Pembimbing :
dr. Indrawan Ekomurtomo, Sp.OG
Penyusun :
TIARA LARASATI JAYA PUTRI
030.13.191
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RSUD KARDINAH KOTA TEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 19 FEBRUARI 2018 – 28 APRIL 2018
ii
KATA PENGANTAR
PERSETUJUAN
Referat
Judul:
GIZI PADA KEHAMILAN
Nama Koasisten :
TIARA LARASATI JAYA PUTRI / 030.13.191
Pembimbing
5
2.4.2 Kebutuhan gizi ibu hamil menurut trimester II ....................... 22
2.4.3 Kebutuhan gizi ibu hamil menurut trimester III ...................... 22
2.5 Pengaruh gizi pada kehamilan terhadap kondisi ibu ......................... 23
2.6 Pengaruh gizi pada kehamilan terhadap kondisi janin ...................... 24
6
BAB I
PENDAHULUAN
Gizi merupakan suatu hal yang penting di dalam kehidupan terutama pada saat
kehamilan. Asupan makanan untuk ibu hamil harus memenuhi kebutuhan energi dan nutrien
yang dibutuhkan ibu dan janin yang sedang berkembang. Status gizi merupakan hal yang penting
diperhatikan selama kehamilan karena berperan terhadap status kesehatan ibu guna pertumbuhan
dan perkembangan janin. Keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan
selama hamil harus mendapat tambahan energi, protein, vitamin, dan mineral. (1,2)
Dasar pengaturan gizi pada ibu hamil dipengaruhi atas perubahan fisiologis yang terjadi
pada ibu hamil. Perubahan fisiologis yang terjadi berupa perubahan komposisi tubuh dan
peningkatan berat badan, perubahan komposisi darah, serta perubahan metabolik. (2)
Kebutuhan nutrisi cenderung meningkat pada ibu hamil. Kebutuhan asupan protein,
lemak, iodin, besi, zinc, folat, vitamin B cenderung meningkat sampai 25% pada ibu hamil.
Kebutuhan energy tambahan juga diperlukan untuk memenuhi peningkatan berat badan ibu,
peningkatan laju metabolic. Rekomendasi asupan gizi baik sebelum maupun saat kehamilan
memiliki beberapa perbedaan namun tidak begitu signifikan. (2,3)
Dengan memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan, ibu hamil dapat terhindar dari
terjadinya kekurangan ataupun kelebihan asupan nutrisi. Berdasarkan data epidemiologi,
kekurangan nutrisi pada ibu hamil merupakan faktor yang paling berperan pada akhir kehamilan.
Kekurangan ataupun kelebihan asupan nutrisi dapat memberikan dampak negative terhadap
pertumbuhan fetoplacental serta metabolic dari janin maupun ibu. Bahkan dengan kekurangan
nutrisi dapat menyebabkan terhambatnya tumbuh kembang janin selama masa konsepsi. Untuk
menghindari hal ini terjadi, maka diperlukan pengetahuan lebih lanjut mengenai gizi yang tepat
dan seimbang untuk dikonsumsi selama kehamilan. (4)
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 1. Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks massa
tubuh(5)
8
Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambah
berat badan per minggu sebesar 0,4 kg, sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau
berlebih dianjurkan menambah berat badan per minggu masing-masing 0,5 kg dan 0,3 kg.(5)
Kehamilan normal ditandai oleh hipoglikemia puasa, hiperglikemia pasca makan, dan
hiperinsulinemia ringan. Peningkatan kadar basal insulin plasma pada kehamilan normal ini
berkaitan dengan beberapa respons khas terhadap ingesti glukosa. Respons ini konsisten dengan
keadaan resistensi insulin perifer yang dipicu oleh kehamilan, yang tujuannya mungkin adalah
memastikan ketersediaan glukosa bagi janin pascamakan. Memang, sensitivitas insulin pada
kehamilan normal tahap lanjut adalah 45-70% lebih rendah daripada wanita tak hamil.
