadiran Rapat Komite Remunerasi Dan Nominasi

Nama Jabatan Total Rapat Jumlah Kehadiran Persentase


M. Arief Rosyid Hasan* Ketua 4 3 75%

Mulya Effendi Siregar** Anggota 7 7 100%

M. Kapitra Ampera*** Anggota - - -

Bambang Widianto**** Anggota 4 4 100%

271
Bangun Sarwito Ketua
6 4 67%
Kusmulyono*****

Suyanto****** Anggota 4 3 75%

M. Arifin Anggota
3 2 67%
Firdaus*******

Masduki Anggota
1 1 100%
Baidlowi********

Dharmawan P. Hadad Sekretaris 7 7 100%

*Mulai menjabat sebagai Dewan Komisaris sejak tanggal 3 April 2020 dan diangkat sebagai Ketua Komite Remunerasi dan
Nominasi sejak tanggal 16 November 2020.
**Menjabat sebagai Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi sampai tanggal 16 November 2020.
***Berhenti menjabat sejak tanggal 3 April 2020.
**** Berhenti menjabat sejak tanggal 13 Oktober 2020.
***** Mulai menjabat sejak tanggal 12 Februari 2020.
****** Mulai menjabat sebagai sejak tanggal 3 April 2020
*******Mulai menjabat sejak tanggal 3 April sampai dengan 7 Desember 2020.
********Mulai menjabat sejak tanggal 13 Oktober 2020.

Agenda Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi, sebagai berikut:


1) Materi RUPST Mandiri Syariah Tahun Buku 2019;
2) Penggantian Pengurus PT Bank Syariah Mandiri;
3) Penggantian Pengurus PT Bank Syariah Mandiri;
4) Penggantian Pengurus PT Bank Syariah Mandiri;
5) Penggantian Pengurus PT Bank Syariah Mandiri;
6) Pembatalan Pengangkatan Pengurus PT Bank Syariah Mandiri;
7) Pengunduran Diri Pengurus PT Bank Syariah Mandiri

Independensi Komite Remunerasi dan Nominasi


Untuk menjamin independensi pelaksanaan tugas dan pemberian pandangan maupun saran dan
rekomendasi kepada Dewan Komisaris, seluruh anggota KRN tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/ atau hubungan keluarga dengan Pemegang Saham pengendali,
anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi.Untuk menjamin kualitas pelaksanaan tugas
beberapa anggota Komite Remunerasi dan Nominasi memiliki latar belakang pendidikan ekonomi dan
keuangan sementara lainnya memiliki latar belakang pendidikan bidang Sumber Daya Manusia.

Hubungan Keluarga, Keuangan, Kepengurusan dan Kepemilikan Saham Anggota Komite Remunerasi
dan Nominasi
Setiap anggota Komite Remunerasi dan Nominasi adalah para profesional yang memiliki kompetensi
cukup di bidangnya masing-masing dengan sudah berpengalaman. Para profesional ini tidak memiliki
hubungan dengan perseroan ataupun hubungan kekeluargaan dengan anggota Komisaris dan Direksi
lainnya.

272
M.
Mulya M. Bangun M.
Bambang Arief Masduki Dharmawan
Aspek Effendi Kapitra Sarwito Suyanto Arifin
Widianto Rosyid Baidlowi P Hadad
Independensi Siregar Ampera Kusmulyono Firdaus
Hasan

Tidak
memiliki
hubungan
keuangan √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan
Dewan
Komisaris dan
Direksi
Tidak
memiliki
hubungan
kepengurusan
di
√ √ √ √ √ √ √ √ √
perusahaan,
anak
perusahaan,
maupun
perusahaan
afiliasi
Tidak
memiliki
hubungan √ √ √ √ √ √ √ √ √
kepemilikan
saham di
perusahaan
Tidak
memiliki
hubungan
keluarga
dengan
Dewan √ √ √ √ √ √ √ √ √
Komisaris,
Direksi,
dan/atau
sesama
anggota
Komite Audit
Tidak
menjabat
sebagai
√ √ √ √ √ √ √ √ √
pengurus
partai politik,
pejabat dan
pemerintah

273
KOMITE KOMITE DIREKSI
Untuk mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah membentuk komite-
komite yang disebut dengan Komite Eksekutif adalah organ pendukung Direksi yang bertugas dan
bertanggung jawab secara kolektif untuk membantu Direksi. Adapun komite-komite tersebut antara
lain:

Komite Manajemen Risiko


Komite Manajemen Risiko adalah komite yang beranggotakan Direksi, SEVP, dan Kepala Unit Kerja
terkait yang memiliki wewenang untuk menyusun kebijakan manajemen risiko serta perubahannya
termasuk strategi manajemen risiko yang meliputi risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko
likuiditas, risiko reputasi, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, risiko imbal hasil, dan risiko
investasi yang sejalan dengan visi, misi, strategi, risk appetite Bank, dan contigency plan yang dilakukan
bersama-sama dengan Kepala Unit Kerja yang membidangi serta memutakhirkan dan
menyempurnakan penerapan manajemen risiko secara berkala/insidentil karena perubahan kondisi
eksternal dan internal bank yang mempengaruhi kecukupan permodalan dan profil risiko.
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Komite Manajemen Risiko
1) Menetapkan dan mengevaluasi risk appetite Bank termasuk penetapan price pembiayaan Bank.
2) Memastikan bahwa price dan limit pembiayaan yang telah ditetapkan dimanfaatkan secara
optimal untuk keuntungan Bank.
3) Komite bertanggung jawab atas hasil keputusan yang telah ditetapkan.

IT Streering Komite
IT Streering Committee dibentuk untuk membantu Direksi dalam penetapan IT strategic plan dan IT
budgeting, penetapan proyek IT strategic dan pengamanan IT, dengan susunan keanggotaan, tugas,
kewenangan dan tanggung jawab serta untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab, dengan
mengacu pada ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundangan yang berlaku.
Anggota IT Streering Komite
i. Anggota Tetap
x Direktur Utama
x Direktur/SEVP yang membidangi Information Technology
x Direktur/SEVP yang membidangi Finance & Strategy
x Direktur/SEVP Risk Management yang tidak membawahkan fungsi compliance
ii. Anggota Tidak Tetap
x Direktur/SEVP yang membidangi project owner
x Direktur/SEVP yang membidangi Distribution & Services
iii. Anggota Pemberi Kontribusi
x Kepala Unit Kerja Information Technology
x Kepala Unit Kerja Project Owner
x Kepala Unit Risk
x Kepala Unit Corporate & Branch Transformation
x Kepala Unit Kerja Policy and Procedure
x Kepala Unit Kerja Compliance

274
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Komite
1) Menetapkan rencana strategis IT (IT Strategic Plan) yang searah dan sesuai dengan rencana
strategis kegiatan usaha bank.
2) Menetapkan kerangka acuan strategis untuk mengelola IT Resources.
3) Menetapkan strategi dan rencana tindakan atas proyek-proyek beserta anggarannya.
4) Menetapkan strategi pengamanan IT dan manajemen risiko penggunaan IT.
5) Memastikan dan memonitor pelaksanaan proyek IT sesuai dengan rencana strategis IT,
anggaran IT dan delivery project IT.
6) Menetapkan prioritas dan alokasi anggaran IT yang telah diputuskan oleh Direksi.
7) Memutus atau memberikan arahan terkait perencanaan, pengembangan dan penambahan
sistem IT yang bersifat strategis.
8) Membahas dan menyelesaikan permasalahan yang bersifat strategis dalam ruang lingkup IT dan
arahan investasi bidang IT.
9) Mendelegasikan kewenangan kepada pejabat yang ditunjuk untuk memutus dan melaksanakan
hal-hal yang bersifat IT operasional.

Komite Policy dan Procedure


Komite yang beranggotakan Direksi/SEVP yang berwenang untuk merekomendasikan/ menetapkan
kebijakan dan prosedur internal yang akan diterbitkan serta pemutahirannya di luar kebijakan
manajemen.
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Komite Policy dan Prosedure
1. Memastikan bahwa seluruh ketentuan internal Mandiri Syariah yang diterbitkan telah memadai
sesuai ketentuan eksternal dan internal yang berlaku
2. Memberikan pedoman kerja dalam melaksanakan proses komite policy dan procedure

Anggota Komite Policy dan Prosedure


a. Unit kerja yang membuat/mengusulkan ketentuan (Project Owner)
b. Unit kerja yang membidangi Kebijakan dan Prosedur
c. Unit kerja yang membidangi Manajemen Risiko
d. Unit kerja yang membidangi Finance Risk Assessment (khusus segmentasi pembiayaan)
e. Unit kerja yang membidangi Kepatuhan
f. Unit kerja yang membidangi Legal

Komite Bussiness
Komite unit kerja yang mewakili fungsi Business Unit yang memiliki kemampuan, kompetensi, dan
integritas yang melaksanakan fungsi bisnis termasuk marketing, relationship management
berdasarkan target market/targeted customer yang telah ditetapkan dan melakukan analisa serta
pemutusan.
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Komite Bussiness
1. Memberikan pedoman yang bersifat umum berupa prinsip-prinsip dasar dan ketentuan umum
bisnis Bank.
2. Memberikan kesamaan pandangan terhadap pelaksanaan kegiatan bisnis bank dan jasa

275
layanan Bank.
3. Memastikan konsistensi dalam pelaksanaan kegiatan bisnis dan jasa layanan Bank yang sejalan
dengan prinsip Good Corporate Governance.

Komite Pembiayaan/Penanganan Pembiayaan Bermasalah


Komite Pembiayaan/Komite restrukturisasi adalah komite operasional yang bertugas membantu
Direksi dan SEVP dalammengevaluasi dan/atau memutuskan permohonan pembiayaan untuk limit dan
jenis pembiayaan yang ditetapkan oleh Direksi dan SEVP.
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Komite Pembiayaan/Komite Restrukturisasi
1. Memberikan persetujuan atau penolakan pembiayaan sesuai dengan batas wewenang/limit
yang ditetapkan oleh Direksi dan SEVP secara full consensus.
2. Melakukan koordinasi dengan Unit Treasury untuk memastikan pendanaan pembiayaan.
3. Melaksanakan tugas yang berkaitan dengan pemberian pembiayaan dengan integritas tinggi,
profesional, jujur, obyektif, cermat dan seksama.
4. Memastikan bahwa kegiatan pemberian pembiayaan telah sesuai dengan kebijakan, prosedur
pembiayaan, ketentuan syariah serta menghindari pemberian pembiayaan yang berisiko tinggi
yang akan merugikan posisi Bank.
5. Memastikan bahwa setiap risiko dalam pemberian pembiayaan telah dilengkapi dengan
mitigasi risiko yang optimal.
6. Meyakini bahwa pembiayaan yang akan diberikan dapat dilunasi kembali pada waktunya dan
tidak akan berkembang menjadi pembiayaan bermasalah

Komite Human Capital


Komite Human Capital adalah komite yang bertugas membantu Direksi/SEVP untuk memastikan
penerapan Kebijakan Human Capital dilaksanakan secaraoptimal serta sesuai dengan arah dan strategi
perusahaan.
Anggota Komite Human Capital :
1. Direksi/SEVP Human Capital
2. Direksi/SEVP Finance and Strategy
3. Direksi/SEVP Technology and Operation
4. Kepala Unit Kerja Human Capital
5. Kepala Unit Kerja Learning Center
6. Kepala Unit Kerja Strategy and Performance Management
Tugas, tanggung jawab dan wewenang Komite Human Capital, sebagai berikut:
1. Menyusun strategi Kebijakan Human Capital termasuk budaya dan nilai perusahaan
2. Memastikan penerapan strategi dan Kebijakan Human Capital dilakukan secara konsisten
3. Mengkaji dan memutuskan permasalahan yang timbul dalam penerapan Kebijakan Human
Capital secara case by case
4. Menetapkan dan mengembangkan organisasi termasuk pemenuhan, pengembangan dan
pembelajaran Human Capital sesuai kebutuhan Bank
5. Menetapkan alokasi anggaran pembelajaran dan mereview penggunaannya
6. Mereview keputusan dan daya saing paket remunerasi Bank

276
Asset & Liability Committee (ALCO)
Asset & Liability Committee (ALCO) adalah komite tetap di bawah Direksi dengan misi mencapai
tingkat profitabilitas yang optimum serta risiko likuiditas yang terkendali, melalui penetapan
kebijakan dan strategi aset dan liabilitas (assets and liabilities management).
Tugas, tanggung jawab dan wewenang ALCO, sebagai berikut:
1. Menetapkan dan mengevaluasi kebijakan dan strategi
2. Menetapkan dan mengevaluasi kebijakan dan strategi untuk produk- produk dana,
pinjaman
3. Menetapkan dan mengevaluasi kebijakan dan strategi dalam penataan portofolio

KEPEMILIKAN SAHAM DALAM BANK


Pada tahun 2020 tidak terdapat perubahan struktur kepemilikan saham dari tahun sebelumnya,
karena tidak adanya penambahan modal dari Entitas Utama. Komposisi kepemilikan saham PT Bank
Syariah Mandiri Tahun 2020 adalah sebagai berikut:
No Pemilik Jumlah (ribuan Rp) Jumlah lembar Persentase
1 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 2.989.021.930,- 597.804.386 99.99999983%
2 PT Mandiri Sekuritas 5,- 1 0.00000017%

TATA KELOLA TERINTEGRASI DENGAN ENTITAS UTAMA


Mandiri Syariah sebagai Perusahaan Anak dari Mandiri Group aktif ikut serta dalam Komite Tata
Kelola Terintegrasi (TKT) yang dibentuk Entitas Utama (Bank Mandiri) dan ditetapkan
keanggotaannya sesuai ketentuan berdasarkan SK Direksi PT Bank Mandiri No. KEP.DIR/136/2015
tentang Perubahan Keanggotaan Komite-Komite di Bawah Dewan Komisaris PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk. Jumlah dan komposisi Komisaris Independen yang menjadi Anggota Komite Tata
Kelola Terintegrasi telah terwakili dari beberapa Perusahaan Anak sesuai kebutuhan dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku, Mandiri Syariah sebagai perusahaan anak telah mengikuti arahan
sesuai rekomendasi dari rapat Tata Kelola Terintegrasi. Komite TKT memiliki tugas dan tanggung
jawab paling sedikit :
1. Mengevaluasi pelaksanaan intern dan pelaksanaan fungsi kepatuhan secara terintegrasi.
2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris Entitas Utama.

Adapun maksud dan tujuan dibentuknya Tata Kelola Terintegrasi adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya persamaan persepsi antara dan seluruh Perusahaan Anak dengan Bank Mandiri
terkait peningkatan kualitas tata kelola yang baik dalam Konglomerasi Keuangan.
2. Membangun sinergi dan aliansi bisnis yang kuat antara seluruh Perusahaan Anak dengan
Bank Mandiri untuk menciptakan nilai tambah bagi Konglomerasi Keuangan secara
berkesinambungan.

Telah terjadi perubahan struktur Perwakilan Komite TKT Mandiri Syariah mengirimkan Perwakilan
Komite TKT berdasarkan surat No.21/442-3/DIR-CSG tanggal 15 Juli 2019 adalah sebagai berikut:
1. Bpk. Mulya E Siregar sebagai anggota Komite TKT dari Komisaris Independen

277
2. Bpk. DR. KH. Mohamad Hidayat, MBA sebagai anggota DPS Komite TKT.

Komite TKT telah melakukan evaluasi dengan melalui rapat yang diadakan tanggal 10 September
2020 dengan fokus pembahasan mengenai:
1. Tindak lanjut masukan komite
2. Penerapan APU PPT Mandiri Group
3. RBBR Konsolidasi dan Profil Risiko Terintegrasi
4. Penerapan SKAIT di Mandiri Group

Hubungan Entitas Utama dengan Perusahaan Anak dilakukan melalui forum-forum diskusi melalui:
1. Integrated Risk Committee (IRC)
IRC adalah Komite Eksekutif yang bertanggung jawab dalam penyusunan antara lain
kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi dan perbaikan atau penyempurnaan kebijakan
Manajemen Risiko Terintegrasi berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan.
a. Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab IRC
Komite IRC memberikan rekomendasi kepada Direksi antara lain mengenai:
1) Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian Risiko
secara terintegrasi, dan sistem informasi Manajemen Risiko Terintegrasi;
2) Sistem pengendalian internal yang menyeluruh terhadap penerapan Manajemen
Risiko Terintegrasi;
3) Penerapan Manajemen Risiko pada masing-masing Perusahaan Anak.

b. Rapat IRC
Rapat IRC diselenggarakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dalam satu tahun atau
setiap waktu bilamana dipandang perlu atas permintaan seorang atau lebih anggota
komite dengan hak suara (Voting Member) atau atas permintaan Direksi atau atas
usulan tertulis dari unit kerja terkait dengan menyampaikan materi yang akan dibahas
dan berkoordinasi dengan Sekretaris Komite. Selama tahun 2020, Komite IRC telah
melaksanakan rapat) dengan agenda fokus pembahasan sbb:
1. Tindak Lanjut Arahan Komite Gabungan IRC
2. Self Assessment Profil Risiko Terintegrasi dan tinggal kesehatan Bank Konsolidasi
Bank Mandiri Periode Juni 2020
3. Self Assessment Tingkat Kesehatan Bank Konsolidasi Semester II 2020
4. Self Assessment Profil Risiko Konsolidasi Semester II 2020

2. Board Forum
Mandiri Syariah sebagai Perusahaan Anak (PA) secara rutin mengikutsertakan Direksi ke
agenda board forum yang diadakan oleh Entitas Utama (Bank Mandiri) baik yang
dilaksanakan secara Triwulan dan Semesteran.

PENDAPATAN NON-HALAL DAN PENGGUNAANNYA


Pendapatan non halal dan penggunaannya dalam bank syariah harus diungkapkan dalam laporan
tahunan pelaksanaan GCG, ini diatur dalam SEBI No.12/13/DPbS, tanggal 30 April 2010, perihal
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha syariah. Sebagai
bentuk pelaksanaan GCG terkait dengan pendapatan non halal dan penggunaannya, Bank telah
menginternalisasi aturan tersebut dalam Standar Prosedur Operasional (SPO) Corporate Secretary
Mandiri Syariah dengan nomor registrasi SPO/06-2016 berlaku tanggal 15 November 2018. Dalam

278
SPO tersebut mengatur :
1. Lembaga Mitra, adalah lembaga pengelola zakat/sosial yang memiliki track record baik dalam
penyaluran dana zakat/infaq/kebajikan/sosial, berbadan hukum yang sah, dan dijadikan
sebagai mitra Bank dalam penyaluran dana zakat/infaq/kebajikan/sosial. Sebagai bentuk
pelaksanaan GCG dan untuk menghindari benturan kepentingan (conflict of interest), maka
pemberian atau penyaluran Dana Kebajikan (sosial) tidak diperkenankan kepada:
a. Lembaga dimana Pengurus Bank (Dekom, Direksi), Dewan Pengawas Syariah,
maupun Pejabat Eksekutif Bank menjadi pengurus lembaga tersebut.
b. Perorangan atau lembaga yang pengurusnya memiliki hubungan keluarga dengan
Pengurus Bank, Dewan pengurus Syariah maupun Pejabat Eksekutif Bank.

Pendapatan Non Halal


Pendapatan non halal menjadi sumber dana Kebajikan Bank yang terdiri dari:
1. Dana Kebajikan dari Penalty, yakni Dana yang berasal dari denda keterlambatan (penalty)
pembayaran angsuran.
2. Dana Kebajikan dari Jasa Giro, yakni Dana kebajikan yang berasal dari jasa giro yang diterima
Bank dari penempatan pada bank konvensional.
3. Dana Kebajikan Lainnya, yakni Dana kebajikan yang berasal dari komisi, fee, atau pendapatan
dalam bentuk lainnya dari rekanan Bank selain pendapatan yang berhak diterima sesuai
dengan ketentuan manajemen.

Berikut laporan peggunaan pendapatan dan penggunaan dana sosial/kebajikan Mandiri Syariah
tahun 2020
(dalam Jutaan Rupiah)

Sumber Dana 2020 2019


Sumber dana kebajikan
Denda 10.678 15.667
Sumbangan/hibah -
Penerimaan non-halal 721 139
Dana sosial lainnya 3.607 903
Jumlah sumber dana kebajikan 15.015 16.709
Penggunaan dana kebajikan disalurkan melalui:

LAZNAS BSM (39.404) 61.699


Jumlah penggunaan dana kebajikan (39.404) 61.699
Koreksi Dana Kebajikan -
Keuntungan selisih kurs (81) 227
Kenaikan / (Penurunan) dana kebajikan (24.308) (45.216)

Saldo awal dana kebajikan 33.141 78.357

279
Saldo akhir dana kebajikan 8.883 33.141

PENYALURAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL BAIK JUMLAH MAUPUN PIHAK PENERIMA
Penyaluran Dana Sosial Periode 1 Januari – 31 Desember 2020

No Uraian Penyaluran Dana Sosial Jumlah


1 Pembayaran bantuan souvenir haji 2020 14,252,063,887
Pembayaran bantuan sosial berdasarkan Nota/Memo yang sudah
2 11,887,347,250
disetujui sampai dengan Januari 2020
3 Pembayaran bantuan sosial berdasarkan Nota/Memo yang sudah 2,134,960,020
disetujui sampai dengan Juni 2020
4 Pembayaran bantuan hewan potong perayaan hari raya Idul Adha 1441 7,013,450,000
H

5 Pembayaran bantuan sosial berdasarkan Nota/Memo yang sudah 4,116,316,324


disetujui sampai dengan Desember 2020
TOTAL 39,404,137,481

REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN


Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lainnya
Kebijakan remunerasi dan fasilitas lainnya (remuneration package) yang ditetapkan Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan (RUPST) bagi Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas Syariah (DPS).
Kebijakan remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS antara lain meliputi:
1. Remunerasi yaitu penghasilan dalam bentuk keuangan (non natura) antara lain gaji, tunjangan
(benefit), kompensasi dalam bentuk saham, bonus dan bentuk remunerasi lainnya; dan
2. Fasilitas lain yaitu fasilitas yang diterima tidak dalam bentuk keuangan (natura), antara lain
fasilitas perumahan, fasilitas transportasi, fasilitas asuransi kesehatan, fasilitas telekomunikasi,
dan fasilitas lainnya, yang dapat dimiliki maupun tidak dapat dimiliki.

Prosedur penetapan remunerasi dan fasilitas lain (remuneration package) untuk Dewan Komisaris,
Direksi dan Dewan Pengawas Syariah merujuk pada Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
dan POJK No.59/POJK.03/2017 tentang Penerapan Tata Kelola Dalam Remunerasi Bagi Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah. Berdasarkan peraturan tersebut Komite Remunerasi dan Nominasi
dalam menetapkan remuneration package melaksanakan hal berikut:
a. melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi;
b. melakukan evaluasi terhadap kesesuaian antara kebijakan remunerasi dengan pelaksanaan
kebijakan tersebut; dan
c. memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi bagi
Dewan Komisaris, Direksi, Dewan Pengawas Syariah, Pejabat Eksekutif dan pegawai secara
keseluruhan.

280
Dalam penetapan remuneration package tersebut Komite Remunerasi dan Nominasi telah
memperhatikan:
a. kinerja keuangan;
b. pemenuhan pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva;
c. kewajaran dengan peer group; dan
d. pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang BUS.

Pengelolaan reward pegawai terdiri dari komponen reward transaksional dan reward non-
transaksional. Reward transaksional merupakan reward tampak yang muncul dari transaksi antara
Bank dan pegawai berkenaan dengan penghasilan, baik tetap maupun tidak tetap, dan fasilitas.
Sementara reward non-transaksional adalah reward tidak tampak yang berkenaan dengan
pembelajaran dan pengembangan serta pembangunan iklim lingkungan kerja.

Mandiri Syariah senantiasa berupaya meningkatkan kesejahteraan pegawai dengan pola guaranted
cash yang terus kompetitif di industri maupun variable income yang didasari kinerja individu, unit
kerja dan Perseroan, serta berbagai fasilitas kepegawaian lainnya.

Program reward yang bersifat transaksional dikembangkan untuk membuat posisi Total Guaranteed
Cash tetap kompetitif di industri yang sejenis. Pemberian variable income berupa contest tidak hanya
bertujuan meningkatkan kinerja, namun dapat membentuk perilaku pegawai dalam menjalankan
tugasnya.
Program reward yang bersifat non-transaksional memiliki peran yang besar untuk meningkatkan
engagement pegawai. Sistem manajemen kinerja yang terukur baik maupun berbagai kegiatan
pendidikan dan pelatihan yang sejalan dengan pengembangan karir pegawai. Kualitas interaksi kerja
serta teladan dari kepemimpinan turut membentuk iklim lingkungan kerja yang kondusif.

281
Remunerasi dan Fasilitas Lain Perseroan
Proses Penyusunan Kebijakan Remunerasi: Pengungkapan
latar belakang Latar belakang perlu dilakukannya review
terhadap kebijakan remunerasi adalah
kondisi market dan talent war yang membuat
Bank harus mempertahankan posisi
remunerasi yang kompetitif di market. Selain
itu juga karena adanya regulasi yang
dikeluarkan oleh regulator
dan pemerintah.
Tujuan Kebijakan remunerasi bertujuan untuk
menciptakan lingkungan kerja yang
menyenangkan, kompetitif, dan
memberdayakan pegawai melalui
penggunaan kemampuan untuk melakukan
pekerjaan yang bermakna. Pemberian reward
juga bertujuan untuk mempertahankan posisi
kompetitif di pasar, mempertahankan dan
memotivasi pegawai, and serta menarik
kandidat eksternal yang berpotensi agar
dapat mendukung Bank dalam mencapai
tujuan bisnis, dapat bersaing di kondisi
market yang uncertain dan bergerak cepat,

282
Proses Penyusunan Kebijakan Remunerasi: Pengungkapan
serta dan menjaga sustainabilitas bisnis.

Pelaksanaan kaji ulang atas Agar kebijakan remunerasi tetap kompetitif di


kebijakan Remunerasi pada tahun pasar, secara regular Bank berpartisipasi
sebelumnya dalam proses Survey Gaji Tahunan (Annual
Salary Survey) di industri perbankan yang
dilaksanakan oleh lembaga survey
independen yang kompeten. Hal ini dilakukan
untuk dapat melihat efektivitas remunerasi
yang telah diberikan dibandingkan dengan
target market.
Perbaikan atas kebijakan Remunerasi pada Perbaikan juga dilakukan dengan melihat
tahun sebelumnya inflasi di market serta inflasi dari regulator.
Perbaikan dapat ditekankan pada posisi yang
cukup jauh
tertinggal di market
Mekanisme untuk memastikan bahwa Belum ada mekanisme tersebut dalam
Remunerasi bagi Pegawai di unit penentuan kebijakan remunerasi
pengawasan bersifat independen dari unit
kerja yang diawasinya
Nama konsultan ekstern dan tugas Willis Towers Watson dan Mercer.
konsultan terkait kebijakan Remunerasi, Tugas konsultan adalah melakukan kajian
atas pemberian remuenrasi, kemudian
membandingkan dengan market dan
memberikan rekomendasi atas kebijakan
remunerasi.
Cakupan kebijakan Remunerasi dan Belum ada cabang di luar Indonesia
implementasi kebijakan Remunerasi per
unit bisnis, per wilayah, dan pada
perusahaan anak atau kantor cabang yang
berlokasi di luar negeri

Pengukuran Kinerja Dikaitkan Dengan Pengungkapan


Remunerasi
Tinjauan mengenai kebijakan Remunerasi Kebijakan remunerasi saat ini sudah
yang dikaitkan dengan penilaian kinerja membedakan performance dari masing-
masing pegawai seperti yang berhubungan
dengan gaji,
bonus, dan incentive.
Metode dalam mengaitkan Remunerasi Remunerasi yang telah mengaitkan antara
individu dengan kinerja Bank, kinerja unit kinerja Bank, unit kerja, dan individu adalah
bisnis, dan kinerja individu bonus tahunan. Pemberian ini diberikan
sesuai dengan pencapaian Bank kemudian
dibedakan dengan performance dari masing-
masing unit kerja. Unit kerja dengan kinerja
lebih baik akan mendapatkan budget bonus
lebih besar dari unit kerja yang predikatnya
tidak terlalu baik. Hal itu juga berlaku untuk
performance pegawai, pegawai dengan

283
Pengukuran Kinerja Dikaitkan Dengan Pengungkapan
Remunerasi
performance lebih baik akan mendapatkan
factor pengali bonus yang lebih besar dari
pegawai lain yang kinerjanya tidak terlalu
baik.
Uraian mengenai metode yang digunakan Hal tersebut dapat dilakukan melalui
Bank untuk menyatakan bahwa kinerja penyesuaian pencadangan budget bonus
yang disepakati tidak dapat tercapai maupun percentage kenaikan yang telah di
sehingga perlu dilakukan penyesuaian atas budgetkan sebelumnya menjadi lebih rendah
Remunerasi dan besaran penyesuaian jika performance Bank kurang baik.
Remunerasi dalam hal kondisi tersebut
terjadi.

Penyesuaian Remunerasi Dikaitkan Pengungkapan


Dengan Kinerja Dan Risiko Yang
Meliputi:
Kebijakan mengenai Remunerasi yang - Kebijakan remunerasi yang bersifat
Bersifat Variabel yang ditangguhkan, variable dan ditangguhkan dilakukan
besaran, dan kriteria untuk menetapkan dengan mengikuti regulasi yang telah
besaran Remunerasi yang Bersifat Variabel ditetapkan oleh OJK (MRT) diberikan
yang ditangguhkan. melalui penagguhan sebagian pemberian
tantiem bagi seluruh Direksi dan Dewan
Komisaris agar keputusan yang diambil
bersifat prudent.
- Jangka waktu penangguhan adalah selama
3 tahun. Besaran prosi tantiem yang
ditangguhkan adalah sebesar 10% dengan
pembagian pembayaran sebesar 3% pada
tahun pertama, 3% pada tahun kedua, dan
4% pada tahun ketiga.
Kebijakan Bank mengenai Malus dan/atau Bank menerapkan skema Malus kepada pihak
Clawback. yang ditetapkan sebagai MRT dengan
penjelasan: kebijakan menunda pembayaran
sebagian atau seluruh remunerasi yang
bersifat variable.

Remunerasi yang Bersifat Variabel, Pengungkapan


meliputi:
Bentuk Remunerasi yang Bersifat Variabel Remunerasi yang ditangguhkan tersebut
dan alasan pemilihan bentuk tersebut adalah tantiem karena pemberiannya cukup
signifikan dan feasible untuk ditangguhkan
dan dibayarkan kemudian saat jatuh tempo.
Penjelasan dalam hal terdapat perbedaan Pemberian tantiem berdasarkan kondisi
pemberian Remunerasi yang Bersifat market, pencapaian Bank, serta keputusan
Variabel diantara anggota Direksi, anggota dari Komite Remunerasi. Sehingga
Dewan Komisaris, anggota DPS, dan/atau pemberian tantiem tersebut dapat berbeda.
Pegawai, termasuk penjelasan faktor yang
menentukan perbedaan tersebut beserta
dasar pertimbangan.

284
Remunerasi yang Bersifat Variabel, Pengungkapan
meliputi:

Jabatan dan jumlah pihak yang menjadi Seluruh Pengurus (Direktur 6 orang dan SEVP
material risk takers; 4 orang) dan Komisaris (3 orang).

Remunerasi dikaitkan dengan risiko Keterangan

Jenis risiko utama (key risk) yang 1. Resiko Operasional: penetapan pemberian
digunakan dalam menerapkan remunerasi didasarkan pada jenis pekerjaan
Remunerasi. tertentu yang memiliki risiko dalam
melakukan pekerjaan
2. Risiko Hukum : penetapan pemberian
remunerasi didasarkan pada regulasi dari
pemerintah agar comply dengan aturan
Pemerintah
Kriteria untuk menentukan jenis risiko - Regulasi dari Pemerintah terkait aturan
utama, termasuk remunerasi tertentu
untuk risiko yang sulit diukur. - Kondisi remunerasi di market yang di
survey melalui survey tahunan melalui
konsultan dan kondisi risiko pekerjaan
tertentu
- Risiko pekerjaan
- Pekerjaan yang ber-impact langsung
terhadap laba dan kontribusi margin
- Pekerjaan yang memiliki keahilan
khusus
Dampak penetapan risiko utama terhadap - Comply dengan regulasi pemerintah dan
kebijakan Remunerasi yang Bersifat terhindari dari sanksi
Variabel, termasuk dampak penetapan - Berkurangnya gap dari kondisi remuenerasi
risiko utama terhadap kebijakan market dengan remunerasi perusahaan
Remunerasi yang Bersifat Tetap apabila - Meminimalisasi turn over
ada. - Meningkatkan engagement pegawai
- Meningkatkan motivasi pegawai
Perubahan penentuan jenis risiko utama - Regulasi dari pemerintah
dibandingkan dengan tahun lalu beserta - Kondisi remunerasi di market pada tahun
alasan perubahan apabila ada, termasuk berjalan
perubahan kriteria yang digunakan untuk
menentukan jenis risiko utama selama
periode laporan beserta alasan dan
dampak perubahan terhadap kebijakan
Remunerasi.

285
Hal Penting Terkait Aktivitas
Keterangan
Sumberdaya Manusia (SDM)
Laporan pelaksanaan tugas dan tanggung Mengelola dan mengarahkan kegiatan
jawab HCS di tahun 2020. administrasi dan pelayanan sumber daya
manusia yang mengacu kepada peraturan
pemerintah, peraturan perusahaan dan
kebijakan sumber daya manusia yang berlaku
dengan tujuan untuk memastikan proses
administratif dan layanan berjalan efektif dan
efisien searah dengan bisnis bank, meliputi:
proses rekrutmen, assessment dan menjaga
hubungan industrial yang harmonis,
pengelolaan Tenaga Alih Daya (TAD) non-
sales dan magang atau program intership,
pengelolaan HC information system&
transaction dan HC Business Partner.

Mengelola dan mengarahkan proses dan


produk kebijakan terkait sumber
dayamanusia serta pengelolaan
pengembangan pegawai searah dengan
bisnis bank, meliputi: pengembangan dan
pengkinian kebijakan SDM dalam setiap
aspek, talent management and career
development, organization development,
performance
management and reward
Uraian terkait perbaikan sistem x Succession & Talent Development
SDM yang sudah dilaksanakan x Employer Branding
x HCMS Integrated Learning Management
System
x Total Rewards Strategy
x Employee Productivity Improvement
Uraian Sistem remunerasi dan reward Penghasilan Tetap:
1. Gaji Pokok
2. Tunjangan Hari Raya
3. Tunjangan Cuti Tahunan
4. Tunjangan Istirahat Panjang
Penghasilan Tidak Tetap
1. Tunjangan Tidak Tetap : Tunjangan Posisi,
Tunjangan BBM, Tunjangan Pulsa
2. Bonus
3. Insentif (Insentif Reguler, Recognition,
Kontes)
4. Hadiah
Fasilitas
1. Fasilitas Hari Cuti dan Izin
2. Fasilitas BPJS (Ketenagakerjaan,
Kesehatan dan Pensiun)
3. Fasilitas Dana Pensiun
4. Fasilitas Bekerja Lembur
5. Fasilitas Hari Cuti dan Izin

286
Hal Penting Terkait Aktivitas
Keterangan
Sumberdaya Manusia (SDM)
6. Fasilitas Kesehatan Pegawai
7. Fasilitas Perjalanan Dinas
8. Fasilitas Perjalanan Pindah
9. Fasilitas Bantuan Pindah Sekolah Anak
10. Fasilitas Rumah Dinas
11. Fasilitas Pembiayaan Pegawai
12. Fasilitas Pakaian Kerja
13. Fasilitas Santunan Uang Duka
14. Fasilitas Bantuan Biaya Transportasi
Kembali Ke Homebase
15. Fasilitas Kendaraan Dinas
16. Fasilitas Alat Komunikasi
17. Fasilitas Beasiswa Anak

Paket Remunerasi dan fasilitas yang Diterima oleh Direksi, Dewan Komisaris dan DPS

Jumlah Diterima dalam 1 (Satu) Tahun


Jenis Remunerasi
Direksi Dewan Komisaris DPS
dan Fasilitas
Orang Jutaan Orang Jutaan (RP) Orang Jutaan (RP)
(RP)
Gaji, bonus, 6 35.078 6 8.472 3 2.202
tunjangan rutin,
tantiem, dan fasilitas
lain dalam bentuk
non natura
Fasilitas lain dalam 6 62 6 95 3 30
bentuk natura
(perumahan, asuransi
kesehatan, dan
sebagainya) yang:
a. dapat dimiliki;
dan/atau tidak
dapat dimiliki.
Total 6 35.140 6 8.567 3 2.232

a. Jumlah anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas Syariah yang menerima
remunerasi dalam satu tahun dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan, sebagaimana
tabel di bawah ini:
(satuan orang)
Jumlah Remunerasi*) per orang Jumlah Dewan Jumlah Direksi Jumlah DPS
dalam 1 tahun Komisaris
Diatas Rp2 miliar 1 5 -
Diatas Rp1 miliar s.d Rp2 miliar 1 - 1
Diatas Rp500 juta s.d Rp1 miliar 3 - 2
Rp500 juta kebawah 1 1 -

287
*) yang diterima dalam bentuk keuangan (non natura)

Jumlah Direksi, Dewan Komisaris, DPS, dan Pegawai yang Menerima Remunerasi yang Bersifat Variabel
Selama 1 (Satu) Tahun dan Total Nominal Remunerasi yang Bersifat Variabel yang Diterima

Remunerasi Jumlah Diterima dalam 1 (Satu)


yang Bersifat Tahun
Variabel Direksi Dewan Komisaris DPS Pegawai
Orang Jutaan (Rp) Orang Jutaan (Rp) Orang Jutaan (Rp) Orang Jutaan (Rp)

Total 6 21.339 6 3.359 3 304 8.457 236.129

Shares Option yang Dimiliki Direksi, Dewan Komisaris, DPS, dan Pejabat Eksekutif

Jumlah Opsi Harga Jangka


Jumlah
Yang Yang Telah Opsi (Rp) Waktu
Keterangan/ Saham yang Diberikan Dieksekusi
Nama Dimiliki (lembar (lembar
(lembar saham) saham)
saham)
Direksi (nama) - - - - -
Dewan (nama)
- - - - -
Komisaris
DPS (nama) - - - - -
Pejabat (jumlah
- - - - -
Eksekutif orang)
Total - - - - -

Remunerasi yang telah dibayarkan kepada anggota komite remunerasi selama 1 tahun

Jumlah yang diterima dalam 1 (satu) tahun


Jenis Remunerasi dan
Komite Remunerasi
Fasilitas lainnya
Orang jutaan Rupiah
Remunerasi 7 9.940
7 95
Fasilitas lainnya*):
1. yang dapat dimiliki
2. yang tidak dapat dimiliki
Total 7 10.035

Jumlah pegawai yang terkena pemutusan hubungan kerja dan total nominal; pesangon yang dibayarkan

Jumlah Nominal pesangon yang dibayarkan per


Jumlah Pegawai
orang dalam 1 tahun
Lebih dari 1 Milyar -
Lebih dari 500juta s.d. 1 milyar -
Kurang dari sama dengan 500Juta -

288
Rincian Jumlah remunerasi yang diberikan dalam 1 (satu) Tahun

Remunerasi yang Bersifat Tetap *)


1. Tunai Rp20.227

2. Saham atau instrument yang berbasis saham yang


diterbitkan bank

Remunerasi yang Bersifat Variabel *)

Tidak Ditangguhkan Ditangguhkan

1. Tunai Rp29.146 Rp2.302

2. Saham atau instrument yang Rp… Rp….


berbasis saham yang diterbitkan
bank

*) hanya untuk material risk taker dan dinyatakan dalam jutaan rupiah

Informasi Kuantitatif

Jenis Remunerasi Sisa Yang Total Pengurangan Selama Periode Laporan


Yang Bersifat Variable Masih
*) Ditangguhkan Disebabkan Disebabkan Total
Penyesuaian Penyesuaian
(A) + (B)
Eksplisit (A) Implisit (B)
-
1. Tunai (dlm jutaan - - -
rupiah)

2. Saham atau - - - -
instrument yang
berbasis saham
yang diterbitkan
bank (dalam
lembar saham dan
nominal jutaaan
rupiah yang
merupakan
konversi dari
lembar saham
tersebut)
Total (dalam - - - -
jutaan rupiah)
Ket: hanya untuk material risk takers

289
Rasio Gaji Tertinggi Dan Gaji Terendah
Pengungkapan rasio gaji tertinggi dan gaji terendah dalam sekala perbandingan , antara lain:
1. Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah (25,88 : 1)
2. Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah (1,18 : 1)
3. Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah (1,76 : 1)
4. Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi (1,18 : 1)

Gaji yang dibandingkan dalam rasio gaji tersebut di atas, adalah gaji yang diterima oleh anggota Dewan
Komisaris, Direksi dan pegawai per bulan.
Keterangan:
a) Gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
perusahaaan atau pemberi kerja kepada pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi
pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya.
b) Pegawai adalah pegawai tetap BUS sampai batas pelaksana.

BUY BACK SHARE DAN BUY BACK OBLIGATION


Merujuk pada SEBI No.12/13/DPbS, perihal Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah, tanggal 30 April 2010 yang dimaksud dengan Buy back shares dan buy back obligasi
adalah upaya mengurangi jumlah saham atau obligasi yang telah terbitkan dengan cara membeli
kembali saham atau obligasi tersebut, yang tata cara pembayarannya dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Mandiri Syariah tidak melakukan buy back shares maupun buy back obligasi
selama tahun 2020.

TEKNOLOGI INFORMASI
Sebagai Bank Umum Syariah terbesar di Indonesia berdasarkan aset, Bank Syariah Mandiri menyadari
meningkatnya tuntutan pasar dan semakin bertambahnya jumlah nasabah harus diikuti dengan
peningkatan kapabilitas dan pelayanan. Teknologi Informasi (TI) sebagai penggerak inovasi di era
digital, menjadi salah satu fokus bank untuk meningkatkan daya saing Bank Syariah Mandiri Dalam
industri perbankan di Indonesia. Bank Syariah Mandiri terus mengembangkan TI serta digitalisasi untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam operasional dan pelayan bank untuk nasabah secara
prima.
Rumusan IT Strategic Plan (ITSP) 2018 – 2022 serta rumusan strategi secara berkala oleh Information
Technology Steering Committee (ITSC) digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan Teknologi
Informasi Bank Syariah Mandiri dengan menyelaraskan strategi korporat (BSM Strategy 2020).
Berdasarkan pemahaman pada hal tersebut, disusunlah Visi dan Misi TI yang menjadi acuan dalam
merancang pengembangan arsitektur TI di masa depan serta roadmap implementasi.

Visi:
“ Mengukuhkan Bank Syariah Mandiri sebagai market leader dengan teknologi informasi terkini dan
inovatif ”

290
Misi:
1. Memfasilitasi kebutuhan akan teknologi yang dapat mendukung aktivitas pengguna untuk
meningkatkan efektivitas dan performa.
2. Mewujudkan sIstem yang mendukung diversifikasi produk untuk mencapai
tingkatpertumbuhan yang berkelanjutan dengan risiko yang terukur.
3. Berfokus sebagai Bank pilihan nasabah dengan akselerasi infrastruktur strategis dan
teknologi yang agile yang mendorong strategi dan digitalisasi.
4. Memastikan stabilitas, keandalan dan keamanan system untuk mendukung aktivitas
perasional Bank sehingga meningkatkan user experience dan kepercayaan stakeholder.
5. Memutakhirkan komunikasi, koordinasi dan kolaborasi, baik secara internal maupun
eksternal untuk meningkatkan kerjasama antar stakeholder.

Mandiri Syariah senantiasa mendukung sinergi dan integrasi dengan Mandiri Group sehingga dapat
memanfaatkan dan memaksimalkan channel dan infrastruktur yang sudah ada.
Organisasi TI Mandiri Syariah saat ini terdiri dari IT Operation Group (IOG), IT Architecture & Strategy
Group (ISG) dan IT Development Group (IDG) yang berada di bawah Direktorat Teknologi & Operation.
Operasional TI dijalankan oleh IOG, sedangkan untuk aktivitas perencanaan strategi dilakukan oleh ISG
dan pengembangan TI dilakukan oleh IDG. Penggunaan Teknologi Informasi (TI) dapat meningkatkan
risiko yang dihadapi perbankan termasuk Mandiri Syariah.

Unit kerja Central Operations, Financing Operations, dan Digital Channel Operations menjalankan
penerapan operasional perbankan day to day. Namun demikian, unit kerja IT Architecture & Strategy,
IT Development dan IT Operations Bersama dengan Digital Banking menjalankan penerapan
operasional IT dimulai dari perencanaan, pengembangan dan penanganan permasalahan. Peran dan
tanggung jawab pada bidang Teknologi Informasi (TI) disampaikan di bawah ini:

Unit kerja Peran Dan Tanggung Jawab

a. Memastikan ketersediaan infrastruktur TI dan kelangsungan operasional


IT Operation Group
b. Melaksanakan Business Continuity Management
c. Menjaga ketersediaan jaringan & security TI untuk menjaga operasional
dan keamanan bank

1. Memastikan perencanaan dan penerapan teknologi IT untuk mendukung


IT Architecture &
proses bisnis
Strategy Group 2. Monitoring terhadap pelaksanaan project dan budgeting

1. Memastikan terlaksananya proyek – proyek dan change request terkait


IT Development
core banking, digital banking, payment integration & self service
Group
terminal,
2. Melakukan quality control IT untuk mendukung proses bisnis

291
Dalam rangka untuk dapat meminimalisir risiko tersebut, Mandiri Syariah meresponnya dengan
menerapkan manajemen risiko secara efektif dan bertahap sesuaiketentuan:
1. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 38/POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen
Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum; dan
2. Surat Edaran OJK (SE OJK) No. 21/SEOJK.03/2017 tertanggal 6 Juni 2017 tentang Penerapan
Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum.

Dalam penerapan manajemen risiko tersebut, Mandiri Syariah senantiasa melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Pengawasan aktif oleh Dewan Komisaris dan Direksi atas pelaksanaan proyek TI.
2. Melengkapi, mengembangkan dan menyempurnakan kebijakan dan prosedur penggunaan TI.
3. Menyempurnakan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko
penggunaan TI.
4. Melakukan uji coba atas Disaster Recovery Plan (DRP) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia
yang mengharuskan Bank untuk melakukan uji coba DRP paling kurang sekali dalam satu tahun
dengan melibatkan end user.
5. Melaksanakan sistem pengendalian intern atas penggunaan TI.
6. Membangun dan mengembangkan aplikasi pendukung manajemen risiko.
7. Melakukan evaluasi profil risiko teknologi informasi secara berkala paling kurang sekali dalam satu
tahun yang kemudian dilaporkan kepada Direktur Bidang.
8. Penerapan program IT Risk & Security Awareness, yaitu suatu program peningkatan kesadaran
stakeholder akan keamanan informasi. Metode yang digunakan yaitu dengan cara sosialisasi
melalui media desktop wallpaper, intranet wallpaper dan upload materi pembelajaran e-learning
mengenai Information Security.

Adapun ketentuan terkait Pengelolaan TI di Mandiri Syariah dituangkan dalam Standar Prosedur
Operasional (SPO) dan Petunjuk Teknis Operasional (PTO) yang secara umum mengatur hal-hal sebagai
berikut:
a. Standar Prosedur Operasional TI (SPO TI)
Merupakan Pedoman Tata Kelola TI mulai dari tahap perencanaan, pengembangan,
pengelolaan operasional sampai dengan pengamanan TI secara end-to-end yang berlaku di
Mandiri Syariah. Penerapan Tata Kelola TI dilakukan dengan memerhatikan prinsip
kerahasiaan (confidentiality), keutuhan (integrity), ketersediaan(availabillity), kehandalan
(reliability), keberlangsungan (continuity), dan kepatuhan (compliancy) dengan
memerhatikan prinsip efektivitas dan efisiensi.
SPO TI merupakan aturan yang berisikan ketentuan dan/atau prosedur sebagai penjabaran
dari Kebijakan Operasional Bank Mandiri Syariah. SPO TI tersebut mengacu pada ketentuan
Regulator maupun ketentuan Internal Bank. Ketentuan Regulator yang menjadi landasan
adalah:
- Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 terkait Perbankan.
- Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun2016 tentang Perubahan Atas
Undang- Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
- Peraturan Pemerintah (PP) No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem
Transaksi Elektronik.
- Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 38/POJK.03/2016 tanggal 1 Desember 2016
tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh

292
Bank Umum.
- Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 21/SEOJK.03/2017 tanggal 6 Juni 2017
perihal Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh
Bank Umum.

b. Petunjuk Teknis Operasional (PTO) terkait dengan TI


Merupakan ketentuan yang mengatur tahapan proses atau teknis pelaksanaan yang
berlandaskan pada SPO TI. Adapun PTO terkait dengan TI adalah sebagai berikut:

Petunjuk Teknis Operasional Deskripsi


Helpdesk Penanganan masalah aplikasi end to end, eskalasi dan
SLA
Disaster Recovery Plan (DRP) Pedoman tindakan penanganan atau recovery apabila
terjadi bencana yang mengakibatkan operasional
sistem tidak berfungsi.
Pengelolaan kapasitas Perencanaan dan pelaksanaan kapasitas server dan
jaringan.
Pengelolaan Operasional Data Pelaksanaan proses EOD, pengelolaan media tape
Center backup, dan proses backup dan restore.
End User Computing (EUC) Pengendalian pengembangan sistem aplikasi yang
dikembangkan oleh unit kerja non IT.
Pengamanan Sistem Aplikasi Pengamanan sistem aplikasi terkait user akses aplikasi.
Pengelolaan Infrastruktur Pengelolaan aset TI dan Collocation Data Center.
Akses Teleworking Pedoman akses teleworking yang merupakan suatu
konsep bekerja dari luar kantor dengan cara mengakses
jaringan lokal Bank menggunakan internet atau jaringan
umum
Pemantauan dan Pemantauan dan pemeliharaan sistem yang
Pemeliharaan Sistem beroprasional 7x24 jam dan very critical.
System Development Pedoman proses pembuatan, pengembangan dan
Life Cycle (SDLC) perbaikan sistem/aplikasi.
Klasifikasi Kerahasiaan Klasifikasi jenis dan kerahasiaan dokumen TI.
Dokumen TI
Change Management Pengelolaan perubahan terhadap hardware/software
server operasional dan Perangkat jaringan serta
perangkat security.
Pengelolaan Jaringan Pengelolaan pemantauan dan pemeliharaan jaringan
serta penanganan gangguan jaringan.
Perbaikan Data/Patching Pedoman untuk melakukan perbaikan data sesuai
prinsip kehati-hatian.
Standardisasi Perangkat Lunak Pedoman dalam penggunaan perangkat lunak
khususnya perangkat lunak pada personal Computer

293
Petunjuk Teknis Operasional Deskripsi
(PC) Desktop.
Security Coding Pedoman pengamanan sistem aplikasi pada saat
pengembangan aplikasi.
Hardening Pedoman pengamanan sistem perangkat keras,
perangkat lunak, dan database.
Non Disclosure Agreement Pedoman pengamanan kerahasiaan data dan informasi
(NDA) nasabah dalam rangka kerjasama bisnis berbasis TI
dengan pihak ketiga.
Data Warehouse Mengatur pengelolaan data warehouse serta tata cara
akses user dan penggunaan aplikasi management
information system (MIS)
Power User Sistem pengendalian/control system dalam menjaga
atau mengamankan sistem aplikasi tersebut dari
penyalahgunaan penggunaan akses sistem.

IT Group senantiasa menerapkan strategi untuk menghadapi risiko-risiko teknologi informasi,


antara lain:
a. Bank telah melakukan pengkinian standar prosedur operasional teknologi informasi
mencakup perencanaan, pengembangan, pengelolaan operasional dan pengamanan
Teknologi Informasi.
b. Bank telah melakukan pengkinian petunjuk teknis operasional terkait pengembangan,
operasional dan pengamanan Teknologi Informasi.
c. Bank telah melakukan pengkinian Surat Keputusan (SK) penetapan komite pengarah
teknologi informasi (IT Steering Committee) menyesuaikan dengan perubahan struktur
organisasi Bank khususnya organisasi TI.
d. Bank telah melakukan pengkinian profil risiko Teknologi Informasi (IT Risk Register). Proses
Identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko penggunaan Teknologi
Informasi menggunakan metode Risk Control & Self Assesment (RCSA).
e. Mekanisme pengendalian intern atas penggunaan Teknologi Informasi diatur melalui
proses mitigasi risiko didalam IT Risk register dimana penambahan dan evaluasi jenis control
pada setiap aktivitas di masing-masing fungsi/department di Unit Kerja IT. Risiko dan
control dilakukan evaluasi dan pengkinian dengan tujuan meminimalkan dampak yang
mungkin timbul apabila risiko tersebut benar-benar terjadi.

PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN


Mandiri Syariah berkomitmen bahwa kepatuhan terhadap peraturan baik dari Bank Indonesia, Otoritas
Jasa Keuangan, serta peraturan perundangan-undanganlain, wajib dilaksanakan oleh Dewan Komisaris,
Direksi, dan seluruh pegawai dalam organisasi Bank. Karena itu, setiap kegagalan pelaksanaan
kepatuhan dapat menyebabkan risiko kepatuhan, risiko reputasi, dan risiko lainnya. Hal itu
mengakibatkan tantangan dan eksposur risiko yang dihadapi juga semakin besar, maka diperlukan
berbagai macam upaya untuk memitigasi risiko tersebut. Upaya yang harus dilakukan oleh Satuan

294
Kerja Kepatuhan adalah bersifat ex-ante yang sangat diperlukan untuk mengurangi atau memperkecil
potensi risiko kegiatan usaha bank yangdiperkirakan akan terjadi. Untuk menerapkan fungsi kepatuhan
maka perseroan telah membentuk Satuan Kerja Kepatuhan yang independen terhadap satuan kerja
operasional. Fungsi kepatuhan terdiri dari serangkaian strategi yang digunakan Bank dalammemastikan
bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan olehBank telah
sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.Dalam penerapan fungsi Kepatuhan Mandiri Syariah berlandaskan pada:
1. POJK No.46/POJK.03/2017 tanggal 12 Juli 2017 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank
Umum
2. Kebijakan Kepatuhan KBP/01-2015 tanggal 21 September 2017 perihal Kebijakan Pengendalian
(KBP) Hukum, Kepatuhan dan Anti Pencucian Uang & Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU &
PPT) Mandiri Syariah.
3. SPP Kepatuhan No. 05-2016 tanggal 18 Januari 2019 perihal Standar Prosedur Kepatuhan Mandiri
Syariah.
Oleh karena itu, diperlukan adanya peningkatan peran dan Fungsi Kepatuhan serta Satuan Kerja
Kepatuhan dalam pengelolaan risiko kepatuhan. Pengelolaan risiko kepatuhan yang baik dan tepat
waktu diharapkan dapat meminimalisir dampak risiko sedini mungkin. Secara umum, penerapan
kepgatuhan tahun 2019 terimplementasi dalam setiap kegiatan usaha Mandiri Syariah, sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan Tugas Direktur Yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan
Sesuai dengan peraturan yang berlaku maka pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur
yang membawahkan Fungsi Kepatuhan Bank meliputi:
a. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya Kepatuhan;
b. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan
ditetapkan oleh Direksi;
c. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun
ketentuan dan pedoman internal;
d. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta
kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan regulator dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. Meminimalkan Risiko Kepatuhan;
f. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau keputusan yang diambil
Direksi tidak menyimpang dari ketentuan regulator dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah Bagi Bank Umum Syariah;
g. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan a.l.:
1) memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada
regulator dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang;
2) melakukan sosialisasi kepada seluruh pegawai Bank mengenai hal-hal yang terkait
dengan Fungsi Kepatuhan terutama mengenai ketentuan yang berlaku;
3) Melaksanakan sebagai contact person untuk permasalahan kepatuhan Bank bagi
pihak internal maupun ekstern
Tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud di atas tidak menghilangkan hak dan kewajiban
Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan sebagai anggota Direksi Bank sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas, apabila untuk perbuatan-perbuatan tertentu

295
tersebut diperlukan keputusan dari seluruh anggotanDireksi Bank.
Adapun fungsi Direktur yang Membawahkan Fungsi Kepatuhan yaitu:
a. Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan
kegiatan usaha Bank.
b. Mengelola Risiko Kepatuhan yang dihadapi oleh Bank.
c. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha
yang dilakukanoleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan yangberlaku, termasuk Prinsip Syariah bagi Bank
UmumSyariah dan Unit Usaha Syariah.
d. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada
regulator dan/ atau otoritas pengawas lain yang berwenang.

