Globalisasi
Kearifan Menangkap
Perubahan Zaman
1
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
2
MAS’OED ABIDIN
bentuk apapun, yang kuat akan bisa bertahan dan yang lemah
akan mati sendiri (Wardiman, 1997).
Kondisi ini mirip dengan kehidupan sosial budaya masyarakat
jahiliyah, sebagaimana diungkapkan sahabat Ja'far bin Abi
Thalib kepada Negus, penguasa Habsyi abad ke-7, yang nota
bene berada di alaf pertama:
"Kunna nahnu jahiliyyah, nakkulul qawiyyu minna dha'ifun
minna," artinya: "Kami masyarakat jahiliyyah, yang kuat dari
kami berkemampuan menelan yang lemah di antara kami."
Kehidupan sosial jahiliyyah itu telah dapat diperbaiki dengan
kekuatan Wahyu Allah, dengan aplikasi syari'at Islam berupa
penerapan ajaran tauhid ibadah dan tauhid sosial (Tauhidic
Weltanschaung). Ini suatu bukti tamaddun pendekatan historik
yang merupakan keberhasilan masa lalu (the glory of the
past).
Allah berfirman:
"Demikian itulah umat sebelum kamu. Bagi mereka amal
usahanya, dan bagi kamu amal usahamu." (Q.S. 2: 141)
3
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
4
MAS’OED ABIDIN
5
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
GENERASI PENYUMBANG
1
1 QS.3:139, menyiratkan optimisme besar untuk penguasaan masa depan.
Masa depan ditentukan oleh aktivitas amaliyah (QS.6:135) bandingkan
QS.11:93 dan QS.11:121, juga QS.6:132 kemuliaan (darjah) sesuai dengan
sumbangan hasil usaha.
6
MAS’OED ABIDIN
8
8 Lihat QS.19:40, dan QS.21:105, pewaris bumi adalah hamba Allah yang
shaleh (baik), bandingkan dengan QS.7:128.
9
9 Lihat QS.3:145 dan 148, lihat juga QS.4:134, dan bandingkan QS.28:80.
1
10 Lihat QS.30:41
1
11 Lihat QS.66:6 bandingkan dengan QS.5:105.
9
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
1
12 Lihat QS.4:58, selanjutnya dasar equiti (keadilan) adalah bukti
ketaqwaan (QS.5:8)
1
13 Sesuai QS.3:102, selanjutnya kemuliaan hanya pada bangsa yang
bertaqwa (QS.49:13).
10
MAS’OED ABIDIN
MASA DEPAN
12
MAS’OED ABIDIN
13
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
14
MAS’OED ABIDIN
Hijrah
15
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
16
MAS’OED ABIDIN
17
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
Isra’ Mi’raj
Meneropong
Kekuasaan Allah
19
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
20
MAS’OED ABIDIN
21
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
23
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
4 QS.17:1
24
MAS’OED ABIDIN
Disinilah wilayah iman, dan bila kita lihat dari sisi ini,
jelaslah ada satu konsep yang lebih tua dari umurnya teori
gerak (mekanika) klasik ataupun modern, yaitu teori gerak kun
fa yakun (absolut kekuasaan Allah). Kekuatan agung
(raksasa) ini merupakan wilayah iman (keyakinan) yang
berurat berakar pada kalbu (hati) manusia. Suatu kekuatan inti
(inner side) dalam bentuk emotional inteligensia, yang pada
gilirannya mampu menumbuhkan kesadaran ilmiah rasionil,
seperti diperlihatkan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq tatkala
mendengar peristiwa Isra’ itu disampaikan oleh Muhammad
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Dia membenarkan
peristiwa mencengangkan ini, bahkan lebih dari itu, diapun
percaya bila Muhammad menyatakan naik kelangit sekalipun.
Inilah kesadaran rasionil ilmiah, karena Muhammad adalah
utusan Allah.
Artinya
“sungguh Dia (Allah) Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.
(QS.17:1)
25
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
Artinya :
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam
rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil
Muntaha. Didekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad
melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu
yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak
berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula)
melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian
tanda-tanda (kekuasaan) Tuhan-Nya yang paling besar”5
(QS.53,An-Njm,ayat 13-18).
Mi’raj6 adalah kelanjutan Isra’, naik ketangga.
Dalam Surah al Ma’arij itu disebutkan :
5 Muhammad melihat Jibril untuk pertama kalinya dalam bentuk asli itu
adalah tatkala diturunkan wahyu pertama Surat Al ‘Alaq (96) ayat 1-5.
Keabsahan penglihatan Muhammad ini diperkuat oleh Wahyu Allah
QS.53,An-Najm, ayat 1-14)
6 Kata mi’raj mashdar dari ‘aroja, berarti telah naik tangga. Harfiyahnya,
mi’raj bermakna tangga, bentuk pluralnya ma’arij juga dipakai dalam
penamaan salah satu Surat dalam Al Quran (S,70).
26
MAS’OED ABIDIN
Artinya :
“Malaikat-Malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan
dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun” (QS.70:4).
Perjalanan satu hari malaikat, berbanding sama
dengan 50.000 tahun dalam hitungan manusia. Suatu angka
yang misterius.
Atau dalam surah lainnya disebutkan pula :
Artinya :
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian urusan
itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya)
adalah seribu tahun menurut perhitunganmu” (QS.32:5).
Makna sesungguhnya dari angka misterius 50.000
tahun dan 1.000 tahun, dengan perbandingan hitungan waktu
satu hari (kecepatan malaikat) sesungguhnya merupakan
rahasia ilmu Allah. Namun, jika angka tersebut dipahami
sebagai pemuluran waktu (time dilatation) dalam konsep
mekanika realitivistik, maka perjalanan malaikat satu hari baru
teramati dalam dimensi waktu 50.000 tahun (minimal 1000
27
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
28
MAS’OED ABIDIN
7 Haqqul yaqin adalah tingkat puncak dari ilmul yaqin. Keyakinan ini akan
menjadi landasan utama dari pandangan hidup tauhid (tauhidic
weltanschaung) selanjutnya.
29
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
30
MAS’OED ABIDIN
Balimau Gadang
Perbauran Adat
Dengan
Agama Islam
di Minangkabau
T
idak berapa lama lagi, kita akan memasuki Bulan Ramadhan.
Bagi umat Islam, Ramadhan merupakan satu bulan mulia
yang senantiasa ditunggu secara khusus dan penuh
kegembiraan. Bulan ibadah dan bulan pengampunan.
Keyakinan ini telah mengakar hingga tampak pada prilaku
orang-orang dalam menyambutnya dan menghormatinya.
Berbekas pula pada adat kebiasaan anak negeri, khususnya
dibeberapa daerah yang masih kokoh dengan adat
budayanya.
Artimya :
”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu (pengikut Taurat dan Injil) agar kamu bertaqwa (tetap
terpelihara, bersih dari dosa dan makshiayat)”. (QS.2, al
Baqarah,ayat 183).
34
MAS’OED ABIDIN
35
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
Artinya :
”Siapa saja yang melaksanakan puasa (shaum) Ramadhana
dengan iman dan ihtisab (perhitungan-perhitungan menurut
syarat-syarat puasa, memelihara segala aturan-aturan puasa),
maka di ampuni dosa-dosanya terdahulu”. (Al Hadist).
36
MAS’OED ABIDIN
Balimau
Khusus di Minangkabau (Sumatera Barat), Ramadhan telah
dipandang sebagai bulan yang dinantikan dan sangat di
rindui. Masyarakat sudah terbiasa menyambutnya dengan
suatu acara khas yang hampir teradatkan, dan hampir
merupakan penggambaran dari rangkaian adat bersendi
syarak, syarak bersendi kitabullah. Satu contoh kedatangan-
nya kita nanti dengan acara balimau. Walaupun tidak ada
nash yang mendukung sebagai satu kaitan ibadah wajib atau
sunat dalam menyambut Ramadhan, akan tetapi kebanyakan
masyarakat kita telah mengadopsinya sebagai suatu kegiatan
yang punya kaitan erat dengan ibadah Ramadhan (shaum).
Kondisi ini sesungguhnya bisa dinilai positif. Karena pada
masa dulu itu kita melihat yang di kembangkan dalam acara
balimau adalah yang dikenal dengan “jelang men-jelang”,
yakni anak dan menantu mendatangi orang tua dan mertua,
kemenakan mendatangi mamak dan karib kerabat. Indah
sekali.
Kegiatan seperti itu menjalin satu hubungan yang harmonis
dengan makin eratnya tali silaturrahmi diantara keluaarga
37
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
38
MAS’OED ABIDIN
39
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
13 Tahun haji 1418 H /1998 jumlah jamaah haji Indonesia mendekati 202
ribu orang.
42
MAS’OED ABIDIN
43
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
44
MAS’OED ABIDIN
45
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
16 Selama sepuluh tahun sejak KTT Baghdad 1978, Saudi Arabia (sampai
1988) telah memikul kewajiban Bangsa Palestina dalam bidang keuangan,
memperkuat ketahanan Rakyat Palestina diwilayah yang diduduki, dan
jumlahnya mencapai lebih dari 1,3 milyar dolar Amerika. Dan untuk
kepentingan negara-negara di Benua Afrika, telah mendanai lebih dari 17
milyar dollar Amerika, di antaranya 59% berupa hibah. Hampir 70 negara
berkembang memanfaatkan bantuan keuangan Saudi Arabia, yang
jumlahnya lebih dari 34 milyar dollar Amerika. Belum terhitung sumbangan
dermawan perorangan melalui lembaga-lembaga sosial dan keuangan
Timur Tengah, menyebar sampai kedesa-desa terpencil di seantero dunia.