Mekanisme kenaikan resistensi insulin masih menjadi perdebatan, namun peran estrogen dan
progesteron diduga memberikan pengaruh pada wanita hamil. Pada ibu hamil, perubahan hasil
metabolisme glukosa menjadi lemak sangat cepat terjadi sehingga ibu cenderung berada dalam
keadaan kelaparan. (6)
Konsentrasi dari lipid, lipoprotein dan apolipoprotein pada plasma meningkat tajam
selama kehamilan. Peningkatan simpanan cadangan lemak terutama pada bagian tengah tubuh
dibandingkan di bagian perifer. Penempatan lemak di bagian sentral tersebut bertujuan untuk
mempermudah transfer lemak yang dibutuhkan janin pada trimester akhir. Pada keadaaan hamil,
terjadi keadaan hiperlipidemia pada ibu karena perubahan metabolism lemak pada ibu. Terjadi
9
peningkatan kadar triasilgliserol, kolesterol, VLDL, LDL dan HDL pada akhir trimester ketiga.
(6)
Mekanisme yang berperan pada hal ini adalah peningkatan lipolisis dan penurunana
aktivitas lipoprotein lipase pada sel lemak. Pada trimester ketiga. Kadar rata-rata kolesterol
totaladalah 267+- 30 mg/dL, LDL sebesar 136 +-33 mg/dL, HDL sebanyak 81 +-17 mg/dL dan
trigliserida sebanyak 245 +- 73 mg/dL. Setelah melahirkan kadar kolesterol akan kembali
menjadi normal. Menyusui akan memepercepat terjadinya penurunan kadar kolesterol. (6)
Hiperlipidemia menjadi suatu masalah yang diperhitungkan karena berhubungan dengan
terjadinya disfungsi endotel pembuluh darah. Kerusakan endotel pembuluh darah dapat
berhubungan dengan peningkatan resiko penyakit kardiovaskular. Pada wanita yang tidak hamil,
hormon leptin berfungsi mengatur lemak tubuh dan pengaturan metabolisme basal. Pada wanita
hamil, terjadi peningkatan hormon leptin yang berasal dari plasenta juga. (6)
Sewaktu kehamilan, hampir 1000 mEq natrium dan 300 mEq kalium tertahan dalam
tubuh. Walaupun laju filtrasi natrium dan kalium meningkat, namun eksresi dari elektrolit
tersebut tidak berubah semenjak kehamilan. Walaupun terjadi peningkatan akumulasi natrium
dan kalium pada tubuh, namun kadar elektrolit tersebut masih dalam batas normal karena terjadi
peningkatan volume plasma Kadar kalsium dalam tubuh ibu hamil juga mengalami penurunan.
Di sisi lain, janin memerlukan asupan kalsium yang adekuat untuk perkembangan tulang janin
yaitu sebanyak berkisar 30 gram kalsium, yang terutama dibutuhkan pada trimester ketiga. (6)
Ibu hamil harus meningkatkan asupan kalsium untuk mencegah terjadinya deplesi
kalsium dari ibu. Asam folat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel dalam sintesis
DNA/RNA. Defisiensi asam folat selama kehamilan akan menyebabkan terjadinya anemia
megaloblastik dan defisiensi pada masa prakonsepsi serta awal kehamilan diduga akan
menyebabkan neural tube defect pada janin sehingga para perempuan yang merencanakan
kehamilan dianjurkan mendapatkan asam folat 0.4 mg/hari sampai usia kehamilan 12 minggu.
Sementara itu, pada ibu-ibu yang mempunyai riwayat anak dengan spina bifida, dianjurkan
mengonsumsi asam folat sebanyak 4 mg/hari sampai usia kehamilan 12 minggu. (6)
10
2.1.6 Perubahan Hematologis
Pada perempuan muda umumnya besi yang disimpan adalah sekitar 300 mg.