2. Budaya Kepatuhan
Dalam rangka menumbuhkan budaya kepatuhan terhadap ketentuan eksternal, Satuan Kerja
Kepatuhan melakukan sosialisasi ketentuan baru yang terkait dengan aktivitas operasional Bank.
Seluruh Pegawai Mandiri Syariah bertanggung jawab mewujudkan terlaksananya Budaya
Kepatuhan (Risk Awareness). Hasil sosialisasi dimaksud untuk mencegah serta meminimalisir
adanya penyimpangan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku.

3. Profil Risiko Kepatuhan


Risiko kepatuhan merupakan risiko yang timbul akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.Penilaian profil risiko
kepatuhan secara komposit mencakup penilaian terhadap Risiko inherendan penilaian terhadap
kualitas penerapan Manajemen Risiko sehingga mencerminkan sistem pengendalian Risiko (risk
control system) kepatuhan.

Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) bertugas mengelola Risiko Kepatuhan untuk mencegah risiko yang
diakibatkan Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan
dan ketentuan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah. Mandiri Syariah menjalankan kegiatan
usaha diwajibkan untuk selalu tunduk terhadap peraturan perbankan yang diterbitkan baik oleh
Pemerintah, Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Dewan Syariah Nasional-MUI
(DSN-MUI).
Pengelolaan Risiko Kepatuhan terkait erat dengan profil Risiko Kepatuhan dimana Mandiri Syariah
memiliki risiko inheren untuk Risiko Kepatuhan Mandiri Syariah selama tahun 2019 adalah Low to
Moderat (peringkat 2) dengan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko (KPMR) Satisfactory
(memadai).

296
Struktur Organisasi Satuan Kerja Kepatuhan

a. Satuan Kerja Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme


1) Efektifitas Penerapan Customer Due Diligence (CDD) dan Enchance Due
Diligence (EDD) Efektifitas penerapan CDD terhadap nasabah berupa:
a) Pemantauan profil nasabah melalui kelengkapan data CIF.
b) Pemantauan profil nasabah pembiayaan melalui pemenuhan
Checklist APU dan PPT Bidang Pembiayaan.
c) Pengkinian data nasabah pendanaan.
2) Efektifitas penerapan EDD berupa pemantauan dan pemeriksaan
terhadap nasabah berisiko tinggi untuk kriteria:
a) Pekerjaan berisiko tinggi (high risk job)
b) Bidang Usaha berisiko tinggi (high risk business)
c) Negara berisiko tinggi (high risk country)
d) Produk berisiko tinggi (high risk product)
3) Efektifitas penerapan APU PPT dan profil risiko
a) Efektifitas penerapan APU PPT MANDIRI SYARIAH didukung oleh
peran pengawasan aktif dari Dewan Komisaris dan Direksi yang
secara berkala melakukan pemantauan melalui Rapat Komite
Pemantau Risiko yang khusus membahas implementasi APU PPT
dan progress program APU & PPT yang berjalan di Mandiri
Syariah. Peran yang dijalankan oleh Dewan Komisaris dan Direksi
yang sangat penting memberikan motivasi dan semangat serta
arahan untuk mewujudkan budaya kepatuhan dalam penerapan

297
APU PPT diseluruh jajaran organisasi.
b) Menguatkan fungsi APU PPT melalui pengembangan Sistem
Informasi Kepatuhan.
c) Profil risiko implementasi program APU dan PPT secara periodik
bulanan dilaporkan oleh SKAP kepada Direktur yang
membawahkan Fungsi Kepatuhan. Profil risiko penerapan APU &
PPT periode Desember 2019 yaitu “sangat rendah” dengan total
nilai sebesar 100%.
d) Penerapan Sanction Screening untuk transaksi yang menggunakan SWIFT.
4) Efektifitas penerapan KYE
Penerapan KYE dilakukan Bank dalam berbagai bentuk kegiatan:
a) Melakukan screening penerimaan calon pegawai terhadap profil dan track
record
kemungkinan terlibat tindak pidana pencucian uang dan pendanaan
terorisme.
b) Melakukan screening terhadap pegawai eksisting pada proses
promosi jabatan, yang mencakup beberapa hal, diantaranya:
x Tidak pernah terkait masalah hukum.
x Tidak pernah menjadi tersangka/terdakwa.
x Tidak memiliki hubungan/keterkaitan dengan tersangka/terdakwa.
x Tidak pernah menerima surat pembinaan dari Mandiri Syariah.

5) Sosialisasi penerapan APU PPT


Pelaksanaan sosialisasi APU dan PPT yang dilakukan oleh Bank
secara kontinyu berjalan dalam berbagai bentuk kegiatan sebagai
berikut:
a) Menyambut Mutual Evaluation Review (MER) Financial Action
Task Force (FATF) 2020 di PT Bank Syariah Mandiri. Keynote
Speaker Kepala PPATK Bapak Kiagus Ahmad Badaruddin (16
Januari 2020)
b) Kegiatan pendampingan PPATK Wawancara Riset/Indepth Study
Program Mentoring pada Sektor Ormas Berisiko Tinggi
disalahgunakan sebagai Pendanaan Terorisme di Kantor Pusat (2
Januari 2020), Area Solo (5-6 Februari 2020), KC Yogyakarta (13
Februari), dan KC Bandung (11-12 Maret 2020)
c) Refreshment test APU dan PPT untuk Branch Manager, Frontliner, PIC SKAP.
6) Langkah-langkah penguatan penerapan APU & PPT
a) SKAP Kantor Pusat dalam menjalankan tugas telah melakukan
sinergi dalam bentuk:
(1) Melakukan koordinasi dan pemantauan implementasi unit
kerja APU & PPT di Kantor Pusat melalui Decentrailize
Compliance and Operation Risk (DCOR) dan di seluruh
Regional Office melalui Regional Business Control (RBC).
(2) Meng-update PIC SKAP di Kantor Pusat, Regional Office,
Area, Branch dan Cash Outlet.

298
(3) Melakukan sosialisasi, pelatihan dan training eksternal bagi
petugas SKAP dan PIC SKAP yang ada di Regional Office V,
VI, VII.
(4) Melaksanakan on site ke outlet di masing-masing region
berdasarkan RBA untuk memastikan telah diterapkannya
penerapan APU & PPT sesuai ketentuan ekternal dan
internal
(5) Melakukan benchmark ke Bank Mandiri khusus APU PPT
(6) Melaksanakan kunjungan ke Bank Islam Malaysia Bernhad
untuk memastikan penerapan AML sesuai best practice
AML

Hal-hal informatif lain terkait penguatan fungsi kepatuhan dalam


kaitannya dengan pelaksanaan APU & PPT dilakukan melalui jalur
komunikasi SKAP Kantor Pusat dengan seluruh outlet melalui media
yang dimiliki bank berupa email, lync, telepon. Komunikasi tersebut
merupakan bagian dari pemantauan dan pemberian arahan/petunjuk
kepada jajaran pegawai yang terkait dengan penerapan APU & PPT
agar menjalankan tugas sesuai pedoman dan ketentuan yang berlaku.

b. Corporate Governance and Compliance Support


Memastikan pelaporan kepada pihak terkait dipenuhi secara tepat waktu, diantaranya:
1) Laporan Fungsi Kepatuhan Triwulanan kepada Direktur Utama
2) Laporan Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Direktur yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan kepada OJK
3) Laporan Pelaksanaan Kepatuhan Terintegrasi kepada Bank Mandiri
4) Laporan self assessment pelaksanaan GCG setiap semester sebagai
bentuk evaluasi yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa keuangan (OJK).
5) Laporan self assessment pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi setiap
semester sebagai bentuk evaluasi yang dilaporkan kepada Entitas
Utama (Bank Mandiri).
6) Laporan Pelaksanaan GCG Tahunan kepada stakeholders.
7) Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi Tahunan kepada Entitas Utama.
8) Pembentukan sub-unit Unit Pengendali Gratifikasi (UPG)

Memastikan optimalisasi implementasi GCG yang dilakukan melalui:


1) Melakukan sosialisasi penerapan GCG secara continuekepada jajaran Bank melalui
(a) Email blast kepada jajaran Bank terkait implementasi GCG
(b) Pemberian materi dasar implementasi GCG dalam kelas kelas training.
2) Melaksanakan pengkinian ketentuan internal terkait penerapan GCG dan CoC
3) Konsolidasi dengan perusahaan induk dalam implementasi GCG
4) Mengikuti program Corporate Governance Perception Index sebagai
bentuk evaluasi pelaksanaan GCG yang dilaksanakan oleh pihak
independen guna memberikan masukan positif untuk peningkatan
pelaksanaan GCG.

299
5) Melakukan pengawalan pelaksanaan Rencana Bisnis Kepatuhan Bank
tahun 2019 dan pemenuhan Daftar Monitoring Tindak lanjut
Kepatuhan.
6) Melakukan pengawalan terhadap proses fit and proper test Direksi,
Dewan Komisaris & Dewan Pengawas Syariah; RUPS dan penyusunan
Annual Report.
7) Melakukan monitoring dan mitigasi terhadap denda Mandiri
Syariahagar jumlah denda dapat diminimalisir tiap tahunnya.
8) Review pelaksanaan RUPS
9) Penyusunan ketentuan terkait fungsi Pengendalian Gratifikasi

c. Pengendalian Gratifikasi
Dalam menjalankan aktivitas bisnis sehari-hari Bank perlu menjaga
hubungan kerjasama yang baik dengan nasabah, vendor, rekanan, mitra
kerja dan seluruh stakeholders yang didasarkan pada etika, rasa saling
percaya, dan bertanggung jawab. Bank menyadari bahwa pengendalian
gratifikasi merupakan kegiatan yang penting untuk menjaga proses bisnis
berjalan sesuai dengan etika bisnis yang menjunjung tinggi nilai integritas.
Oleh karena itu, Mandiri Syariah telah membentuk Unit Pengendali
Gratifikasi yang didukung dengan terbitnya Petunjuk Teknis Operasional
(PTO) No.54/2018 tanggal 31 Desember 2018 Perihal Petunjuk Teknis
Operasional Pengendali Gratifikasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman tentang gratifikasi, menguraikan proses pelaporan, aspek
pencegahan dan penindakan, serta pengenalan Sistem Pengendalian
Gratifikasi, sehingga kepentingan bisnis tetap berjalan dengan baik dan
beretika namun tidak bertentangan dengan ketentuan larangan gratifikasi
dalam menjalankan aktivitas bisnis sehari-hari dengan nasabah, vendor,
rekanan dan seluruh stakeholders.
Dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, sesuai dengan
Inpres No 10 tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi menginstruksikan untuk melakukan upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi. Salah satunya adalah melakukan inisiasi upaya
sertifikasi anti korupsi melalui penerapan SNI ISO 37001:2016, Sistem
Manajemen Anti Penyuapan. Dalam Inpres tersebut, Badan Standardisasi
Nasional (BSN) ditunjuk menjadi penanggung jawab dengan melibatkan
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas,
Kementerian PAN dan RB, KPK dan BPS dalam menyelesaikan Standar
Internasional ISO 37001 tentang Anti- Bribery Management System untuk
sektor swasta dan pemerintah dalam mendukung tata kelola BUMN dan
Swasta. Mandiri Syariah telah mengikuti sertifikasi ISO 37001:2016 Sistem
Manajemen Anti Penyuapan dan telah menyusun Kebijakan Pengelolaan
Sistem Manajemen Anti Penyuapan
Dengan Implementasi pengendalian gratifikasi maka diharapkan seluruh
jajaran pegawai dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

300
1. Membangun nilai-nilai Good Corporate Governance dan menanamkan value
integrity
2. Tidak menerima dan/atau memberikan gratifikasi yang berhubungan
dengan jabatannya dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.
3. Melaporkan setiap penerimaan gratifikasi yang berhubungan dengan
jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya
kepada Unit Pengendali Gratifikasi.

Adapun tugas dan tanggungjawab unit pengendali gratifikasi adalah:


1. Menyusun dan/atau mengevaluasi ketentuan terkait pengendalian gratifikasi
2. Menerima laporan gratifikasi berikut kelengkapan dokumennya dari pelapor
gratifikasi.
3. Melakukan review atas laporan gratifikasi untuk menentukan kategori
gratifikasi yang menjadi kewenangan Mandiri Syariah dan jika
diperlukan, UPG dapat meminta keterangan kepada pihak-pihak terkait
mengenai laporan gratifikasi tersebut
4. Melakukan koordinasi dengan pihak eksternal yaitu Bank Mandiri dan
pihak internal yaitu DCOR dan RBC
5. Menyiapkan dan menyusun laporan pelaksanaan pengendalian
gratifikasi, secara triwulanan kepada Direktur yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan
6. Melakukan penyimpanan barang gratifikasi

d. Compliance Risk Management


Memastikan kebijakan, ketentuan,sistem dan prosedur, serta kegiatan
usaha telah sesuai dengan aturan regulator dan prinsip-prinsip syariah
yang berlaku. Upaya yang dilakukan diantaranya:
1) Menganalisis dan menyusun exsum atas regulasi baru yang
diterbitkan oleh Regulator (BI, OJK, Peraturan ekstenal lainnya yang
terkait dengan Perbankan) yang disampaikan kepada Komisaris,
Direksi, SEVP serta Group Head;
2) Menganalisis dan membuat Nota Kajian atas regulasi baru yang
berdampak langsung kepada Mandiri Syariah, yang disampaikan
kepada Direksi dan SEVP yang selanjutnya disampaikan kepada Group
terkait/yang berkepentingan;
3) Menyampaikan opini/note kepatuhan pada setiap permintaan
advis/opini kepatuhan terkait Working Group Policy & Procedure
(WPP);
4) Menganalisa dan mengevaluasi efektivitas, kecukupan, dan
kesesuaian kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur internal
Bank telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan memberi masukan, tanggapan atas ketentuan internal
dalam Working Group Policy & Procedure (WPP).
5) Melaksanakan pengkinikan sistem reminder kewajiban laporan
kepada pihak ketiga dan PIC laporan kepada pihak ketiga pada Sistem

301
Informasi Kepatuhan (SIK);
6) Melaksanakan Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) Terintegrasi dengan
Bank Mandiri terkait regulasi yang berdampak kepada Bank;
7) Memberikan masukan atas pengembangan Sistem Informasi Kepatuhan (SIK).
8) Menyusun laporan Profil Risiko Kepatuhan secara bulanan,
triwulanan, semesteran kepada regulator, integrasi dengan induk
perusahaan (Bank Mandiri), dan kepada manajemen Bank dan
laporan support lainnya ke Unit Kerja terkait.
9) Memastikan terlaksana proses pengelolaan (identifikasi, pengukuran,
monitoring, dan pengendalian) Risiko Kepatuhan dengan mengacu
pada peraturan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan mengenai
Penerapan Manajemen Risiko.
10) Melaksanakan rapat koordinasi (prudential meeting) dengan unit
kerja yang mendapatkan denda dari regulator untuk mencari solusi
dan monitoringnya;
11) Menyampaikan dan memonitoring action plan atas sanksi dari
regulator yang terkena denda untuk melakukan identifikasi dan
mitigasi agar tidak terulang kembali.
12) Menyusun dan memantau action plan atas ketentuan ekternal untuk
disampaikan kepada unit kerja terkait serta melaksanakan Satuan
Kerja Kepatuhan (SKK) Terintegrasi dengan Bank Mandiri terkait
regulasi yang berdampak kepada bank.
13) Menilai dan mengevaluasi efektivitas, kecukupan, dan kesesuaian
kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur internal Bank telah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
14) Melakukan sosialisasi atas ketentuan eksternal kepada unit kerja
terkait serta koordinasi (doted line) atas Regional Business Control
(RBC) dan Decentralize Compliance & Operation Risk (DCOR).
15) Memastikan berjalan sosialisasi kebijakan, pedoman dan ketentuan
yang diterbitkan kepada unit kerja terkait dan mewakili bank atas
kegiatan sosialisasi Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan serta
liaison officer ke Bank Indonesia berikut Otoritas Jasa Keuangan.

e. Syariah Compliance
Memastikan dan melakukan pengawalan berjalannya prinsip-prinsip
syariah dalam kegiatan operasional Bank, melalui:
1) Memastikan tersedianya kajian syariah atas permintaan unit kerja
2) Memastikan tersedianya opini DPS atas permintaan unit kerja
3) Memastikan tindak lanjut hasil audit syariah, baik internal maupun eksternal
4) Memastikan tersusunnya laporan hasil pengawasan DPS dan
penyampaiannya kepada OJK secara periodik (semester)
5) Memastikan terlaksananya pengawalan aspek syariah pada forum
komite pembiayaan level Direksi
6) Memastikan terlaksananya People Development khususnya aspek syariah
7) Memastikan pelaksanaan Uji Petik DPS berjalan dengan baikCPG

302
melakukan pendampingan kepada DPS dalam pelaksanaan Uji Petik,
yang telah dilaksanakan kepada Area/Cabang sebagai berikut:
Uji Petik DPS Periode 1 Januari – 31 Desember 2020
No Tanggal Unit Kerja

1 4-6 Februari 2020 Area Jambi


2 12-14 Februari 2020 KC Mataram
3 3-5 Maret 2020 KCP Magelang
4 18-20 Maret 2020 KC Kendari
5 19 Juni 2020 KC Hasanudin
6 24 Juni 2020 KC Thamrin
7 29 Juni 2020 KC Mayestik
8 16 Juli 2020 KC Warung Buncit
9 24 Juli 2020 KC Bekasi
10 13 Agustus 2020 KC Depok
11 19 Agustus 2020 KC Tangerang
12 19 Agustus 2020 KC Bintaro
13 19 Agustus 2020 KC Ciputat
14 7 Oktober 2020 KC Serang
15 13 November 2020 KC Cilegon
16 4 Desember 2020 KC Kebon Jeruk

8) Memastikan terlaksananya sharia clinic bagi unit bisnis Kantor Pusat


9) Sharing session aspek syariah dengan RO/Area/Branch seluruh Indonesia
10) Pelaksanaan koordinasi dengan Dewan Pengawas Syariah
a) Koordinasi dengan Dewan Pengawas Syariah selama Tahun 2019
antara CPG dengan Dewan Pengawas Syariah terlaksana melalui
kegiatan uji petik yang telah dilaksanakan sebanyak 16 (enam
belas) kali.
b) Cakupan pengawasan aspek syariah:
Cakupan pengawasan aspek syariah yang dilaksanakan antara lain:
x Pendampingan DPS pada Uji Petik, yaitu dengan melakukan
pemeriksaan dokumen pembiayaan kepada unit kerja yang
menjadi obyek Uji Petik DPS diantaranya pembiayaan dan
pendanaan dengan basis akad:
(a) Murabahah
(b) Mudharabah
(c) Musyarakah, termasuk Musyarakah Mutanaqisah
(d) Ijarah, termasuk Ijarah Muntahiya Bit Tamlik

303
(e) Pembiayaan Take Over, baik dari Lembaga Keuangan
Konvensional maupun Lembaga Keuangan Syariah
(f) Pembiayaan dengan tujuan Refinancing
(g) Pembiayaan kepada Koperasi
(h) Formulir Pembukaan Rekening Tabungan, Giro, dan Deposito
x Metode pemeriksaan dilakukan secara on desk dan on site
dengan pemeriksaan melalui dokumen serta wawancara kepada
Unit Kerja (Area/Cabang) terkait.
x Memastikan terpenuhinya aspek Syariah dalam forum komite
pembiayaan level Direksi dengan menghadiri Rapat Teknis dan
Rapat Komite Pembiayaan Level Direksi.
c) Upaya penguatan pemenuhan aspek syariah
Dalam mengupayakan penguatan pemenuhan aspek Syariah, CPG
telah melakukan hal-hal sebagai berikut:
x Sebagai tenaga fasilitator pengajar pada beberapa program
academy yang dilaksanakan oleh Mandiri Syariah University
(MSU), diantaranya:
(a) Financing Retail Risk Academy
(b) Business Banking Academy
(c) Pawning Academy
(d) Retail Collection & Recovery Academy
(e) Business Control Academy
(f) Banking Staff Program
(g) Mandiri Syariah Micro Program

x Memastikan terpenuhinya aspek Syariah dalam forum komite


pembiayaan level Direksi dengan menghadiri Rapat Teknis dan
Rapat Komite Pembiayaan Level Direksi.
x Memastikan tersedianya kajian Syariah compliance atas
permintaan unit kerja terkait
x Memastikan tersedianya Opini Dewan Pengawas Syariah atas
permintaan unit kerja terkait
x Memastikan tindak lanjut hasil audit syariah, baik internal maupun eksternal
x Memastikan terpenuhinya aspek Syariah baik dalam usulan
manual produk baru maupun perubahannya
x Memberikan konsultasi dengan unit kerja terkait perihal aspek
syariah baik melalui rapat, email, telepon, dan sarana prasarana
lainnya.
x Melakukan pendampingan dengan unit kerja terkait perihal
aspek syariah (jika diperlukan).

f. Business Compliance
1) Pelaksanaan Compliance Review atas aktivitas strategis Bank
diantaranya adalah sebagai berikut:

304
(a) Melakukan pengujian kepatuhan (compliance review) terhadap
usulan rencana penyaluran pembiayaan yang akan diputus oleh
Komite Pembiayaan level Direksi. Pengujian melalui keikutsertaan
Unit Kerja Kepatuhan dalam proses Rapat Teknis (Ratek) dan
Rapat Komite Pembiayaan (RKP) dengan toolsCompliance Note
Independent (CNI) yang dilakukan oleh Unit Kerja Compliance
untuk memastikan proses pembiayaan telah sesuai terhadap
ketentuan eksternal dan internal.
(b) Memastikan kesiapan operasional atas rencana
pembukaan/pemindahan alamat/perubahan status jaringan
kantor bank melalui pemenuhan daftar persyaratan yang tertuang
dalam compliance check list yang ditetapkan oleh regulator.
(c) Melaksanakan Compliance on Visit (CoV) di Unit Kerja yang
mensupervisi proses penataan jaringan kantor Bank pada tahun
2019, untuk memastikan proses penataan terlaksana sesuai
dengan ketentuan eksternal dan internal Bank.
(d) Melakukan review proses pengadaan barang dan jasa komite level
Direksi guna memastikan proses pengadaan barang dan jasa yang
akan diputus oleh komite level Direksi telah dilakukan secara
tertib, efisien, transparan dan sesuai dengan prinsip GCG yang
berlaku.
(e) Memberikan masukan/opini terhadap materi rencana penerbitan
ketentuan internal Bank berupa draft Kebijakan, SE, SOP telah
sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan dan ketentuan
Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan yang berlaku.
(f) Melakukan review penyaluran dana sosial dalam rangka kegitan
Corporate Social Responsibility (CSR) dan Sosiobisnis yang
dilaksanakan oleh Mandiri Syariah bekerjasama dengan Laznas-
BSM.
2) Langkah-langkah strategis yang dilakukan untuk
peningkatan/pengawalan kepatuhan unit kerja/pengembangan
manajemen:
(a) Menyelenggarakan Forum Evaluasi Review Pembiayaan yang
melibatkan business unit, risk assessment unit dan support unit
dalam melakukan koordinasi antar unit kerja untuk
meminimalisir/mencegah non compliance procedure dalam
proses pembiayaan. Forum evaluasi dilaksanakan secara rutin
setiap triwulanan.
(b) Menyusun Standar Prosedur Pengendalian Kepatuhan Bank yang
digunakan sebagai pedoman oleh jajaran Bank dalam
melaksanakan Fungsi Kepatuhan Bank.
(c) Melakukan koordinasi dengan Decentralized Compliance and
Operasional Risk (DCOR) dalam melaksanakan efektifitas
pengawalan kepatuhan sesuai peran dan tugas masing-masing.

305
g. Pengembangan Kompetensi Satuan Kerja Kepatuhan Tahun 2020
No Nama Pendidikan dan Pengembangan Nama Penyelenggara
Karyawan
1 Induction Class for Kriya Teller dan Back Mandiri Syariah University
Office
2 Ketentuan POJK Nomor 28/POJK.03/2019 Mandiri Syariah University
tentang Sinergi Perbankan dalam Satu
Kepemilikan untuk Pengembangan
Perbankan Syariah
3 Kegiatan Induk Virtual Account dan Mandiri Syariah University
Dashboard Pengelolaan Rekening
Pengeluaran Milik Kementrian
Negara/Lembaga
4 Webinar OJK: Integrated GRC in Digital Era: OJK Institute
Opportunities & Challenges
5 Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR) Level 3 Mandiri Syariah University
6 Training Eksternal Webinar Akad-akad Mandiri Syariah University
Restrukturisasi Hutang dan Pembiayaan Bank
Syariah
7 Training Eksternal Webinar. ISO 37001:2016 Mandiri Syariah University-
Anti-Bribery Management Systems for Robere
Financial Industries
8 Program Pelatihan Eksternal Pegawai - PT Mitra Bhadra Consulting
Pencegahan Korupsi mll Penguatan (MBC)
Budaya Governance Risk Management &
Compliance
9 Program Pelatihan Eksternal Pegawai - Asia Anti Fraud
Accounting Forensics for Internal Auditors &
Fraud Investigators
10 Program Pelatihan Eksternal Pegawai - Asia Anti Fraud
Mengapa Pencegahan Fraud Tidak Efektif
(Why fraud prevention is not effective?)
11 Profiling Kejahatan dan Kerentanan FKDKP
Pencucian Uang serta Pendanaan Terorisme
sebagai Dampak Krisis Covid-19
12 Identifikasi Transaksi Keuangan FKDKP
Mencurigakan
13 Pelatihan ISO 31000:2018 Awareness Robere
Risk Management System
14 Pelatihan ISO 37001:2016 "Sistem PT Aurora Bisnis International
Manajemen Anti Penyuapan"
15 Refreshment Publik Manajemen Risiko FKDKP
Operasional dan Kewaspadaan Kasus

306
No Nama Pendidikan dan Pengembangan Nama Penyelenggara
Karyawan
Kriminal di Era Digital
16 Training Auditor ISO 37001: 2016 PT Aurora Bisnis International
17 Terrorism Financing Updated 2020 - PPATK
Deseminasi FIR on Ml/TF pada Bank
Umum tahun 2020

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Rencana pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Bank melalui Mandiri Syariah University pada
tahun 2020-2022 diselaraskan dengan strategi Human Capital agar seluruh program/kegiatan dapat
diselenggarakan secara efisien, efektif, dan terintegrasi untuk mendukung peningkatan kinerja Sumber
Daya Manusia dan unit kerja.

Adapun kerangka pelatihan dan pengembangan kompetensi di Mandiri Syariah mencakup 3 (tiga) hal
sebagai berikut:

1. Living Core Values


Tata nilai utama (core values) dan budaya perusahaan yang harus dimiliki dan diterapkan oleh
setiap pegawai untuk mendukung strategi bisnis Bank. Core values dari budaya kerja perusahaan
meliputi ETHIC (Excellece, Teamwork, Humanity, Integrity & Customer Focus) dengan 10 indikator
perilaku

2. Technical Capability
Pengetahuan, keterampilan dan sikap yang wajib dimiliki oleh pegawai yang sesuai dengan fungsi
jabatannya. Technical capabilities dikelompokkan berdasarkan fungsi jabatan di Corporate
Banking, Retail Banking dan Support Function.

3. Leadership Capability
Kemampuan yang diperlukan seorang pegawai untuk melaksanakan fungsi kepemimpinan. Jiwa
kepemimpinan yang baik sangat dibutuhkan agar nantinya seluruh pegawai Bank Mandiri Syariah
dapat menjadi role model bagi lingkungan sekitarnya.

Desain pelatihan dan pengembangan human capital diselaraskan dengan strategi Bank Mandiri Syariah
agar seluruh program/kegiatan dapat diselenggarakan secara efisien, efektif, dan terintegrasi untuk
mendukung peningkatan kinerja Bank

Adapun desain pelatihan dan pengembangan di Mandiri Syariah meliputi komponen sebagai berikut:

1. Learning Budget and Plan


Proses penyusunan rencana pelatihan dan pengembangan serta alokasi anggarannya.
2. Learning Analysis
Proses analisis kebutuhan pembelajaran berdasarkan kebutuhan bisnis dan perkembangan
organisasi.

307
3. Learning Design
Proses desain kurikulum pendidikan dan pelatihan berdasarkan hasil tahap Learning Analysis.
4. Learning Development
Proses pengembangan kurikulum pendidikan dan pelatihan menjadi materi, metodologi, serta
evaluasi.
5. Learning Implementation
Proses pengimplementasian kurikulum pendidikan dan pelatihan yang telah disusun pada
tahap Design dan Develop.
6. Learning Evaluation
Proses pengukuran dan evaluasi hasil pendidikan dan pelatihan.

Adapun dasar desain pelatihan dan pengembangan kompetensi adalah:

1. Learning Partner
Expert internal dan eksternal yang mendukung kebutuhan program pelatihan dan
pengembangan yang berperan sebagai penyusun modul, trainer, coach, mentor, buddy, dan
lainnya.
2. Change Management
Suatu proses dalam rangka mengubah pengetahuan, keterampilan dan sikap pegawai.
3. Facility
Fasilitas pendukung program pelatihan dan pengembangan baik yang bersifat fisik maupun
teknologi.
4. Communication, Branding dan Marketing
Proses menyusun strategi, mengelola dan melakukan komunikasi dan interaksi dengan
pemangku kepentingan internal dan eksternal.

Untuk meningkatkan efektivitas pengembangan kompetensi pegawai setiap segmen, Mandiri Syariah
University telah membentuk academy-academy sebagai berikut:

1) Wholesale Banking Academy, fokus pada pengembangan segmen Wholesale Banking


(Corporate dan Commercial), Government, Special Asset Management, Treasury, &
International Banking.
2) Retail Banking Academy, fokus pada pengembangan segmen Small Medium Enterprise,
Consumer, Pawning dan Mikro.
3) Banking Operations, Sales and Service Academy, fokus pada pengembangan kompetensi
Marketing and Sales, Services, Branch Operation, Wholesale and Transaction Banking
Operations, dan Banking Operation.
4) Corporate Culture Academy, fokus pada implementasi budaya perusahaan sesuai dengan
nilai-nilai dalam AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dan 18
perilaku utama serta perilaku sadar Support Function.

308
Program kerja pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia sebagai berikut:

1) Menyediakan program Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) yang komprehensif bekerja sama
dengan unit terkait untuk mendukung strategi bisnis sesuai Corplan Bank:
a) Program Product & Business Development Workshop, Improvement Competencies
Training, Industry Focus Mastery for Business, Training serta sosialiasi yang berkaitan
dengan produk dan kebijakan perusahaan.
b) Program pelatihan terstruktur (learning based competency) sesuai rumpun jabatan dan
business process yang terdiri dari bidang retail, bidang wholesale, bidang sales & service,
bidang operational & support dengan fokus pada 5 produk utama bank.
2) Meningkatkan kapabilitas pegawai (teknis/keahlian dan kepemimpinan) serta memperluas
cakupan peserta training dengan strategi regionalisasi training.
a) Menyelenggarakan program pelatihan di region dan atau area dengan mengoptimalkan
infrastruktur regional dan Mandiri Syariah University.
b) Meningkatkan kapasitas kepemimpinan dan keahlian para pegawai terbaik dan
pemimpin Bank. Bank membutuhkan para calon pimpinan Bank terbaik untuk mengisi
posisi strategis karena adanya pengembangan organisasi dan pertumbuhan bisnis.
Program yang akan diselenggarakan terdiri dari:
(1) Pendidikan pengembangan kepemimpinan (Leadership Development) berjenjang
sesuai kebutuhan bank yang mencakup:
ƒ Officer Development Program (ODP): merupakan program pelatihan bagi fresh
graduate yang akan menjadi pegawai pimpinan Mandiri Syariah.
ƒ Staff Development Program (SDP): merupakan program pelatihan bagi pegawai
internal Mandiri Syariah yang dipromosikan menjadi pegawai pimpinan Mandiri
Syariah.
ƒ Management Development Program (MDP): merupakan program bagi high
potential middle managers, yang dipersiapkan menjadi successors untuk level
pimpinan Department Head atau Area Manager atau jabatan yang setara.
ƒ Program SESPIBANK: merupakan program training untuk calon Senior Executive
atau Top Management sebagai pimpinan puncak bank.
(2) Executive Development Program: merupakan program training yang bersifat bagi
Direksi, SEVP, Komisaris, Group Head serta Regional CEO.
(3) Leadership Forum bagi Top dan Senior Management;
(4) Leadership Enhancement bagi para pimpinan bank, dari jenjang officer muda hingga
Direksi;
(5) Sertifikasi Profesional bagi pegawai-pegawai terbaik unit bisnis dan unit support
maupun sertifikasi yang bersifat mandatory untuk seluruh pegawai yang terkait;
(6) Beasiswa S2 untuk pegawai terbaik dan calon pimpinan Bank.
c) Menyusun Learning Journey dan memastikan kompetensi pegawai sesuai dengan standar
kompetensi kinerja pada jabatannya.
(1) Program training pegawai baru untuk level staff dan officer sesuai rumpun jabatan.
(2) Memastikan kompetensi pegawai sesuai dengan standar kompetensi kinerja pada
jabatannya yang berfungsi untuk mengukur dan memastikan pegawai yang
dipromosikan pada jabatan kunci di Bank memiliki kualifikasi kompetensi teknis
(technical banking) sesuai dengan jabatan yang dituju. Program tsb. terdiri dari:

309
ƒ Learning Certification.
- Program sertifikasi yang terstruktur sesuai dengan Learning Journey pegawai;
- Program profesional certification merupakan rangkaian dari pendidikan
terstruktur.
ƒ Learning Assessment.
- Program untuk mengukur dan memetakan kompetensi pegawai terhadap
jabatan yang akan dituju;
- Program akselerasi dari professional certified.
ƒ Refreshment (Pemeliharaan).
- Program secara berkala bagi pemegang sertifikat pemahaman dan
professional certified dalam rangka pemeliharaan.
(3) Program Persiapan Pensiun
Bagi pegawai yang akan dan telah memasuki usia pensiun, Mandiri Syariah turut
menyediakan pelatihan khusus terkait program persiapan pensiun pegawai yaitu
MPP (Masa Persiapan Pensiun). Pelatihan ini bertujuan untuk membentuk mental
dan keahlian serta sebagai pembekalan kepada para pegawai agar tetap produktif
walaupun tidak lagi menjadi pegawai aktif.

d) Implementasi Budaya Kerja


Hadirnya generasi milenial di Mandiri Syariah mendorong Mandiri Syariah untuk terus
menyesuaikan budaya kerjanya agar tetap relevan dengan kondisi internal dan eksternal
Mandiri Syariah. Melalui penyesuaian budaya kerja, seluruh pegawai Mandiri Syariah
akan memiliki karakter yang kuat dalam berfikir dan bertindak sesuai dengan 10
(sepuluh) budaya perilaku Mandiri Syariah. Selain melakukan penyesuaian budaya kerja,
Mandiri Syariah juga melaksanakan program kerja lainnya dalam membangun
kebahagiaan dan produktivitas pegawai Mandiri Syariah yang sebagian besarnya
merupakan usia milenial. Pendekatan dari program kerja tsb. memiliki arti pengelolaan
berbagai elemen kerja, baik fiskal maupun emosional agar tercipta suasana yang
membuat pegawai happy dan produktif.

310
Penerapan budaya kerja dilaksanakan menyesuaikan strategi bisnis dalam menghadapi era
digital teknologi dan mendukung visi perusahaan menjadi Bank Syariah Terdepan dan Modern.
Dalam menjawab tantangan di era digital dan kompetisi bisnis di masa depan, selain 18 perilaku
utama AKHLAK dibutuhkan fokus penguatan budaya dengan culture theme, yaitu:

311
Program-program yang dilakukan dalam rangka implementasi penerapan Budaya Kerja, antara lain:

1) Integrasi values dalam perilaku pegawai melalui internalisasi AKHLAK & Culture
Theme pada materi pembelajaran berkolaborasi dengan seluruh Academy dan unit
kerja terkait.
2) Menguatkan performance culture dan peduli stakeholders melalui leader sebagai role
model (lead by example).
3) Meningkatkan learning culture dan agility melalui kegiatan pembelajaran beragam
(blended learning) untuk continuous improvement serta inovasi.
4) Menjaga Mandiri Syariah tumbuh sehat dengan meningkatkan risk awareness dan
upaya mencegah fraud (fraud prevention) bekerjasama dengan unit kerja terkait,
5) Melaksanakan program penguatan Change Agent dalam akselerasi budaya kerja
untuk meningkatkan engagement & ownership terhadap perusahaan.
6) Mengembangkan sikap kepedulian terhadap umat melalui social movement dan
volunteer program untuk kontribusi maksimal dan lebih berkah.
Melakukan sinergi dan alignment budaya dengan Mandiri Group sebagai Mandirian
(Satu Hati Satu Mandiri).
e) Mengembangkan Learning Alternate Channel melalui pengembangan Learning
Management System dan mobile learning, yakni penyediaan layanan dan informasi
pembelajaran pegawai secara integratif yang melingkupi proses perencanaan,
penyelenggaraan dan evaluasi pembelajaran yang memudahkan bagi pegawai.

Selain itu, BSM melaksanakan program Basic Syariah yang secara umum berisi tentang aktivitas, akad,
produk, aktivitas & penerapannya secara komprehensif untuk para pengurus (Direksi & Dewan
Komisaris) yang baru menjabat bekerjasama dengan Karim Business Consulting.

PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN


Manajemen Mandiri Syariah sangat concern terhadap masalah benturan kepentingan. Mandiri Syariah
telah memiliki Pedoman Code of conduct (CoC) yang termaktub dalam Kebijakan Tata Kelola Perusahaan
PT Bank Syariah Mandiri dengan No. registrasi KBP/01-2016.
Pedoman Benturan Kepentingan mengikat setiap pengurus dan pegawai Bank, dalam hal terjadi
benturan kepentingan, anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak
mengambil tindakan yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Bank, semua kegiatan
operasional bank bebas dari intervensi pemilik/pihak terkait/pihak lainnya yang dapat menimbulkan
benturan kepentingan. Code of Conduct adalah pedoman internal perusahaan yang berisikan sistem,
nilai, etika bisnis, komitmen, serta penegakan terhadap peraturan-peraturan perusahaan bagi individu
dalam menjalankan bisnis dan aktivitas lainnya serta berinteraksi dengan stakeholders. Sepanjang tahun
2020 tidak terdapat benturan kepentingan yang melibatkan manajemen perusahaan yang
menimbulkan kerugian pada perusahaan.

Salah satu upaya perseroan dalam melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik terkait benturan
kepentingan yakni anjuran tidak menerima hadiah/parcel lebaran yang disampaikan melalui media
internal secara berkala kepada seluruh pegawai Mandiri Syariah. Adapun media yang digunakan
diantaranya melalui :

312
a. Poster La risywah, No Kick Back dan No Special Payment
Merupakan bentuk komitmen pimpinan yang wajib diikuti jajaran Bank untuk
bekerja dengan lurus.

b. Annual Disclosure Benturan Kepentingan


Benturan Kepentingan adalah situasi dimana terdapat konflik kepentingan
dengan cara memanfaatkan kedudukan dan wewenang yang dimilikinya (baik
dengan sengaja maupun tidak sengaja) dalam perusahaan untuk kepentingan
pribadi, keluarga dan golongannya sehingga tugas yang diamanatkan tidak
dapat dilaksanakan dengan obyektif dan berpotensi merugikan perusahaan.
Untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dikalangan pegawai maka
seluruh jajaran Mandiri Syariah diwajibkan untuk mengisi pernyataan tahunan
(annual disclosure) setiap tahunnya terkait bentuan kepentingan yang muncul
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Annual Disclosure berkaitan
erat dengan dokumen kepegawaian, saat ini untuk penyelenggaraan annual
disclosure dikelola oleh unit kerja Human Capital, dimana pernyataan tahunan
(annual disclosure) tersebut telah diintegrasikan dengan aplikasi sistem
kepegawaian bank.
c. Email blast
Untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan, bank melakukan sosialisasi
melalui email blast guna mereminder kepada jajaran Bank untuk menghindari
berbagai kemungkinan munculnya benturan kepentingan dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya.

313
CODE OF CONDUCT
Code of Conduct (CoC) merupakan bagian dari pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang baik yang
merupakan pedoman perilaku bank dalam menjalankan tugas dan tangungjawabnya. Dalam CoC
menjelaskan dasar perilaku yang dilakukan oleh Jajaran Bank. Oleh sebab itu, keberadaan CoC menjadi
acuan dan tanggung jawab perilaku bagi Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh pegawai di seluruh
jenjang Organisasi untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai perusahaan kedepannya. Code of
Conduct merupakan prinsip moral terkait perilaku individu, sebagai dasar perilaku dalam menjalankan
aktivitas bisnis yang diharapkan dapat mendorong terwujudnya perilaku yang professional,
bertanggungjawab, wajar, patut dan dapat dipercaya dalam melakukan hubungan bisnis baik dengan
nasabah/calon nasabah, rekanan/calon rekanan, rekan sekerja maupun stakeholders lainnya.
Jajaran Mandiri Syariah memiliki tanggung jawab dalam mewujudkan CoC ke dalam setiap perilaku,
sehingga tidak akan merugikan masing-masing insan yang bersangkutan ataupun Perusahaan karena
tingkah laku insan mencerminkan etika bisnis Perusahaan. Konten CoC Mandiri Syariah terdiri dari:

314
BENTURAN KEPENTINGAN
Benturan kepentingan merupakan suatu kondisi dimana anggota Jajaran Bank dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya mempunyai kepentingan di luar kepentingan dinas, baik menyangkut kepentingan
pribadi, keluarga, maupun kepentingan pihak-pihak lain yang memungkinkan anggota Jajaran Bank
tersebut kehilangan obyektivitasnya dalam mengambil keputusan sesuai kewenangan yang telah
diberikan Bank kepadanya. Ruang lingkup terdiri dari:
1. Jajaran Bank wajib menghindarkan diri dari kegiatan yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan.
2. Jajaran Bank harus bertindak terhormat dan bertanggung jawab serta bebas dari pengaruh yang
memungkinkan hilangnya obyektivitas dalam pelaksanaan tugas atau mengakibatkan Bank
kehilangan bisnis dan/atau reputasi.
3. Jajaran Bank dilarang menyalahgunakan corporate identity Bank. Corporate identity hanya dapat
digunakan untuk kepentingan Bank dan dengan seizin Bank.

Larangan Risywah
Jajaran Bank harus dapat mengambil langkah tegas untuk tidak memberikan/menerima risywah
kepada/dari nasabah/calon nasabah, rekanan/calon rekanan dan pegawai negeri sipil atau
penyelenggara negara terkait jabatannya sebagai jajaran Bank.

Kerahasiaan
1. Jajaran Bank wajib menjaga kerahasiaan setiap data atau informasi terkait Bank atau nasabah
yang berhubungan dengan Bank dan hanya menggunakannya untuk kepentingan Bank.
2. Penyebaran data atau informasi terkait Bank dan nasabah yang berhubungan dengan Bank hanya
dapat dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Penyalahgunaan Jabatan
Jajaran Bank dilarang menyalahgunakan wewenang yang dimilikinya untuk kepentingan pribadi atau
pihak lain, baik dilakukan sendiri maupun mempengaruhi/memaksa jajaran Bank lain untuk melakukan
sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku yang dapat menimbulkan kerugian pada Bank.

Perilaku Insiders
Jajaran Bank yang memiliki informasi tentang Bank dilarang memanfaatkan informasi dimaksud untuk
kepentingan pribadi atau pihak lain yang dapat menimbulkan kerugian bagi Bank.

Integritas dan Akurasi Data Bank


1. Jajaran Bank, baik secara individu maupun bersama-sama harus berupaya untuk tidak terlibat
dalam hal-hal yang dapat melemahkan atau menurunkan integritas sistem perbankan di
Indonesia.
2. Jajaran Bank harus mengambil langkah-langkah tegas untuk memastikan bahwa dirinya tidak
diperalat untuk kegiatan kriminal dan/atau kegiatan tidak legal lainnya.
3. Jajaran Bank harus mawas diri dan menghindarkan keterlibatan Bank dalam kegiatan pencucian
uang, termasuk secara individu tidak terlibat dalam penggunaan dan/atau perdagangan narkoba,
atau kegiatan terorisme.

315
Pengelolaan Rekening Pegawai
Jajaran Bank harus mengelola rekening kepegawaian yang dimilikinya secara bijak dan tidak
memanfaatkan rekening tersebut untuk kegiatan terlarang.

Pernyataan Tahunan (Annual Disclosure)


Jajaran Bank wajib melakukan pengisian pernyataan tahunan dengan jujur dan dapat dipertanggung
jawabkan.

Sanksi Pelanggaran/Ketidakpatuhan
Jajaran Bank wajib mematuhi pedoman Code of Conduct sebagai pedoman berperilaku, baik di dalam
maupun di luar lingkungan Bank yang membawa citra Bank dengan penuh tanggung jawab. Pengenaan
sanksi atas pelanggaran/ketidakpatuhan terhadap Code of Conduct mengacu pada peraturan
kepegawaian yang berlaku.

Optimalnya penerapan CoC menjadi tolok ukur keberhasilan penerapan Tata Kelola yang baik.
Komitmen dan integritas dari masing-masing jajaran Bank untuk mewujudkan pelaksanaan Tata Kelola
yang baik cerminan dari upaya dan semangat yang tinggi untuk mewujudkan Bank yang berkelanjutan

Jenis Pelanggaran 2019 2020


Praktek Risywah 2 4
Penyalahgunaan Jabatan 3 2

Manajemen Mandiri Syariah secara konsisten mendorong jajaran Bank untuk menghindari benturan
kepentingan. Setiap benturan kepentingan yang dapat menimbulkan kerugian bagi Bank sudah
ditindaklanjuti sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada stakeholders.
Sebagai salah satu contoh gerakan untuk meminimalisir kondisi benturan kepentingan yang didorong
oleh manajemen adalah gerakan La Risywah, No Kick Back dan No Special Payment yang
merupakanlangkah untuk meningkatkan kesadaran (awareness) seluruh jajaran Mandiri Syariah agar
senantiasa bekerja dengan lurus dan bertanggung jawab serta obyektif secara profesional. Selain aturan
terkait CoC, Mandiri Syariah juga memiliki aturan terkait larangan pemberian hadiah, sovenir atau
cinderamata kepada Direksi, Dewan Komisaris maupun jajaran Bank lainnya yang sedang melakukan
perjalanan dinas atau kunjungan ke unit kerja yang di atur dalam Kebijakan Tata Kelola Perusahaan
Mandiri Syariah dan Standar Prosedur Operasional Human Capital Dimana Jajaran Bank dilarang
memberikan Souvenir/Cinderamata/Oleh-oleh/Hadiah Kepada Anggota Direksi dan/atau Komisaris Bank
yang Melaksanakan Perjalanan Dinas dan/atau Kunjungan.
Mandiri Syariah memiliki Program Pengenalan CoC yaitu dengan menginternalisasi CoC kepada pegawai
baru melalui pelatihan guna memberikan pemahaman pengertian dari benturan kepentingan dan
kewajiban untuk menghindari kondisi benturan kepentingan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab. Setiap pelanggaran atas kode etik akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

316
PELAKSANAN AUDIT INTERN
Satuan Kerja Audit Intern merupakan bagian dari struktur pengendalian internal dan
merupakan segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan audit dan pelaporan hasil audit
mengenai terselenggaranya struktur pengendalian secara terkoordinasi dalam setiap tindakan
manajemen Bank.Fungsi Internal Audit di dalam organisasi berada pada level Direktorat dan
bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.

Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) merupakan mitra bisnis seluruh unit kerja yang berfungsi
memberikan consulting yang independen dan obyektif dalam memberikan rekomendasi yang
bernilai tambah dan memperbaiki operasional organisasi. SKAI membantu organisasi dalam
mencapai tujuannya dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen
risiko, pengendalian intern dan proses tata kelola.
SKAI telah menetapkan kerja dan ruang lingkup tugas antara lain sebagai berikut:
6. Mengevaluasi efektifitas Sistem Pengendalian Intern secara berkesinambungan berkaitan
dengan pelaksanakan operasional bank
7. Berperan aktif dalam meningkatkan efektifitas penerapaan Sistem Pengendalian Intern
sesuai sasaran yang telah ditetapkan bank
8. Melaksanakan audit berbasis risiko (risk based audit) secara independen dan objektif.

Ruang lingkup pelaksanaan audit mencakup semua area operasional untuk menentukan
kecukupan kualitas internal control, penerapan risk management, dan governance process.
Dalam melaksanakan tersebut Internal Audit membuat analisa dan memberikan rekomendasi
melalui pemberian jasa assurance dan consulting.
Sebagai strategic partner, Internal Audit Group (IAG) berupaya untuk dapat memberikan
“adding value and improving organization’s operations”, yang tidak hanya membantu
management untuk menilai efisiensi dan keefektifan pelaksanaan pengendalian internal
perusahaan, namun juga ikut berperan mengawal pencapaian target-target Bank yang sudah
dituangkan dalam inisiatif strategis lima tahun ke depan.
Struktur Organisasi dan Kedudukan Internal Audit
Internal Audit merupakan bagian dari struktur pengendalian internal serta memiliki tugas untuk
mengevaluasi dan berperan aktif dalam peningkatan efektivitas Sistem Pengendalian Intern
secara berkesinambungan berkaitan dengan pelaksanaan operasional Bank yang berpotensi
menimbulkan kerugian dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan oleh manajemen bank.

Internal Audit membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada
Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada Direktur yang membawahi
Kepatuhan. IAG telah secara konsisten bertindak obyektif mengemukakan temuan berdasarkan
bukti-bukti atau fakta yang dapat dipertanggungjawabkan karena kedudukan IAG yang
independen dari Unit Kerja Operasional maupun dari Unit Kerja second line of defense. Internal
Audit dipimpin oleh seorang Group Head dan sesuai POJK No.1/POJK.03/2019 tanggal 28 Januari
2019 tentang fungsi Audit Intern pada Bank Umum,organisasi Satuan Kerja Audit Intern berada
pada level Direktorat dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan dapat
berkomunikasi dengan Dewan Komisaris melalui Komite Audit. Group Head IAG diangkat dan

317
diberhentikan langsung oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris dan/atau
Komite Audit dan selanjutnya dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Adapun Struktur organisasi Internal Audit sebagai berikut:

Penjelasan:

Kedudukan Internal Audit Group dalam struktur organisasi Bank adalah sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.


b. Memiliki hubungan fungsional dan dapat komunikasi secara langsung dengan Dewan
Komisaris, Direksi & SEVP, dan Komite Audit, serta Dewan Pengawas Syariah.
c. Memiliki hubungan koordinasi dengan Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi (SKAIT)
Bank Mandiri.

Pelaksanaan Kegiatan Unit Internal Audit


Pelaksanaan audit menggunakan pendekatan Risk Based Audit (RBA), didasari dengan
pemilihan top risk untuk audit rutin maupun audit tematik. Seluruh perencanaan audit
diarahkan untuk dapat mengawal tercapainya Program Kerja dan Prioritas Utama Bank
tahun 2019. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, audit terhadap unit kerja tahun
2019 difokuskan pada 4 (empat) area utama yang sejalan dengan strategi bisnis bank, yaitu:
Evaluasi Produk, Review Fungsi Pendukung Bisnis, Evaluasi Branching Strategy dan Audit
Operasional atas Business Unit. Pelaksanaan audit secara lengkap sebagai berikut:
a. Audit Rutin
Dilaksanakan dalam rangka memenuhi ketentuan regulator (mandatory audit),

318
direncanakan secara sistematis di awal tahun berjalan dan penetapan prioritasnya
dilakukan melalui proses risk assessment yang ditentukan melalui metodologi Risk
Based Audit (RBA).
b. Audit Tematik
Merupakan pendekatan audit yang lebih berfokus pada isu-isu yang bersifat strategis
dan berdampak secara bankwide. Audit tematik dilakukan secara menyeluruh (end to
end), yang pelaksanaannya dapat melibatkan beberapa unit kerja, baik Kantor Pusat
maupun Cabang. Realisasi audit tematik yang dilakukanpada tahun 2018 terdiri dari:
Audit Pembiayaan Multifinance, Audit Layanan Priority, Audit Outlet Kategori Khusus
dan Audit Monitoring Pengelolaan Tekhnologi Informasi.
c. Audit Khusus
Dilakukan terhadap isu-isu tertentu yang signifikan maupun tindakan penyelewengan
atau penyimpangan yang menimbulkan kerugian terealisasi dengan indikasi
kecurangan (fraudulence) dan atau hal-hal yang terkait dengan pelanggaran terhadap
Code of Conduct, Peraturan Perusahaan, atau Prinsip Good Corporate Governance
(GCG).

Aktivitas Audit Umum dan Audit Investigatif


Rencana dan Realisasi Aktivitas Audit Umum dan Audit Investigatif s.d. November 2020
sebagai berikut:

Keterangan Rencana Audit Realisasi Audit Persentase Pencapaian


Audit Umum 45 46 102.22%
Audit investigative 47 51 108.51%
Total 92 97 105.43%
Hasil Audit atas pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern telah dipergunakan sebagai salah
satu bahan evaluasi perbaikan dari sisi kebijakan, infrastruktur, maupun pengelolaan
Sumber Daya Manusia. Pemantauan terhadap tindak lanjut perbaikan atas hasil audit
dimonitor secara ketat, untuk meyakini bahwa seluruh permasalahan telah diselesaikan
dan risiko telah dikendalikan. Pada tahun 2020 seluruh temuan hasil audit yang jatuh
tempo sd Desember 2020, telah ditindaklanjuti 100%.

