Anda di halaman 1dari 3

BAB II

ANALISIS

1.PENGERTIAN

Anemia ( bahasa Yunani) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (proteinpembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal.Sel darah
merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-
paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.(suryani,2015)
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit
sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah cukup ke
jaringa perifer .Anemia yang sering terjadi di Indonesia adalah anemia yang dikarenakan
kekurangan zat besi .(panduan praktik klinis ,2017)

2. Fisiologi dan patologi (Wiknjosastro,2006,Hal.448-450)


Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia) merupakan hasil dari
peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang beredar dalam tubuh. Tetapi
peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga
menberikan efek yaitu konsentrasi HB berkurang dari 12 mg/10 ml.
Pengenceran darah (Hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan peningkatan volume
plasma 30%-40% peningkatan sel darah merah 18-30 % dan hemoglobin 19 % secara fisiologi
hemodilusi untuk mengurangi beban kerja jantung. Hemodilusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu
dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. bila hemoglobin itu sebelum sekitar 11
gr% maka terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia fisiologi dan Hb akan menjadi 9,5
sampai 10 gr%. .

3. Etiologi Anemia

1. Berdasarkan ukuran sel darah merah ( Varney H,2006.;h.624)


a) Anemia mikrositik (penurunan ukuran sel darah merah)
 Kekurangan zat besi
 Talasemia (tidak efektifnya eritropoiesis dan meningkatnya hemolisis yang mengakibatkan
tidak ade kuatnya kandungan hemoglobin)
 Ganguan hemoglobin E (jenis hemoglobin genetik yang banyak di temukan di Asia Tenggara)
 Keracuanan timah
 Penyakit kronis (infeksi, tumor)
b) Anemia normositik (ukuran sel darah merah normal)
 Sel darah merah yang hilang atau rusak meningkat
 Kehilangan sel darah merah akut.
 Gangguan hemolisis darah
c) Anemia makrositik (peningkatan ukuran sel darah merah)
 Kekurangan vitamin B12
 Kekurangan asam folat
 Hipotiroid
 Kecanduan alkohol
 Penyakit hati dan ginjal kronis

4.Gejala Klinis .(Panduan Praktik Klinis, 2017)


 Lemah,Letih ,Lesu,Lelah
 Pucat
 Penglihatan berkunang – kunang
 Pusing
 Telinga berdenging
 Penurunan konsentrasi
 Sesak nafas
5. Penatalaksanaan
Mengatasi penyebab perdarahan kronik, misalnya pada ankilostomiasis diberikan
antelmintik yang sesuai, dan penatalaksanaan anemia harus berdasarkan diagnosis
definitive yanf telah ditegakan . setelah penegakan diagnosis dapat diberikan sulfas
ferrosus 3 x 200mg (200mg mengandung 66mg besi elemental).
(Panduan Praktik Klinis ,2017)

Suryani,Desri.2015.” Analisis Pola Makan Dan Anemia Gizi Besi Pada Remaja Putri Kota
Bengkulu”.Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |Oktober 2015 - Maret 2016 | Vol. 10, No. 1,
Hal. 11-18

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia.2017.”Panduan Praktik Klinis”.Cetakan II,2017.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai