Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BIOLOGI SEL

“RESEPTOR SELULER”

Disusun oleh kelas Transafer B 2018:

KELOMPOK 1:

A. Adi Al Ma’aridj 18.01.333 Mirna Wulansari 18.01.366


Alfrita Melvan T. 18.01.336 Nawi Battu 18.01.370
Chintya Tandi Pare 18.01.342 Nurul R.
Fatmawati 18.01.349 Tuty Alawiyah 18.01.390
Fitra Kurnianti 18.01.351 Yuni Putri W. 18.01.393
Faturrahman 18.01.347

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR


MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Sel merupakan unit terkecil dari organisme. Sel tidak memilki


kemampuan dalam bekerja dan membentuk sebuah jaringan jika tidak
bekerja sama dengan yang lain. Miliaran sel penyusun tiap makhluk hidup
harus berkomunikasi untuk mengkoordinasikan atau bekerja sama
melakukan aktivitas sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisme
untuk berkembang. Mulai dari sel yang berkomunikasi terbentuk jaringan
kemudian organ dan sistem yang menjalankan organisme untuk hidup.
Pada kehidupan makhluk hidup baik uniseluler atau multiseluler akan
berinteraksi dengan lingkungannya untuk mempertahankan kehidupannya.
Sinyal-sinyal antar sel jauh lebih sederhana daripada bentuk-bentuk pesan
yang biasanya dirubah oleh manusia. Sinyal yang diterima sel, yang berasal
dari sel lain atau dari beberapa perubahan pada lingkungan fisik organisme,
bermacam-macam bentuknya. Misalnya, sel dapat mengindera dan
merespon sinyal elektromagnetik, seperti cahaya dan sinyal mekanis,
seperti sentuhan. Akan tetapi sel-sel paling sering berkomunikasi satu sama
lain dengan menggunakan sinyal kimiawi.
Persinyalan sel mampu membantu untuk menjawab sejumlah
pertanyaan penting dalam biologis dan kedokteran, mulai dari
perkembangan embriologis sehingga kerja hormon untuk perkembangan
kanker dan jenis penyakit lain.

I.2 Rumusan masalah


Dari uraian latar belakang mengenai interaksi sel diatas, maka dapat
ditarik beberapa rumusan masalah seperti:
1. Apa itu komunikasi sel dan
2. bagaimana cara interaksi sel?
3. Apa saja metode komunikasi sel?
4. Bagaimana tahapan komunikasi sel?

I. 3 Tujuan
Dari beberapa rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan
tujuan dari makalah ini, seperti berikut:
1. Mengetahui pengertian komunikasi sel
2. Untuk mengetahui cara interaksi sel
3. Untuk mengetahui apa saja metode komunikasi sel
4. Untuk mengetahui tahapan komunikasi sel
BAB II
PEMBAHASAAN

II.1 RESEPTOR SEL


Menurut Prof. Subowo (1995) mengungkapkan bahwa reseptor sel
atau komunikasi sel adalah proses penyampaian informasi sel dari sel
pesinyal menuju ke sel target untuk mengatur pengembangan dan
pengorganisasiannya menjadi jaringan, mengawasi pertumbuhan dan
pembelahannya serta mengkoordinasikan aktivitasnya.
Reseptor ada 2 macam yaitu reseptor intraseluler dan reseptor
permukaan sel (plasma membran). Reseptor ini adalah molekul pengenal
spesifik dari sel tempat hormon berikatan sebelum memulai efek
biologiknya Umumnya pengikatan reseptor hormon ini bersifat reversibel
dan nonkovalen. Pembagian 2 reseptor ini berdasarkan lokasi reseptor
hormon.
1. Reseptor intraseluler ada yang lambat (mengubah ekspresi gen) dan
cepat (mengubah fungsi protein). Sebagian besar molekul sinyal larut-
air berikatan pada protein reseptor dalam membran sel. Reseptor ini
mentransmisikan informasi dari lingkungan ekstraseluler ke bagian
dalam sel dengan cara mengubah bentuk saat berikatan dengan ligan.
Tiga tipe utama reseptor membran adalah:
a. Reseptor saluran atau gerbang ion; misalnya pada molekul
neurotransmitter yang dilepaskan sinapsis antara dua sel saraf
berikatan dengan saluran ion sehingga menyebabkan saluran
membuka dan memicu timbulnya sinyal listrik yang merambat ke
sel penerima.
b. Reseptor terikat enzim seperti tirosin kinase
Kinase adalah enzim yang mengkatalis transfer gugus fospat
dari ATP ke asam amino tirosin. Membuka atau menutup secara
singkat sebagai jawaban atas pengikatan suatu
neurotransmitter. Reseptor yang berhubungan dengan ion
channel Pada tipe ini ligan berikatan pada reseptor dan
membuka channel. Akibatnya ion mengalir ke dalam sel,
berikatan dengan berbagai protein dan mengaktifkan berbagai
protein.

c. G-protein-linked receptors
Memerantarai respon terhadap berbagai macam molekul
sinyal,meliputi hormon, neurotransmitter, dan perantara lokal.
Reseptor ini juga disebut G-Protein Coupled Receptor (GPCR).
Pada tipe ini reseptor menggunakan G protein sebagai
intermediet. Ligan berikatan dengan reseptor membentuk
Ligand/Receptor complex binds G protein. G protein diaktifkan
dan berikatan dengan efektor (dapat berupa enzim). Selanjutnya
enzim menjadi aktif.

Mekanisme:
a) Ketika tidak ada stimulus, reseptor dan G protein inaktif dan
terpisah
b) Ketika signal ekstraseluler terikat dgn reseptor, terjadi
perubahan konformasi pada reseptor; G protein terikat
reseptor
c) Perubahan pada α-subunit menyebabkan GDP digantikan
oleh GTP, selanjutnya menyebabkan α-subunit terpisah
dari βγ-subunit
2. Interaksi hormon dengan reseptor permukaan sel akan memberikan
sinyal pembentukan senyawa yang disebut sebagai second
messenger (hormon sendiri dianggap sebagai first messenger) .
Ikatan antara hormon dengan reseptornya pada permukaan membran
sel (first messenger) membentuk konformasi dengan protein-G .
Kompleks hormon- reseptor mengaktifkan adenilat siklase sehingga
terjadi katalisis ATP menjadi c -AMP ( AMP (second messenger
second messenger)). Jika hormon sudah berinteraksi dengan reseptor
spesifiknya pada sel-sel target, maka peristiwa-peristiwa komunikasi
intraseluler dimulai. Hal ini dapat melibatkan reaksi modifikasi seperti
fosforilasi dan dapat mempunyai pengaruh pada ekspresi gen dan
kadar ion. Peristiwa-peristiwa ini hanya memerlukan dilepaskannya
zat-zat pengatur. Adapun kelompok hormon yang berikatan dengan
reseptor permukaan sel. Kelompok hormon ini terdiri dari hormon-
hormon yang bersifat larut dalam air dan terikat pada membran
plasma sel sasaran. Hormon-hormon ini akan berkomunikasi dengan
proses meabolisme intraselluler melalui senyawa yang disebut
sebagai second messenger.Konsep second messenger timbul dari
pengamatan Earl Sutherland dan rekan-rekan,bahwa Epineprin terikat
pada membran plasma eritrosit burung merpati dan meningkatkan
cAMP.Diikuti oleh berbagai macam percobaan ditemukan bahwa
cAMP ternyata mengantarai efek metabolik banyak hormon. Senyawa
second messenger yang diaktivasi oleh pengikatan antara hormon
dengan reseptor spesifiknya di membran plasma didata dalam tabel di
bawah ini:
Hormon mempengaruhi sel-sel target dengan cara berikatan secara
kimiawi dengan reseptornya. Hormon bersifat spesifik untuk tiap reseptor
masing-masing. Reseptor, seperti protein lain, secara konstan selalu
disintesis dan dilisiskan. Ketika kadar hormon meningkat maka jumlah
reseptor akan berkurang. Hal ini disebut juga sebagai down-regulation yang
menyebabkan reseptor-reseptor menjadi kurang sensitif terhadap
hormonnya. Dan apabila sebaliknya akan disebut dengan up-regulation.

II.2 INTERAKSI SEL


Salah satu keuntungan besar dalam organisme multiseluler yaitu
terdapatnya kebebasan bagi sel-sel untuk mengadakan pengkhususan
fungsinya demi kebaikan organisme sebagai satu kesatuan. Pengkhususan
itu bisa berakibat pada dua kondisi yaitu:
1. Kematian sel: penimbunan sel-sel keratin dalam permukaan
epidermis dan membentuk lapisan yang keras untuk melindungi tubuh
terhadap lingkungan.
2. Pembentukan jaringan yang pada gilirannya berubah menjadi suatu
organ.
3. Semua sel dalam jaringan berhubungan dengan makromolekul diluar
sel dinamakan matriks ekstraseluler. Sedangkan hubungan antar sel
dapat melalui penghubung sel atau sel junction. Selain untuk
berkomunikasi, penghubung sel pun berfungsi mengisi celah
ekstraseluler untuk meneruskan impuls. Ada 3 jenis penghubung sel
(cell junction) yaitu:
a. Penghubung lekat (Adhering junction)
Struktur ini biasanya dinamakan demosom. Ditemukan pada
jaringan yang banyak mendapat tekanan mekanik seperti otot
jantung, epidermis kulit, dan epitel rahim. Dalam sitoplasma sel
ini biasanya terdapat kumpulan filamen (sitoskleton).
b. Penghubung tak tembus (Impermeable junction)
Biasa disebut tight junction. Berperan membentuk sawar dalam
lapisan sel seperti pada epitel selaput lendir usus yang
menyebabkan bahan makanan di ruang usus tidak dapat melalui
celah diantara sel-sel epitel usus namun harus melalui membran
sel yang langsung berhadapan dengan ruang usus.
c. Penghubung komunikasi (Communicating junction)
Ada 2 jenis penghubung yaitu gap junction dan sinapsis.
Fungsinya sebagai alat komunikasi molekul dari satu sel ke sel
disekitarnya.
1) Gap junction merupakan penghubung paling umum dari
semua jenis hewan dan manusia.
2) Disusun oleh saluran-saluran kecil yang menghubungkan
langsung ruang dalam dari kedua sel yang berdekatan.
Permukaan kedua membran sel dipisahkan oleh celah
selebar 2-4nm yang dinamakan konekson. Melalui
konekson inilah terjadi perindahan molekul kecil yang
larut dalam air seperti ion anorganik, asam amino, nukleotid
dan vitamin
Sementara sinapsis merupakan penghubung komunikasi dengan
cara salah satu pihak menghasilkan bahan kimia dan pihak lain menerima
sinyal tersebut dan dipisahkan dengan celah sebesar 20 nm.