Umumnya dibutuhkan 1000 mg besi yang dibutuhkan pada kehamilan normal dan sekitar
300 mg di transfer secara aktif pada janin dan plasenta, dan 200 mg lainnya bisa hilang
dengan eksresi di sistem pencernaan. Karena besi banyak digunakan pada kehamilan
lanjut, asupan besi meningkat setelah trimester ke dua sebanyak 6-7 mg/hari.(6)
Kebutuhan tersebut tidak akan tercukupi dari penyimpanan saja, sehingga
diperlukan suplementasi. Tanpa suplementasi yang adekuat, nilai hemoglobin dan
hematokrit akan turun seiring dengan peningkatan volume plasma. (6)
11
dihasilkan dari glikogen, tetapi cadangan glikogen ibu tidak untuk mencukupi kebutuhan energi
ibu dan pertumbuhan janin. Pemecahan triasilgliserol yang disimpan dalam jaringan adiposa
dapat menyediakan energi dalam bentuk asam lemak bebas. (6)
Asam lemak yang ditransfer ke janin, diubah menjadi triasilgliserol di hepar janin. Asam
lemak melewati plasenta dengan cara difusi sederhana. Partikel LDL dari plasma ibu terikat
pada reseptor LDL spesifik didaerah yang terlapisi dari mikrovili pada daerah sinsitiotrofoblas
yang menghadap ke ibu. Apoprotein dan ester kolesterol LDL dihirolisis oleh enzim lisosom
pada sinsitium untuk sintesis progesterone, asam amino termasuk asam amino penting dan asam
lemak penting, terutama asam linoleat. Tentu saja, konsentrasi asam arakidonat yang disintesis
dari asam linoleat dalam plasma janin, lebih besar daripada yang didalam plasma ibu. Asam
linoleat atau asam arakidonat, atau keduanya, berasal dari makanan ibu. (6)
12
2.2.3 Protein
Asam amino dihasilkan oleh sinsitiotrofoblas dan ditransfer ke janin secara difusi. Asam
amino netral dari plasma ibu diambil oleh trofoblas melalui paling sedikit tiga proses. Kiranya,
asam amino dihasilkan oleh sinsitiotrofoblas dan kemudian ditransfer ke janin dengan difusi.
Berdasarkan data dari kordosintesis contoh darah, konsentrasi asam amino pada plasma tali
pusat lebih besar dari yang didalam plasma vena atau arteri ibu.(6)
Pada umumnya, protein-protein besar sangat terbatas untuk melewati plasenta. Namun
terdapat pengecualian, seperti Imunoglobulin G (IgG) yang dapat melewati plasenta dalam
jumlah besar. Pengecualian lainnya adalah retinol-binding protein. Mendekati kehamilan matur,
terdapat IgG hampir dalam konsentrasi yang sama didalam tali pusat maupun didalam serum
ibu, tetapi IgA dan IgM yang berasal dari ibu secara efektif dikeluarkan dari janin. Reseptor Fc
terdapat pada trofoblas dan transportasi IgG dilakukan secara endositosis. Jumlah IgM janin
meningkat setelah sistem imun diubah menjadi respon antibodi terhadap infeksi pada janin.(6)
2.2.4 Vitamin
Konsentrasi vitamin A (retinol) lebih besar dalam plasma janin daripada plasma ibu.
Vitamin A dalam plasma janin terikat dengan retinol-binding protein dan pada prealbumin.
Retinol-binding protein ditransfer dari bagian ibu melewati sinsitium. (6)
Konsentrasi metabolit vitamin D (kolkalsiferol), termasuk 1,25-dihidroksikolkalsiferol,
lebih besar ditemukan dalam plasma ibu daripada didalam plasma janin. Hidroksilasi-1β dari
25-hidroksivitamin D3 diketahui terjadi di dalam plasenta dan di dalam desidua. (6)
13
Kebutuhan kalori yang meningkat pada ibu hamil sering diikuti dengan konsumsi kalori
yang berlebih pada ibu hamil terutama pada trimester pertama, dengan mengkonsumsi
makanan dengan porsi sedikit dalam frekuensi yang sering membantu dalam mencegah efek
samping yang tidak nyaman seperti nausea dan heartburn. Konsumsi makanan harus
difokuskan dalam meningkatkan konsumsi makanan kaya akan nutrisi dibandingkan makanan
yang tidak memiliki kalori dan tidak mengandung mikronutrien yang dibutuhkan oleh
tubuh.(8)
Kebutuhan energy tambahan bervariasi tergantung usia kehamilan, serta indeks massa
tubuh ibu sebelum hamil. Pada trimester pertama tidak ada penamabahan kebutuhan energy.
Pada trimester kedua diperlukan tambahan energy sebesar 340kcal/hari serta 452 kcal/hari
pada trimester ketiga.(8)
Pembagian kebutuhan energy berdasarkan indeks massa tubuh ibu sebelum hamil dapat
dibagi menjadi ibu dengan golongan indeks massa tubuh rendah, indeks massa tubuh normal,
dan indeks massa tubuh tinggi/obesitas. Pada ibu dengan indeks massa tubuh rendah,
membutuhkan tambahan energy sebesar 150kcal/hari pada trimester pertama, 200kcal/hari
pada trimester kedua, serta 300 kcal/hari pada trimester ketiga. Pada ibu dengan indeks massa
tubuh normal tidak membutuhkan tambahan energy pada trimester pertama namun pada
trimester kedua membutuhkan tambahan sebesar 350 kcal/hari dan 500kcal/hari pada
trimester ketiga. Sedangkan pada ibu dengan indeks massa tubuh tinggi/obesitas memerlukan
tambahan energy sebesar 450 kcal/hari pada trimester kedua dan 350 kcal/hari pada trimester
ketiga.(8)
2.3.2 Protein
Perkembangan janin yang sehat sangat bergantung terhadap ketersediaan protein yang
adekuat. Protein berperan dalam pembentukan enzim, antibody, otot, serta kolagen. Protein
disamping itu memiliki peranan lain dalam proses regenerasi jaringan, dan pembentukan
hormone.(7,8)
Protein dapat ditemukan dari sumber hewani seperti daging sapi, daging ayam, seafood,
telur dan susu. Protein hewani cenderung mengandung protein lebih tinggi dan asam amino
esensial lebih banyak dibandingkan protein nabati. Protein nabati dapat ditemukan pada
produk kacang-kacangan.(7)
14
Diet rendah protein dapat menimbulkan hasil berupa berat badan lahir rendah pada bayi.
Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa hal tersebut ditemukan pada ibu yang
mengkonsumsi protein <75 gram per hari. Diet tinggi protein yaitu >20% dari kebutuhan
energy total juga memiliki efek yang berbahaya. Hasil metabolism akhir protein berupa
ammonia dan urea diketahui memiliki efek toksik pada janin karena janin belum memiliki
kemampuan untuk mendetoks ammonia dan menekskresikan urea terutama pada trimester
pertama. Diketahui pada janin dengan kelainan kongenital ditemukan kadar ammonia yang
tinggi.(7)
Kebutuhan protein sendiri berbeda di tiap trimesternya. Pada trimester pertama
kebutuhan protein sebesar 46 gram/hari. Pada trimester kedua dan ketiga, kebutuhan protein
sebesar 60 gram/hari.(7)
2.3.3 Karbohidrat
Karbohidrat yang dikonsumsi didalam tubuh akan dipecah menjadi glukosa.
Perkembangan janin yang cepat membutuhkan energy yang besar dalam bentuk glukosa.
Rekomendasi asupan karbohidrat pada ibu hamil berkisaran pada 175 g/hari.(8)
Konsumsi makanan rendah karbohidrat berbahaya untuk ibu dan perkembangan janin.
Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan janin terganggu. Restriksi ringan dalam konsumsi
karbohidrat dapat dilakukan pada ibu dengan diabetes.(8)
2.3.4 Lemak
Lemak, termasuk sterol, fosfolipid, dan trigliserida yang tersusun atas asam lemak
merupakan komponen penting lainnya yang berperan dalam pembentukan jaringan dan
menjalankan fungsi tubuh. Lemak berperan dalam pembentukan membrane sel, hormone, dan
juga perkembangan otak janin. Lemak juga merupakan sumber kalori yang cukup baik
terutama pada ibu yang mengalami malnutrisi.(8)
Lemak dapat didapatkan dalam bentuk asam lemak esensial dan kolin. Asam lemak
esensial dikenal sebagai asam linoleat (omega-6) dan asam linolenat (omega-3) berperan
dalam perkembangan otak dan mata janin serta berperan dalam pembentukan eicosanoid.
Eicosanoid berperan dalam reaksi local dalam tubuh manusia seperti relaksasi otot dan
15
vasokonstriksi pembuluh darah. Fungsi imun seperti respon inflamasi juga dipengaruhi
eicosanoid.(8)
Omega-6 berperan dalam pembentukan eicosanoid proinflamasi, sedangkan omega-3
berperan dalam eicosanoid anti inflamasi. Dengan kadar yang seimbang, tubuh manusia akan
memiliki imunitas yang baik. Kadar omega-6 yang disarankan untuk dikonsumsi sebesar 13
gram/hari dan dapat ditemukan dalam produk daging sedangkan kadar omega-3 yang
disarankan untuk dikonsumsi sebesar 1,4 gram/hari dan dapat ditemukan dalam produk
seafood, minyak ikan, dan kacang kedelai.(8)
16
itu pemberian asam folat juga dianjurkan untuk mencegah terjadinya neural tube defect.
(9)
Kadar yang disarankan untuk konsumsi asam folat harian demi memenuhi
kebutuhan yaitu sebesar 0,4 mg/hari. Pemberian asam folat harus segera diberikan sedini
mungkin untuk mencegah neural tube defect lebih maksimal. Folat dapat ditemukan
dalam alpukat, pisang, asparagut, dan sayur-sayuran hijau. (9)
2.3.5.3 Kalsium
Kalsium merupakan suatu mineral yang terkandung di dalam tubuh dan memiliki
berbagai peranan yaitu, pembentukan tulang, kontraksi otot, dan berperan dalam aktivitas
enzim dan hormone. Suplementasi kalsium memiliki potensi untuk mengurangi resiko
terjadinya hipertensi selama kehamilan, yang merupakan salah satu hal yang berperan
dalam angka mortalitas pada ibu hamil dan persalinan premature. Disarankan pada ibu
hamil untuk mengkonsumsi kalsium sebesar 1,5-2 gram/hari. Konsumsi kalsium yang
inadekuat dapat menimbulkan berbagai gangguan seperti osteopenia, tremor,
paraesthesia, kram otot, tetanus, pertumbuhan janin yang terhambat, berat badan lahir
rendah sampai mineralisasi janin yang rendah. Kalsium dapat dikonsumsi dalam bentuk
susu, yoghurt, keju dan beberapa sayuran hijau. (8, 10)
2.3.5.4 Zinc
Zinc sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Beberapa
penelitian menunjukkan kekurangan zat ini dapat menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat, malformasi kongenital, berkurangnya berat badan lahir, persalinan lama, dan
persalinan dan premature maupun serotinus. Zinc memiliki peran penting dalam berbagai
fungsi biologis seperti sintesis protein, pembelahan sel, serta metabolism asam nukleat.
Selama kehamilan kadar mineral ini akan turun dalam plasma ibu oleh karena pengaruh
dilusi. Pada perempuan hamil dianjurkan asupan mineral ini 7,3 – 11,3 mg/hari, tetapi
hanya pada perempuan-perempuan berisiko yang dianjurkan mendapat suplemen mineral
ini. (5,11)
17
2.3.5.5 Fosfor
Fosfor dalam bentuk fosfat memiliki peran dalam keseimbangan asam basa pada
darah dan mengaktivasi protein katalitik. Defisiensi mineral ini walaupun jarang dapat
menyebabkan gejala seperti, anemia, ataksia, sampai kematian. Fosfor terkandung dalam
berbagai jenis makanan, untuk kebutuhan fosfor pada ibu hamil hamper sama dengan ibu
tidak hamil yaitu 1000mg/hari. (12)
2.3.5.6 Iodium
Iodium merupakan komponen penting dalam pembentukan hormon tiroid.
Hormon tiroid memiliki berbagai peran dalam pertumbuhan, serta pembentukan organ
dan jaringan. Defisiensi iodin dapat menyebabkan kurangnya hormone tiroid di sirkulasi.
Pada kehamilan, defisiensi iodium dapat meningkatkan resiko abortus spontan, kematian
perinatal, defek saat lahir sampai kelainan neurologi, dan menurut WHO defisiensi iodin
merupakan hal yang penting terhadap terjadinya gangguan pada otak. Kebutuhan iodin
pada ibu hamil sebesar 175 mg/hari. (13)
2.3.5.7 Vitamin A
Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang esensial karena memiliki berbagai
fungsi. Vitamin A sendiri berperan dalam pembelahan sel, pertumbuhan dan maturasi
organ dan skeletal janin, mempertahankan dan memperkuat imunitas dan mencegah
infeksi, serta perkembangan system penglihatan janin dan menjaga kesehatan mata ibu.