Semuanya telah menunjang perkembangan dalam bidang pendidikan,
sosial kemasyarakatan, dan juga penyempurnaan sarana-sarana ibadah
dan dakwah. Kondisi ini pasti tidak bisa bertahan lama tatkala solidaritas
Islam dicabik-cabik, berganti dengan kemuraman dan ketidak percayaan.
Memang, perang membawa duka. Yang menang, menderita. Yang kalah
lebih celaka. Peristiwa teluk (1990) telah menghadiahkan hutang yang
menghimpit beberapa negara di kawasan itu, secara pelan namun pasti
tengah meniti proses pemelaratan bangsa dengan beban biaya tinggi.
Teluk Persi yang tenang, bergejolak dengan kehadiran kekuatan
"multi-nasional" yang tak dapat ditolak. Semua pihak mempunyai
kepentingan yang sama, demi perdamaian. Keamanan, kedaulatan,
kemerdekaan, disamping pertimbangan ekonomi, dan "minyak" membuka
peluang untuk Yahudi dengan lobby-zionis-nya dengan leluasa melakukan
tindakan kasar kepada warga Arab dan Palestina. Sementara itu semua
mata tertuju ke Teluk Persia, suatu kawasan rebutan, dan hingga kini sulit
di cari solusinya.
Kedaulatan dan kemerdekaan negeri-negeri tetangga, ikut
terancam, keamanan dan keselamatan manusia jadi taruhan. Kekuasaan
dengan kekuatan senjata, tidak lagi menjadi jaminan bagi terciptanya
kedamaian. Ketenangan berubah menjadi pembantaian.
46
MAS’OED ABIDIN
47
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
48
MAS’OED ABIDIN
49
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
50
MAS’OED ABIDIN
51
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
52
MAS’OED ABIDIN
53
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
54
MAS’OED ABIDIN
55
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
56
MAS’OED ABIDIN
57
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
58
MAS’OED ABIDIN
59
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
60
MAS’OED ABIDIN
61
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
Menghidupkan Amal,
Membentengi Aqidah
Memelihara Kerukunan dalam Beragama22
63
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
64
MAS’OED ABIDIN
65
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
Apa yang diperbuat oleh misi baptis selama ini telah dapat
dijawab oleh umat Islam di daerah Sumatera Barat dengan
suatu amal nyata yakni melalui program dakwah illallah dalam
bidang kesehatan.
Seiring dengan itu masalah pendidikan pun dihidupkan seperti
perhatian penuh terhadap lembaga pendidikan yang sudah
ada (Thawalib Parabek, Thawalib Padang Panjang, Diniyah
Padang Panjang dan banyak lagi yang lain). Disamping
madrasah yang sudah ada dihidupkan pula madrasah baru
seperti Aqabah di Bukittinggi dan madrasah-madarasah Islam
yang tumbuh dari masyarakat di desa-desa.
Masalah keterampilan seperti pertanian dan peternakan
terpadu di Tanah Mati Payakumbuh dan pemanfaatan
lahan-lahan wakaf umat di Rambah Kinali mulai di garap.
Tujuan utamanya tidak hanya sekedar untuk mendatangkan
hasil secara ekonomis namun lebih jauh dari itu. Diharapkan
sebagai wadah pembinaan dan pelatihan generasi muda.
Pembangunan rumah-rumah ibadah terutama di
kampus-kampus (masjid kampus) dan Islamic Centre tetap
menjadi perhatian utama. Walaupun ada suatu kampus yang
amat memerlukan pembangunan sarana ibadah (masjid)
merasa enggan dan takut untuk menerimanya
terang-terangan dari Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
(DDII) karena takut terbias politik Keluarga Besar Bulan
Bintang (Masyumi). Seperti contoh dibangunnya masjid
66
MAS’OED ABIDIN
67
ZAMAN BERUBAH MUSIM BERGANTI
68
MAS’OED ABIDIN
24. Diantara para ilmuwan, pemimpin Islam dunia yang hadir, antara lain
Maulana Abul Ala Al Maududi (Lahore), Dr.Brohi (Karachie), Mohammad
Aman H.Hobohm (Embassy Jerman Barat di Sri Langka), Mrs.Aisha Lemu
(Sakoto, Nigeria), Mrs. Fathima Heeren Sarka (Munich), Prof. Kurshid
Ahmad (Leicester, UK), DR. Ahmad An Najar (King Abdul Aziz University),
Prof. Ismail Faruqi, Prof. Muhammad Quthb.
70
MAS’OED ABIDIN
26. Mohammad Quthb, dari paper berjudul "What Islam can Give to
Humanity Today -- A Summing Up", (lihat juga, Natsir, Kebudayaan Islam
Dalam Perspektif Sejarah, Jakarta, Girimukti Pasaka, 1988, Cetakan
Pertama, hal. 313-314).
72
MAS’OED ABIDIN
73