Anda di halaman 1dari 3

BAB IX

STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH

9.1 Penatalaksanaan
A. Hipertensi emergensi (hipertensi gawat darurat)
Pada prinsipnya pengelolaan hipertensi emergensi adalah (Vincent et al., 2011;
Hermawan et al., 2010):
 Tekanan darah biasanya > 200/130 mmHg.
 Penurunan tekanan darah sekitar 25%, paling lama 2 jam, usahakan tekanan darah
tidak menjadi kurang dari 160/100 mmHg.
 Pedoman tekanan darah tidak mutlak tergantung pula pertimbangan klinis.
 Penurunan tekanan darah secara cepat (kurang dari 2 jam) dapat menyelamatkan
target organ (otak, jantung, ginjal).
 Penderita gawat darurat hipertensi harus dikelola di rumah sakit.
 Bila ada keraguan harap menghubungi dokter jaga atau konsultan.
 Tekanan darah setelah diturunkan dijaga supaya tetap stabil paling sedikit selama
24 jam (tensi paling lama diukur tiap 3 jam).
1. Terapi hipertensi emergensi:
 Furosemid 20-40 mg iv (1-2 ampul) kalau perlu tiap 6 jam.
 Diberikan drip obat-obat anti hipertensi parenteral pilihannya:
 Nikardipin injeksi 1 ampul diencerkan 50 cc diberikan 5 cc per jam, dinaikkan
bertahap sesuai respon.
 Diltiazem injeksi dengan dosis (5-15 𝜇g/kgBB/menit)
 Klonidin 0,150 mg (1 ampul) diencerkan dengan D5% sampai 10 cc, iv pelan-pelan
(5-10 menit). Tekanan darah diukur tiap 10 menit (mencegah terlalu rendah). Bila
selama 40 menit tekanan darah diastol masih diatas 120 mmHg, pemberian klonidin
dapat diulang.
B. Hipertensi urgensi (hipertensi darurat)
Pada prinsipnya pengelolaan hipertensi urgensi antara lain (Vincent et al., 2011;
Hermawan et al., 2010):
 Pengelolaan harus terkendali (diastol 110 mmHg) dalam waktu 24 jam.
 Obat oral cukup kuat, namun bila perlu dapat dipakai furosemid 20 mg iv sebagai
terapi awal.
1. Terapi hipertensi urgensi:
 Nifedipin 10 mg. Kalau perlu dapat diulang tiap 3 jam.
 Captopril 25-50 mg, dapat diulang tiap 6 jam dan dapat diberikan dengan digerus sub
lingual.
 Klonidin 0,150 mg dapat diberikan tiap jam sampai 3 kali.

Tabel 6. Obat injeksi untuk hipertensi emergensi (Joint National Committee VII, 2003).

Anda mungkin juga menyukai