(14)
18
2.3.5.8 Vitamin D
Kadar vitamin D yang rendah pada ibu menyebabkan kadar vitamin D yang
rendah pada janin. Defisiensi vitamin D dapat menyebabkan gangguan perkembangan
skeletal dan meningkatkan resiko kejang karena hipokalsemik. Selain itu, vitamin D
membantu dalam mengabsorbsi kalsium dan fosfor. Pada ibu hamil direkomendasikan
mengkonsumsi 25μg/hari. (12, 15)
2.3.5.9 Vitamin B
Vitamin B terdiri atas thiamin (B1), riboflavin (B2), niasin (B3), B6, folat (B9)
dan B12. Vitamin B berperan dalam system imun dan mengurangi konsentrasi plasma
pada homosistein. Peningkatan plasma homosistein akibat defisiensi vitamin B dapat
mengakibatkan preeklamsia, persalinan premature, dan berat badan lahir rendah. (12)
Berikut adalah kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan pada ibu hamil (3)
Kebutuhan Ibu Hamil
Fat-soluble vitamin
Vitamin A 770 mcg/hari
Vitamin D 5 mcg/hari
Vitamin E 15 mg/hari
Vitamin K 90 mcg/hari
Water-soluble vitamin
Vitamin C 85 mg/hari
Thiamin 1.4 mg/hari
Riboflavin 1.4 mg/hari
Niacin 18 mg/hari
Vitamin B6 1.9 mg/hari
Folat 600 mg/hari
Vitamin B12 2.6 mcg/hari
Mineral
Calcium 1.100 mg/hari
19
Sodium 1.5 gram/hari
Potassium 4.7 gram/hari
Besi 27 mg/hari
Zinc 11 mg/hari
Iodine 220 mcg/hari
Selenium 60 mcg/hari
Makronutrien
Protein 71 gram/hari
Karbohidrat 175 gram/hari
Lemak:
Omega-3 1,4 gram/hari
Omega-6 13 gram/hari
20
Vitamin D (0.005 mg) Minyak ikan cod (1 sdm) 0.0034)
Salmon (100 g) (0.009)
Susu (250 ml) (0.0025)
Protein (71 g) 2 porsi daging sapi, ayam, seafood, telur, atau kacang-
kacangan
Karbohidrat (175 g) 6 porsi roti atau sereal
Omega-3 (1,4 g) Sayur-sayuran hijau, minyak ikan
21
2.4.2 Kebutuhan gizi ibu hamil menurut trimester II
Bertambahnya usia kehamilan menyebabkan kebutuhan energy meningkat pada
ibu hamil. Pada trimester kedua diperlukan energy tambahan sebesar 340 kcal/hari.
