Oleh :
MIRNA WULANSARI
15.114054.1100
SAMARINDA
NOVEMBER 2017
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : 15.114054.1100
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
ABSTRAK....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
C. Hipotesis ..................................................................................................... 2
D. Tujuan Penelitian......................................................................................... 2
A. ......................................................................................... 5
E. Definisi Operasional................................................................................... 20
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 47
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan
berkhasiat. Salah satu tumbuhan yang dipercaya berkhasiat secara turun temurun
yang digunakan sebagai obat tradisional adalah umbi bawang. Bawang dayak
payudara dan penambah stamina. Umbinya oleh masyarakat dayak yang lain,
(Galingging, 2009)
Kandungan yang terdapat dalam umbi bawang dayak terdiri dari senyawa
mirisetin, dan kaemferol. Konsentrasi kuersetin pada bawang dayak cukup tinggi
yaitu 0.2943 % sehingga dapat digunakan sebagai tanaman obat (Elvira, 2013)
Trombosit adalah pelat darah yang berperan penting pada pembekuan darah.
Bila bersentuhan dengan permukaan kasar seperti jaringan cacat, trombosit akan
berubah. Bersama protein tertentu, zat ini membentuk gumpalan darah untuk
Demam berdarah atau demam dengue adalah salah satu penyakit yang dapat
Dengue adalah virus penyakit yang ditularkan dari nyamuk Aedes aegypti,
nyamuk yang paling cepat berkembang di dunia ini telah menyebabkan hampir
390 juta orang terinfeksi setiap tahunnya. Menurut data Badan Kesehatan Dunia
(WHO), Asia Pasifik menanggung 75 persen dari beban dengue di dunia antara
tahun 2004 dan 2010, sementara Indonesia dilaporkan sebagai negara ke-2 dengan
klorofrom umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) terhadap jumlah
C. Hipotesis
kuersetin cukup tinggi untuk menaikkan sel trombosit pada fraksi klorofrom umbi
bawang dayak.
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
TINJAUN PUSTAKA
1. Klasifikasi botani
Elutherine plicata Herb., dan Eleutherine palmifolia (L.) Merr. (Baeker, 1965)
2. Nama Daerah
Tanaman umbi bawang dayak tidak hanya tumbuh pada daerah masyarakat
suku dayak di Kalimantan. Tanaman ini juga tumbuh pada daerah lain di
Bawang dayak tumbuh diberbagai wilayah di Indonesia, oleh karena itu tiap
wilayah memiliki nama daerah untuk bawang dayak. Beberapa diantaranya yaitu
(Rahayu, 2007)
3. Morfologi Tumbuhan
Tanaman ini berupa tanaman menahun yang merumpun sangat kuat, dan
hingga 50 cm. Batangnya tumbuh tegak atau merunduk, berumbi yang berbentuk
kerucut dan warnanya merah. Daunnya ada dua macam, yaitu yang sempurna
pada ketiak-ketiak daun atas, dalam rumpun-rumpun bunga yang terdiri dari 4
sampai 10 bunga. Bunganya mekar menjelang sore, jam 5 sampai jam 7 sore dan
ujungnya berlekuk. Bila masak merekah menjadi 3 rongga yang berisi banyak biji.
Bentuk bijinya bundar telur atau hampir bujur sangkar. Umbinya mirip bawang
4. Kandungan Kimia
Kandungan kimia yang terdapat dalam umbi bawang dayak adalah alkaloid,
5. Manfaat Tanaman
antiemetik, radang usus, disenteri, penyakit kuning, luka, bisul, diabetes melitus,
Pelarut akan melarutkan senyawa yang memiliki kelarutan yang sama atau hampir
sama dengan kelarutan pelarut, ekstraksi tersebut biasa disebut dengan sebutan
zat pokok yang diinginkan dari bahan mentah obat dan menggunakan pelarut yang
memiliki kelarutan sama dengan zat yang akan ditarik (Ansel, 1989)
senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapka massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan. Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengestraksi bahan baku obat
pengurangan tekanan, agar bahan sesedikit mungkin terkena panas (Depkes RI,
2000).
dari bahan yang mentah, daya penyesuaiannya dengan tiap macam metode
dingin adalah ekstraksi yang dilakukan tanpa pemanasan yaitu hanya ada pada
mancantumkan 4-10 hari. Namun pada umumnya 5 hari, setelah waktu tersebut
keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan luar
antara bahan yang diekstraksi dalam bagian sebelah dalam sel dengan yang masuk
ke dalam cairan. Keadaan diam tanpa pengocokan selama maserasi menyebabkan
cairan ekstraksi, akan semakin baik hasil yang diperoleh (Voight, 1994).
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam pelarut. Pelarut akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat
aktif. Zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan
zat aktif di dalam sel dengan di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak
antara larutan di luar sel dan di dalam sel (Depkes RI, 1986). Keuntungan dari
C. Fraksinasi
(padat, cair, terlarut, suspensi atau isotop) dibagi dalam beberapa jumlah kecil
dasar sedang fraksi yang lebih ringan akan berada diatas. Fraksinasi bertingkat
diklorometana, atau campuran pelarut tersebut. Asam lemak, asam resin, lilin,
tanin, dan zat warna adalah bahan yang penting dan dapat diekstraksi dengan
dan dilanjutkan dengan pelarut yang lebih polar. Tingkat polaritas pelarut dapat
bertingkat dengan menggunakan empat macam pelarut yaitu (1) ekstraksi aseton,
(2) fraksinasi n-heksan, (3) fraksinasi etil eter, dan (4) fraksinasi etil asetat
(Lestari, 1990).
D. Trombosit
Trombosit berukuran lebih kecil dari sel darah merah dan diproduksi di
dalam sumsum tulang. Jumlah trombosit sekitar 250 X 109 per liter darah.
Trombosit (sel darah beku) merupakan benda-benda kecil mati yang bentuk
dan ukurannya bermacam-macm, ada berbentuk bulat dan lonjong. Warna putih,
penting dalam pembekuan darah, jika berkurang artinya tidak normal maka luka
yang berdarah tidak lekas membeku sehingga timbul pendarahan terus menerus.
memiliki suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah ,
yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh kita terluka
(Syaifuddin, 2003)
Mencit secara biologis memiliki ciri umum, yaitu berupa rambut berwarna
putih atau keabu-abuan dengan warna perut sedikit lebih pucat.Mencit merupakan
hewan noktural yang sering melakukan aktivitasnya pada malam hari. Perilaku
penyakit.
Mencit dapat bertahan hidup selama 1-2 tahun dan dapat juga mencapai
umur 3 tahun. Lama hamil mencit adalah 19-21 hari sedangkan umur untuk siap
mengalami estrus. Satu induk dapat menghasilkan 6-15 ekor anak (Smith dan
Mangkoewidjojo, 1988).
Mencit memiliki berat badan yang bervariasi. Berat badan ketika baru lahir
berkisar antara 2-4 gram.Mencit jantan dewasa memiliki berat badan berkisar
antara 20-40 gram, sedangkan mencit betina dewasa memiliki berat badan
berkisar antara 25-40 gram.Mencit memiliki gigi seri yang kuat dan terbuka
(Setijono, 1985).
F. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit DBD disebabkan oleh virus Dengue dengan tipe DEN 1, DEN 2,
DEN 3 dan DEN 4. Virus tersebut termasuk dalam kelompok B Arthropad borne
tipe satu dan tiga. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut
vector nyamuk Aedes aegepti. Virus dengue dibawa oleh nyamuk aedes aygepti
dan aedes albopictus sebagai vector ke tubuh mnausia melalui gigitan nyamuk
tersebut. infeksi yang pertama kali dapat member gejala sebagai DD. DBD dapat
terjadi bila seseorang yang telah terinfeksi dengue pertama kali, mendapatkan
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan penelitian
B. Objek Penelitian
Objek yang diteliti yaitu jumlah trombosit pada mencit putih jantan. Hewan
uji yang akan digunakan sebanyak 25 ekor. Kriteria uji yang dilakukan secara
inklusi yaitu mencit putih jantan dengan umur 2-3 bulan dan berat antara 20-40 g.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi bawang dayak
yang diambil dari petani di Jalan Kadrie oening, Samarinda. Teknik yang
digunakan pada penelitian adalah purposive sampling yaitu dengan kriteria yang
1. Variabel bebas
2. Variable terikat
Variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabal bebas, pada penelitian ini
3. Variable kontrol
variabel terikat, pada penelitian ini variabel control yaitu mencit putih jantan
(jenis, umur, berat badan, kondisi fisik) dan umbi bawang dayak (Eleutherine
E. Definisi operasional
jantan.
a. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah toples kaca, mortir,
stemper, sendok tanduk, pisau, nampan, blender, ayakan mesh nomor 40,
spatel, tabung reaksi, rak tabung, cawan porselen, pipet tetes, corong pisah,
b. Bahan
pereaksi bouchardat, HCl 2N, FeCl3, asam asetat anhidrat, asam sulfat pekat,
serbuk Mg, amil alkohol, n-heksan, metanol, kloroform, air suling, heparin,
Sampel yang telah diambil dari petani yang berada di Jalan Kadrie
oening, lalu sampel yang telah diperoleh memasuki tahap sortasi untuk
Mulawarman Samarinda.
c. Pembuatan simplisia
Umbi bawang tiwai yang telah bersih dipotong kecil-kecil lalu ditata
dibawah sinar matahari, lalu ditutup dengan kain tipis berwarna hitam.
Umbi bawang tiwai yang telah kering lalu dihaluskan, dan kemudian diayak
etanol 95%. Lima puluh gram serbuk simplisia umbi bawang dayak yang
telah diayak dengan mesh 40 dimaserasi dengan pelarut 95% sebanyak 500
suhu 40o C dan diuapkan sampai menjadi ekstrak kental (Sa’adah, 2017)
e. Skrining fitokimia
1) Uji Alkaloid
HCl 2 N dan 9 ml air suling, lalu dibagi kedalam 3 tabung reaksi masing-
2) Uji Flavonoid
menit dan saring dalam keadaan panas. Filtrat yang diperoleh diambil 5 ml
apabila terjadi warna merah, kuning, atau jingga pada lapisan amil alkohol.
3) Uji Tanin
disaring lalu filtratnya diencerkan dengan air suling sampai tidak berwarna.
senyawa tannin.
4) Uji Saponin
selam 10 detik, apabila terbentuk buih setinggi 1-10 cm selama kurang dari
10 menit maka diberi tambahaan 1 tetes larutan HCl 2 N, jika buih tidak
5) Uji Steroid
lalu ditambahkan N-heksan 5ml, Asetat 10 tetes dan Asam sulfat pekat 2
f. Fraksinasi
dengan etanol 95 % dan air perbandingan 1:1 sebanyak 100 mL, kemudian
paling optimum terhadap jumlah sel trombosit pada mencit putih jantan.
berdasarkan rumus:
0,5 𝑚𝑙
volume pemberian per oral = 𝑥 𝐵𝐵
40 𝑔
Keterangan
BB = Berat mencit
Hewan uji yang akan digunakan adalah mencit putih jantan yang sehat
berumur 2-3 bulan dengan berat badan 20-40 gram. Hewan uji berjumlah 25
ekor dibagi menjadi 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 ekor. Sebelum
minum yang cukup serta perawatan yang baik agar tidak terjadi penurunan
diberikan adalah 1 % dari berat badan mencit, fraksi klorofrom ekstrak umbi
CMC 0,5 % dari volume yang akan dibuat lalu dicukupkan volumenya
trombosit akhir.
hemetologi analyzer. Menu profil dipilih next lalu masukkan data sesuai kolom
yang ada, cek dahulu nomornya dan harus dimulai dari angka 1 kemudian tekan
save lalu Ok. Siapkan darah yang telah dihomogenkan lalu masukkan ke jarum
sampling sampai dasar tabung. Tekan sekali dan cepat lepaskan, switch atau
tombol sampling (warna hijau) di belakang jarum sampling. Tunggu samapi jarum
sampling naik ke atas lalu keluar tabung. Alat akan running selama 1 menit dan
otomatis akan keluar yang tertulis pada kertas yang tercetak printer. (Soebrata,
2007)
G. Analisis data
trombosit:
N
Trombosit mm3 = P × l × t ×jumlah kotak × Pengenceran
H. Jadwal Penelitian