Bank telah memiliki ketentuan pengendalian intern yang diatur dalam:


1. Kebijakan Pengendalian Internal Audit PT Bank Syariah Mandiri, No.KBP/02-2016,
tanggal berlaku 18 Juli 2019.
2. Kebijakan Sistem Pengendalian Internal PT Bank Syariah Mandiri, No.KBP/02-2018,
tanggal berlaku 05 April 2018.
3. Kebijakan Anti Fraud PT Bank Syariah Mandiri, KBP/01-2018, tanggal berlaku 5 April
2018.
4. Standar Prosedur Pengendalian Internal Audit, No.SPP/01-2019, tanggal berlaku 27 Mei
2019.
5. Petunjuk Teknis Pengendalian Audit Management System (AMS), tanggal berlaku 31
Agustus 2017.
6. Petunjuk Teknis Operasional DMTL Online (DONE), tanggal berlaku 20 Desember 2017.

319
7. Petunjuk Teknis Operasional Continuous Monitoring, tanggal berlaku 20 September
2019.
8. Petunjuk Teknis Pengendalian Audit Investigasi, tanggal berlaku 15 Desember 2018.

Ketentuan-ketentuan tersebut bertujuan untuk:


1. Memberikan pemahaman mengenai Sistem Pengendalian Intern (SPI) pada lingkungan
Bank.
2. Membangun persepsi yang sama dalam menerapkan Sistem Pengendalian Intern.
3. Memberikan acuan bagi unit kerja yang melaksanakan fungsi pengawasan serta pihak-
pihak lain yang berkepentingan mengenai Sistem Pengendalian Intern.

Pihak-pihak yang bertanggung jawab dan berkepentingan terhadap terselenggaranya


Sistem Pengendalian Intern, sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris
2. Direksi
3. Komite Audit
4. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI)
5. Pejabat dan Pegawai Bank
6. Pihak-pihak Ekstern

SKAI Mandiri Syariah sebagai salah satu pihak yang bertanggung jawab terhadap fungsi
pengawasan intern kedudukannya berada dibawah Direktur Utama dan dapat
berkomunikasi secara langsung dengan Dewan Komisaris/Komite Audit.

SKAI bertugas untuk:


1. Mengevaluasi efektifitas SPI secara berkesinambungan berkaitan dengan pelaksanaan
operasional Bank;
2. Berperan aktif dalam meningkatkan efektifitas penerapan SPI sesuai sasaran yang telah
ditetapkan Bank;
3. Melaksanakan audit berbasis risiko (risk based audit) secara independen dan obyektif.

Ruang lingkup pelaksanaan audit mencakup semua area operasional Mandiri Syariah untuk
menentukan kecukupan kualitas internal control, penerapan risk management, dan
governance process.

Sumber Daya Manusia dan Kegiatan Pengembangan


Kebutuhan sumber daya manusia auditor IAG relatif sudah dipenuhi baik dari sisi kuantitas
maupun kualitas. Bank berupaya sungguh-sungguh menyelenggarakan pengelolaan sumber
daya secara profesional. Pengembangan kompetensi auditor dilaksanakan antara lain
melalui program sertifikasi baik level Nasional maupun Internasional dari tingkat Group
Head sampai dengan Auditor untuk meningkatkan kompetensi, efisiensi, efektivitas dan
kualitas audit. IAG secara rutin telah mengikutsertakan pegawai dalam konferensi untuk
peningkatan kompetensi. Jumlah Auditor IAG tahun 2020 sejumlah 54 orang, dengan
rincian pengembangan sbb.:
1. Auditor bersertifikasi Bankir Nasional – SMR Level I s.d. IV sejumlah 52 orang
2. Auditor bersertifikasi Profesi Nasional – CBIA Level Auditor sejumlah 27 orang
3. Auditor bersertifikasi Profesi Nasional – CBIA Level Supervisor sejumlah 22 orang

320
4. Auditor bersertifikasi Profesi Internasional – CFE sejumlah 3 orang
5. Auditor bersertifikasi Profesi Internasional – QIA sejumlah 2 orang
6. Aktivitas Pendukung lainnya:
x People - Internal Audit Training Plan
Selama tahun 2020, pelatihan/training/workshop yang diikuti oleh pegawai IAG
sebanyak 80 pelatihan/training/workshop dan sebanyak 5 sertifikasi.
x Process:
Review Ketentuan (sisdur) selama 2020 terdapat 145 ketentuan yang di-review
(Ketentuan dimaksud terdiri dari draft Kebijakan, Standar Prosedur, Manual Produk,
Petunjuk Teknis, dan atau Memorandum Petunjuk Operasional)
Penyusunan Ketentuan selama 2020 yaitu Kebijakan Anti Fraud BSM, KBP/01-2020,
tanggal berlaku 31 Maret 2020.

Jumlah Penyimpangan (Internal Fraud) dan Upaya Penyelesaian oleh Mandiri Syariah
Internal fraud adalah tindakan fraud yang dilakukan oleh pengurus, pegawai Mandiri Syariah
maupun pegawai tidak tetap (outsourcing) untuk kepentingan pribadi yang mempengaruhi
kondisi keuangan Mandiri Syariah secara signifikan. Berikut data internal fraud selama tahun
2020, dengan progress penyelesaian sebagai berikut:

Jumlah kasus yang dilakukan oleh


Dewan Komisaris Pegawai Tidak
Internal Fraud Pegawai Tetap
& Direksi Tetap
2019 2020 2019 2020 2019 2020
Total Fraud - - 10 5 - 2
Telah diselesaikan - - 9 5 - 2
Dalam proses penyelesaian di internal - - 1 3 - -
Mandiri Syariah
Belum diupayakan penyelesaiannya - - - - - -
Telah ditindaklanjuti melalui proses - - 3* 3* - -
hukum )*
* Kasus yang telah ditindaklanjuti melalui proses hukum adalah bagian dari kasus yang telah diselesaikan atau sedang
dalam proses penyelesaian di internal Mandiri Syariah.

321
Bagan Alur Penyampaian Pelanggaran

Adapun upaya penyelesaian kejadian fraud dilakukan oleh Mandiri Syariah dengan segera
memberikan sanksi kepada para pelaku, pegawai terlibat dan terkait. Para pelaku juga
diminta untuk mengembalikan kerugian Bank sebagai bentuk recovery. Untuk menimbulkan
efek jera, Mandiri Syariah juga telah memproses para pelaku ke jalur hukum. Mitigasi yang
dilakukan Bank guna mencegah terulangnya kejadian fraud dengan perbaikan design control
dan penguatan internal control di unit kerja tempat kejadian dilakukan agar kasus serupa
tidak terulang dimasa mendatang.

WHISTLEBLOWING SYSTEM
Untuk meningkatkan peran serta aktif para pelapor (whistleblower) dalam mengungkapkan/
mengadukan tindakan pelanggaran yang dilakukan jajaran Bank maka dibentuk Sistem Pengaduan
Pelanggaran (whistleblowing system). Sistem pengaduan pelanggaran (WBS) bank adalah system
pengelolaan pengaduan tindakan pelanggaranatau perbuatan melawan hukum atau perbuatan lain yang

322
merugikan bank yang bersifat independen dan rahasia.

Pelanggaran yang dilaporkan meliputi tindakan fraud, suap, gratifikasi yang dianggap suap, benturan
kepentingan dan pelanggaran pedoman etika perusahaan.Pelanggaran bisa dilakukan oleh internal
perusahaan maupun oleh pihak eksternal, sehingga whistleblowing system diharapkan dapat untuk
mendeteksi sejak dini atas terjadinya suatu tindak pelanggaran yang dapat menimbulkan kerugian
financial termasuk hal – hal yang dapat merusak image Bank.

Landasan Whistleblowing System


Bank sudah memiliki kebijakan yang mengatur tentang whistleblowing system sebagai upaya untuk
mendorong pendeteksian secara dini atas setiap tindakan penyimpangan. Beberapa ketentuan yang
menjadi landasan penerapan whistleblowing di Mandiri Syariah adalah sebagai berikut:
a) Undang-Undang RI No. 21 Tahun 2008 tanggal 16 Juli 2008 tentang Perbankan Syariah;
b) Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah;
c) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 1/POJK.03/2019 tanggal 29 Januari 2019 tentang
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern pada Bank Umum;
d) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 39/POJK.03/2019 tanggal 19 Desember 2019 perihal
Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum;
e) Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 35/SEOJK.03/2017 tanggal 07 Juli 2017, perihal
Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern Bagi Bank Umum;
f) Kebijakan Anti Fraud Bank Syariah Mandiri yang berlaku berikut perubahannya;
g) Kebijakan Sistem Pengendalian Internal BSM yang berlaku berikut perubahannya;
h) Kebijakan Pengendalian Internal Audit BSM yang berlaku berikut perubahannya;
i) Standar Prosedur Pengendalian Internal Audit yang berlaku berikut perubahannya.

Mekanisme Pelaksanaan
Bank melalui Internal Audit Group wajib menerima dan menindaklanjuti seluruh laporan dugaan
pelanggaran/penyimpangan dengan mekanisme sebagai berikut:

a) Penyampaian laporan dugaan tindakan penyimpangan dilakukan oleh Pelapor yang berisi
informasi awal atas bentuk penyimpangan, pihak yang terlibat, lokasi/unit kerja terjadinya
penyimpangan, perkiraan nilai kerugian (jika ada), serta kronologis penyimpangan.
b) Membuka saluran pengaduan dari beberapa sumber (SMS, Whatsapp, BBM, Surat, telepon,
Email pengaduan@bsm.co.id) atau datang langsung ke Internal Audit Group untuk melaporkan
adanya indikasi penyimpangan atau fraud.
c) Menerima informasi dan melakukan analisis awal atas informasi adanya dugaan fraud serta
mengumpulkan informasi tambahan berupa bukti tertulis, keterangan tertulis saksi dan pelaku,
serta bukti petunjuk lainnya.
d) Khusus untuk informasi awal yang bersumber dari pihak selain Decentralized Compliance &
Operational Risk (DCOR)/Regional Bussiness Control (RBC) maka Internal Audit Group
menginformasikan kepada Decentralized Compliance & Operational Risk (DCOR)/Regional
Bussiness Control (RBC) sesuai lokasi dugaan kasus. Tujuannya agar Decentralized Compliance
& Operational Risk (DCOR)/Regional Bussiness Control (RBC) ter-update atas permasalahan
yang ada di wilayah kerjanya dan menentukan penanganan kasus secara langsung oleh

323
Decentralized Compliance & Operational Risk (DCOR)/Regional Bussiness Control (RBC) atau
kolaborasi dengan Unit Kerja Internal Audit. Internal Audit Group menyimpulkan hasil analisis
atas informasi awal adanya dugaan fraud. Kesimpulan dapat berupa:
1) Layak untuk pelaksanaan investigasi oleh Department Special Audit; dan
2) Belum layak investigasi.
(a) Apabila belum layak investigasi, Unit Kerja Internal Audit menginformasikan
kepada pemberi informasi atau Bagian Non Audit Khusus Internal Audit
Group untuk ditindaklanjuti melalui mekanisme non-investigasi. Pemberi
informasi dapat menyampaikan kembali ke Internal Audit Group apabila
suatu ketika ada bukti permulaan tambahan.
(b) Apabila sudah layak investigasi, Department Head Special Audit menunjuk
Tim Audit untuk menyiapkan preaudit dan surat tugas yang kemudian
disetujui Kepala Internal Audit Group atau 2 (dua) Pejabat Alternate Internal
Audit Group.
e) Tim Audit memulai investigasi dan menyusun hipotesis.
f) Tim Audit mengumpulkan informasi dan bukti-bukti untuk membuktikan hipotesis.
g) Tim Audit menguji kebenaran hipotesis dengan mengevaluasi bukti-bukti yang sudah
terkumpul.
h) Apabila hipotesis terbukti, Tim Audit Investigasi membuat Laporan Hasil Audit Investigasi dan
Executive Summary.

Sistem Perlindungan Pelapor


Mandiri Syariah berkomitmen untuk melindungi identitas pelapor terkait dengan laporan pelanggaran
yang disampaikannya. Perlindungan ini diberikan untuk mendorong keberanian pelapor dalam
melaporkan pelanggaran serta menjamin pelapor dari tindakan-tindakan yang dapat mengancam atau
membahayakan diri pelapor. Perlindungan pelapor meliputi:

a. Jaminan kerahasiaan identitas pelapor dan isi laporan.


b. Jaminan keamanan bagi pelapor maupun keluarganya.
c. Jaminan perlindungan terhadap perlakuan yang merugikannya.
d. Mandiri Syariah memberikan jaminan kerahasiaan identitas terlapor sampai berubah menjadi
status terperiksa.

Jenis Pelanggaran Yang Dapat Dilaporkan


Kategori pelanggaran yang dapat dilaporkan terdiri dari:
a. Pelanggaran Code of Conduct (COC Mandiri Syariah)
b. Pelanggaran Kedisiplinan
c. Pelanggaran Asusila
d. Pelanggaran di Bidang Operasional
e. Pelanggaran di Bidang Pembiayaan

324
Sosialisasi Whistleblowing System
Sosialisasi whistleblowing system dilakukan melalui training/pelatihan yang dilaksanakan oleh Mandiri
University dengan Internal Audit Group sebagai pemateri. Training/pelatihan tersebut dilaksanakan
dalam proses kunjungan ke Kantor Cabang.

Jumlah Pengaduan dan Tindak Lanjutnya


Pengaduan dari Whistleblowing system tahun 2020 (posisi per 31 Desember 2020) selama tahun 2020
sebanyak 13 pengaduan dengan komposisi pengaduan sebagai berikut:

No Jenis Pengaduan Jumlah


1 Pembiayaan 1
2 Operasional 8
3 Code of Conduct 4
Total 13

Sanksi/Tindak Lanjut Atas Pengaduan Di Tahun 2020


Pada tahun 2020 telah dilakukan pemeriksaan atas pengaduan dari Whistleblowing system yang
diterima selama tahun 2020 sampai dengan 31 Desember 2020, dengan rincian sebagai berikut:

Status
Jumlah
Pengaduan Sudah Sedang Ditindaklanjuti Belum Tidak Layak
Ditindaklanjuti (On Progress) Ditindaklanjuti Ditindaklanjuti

13 4 0 0 9

Sebanyak 4 (empat) pengaduan indikasi fraud yang disampaikan melalui whistleblowing system telah
selesai diaudit dan telah dilaporkan kepada Direksi, serta terhadap pegawai yang melakukan tindakan
pelanggaran telah diberikan sanksi.

Pengaduan Nasabah/Perlindungan Konsumen


Untuk memenuhi setiap kebutuhan nasabah dan menciptakan Service Excellence Mandiri Syariah terus
melakukan improvement dalam pengelolaan dan penyelesaian pengaduan nasabah sehingga diharapkan
dapat mendukung tingkat kepuasan dan loyalitas nasabah, guna meningkatkan pertumbuhan bisnis
Bank. Saat ini pengaduan nasabah yang diterima oleh Mandiri Syariahdikelola oleh Unit Kerja Customer
Care Management yang berada di Central Operation Group. Pencatatan pengaduan nasabah sudah
menggunakan aplikasi yang bernama Complaint Handling Management System (CHMS, Laporan terkait
perlindungan konsumen, meliputi:
a. Pusat pengaduan konsumen
Pengaduan nasabah dapat disampaikan melalui:
x Mandiri Syariah Call (Lisan)
x Seluruh jaringan kantor Mandiri Syariah
x Corporate Secretary Group
x Website Mandiri Syariah
x Social Media

325
Sesuai SPO Perlindungan dan Pengaduan Nasabah Penanganan pengaduan nasabah terdiri
dari 3 mekanisme, yaitu :
1) First Level Resolution,adalah penyelesaian pengaduan nasabah oleh Unit Kerja Penerima
Pengaduan pada tahap pertama yang terdiri dari :
a) First Level Resolution – A
Penyelesaian pengaduan nasabah secara langsung (First Contact Resolution), dimana
penyelesaian pengaduan nasabah dapat dilakukan oleh Unit Kerja Penerima
Pengaduan.
b) First Level Resolution –B
Penyelesaian pengaduan nasabah secara tidak langsung, dimana penyelesaian
pengaduan nasabah diteruskan oleh Unit Kerja Penerima Pengaduan kepada Unit
Kerja Customer Care karena memerlukan investigasi lebih lanjut.
2) Next Level Resolution, adalah penyelesaian pengaduan nasabah yang dilakukan pada
level berikutnya (banding), dalam hal penyelesaian pada FirstLevel Resolution tidak dapat
diterima oleh nasabah.
3) Special Case Resolution, adalah kegiatan penanganan pengaduan Nasabah Khusus atau
Nasabah Reguler dengan klasifikasi : banding lanjutan, difficult customer, dispute, hard
complaint, pengaduan dengan ancaman ke pengadilan/publikasi ke media. Penanganan
pengaduan dimaksud dimonitor dan ditangani secara langsung oleh Unit Kerja Pembina
Sistem Customer Care.
Sistem pencatatan pengaduan nasabah melalui Complaint Handling Management System
(CHMS) terus dikembangkan menjadi user friendly dan data yang dihasilkan lebih akurat.
Untuk pengaduan secara lisan wajib ditanggapi dan/atau diselesaikan oleh Unit Kerja
penerima Pengaduan/Unit Kerja Pembina Sistem Customer Care dalam waktu maksimal 2
(dua) hari kerja sejak pengaduan diterima sedangkan untuk pengaduan secara tertulis wajib
diselesaikan oleh Unit Kerja Penerima Pengaduan/Unit Kerja Pembina Sistem Customer Care
dalam waktu maksimal 14 (empat belas) hari kerja sejak pengaduan diterima.

Pengaduan Nasabah Tahun 2020


TW I TW II TW III TW IV Total
Total Pengaduan 11.685 16.885 12.920 12.238 53.728
Dalam Proses 0 0 0 9 9
Selesai 11.685 16.885 12.920 12.238 53.719

Pengaduan Nasabah Tahun 2020 Berdasarkan SLA


TW I TW II TW III TW IV Total
Maks. 20 HK 11.077 16.320 12.643 11.918 51.958
Maks. 40 HK 390 560 190 240 1.380
Maks >40 HK 218 5 87 71 381
Total 11.685 16.885 12.920 12.229 53.719
Ket: HK= Hari Kerja

326
Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah, Mandiri Syariah membentuk
unit layanan yaitu Mandiri Syariah Call 14040 yang dapat diakses selama 24 jam dalam 7
hari. Fungsi Unit layanan tersebut adalah untuk melayani kebutuhan nasabah akan
informasi terkait produk, fasilitas dan layanan Mandiri Syariah serta pengaduan nasabah
yang dapat disampaikan melalui media komunikasi antara lain: telepon, handphone, fax
dan email serta social media.
Untuk meningkatkan kualitas layanan, Mandiri Syariah telah melakukan diantaranya:
a. Mengembangkan Panduan Layanan
Strategi inisiatif dalam hal layanan adalah merubah produck centric menjadi customer
centric yakni membangun customer experience. Dengan Customer Experience
dibutuhkan kreativitas untuk menciptakan layanan yang berbeda. Oleh karena itu
dibutuhkan Panduan Layanan untuk para Frontliners dengan harapan terciptanya
Service Create Sales.

Panduan layanan merupakan tools utama bagi seluruh petugas di frontliners dalam
melayani nasabah. Panduan layanan ini selalu kami update secara periodik
menyesuaikan dengan kebutuhan, behavior dan life style nasabah. Dengan selalu meng-
update Panduan Layanan, seluruh petugas frontliners akan dapat melayani nasabah
sesuai dengan kebutuhan, behavior dan life style nya.

b. Peningkatan Kompetensi Pegawai


Peningkatan kompetensi Frontliners terdiri dari program motivasi, pengetahuan, dan
ketrampilan dalam melayani. Program motivasi dilaksanakan dalam bentuk reward yang
terdiri dari kuis dan kontes setiap minggu, sedangkan update pengetahuan dilaksanakan
dalam bentuk reading discussion, video layanan, forum service dan sharing session.
Untuk meningkatkan keterampilan, Frontliners melaksanakan kegiatan roleplay dan
realplay secara rutin.

c. Program Monitoring
Untuk memastikan bahwa petugas front liners memberikan layanan yang prima, secara
periodik Branch Experience/Distribution Channel Planing & Distribution Channel
Managemen 1 bersama petugas Service Quality Officer (SQO) melakukan pengukuran

327
diantaranya:
- Melakukan Riset pengukuran kepuasan pelanggan yang tidak hanya fokus pada aspek
kepuasan namun juga secara utuh mengukur pada kepuasan (satisfaction), loyalitas
(loyalty) dan keterikatan emosional (engagement) nasabah. Tujuan survei adalah
untuk mengukur tingkat keterikatan (engagement) nasabah terhadap bank serta
faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut.
- Untuk memastikan bahwa petugas front liners memberikan layanan yang prima,
secara periodik, Branch Experience/Distribution Channel Planing & Distribution
Channel Managemen 1 DSG bersama petugas Service Quality Officer (SQO)
melakukan pengukuran ke lapangan dalam bentuk On Site Assurance (OSA) dan On
Call Assurance (OCA). Metode pengukuran yang digunakan adalah mystery shopping
dan mystery calling.
- Membuat aplikasi Service Excellence Report, media untuk report terkait layanan yang
dilakukan self assessment oleh BOSM dan Frontliner (Cabang).

Agar pelanggan tetap setia, Mandiri Syariah selalu berusaha memenuhi apa yang menjadi
harapan dan kebutuhan pelanggan, serta membuat pengembangan program loyalitas
untuk meningkatkan konsistensi melayani sebagai berikut:
1. Digital Branch
Layanan digital branch disediakan oleh mandiri syariah, hal ini diberikan oleh Mandiri
Syariah untuk memberikan layanan yang digital. Nasabah diberikan embiance yang
berbeda pada cabang digital. Selain itu nasabah melakukan pengisian aplikasi melalui
media digital yang sudah disediakan. Saat ini Cabang Digital yang sudah diresmikan oleh
Mandiri Syariah yaitu Cabang Jakarta Thamrin, Cabang Jakarta Plaza Mandiri, Cabang
Makassar dan Cabang Kelapa Gading.
2. Perbaikan bisnis proses
Perbaikan bisnis proses yang telah dilakukan adalah implementasi percepatan proses
transaksi di Customer Service dan Teller melalui eform untuk pengisian data dan
transaksi nasabah. Proses administrasi CS dan Teller yang sudah berkurang dengan
adanya e form diharapkan CS dan Teller dapat lebih maksimal untuk melakukan
customer intimacy kepada nasabah sehingga berpengaruh terhadap peningkatan bisnis

3. Service benchmarking
Benchmark ke industri layanan dlakukan untuk memperoleh gambaran dalam (insight)
mengenai kondisi kinerja organisasi sehingga dapat mengadopsi best practice untuk
meraih sasaran yang diinginkan. Benchmark dilakukan ke beberapa industri jasa seperti
Bank BCA, Bank Commonwealth, Bank CIMB Niaga, dll.

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan benchmarking, yaitu perbaikan terus menerus
untuk mencapai kinerja yang lebih baik, meningkatkan pengetahuan terhadap kinerja
produk dan jasa, dan membantu dalam memfokuskan sumberdaya untuk mencapai
target.

328
PERMASALAHAN HUKUM TAHUN 2020
Perkara hukum yang dihadapi untuk periode tahun 2020 meliputi perkara perdata dan perkara pidana
terhadap Bank. Mandiri Syariah terus berupaya secara berkesinambungan untuk terus meminimalisir
risiko hukum bagi Bank dalam menjalankan kegiatan bisnisnya dengan melaksanakan program Legal Risk
Awareness sebagai salah satu upaya pencegahan risiko hukum dan peningkatan kualitas pemahaman
aspek hukum bagi seluruh jajaran pegawai Bank.

Berikut perkara hukum perdata dan pidana yang dihadapi Mandiri Syariah selama periode tahun laporan
dan telah diajukan melalui proses hukum.

Perkara hukum yang dihadapi Bank tahun 2020


Jumlah
Permasalahan Hukum
Perdata Pidana Hubungan
Industrial
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang 144 4 1
tetap/Inkracht)
Dalam proses penyelesaian 121 21 4
Total 265 25 5

Upaya-upaya dalam memitigasi risiko hukum terkait intensitas jumlah perkara hukum:
1) Perbaikan ketentuan dan dokumentasi: Proses Pembiayaan, Pendanaan, Supporting, akad
dan Perjanjian Kerja Sama:
 Melakukan review ketentuan
 Melakukan perubahan SUP, SUPR, akad pembiayaan dan dokumen terkait.
 melakukan Legal review terhadap perjanjian kerja sama baik dalam rangka
penghimpunan dana, pemberian fasilitas pembiayaan, maupun pengadaan barang dan
jasa.
2) Peningkatan kompetensi Hukum Pegawai Mandiri Syariah:
 Melalui Rangkaian Program legal Awareness.
 Penyelenggaraan Improvement Skill Training Legal Banking.
3) Aktif dalam Rapat Teknis Pembiayaan
4) Aktfi dalam Rapat Komite Pembiayaan
5) Melakukan Uji Petik/Review Dokumen Pembiayaan di Lapangan (outlet)
6) Penguatan tim Legal di Region

329
B. HASIL SELF ASSESSMENT ATAS PELAKSANAAN GCG BSI TAHUN 2020

1) PT BANK BNI SYARIAH

Penilaian Penerapan GCG

Sebagai bagian dari upaya untuk terus meningkatkan kualitas penerapan GCG, BNI Syariah secara
berkala melakukan pengukuran penerapan prinsip-prinsip GCG dalam operasional perusahaan sehari-
hari. Pengukuran ini adalah untuk memastikan adanya peningkatan kualitas penerapan GCG secara
berkesinambungan ke dalam proses bisnis.

Pada periode tahun 2020, BNI Syariah telah melaksanakan self assessment GCG untuk yaitu:

(1) Semester 1 tahun 2020, periode yang berakhir pada 30 Juni 2020;
(2) Semester 2 tahun 2020, periode yang berakhir pada 31 desember 2020;

Penilaian Sendiri Penerapan GCG Semester Pertama Tahun 2020

BNI Syariah secara berkala melakukan pengukuran penerapan prinsip-prinsip GCG dalam operasional
perusahaan sehari-hari. Pengukuran ini adalah untuk memastikan adanya peningkatan kualitas
penerapan GCG secara berkesinambungan ke dalam proses bisnis. Pada semester pertama di tahun
2020, BNI Syariah melakukan penilaian sendiri pada tanggal 30 Juni 2020 dan mendapatkan peringkat 2.

Kriteria yang Digunakan

Sebagai bank yang beroperasi dengan prinsip syariah, BNI Syariah berkewajiban untuk melakukan
penilaian sendiri (self assessment) terhadap penerapan GCG sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia No. 11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
No. 10/SEOJK.03/2014 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha
Syariah.

Self Assessment dilakukan secara berkala, dengan memperhatikan 11 (sebelas) faktor penilaian
pelaksanaan GCG yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu:

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;


2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite;
4. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah;
5. Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta
pelayanan jasa;
6. Penanganan benturan kepentingan;
7. Penerapan fungsi kepatuhan bank;
8. Penerapan fungsi audit internal;
9. Penerapan fungsi audit eksternal;
10. Batas Maksimum Penyaluran Dana (BMPD) ;
11. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan Good Corporate
Governance dan pelaporan internal.

330
Hasil Self Assessment

Secara rinci pemenuhan 11 Aspek Pelaksanaan GCG di BNI Syariah berdasarkan Penilaian Sendiri (Self
Assessment) semester 1 tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Peringkat Definisi Peringkat

Individual 2 "Manajemen BNI Syariah telah melakukan penerapan Good Corporate


Governance yang secara umum BAlK. Hal ini tercermin dari penerapan
atas prinsip- prinsip Good Corporate Governance yang memadai.
Apabila terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip Good Corporate
Governance maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan
dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen BNI
Syariah".

Analisis

Berdasarkan hasil Self Assesment terhadap 11 (sebelas) Faktor Penilaian Pelaksanaan GCG untuk
periode tanggal 30 Juni 2020, berikut kami sampaikan kesimpulan sbb:

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris


a. Jumlah Dewan Komisaris telah sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu 4 (tiga) orang
Dewan Komisaris efektif atau tidak lebih banyak dari jumlah anggota Direksi yang telah efektif
per 30 Juni 2020 yang berjumlah 4 (empat) orang.
b. Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak ada yang melanggar ketentuan rangkap jabatan
sebagaimana ditentukan dalam Peraturan yang dikeluarkan oleh Regulator, (dhi. Otoritas Jasa
Keuangan, Bank Indonesia dan ketentuan perundang-undangan lainnya).
c. Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak ada yang memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan dan hubungan keluarga dengan sesama anggota Dewan
Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali.
d. Dewan Komisaris telah memiliki Buku Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris sesuai
dengan ketentuan perundang - undangan yang berlaku serta best practice pelaksanaan GCG.
e. Dewan Komisaris telah dan terus berupaya memastikan terselenggaranya pelaksanaan
prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi antara lain melalui forum rapat Dewan Komisaris atau rapat Dewan komisaris
bersama Direksi atau Direktur Sektor secara rutin rata-rata setiap minggu untuk memastikan
kegiatan operasional telah berjalan dengan baik dan sesuai prinsip-prinsip GCG. Seluruh hasil
rapat tersebut dituangkan dalam notulen rapat dan terdokumentasi dengan baik.
f. Dewan Komisaris telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang
saham dan telah diterima oleh pemegang saham dalam RUPS Tahunan Tahun Buku 2019.

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi


a. Struktur Direksi sudah sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta telah
memenuhi ketentuan yang berlaku dimana jumlah Direksi sebanyak 4 (empat) Direktur yang
telah efektif dan 1 (satu) yang masih menjalani proses fit and proper test OJK menjadi
Direktur yang saat ini menjabat sebagai Senior Executive Vice President (SEVP), serta dalam
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya direksi mempunyai integritas, kompetensi dan
pengetahuan yang sangat memadai.

331
b. Seluruh anggota Direksi tidak ada yang melanggar ketentuan rangkap jabatan sebagaimana
ditentukan dalam Peraturan yang dikeluarkan oleh Regulator, (dhi. Otoritas Jasa Keuangan,
Bank Indonesia dan ketentuan perundang-undangan lainnya).
c. Seluruh anggota Direksi tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan dan hubungan keluarga dengan sesama anggota Direksi, Dewan Komisaris,
dan/atau Pemegang Saham Pengendali.
d. Direksi telah memiliki Buku Pedoman Tata Tertib Kerja Direksi sesuai dengan ketentuan
perundang - undangan yang berlaku serta best practice pelaksanaan GCG.
e. Direksi telah menetapkan kebijakan dan keputusan strategis melalui Rapat Direksi secara
efektif dan efisien dan setiap keputusan Rapat Direksi dituangkan dalam Notulen Rapat
Direksi.
f. Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham dan
telah diterima oleh pemegang saham dalam RUPS Tahunan Tahun Buku 2019.

3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite


a. Bank telah memiliki Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Nominasi &
Remunerasi dengan struktur dan independensi keanggotaan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Komite telah memiliki Piagam/Charter sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya.
b. Seluruh Komite menjalankan tugasnya secara independen dan efektif melalui pertemuan yang
dilakukan secara rutin melibatkan / mengundang divisi-divisi atau unit-unit terkait agar
mendapat masukan secara komprehensif dan terperinci mengenai permasalahan dan kondisi
dalam kegiatan operasional.
c. Komite telah melaksanakan fungsinya sesuai ketentuan yang berlaku dengan menyampaikan
laporan secara rutin atau rekomendasi sesuai tugasnya kepada Dewan Komisaris.

4. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah


a. Kompetensi, reputasi dan independensi DPS BNI Syariah telah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku sehingga DPS BNI Syariah dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
dengan baik.
b. Pengangkatan/penggantian anggota DPS BNI Syariah serta pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya telah berjalan dengan baik sesuai dengan prinsip GCG dan ketentuan
yang berlaku.
c. BNI Syariah memiliki 2 (dua) Dewan Pengawas Syariah (DPS) diantaranya Ketua DPS Bapak
Hasanudin dan Anggota DPS Bapak Ah. Azharuddin Lathif yang telah diangkat melalui
RUPS LB tanggal 09 Oktober 2019.

5. Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta
pelayanan jasa
a. Secara umum BNI Syariah telah melaksanakan kegiatan penghimpunan dana, penyaluran
dana, dan pelayanan jasa sesuai dengan prinsip syariah dan ketentuan yang berlaku. Hal
tersebut didukung dengan kompetensi DPS BNI Syariah yang memadai.
b. Proses pengembangan produk dan pelaksanaan kegiatan penghimpunan dana, penyaluran
dana dan layanan Bank telah sesuai dengan fatwa DSN-MUI dan opini DPS.

332
c. Kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana, serta pelayanan jasa BNI Syariah telah
memiliki SOP yang sesuai dengan prinsip syariah.

6. Penanganan benturan kepentingan


a. BNI Syariah telah memiliki kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
transaksi yang mengandung benturan kepentingan, antara lain Petunjuk Pelaksanaan
Pedoman Benturan Kepentingan, Kode Etik, dan Whistle Blowing System.
b. Selama semester 1 tahun 2020, tidak terjadi transaksi yang mengandung benturan
kepentingan yang melibatkan Direksi, Dewan Komisaris maupun DPS baik secara langsung
maupun tidak langsung.
c. Kebijakan intern mengenai benturan kepentingan yang diterapkan Bank dapat
menghindarkan terjadinya benturan kepentingan sehingga tidak merugikan atau mengurangi
keuntungan Bank.

7. Penerapan fungsi kepatuhan


a. Direktur Kepatuhan telah memenuhi persyaratan independensi dan tidak merangkap jabatan
sebagai Direktur Utama serta tidak membawahi fungsi bisnis dan operasional, treasury,
keuangan dan akuntansi, logistik dan pengadaan barang/jasa, maupun audit intern. Satuan
kerja kepatuhan dalam hal ini Divisi Kepatuhan independen terhadap satuan kerja operasional
dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Kepatuhan.
b. Direktur Kepatuhan dan Satuan Kerja Kepatuhan telah melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sesuai ketentuan yang berlaku serta melaksanakan tugas-tugas lainnya terkait
fungsi kepatuhan.
c. Guna memastikan setiap Pedoman Perusahaan dan produk yang diluncurkan oleh bank telah
sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku maka setiap Peraturan Perusahaan yang
diterbitkan terlebih dahulu dilakukan Uji Kepatuhan.
d. Bank telah menyampaikan laporan pokok pelaksanaan tugas Direktur yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan dan laporan khusus kepada Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan
dan/atau pihak terkait secara tepat waktu. Cakupan laporan pelaksanaan tugas Direktur yang
membawahkan Fungsi Kepatuhan telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia/Otoritas
Jasa Keuangan.

8. Penerapan fungsi audit intern


a. Kecukupan aspek Governance Struktur terkait penerapan fungsi audit intern telah memadai,
tercermin:
1) BNI Syariah telah memiliki Satuan Kerja Audit Intern (dhi. Internal Audit Division atau IAD)
yang bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Utama dan dapat melakukan
komunikasi secara langsung dengan Dewan Komisaris dan atau Komite Audit.
2) BNI Syariah juga telah memiliki Piagam Audit Intern yang ditetapkan pada tanggal 28 Mei
2019, Pedoman Perusahaan terkait dengan Audit Intern sesuai dengan Petunjuk
Pelaksanaan Audit Intern nomor PP/S06/001-02/2015 tanggal 15 November 2019 dan
Struktur Organisasi SKAI sesuai dengan ketetapan organisasi nomor ORG/22/VII/2019
tanggal 31 Juli 2019 beserta tugas pokok dan fungsinya.
3) Pemenuhan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia SKAI terus dilakukan dengan
berkoordinasi dengan Divisi Sumber Daya Insani (HCD).

333
b. Efektivitas proses pelaksanaan GCG terkait penerapan fungsi audit intern telah memadai,
tercermin:
1) Direksi bersama IAD berupaya menjamin terselenggaranya pengendalian intern dalam
setiap tingkatan manajemen melalui pelaksanaan pemeriksaan dan secara aktif
mendorong penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan SKAI.
Temuan Audit Jumlah
Temuan Awal 17.816
Selesai 16.419
Dalam Proses 1.397

2) Temuan IAD dalam Laporan Hasil Audit telah mendapat disposisi dan arahan Direksi serta
tindak lanjutnya dimonitor oleh IAD dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris.
3) SKAI telah melaksanakan fungsi pengawasan secara independen, dengan cakupan tugas
yang memadai dan sesuai dengan rencana pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit.
c. Kualitas outcome atas penerapan fungsi audit intern telah memadai dan memenuhi harapan
stakeholders (dhi. Komisaris), tercermin dalam laporan yang disampaikan oleh IAD kepada
Dewan Komisaris melalui Komite Audit secara berkala, yaitu realisasi rencana audit;
rekomendasi dan temuan signifikan; serta penyelesaian tindak lanjut hasil audit dan
disposisi Direksi.

9. Penerapan fungsi audit ekstern


a. Pelaksanaan audit oleh KAP berjalan efektif dan telah memenuhi kriteria yang ditetapkan.
b. Penunjukan Akuntan Publik/KAP telah sesuai dengan persyaratan minimum yang ditetapkan
dalam ketentuan yang berlaku. Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik/KAP independen.
c. Kualitas dan cakupan hasil audit Akuntan Publik/KAP sudah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

10. Batas Maksimum Penyaluran Dana (BMPD)


a. BNI Syariah telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis mengenai penyediaan
dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar, berikut monitoring dan
penyelesaian masalahnya.
b. BNI Syariah telah mengevaluasi dan mengkinikan kebijakan, sistem dan prosedur yang
dimiliki terkait BMPD secara berkala, untuk disesuaikan dengan ketentuan dan
perundang-undangan yang berlaku, serta telah memastikan penyediaan dana kepada
pihak terkait dan penyediaan dana dalam jumlah besar telah sesuai dengan prinsip
kehati-hatian.
c. BNI Syariah telah menyampaikan secara berkala laporan tentang BMPD kepada Otoritas
Jasa Keuangan secara tepat waktu. Penerapan penyediaan dana oleh BNI Syariah kepada
pihak terkait dan/atau penyediaan dana besar telah memenuhi ketentuan yang berlaku
tentang BMPD dan memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun perundang-undangan
yang berlaku serta memperhatikan kemampuan permodalan dan penyebaran/
diversifikasi portofolio penyediaan dana.

334
11. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan BUS, Laporan Pelaksanaan GCG serta
Pelaporan Internal
a. Sistem Pelaporan Internal Bank mampu menyediakan data dan informasi dengan tepat
waktu, akurat, lengkap dan handal serta efektif untuk pengambilan keputusan manajemen,
didukung oleh Sistem Teknologi Informasi Bank terkait pemeliharaan asset dan informasi
yang memadai.
b. Bank secara transparan menyampaikan informasi keuangan dan non-keuangan kepada
publik melalui website www.bnisyariah.co.id dan media yang memadai sehingga dapat
dengan mudah diakses oleh segenap stakeholders. Informasi berupa laporan keuangan dan
non keuangan juga telah dilaporkan kepada regulator dan stakeholder sesuai ketentuan
yang berlaku.
c. BNI Syariah telah menerbitkan PP Gratifikasi Cfm. PP/S02/005-00/2019 tanggal 17 Mei
2019, sebagai bentuk pencegahan benturan kepentingan dan mewujudkan budaya anti
korupsi.
d. BNI Syariah telah menerbitkan PP Syariah Call Center Layanan Banking Cfm. PP/S14/003-
00/2019 tanggal 11 Maret 2019, sebagai bentuk transparansi pengaduan nasabah melalui
Call Center.
e. Cakupan informasi keuangan dan non keuangan tersedia secara tepat waktu dan lengkap
sesuai ketentuan yang berlaku. Publikasi laporan keuangan triwulan 1 tahun 2020 telah
dipublikasikan pada tanggal 29 Mei 2020 di Harian Bisnis Indonesia.
f. Laporan pelaksanaan GCG telah mencerminkan kondisi Bank yang sebenarnya dan telah
disampaikan secara lengkap dan tepat waktu kepada stakeholders sesuai ketentuan yang
berlaku. Laporan pelaksanaan GCG tahun 2018 telah dilaporkan kepada OJK sesuai surat No.
BNISy/DIR/305 tanggal 15 Mei 2020.
g. Hasil RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020 telah dipublikasi pada website
www.bnisyariah.co.id .

Memperhatikan kesimpulan tersebut di atas, maka kelemahan dan kekuatan pelaksanaan


implementasi GCG di BNI Syariah adalah sebagai berikut:

1. Kekuatan Pelaksanaan GCG

a. Governance Structure
BNI Syariah telah memiliki struktur dan infrastruktur Tata Kelola yang lengkap dan telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, guna mendukung proses pelaksanaan prinsip GCG di
setiap lini kerja dan operasional dan bertujuan untuk menghasilkan outcome yang sesuai
dengan harapan stakeholders BNI Syariah.
b. Governance Process
Secara umum pelaksanaan implementasi GCG telah sesuai dengan ketentuan yang
tercermin dari pemenuhan serta pelaksanaan kewajiban BNI Syariah kepada pihak regulator
serta pemenuhan pelaksanaan kewajiban kepada segenap stakeholders.
c. Governance Outcome
Outcome penerapan GCG di BNI Syariah dapat dilihat dari tercapainya sebagian besar
kinerja keuangan terhadap target RBB sampai dengan bulan Juni 2020 (unaudited) dilihat
pada tabel berikut :

335
2. Kelemahan Pelaksanaan GCG

Berdasarkan data yang terdapat pada laporan penerapan fungsi kepatuhan pada Semester I
tahun 2020 disimpulkan bahwa masih terdapat pelanggaran yang menimbulkan denda bagi BNI
Syariah, namun nilai denda tersebut menurun jika dibandingkan dengan nilai denda pada
periode Semester I tahun 2019.

Nominal denda tersebut masih termasuk ke dalam kategori low (rendah), dimana batas ambang
denda kategori low maksimum sebesar Rp. 200 juta.

Direksi akan meningkatkan awareness dari setiap Divisi terkait kewajiban pelaporan kepada OJK
dan Badan Regulator Lainnya melalui sosialisasi baik secara langsung maupun elektronik,
sehingga dapat menekan kelalaian pelaporan yang menimbulkan denda di masa yang akan
datang.

Secara rinci pemenuhan 11 Aspek Pelaksanaan GCG di BNI Syariah berdasarkan Penilaian Sendiri (Self
Assessment) semester 2 tahun 2020 adalah sebagai berikut:

Peringkat Definisi Peringkat


Individual 2 “Manajemen BNI Syariah telah melakukan penerapan Good Corporate
Governance yang secara umum BAIK. Hal ini tercermin dari penerapan
atas prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang memadai.
Apabila terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip Good Corporate
Governance maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan
dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen BNI
Syariah”.
Analisis
Berdasarkan hasil Self Assesment terhadap 11 (sebelas) Faktor Penilaian Pelaksanaan GCG untuk
periode tanggal 31 Desember 2020, berikut kami sampaikan kesimpulan sbb:

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris


a. Jumlah Dewan Komisaris telah sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu 4 (tiga) orang
Dewan Komisaris efektif atau tidak lebih banyak dari jumlah anggota Direksi yang telah efektif
per 31 Desember 2020 yang berjumlah 4 (empat) orang.
b. Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak ada yang melanggar ketentuan rangkap jabatan
sebagaimana ditentukan dalam Peraturan yang dikeluarkan oleh Regulator, (dhi. Otoritas Jasa
Keuangan, Bank Indonesia dan ketentuan perundang-undangan lainnya).
c. Seluruh anggota Dewan Komisaris tidak ada yang memiliki hubungan keuangan,

336
kepengurusan, kepemilikan dan hubungan keluarga dengan sesama anggota Dewan
Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali.
d. Dewan Komisaris telah memiliki Buku Pedoman Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris sesuai
dengan ketentuan perundang - undangan yang berlaku serta best practice pelaksanaan GCG.
e. Dewan Komisaris telah dan terus berupaya memastikan terselenggaranya pelaksanaan
prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi antara lain melalui forum rapat Dewan Komisaris atau rapat Dewan komisaris
bersama Direksi atau Direktur Sektor secara rutin rata-rata setiap minggu untuk memastikan
kegiatan operasional telah berjalan dengan baik dan sesuai prinsip-prinsip GCG. Seluruh hasil
rapat tersebut dituangkan dalam notulen rapat dan terdokumentasi dengan baik.
f. Dewan Komisaris telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang
saham dan telah diterima oleh pemegang saham dalam RUPS Tahunan Tahun Buku 2019.

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi


a. Struktur Direksi sudah sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta telah
memenuhi ketentuan yang berlaku dimana jumlah Direksi sebanyak 4 (empat) Direktur yang
telah efektif dan 1 (satu) yang masih belum efektif menjadi Direktur dan saat ini menjabat
sebagai Senior Executive Vice President (SEVP), serta dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya direksi mempunyai integritas, kompetensi dan pengetahuan yang sangat
memadai.
b. Seluruh anggota Direksi tidak ada yang melanggar ketentuan rangkap jabatan sebagaimana
ditentukan dalam Peraturan yang dikeluarkan oleh Regulator, (dhi. Otoritas Jasa Keuangan,
Bank Indonesia dan ketentuan perundang-undangan lainnya).
c. Seluruh anggota Direksi tidak ada yang memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan dan hubungan keluarga dengan sesama anggota Direksi, Dewan Komisaris,
dan/atau Pemegang Saham Pengendali.
d. Direksi telah memiliki Buku Pedoman Tata Tertib Kerja Direksi sesuai dengan ketentuan
perundang - undangan yang berlaku serta best practice pelaksanaan GCG.
e. Direksi telah menetapkan kebijakan dan keputusan strategis melalui Rapat Direksi secara
efektif dan efisien dan setiap keputusan Rapat Direksi dituangkan dalam Notulen Rapat
Direksi.
f. Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham dan
telah diterima oleh pemegang saham dalam RUPS Tahunan Tahun Buku 2019.

3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite


a. Bank telah memiliki Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Nominasi &
Remunerasi dengan struktur dan independensi keanggotaan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Komite telah memiliki Piagam/Charter sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya.
b. Seluruh Komite menjalankan tugasnya secara independen dan efektif melalui pertemuan yang
dilakukan secara rutin melibatkan / mengundang divisi-divisi atau unit-unit terkait agar
mendapat masukan secara komprehensif dan terperinci mengenai permasalahan dan kondisi
dalam kegiatan operasional.
c. Komite telah melaksanakan fungsinya sesuai ketentuan yang berlaku dengan menyampaikan
laporan secara rutin atau rekomendasi sesuai tugasnya kepada Dewan Komisaris.

337
4. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah
a. Kompetensi, reputasi dan independensi DPS BNI Syariah telah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku sehingga DPS BNI Syariah dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
dengan baik.
b. Pengangkatan/penggantian anggota DPS BNI Syariah serta pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya telah berjalan dengan baik sesuai dengan prinsip GCG dan ketentuan
yang berlaku.
c. BNI Syariah memiliki 2 (dua) Dewan Pengawas Syariah (DPS) diantaranya Ketua DPS Bapak
Hasanudin dan Anggota DPS Bapak Ah. Azharuddin Lathif yang telah diangkat melalui
RUPS LB tanggal 09 Oktober 2019.

5. Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta
pelayanan jasa
a. Secara umum BNI Syariah telah melaksanakan kegiatan penghimpunan dana, penyaluran
dana, dan pelayanan jasa sesuai dengan prinsip syariah dan ketentuan yang berlaku. Hal
tersebut didukung dengan kompetensi DPS BNI Syariah yang memadai.
b. Proses pengembangan produk dan pelaksanaan kegiatan penghimpunan dana, penyaluran
dana dan layanan Bank telah sesuai dengan fatwa DSN-MUI dan opini DPS.
c. Kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana, serta pelayanan jasa BNI Syariah telah
memiliki SOP yang sesuai dengan prinsip syariah.

6. Penanganan benturan kepentingan


a. BNI Syariah telah memiliki kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
transaksi yang mengandung benturan kepentingan, antara lain Petunjuk Pelaksanaan
Pedoman Benturan Kepentingan, Kode Etik, dan Whistle Blowing System.
b. Selama semester 2 tahun 2020, tidak terjadi transaksi yang mengandung benturan
kepentingan yang melibatkan Direksi, Dewan Komisaris maupun DPS baik secara langsung
maupun tidak langsung.
c. Kebijakan intern mengenai benturan kepentingan yang diterapkan Bank dapat
menghindarkan terjadinya benturan kepentingan sehingga tidak merugikan atau mengurangi
keuntungan Bank.

7. Penerapan fungsi kepatuhan


a. Direktur Kepatuhan telah memenuhi persyaratan independensi dan tidak merangkap jabatan
sebagai Direktur Utama serta tidak membawahi fungsi bisnis dan operasional, treasury,
keuangan dan akuntansi, logistik dan pengadaan barang/jasa, maupun audit intern. Satuan
kerja kepatuhan dalam hal ini Divisi Kepatuhan independen terhadap satuan kerja operasional
dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Kepatuhan.
b. Direktur Kepatuhan dan Satuan Kerja Kepatuhan telah melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sesuai ketentuan yang berlaku serta melaksanakan tugas-tugas lainnya terkait
fungsi kepatuhan.
c. Guna memastikan setiap Pedoman Perusahaan dan produk yang diluncurkan oleh bank telah
sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku maka setiap Peraturan Perusahaan yang
diterbitkan terlebih dahulu dilakukan Uji Kepatuhan.
d. Bank telah menyampaikan laporan pokok pelaksanaan tugas Direktur yang membawahkan

338
Fungsi Kepatuhan dan laporan khusus kepada Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan
dan/atau pihak terkait secara tepat waktu. Cakupan laporan pelaksanaan tugas Direktur yang
membawahkan Fungsi Kepatuhan telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia/Otoritas
Jasa Keuangan.

8. Penerapan fungsi audit intern


a. Kecukupan aspek Governance Struktur terkait penerapan fungsi audit intern telah memadai,
tercermin:
1) BNI Syariah telah memiliki Satuan Kerja Audit Intern (dhi. Internal Audit Division atau IAD)
yang bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Utama dan dapat melakukan
komunikasi secara langsung dengan Dewan Komisaris dan atau Komite Audit.
2) BNI Syariah juga telah memiliki Piagam Audit Intern yang ditetapkan pada tanggal 28 Mei
2019, Pedoman Perusahaan terkait dengan Audit Intern sesuai dengan Petunjuk
Pelaksanaan Audit Intern nomor PP/S06/001-02/2015 tanggal 15 November 2019 dan
Struktur Organisasi SKAI sesuai dengan ketetapan organisasi nomor ORG/22/VII/2019
tanggal 31 Juli 2019 beserta tugas pokok dan fungsinya.
3) Pemenuhan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia SKAI terus dilakukan dengan
berkoordinasi dengan Divisi Sumber Daya Insani (HCD).
b. Efektivitas proses pelaksanaan GCG terkait penerapan fungsi audit intern telah memadai,
tercermin:
1) Direksi bersama IAD berupaya menjamin terselenggaranya pengendalian intern dalam
setiap tingkatan manajemen melalui pelaksanaan pemeriksaan dan secara aktif
mendorong penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan SKAI.
Temuan Audit Jumlah
Temuan Awal 5.640
Selesai 4.908
Dalam Proses 732

2) Temuan IAD dalam Laporan Hasil Audit telah mendapat disposisi dan arahan Direksi serta
tindak lanjutnya dimonitor oleh IAD dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris.
3) SKAI telah melaksanakan fungsi pengawasan secara independen, dengan cakupan tugas
yang memadai dan sesuai dengan rencana pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit.
c. Kualitas outcome atas penerapan fungsi audit intern telah memadai dan memenuhi harapan
stakeholders (dhi. Komisaris), tercermin dalam laporan yang disampaikan oleh IAD kepada
Dewan Komisaris melalui Komite Audit secara berkala, yaitu realisasi rencana audit;
rekomendasi dan temuan signifikan; serta penyelesaian tindak lanjut hasil audit dan
disposisi Direksi.

9. Penerapan fungsi audit ekstern


a. Pelaksanaan audit oleh KAP berjalan efektif dan telah memenuhi kriteria yang ditetapkan.
b. Penunjukan Akuntan Publik/KAP telah sesuai dengan persyaratan minimum yang ditetapkan
dalam ketentuan yang berlaku. Pelaksanaan audit oleh Akuntan Publik/KAP independen.
c. Kualitas dan cakupan hasil audit Akuntan Publik/KAP sudah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

339
10. Batas Maksimum Penyaluran Dana (BMPD)
a. BNI Syariah telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis mengenai penyediaan
dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar, berikut monitoring dan
penyelesaian masalahnya.
b. BNI Syariah telah mengevaluasi dan mengkinikan kebijakan, sistem dan prosedur yang
dimiliki terkait BMPD secara berkala, untuk disesuaikan dengan ketentuan dan
perundang-undangan yang berlaku, serta telah memastikan penyediaan dana kepada
pihak terkait dan penyediaan dana dalam jumlah besar telah sesuai dengan prinsip
kehati-hatian.
c. BNI Syariah telah menyampaikan secara berkala laporan tentang BMPD kepada Otoritas
Jasa Keuangan secara tepat waktu. Penerapan penyediaan dana oleh BNI Syariah kepada
pihak terkait dan/atau penyediaan dana besar telah memenuhi ketentuan yang berlaku
tentang BMPD dan memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun perundang-undangan
yang berlaku serta memperhatikan kemampuan permodalan dan penyebaran/
diversifikasi portofolio penyediaan dana.

11. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan BUS, Laporan Pelaksanaan GCG serta
Pelaporan Internal
a. Sistem Pelaporan Internal Bank mampu menyediakan data dan informasi dengan tepat
waktu, akurat, lengkap dan handal serta efektif untuk pengambilan keputusan manajemen,
didukung oleh Sistem Teknologi Informasi Bank terkait pemeliharaan asset dan informasi
yang memadai.
b. Bank secara transparan menyampaikan informasi keuangan dan non-keuangan kepada
publik melalui website www.bnisyariah.co.id dan media yang memadai sehingga dapat
dengan mudah diakses oleh segenap stakeholders. Informasi berupa laporan keuangan dan
non keuangan juga telah dilaporkan kepada regulator dan stakeholder sesuai ketentuan
yang berlaku.
c. BNI Syariah telah menerbitkan PP Gratifikasi Cfm. PP/S02/005-00/2019 tanggal 17 Mei
2019, sebagai bentuk pencegahan benturan kepentingan dan mewujudkan budaya anti
korupsi.
d. BNI Syariah telah menerbitkan PP Syariah Call Center Layanan Banking Cfm. PP/S14/003-
00/2019 tanggal 11 Maret 2019, sebagai bentuk transparansi pengaduan nasabah melalui
Call Center.
e. Cakupan informasi keuangan dan non keuangan tersedia secara tepat waktu dan lengkap
sesuai ketentuan yang berlaku. Publikasi laporan keuangan Triwulan 3 tahun 2020 telah
dipublikasikan pada tanggal 06 November 2020 di Harian Bisnis Indonesia.
f. Laporan pelaksanaan GCG telah mencerminkan kondisi Bank yang sebenarnya dan telah
disampaikan secara lengkap dan tepat waktu kepada stakeholders sesuai ketentuan yang
berlaku. Laporan pelaksanaan GCG tahun 2019 telah dilaporkan kepada OJK sesuai surat No.
BNISy/DIR/305 tanggal 15 Mei 2020.
g. Hasil RUPS Tahunan 2020 tanggal 24 Maret 2020 telah dipublikasi pada website
www.bnisyariah.co.id.
Memperhatikan kesimpulan tersebut di atas, maka kelemahan dan kekuatan pelaksanaan
implementasi GCG di BNI Syariah adalah sebagai berikut:

340
3. Kekuatan Pelaksanaan GCG
a. Governance Structure
BNI Syariah telah memiliki struktur dan infrastruktur Tata Kelola yang lengkap dan telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku, guna mendukung proses pelaksanaan prinsip GCG di
setiap lini kerja dan operasional dan bertujuan untuk menghasilkan outcome yang sesuai
dengan harapan stakeholders BNI Syariah.
b. Governance Process
Secara umum pelaksanaan implementasi GCG telah sesuai dengan ketentuan yang
tercermin dari pemenuhan serta pelaksanaan kewajiban BNI Syariah kepada pihak regulator
serta pemenuhan pelaksanaan kewajiban kepada segenap stakeholders.
c. Governance Outcome
Outcome penerapan GCG di BNI Syariah dapat dilihat dari tercapainya sebagian besar
kinerja keuangan terhadap target RBB sampai dengan bulan Desember 2020 (unaudited)
dilihat pada tabel berikut :

Realisasi Target RBB


Keterangan Desember 2020 Desember 2020 (Rp
(Rp miliar) miliar)
Aset 54.911 51.320
Pembiayaan 33.045 32.927
DPK 47.975 44.389
EAT 505 467
Rasio-rasio (%)
ROA 1,33 1,19
ROE 9,98 8,96
BOPO 84,22 84,37
NPF 3,36 3,26

4. Kelemahan Pelaksanaan GCG

Berdasarkan data yang terdapat pada laporan penerapan fungsi kepatuhan pada Semester II
tahun 2020 disimpulkan bahwa terdapat pelanggaran yang menimbulkan denda bagi BNI
Syariah namun nilai denda tersebut menurun jika dibandingkan dengan nilai denda pada
periode Semester II tahun 2019.

Nominal denda tersebut masih termasuk ke dalam kategori low (rendah), dimana batas ambang
denda kategori low maksimum sebesar Rp. 200 juta.

Direksi akan meningkatkan awareness dari setiap Divisi terkait kewajiban pelaporan kepada OJK
dan Badan Regulator Lainnya melalui sosialisasi baik secara langsung maupun elektronik,
sehingga dapat menekan kelalaian pelaporan yang menimbulkan denda di masa yang akan
datang.

341
2) PT BANK BRISYARIAH TBK

Penilaian pelaksanaan GCG BRIS mengacu kepada ketentuan GCG yang berlaku bagi Bank
Umum Syariah dilakukan terhadap 11 (sebelas) faktor sebagai berikut :
a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;
b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;
c. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite;
d. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah;
e. Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana
serta pelayanan jasa;
f. Penanganan benturan kepentingan;
g. Penerapan fungsi kepatuhan Bank;
h. Penerapan fungsi audit intern;
i. Penerapan fungsi audit ekstern;
j. Batas Maksimum Penyaluran Dana; dan
k. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank.

Proses penerapan/penilaian GCG, menggunakan 3 (tiga) aspek governance yaitu :


a. Governance structure yang bertujuan untuk menilai kecukupan struktur Komisaris, Direksi,
Dewan Pengawas Syariah dan Satuan Kerja Bank serta menilai kecukupan infrastruktur
berupa antara lain kebijakan dan prosedur Bank, sistem informasi manajemen serta tugas
pokok fungsi (tupoksi) masing-masing struktur organisasi Bank agar proses pelaksanaan
prinsip GCG menghasilkan outcome yang sesuai dengan harapan stakeholders Bank.
b. Governance process yang bertujuan untuk menilai efektivitas proses pelaksanaan prinsip
GCG yang didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola Bank sehingga
menghasilkan outcome yang sesuai dengan harapan stakeholders Bank.
c. Governance outcome yang bertujuan untuk menilai kualitas outcome sehingga memenuhi
harapan stakeholders Bank yang merupakan hasil dari proses pelaksanaan prinsip GCG yang
didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola Bank.

Metode, Matriks Peringkat dan Tahapan Penilaian (Self Assessment)


Metode Penilaian dan Matriks Peringkat Faktor Good Corporate Governance
Metode penilaian terhadap 11 (sebelas) faktor pada butir D.2 tersebut diatas dengan cara
menganalisa serta membandingkan antara kriteria/indikator pada masing-masing faktor yang
disebutkan dalam Lampiran II SEOJK No.10/SEOJK.03/2014 dengan pelaksanaan/kondisi
internal BRIS berdasar data dan informasi yang relevan. Hasil analisa perbandingan tersebut,
diberi nilai peringkat pada masing-masing indikator sesuai dengan kriteria nilai yang berlaku.
Penetapan peringkat faktor GCG dilakukan berdasarkan analisis terhadap hal berikut:
1. Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG sebagaimana dimaksud dalam ketentuan GCG yang
berlaku bagi Bank Umum Syariah dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas
usaha Bank.
2. Kecukupan tata kelola atas struktur, proses dan hasil penerapan GCG Bank.

342
3. Informasi lain yang terkait dengan GCG yang didasarkan pada data dan informasi yang
relevan.
Matriks peringkat faktor GCG:
1. Peringkat 1
Mencerminkan Manajemen Bank telah melakukan penerapan GCG yang secara umum
Sangat Baik, tercermin dari penerapan atas prinsip-prinsip GCG yang sangat memadai dan
hanya terdapat kelemahan yang tidak signifikan dan dapat segera dilakukan perbaikan
oleh manajemen Bank.
2. Peringkat 2
Mencerminkan Manajemen Bank telah melakukan penerapan GCG yang secara umum
Baik, tercermin dari penerapan atas prinsip-prinsip GCG yang memadai dan hanya
terdapat kelemahan yang kurang signifikan dan dapat segera dilakukan perbaikan dengan
tindakan normal oleh manajemen Bank.
3. Peringkat 3
Mencerminkan Manajemen Bank telah melakukan penerapan GCG yang secara umum
Cukup Baik, tercermin dari penerapan atas prinsip-prinsip GCG yang cukup memadai dan
hanya terdapat kelemahan yang cukup signifikan dan memerlukan perhatian yang cukup
dari manajemen Bank.
4. Peringkat 4
Mencerminkan Manajemen Bank telah melakukan penerapan GCG yang secara umum
Kurang Baik, tercermin dari penerapan atas prinsip-prinsip GCG yang kurang memadai
dan hanya terdapat kelemahan yang signifikan dan memerlukan perbaikan yang
menyeluruh oleh manajemen Bank.

5. Peringkat 5
Mencerminkan Manajemen Bank telah melakukan penerapan GCG yang secara umum
Tidak Baik, tercermin dari penerapan atas prinsip-prinsip GCG yang tidak memadai dan
hanya terdapat kelemahan yang sangat signifikan dan sulit untuk diperbaiki oleh
manajemen Bank.

Tahapan/Proses Penilaian
Tahapan yang dilakukan untuk memperoleh hasil penilaian terdiri dari 3 tahap, yaitu :
1. Mengumpulkan data dan informasi yang relevan untuk menilai kecukupan dan efektivitas
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG
2. Menilai kecukupan dan efektivitas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG yang dilakukan secara
komprehensif dan terstruktur atas aspek-aspek governance dengan memperhatikan
prinsip signifikansi atau materialitas
3. Menyimpulkan faktor positif dan negatif dari masing-masing aspek governance.

343
Pelaksanaan GCG Berdasarkan Self Assessment Tahun 2020
Berdasarkan metode dan tahapan self assessment di atas, kesimpulan dan peringkat
pelaksanaan GCG di BRIS untuk masing-masing faktor adalah sebagai berikut :

1. Penilaian Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris


Hasil penilaian pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris BRIS adalah sebagai
berikut :
a. Governance structure
Penerapan governance structure pada pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris BRIS secara umum berjalan dengan cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan :
1) Anggota Dewan Komisaris berjumlah 2 (dua) orang, yaitu atas nama Bapak Eko
Suwardi selaku Komisaris Independen dan Bapak Sutanto selaku Komisaris telah lulus
Fit and Proper Test dari OJK.
2) Memiliki kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola dalam pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab Dewan Komisaris sesuai regulasi yang berlaku.
3) Seluruh Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan yang
memadai
Beberapa hal yang wajib diperhatikan terkait governance structure yaitu komposisi
anggota Dewan Komisaris yang masih belum terpenuhi sesuai dengan ketentuan
eksternal yang ditentukan. Hal ini akan berdampak pada tugas dan tanggung jawab serta
fungsi dari Dewan Komisaris dalam Perseroan.
b. Governance process
Penerapan governance process pada pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris secara umum telah berjalan cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan adanya
penyelenggaraan rapat-rapat yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dalam rangka
pengawasan Bank serta pemberian rekomendasi-rekomendasi perbaikan kepada Direksi
terhadap kondisi yang dihadapi oleh Bank. Frekuensi penyelenggaraan rapat Dewan
Komisaris sebanyak7 (tujuh) kali selama tahun 2020.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait governance process yaitu jumlah Rapat
Dewan Komisaris yang membahas permasalahan sesuai dengan agenda rapat dan
diselenggarakan secara berkala yang masih belum optimal. Hal ini akan berdampak pada
optimalisasi fungsi pengawasan Dewan Komisaris terhadap anggota Direksi secara khusus
dan Perseroan secara umum.

c. Governance outcome
Penerapan governance outcome pada pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris BRIS secara umum telah berjalan cukup baik hal ini ditunjukkan adanya:

344
1) Independensi dan transparansi yang terjaga karena tidak tidak terdapat rangkap
jabatan pada bank lainnya dan atau perusahaan yang menjadi nasabah Bank.
2) Tidak adanya pemilikan saham Bank, hubungan keuangan dan hubungan keluarga
dengan Pemegang Saham Pengendali, anggota Dewan Komisaris lainnya, dan/atau
anggota Direksi Bank.
3) Hasil rapat Dewan Komisaris merupakan rekomendasi dan/atau arahan yang dapat
diimplementasikan oleh RUPS dan/atau Direksi.
Peringkat untuk faktor ini adalah :

Gov. Structure 2.07 Gov. Process 1.55 Gov. Outcome 1.89

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi


Hasil penilaian pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi adalah sebagai berikut:
a. Governance structure
Penerapan governance structure pada pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
secara umum telah berjalan dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan :
1) Memiliki kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola dalam pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab Direksi sesuai regulasi yang berlaku;
2) Anggota Direksi telah memenuhi kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan
kompetensi dibanding ukuran dan kompleksitas usaha Bank, kriteria minimum, dan
tingkat independensi;
3) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah memenuhi ketentuan
pelaksanaan GCG yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK);
4) Seluruh struktur organisasi Komite-komite di bawah Direksi telah lengkap dan
mendukung pelaksanaan kepengurusan Bank, hasil rapat komite – komite di bawah
Direksi telah berjalan sesuai ketentuan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi telah membentuk beberapa Komite dan Satuan
Kerja untuk membantu pelaksanaan tugas dan kewajibannya, antara lain sebagai berikut:
1) Satuan Kerja Audit Internal
2) Satuan Kerja Kepatuhan
3) Satuan Kerja Manajemen Risiko
4) Komite Pembiayaan
5) Komite Kebijakan Pembiayaan
6) Komite Produk
7) Komite ITSC (IT Steering Committee)
8) Komite ALCO (Asset Liability Committee)

345
b. Governance process
Penerapan governance process pada pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah
dilaksanakan secara efektif sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar perusahaan
dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Penyelenggaraan rapat Direksi telah dilakukan dengan baik sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan/berlaku.Direksi BRIS mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawab
sesuai dengan regulasi yang berlaku, seperti :
1) Penyelenggaraan rapat Direksi sebanyak 19 kali selama periode Tahun 2020 dan
dihadiri oleh mayoritas anggota Direksi.
2) Seluruh keputusan yang bersifat strategis bagi Bank diputuskan secara musyawarah
mufakat dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip GCG (transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, profesional dan kewajaran), prinsip kehati-hatian,
prinsip syariah.
3) Memenuhi seluruh komitmen kepada regulator, permintaan baik dari Otoritas Jasa
Keuangan, Bank Indonesia, LPS, PPATK, KPK, Dirjen Pajak, dan Aparat Penegak
Hukum lainnya.
Namun demikian, masih terdapat komitmen kepadaSKAI, auditor eksternal, dan Otoritas
Jasa Keuanganyang masih perlu ditindaklanjuti oleh Direksi sehingga masih diperlukan
monitoring yang lebih intensif.
c. Governance outcome
Penerapan Governance Outcome bertujuan untuk menilai kualitas outcome sehingga
memenuhi harapan stakeholders Bank yang merupakan hasil dari proses pelaksanaan
prinsip GCG yang didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur Direksi.
Independensi dan transparansi Direksi terjaga dengan baik, karena didukung dengan
komitmen dan kondisi masing-masing anggota dimana tidak terdapat rangkap jabatan,
pemilikan saham Bank, dan kondisi lainnya.
Pada periode Tahun 2020 seluruh keputusan yang bersifat signifikan telah diputuskan
berdasarkan musyarawah mufakat dengan tetap memperhatikan Prinsip kehati-hatian
dan Peraturan Perundangan yang berlaku serta Prinsip Syariah.
Keputusan Direksi telah didokumentasikan dan diadministrasikan dalam notulensi yang
dapat menggambarkan proses dinamika pengambilan keputusan, termasuk jika terjadi
dissenting opinion (perbedaan pendapat).
Kinerja keuangan sudah menunjukkan perbaikan dan telah mencapai bahkan melampaui
target sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB) yang telah ditetapkan. Pengelolaan dan
pengambilan keputusan Direksi atas seluruh rencana dan realisasi strategis Bank akan
terus lebih memperhatikan prinsip kehati-hatian dan meningkatkan responsif terhadap
perubahan internal dan ekternal sehingga permasalahan Bank dapat segera teratasi dan
pada akhirnya akan meningkatkan kinerja Bank sesuai ekspektasi pemangku kepentingan.

346
Peringkat untuk faktor ini adalah :
Gov. Structure 1.27 Gov. Process 1.32 Gov. Outcome 1.50

3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite


Pada Tahun 2020 penerapan aspek Governance Structure, Governance Process dan
Governance Outcome telah dilakukan dengan baik, dimana telah terbentu Komite-Komite
sesuai dengan PBI No. 11/33/PBI/2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No.
12/13/DPbS yaitu:
a. Komite Audit
b. Komite Pemantau Risiko
c. Komite Remunerasi dan Nominasi

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komite tersebutdiatas, telah dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang meliputipemenuhan terhadap struktur, kualifikasi, independensi dan
kompetensi Komite. Komite telah menjalankan aktivitas dan fungsinya sesuai Pedoman dan
Tata tertib yang ditunjukkan dengan peran aktif Komite-komite dalam membantu Dewan
Komisaris khususnya pengawasan terhadap kinerja Direksi.

Komite Audit telah menyampaian rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk memantau
serta mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan audit, tindaklanjut hasil audit dan
melakukan review pelaksanaan tugas-tugas SKAI, serta penunjukan Akuntan Publik dan
Kantor Akuntan Publik sebagai auditor eksternal Bank.
Namun demikian, masih perlu dilakukan perbaikan dalam halkelengkapan tata kelola
administrasi, seperti penyusunan risalah rapatdengan mencantumkan pengungkapan
dissenting opinionsecara jelas dan mendistribusikan kepada masing-masing anggota Komite.
Peringkat untuk faktor ini adalah :
Gov. Structure 1.30 Gov. Process 2.00 Gov. Outcome 2.50

4. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah (DPS)


Pada Tahun 2020 penerapan Governance Structure, Governance Process maupun
Governance Outcome yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Pengawas Syariah (DPS) telah terpenuhi dan dijalankan dengan baik sesuai dengan
ketentuan,termasuk dalam hal komposisi, kriteria, independensi, rangkap jabatan, efektivitas
rapat dan transparansi pengambilan opini syariah.
DPS dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya yaitu memastikan operasional Bank
telah sesuai dengan nilai-nilai serta prinsip-prinsip GCG. Didalam memastikan kedua hal
tersebut, DPS terlibat dalam serangkaian kegiatan rapat, baik rapat internal, rapat
Dewan Komisaris, rapat dengan Direksi data dengan jajaran dibawah Direksi. Adapun
kegiatan DPS selama Tahun 2020 :

347
a. Penyelenggaraan rapat DPS sebanyak 15 kali selama periode Tahun 2020 telah sesuai
dengan ketentuan rapat minimal sebanyak 1 (satu) setiap bulan (lampiran 4). Rapat DPS
ini dihadiri oleh mayoritas anggota DPS serta dipimpin oleh Ketua DPS.
b. Seluruh opini DPS telah disampaikan dengan baik sesuai dengan fatwa DSN MUI dan
regulasi terkait.
c. Opini syariah ini telah didokumentasikan dengan baik dan ditindaklanjuti oleh unit kerja
terkait. Sehingga kinerja DPS BRIS dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh
stakeholder BRIS.
d. Dalam pelaksanaan tugasnya DPS selalu melakukan koordinasi dengan Dewan Komisaris
dan Direksi serta unit kerja lainya. Dalam melakukan koordinasi dengan Governance
Structure lainya tersebut minimal setiap 6 bulan sekali DPS.
e. Melakukan rapat koordinasi antara DPS, Dewan Komisaris dan Direksi membahas khusus
mengenai hasil pengawasan DPS terhadap Bank.
f. Bekerjasama dengan Satuan Kerja Kepatuhan untuk memastikan bahwa opini-opini
Syariah yang dikeluarkan DPS telah diimplementasikan di BRIS.
Peringkat untuk faktor ini adalah :

Gov. Structure 1.00 Gov. Process 1.18 Gov. Outcome 1.20

5. Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana
Serta Pelayanan Jasa
Pada Tahun 2020 penerapan Governance Structure, Governance Process maupun
Governance Outcome terhadap pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan
dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa telah berjalan dengan baik. Dimana
penyaluran dana dan pelayanan jasa seluruh produk Bank telah dilakukan pengujian dan
persetujuan DPS terkait pemenuhan prinsip-prinsip Syariah. Pelaksanaan kepatuhan Syariah
masih terdapat kelemahan, seperti masih adanya rukun dan syarat transaksi pembiayaan
yang belum dipenuhi dengan sempurna. Ketidaksesuaian pelaksanaan Syariah tersebut dapat
diperbaiki dengan tindakan normal oleh manajemen Bank.
Namun masih terdapat hal-hal yang perlu ditingkatkan terkait aspek kompetensi tenaga
pemasar dan front liner dalam penguasaan prinsip–prinsip Syariah pada kegiatan
penghimpunan dana, penyaluran dana serta pelayanan jasa melalui peningkatan intensitas
training dalam bidang syariah.
Peringkat untuk faktor ini adalah

Gov. Structure 1.83 Gov. Process 1.50 Gov. Outcome 1.50


6. Penanganan Benturan Kepentingan
Penerapan Penanganan Benturan Kepentingan (conflict of interest) tahun 2020terkait
Governance Structure, Governance ProcessdanGovernance Outcome telah berjalan dengan
baik dengantelah diterbitkan ketentuan tentang Benturan Kepentingan dan Kebijakan Dasar
Anti Risywah di BRIS.

348
BRIS melakukan upaya yang kontinyu terkait penanganan benturan kepentingan tersebut
dengan melakukan sosialisasi Piagam Pengelolaan Benturan Kepentingan (conflict of interest)
dan Kebijakan Dasar Anti Risywah kepada seluruh insan BRIS agar setiap karyawan memiliki
keseragaman pemahaman terhadap kedua ketentuan tersebut.
Sebagai tindak lanjut untuk efektivitas pengelolaan benturan kepentingan, maka perlu
dilakukan peningkatan tata kelola administrasi pelaporan agar kecukupan aspek
pengungkapan (disclosure) dapat terpenuhi dengan baik sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Peringkat untuk faktor ini adalah :
Gov. Structure 2.00 Gov. Process 2.00 Gov. Outcome 2.33

7. Penerapan Fungsi Kepatuhan


Tahun 2020 penerapan Governance Structure, Governance Process danGovernance Outcome
terkait dengan penerapan fungsi kepatuhan telah berjalan dengan baik sesuai ketentuan
Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.Komitmen kepada lembaga otoritas yang berwenang telah terpenuhi. Pemenuhan
seluruh ketentuan tidak terlepas dari efektivitas pelaksanaan dan tugas Direktur Kepatuhan
dan Satuan Kerja Kepatuhan yang independen.

BRIS telah memiliki pedoman kerja, sistem dan prosedur yang mengacu kepada ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, sepertikebijakan tentang pengujian prinsip kehati-
hatian,kebijakan umum GCG,piagam pengelolaan benturan kepentingan, kebijakan dasar
anti risywah yang disosialisasikan kepada karyawan secara bertahap dan berkala sehingga
diharapkan menumbuhkan budaya kepatuhan dalam internal Bank.
Dalam penerapan fungsi kepatuhan, Bank telah melaksanakan hal berikut :
a. Penunjukan Direktur Kepatuhan.
b. Pembentukan Unit Kerja Kepatuhan yang melaksanakan tugas dan fungsi kepatuhan,
diantaranya :
1) Membuat Kebijakan dan Prosedur Kepatuhan.
2) Melakukan pemastian terhadap kebijakan/pedoman/petunjuk pelaksanaan yang
dibuat oleh unit kerja lain, telah sesuai dengan peraturan/perundang-undangan yang
berlaku.
3) Memberikan opini terhadap permohonan usulan pembiayaan, usulan produk dan
aktivitas baru maupun pengembangannya
4) Memastikan dilaksanakannya proses pengkinian data/dokumen nasabah.
5) Memberikan informasi/sebagai narasumber dari peraturan dan ketentuan internal dan
eksternal yang terkait dengan pelaksanaan operasional Bank.
Selama Tahun 2020 BRIS tidak melakukan pelanggaran kepatuhan yang sifatnya material,
maupun pelanggaran Prudential Ratio Bank:

349
a. BMPK tidak terjadi pelanggaran maupun pelampauan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b. Rata-rata tingkat pemenuhan GWM dilaksanakan dengan baik melebihi batas pemenuhan
yang diwajibkan.
c. Tingkat kecukupan modal (CAR) diatas batas minimum yang ditetapkan Bank Indonesia
(BI) dan/atau Otoritas Jasa Keuangan yaitu sebesar 8%.
d. Posisi NPF (nett) masih tetap terjaga dibawah ketentuan yang berlaku (dibawah 5%).
e. Posisi devisa netto baik untuk valuta asing tidak terjadi pelanggaran (masih jauh dibawah
ketentuan yang berlaku)
Unit kerja Kepatuhan telah bekerja dengan efektif, efisien dan independen. Direktur
Kepatuhan dan Satuan Kerja Kepatuhan telah melakukan review secara berkala mengenai
kepatuhan pada satuan kerja bisnis, satuan kerja operasional, maupun satuan kerja lain yang
berfungsi sebagai supporting di internal BRIS.
Peringkat untuk faktor ini adalah :

Gov. Structure 1.67 Gov. Process 2.00 Gov. Outcome 2.50

8. Penerapan Fungsi Audit Intern


Penerapan Governance Structure, Governance Process maupun Governance Outcome
terhadap penerapan fungsi audit intern telah berjalan dengan baik yang mana
pelaksanaanya mengacu pada Standar Pelaksanaan Audit Intern Bank yang ditetapkan oleh
Regulator (OJK/BI) dan telah dilakukan pengembangan serta pengkinian ketentuan-
ketentuan audit internal.
Seluruh unit kerja baik di kantor cabang maupun kantor pusat telah dilakukan pemeriksaan
oleh satuan kerja audit internal yang dilakukan secara efektif (lampiran 5). Hasil pemeriksaan
audit menekankan pada ketajaman pemeriksaan, tindaklanjut hasil pemeriksaan, dan
investigasi di lapangan,melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait sehingga
menghasilkan kualitas temuan yang dapat dipertanggungjawabkan. Hasilnya pemeriksaan
dari audit internal dilaporkan kepada Komite Audit , Manajemen Bank, dan Regulator.
Satuan kerja anti fraud bertugas melakukan investigasi mengenaipenyimpangan yang dapat
merugikan Bank baik secara finansial maupun non finansial, hasil investigasi tersebut
dilaporkan kepada Komite Audit dan Manajemen Bank. Dari hasil laporan tersebut akan
ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan internal maupun eksternal.
Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) secara berkesinambungan berupaya meningkatkan kualitas
SDM. Berbagai bentuk pelatihan baik yang diselenggarakan oleh internal BRIS maupun
eksternal, diberikan kepada SDM dalam rangka peningkatan kualitas SDM yang handal dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.
Peringkat untuk faktor ini adalah :

Gov. Structure 1.25 Gov. Process 1.73 Gov. Outcome 2.25

350
9. Penerapan Fungsi Audit Ekstern
Penerapan Governance Structure, Governance Process maupun Governance Outcome
terhadap fungsi audit ekstern telah berjalansecara baik. Dalam pelaksanaan audit laporan
keuangan Bank, Bank telah menunjuk Akuntan Publik. Penunjukan Akuntan Publik dan KAP
terlebih dahulu memperoleh persetujuan RUPS berdasarkan rekomendasi dari Komite Audit
melalui Dewan Komisaris dan sesuai peraturan yang berlaku.
Penunjukan Akuntan Publik dan KAP telah memenuhi aspek-aspek kapasitas KAP, legalitas
perjanjian kerja, ruang lingkup audit, standar profesional akuntan publik, dan aspek lainnya,
dimana penunjukan Akuntan Publik dan KAP telah sesuai ketentuan yang berlaku.
Akuntan Publik dan KAP yang ditunjuk, mampu bekerja secara independen, memenuhi
standar profesional akuntan publik dan perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang
ditetapkan. Akuntan Publik melaksanakan audit secara independen, profesional, dan
obyektif.
Pelaksanaan audit tahun 2020 telah dilakukan oleh pihak eksternal sesuai dengan ruang
lingkup audit yang diatur dalam ketentuan yang berlaku.
Peringkat untuk faktor ini adalah :

Gov. Structure 1.00 Gov. Process 1.00 Gov. Outcome 1.00

10. Batas Maksimum Penyaluran Dana


Penerapan Governance Structure, Governance Process maupun Governance Outcome
terhadap Batas Maksimum Penyaluran Dana (BMPD) telah dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. BRIS telah menjalankan proses pemastian terhadap aktivitas
penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large
exposure) yang mempertimbangkan aspek manajemen risiko (risk management) dan prinsip
kehati-hatian (prudential banking principle) untuk menghindari pelanggaran maupun
pelampauan BMPD.
Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang memadai tentang
penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar, berikut monitoring dan
penyelesaian masalahnya.
Bank telah melakukan proses perhitungan BMPD secara berkala dan menyampaikan
perhitungan tersebut kepada unit kerja terkait sebagai pedoman batasan pemberian
pembiayaan kepada nasabah besar dan pihak terkait. Laporan BMPD dan pihak terkait
dilaporkan secara berkala dan tepat waktu kepada regulator.
Penerapan penyediaan dana oleh Bank pada nasabah besar dan pihak terkait telah
memperhatikan prinsip kehati-hatian, perundang-undangan yang berlaku serta
memperhatikan kemampuan permodalan dan penyebaran/diversifikasi.
Peringkat untuk faktor ini adalah :

Gov. Structure 1.00 Gov. Process 1.33 Gov. Outcome 1.00

351
11. Transparansi Kondisi Keuangan Dan Non Keuangan, Laporan Pelaksanaan GCG dan
Pelaporan Internal
Penerapan Governance Structure, Governance Process maupun Governance Outcome
terhadapTransparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan GCG serta pelaporan
internal telah dilakukan secara baik sesuai ketentuan yang berlaku. BRIS memiliki kebijakan
dan prosedur pelaksanaan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan.
Laporan pelaksanaan GCG telah disampaikan secara lengkap, akurat, dan tepat waktu
kepada pihak-pihak yang menerima laporan, serta telah dipublikasikan dalam website Bank.
Sistem Pelaporan Internal akan dikembangkan secara kontinyu sejalan dengan
pengembangan Core Banking System (CBS).
Ketepatan waktu, keakurasian dan cakupan transparansi informasi keuangan dan non-
keuangan yang disampaikan kepada stakeholder (public) dilakukan oleh BRIS sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Peringkat untuk faktor ini adalah :
Gov. Structure 2.25 Gov. Process 1.57 Gov. Outcome 1.57

Hasil penilaian secara komposit atas pelaksanaan GCG yang dilakukan melalui self assesment
terhadap seluruh faktor pelaksanaan GCG pada tahun 2020 yaitu 1.60 (Baik) berdasarkan
pemeringkatan nilai komposit yang ditetapkan OJK sebagai berikut :
Hasil Self Assessment secara umum dapat dilihat pada tabel berikut ini :

PT BANK BRISYARIAH Tbk


HASIL PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE TAHUN 2020

Parameter Penilaian GOVERNANCE


No.
(Assessment Parameter) Structure Process Outcome
1 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan 2.07 1.55 1.89
Komisaris
2 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi 1.27 1.32 1.50
3 Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite 1.30 2.00 2.50
4 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan 1.00 1.18 1.20
Pengawas Syariah
5 Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan 1.83 1.50 1.50
penghimpunan dana dan penyaluran dana serta
pelayanan jasa
6 Penanganan benturan kepentingan 2.00 2.00 2.33
7 Penerapan fungsi kepatuhan Bank 1.67 2.00 2.50
8 Penerapan fungsi audit intern 1.25 1.73 2.25
9 Penerapan fungsi audit ekstern 1.00 1.00 1.00
10 Batas Maksimum Penyaluran Dana 1.00 1.33 1.00

352
11 Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, 2.25 1.57 1.57
laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal
Total Nilai Parameter 1.51 1.56 1.75
Bobot Penilaian Parameter 40% 30% 30%
Total Nilai Proposional 0.61 0.47 0.52

Total Nilai Akhir GCG 1.60

A. Governance Structure

Governance structure pada BRIs telah terpenuhi dengan cukup baik dan efektif. Bank telah memiliki
infrastruktur tata kelola yang meliputi kebijakan, pedoman, petunjuk pelaksanaan, sistem
manajemen informasi serta tugas pokok dan fungsi masing-masing struktur organisasi telah tersedia
dan telah diiterapkan. Untuk mendukung dan mengendalikan pelaksanaan governance structure
bank telah memiliki unit kerja yang bersifat independen yaitu Satuan Kerja Audit Intern, (internal
audit), unit kerja manajemen risiko (risk management), dan unit kerja kepatuhan (compliance).

B. Governance Process

Pelaksanaan governance process telah berjalan secara efektif meskipun dengan struktur komisaris
yang belum lengkap, namun demikian keterbatasan tersebut didukung oleh infrastruktur tata
keloka Bank yang lengkap dalam menjalankan fungsi dan tugas pengurus untuk mewujudkan
komitmen governance outcome sesuai dengan asas GCG. Penerapan governance process di BRIs
telah memadai sesuai dengan prinsip GCG, hal ini tercermin melalui :
1. Pelaksanaan rapat umum pemegang saham yang diselenggarakan telah sesuai dengan waktu
dan tata cara yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, anggaran dasar serta
komitmen dan governance structure yang tercantum dalam pedoman BRIs.
2. Fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab Direksi dan Dewan Komisaris yang tercantum
dalam kebijakan serta pedoman internal BRIs, telah dilaksanakan atas dasar itikad baik, kehati-
hatian dan profesional sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam peraturan perundang-
undangan, dan anggaran dasar.
3. Kegiatan usaha sejalan dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan dan strategi berdasarkan prinsip
kehati-hatian yang tercantum dalam kebijakan dan pedoman BRIs.
4. Kecukupan sumber daya manusia baik secara kuantitas maupun kualitas telah dipenuhi.
Pengembangan kompetensi melalui pelatihan baik internal maupun eksternal telah dilakukan
berdasarkan kebutuhan.

C. Governance Outcome
Governance outcome telah berjalan dengan baik hal ini dapat dilihat dengan kualitas outcome yang
telah memenuhi harapan stakeholder. Governance outcome merupakan hasil pelaksanaan proses
pelaksanan prinsip GCG yang didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola Bank.
Governance outcome tersebut mencakup aspek kualitatif dan aspek kuantitatif yang terdiri atas :

353
1. Pemenuhan aspek transparansi terkait laporan publikasi Laporan Tahunan (keuangan dan non
keuangan) serta Triwulanan yang disampaikan melalui website Bank dan surat kabar secara
tepat waktu.
2. Kinerja BRIs (Profitabilitas, Rentabilitas, Efisiensi, BOPO, dan Permodalan).
3. Fungsi Kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan penyelesaian permasalahan yang
dihadapi Bank (seperti fraud).
4. Penerapan manajemen risiko secara efektif, sesuai dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran,
serta kemampuan BRIS.
5. Tidak terjadi kondisi benturan kepentingan berupa intervensi pemilik/pihak terkait/pihak
lainnya yang dapat menimbulkan kerugian BRIs atau berkurangnya keuntungan BRIS.

Kekuatan dan Kelemahan Pelaksanaan GCG Secara Umum


BRIS saat ini telah menjadi perusahaan publik yang dituntut memiliki kualitas tata kelola seluruh
aktivitasnya selalu meningkat dari waktu ke waktu. Berdasarkan hasil penilaian GCG Semester II
tahun 2020, kekuatan BRIS pada saat ini masih terdapat pada Governance Structure. BRIS telah
mempunyai kebijakan, pedoman, petunjuk pelaksanaan serta kelengkapan struktur organisasi
perusahaan di berbagai lini.

Penilaian Governance Process tetap dibanding dengan penilaian periode sebelumnya. Hal ini
menunjukkan bahwa BRIS secara konsisten mempertahankan proses bisnisnya sesuai dengan
prinsip-prinsip GCG.
Kelemahan juga terdapat pada Governance Outcome aspek Kepatuhan dimana masih terjadi denda
oleh regulator atas kesalahan laporan LSMK.
Kelemahan-kelemahan tersebut masih dapat diperbaiki dengan tindakan normal oleh manajemen
Bank.

Rencana Tindak Lanjut dan Perbaikan


Rencana tindak lanjut atas hal-hal yang perlu perbaikan pada GovernanceStructure, Governance
Process, dan Governance Outcome yaitu :
a. Meningkatkan pemahaman dan literasi fiqh muamalah praktis pada seluruh level karyawan
melalui program pelatihan, sosialisasi dan pendampingan oleh unit kerja terkait dengan
dikoordinasikan oleh Divisi Sumber Daya Insani.
b. Melakukan reminder kepada unit kerja terkait atas pemenuhan komposisi anggota Dewan
Komisaris.
c. Meningkatkan awareness dan integritas seluruh level karyawan terhadap kepatuhan syariah
melalui kampanye kepatuhan syariah serta penerapan reward and punishment yang jelas
terhadap kepatuhan dan pelanggaran aspek syariah dimasing-masing unit kerja baik unit bisnis
maupun unit pendukung bisnis.
d. Pembuatan Petunjuk Pelaksanaan terkait Good Corporate Governance dan sosialisasi kepada
seluruh unit kerja terkait di kantor pusat maupun di kantor cabang.
e. Pembuatan Petunjuk Pelaksanaan terkait Benturan Kepentingan dan sosialisasi kepada seluruh
unit kerja terkait di kantor pusat maupun di kantor cabang.

354
f. Pembuatan kebijakan terkait laporan keuangan serta pelaporan internal dan berkoordinasi
dengan unit kerja terkait pembuatan kebijakan tersebut.

355
3) PT BANK SYARIAH MANDIRI

Dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas penerapan Good Corporate Governance (GCG),
Bank secara berkala melakukan penilaian sendiri (self assessment) secara komprehensif terhadap
penerapan GCG, sehingga dapat segera menetapkan rencana tindak (action plan) yang meliputi
tindakan korektif (corrective action) yang diperlukan apabila masih terdapat kekurangan.

Penilaian faktor Good Corporate Governance (GCG) merupakan penilaian terhadap kualitas
Manajemen Bank atas penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang
mengacu pada ketentuan regulator yang ditetapkan. Mandiri Syariah secara rutin telah
melaksanakan self assessment Pelaksanaan GCG yang dilaksanakan pada akhir bulan Juni dan
Desember tiap semesternya. Hasil self assessment GCG dikelompokkan dalam 5 (lima) kategori
peringkat yaitu Peringkat 1, Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan Peringkat 5.

Urutan peringkat faktor GCG yang lebih kecil mencerminkan penerapan GCG yang lebih baik.
Pelaksanaan self assessment Pelaksanaan GCG telah sesuai dengan SE OJK yang meliputi tiga
aspek governance, yaitu governance structure, governance process dan governance outcome.
Penilaian ketiga aspek governance tersebut dilakukan terhadap:
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;
2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite;
4. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah;
5. Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta
pelayanan jasa;
6. Penanganan benturan kepentingan;
7. Penerapan fungsi kepatuhan;
8. Penerapan fungsi audit intern;
9. Penerapan fungsi audit ekstern;
10. Batas Maksimum Penyaluran Dana (BMPD); dan
11. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BUS, laporan pelaksanaan Good Corporate
Governance serta pelaporan internal.
Dalam menyimpulkan faktor positif (strength) dan faktor negatif (weakness) ketiga aspek
governance, perlu diperhatikan substansi penerapan Tata Kelola dan bukan hanya pada
pemenuhan persyaratan formal prosedural (normatif). Penilaian pada governance structure,
governance process, dan governance outcome merupakan satu rangkaian penilaian yang
terintegrasi, komprehensif dan terstruktur sehingga kesimpulan hasil penilaian governance
outcome mencerminkan sejauh mana penerapan governance process dan dukungan yang
memadai dari governance structure, yang perlu diuji dan dibuktikan lebih lanjut.
Mandiri Syariah telah menyampaikan hasil self assessment pelaksanaan Good Corporate
Governance (GCG) kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setiap semester. Pada semester I tahun
2020 dengan hasil penilaian 1 atau kategori predikat “Sangat Baik” yang mencerminkan
Manajemen Bank telah melakukan penerapan Good Corporate Governance yang secara umum
sangat baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang sangat memadai atas prinsip-prinsip Good
Corporate Governance. Adapun kesimpulan umum hasil self assessment semester I 2020 adalah

356
sebagai berikut:

Nama Bank : PT Bank Syariah Mandiri


Posisi : Semester I 2020
SA GCG Peringkat Definisi Peringkat
Manajemen Mandiri Syariahtelah melakukan penerapan Good
Corporate Governance yang secara umum sangat baik. Hal ini
tercermin dari penerapan atas prinsip-prinsip Good Corporate
Individual 1 Governance yang sangat memadai. Apabila terdapat kelemahan
dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance maka secara
umum kelemahan tersebut tidak signifikan dan dapat segera
dilakukan perbaikan oleh manajemen Mandiri Syariah.

1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris


Kekuatan Kelemahan
x Pada semester I 2020, telah dilaksanakan Terdapat 4 (empat) orang anggota Dewan
54 kali Rapat Dewan Komisaris Komisaris masih dalam proses fit and proper
x Dewan Komisaris telah melaksanakan test dalam rangka mendapatkan persetujuan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
tugas dan tanggung jawab-nya secara
independen dan tidak terdapat intervensi
dari Pemilik yang menyebabkan kegiatan
operasional Bank terganggu sehingga
berdampak pada berkurangnya aset Bank
dan/atau berkurangnya keuntungan Bank

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi


Kekuatan Kelemahan
• Pada semester I 2020, telah dilaksanakan Terdapat 3 (tiga) orang anggota Direksi masih
117 (seratus tujuh belas) kali Rapat dalam proses fit and proper test dalam rangka
Direksi dan Hasil rapat Direksi telah mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa
dituangkan ke dalam risalah rapat Keuangan (OJK)
(Notulen Radir)
• Direksi tidak memiliki rangkap jabatan
sebagai Dewan Komisaris, anggota Direksi
atau pejabat eksekutif pada bank atau
lembaga lainnya yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan

3. Kelengkapan dan Pelaksaaan Tugas Komite


Kekuatan Kelemahan
• Seluruh anggota Komite yang merupakan -
Pihak Independen tidak ada yang
merangkap jabatan sebagai Pihak
independen anggota Komite pada Bank

357
Kekuatan Kelemahan
yang sama maupun pada bank lain,
perusahaan lain.
• Hasil pelaksanaan rapat dan telaah
dan/atau kajian yang dilakukan terkait
kondisi Bank terkini dan inisiatif strategis
Bank merupakan rekomendasi yang dapat
dimanfaatkan secara optimal oleh Dewan
Komisaris.
• Rapat Komite telah dilakukan pada
semester I tahun 2020 sebanyak 40 (empat
puluh) kali, sbb:
• Komite Audit, sebanyak 14 (empat belas)
kali.
• Komite Pemantau Risiko, sebanyak 23 (dua
puluh tiga) kali.
• Komite Remunerasi dan Nominasi,
sebanyak 3 (tiga) kali.

4. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab DPS


Kekuatan Kelemahan
DPS melakukan pengawasan melalui Rapat Terdapat 2 (dua) orang anggota anggota Dewan
DPS sebanyak 24 (dua puluh empat) kali, Pengawas Syariah yang masih menunggu
penerbitan Opini Syariah sebanyak 14 (empat persetujuan dari OJK
belas) opini, melakukan kajian syariah
sebanyak 9 (sembilan) kali dan melakukan Uji
Petik sebanyak 7 (tujuh) kali

5. Pelaksanaaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran


Dana Serta Pelayanan Jasa
Kekuatan Kelemahan
• Bank telah memastikan bahwa produk Masih terdapat temuan ketidaksesuaian
Bank telah memenuhi prinsip syariah, penerapan prinsip prinsip syariah dalam dalam
yaitu berdasarkan Fatwa DSN dan pendanaan, operasional dan penyaluran
dilengkapi opini syariah Dewan pembiayaan kepada nasabah
Pengawas Syariah
• Pelaksanaan Sosialisasi memberikan
pengetahuan, dan membangun
pemahaman terkait penerapan aspek
kepathan terhadap prinsip syariah telah
dilakukan sebanyak 10 kali
pendampingan cabang

358
6. Penanganan Benturan Kepentingan
Kekuatan Kelemahan
x Mandiri Syariah telah memiliki Pedoman -
Code of conduct (CoC) yang termaktub
dalam Kebijakan Tata Kelola Perusahaan.
x Manajemen Mandiri Syariah tegas
terhadap setiap bentuk pelanggaran yang
dilakukan oleh jajaran bank dengan
memberikan sanksi sesuai dengan tingkat
pelanggaran. Tidak terdapat benturan
kepentingan yang menimbulkan kerugian
pada perusahaan selama periode
pelaporan
x Selama semester I tahun 2020, tidak
terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh
Pejabat Eksekutif. Hal ini menunjukan
bukti komitmen dan ketegasan Mandiri
Syariah meminimalisir pelanggaran
kedisiplinan, setiap bentuk pelanggaran
yang dilakukan diberikan sanksi sesuai
dengan tingkat pelanggaran

7. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank


Kekuatan Kelemahan
x Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) memiliki Masih terdapat temuan dan pelanggaran
infrastruktur Sumber daya dan telah ketidakpatuhan Bank yang berulang, antara lain
mengikuti pelatihan dalam rangka denda regulator dan kualitas data.
meningkatkan kompetensi untuk
menjalankan pemantauan dan evaluasi
fungsi kepatuhan dengan menyampaikan
laporan kepatuhan secara rutin.
x SKK berperan aktif dalam memberikan
opini kepatuhan pada komite
pembiayaan
x SKK telah menilai dan mengevaluasi
efektifitas, ketentuan sistem maupun
prosedur yang dimiliki bank melalui
review atas setiap aturan baru yang terbit
dan menjadi bagian bersama dengan unit
kerja lain dalam Keputusan Komite
Sisdur.
x Pengukuran Pelaksanan Penerapan Tata
Kelola telah dilaksanakan oleh Bank dan
mendapatkan CGPI Award BSM sebagai

359
The Most Trusted Company 8 kali
berturut-turut (CGPI 2011 – 2018).

8. Penerapan Fungsi Audit Intern


Kekuatan Kelemahan
x Kebutuhan sumber daya manusia auditor -
IAG sudah dipenuhi baik dari sisi
kuantitas maupun kualitas
x Bank telah menerapkan fungsi audit
intern yang efektif dengan melakukan
proses audit rutin dan audit khusus atas
kasus yang terjadi. Bank juga
menggunakan Risk Based Audit sebagai
dasar pelaksanaan audit.
x Evaluasi rencana audit IAG telah
diselaraskan dengan SKAI Entitas Utama
(DIA Bank Mandiri)

9. Penerapan Fungsi Audit Ekstern


Kekuatan Kelemahan
x Penunjukan Akuntan Publik dan KAP -
telah memperoleh persetujuan RUPS
berdasarkan rekomendasi dari Komite
Audit melalui Dewan Komisaris.
x Akuntan Publik dan KAP yang ditunjuk
untuk pelaksanaan audit tahun 2020
mampu bekerja secara independen,
memenuhi standar profesional akuntan
publik dan perjanjian kerja serta ruang
lingkup audit.
x Hasil audit KAP dan Management Letter
telah disampaikan secara tepat waktu
kepada Otoritas Jasa Keuangan.

360
10. Batas Maksimum Penyaluran Dana
Kekuatan Kelemahan
x Bank secara berkala mengevaluasi dan -
mengkinikan kebijakan, sistem dan
prosedur agar disesuaikan dengan
ketentuan dan perundang-undangan
yang berlaku.
x Penerapan penyaluran dana oleh Mandiri
Syariah masih dalam batas yang
diperbolehkan Regulator sesuai
ketentuan yang mengatur mengenai
BMPD.

11. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan, Laporan Pelaksanaan GCG dan Pelaporan
Internal
Kekuatan Kelemahan
x Bank telah menyampaikan Laporan Terdapat pengulangan jenis pelanggaran
Pelaksanaan Good Corporate Governance pelaporan eksternal yang berakibat denda
kepada Pemegang Saham dan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) serta lembaga
lainnya sesuai aturan regulasi.
x Bank telah memenuhi kewajibannya
untuk mempublikasikan laporan kepada
stakeholders berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku serta sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia

Pada Semester II 2020 hasil penilaian Self Assessment GCG adalah 1 atau masuk dalam
kategori “Sangat Baik”. Secara umum kesimpulan hasil Self Assessmentsemester II 2020 adalah
sebagai berikut:

Nama Bank : PT Bank Syariah Mandiri


Posisi : Semester II 2020
SA GCG Peringkat Definisi Peringkat
Manajemen Mandiri Syariahtelah melakukan penerapan Good
Corporate Governance yang secara umum sangat baik. Hal ini
tercermin dari penerapan atas prinsip-prinsip Good Corporate
Individual 1 Governance yang sangat memadai. Apabila terdapat kelemahan
dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance maka secara
umum kelemahan tersebut tidak signifikan dan dapat segera
dilakukan perbaikan oleh manajemen Mandiri Syariah.

361
1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Kekuatan Kelemahan
• Pada semester II 2020, telah dilaksanakan
Terdapat 1 (satu) orang anggota Dewan
58 (lima puluh delapan) kali Rapat Dewan Komisaris masih dalam proses fit and proper
Komisaris test dalam rangka mendapatkan persetujuan
• Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
dan tanggung jawab-nya secara independen
dan tidak terdapat intervensi dari Pemilik
yang menyebabkan kegiatan operasional
Bank terganggu sehingga berdampak pada
berkurangnya aset Bank dan/atau
berkurangnya keuntungan Bank

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi


Kekuatan Kelemahan
• Pada semester II 2020, telah dilaksanakan 61
Terdapat 1 (satu) orang anggota Direksi masih
(enam puluh satu) kali Rapat Direksi dan dalam proses fit and proper test dalam rangka
Hasil rapat Direksi telah dituangkan ke dalam mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa
risalah rapat (Notulen Radir) Keuangan (OJK)
• Direksi tidak memiliki rangkap jabatan
sebagai Dewan Komisaris, anggota Direksi
atau pejabat eksekutif pada bank atau
lembaga lainnya yang dapat menimbulkan
benturan kepentingan
• Direksi dalam mengelola Bank sudah sesuai
dengan kewenangan dan tanggung jawab
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar
dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

3. Kelengkapan dan Pelaksaaan Tugas Komite


Kekuatan Kelemahan
x Seluruh anggota Komite yang merupakan -
Pihak Independen tidak ada yang
merangkap jabatan sebagai Pihak
independen anggota Komite pada Bank
yang sama maupun pada bank lain,
perusahaan lain.
x Hasil pelaksanaan rapat dan telaah
dan/atau kajian yang dilakukan terkait
kondisi Bank terkini dan inisiatif strategis
Bank merupakan rekomendasi yang dapat

362
Kekuatan Kelemahan
dimanfaatkan secara optimal oleh Dewan
Komisaris.
x Rapat Komite telah dilakukan pada
semester II tahun 2020 sebanyak 40 (tiga
puluh empat) kali, sbb:
x Komite Audit, sebanyak 10 (sepuluh) kali.
x Komite Pemantau Risiko, sebanyak 26 (dua
puluh enam) kali.
x Komite Remunerasi dan Nominasi,
sebanyak 4 (empat) kali.

4. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab DPS


Kekuatan Kelemahan
• DPS melakukan pengawasan melalui Terdapat 1 (satu) orang anggota anggota
penerbitan Opini Syariah sebanyak 8 Dewan Pengawas Syariah yang masih
(delapan) opini, melakukan kajian syariah menunggu persetujuan dari OJK
sebanyak 19 (Sembilan belas) kali dan
melakukan Uji Petik sebanyak 9 (sembilan)
kali
• Rangkap jabatan tidak dilakukan oleh
Dewan Pengawas Syariah sebagai
konsultan di seluruh Bank, hal ini sesuai
dengan PBI terkait Pelaksanaan GCG bagi
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah

5. Pelaksanaaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran


Dana Serta Pelayanan Jasa
Kekuatan Kelemahan
• Dewan Pengawas Syariah telah Masih terdapat temuan ketidaksesuaian
memastikan bahwa produk Bank telah penerapan prinsip prinsip syariah dalam dalam
memenuhi prinsip syariah, yaitu operasional dan penyaluran pembiayaan
berdasarkan Fatwa DSN dan dilengkapi kepada nasabah
opini syariah Dewan Pengawas Syariah
• DPS telah menyampaikan Laporan Hasil
Pengawasan DPS kepada Direksi, sekaligus
menjadi rekomendasi manajemen
menjalankan penerapan prinsip-prinsip
syariah dalam operasional dan produk
bank

363
6. Penanganan Benturan Kepentingan
Kekuatan Kelemahan
x Mandiri Syariah telah memiliki Pedoman -
Code of conduct (CoC) yang termaktub
dalam Kebijakan Tata Kelola Perusahaan.
x Manajemen Mandiri Syariah tegas
terhadap setiap bentuk pelanggaran yang
dilakukan oleh jajaran bank dengan
memberikan sanksi sesuai dengan tingkat
pelanggaran. Tidak terdapat benturan
kepentingan yang menimbulkan kerugian
pada perusahaan selama periode
pelaporan
x Selama semester II tahun 2020, tidak
terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh
Pejabat Eksekutif. Hal ini menunjukan bukti
komitmen dan ketegasan Mandiri Syariah
meminimalisir pelanggaran kedisiplinan,
setiap bentuk pelanggaran yang dilakukan
diberikan sanksi sesuai dengan tingkat
pelanggaran

7. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank


Kekuatan Kelemahan
• Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) memiliki Terdapat temuan dan pelanggaran
infrastruktur Sumber daya dan telah ketidakpatuhan Bank yang berulang, antara
mengikuti pelatihan dalam rangka lain denda regulator dan kualitas data,
meningkatkan kompetensi untuk namun bank telah melakukan mitigasi
menjalankan pemantauan dan evaluasi adanya potensi denda tersebut
fungsi kepatuhan dengan menyampaikan
laporan kepatuhan secara rutin.
• SKK berperan aktif dalam memberikan opini
kepatuhan pada komite pembiayaan
• SKK telah menilai dan mengevaluasi
efektifitas, ketentuan sistem maupun
prosedur yang dimiliki bank melalui review
atas setiap aturan baru yang terbit dan
menjadi bagian bersama dengan unit kerja
lain dalam Keputusan Komite Sisdur.
• Pengukuran Pelaksanan Penerapan Tata
Kelola telah dilaksanakan oleh Bank dan
mendapatkan CGPI Award BSM sebagai The
Most Trusted Company 9 kali berturut-turut
(CGPI 2011 – 2019).

364
8. Penerapan Fungsi Audit Intern
Kekuatan Kelemahan
x Kebutuhan sumber daya manusia auditor -
IAG sudah dipenuhi baik dari sisi kuantitas
maupun kualitas
x Bank telah menerapkan fungsi audit intern
yang efektif dengan melakukan proses
audit rutin dan audit khusus atas kasus
yang terjadi. Bank juga menggunakan Risk
Based Audit sebagai dasar pelaksanaan
audit.
x Evaluasi rencana audit IAG telah
diselaraskan dengan SKAI Entitas Utama
(DIA Bank Mandiri)

9. Penerapan Fungsi Audit Ekstern


Kekuatan Kelemahan
x Penunjukan Akuntan Publik dan KAP telah -
memperoleh persetujuan RUPS berdasarkan
rekomendasi dari Komite Audit melalui
Dewan Komisaris.
x Akuntan Publik dan KAP yang ditunjuk untuk
pelaksanaan audit tahun 2020 mampu
bekerja secara independen, memenuhi
standar profesional akuntan publik dan
perjanjian kerja serta ruang lingkup audit.
x Hasil audit KAP dan Management Letter telah
disampaikan secara tepat waktu kepada
Otoritas Jasa Keuangan.
x njukan Akuntan Publik dan KAP telah
memperoleh persetujuan RUPS berdasarkan
rekomendasi dari Komite Audit melalui
Dewan Komisaris.
x Hasil audit KAP dan Management Letter telah
disampaikan secara tepat waktu kepada
Otoritas Jasa Keuangan.

10. Batas Maksimum Penyaluran Dana


Kekuatan Kelemahan
x Bank secara berkala mengevaluasi dan -
mengkinikan kebijakan, sistem dan
prosedur agar disesuaikan dengan

365
Kekuatan Kelemahan
ketentuan dan perundang-undangan yang
berlaku.
x Penerapan penyaluran dana oleh Mandiri
Syariah masih dalam batas yang
diperbolehkan Regulator sesuai ketentuan
yang mengatur mengenai BMPD.

11. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan, Laporan Pelaksanaan GCG dan Pelaporan
Internal
Kekuatan Kelemahan
x Bank telah menyampaikan Laporan -
Pelaksanaan Good Corporate Governance
kepada Pemegang Saham dan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) serta lembaga lainnya sesuai
aturan regulasi.
x Bank telah memenuhi kewajibannya untuk
mempublikasikan laporan kepada
stakeholders berdasarkan standar akuntansi
yang berlaku serta sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia

366

Anda mungkin juga menyukai