Protein juga masih sangat dibutuhkan pada trimester kedua untuk pertumbuhan janin dan
plasenta. Pada trimester kedua kebutuhan zat besi semakin meningkat karena peningkatan
volume darah semakin bertambah pada trimester kedua. Zat besi diketahui berperan
dalam transportasi oksigen ke seluruh tubuh dan merupakan hal yang dibutuhkan untuk
perkembangan janin. Peningkatan kebutuhan zat besi menyebabkan juga meningkatkan
kebutuhan vitamin C yang berperan dalam membantu absorbsi dari zat besi. (7,8)
22
Makronutrien lainnya seperti protein juga dibutuhkan untuk pembentukan enzim,
antibody, otot serta kolagen. Protein disamping itu memiliki peranan lain dalam proses
regenerasi jaringan, dan pembentukan hormone. (7,8)
Lemak pada ibu hamil juga penting untuk dikonsumsi terutama dalam bentuk
asam lemak terutama dalam bentuk DHA dan EPA. Beberapa studi telah membuktikan
konsentrasi DHA pada serum ibu memiliki pengaruh terhadap modulasi berbagai
inflamasi, hal ini mempengaruhi respon ibu terhadap adanya bakteri dan mikroorganisme
nantinya ketika terjadi infeksi. DHA juga diketahui berperan sebagai prekusor anti-
inflamasi mediator lipid, yang dapat mencegah produk proinflamasi seperti asam
arakidonat, yang dapat menjadi indikasi fungsi anti inflamasi. (17)
Zat besi merupakan salah satu mikronutrien yang penting untuk dikonsumsi oleh
ibu hamil. Pada ibu hamil terjadi hypervolemia sebesar 40-45%. Peningkatan volume
darah ini menyebabkan juga peningkatan kapasitas transport oksigen yang berperan
dalam memenuhi kebutuhan oksigen ibu dan janin. Zat besi memiliki peran dalam
membantu pengangkutan oksigen ke seluruh tubuh. Karena terjadinya peningkatan
kapasitas pengangkutan oksigen maka terjadi juga peningkatan kebutuhan oksigen. Zat
besi merupakan salah satu komponen penting dalam pembentukan hemoglobin yang
memiliki fungsi pengangkutan oksigen. Terjadinya peningkatan hematocrit karena
peningkatan volume plasma terus menerus tanpa diikuti dengan peningkatan hemoglobin
karena defisiensi zat besi, dapat menyebabkan terjadinya anemia. Disamping zat besi,
defisiensi folat juga dapat menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil. Anemia dapat
meningkatkan resiko terjadinya persalinan premature, mortalitas ibu sampai terjadinya
infeksi. (2,6,9)
Disamping zat besi, mikronutrien lain yang memiliki peranan penting adalah
Iodin. Pada ibu, iodin memiliki peran dalam mencegah terjadinya abortus spontan.
Vitamin D diketahui memiliki peran dalam mencegah terjadinya preeclampsia. Vitamin
D diketahui dapat memodulasi respon proinflamasi dan mengurangi stress oksidatif pada
preeclampsia serta menurunkan tekanan darah melalui system renin-angiotensin. Vitamin
D juga berperan dalam membantu absorpsi kalsium, dimana kalsium juga turut berperan
dalam mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah pada ibu hamil. (8,10,18)
23
2.6 Pengaruhi gizi pada kehamilan terhadap kondisi janin
Gizi pada kehamilan yang terdiri atas makronutrien dan mikronutrien juga
memiliki peranan penting pada janin tidak hanya pada ibu. Karbohidrat memiliki peranan
penting sebagai sumber nutrisi utama pada janin. Karbohidrat pada tubuh akan menjadi
glukosa sebagai nutrisi utama untuk pertumbuhan janin dan energy. Konsumsi
karbohidrat yang inadekuat dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam pertumbuhan
janin. Protein juga memiliki peran terhadap pembentukan jaringan dan regenerasi
jaringan yang sedang tumbuh dan berkembang pada janin. Konsumsi protein yang
inadekuat menyebabkan berat badan lahir yang rendah pada janin. (6,7,8)
Lemak dalam bentuk asam lemak terutama DHA dan EPA memiliki peranan
penting dalam perkembangan otak dan fungsi retina pada janin. Beberapa penelitian telah
membuktikan dengan konsumsi DHA dan EPA ketika kehamilan meyebabkan ketajaman
penglihatan serta kemampuan psikomotor dan mental yang lebih baik ditemukan
dibandingkan yang tidak mengkonsumsi DHA dan EPA secara teratur. (19)
Folat merupakan suatu vitamin B yang berperan terutama pada awal kehamilan.
Konsumsi folat sangat penting terutama untuk mencegah terjadinya neural tube defect.