II.3 METODE KOMUNIKASI SEL


1. Komunikasi langsung yaitu komunikasi antar sel yang sangat
berdekatan karena mentransfer sinyal listrik (ion-ion)
2. Komunikasi lokal adalah komunikasi yang terjadi melalui zat kimia
yang dilepaskan kecairan ekstrasel yang berdekatan ataupun kepada
sel-sel yang berada jauh letaknya.
3. Komunikasi jarak jauh adalah komunikasi yang berlangsung melalui
sinyal listrik yang dihantarkan sel syaraf dan atau sinyal kimia (hormon
dan neurohormon)
4. Dengan membentuk gap junction sehingga terjadi hubungan
sitoplasma dari kedua sel yang berkomunikasi tersebut.

II.4 TAHAPAN KOMUNIKASI SEL


Dilihat dari perspektif sel yang menerima pesan, pensinyalan sel
dibagi menjadi 3 tahapan yaitu:
1. Tahap penerimaan (reception)
Pada tahapan ini sel target mendeteksi molekul sinyal yang berasal
dari luar sel. Sinyal kimiawi terdeteksi ketika molekul sinyal berikatan
dengan protein reseptor yang terletak dipermukaan atau didalam sel.
2. Tahap pengikatan molekul (transduction)
Pada tahap ini molekul sinyal memiliki bentuk yang komplamenter
dengan situs reseptor yang melekat disitu seperti anak kunci dalam
gembok atau substrat dalam situs katalitik suatu enzim. Molekul sinyal
berprilaku seperti ligan, istilah molekul yang berikatan secara spesifik
dengan molekul lain, seringkali yang berukurakan besar. Pengikatan
ligan menyebabkan protein reseptor mengalami perubahan bentuk.
Umumnya efek pengikatan ligan menjadi agregasi kedua atau lebih
mengaktivasi reseptor lain berinteraksi dengan molekul lainnya.
3. Tahap responsif (response)
Pada tahapan ini sinyal yang ditrandusikan menyebabkan aktivitas
selular seperti glikogen fospolirase, penyusunan ulang sitoskeleton
ataupun aktivasi gen-gen spesifik dalam nukleus.
BAB III
KESIMPULAN

1. Reseptor sel atau komunikasi sel adalah proses penyampaian


informasi sel dari sel pesinyal yang menggunakan molekul sebagai
sinyal.
2. Interaksi sel meliputi kematian sel, pembentukan jaringan yang pada
gilirannya berubah menjadi suatu organ dan semua sel dalam jaringan
berhubungan dengan makromolekul diluar sel dinamakan matriks
ekstraseluler.
3. Metode komunikasi sel meliputi: Komunikasi langsung, komunikasi
local, komunikasi jarak jauh adalah komunikasi yang berlangsung
melalui sinyal listrik yang dihantarkan sel syaraf dan atau sinyal kimia
(hormon dan neurohormon) dan dengan membentuk gap junction
sehingga terjadi hubungan sitoplasma dari kedua sel yang
berkomunikasi tersebut.
4. Tahapan interaksi sel 3 tahapan yaitu: tahap penerimaan (reception),
tahap pengikatan molekul (transduction) dan tahap responsif
(response).
DAFTAR PUSTAKA

Campbell dan Reece. 2008. Biologi edisi 8. Jakarta: Erlangga.

Ganong. 1983. Fisiologi Kedokteran. Jakarta, EGC.

Guyton. 1991. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC

Subowo. 2012. Biologi Sel. Bandung: CV Angkasa

Anda mungkin juga menyukai