Kalsium memiliki peranan dalam pembentukan tulang pada janin, untuk membantu
absorpsi kalsium lebih baik dibutuhkan vitamin D untuk membantunya. Vitamin A pada
tubuh berperan sebagai antioksidan serta pada perkembangan janin berperan dalam
pertumbuhan, penglihatan, sintesis protein serta diferensiasi sel. (8,9,10)
24
BAB III
KESIMPULAN
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan selama kehamilan karena berperan
terhadap status kesehatan ibu guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Gizi pada saat
kehamilan adalah zat makanan atau menu yang takaran semua zat gizinya dibutuhkan oleh ibu
hamil setiap hari dan mengandung zat gizi seimbang dengan jumlah sesuai kebutuhan. Keadaan
gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama hamil harus mendapat
tambahan energi, protein, vitamin, dan mineral.(1)
Dasar pengaturan gizi pada ibu hamil dipengaruhi atas perubahan fisiologis yang terjadi
pada ibu hamil. Perubahan fisiologis yang terjadi berupa perubahan komposisi tubuh dan
peningkatan berat badan, perubahan komposisi darah, serta perubahan metabolik.(2)
Kebutuhan gizi cenderung meningkat pada ibu hamil. Kebutuhan energy meningkat 12%
pada ibu hamil. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor seperti peningkatan berat badan ibu,
dengan rat-rata peningkatan angka metabolisme basal sekitar 10-15%, peningkatan kebutuhan
energy untuk perkembangan janin, dan memenuhi perubahan fisiologis pada ibu karena
kehamilan. (3,5)
Disamping energy yang didapatkan dalam bentuk makronutrien seperti karbohidrat,
protein, dan lemak. Ibu hamil memerlukan mikronutrien dan vitamin untuk menyeimbanginya di
dalam kehamilan. Beberapa mikronutrien yang diketahui diperlukan selama kehamilan termasuk
zat besi, iodin, folat, zinc, fosfor serta kalsium. Zat besi yang terdapat di dalam hemoglobin
berperan sebagai pengangkuat oksigen di darah, hati, otot, jaringan, dan berbagai sel. Folat
merupakan suatu vitamin B yang berperan dalam pembentukan neurotransmitter dan juga sangat
penting terutama pada awal kehamilan karena memiliki peranan dalam sintesis DNA di dalam
sel dan berperan penting dalam mencegah terjadinya neural tube defect. Suplementasi kalsium
memiliki potensi untuk mengurangi resiko terjadinya hipertensi selama kehamilan, yang
merupakan salah satu hal yang berperan dalam angka mortalitas pada ibu hamil dan persalinan
premature. Zinc sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Beberapa penelitian
menunjukkan kekurangan zat ini dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, malformasi
kongenital, berkurangnya berat badan lahir, persalinan lama, dan persalinan dan premature
maupun serotinus. Fosfor dalam bentuk fosfat memiliki peran dalam keseimbangan asam basa
25
pada darah dan mengaktivasi protein katalitik. Pada kehamilan, defisiensi iodium dapat
meningkatkan resiko abortus spontan, kematian perinatal, defek saat lahir sampai kelainan
neurologi, dan menurut WHO defisiensi iodin merupakan hal yang penting terhadap terjadinya
gangguan pada otak. (6,7,8,9,10,11)
Vitamin pun memiliki peranan penting selama kehamilan terutama vitamin A,D dan B.
Vitamin A sendiri berperan dalam pembelahan sel, pertumbuhan dan maturasi organ dan skeletal
janin, mempertahankan dan memperkuat imunitas dan mencegah infeksi, serta perkembangan
system penglihatan janin dan menjaga kesehatan mata ibu. Vitamin D berperan dalam membantu
mengabsorbsi kalsium dan fosfor yang merupakan salah satu mineral yang penting selama
kehamilan. Vitamin B berperan dalam system imun dan mengurangi konsentrasi plasma pada
homosistein. Peningkatan plasma homosistein akibat defisiensi vitamin B dapat mengakibatkan
preeklamsia, persalinan premature, dan berat badan lahir rendah. (10,12,13)
26
DAFTAR PUSTAKA
27
16. Grieger JA, Clifton VL. A review of the impact of dietary intakes in human pregnancy on
infant birthweight. Nutrients 2015; 7(1): 153-178.
17. Danielewicz H, Myszczyszyn G, Hirnle L. Diet in pregnancy more than food. Eur J Pediatr
2017; 176(12): 1573-1579.
18. Purswani JM, gala P, Mehta S. The role of vitamin D in pre-eclampsia: a systematic
review. BMC Pregnancy Childbirth 2017; 17:231.
19. Greenberg JA, Bell SJ, Ausdal WV. Omega-3 fatty acid supplementation during
pregnancy. Rev obstr gynecol 2008; 1(4): 162-169.
28